Buletin Epidemiologi Prop. Sulteng
Edisi Oktober 2007
Oleh : I Gede Made Wintera, SKM. Tim Investigasi Kab. Donggala
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang enyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Donggala. Dewasa ini, penyebaran penyakit DBD tidak lagi terbatas pada daerah perkotaan tetapi sudah merambah sampai daerah pedesaan. Di Kabupaten Donggala pada tahun 2006, kasus DBD telah ditemukan dibeberapa desa seperti Desa Parese (WKP Gimpu). Desa Wani II (WKP Labuan), Kamarora A (WKP Banpres), Perumnas Tinggede, Desa Baliase (WKP Marawola). Sampai akhir Bulan Juli 2007, telah terlaporkan 93 kasus DBD yang tersebar di beberapa desa di wilayah puskesmas seperti Puskesmas Tinggede, Marawola, Biromaru, Donggala, Lalundu, Palolo, Banpres, Dolo, Pandere, Tompe dan Sabang. Berdasarkan laporan W1 dari Puskesmas Dolo, telah terjadi KLB DBD di Desa Tulo yang merupakan salah satu desa yang ada di wilayah Puskesmas Dolo.
P
Sahabat Masyarakat Berbagi Informasi
B. TUJUAN a. Terindentifikasinya penduduk yang berisiko tinggi terhadap penularan DBD b. Tercegahnya penyebaran kasus DBD tidak meluas c. Diketahuinya factor-faktor risiko penyakit DBD C. METODOLOGI a. Definisi Operasional Kasus DBD berdarah adalah orang yang menderita gejala yang dimulai dengan panas tinggi tanpa sebab yang jelas selama 2 - 7 hari, kadang-kadang biphasic disertai timbulnya gejala tidak ada napsu makan, mual, muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati dan tanda-tanda pendarahan gusi atau hematoma pada daerah suntikan. Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam berdarah adalah timbulnya kasus dari tidak ada menjadi ada atau peningkatan kasus dua kali atau lebih secara bermakna dalam satu periode waktu tertentu (minggu) dibandingkan dengan periode sebelumnya pada daerah yang sama. 1
Buletin Epidemiologi Prop. Sulteng
b. Lokasi dan Sasaran Lokasi KLB Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah Desa Tulo wilayah puskesmas Dolo, sedangkan sasaran investigasi dan penanggulangan adalah rumah penderita serta rumah-rumah dan lingkungan di sekitar penderita dengan radius penanggulangan 100 meter. c. Sumber dan Analisa Data. Data Primer diperoleh berdasarkan hasil survei dari rumah ke rumah, sedangkan data sekunder diperoleh dari petugas puskesmas dan aparat desa setempat. Selanjutnya data yang diperoleh dari kedua sumber tersebut dianalisis secara diskriptif dan disajikan secara narasi. D. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN. a. Investigasi. RSUD Undata telah melaporkan adanya kasus DBD dari Desa Tulo wilayah Puskesmas Dolo dan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium hasilnya dinyatakan positif DBD. Berdasarkan laboran tersebut selanjutnya dilakukan investigasi. Desa Tulo berpenduduk sebanyak 3.410 jiwa, dengan komposisi 1.671 jiwa penduduk laki-laki dan 1.739 jiwa penduduk wanita. Mata pencaharian sebagian besar penduduk hádala petani. Dari hasil investigasi lingkungan sekitar rumah penduduk ditemukan adanya tempat perindukan yang Sangat potensial untuk pertumbuhan nyamuk Aedes aegypty seperti bak mandi, gentong, tempurung kelapa dan lain-lain. Selain itu Sahabat Masyarakat Berbagi Informasi
Edisi Oktober 2007
ternak seperti sapi dan kambing dikandangkan Sangat dekat dengan rumah penduduk yang mengakibatkan sanitasi lingkungan menjadi buruk. Dari hasil survei jentik yang dilaksanakan pada 20 rumah sekitar tempat tinggal penderita, ditemukan adanya jentik di 13 rumah terutama di bak- bak mandi yang jarang dikuras. b. Penanggulangan Setiap ada satu kasus DBD di daerah non endemis dinyatakan sebagai KLB dan penanggulangan dilaksanakan secara komprehensif yaitu : 1. Melaksanakan fogging (pengasapan) dengan radius 100 meter dari tempat tinggal penderita yang bertujuan untuk memberantas nyamuk dewasa agar tidak menularkan penyakit tersebut lebih luas kepada orang lain. 2. Melaksanakan survei jentik, bertujuan untuk melihat ada tidaknya jentik dan tempat-tempat yang berpontensi menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti. 3. Melaksanakan abatesasi, bertujuan untuk membunuh dan mencegah pertumbuhan jentik nyamuk. 4. Melaksanakan penyuluhan, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar melaksanakan upayaupaya pencegahan dengan membudayakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). E. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1. Telah terjadi KLB DBD di Desa Tulo Wilayah Puskesmas Dolo dan 2
Buletin Epidemiologi Prop. Sulteng
semua penduduk di sekitar rumah penderita berisiko tertular penyakit DBD karena ditemukan adanya Nyamuk Vektor/jentik nyamuk Aedes. 2. Penanggulangan penyakit DBD tidaklah efektif hanya dengan foging dan abatisasi tanpa adanya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan kegiatan 3M. 3. Perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap kesehatan lingkungan terutama dalam hal pemberantasan sarang nyamuk merupakan factor risiko terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue. 4. Membunuh nyamuk dewasa dengan melakukan foging belumlah cukup selama jentik-
Sahabat Masyarakat Berbagi Informasi
Edisi Oktober 2007
jentiknya masih di biarkan hidup. Upaya yang paling tepat untuk mencegah DBD adalah dengan membasmi jentik-jentik nyamuk dengan menggalakkan kegiatan 3 M (Menguras, Menutup dan Mengubur). b. Saran- saran 1. Puskesmas diharapkan selalu melaksanakan pemantauan terhadap perkembangan kasus DBD yang terjadi di Desa Tulo dan Desa lainnya yang pontensial. 2. Masyarakat diharapkan untuk selalu melaksanakan upaya-upaya pencegahan terhadap kasus DBD dengan menggalakkan kegiatan 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur).***
3