Tujuan, Manfaat dan Ruang Lingkup Bimbingan Konseling Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Ridwan Prihantono, M.Pd.
Disusun oleh: Muhammad Najib Zamzami Alvin Dwi Nugroho Reza Arif Bachtiar M Khoir Nur Ihsan
KELAS TBI B FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN PRODI PENDIDIKAN TADRIS BAHASA INGGRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena bekat rahmat Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Tujuan, manfaat dan ruang lingkup BK”. Makalah ini dibuat guna memnuhi tugas mata kuliah Pancasila progam study Tadris Bahasa Inggris Institut Agama Islam Negeri Salatiga . Dalam penyusunan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ridwan Prihantono, M.Pd. selaku dosen BK 2. Rekan-rekan jurusan Tadris Bahasa Inggris yang telah memberi dukungan moril maupun materil. 3. Semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini sehingga dapat selesai tepat waktu. Makalah ini masih jauh dari yang namanya sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam pengembangan wawasan dan peningkatan pengetahuan ilmu pengetahuan umumnya bagi masyarakat dan khususnya bagi pembaca.
2 Maret 2019
Penyusun
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini yang berkembang pesat menimbulkan perubahanperubahan dan kemajuan-kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian setiap individu akan menghadapi berbagai masalah seperti masalah penyesuaian diri, masalah pendidikan, masalah sosial, masalah keluarga dan masalah pribadi. Dalam hal tersebut sekolah harus mampu membantu murid-muridnya dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. B. Rumusan Masalah a. Tujuan Bimbingan Konseling b. Manfaat Bimbingan Konseling c. Ruang Lingkup Bimbingan Konseling
BAB II Pembahasan A. Definisi Bimbingan Konseling a. Bimbingan Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. b. Konseling Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-
masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101). Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. c. Kesimpulan Jadi dapat simpulkan bahwa pengertian bimbingan dan konseling yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli ( orang / objek yang mendapat bimbingan konseling ) agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya B. TUJUAN Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah : a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya. b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan. c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat. d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian. e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas. f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
C. FUNGSI Bimbingan dan konseling memiliki beberapa fungsi antara lain: a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan pemahaman
tentang
sesuatu
oleh
pihak-pihak
tertentu
sesuai
kepentingan
pengembangan peserta didik. Meliputi pemahaman: 1. Pemahaman tentang siswa terutama diri siswa sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan guru pembimbing. 2. Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk lingkungan keluarga dan sekolah) terutama siswa sendiri, orang tua, guru, dan guru pembimbing. 3. Pemahaman tentang masalah peserta didik sebagai upaya memecahkan masalah peserta didik melalui pelayanan bimbingan dan konseling. b. Fungsi pencegahan (Preventif), yaitu Bimbingan dan konseling yang menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari permasalahan yag timbul dan menghambat proses perkembangannya. c. Fungsi Pengentasan, pelayanan bimbingan konseling berusaha membantu pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik. d. Fungsi Pemeliharaan menurut Prayitno dan Erman Amti (1999) fungsi pemeliharaan berarti memelihara sesuatu yang baik (positif) yang ada pada diri individu agar tetap utuh, tidak rusak dan agar hal-hal tersebut bertambah baik dan berkembang. e. Fungsi Penyaluran, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling berupaya mengenali masing-masing perorangan , selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan ke arah yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal. f. Fungsi Penyesuaian, pelayanan bimbingan dan konseling juga berfungsi membantu terciptanya penyesuian siswa dengan lingkungan. g. Fungsi
Pengembangan,
bimbingan
dan
konseling
membantu
para
siswa
mengembangkan potensi yang dimiliki secara terarah. h. Fungsi Perbaikan, pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa.
i.
Fungsi Advokasi, layanan bimbingan konseling dalam fungsi ini, membantu peserta didik memperoleh pembelajaran atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
D. Ruang Lingkup Ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah mencakup upaya bantuan yang meliputi bidang bimbingan pribadi, bimbingan Sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier. Berhubung kita adalah mahasiswa jurusan Bahasa Inggris yang mana di jalur pendidikan, maka kita hanya akan membahas di bidang belajar. Dalam bidang bimbingan belajar, membantu siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Bimbingan belajar atau akademik ialah bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat dalam memillih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutantuntutan brelajar di suatu instansi pendidikan. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut : 1. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnnya, mengerjakan tugas mengembangkan keterampilan dan menjalani program penilaian. 2. Pemantapan system belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun berkelompok. 3. Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian. 4. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondidi fisik, social, dan budaya yang ada dilingkungan sekitar dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan dan pengembangan diri. 5. Orientasi di perguruan tinggi.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari satu segi dapat kita lihat bahwa Bimbingan dan Konseling memiliki arti yang sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang, atau sekelompok orang. Dari segi lain konseling merupakan alat dalam pemberian bimbingan, konseling juga merupakan alat yang paling ampuh dalam keseluruhan program bimbingan atau dengan kata lain konseling merupakan titik sentral dari keseluruhan kegiatan bimbingan. Tujuan dari Bimbingan dan Konseling yaitu Untuk dapat mewujudkan diri sendiri. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis. Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya. Bimbingan dan Konseling memiliki arah pelayanan seperti pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, terapeutik, dan peminatan. B. Saran Seorang guru bisa dinilai memiliki mutu kerja yang berkualitas jika bisa membimbing siswa dengan baik, jadi hendaknya mendalami dan menguasai bidang Bimbingan dan Konseling agar jika terjadi masalah yang di hadapi peserta didik hendaknya membimbing mereka agar menjadi pribadi yang berkualitas pula.
DAFTAR PUSTAKA Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) hal. 234 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada), hal. 35 Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: C.V Ilmu), hal.28