Buku Desa Kkn 07.docx

  • Uploaded by: Nurhayati Fitriani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buku Desa Kkn 07.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,200
  • Pages: 29
SAMBUTAN KEPALA DESA TANJUNG

Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga kita semua masih diberiNya

nikmat

kesehatan.

Tidak

lupa

sholawat dan salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman, aamiin. Kami selaku Kepala Desa dan Perangkat Desa Tanjung, sangat mendukung penulisan buku ini. Adanya buku ini dengan harapan kita semua dapat mengetahui sejarah, potensi dan informasi terkait lainnya tentang desa, sehingga generasi muda Tanjung tidak kehilangan jati diri dan tergerus oleh kebudayaan luar. Buku ini diharapkan mampu menjadi bagian dari ‘penggugah’ para pemuda pelopor pembangunan penuh ide inovatif, kreatif dan berkarya

sebagaimana yang kita harapkan untuk kemajuan Desa Tanjung yang kita cintai. Kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang se tinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah rela bersamasama membagi waktu, tenaga dan pikiran sehingga penulisan buku ini dapat terselesaikan. Secara khusus kami sampaikan pula ucapan terima kasih kepada ketua BPD beserta anggota, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, alim ulama, tokoh pemuda/i, elit politik, masyarakat Desa Tanjung dan mahasiswa/i KKN Universitas Trunojoyo Madura kelompok 83. Semoga buku yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua, aamiin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Rabu, 09 Agustus 2017 Kepala Desa Tanjung

SALAMET

KATA PENGANTAR

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya” – Ir. Soekarno

Kata bijak tersebutlah yang menggelora di dalam diri kami untuk menyelesaikan penulisan buku ini. Melalui buku ini kami bertujuan untuk memberikan informasi dan menambah hasanah kecintaan pada Desa Tanjung kepada masyarakat luas dan khususnya masyarakat Desa Tanjung, tentang pentingnya suatu sejarah dan mengenali tanah kelahirannya sendiri. Dengan memahami kedua hal tersebut kita akan mengetahui bahwa kita tidak bisa dan tidak akan pernah lepas dengan asal muasal kita berada. Terutama generasi muda Desa Tanjung, karena dipundak merekalah masa depan Desa Tanjung di amanahkan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih banyak kekurangan, baik dari segi teknis maupun kelengkapan sumber data. Tiada gading yang tak retak, untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan buku ini selanjutnya. Pada kesempatan ini pula kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan buku ini sebagai objek informasi yang tentunya tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Akhir kata, mari kita bersama-sama membangun Desa Tanjung sesuai dengan apa yang mampu kita usahakan. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua. Aamiin.

Penulis

DAFTAR ISI Cover Kata Sambutan Bapak Kepala Desa Kata Pengantar Isi Lampiran (Gambar)

ASAL USUL DESA TORJUN

Sejarah tidak akan permah lepas dari setiap desa atau daerah. Setiap daerah sudah pasti memiliki sejarah dan latar belakang yang berbeda yang merupakan cerminan dari karakter dan ciri khas

tetentu

dari

suatu

daerah

tersebut.

Berdasarkan kebiasaan, sejarah desa seringkali diketahui

melalui

dongeng-dongeng

yang

diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi

sehingga

sulit

untuk

mengetahui

kebenaran dari sejarah tersebut. Kebanyakan dari beberapa gambaran desa yang ada, nama sebuah desa sering dihubungkan dengan tempat-tempat yang dianggap keramat atau diambil dari mitos-mitos masayarakat setempat. Dalam hal ini Desa Torjun juga mempunyai hal tersebut yang merupakan identitas dari desa ini yang akan digambarkan pada kisah-kisah di bawah ini. Desa

Torjun

sudah

ada

sejak

jaman

pemerintahan Kolonial Belanda. Adapun sejarah

dusun-dusun di desa Torjun menurut cerita dari sesepuh setempat adalah sebagai berikut. Konon pada jaman kerajaan dahulu, Krestal adalah

tempat

persinggahan

para

raja-raja.

Rombongan itu adalah rombongan dari kerajaan Bangkalan yang akan mengadakan pertemuan dengan kerajaan Sumenep. Menempuh perjalan yang cukup jauh tersebut maka para rombongan kerajaan

Bangkalan

tersebut

berhenti

dan

beristirahat untuk menghilangkan lelah di Krestal. Pada saat rombongan raja itu berhenti untuk melepaskan lelah di suatu tempat para rombongan raja tersebut dihadang oleh segerombolan orangorang yang bermaksud mengadu kesaktiandengan rombongan dari kerajaan bangkalan tersebut. Saat gerombolan

tersebut

menghunuskan

senjata

mereka yang berupa keris ke arah raja bangkalan ternyata keris mereka terpental sebelum mengenai tubuh sang raja tersebut. Tempat jatuhnya keris yang terpental itu dinamakan “Krestal” yang berarti Keris yang terpental.

Para rombongan kerajaan ini menitipkan kuda-kuda mereka pada seorang penduduk desa Torjun. Maka dari itu dusun dari orang yang menjadi tempat penitipan kuda-kuda rombongan kerajaan Bangkalan tersebut disebut dusun Keddang yang artinya

Kandang

Kuda.

Jadi

kata

“Keddang”

diperoleh karena merupakan tempat penitipan atau kandang dari kuda-kuda para rombongan kerajaan Bangkalan. Kuda-kuda rombongan kerajaan itu oleh penduduk kemudian di lepas di suatu tempat yang banyak rumput hijaunya agar kuda-kuda tersebut bisa mencari dan makan rumput sendiri. Kemudian tempat tersebut diberi nama “Kokkowan”. Berasal dari kata “Owan” yang artinya membiarkan hewan ternak agar mencari makanan sendiri. Sedangkan dusun Torjun Timur adalah tempat untuk mencari air untuk minum kuda-kuda karena di sana ada tujuh sumur tepatnya di kampung Brekas yang di yakini air dari sumber sumur tersebut berkhasiat untuk menyembuhkan orang sakit dalam

bahasa madura disebut “Aeng Oleh”. Karena letaknya yang berada di daerah paling timur dari bagian desa maka dusun ini diberi nama Torjun Timur. Kata Torjun sendiri diambil dari kata “Tor ta bentor a jun ju jun” yang berarti berbenturan tetapi mendapatkan

hasil

yang

berlimpah.

Hal

ini

menggambarkan usaha keras dari masyarakat desa Torjun yang sangat gigih. Biarpun jatuh bangun dalam mengarungi kehidupan, masyarakat Torjun akan senantiasa bangkit kembali untuk berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan.

SEJARAH PEMERINTAHAN DESA TANJUNG KEPALA DESA TANJUNG Sejarah kepemimpinan Desa Tanjung sampai saat ini telah terjadi pergantian kepala desa sebanyak 12 kali. Sedangkan pergantian sekretaris desa sebanyak 11 kali. Kepala desa pertama bernama Muthak. Beliau menjabat selama 24 tahun yaitu tahun 1879 sampai 1903. Kepala desa kedua Abu Bakar, beliau menjabat selama 20 tahun yaitu tahun 1904 – 1924. Kepala desa ketiga bernama Mailen yang menjabat selama kurang lebih 1 tahun pada tahun 1924. Periode selanjutnya Desa Tanjung dipimpin oleh Yudho Prawiro Kamarun. Beliau menjabat pada tahun 1925 – 1945. Kepala desa kelima bernama Mahwa, beliau menjabat pada tahun 1945 dan hanya kurang lebih 3 bulan. Selanjutya kursi pimpinan di duduki oleh Prawiro Sastro Supatma pada tahun 1945 – 1960. Kepala desa ke tujuh adalah Samsuhri. Beliau manjabat selama 8 tahun, pada tahun 1961 – 1969. Kepala desa ke delapan yaitu Sahari. Beliau menjabat pada tahun 1969 – 1970 atau selama 1 tahun. Pada periode selanjutnya Desa Tanjung dipimpin oleh Moeta’am. Moeta’am menjabat pada tahun 1971 – 1982. Kepala desa kesepuluh adalah Sucipto. Beliau menjabat pada tahun 1983 – 1992. Kepala desa selanjutnya adalah Juwanda. Bapak juwanda mejabat selama 2 periode, yaitu pada tahun 1992 – 2002 2005. Kepala desa selanjutnya yaitu Bapak Salamet. Beliau menjabat selama 2 periode yaitu tahun 2008 – 2014 – sekarang.

SEKRETARIS DESA TANJUNG I.

Parto Sumedjo Marlejan

II.

Siruddin

III.

Samsuhri

IV. Ruhnan V.

Hairuddin

VI. Addus VII. Atrawi VIII. Akram IX. Moh.Saleh X.

Muhyi

XI. Hartono

KONDISI GEOGRAFIS Secara geografis Desa Torjun terletak di wilayah Kecamatan Torjun Kabupaten Sampang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa disekitarnya yaitu: 

Utara

: Desa Jeruk Porot



Barat

: Desa Bringin nonggol



Selatan : Desa Krampon



Timur : Desa Pangongseyan

Torjun sendiri merupakan ibu kota kecamatan dari Kecamatan Torjun Kabupaten Sampang. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 7 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 10 menit.

MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT

2%

13%

0% 5%

6%

21%

0%

15%

0% 1%

37%

Tidak Bekerja

Pertanian/ Peternakan/ Perikanan

Perdagangan

Industri

Jasa Kemasyarakatan

Konstruksi

Pemerintahan

Pelajar/Mahasiswa

Swasta

Wiraswasta

Mata pencaharian masyarakat Desa Tanjung antara lain dibidang pertanian, peternakan, perikanan, perdagangan, industri, jasa kemasyarakatan, kontruksi, pemerintahan, swasta, wiraswasta dan lainnya. Jumlah orang yang tidak bekerja di Desa Tanjung cukup banyak yaitu 689 atau 21%. Masyarakat Desa Tanjung mayoritas bekerja dibidang pertanian, peternakan dan perikananan atau dalam prosentase sebesar 37%. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani rumput laut. Di Desa tanjung terdapat kelompok nelayan rumput laut sebanyak 22 kelompok. Selain pertanian, Warga Tanjung juga banyak yang bekerja dibidang jasa kemasyarakatan, yaitu sebesar 15% atau 498 orang. Warga yang bekerja dibidang perdagangan sebanyak 21 orang atau 1%, dibidang industri 1 orang, bidang pemerintahan

48

orang.

Penduduk

yang

pelajar/mahasiswa sebanyak 435 orang atau 13%.

berstatus

sebagai

PENDIDIKAN Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan perekonomian. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga

akan

membantu

program

pemerintah

dalam

mengentaskan pengangguran dan kemiskinan. Prosentase tingkat pendidikan Desa Torjun dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Tamatan Sekolah Masyarakat No

Keterangan

Jumlah

Prosentase (%)

0

0,00

1

Buta Huruf Usia 10 tahun ke atas

2

Usia Pra-Sekolah

449

8,08

3

Tidak Tamat SD

506

9,10

4

Tamat Sekolah SD

2.321

41,75

5

Tamat Sekolah SMP

1.250

22,49

6

Tamat Sekolah SMA

681

12,25

7

Tamat Sekolah PT/ Akademi

352

6,33

5.559

100

Jumlah Total

Dari data di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Torjun hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Rendahnya kualitas tingkat pendidikan di Desa Torjun, tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup

masyarakat.

Sarana

pendidikan

di

Desa

Torjun

sebenarnya terbilang cukup memadai yaitu selain tingkat dasar SD dan SMP di Desa Torjun juga terdapat SMA Negeri serta SMK yang baru-baru ini berdiri di Dusun Torjun Timur walaupun notabene baru dan fasilitas yang kurang lengkap. Pada jamanjaman sebelum 2006 kesadaran masyarakat tentang arti penting pendidikan masih kurang, sehingga orang yang kurang mampu hanya bisa menyekolahkan anak mereka di tingkat SMP saja. Tetapi pada akhir-akhir ini masyarakat desa Torjun sudah lumayan memahami arti dan pentingnya pendidikan bagi anakanak mereka. Hal ini ke depannya akan membuat SDM Desa Torjun menjadi lebih baik dikarenakan banyaknya Sumber Daya

Manusia dari Desa Torjun yang lebih mengerti dan sadar akan arti penting pendidikan untuk kehidupan masyarakat yang lebih layak.

KESEHATAN

Masalah pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga masyarakat dan merupakan hal yang penting bagi peningkatan kualitas masyarakat kedepan. Masyarakat yang produktif harus didukung oleh kondisi kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Dari data yang ada menunjukkan adanya jumlah masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi. Adapun penyakit yang sering diderita antara lain infeksi pernapasan akut bagian atas, malaria, penyakit sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat ringan dan memiliki durasi waktu yang tidak terlalu lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya

disebabkan

perubahan

cuaca

serta

kondisi

lingkungan yang kurang sehat. Tetapi ini tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat Desa Torjun secara umum.

Sedangkan data orang cacat mental dan fisik juga tidak begitu tinggi jumlahnya. Tercatat penderita bibir sumbing berjumlah 1 orang, tuna wicara 3 orang, tuna rungu 2 orang, tuna netra 4 orang, dan lumpuh 3 orang. Data ini menunjukkan sudah lumayan tingginya kualitas hidup sehat di Desa Torjun. Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah terkait keikutsertaan masyarakat dalam KB. Terkait hal ini peserta KB aktif tahun 2009 di Desa Torjun berjumlah 1.115 pasangan usia subur. Sedangkan jumlah bayi yang diimunisasikan dengan Polio dan DPT-1 berjumlah 312 bayi. Tingkat partisipasi demikian ini relatif tinggi walaupun masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup

tersedianya

fasilitas

kesehatan

berupa

sebuah

Puskesmas dan Posyandu yang tersebar di tiap dusun di Desa Torjun. Maka wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang relatif cukup ini berdampak pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir. Dari 100 kasus bayi lahir pada tahun 2010, semuanya tertolong. Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah kualitas balita. Dalam hal ini, dari jumlah 400 balita di tahun 2009, masih terdapat 2 balita bergizi buruk, 6 balita bergizi kurang dan lainnya sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu

ditingkatkan perhatiannya agar kualitas balita Desa Torjun ke depan lebih baik.

KEADAAN SOSIAL

Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Torjun, hal ini tergambar dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres, pilkada, dan pilbup) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum. Khusus untuk pemilihan kepala desa Torjun, sebagaimana tradisi kepala desa di Madura, biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka yang secara trah memiliki hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal ini tidak terlepas dari anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa jabatan kepala desa adalah

jabatan

garis

tangan

keluarga-keluarga

tersebut.

Fenomena inilah yang biasa disebut toronan –dalam tradisi Madura- bagi keluarga-keluarga tersebut. Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena

kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa dikarenakan rakyat atau masyarakat desa itu yang memilih Kepala Desa nya. Kepala desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap. Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi

syarat-syarat

yang

sudah

ditentukan

dalam

perundangan dan peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan desa Torjun pada tahun 2008. Pada pilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni hampir 95%. Tercatat ada dua kandidat kepala desa pada waktu itu yang mengikuti pemilihan kepala desa. Pilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa Torjun seperti acara perayaan desa yang biasa disebut ”Gadringan”. Pada bulan Juli dan Nopember 2008 lalu masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara langsung. Walaupun tingkat partisipasinya lebih rendah dari pada pilihan kepala Desa, namun hampir 70% daftar pemilih

tetap, memberikan hak pilihnya. Ini adalah proggres demokrasi yang cukup signifikan di desa Torjun. Pada tahun 2009 masyarakat desa torjun juga mengikuti pesta demokrasi yang terbesar di Indonesia yaitu Pemilihan Presiden Republik Indonesia dan Pemilihan Wakil-wakil rakyat dari tingkat pusat, provinsi, serta kabupaten yang partisipasinya termasuk tinggi yakni sampai 90% dari daftar pemilih tetap. Hal ini

membuktikan

bahwa

masyarakat

desa

torjun

sangat

menginginkan pemimpin serta wakil-wakil rakyat yang tepat dan sesuai dengan keinginan mereka. Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan kembalinya kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus menerus terjebak dalam sekatsekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang penuh tolong menolong maupun gotong royong. Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme

pengambilan

keputusan

selalu ada

pelibatan

masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan

demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Torjun mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis. Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa Torjun mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti

dikarenakan

dinamika

kehidupan

keseharian

masyarakat

mempunyai

greget,

terutama

politik Desa

yang

nasional

dalam

Torjun

kurang

berkaitan

dengan

permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung. Berkaitan dengan letaknya yang masih berada di wilayah Jawa Timur suasana budaya masyarakat Jawa sangat terasa di Desa Torjun. Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa/ Islam, masih adanya budaya Maulidan, Jeppen (gambus), slametan,

tahlilan, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Jawa. Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Torjun. Dalam rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya di Desa Torjun. Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial. Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan sosial yang cukup berarti di Desa Torjun. Isuisu terkait tema ini, seperti kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan masyarakat dan sosial.

KONDISI EKONOMI

Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa Torjun Rp. 15.000. Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Torjun dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 2.500 orang, yang bekerja disektor jasa berjumlah 1.009 orang, yang bekerja di sektor industri 23 orang, dan bekerja di sektor lain-lain 219 orang. Dengan demikian jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 3.729 orang. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Tabel 3 Mata Pencaharian dan Jumlahnya Mata Pencaharian

Jumlah

Prosentase

2.500 orang

67,04 %

No 1

Pertanian

2

Jasa/ Perdagangan 1. Jasa Pemerintahan 2. Jasa Perdagangan 3. Jasa Pendidikan 4. Jasa Angkutan 5. Jasa Ketrampilan

254 orang 350 orang 245 orang 15 orang 25 orang

6,81 % 9,39 %

6. Jasa lainnya

98 orang

6,57 % 0,40 % 0,67 % 2,63 %

3

Sektor Industri

23 orang

0,62 %

4

Sektor lain

219 orang

5,87 %

3.729 orang

100 %

Jumlah

Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Torjun sudah cukup rendah. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk usia 20-55 yang belum bekerja berjumlah 59 orang dari jumlah angkatan kerja sekitar 3.000 orang. Angka-angka inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Torjun.

POTENSI DESA

Desa Torjun memiliki potensi yang sangat besar, baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun kelembagaan / organisasi. Sampai saat ini, potensi sumber daya yang ada belum benar-benar optimal diberdayakan. A. Sumber Daya Alam

i.

Lahan pertanian (sawah) seluas 235,56 Ha yang

masih

produktifitasnya

dapat karena

saat

ditingkatkan ini

belum

dikerjakan secara optimal

ii.

Lahan perkebunan dan pekarangan yang subur seluas 71,13 Ha, belum dikelola secara maksimal

iii.

Tersedianya pakan ternak yang baik untuk mengembangkan peternakan seperti sapi, kambing dan ternak lain, mengingat usaha ini baru menjadi usaha sampingan.

iv.

Banyaknya sisa kotoran ternak sapi dan kambing, memungkinkan untuk dikembangkan usaha pembuatan pupuk organik

v.

Adanya hasil panen kacang tanah, jagung, ubi tanah, dan lainnya yang cukup yang melimpah dari

hasil

pengelolaan

hutan

bersama

masyarakat

B. Sumber Daya Manusia

i.

Kehidupan warga masyarakat yang dari masa ke masa relatif teratur dan terjaga adatnya.

ii.

Besarnya penduduk usia produktif disertai etos kerja masyarakat yang tinggi.

iii.

Terpeliharanya budaya rembug di desa dalam penyelesaian permasalahan

iv.

Cukup

tingginya

partisipasi

dalam

pembangunan desa.

v.

Masih hidupnya tradisi gotong royong dan kerja bakti masyarakat. Inilah salah satu bentuk partisipasi warga.

vi.

Besarnya

sumber

daya

perempuan

usia

produktif sebagai tenaga produktif yang dapat mendorong potensi industri rumah tangga.

vii.

Terpeliharanya

budaya

saling

membantu

diantara warga masyarakat.

viii. Kemampuan bertani yang diwariskan secara turun-temurun.

ix.

Adanya kader kesehatan yang cukup, dari bidan sampai para kader di posyandu yang ada di setiap dusun

x.

Adanya Fasilitas Pendidikan yang cukup banyak di wilayah desa Torjun dari Pendidikan Formal dan Nonformal yang tersebar di semua dusun di Desa Torjun.

xi.

Adanya penduduk yang punya ketrampilan dalam pembuatan meubeler kayu, tukang bangunan, tenaga servis otomotif, elektro dan sebaginya.

C. Kelembagaan / Organisasi

i.

Hubungan yang baik dan kondusif antara kepala desa, pamong desa, lembaga desa dan masyarakat, merupakan kondisi yang ideal untuk terjadinya pembangunan desa.

ii.

Adanya

lembaga

di

tingkat

desa,

yaitu

Pemerintah Desa, LPMD dan BPD yang berperan dan dipercaya masyarakat.

iii.

Adanya kelompok-kelompok di desa seperti Karang Taruna, kelompok tani dan kelompok keagamaan.

Related Documents


More Documents from "Blackbird"