BUSET Kriminalitas
PERAMPOK BANK DIBOM CAT MERAH MUDA KRONOLOGI KEJADIAN Tersangka memasuki sebuah bank di kawasan Waverley Road, Malvern East pada Hari Jumat, 19 September 2008, pukul 11.45 pagi. Hanya dengan bermodalkan sebuah pisau dan batu bata, ia pun nekat mendekati kasir bank dan meminta sejumlah uang tunai yang disimpan di sana. Sambil mengancam sang kasir, tersangka yang berjenis kelamin laki-laki itu melemparkan batu ke arah kaca pengaman kasir. Sayangnya, sebelum kaca pengaman sempat diaktifkan, tersangka telah berhasil mendapatkan sedikit uang dari si kasir dan kabur ke arah Barat Waverley Road menuju Oak Street. Yang tidak ia ketahui adalah dalam sejumlah uang tunai itu telah diselipkan bom cat berwarna merah muda. Bom tersebut telah diaktifkan dan akan melekat pada kulit tubuhnya dalam waktu yang cukup lama. Polisi mengharapkan warga untuk segera melaporkan apabila melihat seorang pria dengan cat merah muda pada kulitnya.
BURONAN CARI BURONAN DI DICARI Simon Joseph LYNCH Usia: Tinggi: Warna Mata: Warna Rambut: Warna Kulit:
38 tahun 170 cm Cokelat Hazel Cokelat Putih
Pada September tahun lalu, tepatnya di area Fitzroy, Simon Joseph LYNCH ditangkap kepolisian Victoria atas tuduhan pengederan serta kepemilikan peralatan produksi narkoba. Ia dibebaskan atas jaminan namun menghilang dan absen hadir pada Melbourne Magistrates Courts yang telah dijadwalkan Mei silam.
CIRI TERSANGKA Pria berkulit putih dengan tinggi sekitar 175cm dan berusia kira-kira 25 tahun. Saat beraksi, ia mengenakan jaket bertopi berwarna abu-abu dengan lapisan bulu pada bagian dalamnya, sarung tangan, celana olahraga berwarna terang, sepatu kets putih dan kacamata hitam. Ia juga membawa tas Hessian kotak-kotak berwarna muda.
MENCURI KACAMATA DI SIANG BOLONG KRONOLOGI KEJADIAN Sesaat sebelum pukul 3 petang, seorang pria memasuki toko kacamata yang terletak di kawasan Collins Street, Melbourne CBD pada Selasa, 8 Juli 2008. Ia berputar-putar di dalam toko selama beberapa menit sambil menelepon. Namun rupanya pria tersebut hanya berpura-pura menelepon. Saat penjaga toko sedang disibukkan dengan pelanggan, ia pun beraksi mencuri tujuh pasang kacamata hitam merk Dolce and Gabbana, Gucci, Prada dan Roberto Cavalli yang bernilai sedikitnya $3,700. CIRI TERSANGKA Tersangka dicirikan memiliki tinggi tubuh 170cm dan berambut hitam pendek. Saat beraksi, ia mengenakan sepatu putih, celana panjang abu-abu dan jaket hitam dengan garis putih pada lengannya.
NAIK KERETA TANPA CELANA Bagi siapa saja yang dapat mengidentifikasi pria ini dimohon untuk segera melaporkannya kepada polisi. Pada Hari Sabtu, 6 September 2008, sekitar pukul tujuh malam, tersangka membuat kericuhan di Stasiun Flinders dengan menurunkan celananya hingga sebatas lutut serta melontarkan kata-kata kasar pada orangorang di sekitarnya. Ia kemudian menaiki kereta jurusan Sandringham dan turun di Balaclava. Selama perjalanan, pria berbaju hitam dengan logo Guinness pada dada kirinya tersebut masih saja menurunkan celananya. Crime Stoppers Victoria Diterjemahkan oleh VRotty Bagi yang mengetahui keberadaan dan/atau informasi mengenai pelaku kejahatan ataupun tindakan kriminalitas lainnya, silahkan langsung hubungi Crime Stoppers. Penghargaan hingga $1000 tersedia untuk informasi yang membuahkan hasil penangkapan pelaku kriminal. Anda tidak perlu menyebutkan nama, melainkan Anda akan diberikan kode penelepon saat investigasi berlangsung bahkan hingga pemberian penghargaan. Hubungi Crime Stoppers (sambungan gratis): 1800 333 000 atau kunjungi situs resmi .
Michael Joseph KRANJEC Usia: Tinggi: Warna Mata: Warna Rambut: Warna Kulit:
36 tahun 180 cm Hijau Hitam Putih
Buronan Michael Joseph KRANJEC diduga terlibat kasus perampokan di area Fitzroy pada November 2007. Tersangka gagal menghadiri persidangan terhadap dirinya dan kini berstatus buron.
Damien James THOMPSON Usia: Tinggi: Warna Mata: Warna Rambut: Warna Kulit:
34 tahun 190 cm Biru Cokelat Putih
Damien James THOMPSON adalah tersangka kasus penggunaan senjata api dan pengedaran obat terlarang di daerah Narre Warren South pada Bulan Juni 2005. Ia melarikan diri dan gagal hadir dari persidangan yang telah dijadwalkan.
Joshua Damien CRASKE Usia: Tinggi: Warna Mata: Warna Rambut: Warna Kulit:
23 tahun 180 cm Biru Cokelat Putih
Joshua Damien CRASKE sempat ditangkap pihak berwenang atas dugaan keterlibatan dirinya dalam aksi perampokan bersenjata di bilangan Bundoora, Victoria, Agustus tahun lalu. Tersangka seharusnya datang menghadiri proses persidangan Melbourne County Court pada Maret 2008, namun keberadaannya hingga kini masih belum diketahui.
22
BUSET Vol. 04 - 41, Edisi November 2008
SARJANA BUSET
OBSERVATORIUM BOSSCHA Bertahan Di Tengah Berbagai Benturan
D
i sebuah bukit di Lembang, sekitar 15 kilometer ke arah utara dari Kota Bandung, pada ketinggian 1300 meter dari permukaan laut, berdiri sebuah kompleks yang asri, sejuk dan sunyi. Di kompleks yang dikelilingi rimbunan pepohonan itu terdapat beberapa rumah dan sejumlah bangunan yang tidak lazim bentuknya. Pada siang hari akan tampak beberapa orang sibuk melakukan aktivitas di sana. Pada malam hari, gelap, sunyi dan dingin yang membeku mencengkeram kompleks itu. Namun dari bangunan-bangunan yang tidak lazim itu sering terdengar ada kegiatan. Dan yang paling menakjubkan, sebuah bangunan berkubah besar kadang-kadang berputar, lalu kubah besar itu membelah dan dengan latar belakang warna cahaya di dalamnya, menyembullah sebuah teropong besar mengarah ke langit. Apabila langit cerah tanpa awan kegiatan di dalam bangunan-bangunan itu biasanya berlangsung sampai dini hari. Dalam keadaan hampir gelap sepenuhnya hanya terdengar sayupsayup suara motor penggerak teropong. Kompleks yang tampak tertutup bagi masyarakat awam ini bukanlah kompleks misterius yang melakukan riset rahasia. Kompleks ini adalah kompleks Observatorium Bosscha. Kubah besar yang menakjubkan tadi tidak lain adalah kubah teropong Zeiss yang menjadi ikon kompleks tersebut. Observatorium adalah tempat dilakukannya pengamatan terhadap benda-benda langit oleh para astronom. Di Observatorium Bosscha mereka menggunakan berbagai macam teleskop optik untuk mengumpulkan berbagai informasi fisis obyek langit. Keberadaan peneropongan bintang di Lembang tidak bisa lepas dari nama seorang pengusaha perkebunan teh Belanda bernama Karel Alfred Rudolf (KAR) Bosscha. Pada kurun waktu 1920-an muncul ide dari Perhimpunan Bintang Hindia Belanda untuk membangun sebuah observatorium. Mereka menganggap sangat penting untuk membangun observatorium di belahan Bumi selatan untuk mengamati langit selatan. Pada waktu itu sebagian besar pengamatan dilakukan dari daerah utara sementara data dari langit selatan sangat minim. Ide itu mendapat tanggapan positif dari KAR Bosscha yang kemudian memberi bantuan dana untuk membangun observatorium.
Monumen Bosscha
di Indonesia tidak berlangsung lama. Ketika Jepang menyerah kepada sekutu dan Indonesia juga menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1945, mereka juga harus menyerahkan observatorium kembali kepada Belanda. Pada tahun 1951 Belanda menyerahkan Observatorium Bosscha kepada pemerintah Indonesia, yang kemudian menyerahkan pengelolaannya kepada Universitas Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1959 Observatorium Bosscha diserahkan kepada Institut Teknologi Bandung. Sejak itu pengelolaan Oservatorium Bosscha dilakukan oleh Departemen Astronomi ITB sebagai satu-satunya lembaga yang mempunyai kompetensi ilmiah menangani observatorium. Kini setelah berumur 85 tahun jumlah teleskop di Observatorium Bosscha sudah lebih banyak. Selain teropong Zeiss, juga terdapat teropong refraktor Bamberg, teropong Schmidt “Bima Sakti”, teropong refractor unitron, teropong Cassegrain GOTO dan sejumlah teropong kecil lainnya. Sebagian dari teropong tersebut adalah teropong tua yang sudah berumur puluhan tahun. Memang untuk menambah teropong baru atau fasilitas lainnya yang lebih modern dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Namun dengan segala kesederhanaannya itu Observatorium Bosscha tidak kehilangan dedikasinya pada pengembangan astronomi di Indonesia dan juga dunia.
Kubah Teropong Zeiss jaman dulu Itulah sebabnya kemudian observatorium itu disebut dengan Observatorium Bosscha. Kubah besar dengan teleskop Zeiss di dalamnya adalah bangunan pertama yang berdiri di kompleks itu. Sejak dibangun hingga sekarang Observatorium Bosscha turut mengalami berbagai goncangan politik yang terjadi di Indonesia. Sebelum Jepang mendarat di Indonesia observatorium dikelola Belanda. Direktur pertama Observatorium Bosscha adalah Dr. J. Voute, salah satu penggagas dibangunnya observatorium. Ia menjadi direktur mulai dari tahun 1923 sampai tahun 1940. Penggantinya adalah Dr. A. de Sitter. Pada tahun 1942 Jepang menguasai Indonesia dan mengambil alih observatorium. Penguasa Jepang di Indonesia menangkap Dr. A. de Sitter dan mengasingkannya ke Sumatera. Mereka kemudian menempatkan Prof. Dr. Masashi Miyaji sebagai direktur observatorium. Namun situasi politik berubah dengan cepat dan kekuasaan Jepang
Sebagai pusat pengumpulan data dan riset astronomi di Indonesia kegiatan ilmiah di Observatorium Bosscha tidak pernah sepi. Para astronom Indonesia sibuk melakukan telaah struktur galaksi, bintang ganda, tata surya, juga pengamatan spektrum bintang. Hasil penelitian mereka sudah banyak yang dipublikasikan, baik domestik maupun internasional. Observatorium Bosscha Melayani Publik Meskipun kita sudah memasuki abad ke-21 tetapi masih banyak yang belum mengenal astronomi. Bahkan di masyarakat luas masih sering terjadi kekeliruan paham antara astronomi dan astrologi. Banyak yang beranggapan bahwa astronomi sama dengan astrologi, yaitu ilmu meramal nasib atau melihat masa depan. Tentu saja ini adalah pendapat yang keliru. Astronomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua aspek benda langit melalui hukum-hukum fisika. Karena sifat alamiah keilmuannya, setidaknya sampai saat ini, tidak heran jika kemudian timbul jarak dengan masyarakat luas. Untuk mempersempit jarak itu maka sejak puluhan tahun yang lalu Observatorium Bosscha secara periodik membuka jadwal kunjungan bagi masyarakat umum yang ingin mengenal lebih dekat tentang astronomi.
Kubah Teropong Zeiss Setiap tahun mulai bulan April sampai Oktober Observatorium Bosscha mengadakan acara yang disebut dengan Malam Umum. Pada acara yang mirip dengan open house ini masyarakat umum boleh mengunjungi kompleks observatorium dan melihat dari dekat berbagai fasilitasnya. Masyarakat yang berkunjung akan dipandu oleh staf observatorium maupun mahasiswa astronomi. Mereka akan memberikan penjelasan kepada pengunjung beberapa hal tentang astronomi melalui foto, alat peraga dan slide show. Pengunjung juga akan mendapat kesempatan mengamati obyek langit menggunakan teropong. Tergantung situasi langit pada waktu kunjungan, obyek langit yang diamati bisa bulan, planet, bahkan komet. Dari kegiatan Malam Umum tampak bahwa kesadaran masyarakat akan keberadaan astronomi dan pentingnya pengetahuan itu dalam kehidupan semakin meningkat. Kesadaran itu tercermin pada rasa ingin tahu masyarakat yang semakin besar, dan terukur dari jumlah pengunjung yang mencapai puluhan ribu setiap tahunnya. Jumlah pengunjung semakin besar manakala ada peristiwa alam yang jarang terjadi, misalnya kemunculan sebuah komet. Rasa ingin tahu itu akan menemukan titik terangnya karena pada acara Malam Umum terbuka kesempatan yang sangat luas bagi publik untuk mengajukan berbagai pertanyaan seputar astronomi. Interaksi ini dipandang sangat penting karena pada kesempatan itulah para astronom mempunyai kesempatan memberikan penjelasan ilmiah atas berbagai fenomena alam yang tidak jarang dipahami masyarakat luas secara keliru karena beredarnya informasi yang tidak benar, atau tidak lengkap. Sebagai ilustrasi, ketika terjadi gerhana matahari total tahun 1983 diberitakan kepada masyarakat bahwa gerhana matahari bisa menyebabkan kebutaan. Akibatnya ketika gerhana berlangsung jalanan tampak lengang karena tidak ada orang yang berani keluar rumah. Contoh lainnya adalah beredarnya isu di internet yang menyebutkan bahwa planet Mars akan sangat dekat dengan Bumi sehingga tampak sebesar bulan. Jika dibiarkan isu tidak berdasar semacam ini berpotensi menimbulkan kegemparan di masyarakat. Para astronom mempunyai tanggungjawab sosial untuk melakukan koreksi terhadap berita yang tidak benar tersebut. Demikianlah selama 85 tahun Observatorium Bosscha telah memberi pencerahan ilmiah kepada jutaan pengunjungnya. Beberapa diantaranya kemudian terinspirasi untuk meneruskan cita-cita pendirinya mengembangkan astonomi di Indonesia. Namun cita-cita itu bukanlah hal yang mudah terutama jika dikaitkan dengan keberadaan Observatorium Bosscha. Sebab pada jaman kemerdekaan ini ternyata observatorium justru digoyang oleh kepentingan ekonomi. Pada jaman dulu observatorium terkena imbas pergolakan politik kolonial yang berdampak pada perubahan kepemilikannya saja. Sekarang menghadapi ancaman kapitalisme, yang berpotensi menihilkan fungsi ilmiah observatorium. Sudah sejak puluhan tahun lalu banyak pemilik modal yang mengincar kawasan perbukitan di sekitar observatorium untuk pemukiman, hotel dan kawasan wisata. Bahkan ada yang berencana memasukkan observatorium ke dalam kawasan wisata yang akan dikembangkan. Ini adalah ancaman sangat serius bagi observatorium karena pemukiman akan menimbulkan pencemaran cahaya pada malam hari. Padahal pengamatan langit mensyaratkan seminimal mungkin cahaya yang datang dari sekitar lokasi pengamatan. Beruntunglah selama ini observatorium masih bertahan karena dukungan kuat pemerintah. Namun jika para pemilik modal yang rakus tidak pernah peduli pada fungsi ilimiah, fungsi pendidikan publik dan nilai sejarah Observatorium Bosscha, mereka akan terus mengincarnya. Kita tentu berharap observatorium akan bertahan selamanya. Tetap kukuhnya observatorium di kompleksnya adalah simbol kemenangan nilai-nilai peradaban yang luhur. Namun untuk mempertahankan keberadaan observatorium dengan segala fungsinya diperlukan juga dukungan dari masyarakat. Karena itu masyarakat Indonesia harus mendukung gerakan menyelamatkan Observatorium Bosscha, sebagaimana yang dikampanyekan oleh para pembelanya : Selamatkan Observatroium Bosscha Sekarang Juga! Iman Santosa
24
BUSET Vol. 04 - 41, Edisi November 2008
Pandangan Cak Nun AMSAL LUMPUR
B
ismillah Korban Lumpur bangkit, Bismillah Sidoardjo Bangkit, Bismillah Indonesia Bangkit. Kalau kiblat pertemuan ini adalah atau hanyalah tumpukan uang cash & carry atau pilihan mengambil rumah, maka yang duduk di tengah tepatnya adalah makelar atau broker. Tetapi kalau yang hadir dalam pertemuan ini adalah manusia-manusia berakal dan bernurani yang sedia dan ikhlas memasuki skala nilai yang lebih luas, lebih cerdas dan lebih mulia, maka di ruangan ini terdapat kemungkinan makna hidup yang membuat saya tertarik untuk duduk di sini. Kalau yang hadir dalam pertemuan ini adalah
• • • • • • • •
manusia-manusia yang punya cita-cita yang tidak picisan, yakni yang kepalanya dipenuhi tidak hanya oleh gambar lembaran uang dan uang dan uang; tetapi manusia-manusia yang berpikir jauh ke depan, yang punya cita-cita, yang memiliki visi kemanusiaan dan kebudayaan, yang memiliki gagasan membangun masyarakat baru di atas reruntuhan, yang berpikir tidak hanya sebagai individu korban Lumpur yang kebetulan bergabung sementara waktu karena sama-sama berkepentingan terhadap uang, namun juga berpikir sebagai rakyat Sidoardjo yang bermartabat, yang berpikir sebagai Bangsa Indonesia yang ditantang untuk bangkit, yang berpikir sebagai Mandataris Tuhan yang ditunggu hasil karya besarnya oleh sejarah, maka kebanggaan dan kebahagiaan yang saya dapatkan dengan duduk di sini.
Dengan sungguh-sungguh dan memohon ridlo Allah saya ingin kemukakan bahwa peristiwa Lumpur Sidoardjo adalah uji coba terakhir bagi bangkit tidaknya Bangsa Indonesia dari keterpurukan dan kebodohan yang berkepanjangan. Bahwa kasus Lumpur adalah amsal dari Tuhan, bahwa Sidoardjo adalah medan uji kebangkitan bagi korban Lumpur dan rakyat Sidoardjo, khususnya, serta Bangsa Indonesia pada umumnya. Lumpur Sidoardjo adalah Pusat Jaring Surabaya Raya yang insya Allah diamanati oleh Tuhan untuk menjadi titik sumber kebangkitan Nusantara Raya. Hari ini sampai 5-7 tahun ke depan adalah era penentuan bagi kebangkitan atau semakin hancurnya seluruh umat manusia di bumi dan khususnya Bangsa Indonesia. Kalau Amsal Lumpur ini bisa diatasi dengan kedewasaan, kasih sayang kemanusiaan, cinta uluhiyah, partnership sejarah, kematangan manajemen budaya dan peradaban, pembelajaran politik dan kenegaraan, maka Kebangkitan Indonesia tinggal selangkah lagi di depan kita. Tetapi kalau Amsal Lumpur kita perlakukan dengan bekal pandangan sempit, berpikir dangkal, egoisme dan emosi, dengan egosentrisme kepentingan sepihak, dengan konsentrasi untuk hanya nafsu materialisme, dengan syahwat penguasaan dan kekuasaan, maka tunggu waktu kehancuran demi kehancuran, dalam berbagai bentuk, bagi yang menang atau yang kalah, bagi yang di tangannya tergenggam uang banyak atau sedikit, siapapun dia. Lumpur bukan benda terkutuk. Lumpur adalah salah satu kandungan bumi yang menyangga kehidupan dan penghidupan ummat manusia. Lumpur adalah ciptaan Tuhan yang disediakan untuk menjadi fasilitas dan rekanan kerja peradaban manusia. Lumpur diletakkan Tuhan pada posisi untuk mensupport manusia, patuh dan melayani manusia. Jika kemudian Lumpur menjadi penghancur kehidupan manusia, penenggelam dan pemusnah rumah-rumah dan kebudayaan manusia, maka yang harus melakukan perubahan bukanlah Lumpur, tetapi manusia. Yang harus dikritik, didandani, diperbaiki, dibangunkan, dihidupkan kembali dan dibangkitkan-adalah manusia. Dan karena Mandataris kuasa Tuhan di bumi bukanlah Lumpur melainkan manusia, maka manusia sendirilah yang berposisi mengkritik dirinya sendiri, memperbaiki, membangunkan, menghidupkan dan membangkitkan kembali dirinya sendiri.
Lumpur Sidoardjo Amsal Indonesia adalah juga sangat jelas menggambarkan kenyataan bocornya akal bumi manusia Indonesia, bocornya akhlak dan perilaku Bangsa Indonesia, bocornya pagar-pagar nilai, konstitusi, norma, nurani, akal, suroso atau dhomir, bocornya segala tatanan secara hampir total pada kehidupan seluruh Bangsa Indonesia. Pertemuan hari ini diikuti hanya oleh sebagian korban Lumpur, sebagian masyarakat Sidoardjo dan sebagian dari Bangsa Indonesia. Karena tidak mungkin ada ruang pertemuan yang bisa menampung seluruh korban Lumpur, seluruh masyarakat Sidoardjo dan seluruh Bangsa Indonesia. Demikianlah juga dulu Gadjah Mada dengan timnya, berjumlah tak lebih banyak dari jumlah peserta pertemuan ini. Demikianlah juga hanya sejumlah peserta pertemuan ini pulalah jumlah aktivis Serikat Dagang Islam, jumlah pelaku Sumpah Pemuda, jumlah pemuda-pemuda yang menculik Bung Karno untuk dipaksa memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Demikian pulalah hanya 1% dari penduduk bumi yang menguasai seluruh keuangan dunia. Hanya 300 manusia unggul di belakang Kongres dan Pemerintah Amerika Serikat yang malang melintang menguasai milyaran penduduk dunia. Hanya 10 Konglomerat yang memegang kendali keuangan seluruh Uni Eropa. Hanya Muhammad SAW dibantu Abu Thalib pamannya yang merintis penyelenggaraan Peradaban Cahaya yang sampai hari ini menjadi “kuda hitam” peradaban dunia, yang dikagumi para Malaikat, yang ditakdhimi para Aulia, disegani oleh Iblis dan Setan, serta yang sudah sangat siap melayani Dajjal di akhir adegan peradaban ciptaan Allah. Setiap peserta di pertemuan ini silahkan memilih posisi untuk sekedar menjadi penagih hutang, penuntut uang, tukang kutuk dan tukang melaknat yang hanya punya sangka buruk dan kebencian, budak kekuasaan dan materi; ataukah menjadi pejuang kehidupan, pejuang kebangkitan, perintis kebangkitan masa depan bagi seluruh bangsa sampai ke penyiapan dan jaminan kesejahteraan bagi anak cucu.
M. Ainun Nadjib Tulisan ini merupakan bahan reflektif yang disampaikan Cak Nun dalam pertemuan antara GKLL dan Minarak Lapindo Jaya dipandu Cak Nun di Hotel Sangri-La Surabaya, 20 April 2008.