~$bp (sidi).docx

  • Uploaded by: Pirhot Situngkir
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View ~$bp (sidi).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 442
  • Pages: 7
RUANG-3

Patung Ki Hadjar ini dibuat oleh Hendro Jasmoro, pematung modernis pertama di Indonesia dan mengajar seni di sekolah Tamansiswa. Patung ini dibuat pada tahun 1972 dan diletakkan didepan Pendopo Agung Tamansiswa. Hendro Jasmoro juga membuat patung pada tahun 1962 pada Peringatan menandai 1.000 hari setelah wafatnya Ki Hadjar.

Dari Politik Ke Pendidikan Selama pengasingannya di Belanda (1913-1919). Ki Hadjar mulai fokus pada pengembangan sistem pendidikan nasional yang baru. Ki Hadjar mulai mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya

dibidang

pendidikan

dan

menyelesaikan

sertifikat tinggi pedagogi di Den Haag selama pengasingannya. Pada tahun 1915 Ki Hadjar juga bergabung dengan dewan sekolah Montessori pertama di Belanda. Ki Hadjar juga turut berpartisipasi dalam Kongres Pertama untuk Pendidikan Kolonial dan mengusulkan bahwa sebuah media bahasa instruksi baru yaitu bahasa Melayu.

Gambar. 1 Sertifikat mengajar Ki Hadjar yang

Gambar. 2 Apartemen tempat tinggal Ki Hadjar

diperoleh di Den Haag, Belanda.

dan Nyi Hadjar di Belanda. Nyi Hadjar dan Ki Hadjar telrihat sedang menengok keluar jendala. (Tahun 1913)

"...potret Dr. Tagore berjajar dengan potret Dr. Montessori yang tergantung menghiasi Pendopo Agung dari perguruan kita yang pertama...karena kedua-keduanya kita anggap sebagai penunjuk jalan baru". -Ki Hadjar Dewantara, Pusara

Pembongkar Dunia Pendidikan Lama “Montessori dan Tagore adalah pembongkar dunia pendidikan lama serta pembangunan aliran baru, aliran yang mana sangat sesuai dengan aliran kita (Tamansiswa)” -Ki Hadjar Dewantara, 1941

Ki Hadjar tertarik dengan pendekatan pendidikan baru oleh Dr. Maria Montessori (1870-1952) yang menkankan nilai dari aktivitas mandiri anak dan pentingnya pertumbuhan anak sebagai individu. Selain Rabindranath

itu,

Ki

Tagore

Hadjar

tertarik

juga

(1861-1941)terutama

dengan

karya

tentang

teori

pendidikan yang dikembangkan bertentangan dengan ide-ide pendidikan 'Barat'. Ki Hadjar lalu menggunakan unsur-unsur dari metode ini, untuk mencipatkan pendekatan metode pendidikan baru di Tamansiswa.

Gambar. 3 Foto Ki Hadjar di Pelabuhan Said, Mesir, dalam perjalanannya pulang dari Belanda menuju ke Indonesia (1913)

Gambar. 4 Ki Hadjar bersama dengan para pinisepuh dan pendiri Tamansiswa (1956)

Gambar. 5 Ki Hadjar sedang memberikan pengarahan kepada pamong Tamansiswa baru yang akan diberangkatkan ke tempat tugas masing-masing (1930-an)

Paguyuban Selasa Kliwon Sebuah pengaruh besar pada dasar Tamansiswa adalah Paguyuban Selasa Kliwon, yang berkumpul untuk berdiskusi tentang falsafah Jawa. Kelompok tersebut bertemu empat kali dengan pertemuan yang diadakan setiap tiga puluh lima hari (setiap hari Selasa Kliwon) di rumah Ki Ageng Soerjomentaram. Pertemuan

Paguyuban

Selasa

Kliwon

tersebut

menghasilkan sebuah keputusan untuk mengadakan fasiilitas pendidikan bagi generasi muda dan orang dewasa, dalam rangka menumbuhkan

semangat

kemandirian

melalui

pendidikan.

Banyak dari anggota Paguyuban Selasa Kliwon bergabung di sekolah Tamansiwa sebagai Pamong.

Telepon dinding ini merupakan buatan Pabrik Kellogg- Swedia (1924) Telepon ini sering digunakan oleh Ki Hadjar di dalam kamar ini (Ruang 3), yang dahulu digunakan tamu.

sebagai

Nomor

adalah 43

ruang

telepon

ini

Related Documents

Bp
May 2020 27
Bp
October 2019 47
Bp
October 2019 47
Bp
November 2019 46
Bp
July 2020 24
Bp
May 2020 30

More Documents from ""

4
August 2019 47
Tugas.docx
November 2019 6
~$bp (sidi).docx
August 2019 8