Buletinepid Sulteng Sept07 Parimo

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buletinepid Sulteng Sept07 Parimo as PDF for free.

More details

  • Words: 2,341
  • Pages: 9
Buletin Epidemiologi Prop. Sulteng

Edisi Agustus 2007

Oleh : Tim Investigasi Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong

H

I. Pendahuluan. ingga saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di indonesia, beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyebab diare disebabkan oleh kuman melalui kontaminasi makanan/minuman yang tercemar oleh tinja atau kontak langsung dengan penderita, sedangkan faktor-faktor lainya meliputi faktor pejamu dan faktor lingkungan. Diare merupakan gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi, malabsorpsi, alergi, keracunan, defisiensi dan sebabsebab lain. Diare adalah buang air besar lembek,cair bahkan seperti air yang frekuensinya lebih sering dari biasanya, pada umumnya 3 kali atau lebih dalam sehari. Sesuai etiologinya, di samping gejala diare, dapat disertai terjadinya muntah, dehidrasi ,sakit perut yang hebat,lendir dan darah dalam tinja serta beberapa gejala lain. Diare sering menimbulkan KLB dengan jumlah penderita dan kematian Sahabat Masyarakat Berbagi Informasi

yang besar, terutama diare akut yang disebabkan oleh infeksi dan keracunan makanan. KLB sering terjadi daerah dengan sanitasi buruk dan rendahnya kebersihan perorangan. Dikatakan telah terjadi KLB diare apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut : • Angka kesakitan dan atau kematian di suatu kecamatan, desa/kelurahan menunjukan kenaikan yang mencolok selama 3 kali waktu observasi berturut-turut (harian atau mingguan). • Jumlah penderita dan atau kematian di suatu kecamatan, desa/kelurahan menunjukan kenaikan 2 kali atau lebih dalam periode waktu tertentu (harian,mingguan,bulanan)dibanding kan dengan angka rata-rata dalam satu tahun terakhir. • Peningkatan Case Fatality Rate pada suatu kecamatan, desa/kelurahan dalam waktu 1 bulan dibandingkan dengan Case Fatality Rate bulan lalu.

1

Buletin Epidemiologi Prop. Sulteng



Peningkatan jumlah kesakitan atau kematian dalam periode waktu (mungguan,bulanan)di suatu kecamatan, desa/kelurahan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun yang lalu.

Berdasarkan laporan Kepala Puskesmas Tinombo lewat telepon kepada pengelola program Diare Dinas Kesehatan Kab.Parigi Mautong bahwa pada tanggal 1 s.d 3 juli 2007 telah terjadi peningkatan Kasus Diare di desa lombok dengan jumlah penderita sebanyak 37 kasus dan 7 kasus diantaranya meninggal (CFR = 18.9%). II. Lokasi dan Tanggal Penyelidikan Lokasi kejadian KLB diare berada di Desa Lombok yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tinombo Kecamatan Tinombo Kabupaten Parigimautong. Penyelidikan dimulai pada tanggal 5 s.d. 8 Juli 2007. III. Tujuan Penyelidikan 1. Memastikan terjadinya KLB Diare 2. Mengetahui situasi peningkatan kasus diare di desa lombok kecamatan Tinombo wilayah kerja puskesmas Tinombo. 3. Mengambarkan distribusi penderita dalam KLB diare menurut variabel waktu,tempat dan orang. 4. Mengindentifikasi sumber dan cara penularan penyakit diare.

Sahabat Masyarakat Berbagi Informasi

Edisi Agustus 2007

IV. Metodologi 1. Mengadakan survei kasus di lokasi Desa Lombok untuk mengetahui kebenaran laporan kasus KLB diare. 2. Mengadakan Wawancara langsung terhadap penderita ndan keluarga penderita. 3. Observasi. V. Penegakan Diagnosis Etiologi KLB Diare Gambaran Klinis Penderita Diare adalah buang air besar lembek, cair bahkan seperti air yang frekuensinya lebih sering dari biasanya, pada umumnya 3 kali atau lebih dalam sehari.sesuai etiologinya, disamping gejala diare,dapat disertai terjadinya muntah,dehidrasi,sakit perut yang hebat, lendir dan darah dalam tinja serta beberapa gejala lain. Dalam hasil wawancara dengan penderita diare,pada umumnya mempunyai gejala yang hampir sama yaitu Berak tak tertahan dengan frekuensi beraknya rata-rata 5 s.d. 10 kali, Muntah, sakit perut. A.

Etiologi Di Indonesia penyebab utama KLB diare adalah Vibrio Cholerae, dan kelompok Disentri (Entamoeba histolytica, Salmonella, Campylobacter jejuni, dan Escherichia coli).

2

Buletin Epidemiologi Prop. Sulteng

Edisi Agustus 2007

Tabel. 1. Etiologi, Masa Inkubasi, Gejala, Sumber dan Cara Penularan penyakit Berpotensi KLB Diare. Etologi V. cholerae

Masa Inkubasi Beberapa jam - 5 hari

Gejala

Sumber dan cara Penularan

Diare mendadak tanpa rasa sakit perut, muntah - muntah tinja mengucur seperti air cucian beras, berbau amis, dehidrasi atau shock Diare , Demam, sakit perut

Makanan dan minuman yang tekontaminasi

Salmonella

12 - 24 Jam

Shigella dysentery

2 - 3 hari

Diare, sakit perut, tenesmus dan tinja berlendir

Makanan saus dan kaleng yang terkontaminasi

E. coli

3 - 4 hari

Diare

Makanan dan minuman yang terkontaminasi

B. Distribusi Gejala dan tanda kasus. Dari hasil investigasi dilapangan didapatkan 30 penderita mempunyai

Daging, unggas, susu dan telur yang terkontaminasi

gejala yang pada umumnya hampir sama yaitu Diare,tinja encer,muntah dan dehidrasi terlihat pada tabel di bawah ini.

Distribusi gejala KLB Diare di Desa Lombok wilayah kerja Puskesmas Tinombo tahun 2007 NO 1

Gejala dan Tanda Diare dan muntah

C. Gambaran Epidemiologi • Gambaran Epidemiologi menurut ciri waktu Kasus diare yang pertama yang berada di desa Lombok terjadi pada minggu ke IV bulan juni tanggal 24 juni 2007 sebanyak 1 penderita dan penderitanya mulai bertambah sampai tanggal 3 juli 2007 dan puncaknya pada tanggal 1 juli terdapat 11 penderita. Kematian yang disebabkan oleh diare terjadi pada tanggal 1 juli sebanyak 3 orang, tanggal 2 juli Sahabat Masyarakat Berbagi Informasi

Jumlah kasus 37

Persentase (%) 100

sebanyak 2 orang dan 3 juli sebanyak 2 orang. Dari ketujuh penderita diare yang mengalami kematian yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 4 orang dan berusia antara 16 – 33 tahun, sebelum meninggal ketujuh penderita tidak sempat dibawa ke fasilitas kesehatan dengan alasan jauh dari pusat pelayanan kesehatan dengan kondisi geografis yang sangat susah di jangkau (gunung). Selengkapnya dapat dilihat pada kurva epidemi dibawah ini, 3

Buletin Epidemiologi Prop. Sulteng

Edisi Agustus 2007

Grafik 3. Kurva Epidemi Diare Harian 12 Jumlah Kasus

10 8 6 4 2 0 24

25

26

27

28

29

30

1

2

3

4

Tanggal

• Gambaran Epidemiologi menurut ciri tempat dan Orang Sebagian besar penderita diare berasal dari dusun III Taipaobal yang tinggal di

daerah pegunungan. dan kasus yang paling banyak pada kelompok umur lebih dari 14 tahun.

Tabel 2. Distribusi KLB Diare di Desa Lombok Kec. Tinombo berdasarkan kelompok umur. No. 1 2 3 4

Gol. Umur 0 - 12 Bulan 1 - 4 Tahun 5 - 14 Tahun > 14 Tahun Jumlah

Penderita 0 6 7 24 37

Dari tabel diatas terlihat angka kematian terjadi pada kelompok usia anak sekolah dengan CFR sebesar 14,3%,dan angka kematian pada kelompok umur >14 Sahabat Masyarakat Berbagi Informasi

Meninggal 0 0 1 6 7

Cape Fatality Rate (%) 0 0 14,3 25 18,9

tahun dari 24 kasus 6 diantaranya meninggal dunia (CFR 25%) namun secara keseluruhan CFR-nya adalah 18,9 %.

4

Buletin Epidemiologi Prop. Sulteng

Edisi Agustus 2007

Grafik 5. Distribusi Penderita Diare dan Kematian karena Diare Berdasarkan Kelompok Umur 25 20 15 10 5 0 0‐12 bln

1‐4 th

5‐14 th

> 14 th Penderita

Gol. Umur

Meninggal

Tabel 3 Distribusi KLB Diare di Desa Lombok kec. Tinombo berdasarkan jenis kelamin. No

Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk

Penderita

Meninggal

Attack Rate (%)

Case Fatality Rate (%)

1

Laki-laki

359

18

3

5

2

Perempuan

364

19

4

5.5

21

723

37

7

5.1

18.9

Jumlah

• Tabel Data Sanitasi desa lombok Kecamatan Tinombo. Dari pengamatan secara langsung dan data sanitasi yang didapat dari profil desa lombok tenteng penggunaan sarana air bersih di dusun III Taipaobal, kebanyakan

Sahabat Masyarakat Berbagi Informasi

16.7

penduduk menggunakan mata air (pancuran) sebagai keperluan sehari-hari seperti mandi, Cuci termasuk buang air besar / kecil dengan angka cakupan sebesar 93,3 %.

5

Buletin Epidemiologi Prop. Sulteng

Edisi Agustus 2007

Tabel 4. Cakupan Penggunaan SAB ( Sarana air bersih ) Desa lombok Kec. Tinombo No Sarana 1 Mata Air ( Pancuran ) 2 Sumur Gali 3 Sumur Pompa 4 Hidran Umum 5 PAM 6 Sungai Sumber : Profil Desa Lombok tahun 2006

Jumlah 1 1 0 0 0 0

Cakupan ( % ) 93.3 6.7 0 0 0 0

Tabel 5. Jumlah cakupan Jamban keluarga Dusun III Taipaobal Desa lombok Kec. Tinombo Desa

Jumlah Jamban

Cakupan

Dusun III Taipaobal, Lombok

1

0.7

Cakupan Penggunaan jamban keluarga di dusun III Taipaobal desa lombok masih sangat rendah hanya 0,7 hal ini disebabkan karena letak geografis dusun III Taipaobal yang terletak di pegunungan dan persediaan air di rumah tangga cukup untuk makan dan minum. VI. Analisa Epidemiologi Dari hasil penyelidikan di lapangan jumlah kasus sebanyak 37 penderita dan 7 diantaranya meninggal dunia. Melihat dari distribusi gejala dan tanda kasus yang mengalami Diare, muntah dan dehidrasi sebanyak 37 (100%) orang, kalau dilihat dari gejala yang di tunjukan seperti ini kemunkinan penyebab diare adalah makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh E.coli dan dari hasil Sahabat Masyarakat Berbagi Informasi

investigasi , penderita diare buang air bersih di halaman atau di belakang rumah. Ada 7 kasus penderita diare yang mengalami kamatian, dari ketujuh penderita yang meninggal semuannya tidak sempat di bawah ke fasilitas kesehatan karena tempat tinggal penderita sangat jauh dan dengan kondisi geografis yang sangat susah (pegunungan) untuk menjangkau pusat pelayanan kesehatan masyarakat, dan ketujuhnya meninggal dehidrasi. Dari distribusi kasus berdasarkan kelombok umur dan jenis kelamin, umur yang mempunyai angka serangan paling tinggi adalah kelompok umur > 14 tahun sebesar 24 kasus dengan CFR 25 %. Dari hasil pengamatan pada kelompok ini kebanyakan mereka bekerja dikebun atau 6

Buletin Epidemiologi Prop. Sulteng

sebagai buruh pengangkut barang ( hasil perkebunan , keperluan rumah tangga, dll.) dari dusun Taipaobal ke pusat desa lombok atau sebaliknya. Dari hasil wawancara dengan penderita pada kelompok umur ini mempunyai kebiasaan makan dan minum tanpa cuci tangan terlebih dahulu disembarang tempat pada waktu bekerja baik di kebun maupun pada waktu mengangkut barang Dari penderita yang berjumlah 37 orang sebagian besar menggunakan mata air pancuran untuk keperluan mandi, cuci maupun buang air besar. Dari hasil pengamatan langsung ketersediaan air bersih di rumah tangga sangat tidak mencukupi secara kualitas , di temukan dalam rumah tangga rata-rata hanya 3-5 jerigen isi 5 liter untuk satu KK. Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan/minuman yang tercemar oleh tinja dan atau kontak lansung dengan tinja penderita. Faktor risiko terjadinya kejadian luar biasa Diare di dusun III Taipaobal desa lombok kecamatan Tinombo. A. Faktor Lingkungan dan perilaku. Dilihat dari cakupan dan pengamatan langsung pengguna air bersih, masayarakat dusun III Taipaobal desa lombok kebanyakan menggunakan mata air untuk keperluan sehari-hari mandi, mencuci, minum dan BAB.dan perilaku masyarakat dusun III Taipaobal mendukung terjadinya KLB Diare, diantaranya mereka kebanyakan buang air bersih ( BAB ) disembarang tempat, di

Sahabat Masyarakat Berbagi Informasi

Edisi Agustus 2007

belakang rumah, kebun-kebun ataupun di halaman rumah. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan.Dua faktor yang dominan,yaitu sarana air bersih dan perilaku membuang tinja di sungai .Apabila faktor lingkungan (sungai) tidak sehat karena tercemaroleh tinja serta berakumulasi dengan perilaku yang tidak sehat pula,yaitu melalui makanan dan minuman,maka dapat menimbulkan kejadian diare. B. Faktor Pendidikan Pengetahuan masyarakat desa Lombok terhadap pentingnyakesehatan masih sangat kurang hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan mereka yang relatif masih rendah dan kurangnya kegiatan promosi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat /PHBS. C. Faktor Penghambat Banyaknya faktor kesulitan atau penghambat dalam melaksanakan investigasi maupun kecepatan penderita untuk mendapatkan pertolongan pada waktu pertama terkena sakit (diare) sehingga hal ini menyebabkan banyaknya korban diare yang tidak sempat tertolong oleh tenaga medis diantaranya adalah • Letak geografis yang sangat susah untuk menjangkau dusun III Taipaobal (Pegunungan) ditempuh dengan jalan kaki ± 4 Jam. • Kendala bahasa sebagian besar masyarakat belum bisa berbahasa indonesia, sehingga sangat susah untuk mendapatkan informasi yang

7

Buletin Epidemiologi Prop. Sulteng

detail . walaupun sudah menggunakan bahasa setempat ( Lauje ). • Adanya kepercayaan bahwa rumah yang sudah ada anggota keluarganya yang mati tidak baik lagi untuk ditempati, sehingga tim investigasi kurang mendapatkan koran yang masih tinggal di dusun Taipaobal karena mereka telah meninggalkan rumahnya dan pindah ke tempat lain yang tidak diketahui. • Faktor cuaca, pada waktu terjadi KLB adalah musim penghujan sehingga akses kelokasi terhalang karena banyak jalan yang biasa dilewati tidak bisa bisa dilewati karena tertimbun longsor. VII. Tindakan yang telah Dilakukan dalam rangka menanggulanginya. Dalam rangka menanggulangi KLB yang terjadi di dusun Taipaobal desa Lombok kecamatan Tinombo telah dilakukan beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Tinombo, Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong dan dinas kesehatan propinsi sulawesi tengah antara lain : 1. Membuat Tim gerak cepat untuk merespon adanya kejadian luar biasa yang terjadi di wilayah kabupaten parigi moutong. 2. Pengobatan pada penduduk yang menderita diare di dusun taipaobal desa lombok yang dilakukan oleh petugas puskesmas tinombo dan petugas pustu lombok. 3. Memberikan bantuan obat-obatan secara Cuma-Cuma untuk masyarakat

Sahabat Masyarakat Berbagi Informasi

Edisi Agustus 2007

4. 5.

6.

7.

8.

dusun taipaobal (daftar obat terlampir). Membuat pos oralit yang berada di dusun-dusun di wilayah desa lombok. Melaksanakan penyuluhan secara insentif di masjid dan dari rumah ke rumah yang berada di dusun taipaobal Desa Lombok. Melaksanakan Advokasi dan Sosialisasi tentang penyakit diare yang di hadiri oleh wakil dari kecamatan , aparat desa, kades,sekdes dan anggotanya), Tokoh masyarakat , tokoh agama dan anggota masyarakat. Melaksanakan investigasi yang dilakukan oleh tim dari dinkes propinsi sulawesi tengah, dinkes kabupaten parigi moutong dan puskesmas tinombo. melaksanakan pengambilan sampel air untuk mengetahui penyebab KLB.

VIII. Penutup. A. Kesimpulan 1. Telah terjadi kejadian luar biasa KLB Diare di dusun III Taipaobal desa lombok wilayah kerja Puskesmas Tinombo Kecamatan Tinombo. 2. Jumlah penderita sebanyak 37 kasus dan 7 diantaranya meninggal dunia CFR 18.9 %. 3. Populasi yang rentan semua masyarakat dusun III Taipaobal 4. Penyebab KLB Diare adalah Makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri E. Coli. 5. Perilaku buang air besar di sembarang tempat dan tidak cuci tangan pakai sabun setelah BAB atau mau makan adalah yang menyebabkan makananan 8

Buletin Epidemiologi Prop. Sulteng

dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri E. Coli. 6. Ketersedian air bersih di rumah tangga terbatas hal ini menyebabkan kurangnya Air bersih untuk keperluan MCK. B. Saran. 1. Meningkatkan kewaspadaan di Puskesmas, baik SKD, tenaga dan logistik. 2. Mengintensifkan Surveilans baik di Puskesmas maupun di tingkat Kabupaten.

Edisi Agustus 2007

3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan masyarakat yang mencakup pemanfaatan jamban, pemanfaatan Air bersih dan memasak air untuk minum, serta kebersihan perorangan dan lingkungan di sekolah-sekolah. 4. Tidak buang air besar / BAB di kebun dan di sembarang tempat. 5. Berikan bantuan stimulan berupa pembangunan sarana air bersih (Perpipaan) dan jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan.***

LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MENGOBATI Imunisasi

yaitu, pemberian vaksin dengan tujuan agar dapat terlindung dari penyakit infeksi yakni penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Manfaat Imunisasi

yaitu, menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan anak akibat PD3I. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain, TBC anak, Difteri, Tetanus, Pertusis/Batuk

Rejan, Hepatitis B, Polio, dan Campak. Tujuan Imunisasi,

untuk memberikan kekebalan terhadap ketujuh penyakit tersebut.

Sahabat Masyarakat Berbagi Informasi

9

Related Documents