CAIRAN RESUSITASI INTRAVENA PADA SYOK HIPOVOLEMIK Nur Hesti Kusumasari
Syok Hipovolemi Syok hipovolemi terjadi akibat penurunan volume darah sirkulasi. Penyebab paling sering adalah trauma yang menyebabkan perdarahan.
Respon Kompensasi thd Hipovolemi
Efek kardiovaskuler : respon primer : HR & vasokonstriksi perifer (dimediasi oleh Sistem saraf simpatis) Response neuroendokrin angiotensin and vasopressin, pengeluaran adrenergic Dua
Efek Metabolik oxygen
tidak tersedia, ATP is generated melalui glycolysis anaerob jumlah ATP yang lebih kecil untuk sejumlah glucose yang dikonsumsi, menghasilkan asam laktatacidosis ischemia
Efek Neuroendokrin : Pengeluaran
adrenergic & sekresi vasopressin dan angiotensin vasokonstriksi, translokasi cairan dr interstitium ke ruang vascular, & mempertahankan CO Sekresi aldosterone & vasopressin—retensi ginjal thd garam dan air utk meningkatkan volume darah sirkulasi. Sekresi epinefrine, kortisol, and glukagon— konsentrasi glukosa ekstraseluler dan menghasilkan tersedianya energy utk metab cellular, Serum insulin . Endorphinsdeep breathing,venous return mll resistensi vascular intrarhorakal. Efek vasodilatasi melawan pengaruh simpatis
Efek Ginjal Blood flow tekanan filtrasi glomerulus
Efek Hematologic and Thrombotic Pada hipovolemia karena kehilangan cairan tanpa kehilangan sel2 darah merah Ruang intravaskular terkonsentrasi dg viskositas microvascular thrombosis dg ischemia pada pemb darah distal
Efek Neurologis Stimulasi simpatis tidak menyebabkan vasokonstriksi yang bermakna pada pemb darah otak Autoregulasi otak konstan bila tekanan arteial >70 mmHg <70 mmHg penurunan kesadaran secara cepat, pe fungsi otonom Efek Gastrointestinal Hypotensi me splanchnic blood flow. Animal models pe tekanan oksigen jaringan usus sindrom ischemia-reperfusion atau translokasi bakteri intestinal
Tabel.
**The rate of DO2 associated with the initial decline in VO2 is defined as the critical DO2 (DO2crit)
PRINSIP-PRINSIP PENGGANTIAN VOLUME
Memperbaiki volume darah sirkulasi dan perfusi organ
RESUSITASI CAIRAN PADA SYOK HIPOVOLEMIA
Tipe Cairan untuk Resusitasi
Kristaloid: Hipotonik Isotonik Hipertonik
Koloid : Derivat
protein plasma semisintetik
Kristaloid BM < 30.000 D, bentuk ion (misal , Na+ dan Cl-), nonion (misal, manitol). Tekanan onkotik rendah. Efek mengisi ruang interstisial Relatif murah, tersedia dimana-mana Mudah melewati membrane mikrovaskular
Cairan hipotonik (NaCl 0,45%; DW5%): Konsentrasi
partikel dlm lar < dibandingkan
intrasel Cairan dr ekstrasel masuk intrasel dan menyebabkan edema
Cairan isotonik (NaCl 0,9%; RL, Asering): Konsentrasi
partikel dlm lar = konsentrasi partikel intrasel Tidak ada pergerakan cairan mll membran yg semipermeabel
Cairan hipertonik : Konsentrasi
partikel dlm lar > di intrasel Air dr intrasel akan keluar, sel akan mengkerut
Pada resusitasi, dibutuhkan pemberian 34x defisit vaskuler untuk distribusi ke ruang intra dan ekstravaskuler terjadi dalam 30 menit setelah cairan diberikan. Dalam 2 jam, <20% cairan yang diinfuskan bertahan di intravaskular.
Koloid BM tinggi tahan lama di intravascular, dengan menghasilkan tekanan onkotik Macam :
derivat
protein plasma (albumin, FFP), koloid semisintetik (dekstrose, starch/kanji, dan gelatin)
Whole Blood
Electrolyt solution
Plasma protein fraction
dextran
HES 10% High MW
Modified fluid gelatin
Polygeline
Perioperatif fluid therapy
Efek Samping
Reaksi alergi kristaloid – tidak ada efek alergi Reaksi anafilaksi : dextran, gelatin Penggunaan
Profil koagulasi – efek hemodilusi Albumin – efek <<< Dextran, HES Gelatin (-) Kristaloid
Edema jaringan Kristaloid
>> menurunkan TOK edema
Fungsi ginjal Kristaloid
tidak punya efek negatif Pada defisit cairan yang besar, filtrasi glomerulus terhadap koloid hiperonkotik (dextran, HES 10%, albumin 20 atau 25%) menyebabkan urin hiperviskositas dan stasis pada aliran tubular obstruksi lumen tubulus.
Akumulasi dan pembatasan dosis Pada
penggunaann koloid sintetik Pembatasan dosis dextran (±2500 ml/hr) terkait dg komplikasi perdarahan yang berat
Fungsi imun RLmenyebabkan
ledakan aktivitas netrofil dibandingkan resusitasi dengan darah atau HS. HES dpt menghambat aktivasi endotelial yang menyebabkan kerusakan pada integritas endotel memperbaiki kebocoran kapiler akibat inflamasi
Comparison
blood
Haemaccel
solutions
fraction
Dextran 40
HES 6%
pH
7,3 - 7,4
7,3 (+/- 0,3) bufferi capacity
5,5 - 6,5
6,7 -7,3
4,5 - 5,7
3,5 - 6,0
Oncotic pressure
Iso-oncotic
Iso-oncotic
Non-oncotic
Iso-oncotic
Hyper-oncotic
Hyper-oncotic
Intravascular / interstitial fluid balance
Restored / Maintained
Restored
Tissue oedema
Restored / Maintained
Tissue dehydration
Tissue dehydration
Cardiovascular overload
Unlikely
Unlikely
Unlikely
Unlikely
Risk increased by volume expand effect
Risk increased by volume expand effect
Plasma half life / volume effect
varies from few hours to svrl days
4-6 hours
very short (min rather than hours)
5-10 days
10 hours
12 hours
Effect on renal function
usually not impaired
improved in shock
not impaired but risk of oedema
renal function maintained
renal function may be impaired
use with caution in renal impairment
Effect on coagulation and haemostasis
Possible (factor activation)
Dilution only
Dilution only
Dilution only
Alters platelet function and coagulation fact Dilution effect
Dilutional effects on coagulation mech and CT
Effect on blood typi and cross-
Usually none
None
None
None
Possible
Possible
Fluid Challenge
merupakan perangkat pilihan pada diagnosis dan terapi hipovolemia. Perubahan dalam variabel fisiologis sebelum dan sesudah pemberian “fluid volume challenge” dapat digunakan untuk menilai status volume. Bolus intravena cairan kristaloid atau koloid (250 s/d 500 ml) diberikan secara cepat dalam waktu 15 menit, kemudian dinilai perubahan variable hemodinamiknya.
Larutan Hipertonis Mengandung molekul-molekul kecil, dapat melewati membrane kapiler secara bebas pada semua organ, kecuali jar otak normal menginduksi perpindahan cairan dari intrake ekstraseluler. Kegunaan : menambah volume plasma atau untuk mengurangi edema otak.
manitol, urea, dan hypertonic saline Efek : meningkatkan diuresis, menambah CO, me kontraktilitas jantung, vasodilatasi perifer langsung Penambahan koloid memperluas dan mempertahankan volume plasma Kinetik volume : HS – 4x lebih tinggi Dibandingkan HSD – 7x lebih tinggi NaCl 0,9% atau RL Onset yang cepat untuk menambah volume
Efek samping : & kec pemberian – dosis 4 ml/kg diberikan secara lambat (5-10 menit) dapat menghindari iritasi pemb darah perifer, hipernatremia dan sekuele neurologis Hipernatremi Anafilaksis – terkait dg kandungan dextran dalam HSD. Pemberian HHS pd pasien trauma relatif aman. Efek samping lain : sensasi panas dan kompresi pd daerah sekitar infusan – terkait dg osmolalitas yang tinggi Dosis
Kesimpulan
Syok hipovolemi terjadi sebagai akibat menurunnya volume intravaskuler, dengan penyebab terbanyak adalah perdarahan akibat trauma. Hipovolemia berdampak terhadap penurunan volume sirkulasi yang dapat menginduksi vasokonstriksi perifer dan melemahkan mikrosirkulasi yang meningkatkan pengeluaran katekolamin, dan berperan dalam terjadinya kegagalan organ multipel (multiple organ failure). Pada hipovolemik, ketersediaan volume yang adekuat merupakan prinsip dasar untuk mencegah syok yang tidak terkompensasi dan irreversibel. Resusitasi cairan dengan kristaloid secara farmakoekonomik relatif lebih murah dan mudah didapat, namun dapat memberikan risiko asidosis metabolik. Pemberian yang berlebihan dapat menyebabkan edema yang menyeluruh.
Koloid cenderung bertahan di dalam ruang intravaskuler lebih lama daripada kristaloid sehingga memberikan resusitasi lebih efisien dibanding kristaloid, namun lebih mahal serta memberikan efek samping lebih banyak. “Small volume resuscitation” dengan larutan hipertonik dapat menjanjikan onset yang cepat untuk menambah volume intravaskuler, meningkatkan diuresis, menambah cardiac output, meningkatkan kontraktilitas jantung dan vasodilatasi perifer secara langsung. Belum ada konsensus mengenai penanganan optimal pada pasien hipovolemik. Masih terdapat kontroversi terkait dengan cairan yang sesuai dalam resusitasi hipovolemik.