CAIRAN DAN ELEKTROLIT KELOMPOK 3 1.Agnes Agesti 2.Nurindah Pratiwi 3.Nurjannah Annisa Fitri 4.Novi Nurul Fadillah 5.Ulfah Lesdilah 6.Wieke Fitriani 7.Widya Gita
MEKANISME HOMEOSTATIS Mekanisme Fungsi Cairan Tubuh
Homeostasis adalah usaha dari tubuh sendiri agar lingkungan sel tubuh dalam keadaan stabil. Keseimbangan cairan tubuh dicapai dengan masukan dan keluaran cairan yang seimbang. Air mengalami proses kehilangan yang tidak terelakan setiap saat melalui ginjal,kulit,paru paru. (Setiadi 2007)
Air dalam tubuh dapat diperoleh dengan dua cara :
Dengan minum, diperoleh atau diatur oleh rasa haus dan kebiasaan minum. Pada bagian hipotalamus dari otak terdapat”pusat minum”yang bereaksi terhadap dehidrasi. Dengan makan makanan yang mengandung air. Proses kehilangan air terjadi dalam empat cara : Sebagai urine sekitar 1,5 Liter perhari Lingkungan dengan ekspirasi udara dari paru paru sekitar 400 ml perhari Dalam feses sekitar 100 ml perhari Melalui kulit sebagai keringat, jumlahnya sesuai dengan temperatur kelembaban dan sirkulasi udara.
KONSEP DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT 1. Pengertian Cairan Dan Elektrolit Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikelpartikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena dan didistribusikan ke seluruh bagian tubuh.
2. Kebutuhan Cairan Dalam Tubuh Kebutuhan cairan Setiap individu berbeda bergantung usia, jumlah lemak dalam tubuh, dan jenis kelamin individu tersebut . Cairan adalah salah satu elemen dasar yang diperlukan oleh manusia. Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas air. Table berikut ini akan menunjukkan rentang kebutuhan cairan harian untuk berbagai usia.(Minarni, S.SiT 2013) Usia
Kebutuhan cairan
80100 ml/kg/hari 120135 ml/kg/hari 115125 ml/kg/hari 100110 ml/kg/hari 90100 ml/kg/hari 5060 ml/kg/hari 4050 ml/kg/hari 2030 ml/kg/hari
3 hari 1 tahun 2 tahun 4 tahun 10 tahun 14 tahun 18 tahun Dewasa
3. Kebutuhan Elektrolit Dalam Tubuh Elektrolit ditemukan diseluruh cairan tubuh, yang disebut dengan ion. Pecahan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Ion yang bermuatan negative disebut anion sedangkan ion yang bermuatan positif disebut kation. .(Minarni, S.SiT 2013)
Berikut ini adalah jenis cairan elektrolit yang terdapat dalam tubuh manusia:
Natrium Kalium Kalsium Klorida Magnesium Bikarbonat Fosfat
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lain dan dalam keadaan sehat mereka akan berada pada bagian dan jumlah yang tepat.
Cairan intrasel adalah cairan yang berada didalam sel, sekitar 40% dari jumlah cairan tubuh
Cairan ekstrasel adalah cairan yang berada diluar sel dan cairan ini terus menerus bercampur, jumlah total cairan didalam ruangan ekstrasel 20%.
cairan ekstrasel dapat dibagi menjadi:
cairan interstitial
plasma(cairan intravascular)
Cairan limfe
Cairan transelullar, yaitu cairan yang berada ditempattempat khusus seperti cairan serebrospinalis, cairan intraokular, cairan traktus gastrointertinalis, dan cairan ruang ruang potensial.
PRESENTASE CAIRAN TUBUH Jenis
Presentase Cairan Tubuh
Bayi (baru lahir)
75%
Dewasa pria (2040 tahun)
60%
Dewasa wanita (2040 tahun)
50%
Usia lanjut
4550%
KOMPOSISI ELEKTROLIT Natrium : 135145 m Eq/L Kalium : 3,55,3 , m Eq/L Klorida : 100106 m Eq/L Bikarbonat Arteri : 2226 m Eq/L Dikarbonat Vena : 2430 m Eq/L Kalsium : 45 m Eq/L Magnesium : 1,52,5 m Eq/L Fosfat : 2,54,5 mg/100 ml (Musrifatul Uliyah 2006)
PERGERAKAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Difusi Osmosis Transpor aktif
DIFUSI
Difusi merupakan proses percampuran molekul zat cair atau gas secara acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membran.
Osmosis Osmosis merupakan proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane semipermeable biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat . Solut adalah zat pelarut, sedangkan solven adalah larutanya .
Transpor aktif Transport aktif merupakan perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transport aktif. Transport aktif merupakan gerakan zat yang akan berdifusi dan berosmosis.Proses ini penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel. (musrifatul uliyah 2006)
PENGATURAN CAIRAN TUBUH DAN ELEKTROLIT Ginjal Kulit Paru Saluran cerna (Gastrointestinal) Sistem endokrin
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Antara Lain : Hipovolemia atau dehidrasi, yaitu kekurangan cairan eksternal karena penurunan asupan cairan dan atau kelebihan pengeluaran cairan, dehidrasi dibagi menjadi 3 jenis yaitu: 1. Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah yang sama. 2. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan leih banyak cairan dari pada elektrolit. 3. Dehidrasi hipotenik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit dari pada cairan.
Selain itu, dehidrasi juga dibagi berdasarkan tingkat keparahan, yaitu : 1. Dehidrasi berat, yang ditandai dengan : kehilangan cairan mencapai >10 % BB kadar serum natrium 159166 mEq/L. hipotensi (kekurangan darah) turgor kulit buruk. nadi dan pernapasan meningkat. 2. Dehidrasi sedang, yang ditandai dengan : bisa kehilangan cairan mencapai 510% BB kadar serum natrium 152158 mEq/L. mata cekung 3. Dehidrasi ringan, yang ditandai dengan kehilangan cairan mencapai 5% BB
B. Hipervolemia yaitu peningkatan apnormal volume plasma darah yang bersirkulasi Gangguan keseimbangan elektrolit yang lazim terjadi,antara lain: Hiponatremia Hipernatremia Hypokalemia Hyperkalemia Hipokalsemia Hiperkalsemia Hipomagnesia Hipermagnesia
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Usia Diet Suhu tubuh Stress Sakit
PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA Pemberian cairan intravena adalah tindakan memberi cairan intravena melalui akses vena yang telah dibuat. Akses vena diperoleh dengan melakukan fungsi vena yaitu tindakan penusukan vena melalu transkutan menggunakan stilet tajam yang kaku, seperti angiokaketer, atau jarum yang disambungkan pada spuit.
JENISJENIS CAIRAN INFUS ASERING KAEN 1B OtsuNS OtsuRL MARTOS10 AMIPAREN
MENGHITUNG KECEPATAN ALIRAN INFUS Menghitung kecepatan aliran cairan infus untuk mencegah ketidak tepatan pemberin cairan. Tujuan mencegah terjadinya kolaps kardioaskular dan sirkulasi pada klien yang mengalami dehidrasi dan syok. mencegah kelebihan pada klien Persiapan alat kertas dan pensil jam dengan jarum penunjuk detik Prosedur pelaksanaan Baca instruksi dokter dan lakukan prinsip ”enam benar” untuk memastikan cairan yang tepat. cari tahu kalibrasi set infus per liter dalam tetes (sesuai petunjuk pada kemasan set infus) a. tetesan mikro (microdrip): 1cc =60 tetes b. tetesan makro (macrodrip): 1cc =15 atau 20 tetes (lihat petunjuk dalam kemasan set infus)
A.Militer/Jam jumlah total cairan infus (cc) cc/jam = durasi pemberian infusi (jam) contoh : jika klaen direncanakan mendapat infuse 3000 cc dalam waktu 24 jam, berapa jumlah cairan yang harus diberikan dalam cc/jam? jawab: 3000 cc =125 ml/jam 24 jam
B. Tetes Per Menit jumlah total cairan infuse (cc) x factor tetesan durasi pemberian infusei (menit) contoh : jika klien membutuhkan 1000cc cairan infuse dalam waktu 8 jam dengan factor tetesan 20 tetes/cc, beberapa tetes permenit cairan IV harus diberikan ?
jawab : 1000 cc x 20 = 8 x 60 menit
20000 = 41 tetes/menit 480 menit
TRANSFUSE DARAH
Memasukan darah yang berasal dari donor kedalam tubuh klien melalui vena. Tindakan ini dilakukan pada klien yang mengalami banyak kehilangan darah serta klien yang mengalami kelainan darah, seperti anemia atau leukemia. (Ns. Eni kusyati,S.Kep,M.Si.Med.CWCS 2011)
KESIMPULAN kesimpulan dari hasil pembelajaran penulis selama penyusunan makalah ini, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang sesuai dengan cairan tubuh sehingga tercapai keseimbangan cairan tubuh. adalahkeseimbangan anatara jumlah cairan antara yang masuk dan keluar. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intra selular dan cairan ekstra selular