Daftar Isi
No 1 2 3 4 5 6 7 8
9
10 Cover : Nana Mulyana Model : Pelatihan Fumigasi
11 12 13 14
Judul Artikel Pengantar Redaksi Kapan Terjadi Pandemi Influenza Pelatihan Pengendalian Vektor di Pelabuhan dan Fumigasi Porth Health Office of Tanjung Priok VS Port Health of Klang Malaysia Mengenai Sahabat Cinderala Sistem Kegawatdaruratan Pada Bencana Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Bidang UKP KKP Kls I Tanjung Priok Pelayanan Kesehatan Terbatas Bidang UKP KKP Kls I Tanjung Priok (laporan Program) Exelutive Summari Penyelenggaraan Pelatihan Cegah Tangkal dalam Penangganan AI di Pelabuhan Exelutive Summari Penyelenggaraan Pelatihan SE bagi Petugas KKP Cetak Photo Sendiri Kenapa Tidak Penerbitan SSCC dan SSCEC ( Sebuah Pemikiran) Pengawasan Pestisida di Wilayah Pelabuhan (Naskah Pertama) Sipencuri Makanan dari Negeri Seberang
Halaman 3 4 5 - 11 12 - 17 17 - 24 24 - 25 26 - 28 28 - 30
30 - 34
34 - 38 38 - 41 42 - 43, 44 - 46 43, 48 - 50 46 - 48
Diterbitkan oleh : KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK DITJEN PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. Pelindung / Penasehat:
Anggota Redaktur:
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok Raissekki, SKM, MM
Ikron, SKM, MKM., Agus Syah, SKM, Sugeng Retyono, SKM., Sulistyono Wahyudi,SH., Arik Arumawati
Dewan Redaksi : Ketua,
Editor :
RBA. Widjonarko, SKM, MKes
Nana Mulyana, SKM., Lussie Soraya , Dewi Dyah Palupi, SKM
Sekretariat :
Agus Sudarman,SKM
2
Alamat Redaksi : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok | Jl. Raya Pelabuhan No. 17 Tanjung Priok - Jakarta Utara | Telp. 021 – 43931045, 4373265 | Fax. 021 – 4373265 | E-Mail :
[email protected] | Desain grafis oleh N.M.(
[email protected]) Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Pemberian kode warna
INFO KESEHATAN PELABUHAN
Pengantar Redaksi
dalam manajemen resiko kemungkinan terjadinya pandemi AI Sudah adakah ???
Dewan Redaksi
Keberhasilan KKP ???? Keberhasilan = ( f Planing + f Opportunity ) ( Demand ) Planing
= ( Resources forcasting )2
Opportunity = ( Network enableness + Legal aspect reinforcement ) Demand
= ( Intention ( Boss + Providers)
Hijau – dari binatang ke binatang Kuning – dari manusia ke manusia tetapi tidak efisien Oranye – Pandemi : efisien manusia ke manusia, tetapi transmisi terbatas Merah – infeksi tersebar luas Hitam – tidak bisa dikendalikan lagi penyebarannya dan angka kematian tinggi
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volum II edisi 2 yang diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok. Buletin ini merupakan wahana informasi bagi insan pelabuhan dalam mengembangkan potensi diri guna mendukung pelaksanaan program kesehatan, khususnya bagi para pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan di seluruh Indonesia. Buletin Info Kesehatan Pelabuhan berisi informasi hasil pelaksanaan program, kajian – kajian, pengembangan teknologi, peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan, naskah – naskah ilmiah dan karya – karya seni serta peristiwa – peristiwa terkini lainya, bahkan informasi pengobatan tradisional. Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase, saduran, karikatur, sajak – sajak ataupun karya sastra lain dan foto – foto yang berkaitan dengan program kesehatan pelabuhan. Walaupun sumbangan naskah dari KKP lain belum pernah masuk, namun Redaksi tetap menawarkan kesempatan ini pada para kolega KKP di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam penulisan Buletin Info Kesehatan. Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju dengan kecepatan optimal dalam meningkatkan jejaring informasi guna mencapai kinerja yang kita inginkan. Selamat bekerja dan sukses selalu
3
KAPAN TERJADINYA ?
KAPAN TERJADINYA PANDEMI INFLUENZA? Oleh : RAISSEKKI, SKM, MM
T
erjadinya pandemi Influenza tidak dapat diprediksi secara jelas dan kapan mulainya. Namun sinyal terjadinya pandemi tersebut harus diketahui untuk mengantisipasi penyebaran virus influensa secara luas. Untuk mencegah atau menghambat terjadinya
pandemi influensa, WHO telah mengeluarkan protokol yaitu Rapid operations to contain the initial emergence of pandemic influenza, yang dikeluarkan pada bulan Mei 2007. Rapid Health Assasement (RHA) ini sangat penting karena merupakan penentu kapan dilakukannya
pembatasan
cepat.
Yang
tidak
kalah
pentingnya
adalah
penyelidikan
epidemiologis terhadap klaster ILI/Pnemoni yang harus dilakukan bersamaan dengan Rapid Health Assessment (RHA) untuk mendapatkan informasi secara lengkap dan cepat agar tindakan pembatasan cepat dapat segera dilakukan dengan dukungan informasi yang memadai. Pembatasan cepat merupakan upaya yang dimungkinkan dapat ditempuh pada awal terjadinya pandemi jika sinyal pandemi telah diyakini akan terjadi tepat untuk menghentikan penyebaran virus pada suatu area tertentu. Lamanya Operasi Pembatasan Lamanya operasi 5 minggu meliputi : 1. Profilaksis anti virus 20 hari (3 minggu) 2. Diteruskan lagi 2 minggu ( 2 x masa inkubasi ) 3. Setelah 5 minggu, operasi pembatasan dihentikan namun kegiatan surveilans tetap dijalankan pada area pembatasan (perimeter) dan penyangga (buffer) selama beberapa bulan. Apa yang harus dilakukan KKP saat ini? KKP harus tetap melaksanakan TUPOKSI yakni surveilans aktif dan pasif;
pemantapan simpul
jejaring surveilans epidemiologi lokal, regional, nasional sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalulintas internasional; advokasi kesiapsiagaan & penanggulangan KLB dan bencana bidang kesehatan.
4
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
LAPORAN PELATIHAN PENGENDALIAN VEKTOR DI PELABUHAN DAN FUMIGASI (SUMMARY) Oleh : RBA Widjonarko,SKM,MKes
vektor salah
upaya
merupakan satu
bentuk
kewaspadaan
terhadap
dini
timbulnya
wabah
penyakit yang disebabkan oleh vektor. Ketentuan International
Peningkatan pelabuhan
ini
pengawasan merupakan
vektor
salah
satu
di
wilayah
upaya
untuk
meningkatkan kepercayaan pelayaran internasional bahwa pelabuhan
–
pelabuhan
di
Indonesia
telah
mampu
melakukan pengawasan dan pengendalian vektor secara tepat, benar, aman dan sehat. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian vektor
Health Regulation menyatakan
yang dilakukan oleh petugas KKP,
bahwa wilayah pelabuhan harus
kepada
bebas vektor. Oleh sebab itu,
peningkatan kemampuan yang tepat dalam pengendalian
pengendalian
vektor baik dari segi metode yang digunakan, teknik
Pelabuhan
vektor
di
mutlak
harus
dilakukan agar pelabuhan bebas
kemampuan
petugas.
sangat bergantung
Untuk
itu
perlu
ada
penggunaan alat maupun analisis data, dll. Peningkatan kemampuan dalam pengendalian vektor
dari jentik nyamuk dan indeks
bagi petugas KKP
dapat dilakukan melalui pemberian
pinjal (al : Aedes aegypti dan
pelatihan
terakreditasi.
pinjal tikus).
penyelenggaraan pelatihan tersebut, para petugas KKP
Untuk
melindungi
masyarakat
pelabuhan
ancaman
masuk
dari
keluarnya
penyakit bawaan vektor antar negara dan antar pulau dalam negeri yang ditularkan melalui pelabuhan, maka perlu adanya peningkatan
upaya
pengawasan dan pengendalian vektor di wilayah pelabuhan. Perkembangbiakan di
wilayah
yang
Diharapkan
melalui
akan lebih handal sehingga eksistensi KKP dalam cegah tangkal penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, tidaklah menjadi buah bibir yang pahit dari para stake holder di pelabuhan maupun para crew kapal negara asing. Oleh karena itu, para petugas KKP harus diberikan pelatihan
ataupun
penyegaran
pelatihan
yang
terakreditasi. Pelatihan yang diselenggarakan KKP Kelas I Tanjung
Priok
pada
tahun
2007,
adalah
Pelatihan
Pengendalian Vektor di Pelabuhan dan Pelatihan Fumigasi.
vektor
pelabuhan
harus
terawasi
secara
profesional
sehingga
dapat
melindungi
masyarakat
di
wilayah
pelabuhan
dan
seluruh
komunitas kapal yang ada.
PERSIAPAN Persiapan pelatihan dimulai sejak bulan Januari 2007, yang
diawali
dengan
penyusunan
kerangka
acuan,
pembentukan panitia melalui SK Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok, kemudian dilanjutkan dengan
penyusunan
GBPP,
penyusunan
jadwal
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
K
egiatan pengendalian
5
pelatihan
dan
(pemanggilan
diseminasi
peserta,
informasi
undangan
nara
sumber, undangan stake holder, dll).
Jumlah peserta Pelatihan Fumigasi yang hadir sebanyak 35 orang (KKP Kelas I, II dan III) dan peserta tambahan. C. Nara Sumber dan Fasilitator
PELAKSANAAN
Pelatihan Pengendalian Vektor di Pelabuhan
A. Jalannya Pelatihan Pelatihan
Pengendalian
Vektor
Di
Pelabuhan bagi petugas KKP dan Pelatihan
Bagi Petugas KKP dan Pelatihan Fumigasi ini didukung oleh narasumber dan fasilitator dari :
Fumigasi telah dilaksanakan dengan baik,
1. Pusdiklat PPSDM Depkes RI
lancar dan tertib sesuai jadwal waktu yang
2. Ditjen. PP & PL Depkes RI
telah ditetapkan :
3. Administrator Pelabuhan Utama Tg. Priok
- Pelatihan Pengendalian Vektor di Pelabuhan
4. Kantor
selama 6 hari mulai tanggal
09 s/d 14 April
Kesehatan
Pelabuhan
Kelas
I
Tanjung Priok
2007 di BBPK (Bapelkes) Ciloto, Cianjur dan di D. Materi pelatihan
lapangan. - Pelatihan Fumigasi selama selama 7 – 12 Mei 2007 di Wisma Askes – Cisarua Bogor dan
D. 1. Pelatihan Pengendalian Vektor 1. Materi Dasar
dilanjutkan praktek di Pelabuhan Tanjung
a) Tugas Pokok dan Fungsi KKP.
Priok.
b) Kebijakan binatang
Pembukaan sekaligus arahan pelatihan
tanggal 09 April (Bapelkes)
2007 jam 19.00 WIB di BBPK
Ciloto,
Cianjur,
a) Kerangka
arahan
pelatihan
Fumigasi
dan penutupannya dilaksanakan di
c) Alat dan bahan survei vektor dan binatang penular penyakit. d) Identifikasi vektor dan binatang penular e) Teknik
Kelas
I,
II
sebanyak 25 orang
dan
III)
dan
peserta
pemberantasan
binatang
Jumlah peserta Pelatihan Pengendalian (KKP
binatang
penyakit.
B. Peserta
6
dan
binatang penular penyakit.
Pelabuhan Tanjung Priok.
Vektor di Pelabuhan
vektor
dalam
b) Siklus hidup dan bionomik vektor dan
tanggal 07 Mei 2007 jam 19.00 WIB di Wisma Askes,
di
penular penyakit di Pelabuhan.
oleh
Bapak Dirjen PP & PL Depkes RI pada Hari Senin
penyakit
Program
pengendalian
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 14 April sekaligus
dan
2. Materi Inti
penutupan
2007 jam 12.00 WIB. Sedangkan pembukaan
penular
vektor
pelabuhan.
Pengendalian Vektor di Pelabuhan, oleh Bapak Dirjen PP & PL Depkes RI pada Hari Senin
Pengendalian
penular
vektor
dan
penyakit
di
pelabuhan. f) Pestisida dan penanganan keracunan.
tambahan. Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
g) Surveilans vektor dan binatang penular
b). Membangun
penyakit di pelabuhan.
Komitmen Belajar
(Building Learning Comitment). c). Rencana
3. Materi Penunjang
Tindak Lanjut pengawasan
kegiatan fumigasi kapal di pelabuhan.
a) Peran Administrator Pelabuhan dalam upaya
pengawasan
pengendalian
E. M e t o d e
vektor dan binatang penular penyakit.
Metode yang dipakai dalam pelatihan
b) Membangun Komitmen Belajar (Building Learning Commitment).
ini yakni ceramah, tanya jawab (diskusi), praktek lapangan, games, simulasi dan studi
c) Rencana Tindak Lanjut Pengendalian
kasus.
vektor dan binatang penular penyakit di pelabuhan.
PENGOLAHAN DAN ANALISIS HASIL A. Penilaian
D. 2. Pelatihan Fumigasi
Pengendalian
1. Materi Dasar
penular
vektor
dan
penyakit
di
pelabuhan. c) Perundangan yang berhubungan dg fumigasi
Pelabuhan,
1.
Nilai Pre Test, dengan kategori :
a. Amat baik dengan nilai lebih dari 80 sebanyak 4 orang b. Baik dengan nilai 71 - 80 sebanyak
5
orang c. Cukup dengan nilai 61 - 70 sebanyak 12 orang
2. Materi Inti a).
di
Tanda-tanda
kehidupan
tikus
serta
identifikasi tikus & pinjal. b). Sanitasi Kapal. c). Alat dan teknik fumigasi. d) Bahan fumigasi dan penanggulangan
d. Kurang dengan nilai < 60 sebanyak 4 orang Dengan demikian sebagian besar peserta tergolong pada kategori Cukup. 2. Nilai Post Test, dengan kategori : a) Amat baik dengan nilai lebih dari 80
keracunan. e) Methoda pelaporan kegiatan fumigasi. f) Praktek fumigasi.
sebanyak 21 orang b) Baik dengan nilai 71 - 80 sebanyak
3
orang 3. Materi Penunjang a). Peran
c) Cukup dengan nilai 61 - 70 sebanyak 1 Administrator Pelabuhan
dalam upaya pengawasan kegiatan fumigasi di pelabuhan.
orang Dengan demikian sebagian besar peserta tergolong pada kategori Amat baik.
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
binatang
Pengendalian
Vektor
Peserta Pelatihan
dengan kategori :
a) Tugas Pokok dan Fungsi KKP. b) Kebijakan
terhadap
7
Untuk lebih jelasnya daftar nilai pre test – post
test
para
peserta
2.
Kepuasan
peserta
terhadap
pelatihan
penyelenggaraan proses pembelajaran
pengendalian vektor di pelabuhan disajikan
pada umumnya, adalah sebagai berikut
pada tabel terbawah :
: a. Baik (71 - 80) sebanyak 18 orang (72%)
Nilai antara pre test dan post test, dari
b. Cukup (61 – 70) sebanyak 7 orang
hasil uji statistik dengan menggunakan t Test
(28%)
before – after pada alfa 0,05 menunjukkan
Hal ini berarti peserta latih merasa puas
bahwa ada perbedaan yang signifikan
dengan proses pembelajaran pelatihan
antara nilai pre test dan nilai post test. Hal
karena sebagian besar kepuasan peserta
ini berarti bahwa proses pembelajaran ini
terhadap
telah berhasil meningkatkan kemampuan
penyelenggaraan
proses
pembelajaran pada umumnya tergolong
peserta dalam bidang pengendalian vektor
dalam kategori baik.
di wilayah pelabuhan. B. Penilaian terhadap Proses Pembelajaran dalam Pelatihan Pengendalian Vektor
di
Pelabuhan :
Penilaian Penyelenggaraan
Peserta diberikan kesempatan untuk menilai dirinya sendiri dalam proses pembelajaran selama pelatihan dengan memakai format evaluasi pada saat akhir pelatihan. Hasil
C.
evaluasi
tersebut
bermanfaat bagi pengembangan dalam
Pelatihan
Pengendalian Vektor di Pelabuhan. Peserta
diberikan
menilai
penyelenggaraan
kesempatan
untuk
akomodasi
saat akhir pelatihan.
1.
Akomodasi
b. Cukup (71 – 80) sebanyak 8 orang
b. Baik (71 – 80) sebanyak 5 orang (20%)
(32%)
Hal ini berarti peserta merasa bahwa
Hal ini berarti sebagian besar peserta
melalui pelatihan ini mereka memperoleh
menyatakan bahwa akomodasi ruang
sangat
kelas cukup menunjang dalam proses
bermanfaat bagi pengembangan guna tugasnya
sehari
–
pemahaman materi yang diberikan.
hari
karena isian format pengalaman belajar
adalah
(68%)
orang (80%)
yang
kelas,
a. Baik (71 – 80) sebanyak 17 orang
a. Amat baik (lebih dari 80) sebanyak 20
belajar
ruang
sebagai berikut :
pelaksanaan pekerjaan :
8
Akomodasi
Hasil evaluasi, sebagai berikut :
1. Pengalaman belajar selama pelatihan ini
pelaksanaan
proses
dengan cara mengisi format evaluasi pada
menunjukan
bahwa :
pengalaman
terhadap
2.
Akomodasi makanan/minuman, adalah
para peserta pelatihan tergolong dalam kategori amat baik dan baik. Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
sebagai berikut :
a. Baik (71 – 80) sebanyak 21 orang
before
(84%)
–
after
pada
alfa
0,05
menunjukkan bahwa ada perbedaan
b. Cukup (61 – 70) sebanyak 4 orang
yang signifikan antara nilai pre test dan
(16%)
nilai post test.
Hal ini berarti sebagian besar peserta menyatakan
bahwa
makanan/minuman
Hal ini berarti proses pembelajaran ini
akomodasi
cukup
telah berhasil meningkatkan kemampuan
menunjang
peserta dalam bidang Fumigasi.
dalam pelaksanaan pelatihan. terhadap
Peserta Pelatihan
Fumigasi : 1. Nilai Pre Test peserta, dengan kategori: a. Baik dengan nilai 71 - 95 sebanyak 5 orang b. Cukup dengan nilai 61 - 70 sebanyak 3 orang c. Sama dengan atau kurang dari nilai 60 sebanyak 28 orang Dengan demikian sebagian besar peserta tergolong
pada
kategori
Kurang.
E.
Penilaian
peserta
terhadap
Proses
Pembelajaran, dengan kategori : Peserta
diberikan
menilai
dirinya
kesempatan
sendiri
untuk
dalam
pembelajaran selama pelatihan
proses dengan
memakai format evaluasi pada saat akhir pelatihan. Hasil evaluasi tersebut menunjukan bahwa : 1. Pengalaman belajar selama pelatihan ini bermanfaat
bagi
pengembangan
dalam pelaksanaan pekerjaan : a. Amat baik (lebih dari 80) sebanyak
2. Nilai Post Test peserta, dengan kategori : a. Amat baik dengan nilai lebih dari 81 sebanyak 20 orang
14 orang dengan
b. Baik (71 – 80) sebanyak 6 orang Yang
tergolong
pada kategori amat
baik sebesar 83,3 %, dan yang tergolong
b. Baik dengan nilai 71 - 80 sebanyak c. Cukup
30 orang
kategori baik sebesar 16,6 %. Hal ini berarti peserta merasa bahwa melalui
nilai
61
-
70
sebanyak 2 orang
pelatihan
ini
mereka
memperoleh
pengalaman
belajar
Dengan demikian sebagian besar
bermanfaat
bagi
peserta tergolong
dalam pelaksanaan tugasnya sehari –
pada
kategori
amat baik. Untuk lebih jelasnya daftar nilai pre test – post test para peserta pelatihan fumigasi, disajikan pada tabel terbawah. Nilai pre test - post test dan dari hasil uji statistik dengan menggunakan t Test
yang
sangat
pengembangan
hari karena isian format pengalaman belajar
para
peserta
pelatihan
tergolong dalam kategori amat dan baik.
baik
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
D. Penilaian
9
2.
Kepuasan
peserta
terhadap
Dengan demikian yang tergolong pada
penyelenggaraan proses pembelajaran
kategori baik sebesar 88,8 %, dan yang
pada umumnya
tergolong pada kategori cukup sebesar
a. Baik (71 - 80) sebanyak 28 orang
11,1 %. Hal ini berarti sebagian besar
b. Cukup (61 – 70) sebanyak 8 orang
peserta menyatakan bahwa akomodasi
Yang
makanan/minuman cukup menunjang
tergolong
pada kategori baik
sebesar 77,7 %, dan yang tergolong kategori cukup sebesar 22,2 %. Hal ini berarti
peserta
latih
merasa
dalam pelaksanaan pelatihan. EVALUASI PASKA PELATIHAN
puas
dengan proses pembelajaran pelatihan karena
sebagian
besar
kepuasan
peserta
terhadap
penyelenggaraan
Evaluasi paska Pelatihan Pengendalian Vektor di Pelabuhan dan Pelatihan Fumigasi ini rencananya akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2008 mendatang.
proses pembelajaran pada umumnya tergolong dalam kategori baik. F.
Penilaian
peserta
memuat
terhadap
Penyelenggaraan Akomodasi Peserta
diberikan
menilai
penyelenggaraan
Evaluasi
paska
pelatihan
tersebut
(know
ledge),
pengetahuan
kesediaan atatu sikap (attitude), tindakan (psikomotor) petugas dalam melaksanakan
kesempatan
untuk
akomodasii
dengan cara mengisi format evaluasi pada
tugas pokok pengendalian vektor di tempat kerjanya, disamping data umum lain yang diperlukan. (RBAW)
Pojok Puisi
saat akhir pelatihan. Hasil evaluasi tersebut menunjukan bahwa : HARAP DALAM DOA
1. Akomodasi ruang kelas a. Baik (71 – 80) sebanyak 27 orang
SURYA KEMILAU DI UFUK TIMUR
b. Cukup (71 – 80) sebanyak 9 orang
MEMBENTANG BINTIK BIAS KEEMASAN
Dengan demikian yang tergolong pada kategori baik sebesar 75 %, dan yang
MENUJU CAKRAWALA MENTARI SIANG MALAM DINGIN TLAH BERGANTI........ YANG LAMAPUN TLAH PERGI T’KAN KEMBALI
tergolong pada kategori cukup sebesar 25 % . Hal ini berarti sebagian besar
KINI BIAS RONA SAGA TERSENYUM INDAH
peserta menyatakan bahwa akomodasi
MANJA PENUH RANUM BAGAI KECUPAN
ruang kelas cukup menunjang dalam pemahaman materi yang diberikan. 2. Akomodasi peserta makanan / minuman a. Baik (71 – 80) sebanyak 32 orang
10
b. Cukup (61 – 70) sebanyak 4 orang
BAGAI DARA YANG HAUS KASIH ASMARA PELIPUR LARA DISANJUNG CINTA YANG BIRU DATANGLAH SEMUA ASA – KU DIBUMI INI UNTUK HIDUP DENGAN PENUH KEIKLASAN YANG ABADI HAKIKI TANPA BUSUK NESTAPA TULISLAH DGN QOLBU KARYAKAN DALAM NYATA @mgc
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
NO
NAMA PESERTA
post test
Pelatihan
1
Thamrin, SKM
NILAI PRE TES 65
NILAI POST TES 90
2
Arif Rivai, SKM
80
95
3
Beni Mardhani
65
95
4
Sutono
70
90
5
Maryam
70
75
6
M. Ginting, SKM
65
95
7
Wahyu P. A. S.
85
85
8
Moch. Wiryo U.
65
9
I W. Muliana
10
Lampiran hasil pre – Fumigasi :
NO
NAMA
post test
Pelatihan
NILAI PRE TEST 55
NILAI POST TEST
1
Nana M, SKM
80
2
Sugeng R, SKM
85
100
3
Dr. I N. Putra
25
85
4
Dr. Trio Taufik E.
70
100
5
M. Fajar S.
85
100
6
M. Anas
65
90
7
Rochmat M.
45
75
8
S. Wahyudi, SH
80
95
9
Sulviana Syafri
60
85
100
10
Ali I. W, SKM, MKM
45
90
85
85
11
Syaibani H.S, ST
45
80
12
Agus S, SKM
60
80
A. Prihatnolo
95
100
13
M. Pujianto
35
75
11
Fianti Andua
60
75
14
Masnar
40
85
15
Rizal Mayridian
45
80
12
Nurhusnida, SKM
70
90
16
A. Fitriyansyah
50
75
13
Suryadi
65
90
17
D Permasandi
60
80
18
I K. Darmawan
45
90
14
Robert A. J
60
90
19
Y. C. Priotomo
55
80
15
Fazli
70
90
20
Mardiansyah
65
90
21
Rery J, SKM
35
85
16
F. Darsah, SKM
65
80
22
Hartono, SKM
55
70
17
Sitti Ara
60
75
23
Mulyo A, SKM
55
90
18
S. Nugroho
60
90
19
Saiful B, SKM
70
95
20
Sahibul Fadillah
75
100
21
H. S. Bahrudin
85
95
22
Sulviana Syafri
80
85
23
Umar F, SKM
70
75
24
Nana M, SKM
75
90
25
Guntur A. T
75
100
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Suprapto, SKM Sasamoe V. Sirjon S. M. R. Abdullah M. Triandes Jailani Dudy Affiandy Fredrik L. D, SKM Sunarno Heri Suryanto K Ramdani Hugo A. T. M
75 35 40 45 70 15 60 40 40 30 45 40
75 90 65 75 85 80 75 100 90 100 80 90
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Lampiran hasil pre – Pengendalian Vektor :
11
PORT HEALTH OFFICE OF TANJUNG PRIOK VS PORT HEALTH OFFICE OF KLANG MALAYSIA Kita memiliki 2 KKP Kelas I, salah satunya yakni KKP Kelas I Tanjung Priok Kita harus yakin bahwa KKP kita tidak kalah dengan Port Health Negara tetangga Mari kita telusuri keberadaan KKP kita dan Port Health Klang Negara tetangga (Mungkin, . . . beda yang paling menyolok yakni gaji resmi petugasnya) Port Health Office Klang menyelenggarakan fungsi : 1. Food safety and quality
pelabuhan/bandara dan Lintas batas Darat 7. Pelaksanaan
2. Vector control
kesehatanobat,
3. International health
dan alat kesehatan (OMKA) ekspor dan
4. Law enforcement
mengawasi
5. Port sanitation
kesehatan OMKA impor
6. Health promotion
8. Pelaksanaan
7. Occupational and environmental health 8. Administration
9. Pelaksanaan
karantina
pengamatan dan
penyakit
penyakit
surveilans
sentral/simpul
jejaring
epidemiologi
dengan lalulintas internasional. fasilitas
kesiapsiagaan
dan
dan
kesehatan,
lingkungan
kesehatan
5. penyelenggaraan kesehatan haji. kesehatan
fasilitas kerja
dan di
pelayanan
advokasi lingkungan
pengendalian Pelabuhan/Bandara
11. Pelaksanaan
jaringan
teknologi
bidang
risiko dan
informasi
dan
kesehatan
Pelabuhan/Bandara dan lintas darat. 12. Pelaksanaan
jejaring
kemitraan
bidang
kerja
dan
kesehatan
Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas Darat 13. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan Pelabuhan / Bandara dan
matra termasuk 6. Pelaksanaan
pemberian
lintas Batas darat
penanggulangan serta
kesehatan
10. Pelaksanaan
advokasi
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang
pengawasan
pelabuhan / bandara dan Lintas Batas
regional,
nasional sesuai penyakit yang berkaitan 4. Pelaksanaan
dokumen
kesehatan terbatas di wilayah kerja
menular
potensial wabah 3. Pelaksanaan
persyaratan
kosmetika
Darat
1. Pelaksanaan kekarantinaan 2. Pelaksanaan
makanan,
alat angkut
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok menyelenggarakan fungsi :
12
pemberiansertifikat
Lintas Batas Darat 14. Pelaksanaan
ketatausahaan
dan
kerumahtanggaan KKP Selanjutnya, marilah kita lihat kenyataan di lapangan bahwa kita tidak tertinggal jauh.
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Food safety and quality at Port Klang
Pengamanan makanan di Pelabuhan Tanjung Priok
Sampling bay
Food Sampling At Container
19
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
18
13
14
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
15
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Beberapa
foto
–
penyelenggaraan
foto menarik dari fungsi
Kantor
hasil
Pengendalian tikus (Tanjung Priok)
Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok. (RBAW) Foto Pelatihan Pengendalian Vektor
Foto Pengawasan kualitas lingkungan (Pengukuran kebisingan)
Foto Pelatihan Fumigasi
Foto Pengawasan kualitas lingkungan (Pengukuran debu terendap)
PM. Trap 4000 ml (Tanjung Priok)
16
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Foto Pengambilan sampel tanah
Foto Pertemuan jejaring kerja dengan pengelola TPM
Mengenali SAHABAT MUNGIL CINDERELA R. norvegicus, R ratus diardii dan M musculus Oleh : Titiek Susilorini, BSc, RS, SE, Staf Pengajar pada Akademi Kesehatan Lingkungan Surabaya
B
etapa luhurnya
melakukan perjalanan diatas
dan
budi Sang Tikus
kapal pesiar, kotorannyapun
Putra
dalam
mampu
tersebut
dunia
dongeng
para
Mas
musculus.
Bangsawan
pernah menjadi
menjelma
kembali
dunia nyata. Saat Sang Tikus
imannya menjelang gersang.
manusia,
sehingga
berada
Dongeng
penasehat
dapur,
dia
minor
pernah
Jawa
tidak
Sanitarian dan Entomolog saat
di
dan
membantu
Raden
Raja
para memberi
bersedia membantu Si cantik
dikemukakan oleh para empu
nama Ratus norvegicus dan
Cinderela
sedang
pada jaman dahulu kala di
Ratus diardii (bukan Raden)
tertindas sampai Si cantik
tanah Jawa bahwa Sang tikus
serta
Cinderela
tersebut adalah jilmaan dari
Mas),
seorang Pangeran tampan
seorang
mengenali Sang tikus Penolong
nan kaya raya. Bahkan saat
bernama
Sang
norvegicus, Raden Mas diardii
yang
dipersunting
Tikus
sedang
Putra
Bangsawan
Raden
Mas
Mus
musculus
Marilah
tersebut.
kita
(bukan belajar
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Foto pengambilan sampel air reservoir
17
Morfologi Sang Tikus : Anatomi
JENIS R.rattus diardii
R.norvegicus
M. musculus
Berat
150 – 600 gram
80 – 300 gram
10- 21 gram
Kepala & badan
Hidung tumpul, badan besar, pendek 18 – 25 cm
Hidung runcing, badan kecil, 16 –21 cm
Hidung runcing, badan kecil, 6 –10 cm
Lebih panjang dari kepala + badan, warna tua merata, tidak berambut, 19 – 25 cm
Sama atau lebih panjang sedikit dari kepala + badan , tak berambut, 7 – 11 cm
Telinga
Lebih pendek dari kepala + badan, bagian atas lebih tua dan warna muda pada bagian bawahnya dengan rambut pendek kaku 16- 21 cm Relatif kecil, separoh tertutup bulu, jarang lebih dari 20 – 23 cm
Besar, tegak, tipis dan tak berambut, 25 – 28 mm
Tegak, besar untuk ukuran binatang 15 mm/ kurang
Bulu
Bagian punggung abu- abu kecoklatan, keabu-abuan pada bagian perut
Abu – abu kecoklatan sampai kehitamanhitaman dibagian punggung, bagian perut kemungkinan putih atau abu – abu, hitam keabu-abuan
Satu sub species : abuabu kecoklatan bagian perut, keabuabuan, Lainnya : keabu-abuan bagian punggung dan putih keabu- abuan bagian perut.
Ekor
Reproduksi
Sang tikus mencapai umur dewasa sangat cepat, masa kebuntingannya sangat pendek dan berulang – ulang dengan jumlah anak yang banyak pada setiap kebuntingan MASA Umur dewasa Masa bunting Rata- rata jumlah tikus yg bunting (%) Jumlah embrio rata- rata Per tikus betina Adanya kebuntingan Produksi/betina/tahun Jumlah penelitian
Rattus Norvegicus 75 hari 22 – 24 hari (0,7-34,8) 8,8 (7,9- 9,9) 4,32 38,0 15
Kebiasaan dan Habitat Sang
tikus
dikenal sebagai
Rattus rattus
Mus musculus
68 hari 20 –22 hari (12,9 – 48,8) 6,2 (3,8-7,9) 5,42 33,6 18
42 hari 19 –21 hari (19,8 – 50,5) 5,8 (3,9-7,4) 7,67 44,5 11
a. R. norvegicus binatang
Menggali
lubang,
berenang
dan
kosmopolitan yaitu menempati hampir di
menyelam, menggigit benda - benda keras
18 semua habitat. Habitat dan kebiasaan jenis
seperti kayu bangunan, alumunium dsb.
tikus yang dekat hubungannya dengan
Hidup dalam rumah, toko makanan dan
manusia adalah sebagai berikut :
gudang,
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
diluar
rumah,
kapal,
gudang
bawah tanah, dan saluran dalam tanah/ riol/got. R. norvegicus
a. M musculus termasuk rodensia pemanjat, kadang
-
kadang
menggali
lobang,
menggigit benda - benda yang keras. Hidup di dalam dan diluar rumah termasuk di kapal.
a. R. ratus diardii Sangat pandai memanjat, biasanya disebut
sebagai
pemanjat
yang
ulung, termasuk tali – tali sandar kapal (inilah dasar dibutuhkan rat guard pada kapa. Menggigit benda - benda yang keras. Hidup di lobang pohon, tanaman yang menjalar. Hidup dalam rumah dan kapal, tergantung pada cuaca. R. diardii
Kemampuan alat indera dan fisik Sang tikus termasuk binatang nocturnal, keluar sarangnya dan aktif pada malam hari untuk mencari makan (Red : saat membantu Si cantik Cinderela juga pada saat malam hari). Untuk itu diperlukan suatu kemampuan yang khusus agar bebas mencari makanan dan menyelamatkan diri dari predator (pemangsa) pada suasana gelap.
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Mus musculus
19
a.Kemampuan alat indera
4. Melihat
1. Mencium
Mata Sang tikus khusus untuk melihat pada
Sang tikus mempunyai daya cium yang
malam hari dan dapat mendeteksi gerakan
tajam,
pada jarak lebih dari 10 meter dan dapat
sebelum
aktif
/
keluar
dari
sarangnya ia akan mencium – cium
membedakan
dengan menggerakkan kepala kekiri dan
berbeda. Sang tikus juga mampu melakukan
kekanan.
perkiraan pada jarak lebih dari 1 meter,
selama
Mengeluarkan orientasi
jejak
sekitar
bau
sarangnya
sebelum ia pergi ke tempat lain.
benda
perkiraan yang tepat
dengan
ukuran
sebagai usaha untuk
melompat bila diperlukan.
Urin dan sekresi genital yang memberikan jejak bau yang selanjutnya akan dideteksi
Rasa mengecap pada Sang tikus berkembang
dan diikuti oleh tikus lainnya. Bau penting untuk Sang tikus karena dari bau ini dapat membedakan antara tikus juga
memberikan
tanda
akan
bahaya yang telah dialami.
menyentuh
sangat
bagus
membantu
pergerakannya
Sentuhan badan dan kibasan ekor akan tetap
digunakan
kontak
dengan lain
membantu
selama lantai,
yang dalam
dinding dekat
dan
sangat
orientasi
dan
atau tidaknya rintangan di depannya.
air
yang
mengandung phenylthiocarbamid 3 ppm.
R.
norvegicus
lubang
untuk
adalah
binatang
penggali
tempat
perlindungan
dan
sarangnya. meter tanpa kesulitan. 2. Memanjat Sang tikus komensal adalah pemanjat yang ulung. Sang tikus rumah atau kapal yang bentuk tubuhnya lebih kecil dan langsing lebih beradaptasi untuk memanjat dibandingkan dengan tikus roil/got.
3. Mendengar sangat sensitive
terhadap
suara yang mendadak. Disamping itu Sang tikus dapat mendengar suara ultra.
20
dan
menjelajah,
kewaspadaan bintang ini terhadap ada
Sang tikus
pahit
Kemampuan menggali dapat mencapai 2 – 3
sepanjang jejak dimalam hari.
benda
racun,
1. Menggali
dikalangan Sang tikus komensal yang sangat
dan menolak air minum yang mengandung
b. Kemampuan fisik
2. Menyentuh Rasa
sangat baik. Sang tikus juga dapat mendeteksi senyawa
sefamili atau tikus asing. Bau
5. Mengecap
Sang tikus juga mampu mengirim suara
Namun demikian, kedua spesies tersebut dapat memanjat
kayu
permukaannya
dan
kasar.
bangunan
Tikus
roil/got
yang dapat
memanjat pipa baik di dalam maupun di luar.
ultra.
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
3. Meloncat dan melompat.
bekas jalan (run way) tikus umumnya kotor dan
R. norvegicus dewasa dapat meloncat 77
berminyak,
cm lebih (vertical), bahkan tikus got
menyeberang ruangan.
dapat
melompat
sejauh
1,2
pada
umumnya
tikus
jarang
meter. 3. Bekas Gesekan (Rub Mark)
Sedangkan pada M. musculus mampu
Segala yang bergesekan dengan Sang tikus
melompat arah vertical setinggi 25 cm.
selalu kotor dan berminyak 4. Lubang Terowongan (Burrows)
4. Menggerogoti Sang
Biasanya Sang tikus membuat lubang yang
tikus
menggerogoti
bahan
akan digunakan sebagai jalan masuk ke dalam
bangunan / kayu, lembaran alumunium
tanah, baik dalam tanah terbuka, atau di
maupun campuran pasir, kapur dan
dekat
semen yang mutunya rendah.
gudang, dll, salah satu yang paling sering
bangunan
-bangunan,
gudang
-
membuat terowongan dan lubang adalah `5. Berenang dan menyelam
Norwey rat. M. musculus 5. Kotoran (Dropping)
adalah perenang yang baik. Sang
tikus
adalah
Kotoran
perenang
dan
penyelam yang ulung, perilaku yang semi akustik,
hidup
disaluran
air
dibawah
tanah, sungai dan areal lain yang basah.
Sang
tikus
dapat dikena
karena
mempunyai tanda - tanda sebagai berikut: - Untuk
kotoran
baru,
bentuk
lembek,
mengkilap dan pada umumnya berwarna gelap. - Untuk kotoran yang sudah lama, bersifat
Bantuan Sang Tikus buat Sanitarian dan Entomolog saat di Kapal : Tanda
-
tanda
yang
keras, kering, dan umumnya berwarna abu abu.
menunjukan 6. Bekas telapak (Trak Path)
kemungkinan adanya kehidupan Sang tikus
Bekas telapak kaki Sang tikus dapat dilihat
1. Bekas Gigitan ( Gnawing )
dengan jelas, kaki belakang mempunyai 5 jari
Bekas gigitan yang ditinggalkan Sang
kaki, sedangkan kaki depan mempunyai 4 jari
tikus pada benda-benda yang terbuat
kaki. Jejak kaki belakang lebih nampak dari
dari kayu atau kain,
pada kaki depan sedangkan ibu jari tidak
biasanya dapat
dilihat pada pintu, jendela, yang terbuat dari kayu, kain - kain bekas.
nampak. 7. Suara (Voice)
2. Alur Jalan ( Run Way )
Jika terdapat banyak tikus, akan terdengar
Salah satu kebiasaan Sang tikus adalah
mereka berlari - lari terutama pada saat
memakai jalan yang sama (jalan antara
berada
sarang dengan tempat mencari makan)
menjelang gelap pada saat mereka sedang
dan biasanya berjalan searah dengan
mencari makan di dalam rumah ataupun di
dinding
kapal.
(vertikal
maupun
horizontal),
diatas
rumah
atau
dikala
hari
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
R. norvegicus, R. Rattus,
21
8. Tikus Hidup dan Tikus mati (Life and Death
Kutu adalah serangga dari ordo Anoplura yang
rat )
selama hidupnya menempel pada rambut
Di dalam ruangan rumah ataupun di
inang. Tubuh kutu terbagai 3 bagian yaitu kepala
dalam kapal, kadang kala ditemukan
– dada - perut, berukuran 0,5 mm – 1 mm. Kutu
Sang tikus yang telah mati sedangkan
pipih dibangian perut (dorso ventral) dan kepala
Sang
lebih sempit daripada dada, tidak bersayap dan
tikus hidup akan berlarian untuk
kelangsungan
hidupnya.
Dengan
di ujung kaki – kakinya terdapat kuku besar untuk
ditemukannya Sang tikus mati atau hidup
bergantung pada rambut inang, bergerak
menunjukan bahwa di dalam rumah atau
lambat, berwarna putih dan umumnya
kapal tersebut terdapat tikus.
ditemukan menempel pada rambut punggung
9. Sarang (Nest)
dan perut.
Sarang Sang tikus terletak di dalam lubang, dinding, pohon -pohon, dan tanaman - tanaman yang lainnya.
3. Caplak Caplak
adalah
sejenis
kutu
hewan
yang
termasuk ke dalam kelompok laba - laba Ektoparasit Ektoparasit
(Arachnida). yang
ditemukan
menginfestasi Sang tikus terdiri dari pinjal, kutu, caplak dan tungau.
Caplak
dibedakan
dari
serangga
(insekta)
karena kepala – dada - perut jadi satu menjadi bentuk yang terlihat sebagai badannya.
1. Pinjal ordo
Caplak dibedakan atas 2 keluarga (familia) yaitu
Siphonaptera berukuran kecil (antara 1,5 –
Argasidae (caplak lunak) dan Ixodidae (caplak
4 mm), berbentuk pipih dibagian samping
keras). Pada caplak keras dibagian depan
(dorso lateral). Kepala – dada - perut
(anterior) terlihat ada semacam kepala yang
terpisah secara jelas. Pinjal tidak bersayap,
sebenarnya
berkaki panjang terutama kaki belakang,
(capitulum), sedangkan pada caplak lunak
bergerak aktif di antara rambut inang dan
bagian
dapat melomcat. Serangga ini berwarna
punggung.
Pinjal
adalah
serangga
dari
adalah
mulutnya
coklat muda dan tua, ditemukan hampir di 4. Tungau seluruh tubuh inang yang ditumbuhi Tungau
adalah
bagian
tidak
dari
terlihat
Arthropoda
mulutnya dari
yang
arah
telah
rambut. Pinjal dewasa bersifat parasitic
mengalami modifikasi pada anatominya. Kepala
sedang pradewasanya hidup di sarang,
– dada - perut bersatu. Ukuran badan 05 mm – 2
tempat berlindung atau tempat – tempat
mm,
yang sering dikunjungi tikus.
Trombiculidae.
termasuk
ordo
Acariformes,
familia
Tungau aktif bergerak dan berwarna putih
22 2. Kutu
kekuningan atau kecoklatan. Banyak ditemukan
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
diseluruh tubuh Sang tikus terutama pada
Perangkap
badan bagian atas dan bawah. Larva
ditemukannya tanda - tanda keberadaan
tungau merupakan tahap pradewasa dari
Sang tikus.
trombikulid.
Larva
tungau
Sebaiknya
berukuran tidak lebih dari 0,5 mm, berkaki
kelipatannya
berkelompok dibagian dalam telinga atau
perangkap.
lingkungan.
adalah
memberi
segera. Pemasangan perangkap dalam upaya
di rumah atau di Kapal dilakukan dengan rat
sanitasi
satu
dicuci dengan air, sabun dan dikeringkan
Pencegahan keberadaan Sang tikus
berdasarkan
tambah
Perangkap bekas yang terisi Sang tikus, harus
Pencegahan
lingkungan
sampai
kesempatan pada Sang tikus.
sedang tungau dewasa bebas.
ramah
di
sampai tiga malam untuk
Larva tungau trombikulid bersifat parasitic
sanitasi
luas
lokasi
Perangkap yang belum berisi tikus dibiarkan
pangkal ekor Sang tikus.
dan
dengan
pada
dengan 10 m3 dipasang satu perangkap dan
tiga pasang, bergerak pasif, menempel
proofing
ruangan
dilantai
pemberantasan ini dilakukan selama tiga hari
Yang
berturut - turut.
pencegahan
lingkungan
karena 10. Pemberantasan tikus secara kimiawi dilakukan
menyangkut penyimpanan bahan makanan,
dengan menggunakan umpan beracun yang
sisa makanan dan pembuangan limbah
hanya dianjurkan digunakan pada area yang
makanan. Penyehatan lingkungan di dalam
tidak dapat dicapai oleh hewan domestik dan
ruang kapal ataupun bangunan rumah yaitu
anak-anak. Pengendalian tikus dengan umpan
dengan menutup rapat ruangan dengan
beracun sebaiknya sebagai pilihan terakhir.
bahan yang tidak mudah dirusak. 11. Pemberantasan dengan cara fumigasi. Tindakan kejam bagi Sang tikus 9. Pemasangan perangkap Beberapa penyakit bersumber tikus Sang tikus merupakan reservoir dari berbagai agen penyakit seperti virus, ricketsia, bakteri, protozoa dan cacing yang dapat ditularkan kepada manusia secara langsung, melalui feses, urin dan ludah atau gigitan Sang tikus dan secara tiding langsung melalui gigitan pinjal (ektoparasit Sang tikus) sepert kutu, pinjal, caplak, tungau. Marilah kita cermati beberapa penyakit bersumber Sang Tikus : Penyakit
Penyebab penyakit
Vektor
Cara Penularan
Pes
Bakteri Yersinia
Pinjal
Melalui gigitan
Murine typhus
Rickettsia mooser
Pinjal
Melalui sisa hancuran tubuh pinjal terinfeksi lewar luka akibat garukan
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
tungau
dipasang
23
Scrub tyohus
Rickettsia tsutsugamushi
Tungau trombikulid
Melalui gigitan tungau
Penyebab penyakit
Vektor
Cara Penularan
Spotted fever group rickettsiae
Rickettsia conorii
Caplak
Melalui gigitan caplak
Spotted fever group rickettsiae
Rickettsia conorii
Caplak
Melalui gigitan caplak
Leptospirosis
Bakteri Leptospira
-
Melalui selaput lendir atau luka dikulit bila terpapar oleh air yang tercemar dengan urin tikus.
Salmonelosis
Salmonella
-
Melalui gigitan tikus atau pencemaran makanan
Demam gigitan tikus
Bakteri Spirillum atau Streptobacillus
-
Melalui luka gigitan tikus
Trichinosis
Cacing Trichinella spiralis
-
Tidak langsung dengan cara memakan hewan pemakan tikus
Angiostongiliasis
Cacing Angiostrongilus
-
Dengan cara memakan sejenis keong yang menjadi inang perantara penyakit ini.
Demam berdarah Kore
Virus hantavirus (Hantavirus)
-
Melalui udara yang tercemar feses, urin atau ludah tikus yang infektif
Lanjutan ….. Penyakit
Foto kasus Pes
SISTEM KEGAWATDARURATAN PADA BENCANA dr. Endrianan Svieta Lubis
24
B
korban, bencana telah mengubur masa depan. Bencana juga merenggut paksa nyawa orangencana talah menjadi bagian dari perjalanan dunia. orang tercinta. Banyak kerugian yang timbul karena bencana, Bencana diklasifikasi menjadi dua materi hingga nyawa. Bahkan pada sebagian jenis yaitu bencana alam dan
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Faktor risiko bencana adalah kurangnya kesadaran penduduk, kondisi sosial politik yang labil, jumlah penduduk, perencanaan masyarakat miskin kota, pergantian cuaca dan kerusakan lingkungan hidup serta penyalahgunaan teknologi. Prof. Dr. Pedro Arcos Gonzales, dalam diskusi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mensinyalir kematian 1 dari 25 orang di dunia disebabkan bencana alam. Ia mengingatkan, mempelajari bencana alam sangat penting demi keselamatan umum terutama aspek kesehatan.
berkepentingan. Masyarakat harus dipersiapkan untuk menghadappi bencana. Menurut Dr. Carlos Martinez Monzon, ada tiga hal yang sangat menentukan dalam penanganan bencana, yaitu alat kesehatan, kemampuan SDM, dan kapasitas rumah sakit. Dalam hal ini sistem kegawatdaruratan (emergency) meliputi peralatan dan potensi manusia yang terkoordinir seperti tenaga medis, ambulans dan helikopter. Semua itu dipindahkan ke daerah bencana.
Sebanyak 85 % bencana menimbulkan kematian selama Ada dua model sistem satu dekade terakhir dan hanya 14% sebagai akibat dari kegawatdaruratan yang dikenal bencana teknologi yang terdiri atas industri dan transportasi. Satu dari dua orang meninggal akibat kekeringan dan kelaparan. Bencana kelaparan dan kekeringan merenggut nyawa lebih banyak, yakni 3 kali lipat dari gempa bumi. Sekitar 75% angka kematian akibat bencana terdapat di Asia. Karena itu bencana sangat berdampak kuat dari sisi ekonomi di negara berpenghasilan rendah, misalnya Asia, Afrika dan Amerika latin. Di Asia, akibatnya dapat lebih berat, karena tiga seperlima penduduk dunia berada di Asis dan sepertiga luas daratan dunia adalah Asia. Wajar bila Asia menduduki urutan pertama dalam jumlah korban kematian akibat bencana alam.
yaiu model Eropa, dimana dokter Jumlah korban meninggal secara keseluruhan menurun dan perawat dalam satu sistem Model walaupun jumlah bencana bertambah. Hal itu terjadi karena kegawatdaruratan. sudah menyertakan semakin baiknya sistem pencegahan dan sarana perbaikan Amerika teknisi di dalamnya. kesehatan. Meski demikian, masih terus dibutuhkan inisiatif yang penting semacam strategi internasional untuk mencegah bencana Sebuah sistem kegawatdaruratan yang baik diyakini akan atau dalam bentuk strategi global. menurunkan angka kematian Bencana, apapun bentuknya, mempengaruhi produksi sebesar 15%. Salah satu langkah makanan dan keamanan nutrisi, mengganggu sistem sanitasi yang dpaat ditempuh adalah dan program kesehatan, baik kesehatan fisik maupun mental membangun komunikasi yang dan perilaku penduduk. baik dengan pusat koordinasi. Selain itu perlindungan dan Dalam situasi bencana, terjadi keadaan yang tidak pemberian keamanan kepada seimbang antara masalah dan penanganannya. Karena itu korban bencana juga sangat dibutuhkan koordinasi yang baik antar pihak-pihak yang penting. Tidak hanya fisik, tetapi juga psikologis.
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
bencana teknologi. Sebagian besar adalah bencana alam. Karakteristik bencana terbagi atas : alami (bencana alam), perilaku sosial (terorisme), dan teknologi (penyalahgunaan teknologi).
25
(Disadur dari Dokter Kita, Agustus Proses evakuasi dilakukan untuk memudahkan pekerjaan tim 2007) medis. Bagian utama dari sistem medis adalah perilaku dan alat. Keduanya harus saling melengkapi dan mendukung satu sama lain.
KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BIDANG UPAYA KESEHATAN PELABUHAN,KKP KELAS I TANJUNG PRIOK oleh : dr. I Nyoman Putra Pelabuhan Tanjung priok merupakan salah satu pintu gerbang masuk negara, tempat berbagai kegiatan ekonomi dan merupakan factor resiko terjadinya berbagai macam gangguan kesehatan. Perkembangan kegiatan ekonomi dan teknologi selain membawa manfaat terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia juga mempunyai dampak negative terhadap masyarakat, dalam hal ini d bidang kesehatan.
U
ntuk mengantisipasi dampak yang Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut kurang
menguntungkan
tersebut maka bidang Upaya Kesehatan Pelabuhan
diperlukan keperdulian dari berbagai (UKP) KKP Kelas I Tanjung Priok Kelas I Tanjung
pihak baik swasta maupun pemerintah. Kantor Priok pada tahun 2007 ini menyelenggarakan Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Tanjung pelatihan-pelatihan yang terdiri dari Pelatihan Priok merupakan salah satu instansi pemerintah Kegawatdaruratan Medik (bagi petugas KKP yang berperan dalam penanganan berbagai Kelas I Tanjung Priok ), Pelatihan Pencegahan dampak
negative
yang
timbul
tehadap dan Penanggulangan Infeksi Menular Seksual
kesehatan, terutama di wilayah pelabuhan.
(IMS) dan Pelatihan Kesehatan Matra Pada Situasi Khusus.
Agar masyarakat wilayah Pelabuhan Tanjung Priok mendapat pelayanan yang optimal, KKP Kelas I Tanjung Priok harus didukung oleh
I.
Pelatihan Kegawatdaruratan Medik (Bagi Petugas KKP Kelas I Tanjung Priok )
sumber daya manusia yang handal dan terlatih dalam menjalankan tugasnya. Dalam rangka meningkatkan
kemampuan
petugas
pelabuhan pada umumnya dan petugas KKP Kelas I Tanjung Priok pada khususnya, maka perlu
diperlukan
pelatihan-pelatihan
salah satu tugas pokok dan fungsi dari KKP Kepmenkes
265/MENKES/SK/III/2004
26
Maret 2007 di Cisarua, Bogor. Pelatihan diikuti oleh 30 orang pegawai KKP Kelas I Tanjung Priok.
khusus
bagi para petugas tersebut. Oleh karena itu, sesuai
Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 16
Materi yang disampaikan adalah : 1.
dan
strategi
kesehatan
nomor
nasional
penanganan
kegawatdaruratan akibat bencana
adalah
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
Kebijakan
2.
Standar penanganan kegawatdaruratan akibat bencana
yang berkaitan dengan masalah kesehatan. 3.
Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
4.
Penanganan korban keracunan
5.
Pengamanan
luka
dan Diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari :
perdarahan
A. Pegawai KKP B. Stake holder
6.
Penanganan korban luka baker
7.
Penanganan korban tenggelam
8.
Triase dan evakuasi
9.
Penanganan korban cedera
10. Desinfeksi
dalam
Materi yang disampaikan pada pelatihan ini adalah : 1. Kebijakan penanggulangan IMS & HIV/AIDS di Indonesia
penanggulangan
2.
masalah akibat bencana 11. Surveilens
epidemiologi
= 23 orang = 7 orang
Epidemiologi IMS & HIV/AIDS di Jakarta Utara
bencana
kesehatan Narasumber pada pelatihan ini berasal dari : 1) Pusat Penanggulangan Krisis, Depkes RI 2) Sub. Dit. Matra Ditjen PP & PL 3) Sudin Yankes Jakarta Utara 4) KKP Kelas I Tanjung Priok
3.
Tupoksi KKP Kelas I Tanjung Priok
4.
Informasi dasar IMS & HIV/AIDS
5.
Seksualitas & Kesehatan Seksualitas
6.
VCT (Voluntary Counseling Test)
7.
Universal Precaution
8.
Klinik IMS
9.
Pengenalan IMS dengan pendekatan sindrom
10. Penatalaksanaan Mitra Seksual 11. Konseling 12. Surveilence epidemiologi IMS & HIV/AIDS Narasumber berasal dari : 1) Sub Dit. HIV/AIDS Direktorat Jenderal PP & PL 2) Sudin Kesmas Jakarta Utara 3) Pokja HIV-AIDS RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso 4) KKP Kelas I Tanjung Priok
II. Pelatihan Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Menular Seksual (IMS) Pelatihan Penanganan dan Penanggulangan IMS dilaksanakan pada tanggal 22 s/d 26 mei
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
korban
2007 di Hotel Grafika Mas, Cisarua – Bogor.
27
7.
Penanggulangan
penderita
darurat
situasi
dalam
gawat
khusus
di
pelabuhan 8.
Penyelidikan dan penanggulangan KLB pada situasi khusus di Pelabuhan
9.
Mobilisasi sumber daya
10. Jejaring Kerja dan informasi kesehatan III. Pelatihan Kesehatan Matra Pada Situasi Khusus
pada situasi khusus di Pelabuhan 11. Contigency Plan 12. Gladi situasi khusus di Pelabuhan
Pelatihan Kesehatan Matra Pada Situasi Khusus dilaksanakan di Bapelkes Ciloto, tanggal 18 s/d 20 Juni 2007. Pelatihan diikuti oleh 30 peserta, terdiri dari :
Narasumber berasal dari : 1) Sub. Dit. Matra PP & PL 2) Sub. Dit. Surveilans Epidemiologi PP & PL
A.
Petugas KKP
= 22 orang
B.
Stake Holder
= 8 orang
3) ADPEL Utama Tanjung Priok 4) Seksi Gadar Sudin Yankes Jakarta Utara
Materi yang disampaikan adalah : 1.
Kebijakan
dan
Strategi
Nasional
Kesehatan matra pada Situasi Khusus 2.
Peran ADPEL dalam penanggulangan Kesehatan Matra pada situasi khusus di Pelabuhan
3.
Tupoksi
Kantor
Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Tanjung Priok 4.
Rapid Health Assesment pada situasi khusus di Pelabuhan
5.
Sanitasi darurat dalam kesehatan situasi khusus di Pelabuhan
6.
28
Emergency Medical Response
PELAYANAN KESEHATAN TERBATAS BIDANG UPAYA KESEHATAN PELABUHAN DI WILAYAH KERJA PELABUHAN MARUNDA (LAPORAN PROGRAM KERJA) Oleh : dr. Santi Kartikasari
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Tabel 2 10 Besar Kasus Yang Ditemukan Pada Screening Kesehatan Di Wilayah Kerja Pelabuhan Marunda KKP Kelas I Tanjung Priok, Tgl. 23 S/D25 Juli 2007
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kegiatan tersebut juga merupakan salah satu upaya UKP dalam rangka deteksi dini penyakit menular yang ada di wilayah kerja KKP Kelas I Tanjung Priok, pada umumnya, dan di Wilayah kerja Pelabuhan Marunda, pada khususnya. Dengan program ini diharapkan didapat gambaran penyakit yang diderita warga di sekitar pelabuhan dan data yang di dapat dapat membantu dalam pengendalian penyakit menular. Hasil kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
KASUS ISPA Cephalgia Myalgia Hipertensi Dermatitis Gastritis Reumatik Dispepsia Caries Fatique Lain-lain Jumlah
JUMLAH 27 12 11 8 8 6 5 4 3 2 14 100
Grafik 2
10 Besar Kasus Yang Ditemukan Pada Screening di Wilayah Kerja Pelabuhan Marunda KKP Kelas I Tanjung Priok, Tanggal 23 s/d 25 Juli 2007 5%
2%
3%
6%
32%
7%
Tabel 1 Jumlah Kunjungan Pada ScreeningKesehatan Di Wilayah Kerja Pelabuhan Marunda KKP Kelas I Tanjung Priok, Tgl. 23 s/d25 Juli 2007
9% 9%
UMUR
JUMLAH
PROPORSI
0 - 1 TH
4
4%
1 - 5 TH
8
8%
5 - 15 TH
20
20%
> 15 TH
68
68%
TOTAL
100
100%
14% 13%
ISPA Cephalgia Myalgia Hipertensi Dermatitis Gastritis Reumatik Dispepsia Caries Fatique
Tabel 3 Kasus Penyakit Menular Yang Ditemukan Pada Screening Kesehatan Di Wilayah Kerja Pelabuhan Marunda KKP Kelas I Tanjung Priok Tanggal 23 s/d 25 Juli 2007
Grafik 1 NO Jumlah Kunjungan Pada Screening di Wilayah Kerja Marunda KKP Kelas I Tanjung Priok, Tanggal 23 s/d 25 Juli 2007 4% 8%
Kasus
Umur (tahun)
∑
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Dalam rangka melaksanakan tupiksi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Tanjung Priok, Bidang Upaya Kesehatan Pelabuhan (UKP) pada tanggal 23 sampai dengan 25 Juli 2007 melaksanakan program kegiatan pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja Marunda, tepatnya di kampong legendaries Betawi Si Pitung, yang letak geografisnya dikelilingi oleh laut dangkal sehingga petugas yang melaksanakan tugas kesana memerlukan transportasi perahu dayung dengan jarak tempuh sekitar 15 menit untuk mencapai lokasi. Warga sangat antusias menyambut program UKP tersebut, mengingat di wilayah tersebut jauh dari tempat pelayanan kesehatan. Tidak sedikit dari warga yang berobat sudah menderita sakit lebih dari seminggu.Layanan kesehatan yang rutin di wilayah tersebut adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang dilaksanakan kader Puskesmas setiap sebulan sekali.
29
0-4
5 - 15
> 15
1
Cephalgia
0
0
12
12
1
ISPA
9
5
13
27
2
Myalgia
0
0
11
11
2
Dermatitis
0
5
3
3
Hipertensi
0
0
9
9
3
Conjungtivitis
0
1
0
4
Gastritis
0
2
4
6
4
Candidiasis
0
0
1
8 1 1
5
Reumatik
0
0
5
5
5
Herpes Labialis
0
0
1
1
6
Dispepsia
0
3
1
4
Jumlah
9
11
18
38
7
Caries
1
2
0
3
8
Fatique
0
0
2
2
Grafik 3
Jumlah
Penyakit Menular Yang Ditemukan Pada Screening Kesehatan di Wilayah Kerja Pelabuhan Marunda KKP Kelas I Tanjung Priok, Tanggal 23 s/d 25 Juli 2007 30 20 10 0
27 9
13 5
5 8 0 3
ISPA
Dermatitis
0 1 0 1
0 0 1 1
Conjungtivitis Candidiasis
Kasus
0 - 4 TH > 15 TH
9
Hipotensi
0
0
2
2
10
GE
1
1
0
2
11
DM
0
0
1
1
12
Urtikaria
0
1
0
1
13
Pioderma
0
0
1
1
14
Defisiensi Gizi
1
0
0
1
15
Obs. Katarak
0
0
1
1
16
Hematum
0
0
1
1
Jumlah
3
9
50
62
0 0 1 1
Grafik 4
Herpes Labialis
Penyakit Tidak Menular Yang Ditemukan Pada Screening Kesehatan di Wilayah Kerja Pelabuhan Marunda KKP Kelas I Tanjung Priok, Tanggal 23 s/d 25 Juli 2007
5 - 15 TH
Kasus Penyakit Tidak Menular Yang Ditemukan Pada Screening Kesehatan Di Wilayah Kerja Pelabuhan Marunda KKP Kelas I Tanjung Priok, Tgl. 23 s/d 25 Juli 2007 No
Kasus
Umur(tahun) 0-4
5 - 15
Jumlah
Tabel 4
15 1212 1111 99 10 46 55 3 4 3 5 00 00 00 02 00 0 1 120 00 22 0022 1102 00 11 0101 0011 10 01 0011 0011 0 ia ia si tis tik sia ies ue nsi a p ar tiq te alg alg ten tri ph My iper Gas eum ispe C Fa ipo e R D H C H
∑
> 15
Kasus
GE
i k a a DM ikari erm i Giz tara atum t d s a Ur Pio sien s. K Hem fi b De O
0 - 4 TH 5 - 15 TH > 15 TH JUMLAH
EXECUTIVE SUMMARY PENYELENGGARAAN PELATIHAN CEGAH TANGKAL DALAM PENANGGULANGAN DAN PENANGANAN AVIAN INFLUENZA DI PELABUHAN BAGI PETUGAS KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK BPTKM PASTEUR, BANDUNG, JAWA BARAT, 1 S/D 5 MEI 2007
I.
30
PENDAHULUAN
Flu burung atau yang lebih dikenal dengan nama Avian Influenza penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh salah satu subtipe dari virus Influenza A. Sejak tahun 1889 telah terjadi beberapa kali pandemi yaitu H2N2, H3N8, H1N1 dan H3N2. Pada 1997 terjadi wabah Avian Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Influenza H5N1 pada manusia pertama kali dilaporkan di Hongkong, dari tahun 2003 sampai Maret 2006 terjadi di beberapa negara seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, China Turki dan Irak termasuk,Indonesia Avian Influenza saat ini telah menjadi masalah Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia Tanjung Priok No : DL.01.03.5.81.328 tanggal 28 dan juga di dunia Internasional, karena AI Februari 2007 tentang Pembentukan Panitia selain
menyerang
hewan
ternyata
juga
Pelatihan Surveilans Epidemiologi Kantor
menyerang manusia.Sampai saat ini kasus terus Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok, bertambah baik pada binatang maupun pada telah
diselenggarakan
manusia. Penambahan jumlah kasus inilah yang Tangkal menjadi
kekhawatiran
dunia
karena
Dalam
Pelatihan
Cegah
Penanggulangan
Dan
virus Penanganan Avian Influenza Di Pelabuhan Bagi
Influenza tersebut mampu untuk bermutasi atau Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I reassortment ( menyatunya virus Avian Influenza Tanjung Priok, tanggal 1 s/d 5 Mei 2007 di BPTKM dengan virus Influenza pada manusia atau Depkes,
Bandung,
Jawa
babi) dapat menghasilkan subtipe virus baru tersebut
dimaksudkan
Barat.
untuk
Pelatihan
mendapatkan
WHO
memperkirakan
bahwa
pandemi terhadap
perubahan
Influenza akan terjadi hanya waktunya kapan pelaksana belum dapat dipastikan.
Cegah
Penanggulangan
yang
ada
sebagai
Tangkal
Dan
Dalam
Penanganan
Avian
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Influenza Di Pelabuhan (KKP) sebagai garda terdepan dalam upaya
.
cegah tangkal penyakit karantina dan penyakit II. menular potensial wabah sangat berisko untuk
TUJUAN Tujuan
terkena penyakit Avian Influenza. Disisi lain diperolehnya
dari
pelatihan
peningkatan
ini
adalah
pemahaman
petugas KKP juga dituntut untuk selalu tanggap pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan dan cepat dalam memberikan pelayanan petugas KKP dalam melakukan cegah tangkal kepada
pengguna
jasa.
Untuk
itu
provesionalisme dalam melaksanakan tangkal
terhadap
penyakit
harus
sikap dan penaganan penyakit avian influenza di cegah pelabuhan
menjadi
bagian dalam pelaksanaan tugas, karena III.
PESERTA
upaya cegah tangkal tidak akan berhasil Kriteria peserta pelatihan yaitu dengan
baik
bila
tidak
didukung
oleh
1. Pendidikan minimal SLTA / sederajat
kemampuan dan kompetensi petugas yang
2. Diutamakan tenaga teknis lapangan
memadai.
3. Usia peserta maksimal 50 tahun
Menyadari akan tantangan ke depan dan kelemahan yang dimiliki saat ini, melalui Jumlah peserta pelatihan : 30 orang, dengan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran rincian sebagai berikut :
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
yang dapat menimbulkan pandemi Influenza. petugas yang handal, professional dan peka
31
1.
Dokter
: 2 orang
2.
Perawat
: 8 orang
3.
Epidemiolog
: 7 orang
a. Ditjen PP & PL Depkes
4.
Sanitarian
: 6 orang
b. Administrator Utama Pelabuhan Tanjung
5.
Entomolog
: 4 orang
6.
Sopir
IV.
V.
NARA SUMBER / PENGAJAR / FASILITATOR
Priok
: 3 orang
c. Badan PSDM Kesehatan Depkes
MATERI PELATIHAN
d. Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. DR.
1. Materi Dasar a. Peran
Sulianti Saroso
KKP
dalam
cegah
tangkal
e. KKP Kelas I Tanjung Priok
penanggulangan dan penanganan AI di pelabuhan
VI.
b. Peran Adpel dalam penanganan dan penanggulangan
Faktor
risiko
MEKANISME PELATIHAN Metodologi
atau
mekanisme
dalam
Avian penyelenggaraan pelatihan ini dilaksanakan
Influenza di kapal dan di Pelabuhan
dengan cara : 1. Penjelasan materi
2. Materi Inti
2. Diskusi
a.
Penyakit Avian Influenza
3. Tanya jawab
b.
Surveilans epidemiologi penyakit avian
4. Exercise
influenza integrasi
5. Penugasan
c.
Faktor risiko AI di kapal dan di pelabuhan
6. Game
d.
Penanganan
7. Studi kasus
dan
penanggulangan
faktor risiko Avian Influenza di Pelabuhan
8. Simulasi
e.
Penggunaan APD Avian Influenza
9. Praktek
f.
Tata laksana kasus dan pertolangan pertama kasus AI di kapal
VII.
g.
Sistem rujukan kasus AI di pelabuhan
h.
Penanggulangan
dan
WAKTU DAN TEMPAT Pelatihan
penanganan Pelatihan
ini
Tenaga
dilaksanakan Kesehatan
di
Balai
Masyarakat
kasus avian inluenza di kapal dan di Depkes Pasteur Bandung, Jawa Barat dari pelabuhan
tanggal 1 s/d 5 Mei 2007
3. Materi Penunjang
VIII.
PEMBIAYAAN
a.
Building Learning Comitment (BLC)
Biaya pelaksanaan kegiatan pelatihan
b.
Rencana Tindak Lanjut Penyelenggaraan cegah tangkal dalam penanggulangan dan Cegah Tangkal Dalam Penanggulangan penanganan avian influenza di pelabuhan bagi
32
Dan Penanganan Avian Influenza Di petugas Pelabuhan Pelabuhan
pada
Kantor
Kantor
Kesehatan
Pelabuhan
Kesehatan dibebankan kepada DIPA KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun Anggaran 2007
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
1. Peserta pelatihan yang hadir 100% 2. Dari hasil pre test dan post test yang diperoleh peserta pelatihan, yaitu dari IX.
HASIL PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Hasil
dari
penyelenggaraan
predikat kurang menjadi predikat baik
pelatihan
ini
sekali. Hasil tersebut kiranya telah sesuai
sebagai berikut :
apa yang diharapkan seperti pada tujuan
1. Jumlah peserta latih sebanyak 30 (tiga
3. Nara
2. Nara sumber / pengajar / fasilitator
/
pengajar
yang
telah
memberikan materi sesuai dengan bidang
memberikan materi sesuai yang telah
dan
direncanakan pada jadwal pelatihan
pelatihan
3. Hasil Pre Test dari 30 (tiga puluh) peserta,
pelatihan
rentang nilainya yaitu nilai terendah 25
4.
profesinya,
sehingga
antusias
Penyelenggaraan
mengikuti
pelatihan
cegah
tangkal
rata 56,33
penanganan avian influenza di pelabuhan bagi
dalam
untuk
peserta
dan nilai tertinggi 85 dengan nilai rata4. Hasil Post Tes dari 30 (tiga puluh) peserta,
penanggulangan
petugas
Kantor
dan
Kesehatan
rentang nilainya yaitu nilai terendah 60
Pelabuhan berjalan dengan baik dan
dan nilai tertinggi 100 dengan nilai rata-
sebagaimana mestinya
rata 72,26
5. Terciptanya persamaan persepsi
5. Hasil evaluasi nara sumber / pengajar rentang
nilainya
yaitu
nilai
dalam
melaksanakan program cegah tangkal dalam
penanggulangan
dan
terendah.75,4 dan tertinggi 82,3 serta
penanganan avian influenza di lingkungan
nilai
pelabuhan
rata-ratanya
75,85
dengan
prediksi baik sekali. 6. Hasil
evaluasi
6. Meningkatkan kesigapan para petugas penyelenggaraan
Kantor
Kesehatan
Pelabuhan
dalam
pelatihan, dengan variabel penilaian
melaksanakan program cegah tangkal
yaitu
penanggulangan dan penanganan AI di
tempat
penyelenggaraan,
konsumsi pelatihan dan pelayanan panitia
terhadap
peserta,
rentang
nilainya yaitu nilai terendah 69,7 dan nilai tertinggi 78,8 serta nilai rata-rata
pelabuhan. 7. Keuntungan dan hambatan pelatihan : a. Keuntungan : -
74,2 dengan prediksi baik. X.
sumber
KESIMPULAN Dari hasil penyelenggaraan pelatihan
Meningkatkan
pemahaman
pengetahuan,
kemampuan
ketrampilan
petugas
dan Kantor
Kesehatan Pelabuhan -
Terampil dan sigap dalam melakukan
tersebut di atas maka dapat disimpulkan hal-
penanggulangan dan penanganan
hal sebagai berikut :
avian influenza di pelabuhan.
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
puluh) peserta
pelatihan
33
Mampu
-
melaksanakan
tugas
1. Perlu disusun rencana tindak lanjut untuk
penanggulangan dan penanganan
penyelenggaraan cegah tangkal dalam
avian influenza di pelabuhandengan
penanggulangan dan penanganan AI
benar sesuai prosedur
secara konprehensif di lingkungan KKP dan melibatkan stake holder terkait.
b. Hambatan : -
-
2. Perlu diselenggarakan pelatihan/simulasi
Latar belakang pendidikan peserta
penanggulangan
pelatihan yang sangat bervariatif.
penyakit dengan lintas sektor.
Belum
pernah
terpapar
Bandung, Mei 2007 Ketua Penyelenggara
pemahaman dalam proses belajar kurang optimal Alokasi
dana
penanganan
dengan
kasus yang sebenarnya, sehingga
-
dan
TTD
untuk
penyelenggaraan program cegah
Sogir Haratua Siregar, SKM. Nip. 140 080 548
tangkal penanggulangan penyakit masih terbatas XI. SARAN REKOMENDASI
EXECUTIVE SUMMARY PENYELENGGARAAN PELATIHAN SURVAILANS EPIDEMIOLOGI BAGI PETUGAS KANTOR KESEHATAN PELABUHAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK BLK DEPKES CIMACAN, CIANJUR, JAWA BARAT, 17 S/D 22 APRIL 2007 mempunyai intensitas dan mobilitas sangat I.
PENDAHULUAN Sebagaimana
tinggi bagi keluar masuknya kapal dan lalu kita
ketahui
bersama lintas
manusia
maupun
barang,
sehingga
pelabuhan, bandar udara dan lintas batas permasalahan kesehatan akan muncul seiring darat
merupakan batas-batas antar negara dengan
perkembangan
kemajuan
ilmu
dan merupakan pintu gerbang perdagangan pengetahuan teknologi, khususnya teknologi serta laju pertambahan ekonomi baik antar transportasi. daerah
maupun
antar
negara.
maka
Sejalan dengan hal tersebut kiranya
diperlukan kondisi status pelabuhannya harus perlu kita kembangkan system Surveilans yang sehat dan tetap kondusif bagi perkembangan handal agar dampak yang muncul dapat dan pertumbuhan ekonomi nasional maupun diantisipasi secara dini dan tidak menjadi global.
34
masalah
kesehatan
nasional
maupun
Perlu kiranya kita sadari bahwa kita internasional. Pada saat ini pelabuhan tidak bekerja dalam lingkungan pelabuhan yang hanya berfungsi sebagai pintu keluar masuknya Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
barang, jasa dan manusia, akan tetapi sudah secara komprehensif sesuai tugas dibidangnya berkembang lebih jauh menjadi sentra-sentra masing-masing. industri yang menyerap banyak tenaga kerja, pusat perdagangan, pariwisata yang mampu III.
PESERTA
mendatangkan turis domestik maupun luar Kriteria peserta pelatihan yaitu : negeri dalam jumlah besar sebagai penghasil 1. Pendidikan devisa bagi negara.
minimal
D3
Kesehatan
Masyarakat 2. Diutamakan tenaga fungsional epidemiologi
Menyadari akan tantangan ke depan 3. Menangani kegiatan surveilans epidemiologi dan kelemahan yang dimiliki saat ini, melalui
di tempat kerjanya
Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran 4. Usia peserta maksimal 45 tahun Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I 5. Dapat mengoperasikan komputer, minimal Tanjung Priok No : DL.01.03.5.81.327 tanggal 28
program excel dan word
Februari 2007 tentang Pembentukan Panitia Jumlah peserta pelatihan sebanyak 42 peserta, Surveilans
Epidemiologi
Kantor dengan rincian sebagai berikut :
Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok,
1.
KKP Kelas 1 Denpasar
: 1 orang
telah
Survailans
2.
KKP Kelas II Surabaya
: 1 orang
Epidemiologi Bagi Petugas Kantor Kesehatan
3.
KKP Kelas II Medan
: 2 orang
Pelabuhan tanggal 17 s/d 22 April 2007 di BLK
4.
KKP Kelas II Makasar
: 2 orang
Depkes,
Barat.
5.
KKP Kelas II Batam
: 1 orang
untuk
6.
KKP Kelas II Tanjung Pinang : 1 orang
mendapatkan petugas survailans epidemiologi
7.
KKP Kelas II Banjarmasin
: 1 orang
yang handal, professional dan peka terhadap
8.
KKP Kelas II Jakarta
: 1 orang
perubahan
9.
KKP Kelas II Tarakan
: 2 orang
diselenggarakan
Cimacan,
Pelatihan
Cianjur,
tersebut
yang
Pelatihan
Jawa
dimaksudkan
ada
sebagai
pelaksana
cegah tangkal penyakit karantina dan penyakit 10. KKP Kelas II Mataram
: 1 orang
menular potensial wabah.
11. KKP Kelas II Padang
: 1 orang
12. KKP Kelas II Semarang
: 3 orang
II. TUJUAN Tujuan
13. KKP Kelas II Tg. Balai Karimun : 1 orang dari
diperolehnya
pelatihan
peningkatan
ini
adalah 14. KKP Kelas II Palembang
: 1 orang
pemahaman 15. KKP Kelas III Pangkal Pinang : 1 orang
pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan 16. KKP Kelas III Kupang
: 1 orang
petugas KKP dan mau melaksanakan Surveilans 17. KKP Kelas III Pontianak
: 2 orang
Epidemiologi
khususnya
di
: 1 orang
pelabuhan,
sehingga
terampil
mengumpulkan,
mengolah,
lingkungan 18. KKP Kelas III Balikpapan dalam 19. KKP Kelas III Manado
menganalisis, 20. KKP Kelas III Banten
menginterpretasi data dan membuat laporan 21. KKP Kelas III Lhoksemawe 22. KKP Kelas III Samarinda
: 1 orang : 1 orang : 2 orang : 1 orang
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Pelatihan
35
23. KKP Kelas III Ambon
: 1 orang
b. Sub Direktorat Survailans Epidemiologi,
24. KKP Kelas III Manokwari
: 1 orang
Direktorat SEPIM & Kesma, Ditjen PP & PL
25. KKP Kelas III Jayapura
: 1 orang
Depkes
26. KKP Kelas 1 Tanjung Priok
: 10 orang
c. Pusdiklat Badan PSDM Kesehatan Depkes d. Bidang
IV. MATERI PELATIHAN Tupoksi
Survailans
e. Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan dan
klasifikasi
Kantor
Kesehatan Pelabuhan b.
dan
Epidemiologi KKP Kelas I Tanjung Priok
1. Materi Dasar a.
Karantina
KKP Kelas I Tanjung Priok f. Bidang Upaya Kesehatan Pelabuhan KKP
Peran Adpel dalam SE di pelabuhan
2. Materi Inti
Kelas I Tanjung Priok g. Bagian Tata UsahaKKP Kelas I Tanjung
a. Surveilans
Epidemiologi
Priok
Kekarantinaan b. Pengumpulan
data
SE VI. MEKANISME PELATIHAN
kekarantinaan di pelabuhan
Metodologi atau mekanisme dalam
c. Pengolahan data SE kekarantinaan penyelenggaraan pelatihan ini dilaksanakan di pelabuhan
dengan cara :
d. Program pengolahan data dengan menggunkan komputer
2. Diskusi
e. Analisa data survailans epidemiologi f.
1. Penjelasan materi 3. Tanya jawab
kekarantinaan
4. Exercise
Analisa data dengan menggunakan
5. Penugasan
komputer
6. Game
g. Penyusunan
laporan
survailans
epidemiologi kekarantinaan h. Desiminasi
informasi
8. Praktek
survailans
epidemiologi
VII. WAKTU DAN TEMPAT
3. Materi Penunjang
Pelatihan ini dilaksanakan di Balai Latihan Kerja
a. Building Learning Comitment (BLC) b. Rencana
7. Studi kasus
Tindak
Penyelenggaraan
Depkes Cimacan, Cianjur, Jawa Barat dari
Lanjut tanggal 17 s/d 22 April 2007 Surveilans
Epidemiologi Kekarantinaan pada VIII. PEMBIAYAAN Kantor Kesehatan Pelabuhan
Biaya
pelaksanaan
kegiatan
pelatihan
survailans epidemiologi bagi petugas Kantor
36 V. NARA SUMBER / PENGAJAR / FASILITATOR a. Adpel utama Pelabuhan Tanjung Priok
Kesehatan
Pelabuhan
dibebankan
kepada
DIPA KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun Anggaran 2007
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
sekali. Hasil tersebut kiranya telah sesuai HASIL PENYELENGGARAAN PELATIHAN
apa yang diharapkan seperti pada tujuan
Hasil dari penyelenggaraan pelatihan ini
pelatihan
sebagai berikut :
3. Nara sumber / pengajar yang telah
1. Jumlah peserta latih sebanyak 39 (tiga
memberikan materi sesuai dengan bidang
puluh sembilan) peserta 2. Nara
sumber
/
pengajar
dan profesinya, sehingga peserta /
fasilitator
pelatihan antusias untuk mengikuti
memberikan materi sesuai yang telah direncanakan pada jadwal pelatihan
pelatihan 4.
3. Hasil Pre Test dari 39 (tiga puluh lima) peserta,
rentang
nilainya
yaitu
epidemiologi bagi petugas kantor
nilai
kesehatan pelabuhan berjalan dengan
terendah 1,67 dan nilai tertinggi 7,33 dengan nilai rata-rata 4,59
baik dan sebagaimana mestinya 5. Terciptanya persamaan bahasa,
4. Hasil Post Tes dari 39 (tiga puluh lima) peserta,
rentang
nilainya
Penyelenggaraan pelatihan survailans
yaitu
pengertian, tindakan, dalam
nilai
melaksanakan program survailans
terendah 6,67 dan nilai tertinggi 9,67
epidemiologi di lingkungan Kantor
dengan nilai rata-rata 8,10
Kesehatan Pelabuhan
5. Hasil evaluasi nara sumber / pengajar
6.
Kesiapan para petugas Kantor Kesehatan
rentang nilainya yaitu nilai terendah.71,5
Pelabuhan dalam melaksanakan program
dan tertinggi 89,2 serta nilai rata-ratanya
survailans epidemologi
80,35 dengan prediksi baik sekali.
7. Keuntungan dan hambatan pelatihan :
6. Hasil evaluasi penyelenggaraan pelatihan, dengan variabel penilaian yaitu tempat
a. Keuntungan : -
Meningkatkan pemahaman
penyelenggaraan, konsumsi pelatihan dan
pengetahuan, kemampuan dan
pelayanan
ketrampilan petugas Kantor
panitia
terhadap
peserta,
rentang nilainya yaitu nilai terendah 78,9 dan nilai tertinggi 86,7 serta nilai rata-rata
Kesehatan Pelabuhan -
82,8dengan prediksi baik.
Terampil dalam pengumpulan, pengolahan, analisa dan interpretasi data sebagai bahan informasi
X.
KESIMPULAN
Dari hasil penyelenggaraan pelatihan tersebut
dalam pengambilan keputusan. -
Dapat mengetahui pragram-
di atas maka dapat disimpulkan hal-hal
program komputer yang digunakan
sebagai berikut :
dalam pengolahan dan analisis
1. Peserta pelatihan yang hadir 100%
data.
2. Dari hasil pre test dan post test yang diperoleh peserta pelatihan, yaitu dari predikat kurang menjadi predikat baik
b. Hambatan :
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
IX.
37
-
Pemahaman pengetahuan,
epidemiologi secara konprehensif di
kemampuan dan ketrampilan
lingkungan KKP
petugas di lingkungan Kantor
-
2. Perlu penyelenggaraan pelatihan
Kesehatan pelabuhan belum
survailans epidemiologi penyakit
optimal
karantina dan penyakit potensial wabah
Sebagian besar kemampuan
yang spesifik.
menggunakan komputer untuk pengolahan maupun analisis data belum maksimal -
Alokasi dana untuk
Cianjur, April 2007 Ketua Penyelenggara
penyelenggaraan program survailans epidemiologi masih
TTD
terbatas Sogir Haratua Siregar, SKM. XI.
SARAN REKOMENDASI
Nip. 140 080 548
1. Perlu agar disusun rencana tindak lanjut untuk penyelenggaraan survailans
CETAK PHOTO SENDIRI KENAPA TIDAK ? Oleh : Nana Mulyana
D
imasa sekarang dengan teknologi yang semakin maju apapun kegiatannya dilakukan dengan cara cepat dan mudah begitu pula dalam mencetak photo. Namun untuk
mencapainya diperlukan pula alat-alat tambahan berupa kamera digital, PC , printer, kertas photo A4 glosy dan sedikit kreatifitas dalam pengambilan gambar sehingga menghasilkan photo digital yang bagus. Namun sayang jika hasil cepretan tersebut tidak dapat dimanfaatan untuk kebutuhan photo sebagai persyaratan sertifikat dan dokumen penting lainnya. Selain kamera digital kita juga memerlukan software untuk mengolah hasil photo digital tersebut. Software yang digunakan adalah Adobe Photoshop CS versi 1 atau 2, walaupun mencetak bisa menggunakan software printer namun untuk menambah ilmu tidak ada salah mecoba siapa tahu dengan cara yang baru lebih mudah dalam pengoperasiannya.
38 Sebelum melangkah bagaimana cara membuat pas photo itu sendiri kita tengok dulu dalam pengambilan gambar untuk nantinya hasil tersebut bias digunakan untuk photo pesyaratan Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
sertifikat atau dokumen. Persiapan photo digital dengan tripod (kalau ada), posisikan obyek orang yang akan diambil dengan latar belakang kain merah atau biru dan jangan lupa ruangan dalam keadaan terang oleh lampu. Hasil photo digital dimasukan ke folder My picture(di PC). Sebelum kita mencetak photo sebaiknya di kumputer sudah terinstals adobe PHOTOSHOP CS1/2. Sekarang bagaimana cara mencetak beberapa photo sekaligus kedalam kertas secara cepat ? ikuti langkah – langkah di bawah ini ( dalam 2 Cara ).
Cara Pertama
2. Lakukan crop gambar agar lebih mengecil sesuai keinginan dengan cara klik arahkan krusor ke gambar > lalu buka tab edit dan klik copy.
>
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
1. Bukalah Adobe photoshop cs1/ 2, setelah terbuka tampilannya secara penuh, lalu pilih file > open (buka gambar yang akan dicetak)
39
3. Pilih file > new layer jika terdapat tampilan seperti klik OK dan buka tab edit klik paste di tampilan new layer tersebut.
4. Setelah tampil seperti gambar di bawah ini, maka selanjutnya adalah mengatur tampilan gambar dengan cara klik tab image > klik image size dengan ukuran pas photon 4 x 6 sebagai berikut (untuk menghilangkan otomatis klik satu kali tanda rantai diantara width dan height)
5. Klik oke pada pengatur tersebut, sterus buka file > new layer dengan pengatur custom agar sesuai dengan ukuran yang telah dibuat, jangan lupa color mode pilih dengan CMYK color . Dan ukurannya seperti gambar photo disebelah kiri. Untuk membuat satu lembar penuh dengan photo disebelah kanan diteruskan dengan buka file klik new layer dengan pengatur (preset kertas A4) klik oke. 40
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
7. Minimaliskan gambar sebelah kiri atau disimpan dengan cara buka file pilih save as (simpan di my picture) jangan lupa disimpan dengan format jpg lalu klik save, jika ada tampilan di layer klik oke saja. Terus close, jika diminta untuk simpan editan pilih saja No/tidak. Kini tinggal tampilan layer ukuran A4 untuk siap di print. Tapi sebelumnya lakukan print preview kosongkan posisition top dan left dan lakukanlah print.
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
6. Dilanjutkan dengan mengncrop gambar ke layer kosong sebelah kiri dengan cara klik krusor pada gambar sbelah kiri dan bawa ke layer yang masih kosong, terus dilakukan berulang sehingga tampak seperti pada gambar dibawah ini.
41
8. Setelah sukses lakukan print jangan lupa simpan layer dengan nama yang tidak sama dengan layer yang pertama yang disimpan, cara penyimpan seperti dilakukan di atas. Selamat mencoba dan berkarya, salam….. (cara kedua tunggu aja pada bulletin edisi 3) (Sumber tulisan dari Majalah PC plus edisi 15 tentang “bikin pas photo yang banyak”)
PENERBITAN SSCC DAN SSCEC (SEBUAH PEMIKIRAN) Prosedur kerja
Kepala KKP/pejabat yang ditunjuk oleh Kepala KKP merekomendasikan untuk
SSCEC (Ship Sanitation Control Certificate) dan
diterbitkan ”Sertifikat SSCEC” kepada
SSCC
Kabid/Kasi
(Ship
Sanitation
Control
Exemption
Certificate) diterbitkan oleh Kantor kesehatan pelabuhan dengan prosedur sebagai berikut. Agen
pelayaran
menyampaikan
permohonan
tertulis
untuk
SSCC/SSCEC
kepada
penerbitan
Kepala
Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kepala
KKP
&
Surveilens
Epidemiologi. b) jika
dari
hasil
pemeriksaan
didapat
”Tingkat Risiko Tinggi” maka Kepala KKP memerintahkan Kapal
Kabid/Kasi
tersebut
dilakukan
PRL
agar
”Tindakan
Penyehatan”.
mendisposisikan
surat
- Kabid/Kasi PRL memerintahkan kepada
permohonan kepada Kepala Bidang/Seksi
agen
Pengendalian
Tindakan Penyehatan yang dilaksanakan
Risiko
Lingkungan
untuk
pelayaran
untuk
melakukan
dilakukan pemeriksaan Sanitasi Kapal.
oleh pihak ketiga (Badan Usaha Swasta)
Kabid/Kasi Pengendalian Risiko Lingkungan
yang memiliki izin operasional (DK I/DK II)
menugaskan melakukan
staf
/
pemeriksaan
dengan menggunakan
petugas
untuk
di
sanitasi
kapal
Pengendalian Risiko
pengawasan
dimiliki dan menggunakan format bantu.
dilaporkan
kepada
Kabid/Kasi Pengendalian Risiko Lingkungan
Kesehatan Pelabuhan.
pemeriksaan
kepada
pelaksanaan
Dari laporan hasil pemeriksaan, Kepala
tersebut,
Kantor
yang
Pelabuhan
mendisposisikan : a) jika
dari
hasil
di
kapal
Kepala
Kantor
- Berdasarkan laporan hasil pengawasan
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan. Kesehatan
Tindakan
maka
ditunjuk
Kepala oleh
Sanitasi
merekomendasikan
didapat ”Tingkat Risiko Rendah” maka Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Penyehatan KKP/pejabat
Kepala
Kesehatan pemeriksaan
Bidang/Seksi
Lingkungan. Hasil
Penyehatan
hasil
peralatan yang
bawah
Tindakan
melaporkan
42
Karantina
Kantor
Pelabuhan untuk
diterbitkan
”sertifikat
SSCC”
kepada
Kabid/Kasi tahun 2005, namun tidak pernah memperoleh
Karantina dan Surveilens Epidemiologi.
tanggapan sama sekali, baik oleh Subdit Kespel maupun KKP lainnya.
Sebuah wacana Pada saat ini, rekomendasi ijin operasional Format ”kedua” pemeriksaan hygiene sanitasi Fumigasi kapal terhadap Badan Usaha Swasta kapal
produk
KKP
Kelas
I
Tanjung
Priok
(BUS) diberikan oleh KKP setempat sedangkan diserahkan pada saat sosialisasi penerapan IHR penerbitan sertifikat DK I dan DK II diterbitkan 2005 untuk diterapkan ke seluruh KKP se oleh Unit Pusat, yakni Dirjen PP & PL – Depkes RI. Indonesia sambil menunggu keputusan unit Sektor kesehatan patut memberikan pelayanan pusat. prima
terhadap
seluruh
stake
holder
di
Pelabuhan, termasuk terhadap BUS tersebut.
Format ”ketiga” adalah sebagai berikut
Nah, wacana yang berkembang pada akhir – dibawah ini, yang selanjutnya merupakan akhir ini di kalangan KKP, yakni :
format alternatif .
Masih perlu sedemikian panjangkah prosedur penerbitan DK I dan DK II ini ? Institusi manakah yang memiliki kompetensi dalam penerbitan ijin operasional DK I dan DK
Wajah Sapi
II ?
Bagaimana Cara mengenali Penyakit Sapi
Seberapa banyak jumlah BUS fumigasi di
Gila???.
Indonesia?
disease)???
Bagaimana kontener???
BUS
fumigasi
terhadap
yang
bertugas
Siapa
(How
to
identify
a
mad
cow
mengawasi mereka? Berapakah biaya Penghasilan Negara Bukan Pajak yang harus ditanggung oleh pengelola BUS tersebut? Institusi
manakah
yang
harus
menyetor
Penghasilan Negara Bukan Pajak?
Format ”pertama” pemeriksaan hygiene sanitasi kapal produk KKP Kelas I Tanjung Priok telah melalui
Sapi berpenyakit (mad cow disease)
Uakan sapi
Format Pemeriksaan HSK
disosialisasikan
Sapi normal (tidak berpenyakit)
penerbitan
Buletin
Volume 1 pqada tahun 2006 bahkan telah diserahkan sebagai masukan ke Subdit Karkes – Dit Sepimkesma – Ditjen PP & PL Depkes RI pada
Suara sapi normal menguak seperti seruling di tengah padang rumput yang menghijau Suara sapi berpenyakit (sapi gila / mad cow disease) seperti suara manusia yang sedang marah
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Sebaiknya anda tahu :
43
PENGAWASAN PESTISIDA DI WILAYAH PELABUHAN (Naskah pertama) Penyelenggaraan fungsi pengawasan pestisida di wilayah Pelabuhan antar Kantor Kesehatan
hasil juga pasti bervariasi juga. Dibawah ini disajikan
beberapa
format
pemeriksaan
terhadap Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2), khusus TP2 milik fumigasi kapal dan fumigasi komoditi. (bersambung ke halaman 48)
Pelabuhan di Indonesia masih bervariasi, wal
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PP& PL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK HASIL PEMERIKSAAN HYGIENE SANITASI KAPAL Result of ship Hygiene and Sanitation Control NAMA KAPAL (NAME OF SHIP) BENDERA (FLAG) NOMOR IMO (IMO NUMBER) BESAR KAPAL (WEIGHT) NAMA PEMILIK / AGEN (OWNER/AGENT) DATANG DARI (LAST PORT) TANGGAL/JAM TIBA (DATE/TIME OF ARRIVAL) TANGGAL/JAM DIPERIKSA (DATE/TIME OF INSPECTION) LOKASI SANDAR (LOCATION)
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
JENIS KAPAL (TIFE OF SHIP) JUMLAH ABK/PENUMPANG (NUMBER OF CREW/PASSENGER) VARIABEL / Variable Dapur Galley
NO 1
2
Ruang tempat penyiapan makanan / Pantry
3
Gudang
44
KOMPONEN YG DINILAI / COMPONENT WHICH ASSESS a. Bersih / clean (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer (Asap dapur dibuang melalui cerobong asap/exhauster/ventilasi biasa) (Galley smoke thrown passing smokestack / exhauster / ventilation) c. Pencahayaan bagus / Good illumination (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper) d. Cara pencucian bagus / Way of good wash (Dilengkapi dengan saluran air panas dan bahan pembersih khusus) (Provided with the hot aqueduct and special cleanser) e. Bebas serangga dan tikus/ Free insect and rodent (Tidak ditemukan serangga dan tikus atau binatang pengganggu lain) (No insect and rodent or other dissimilar intruder animal) a. Bersih / clean (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer (Pertukaran udara mememakai Exhauster, AC atau ventilasi, kelembaban 65 - 95%) (transfer of Air of wearer Exhauster, AC or ventilate, dampness 65 - 95%) c. Pencahayaan bagus / Good illumination (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper) d. Cara penyimpanan bagus / Way of depository nicely (Makanan kering dan basah disimpan tersendiri dalam lemari es / freezer / rak - rak) (Wet and Dry food kept at separate place in refrigerator / freezer / rack - rack) e. Bebas serangga dan tikus/ Free insect and rodent (Tidak ditemukan serangga dan tikus atau binatang pengganggu lain) (No insect and rodent or other dissimilar intruder animal) a. Bersih / clean
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Ya (Yes)
Tidak (No)
Stores
(Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer (Pertukaran udara mememakai Exhauster, AC atau ventilasi, kelembaban 65 - 95%) (transfer of Air of wearer Exhauster, AC or ventilate, dampness 65 - 95%) c. Pencahayaan bagus / Good illumination (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper) d. Bebas serangga dan tikus/ Free insect and rodent (Tidak ditemukan serangga dan tikus atau binatang pengganggu lain) (No insect and rodent or other dissimilar intruder animal)
LANJUTAN ……… VARIABEL / Variable
4
Ruangan (kelasi, Perwira, Penumpang, Geladak) Quartes (Crew, Officers, Passengers, Deck)
5
Air minum Potable water
6
Limbah Sewage
7
Tangki ballast Ballast tanks
8
Limbah padat Solid waste
9
Ruang mesin Engine room
KOMPONEN YG DINILAI / COMPONENT WHICH ASSESS a. Bersih / clean (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place) b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer (Pertukaran udara mememakai Exhauster, AC atau ventilasi, kelembaban 65 - 95%) (transfer of Air of wearer Exhauster, AC or ventilate, dampness 65 - 95%) c. Pencahayaan bagus / Good illumination (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper) d. Bebas serangga dan tikus/ Free insect and rodent (Tidak ditemukan serangga dan tikus atau binatang pengganggu lain) (No insect and rodent or other dissimilar intruder animal) a. Tersedia air minum / Made available drinking water. (Tersedia air yang langsung dapat diminum melalui proses pengolahan terlebih dahulu) (By a drinkable direct water passing processing beforehand) b. Indikasi kualitas air memenuhi syarat / Up to standard water Quality indication (Secara phisik jernih, pH = 6,5 - 8, dan sisa chlor 0,2 - 0,4 ppm) (is Clear physically, pH = 6,5 - 8, and rest of chlor 0,2 - 0,4 ppm) c. Saluran dan alat pengambilan air serta tempat penyimpanannya bersih / Channel And intake appliance irrigate and also its presentation place is clean (Tidak tampak kotoran pada kran pengambilan air dan alat pengambilnya) (Do not see the dirt at kraan intake irrigate and the appliance of taker) a. Sarana pembuangan limbah cair memenuhi syarat / Medium of liquid waste Dismissal up to standard (Sarananya berupa saluran tertutup, tidak bocor dan dialirkan ke tempat khusus) (Its medium in the form of channel closed, do not leak and poured into a special place) b. Dilakukan pengolahan limbah cair / Done a liquid waste processing (Sebelum limbah cair dibuang ke lingkungan, dilakukan pengolahan terlebih dahulu) (Before liquid waste thrown to environment, done a processing beforehand) c. Bebas serangga / Free insect (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (No insect and rodent or other dissimilar intruder animal) a. Indikasi kualitas air dalam tangki balllast memenuhi syarat / Quality indication irrigate in tank balllast up to standard (Secara phisik jernih, pH = 6,5 - 8, dan sisa chlor 0,2 - 0,4 ppm) (is Clear physically, pH = 6,5 - 8, and rest of chlor 0,2 - 0,4 ppm) b. Dilakukan pengolahan air tangki ballast / Done a processing irrigate the tank ballast (Sebelum air tangki ballast dibuang ke lingkungan, dilakukan pengolahan terlebih dahulu) (Before water of tank ballast thrown to environment, done a processing beforehand) a. Sarana pembuangan limbah padat memenuhi syarat (Solid waste Dismissal medium up to standard) (Sarana penampung limbah padat terbuat dari bahan kedap air dan tertutup) (Solid waste compiler medium is made the waterproof substance and closed) b. Bebas serangga / Free insect (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (No insect and rodent or other dissimilar intruder animal) a. Bersih / clean (Tidak terlihat kotoran, tertata rapi dan sampah dibuang pada tempatnya) (not seen a dirt, arranged natty and garbage thrown at its place)
Ya (Yes)
Tidak (No)
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
NO
45
b. Pertukaran udara bagus / Good air transfer (Pertukaran udara mememakai Exhauster, AC atau ventilasi, kelembaban 65 - 95%) (transfer of Air of wearer Exhauster, AC or ventilate, dampness 65 - 95%) c. Pencahayaan bagus / Good illumination (Pencahayaan lebih dari 10 fc atau bisa untuk membaca koran) (Illumination more than 10 fc or can to read newspaper) d. Bebas serangga / Free insect (Tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain) (No insect and rodent or other dissimilar intruder animal) Total / Totalize
Tingkat risiko gangguan kesehatan RENDAH bila jumlah "YA DITEMUKAN" kurang dari 35 / Low risk disruption of health level if amount of of "YES FOUNDED" less than 35 Tingkat risiko gangguan kesehatan TINGGI bila jumlah "YA DITEMUKAN" sama dengan atau lebih dari 35 /High risk disruption of health level if amount of "YES FOUNDED" equal or more than 35 Catatan : Walaupun hasil skore menunjukkan tingkat risiko gangguan kesehatan rendah namun apabila ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan vektor ataupun factor risiko PHEIC lainnya maka tingkat risiko gangguan kesehatan kapal tersebut dianggap tinggi. Note : Although the result of score shows low risk disruption of health level, if found the existensi of vector or risk factor of PHEIC. The risk disruption of health level assumed high. Contoh yang diambil / sample result : ……………………………….………………………………………………………………………………… ……………………………….………………………………………………………………………………… Dokumen – dokumen yang diperiksa : ……………………………….………………………………………………………………………………… ……………………………….………………………………………………………………………………… Kesimpulan / Conclution : Tingkat risiko gangguan kesehatan / the risk disruption of health level : Rendah (low) / Tinggi (High) Rekomendasi /Recommendation : ……………………………….…………………………………………………………………………………………….. ……………………………….……………………………………………………………………………………………..
Nahkoda / perwira jaga
Pemeriksa / Inspector
Master / Officer
SI PENCURI MAKANAN DARI NEGERI SEBERANG
46
K
ecoa merupakan salah satu dari terawat kebersihannya, bahkan mereka tahu serangga yang aktif mencari makan bahwa pada
malam
hari.
Serangga
tempat
ini makanannya
–
tempat
adalah
di
yang dapur,
banyak gudang
dapat kita temukan pada bangunan rumah makanan, tempat sampah, saluran air dan ataupun kapal dan pesawat yang kurang sebagainya. Namun demikian, yang sangat Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
membahayakan yakni serangga ini dapat menularkan penyakit perut antara lain: diare, disentri, typhus dan cholera, dll. Kecoa
adalah
serangga
yang
tubuhnya
tertutup dari atas kebawah dengan 2 pasang sayap dan warna umumnya coklat terang hingga hitam. Binatang ini bisa terbang dan bisa juga berjalan dengan cepat. Beberapa spesies kecoa yang dapat hidup didalam
bangunan
rumah
maupun
kapal Siklus hidup
ataupun pesawat, menjadi sangat penting Kecoa
serangga
primitif
yang
hanya mempunyai 3 tingkatan siklus hidup yaitu
terhadap kehidupan manusia antar lain : -
merupakan
telur,
Periplaneta americana
kepompong
Berasal dari Amerika dan ditemukan dimana berada
dalam
dan
satu
dewasa.
kapsul
Telurnya
yang
disebut
– mana.Panjang 35-40 mm dengan warna Ooteca. Beberapa macam kecoa membawa Ooteca yang diletakan dibelakang tubuhnya
terang kecoklatan
species
kecoak,
suhu
dan
kelembaban,
telurnya menetas 1 – 3 bulan.
-
Periplaneta australisae. Berasal dari Australia, panjang 31 – 35 mm dan lebih hitam. Terdapat garis kuning pada pusat dan bertelur sebanyak 22 – 24 butir.
-
Blatella germanica.
beberapa mm, warnanya putih yang dalam
Berasal dari jerman, tersebar diseluruh dunia. Merupakan
kecoa
yang
terkecil
yang
berwarna coklat terang dengan panjang 10 – 15 mm. Yang betina selalu membawa telurnya
sampai
Kecoa muda (kepompong panjangnya hanya
menetas
dan
telurnya
berwarna terang, dengan panjang 7 – 9 mm dan banyaknya sekitar 40 butir.
beberapa
jam
Perkembangan
akan kecoa
makin menjadi
menghitam. sempurna
setelah beberapa bulan sampai lebih dari satu tahun tergantung pada jenisnya.
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
selama beberapa minggu, tergantung pada
47
tubuhnya,
sehungga
mengakibatkan
bau
terhadap tempat ataupun makanan yang diinjaknya walau tidak selamanya sebagai pembawa penyakit. Disamping
itu
dapat
pembawa
telur-telur
cacing yang menyebabkan alergi. Indikator kondisi kebersihan kapal Kehidupan
kecoa
sangat
dekat
dengan Keberadaan kecoa di dalam kapal merupakan
kehidupannya manusia yang jorok, menyukai indikasi
bahwa
kondisi
kebersihan
kapal
bangunan yang hangat, menyukai air dan tersebut adalah jelek dan termasuk dalam banyak
terdapat
berkelompok
dan
makanan. aktif
pada
Hidupnya kategori tingkat resiko tinggi adanya gangguan malam hari kesehatan.
bersembunyi di balik kayu dan lubang pada Gangguan – gangguan kesehatan yang dapat dinding, dibalik pintu atau tempat duduk, ditimbulkan oleh keberadaan kecoa di dalam dibagian – bagian
tertentu di kamar mandi, kapal, antara lain :
lemari, cerobong uap, TV, radio, saluran –
Meninggalkan sisa – sisa makanan
saluran air limbah. Pada siang hari kecoa akan
Menimbulkan sampah (bagian badan
hinggap dipiring – piring, peralatan dapur, di
kecoa yang mati serta fecesnya dapat
lantai sambil mencuri makanan.
menjadi
Kecoa
makan
segala
macam
makanan,
debu
yang
menyebabkan
timbulnya reaksi alergi seperti asthma,
termasuk makanan manusia seperti susu, keju,
dermatitis,
daging, kue, padi, gula dan coklat. Disamping
pembengkakan kelopak mata)
itu juga menyukai buku, bagian dalam sepatu,
Meninggalkan muntahan dan bau yang
bahkan juga menyukai
tidak sedap (bau bersumber dari mulut
kulit kecoak yang
gatal
-
gatal
dan
sudah mati, darah segar atau yang sudah
dan kelenjar tubuhnya)
kering, dahak, jari – jari tangan, dan kaki bayi
Meninggalkan
dan orang tidur atau sakit.
Salmonella dapat hidup difeces kecoa
Kecoa
berjalan
dari
satu
bangunan
ke
faeces
(bakteri
hingga beberapa tahun)
bangunan lain atau dari satu bangunan ke
Menularkan
kapal / pesawat atau dari satu kapal ke kapal
makanan yang terkontaminasi bakteri,
lain, dari saluran, taman, selokan dalam tanah
maka bakteri ini dapat berada di sistem
keseluruh
pencernaannya
tempat
kehidupan
manusia.
penyakit
sampai
(saat
satu
makan
bulan
Serangga ini juga suka makan tinja manusia
bahkan lebih. Selanjutnya makanan dan
48 sehingga dapat membawa kuman penyakit.
peralatan dapur manusia terkontaminasi
Disamping itu kecoa juga dapat mengeluarkan cairan
dari
mulut
dan
bagian
lain
oleh feces kecoa)
dari
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
Dll,
seperti
:
menimbulkan
sobekan Semoga naskah ini dapat menjadi masukan
kertas, merusak buku yang dijilid
bagi teman – teman KKP se Indonesia.
Sambungan dari halaman 43 …….. Inspeksi Sanitasi terhadap Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2) tersebut juga dilakukan dengan memakai format IS TP2 jaman orde baru. DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PP& PL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK
NAMA PERUSAHAAN PENANGGUNG JAWAB ALAMAT AKTE NOTARIS NAMA NOTARIS IZIN DIN.KES. DKI NPWP NO
I. 1 2 3 4 5 6 II. A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
: ............................................................................................. : ............................................................................................. : ............................................................................................. : ............................................................................................ : ............................................................................................ : ............................................................................................ : ............................................................................................ URAIAN
STANDAR MINIMAL
TENAGA Supervisior (Penkes/Sanitarian) terlatih Entomolog terlatih Dokter stand by terlatih Perawat terlatih Fumigator operator terlatih Penempel
1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 6 orang 4 orang
PERALATAN & BAHAN UMUM Gas Masker Lampu senter Gas Detektor gunting pakaian kerja Meteran 10 meter Helm (topi kerja) Bendera tanda bahaya Stiker tanda bahaya Sarung tangan karet Sepatu kerja Mega phone Alat pemadam kebakaran
7 buah 7 buah 1 buah 1 buah 10 buah 2 buah 10 buah 2 buah 200 lembar 10 pasang 10 pasang 1 buah 3 buah
B KHUSUS HCN a.Canester HCN b.Tin Opener c. Tube detector HCN
7 buah 3 buah 2 lusin
JUMLAH YG DIMILIKI BUS
KET.
Terlatih : Telah dilatih dalam bidang Fumigasi yang terakreditasi
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
HASIL PEMERIKSAAN FISIK TP2 (KHUSUS TP2 MILIK BUS Fumigasi)
49
d. Kotak P3K - Amypnitrit - Sodium Nitrit - Sodium Thiosulfat - Sulfa Atropin - Spuit Disposible 10 cc - Spuit Disposible 5 cc - Resusitasi Cardiopalmoler - Bahan balut - Torniquet URAIAN
NO
B
Khusus CH3Br a. Tube detector CH3Br b. Canester CH3Br c. Kertas lakmus d. Kipas Angin e. Slang tahan tekanan f. Genset g. Tabung Gas 50 kg h. Socket Listrik i. Tali plastik j. Timbangan duduk j. Kotak P3K - Bahan balut - Sabun mandi - Obat luka anti septic - Boor water
12 ampul 2 ampul 2 ampul 10 ampul 1 buah 1 buah 1 buah 1 dus 1 buah STANDAR MINIMAL
JUMLAH YG DIMILIKI BUS
KET.
2 lusin 7 buah 1 dus 2 buah 50 meter 1 buah 2 buah 2 buah 1 gulung 1 buah 1 set 10 buah 100 cc 100 cc
CATATAN PEMERIKSA : - Penilaian : Belum / Sudah *) memenuhi standar minimal untuk fumigasi kapal dengan HCN/ CH3Br *) (……………….%) - Hasil pemeriksaan sampel tanah : Ditemukan kandungan pestisida / Tidak ditemukan - Anjuran : …………………………………………………………………… ……………………………………………………………………. Mengetahui : PT / KOPERASI / CV.
Tanjung Priok, tgl ___bulan , Tahun Pemeriksa 1. Kelengkapan Tehnis : ……………… (……..………. ) 2. Kelengkapan Tehnis : ……………… (……..………. ) 3. Kelengkapan Adm
……………………. Direktur Utama
50 KESIMPULAN :
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan
: ………………. (…..…………. )
Merekomendasikan untuk diberikan / tidak diberikan *) izin DK-I & DK-II fumigasi kapal dengan HCN / CH3Br *)
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok, TTD RAISSEKKI,SKM,MM NIP. 140 074 830
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN Volume II No. 02 Terbit Triwulan
KETERANGAN : *) Coret yang tidak perlu
untuk
51
52
Buletin INFO KESEHATAN PELABUHAN | Volume II No. 02 Terbit Triwulan