Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
-1-
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
-2-
Sikap para 'ulama sepakat sekarang, sebagaimana mereka telah sepakat sebelumnya, dalam :
Menyalahkan Al-Hajuri, Menyatakan bahwa Al-Adni tetap termasuk Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Vonis Al-Hajuri bahwa Abdurrahman Al-'Adni hizbi adalah vonis tidak benar, karena vonis tersebut tidak tegak di atas hujjah
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
-3-
PENGANTAR Sungguh upaya dan keseriusan para 'ulama kibar Ahlus Sunnah untuk memadamkan fitnah yang berkobar di Yaman sangatlah besar. Ijtima' Ma'bar, Ijtima' Al-Hudaidah, dan berbagai ijtima' lainnya, serta berbagai muhadharah dan nasehat mereka yang tersebar baik masih berupa kaset maupun sudah ditranskrip, merupakan di antara bukti nyata betapa upaya besar dan keseriusan para 'ulama kibar tersebut. Yang terdepan di antara para masyaikh Yaman dalam keseriusan memadamkan fitnah ini adalah Asy-Syaikh Al-Muhaddits Al-'Alim Ar-Rabbani Al-Walid Abu Ibrahim Muhammad bin 'Abdil Wahhab Al-Wushabi hafizhullah. Beliau adalah seorang 'alim besar di Yaman yang sangat dihormati dan disegani oleh para masyaikh Dakwah Salafiyyah di negeri tersebut, hal ini sejak ketika Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i rahimahullah masih hidup. Namun berbeda halnya kedudukan beliau di hadapan Al-Hajuri dan para muridnya. Di mata mereka, Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab sangat hina dan rendah. Bagi mereka beliau sudah menyimpang. Dengan berbagai penghinaan dan caci maki Al-Hajuri terhadap beliau, maka para pengikut fanatik Al-Hajuri juga berani lancang membantah dan mencela beliau. Berbagai malzamah telah meluncur guna "membantah" beliau. Yang sangat disesalkan para pengikut Al-Hajuri ini, yang tak jarang sikap ghuluw mereka menyebabkan mereka terjatuh pada kesalahan aqidah dan manhaj yang sangat serius, juga berani lancang mengkritik kitab Al-Qaulul Mufid karya Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab Al-Wushabi hafizhahullah. Termasuk nasehat Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab Al-Wushabi kali ini pun, tidak berselang lama sudah langsung dibantah oleh Al-Hajuri. Dalam pelajaran ba'da Zhuhur tanggal 11 Rabi'uts Tsani 1430 H, Al-Hajuri mengeluarkan "fatwa", bahwa Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab AlWushabi maftun (terfitnah) dengan hizbiyyahnya 'Abdurrahman Al-'Adani dengan sangat parah. Astaghfirullahal 'Azhim … wahai Asy-Syaikh Al-Hajuri betapa congkaknya hatimu. Segala nasehat 'ulama tidak engkau gubris, dan 'ulama yang menasehatimu selalu engkau cela. Namun di sisi lain, kami tidak terlalu heran dengan sikap Al-Hajuri yang demikian. Karena memang demikianlah akhlaq dan tata kramanya terhadap 'ulama. Apalagi secara tegas dan terang ia
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
-4-
menyatakan tidak akan menerima dari siapapun meskipun para 'ulama dunia bersatu!! Saudara-saudaraku Ahlus Sunnah wal Jama'ah, … Biarlah mereka demikian. Semoga Allah membimbing kita dan mereka ke jalan yang haq. Nasehat berharga para 'ulama kibar akan bisa didengar oleh mereka yang masih menghargai dan menghormati kedudukan mereka. Demikian juga nasehat berharga dari Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab Al-Wushabi hafizahullah kali ini. Nasehat beliau ini, bagi mereka yang : - Masih belum mengetahui mana yang haq dan mana yang batil dalam fitnah di Yaman - Atau masih menyatakan diri bersikap "tawaqquf" - Atau masih beranggapan bahwa para masyaikh atau para 'ulama kibar belum berbicara - Atau beranggapan ketika ada yang menyampaikan sikap para 'ulama terhadap fitnah Yaman, bahwa ini adalah talbis kepada ummat sehingga mereka menjadi bingung dan bimbang - Atau mereka yang mau menerima "fatwa" dari anak-anak ingusan namun tidak mau menerima nasehat dan fatwa para 'ulama kibar - Atau mereka yang tidak terima ketika dinyatakan bahwa Al-Hajuri telah salah, namun mereka mau menerima ketika Al-Hajuri mengatakan bahwa Nabi Shallahu 'alaihi wa Sallam telah salah - atau masih bertanya-tanya, kenapa kita tidak diam saja dalam fitnah Yaman ini? Demikian juga sekaligus nasehat ini sebagai jawaban kepada pihak-pihak yang masih berkomentar atau beranggapan negatif terhadap situs www.dammajhabibah.wordpress.com dengan mengatakan : - bahwa ini adalah situs fitnah - bahwa situs ini memecah belah salafiyyin - bahwa situs ini tidak mau mendengar nasehat 'ulama, tidak mau mendengar nasehat Asy-Syaikh Rabi' - bahwa situs ini sibuk dengan fitnah, menyebar ghibah - bahwa situs ini mencela 'ulama (yakni maksudnya Asy-Syaikh Yahya)
-5-
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
- atau menyatakan kenapa situs ini tidak menyebarkan nasehat 'ulama saja, untuk senantiasa menjaga ukhuwwah, jangan berbecah belah, dll Tampak jelas sekali betapa pola pikir dan cara pandang pihak-pihak di atas sangat jungkir balik dan bertentangan dengan fakta sebenarnya. Semoga nasehat ini bermanfaat bagi ikhwanna salafiyyin ahlus sunnah di mana pun mereka berada, terutama di Indonesia. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bisa mengikuti para 'ulama sunnah dan bisa bersikap adil dan inshaf, yang ditegakkan di atas ilmu yang haq. ﻭﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﳏﻤ ٍﺪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ 20 Rabi'uts Tsani 1430 H admin www.dammajhabibah.wordpress.com
[email protected]
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
-6-
ﺍﳊﻤﺪ ﷲ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﳌﲔ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺃﺷﺮﻑ ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ ﻭﺍﳌﺮﺳﻠﲔ ﳏﻤ ٍﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺇﱃ ﻳـﻮﻡ ﻭﺑﻌﺪ، ﺍﻟﺪﻳﻦ Segala puji bagi Allah –Rabbul ‘alamin-. Shalawat dan salam semoga tercurah atas nabi dan rasul yang paling mulia yaitu Muhammad, keluarga dan para shahabatnya hingga Hari Pembalasan, wa ba’du : Ini adalah transkrip nasehat Syaikhuna Al-'Allamah Az-Zahid Abu Ibrahim Muhammad bin 'Abdil Wahhab Al-Wushabi –hafizhahullah wa matta’a bihiuntuk anak-anak didik beliau salafiyyin di kota 'Adn. Beliau menyampaikan nasehat yang berharga ini di Masjid As-Sunnah, kota Al-Hudaidah usai shalat Jum’at kepada para ikhwah dari kota 'Adn yang mengunjungi beliau pada tanggal 7 Rabi’ul Akhir 1430 H. Saya mengharapkan –dengan nasehat iniAllah memberikan manfaat kepada Islam dan kaum muslimin. Pertanyaan : "Di tempat kami ada seorang imam masjid yang berupaya menghalangi para pemuda (penuntut ilmu) dari mengikuti pendapat para 'ulama. Maka apa nasehat antum terhadapnya?"
Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab hafizhahullah menjawab :
Nasehatku kepadanya, hendaklah ia berhenti dari sikap seperti ini dan hendaknya dia berjalan bersama para 'ulama. Sebagaimana Nabi kita Shallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
ﺪ ﺍﷲ ﻣﻊ ﺍﳉﻤﺎﻋﺔ ﻳ “Tangan Allah bersama Al-Jama’ah”.
-7-
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama Juga sebagaimana sabda Beliau Shallahu 'alaihi wa Sallam :
ﺍﻟﱪﻛﺔ ﻣﻊ ﺃﻛﺎﺑﺮﻛﻢ "Barakah itu ada pada orang-orang besar kalian (yakni besar dalam hal ilmu dan kedudukan)." Hendaklah dia mengamalkan kedua hadits yang mulia ini,”Tangan Allah bersama Al-Jama’ah", selama para 'ulama dan para masyaikh tersebut – jazahumullah khairan- berjalan bersama Al-Haq, berjalan bersama dalil, berjalan bersama ilmu, dan berjalan bersama sikap inshaf (adil), dan inilah yang terjadi berkaitan dengan fitnah ini. 1) Para ulama – jazahumullah khairan- yang telah menandatangani kesepakatan di Ma’bar, kemudian kesepakatan di Al-Hudaidah, kebenaran ada bersama para 'ulama tersebut. Sungguh Allah telah memberikan taufik kepada mereka, menyatukan kalimat mereka, dan menepatkan pendapat mereka. Sebagaimana kalian ketahui juga dari nasehat Asy-Syaikh Rabi’ waffaqahullah-, ini adalah nasehat yang sangat berharga, yang digabungkan dalam dua hasil kesepakatan (para 'ulama) di atas. Yakni maknanya, bahwa Asy-Syaikh Rabi’ juga bersama para 'ulama tersebut. Dan Asy-Syaikh 'Ubaid Al-Jabiri juga bersama para 'ulama. Maka sepakatlah sikap para masyaikh dalam fitnah ini -dengan karunia Allah ‘Azza wa Jalla- bahwa : 'Abdurrahman Al-'Adani tetap termasuk Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan bahwa Al-Hajuri telah salah dalam memvonis Asy-Syaikh 'Abdurrahman sebagai hizbi. Inilah al-haq dan inilah yang benar! Sebagaimana juga kalian ketahui dengan kesepakatan para 'ulama dalam dengan fitnah Abul Hasan –mudah-mudahan Allah memberikan taufik kepada para 'ulama di Yaman dan di luar Yaman- maka sepakatlah sikap mereka hingga sekarang -dengan karunia Allah- menyalahkan Abul Hasan, bahwa
1
Yakni dalam fitnah yang terjadi di Yaman, para 'ulama benar-benar telah berjalan bersama al-haq, bersama dalil, bersama ilmu, dan bersama sikap inshaf. Atau dengan kata lain, al-haq, dalil, ilmu, dan inshaf ada pada para 'ulama kibar tersebut.
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
-8-
Abul Hasan telah salah dalam tuduhannya terhadap para masyaikh bahwa mereka adalah Hadadiyah, dan upayanya menjauhkan (umat) dari mereka (para 'ulama tersebut), bahwa dia (Abul Hasan) telah salah dalam sikapnya tersebut. Sementara Allah memerintah supaya berbuat adil dan baik. Maka sepakatlah sikap para 'ulama sunnah dalam peristiwa fitnah Abul Hasan di atas itu (bahwa Abul Hasan salah). Maka kebenaran ada bersama para 'ulama dan para masyaikh, dan “Tangan Allah bersama dengan Al-Jamaah”, dan ”Barakah itu bersama dengan yang lebih tua dari kalian”. Dengan karunia Allah, mereka (para 'ulama) menyampaikan hasil-hasil kesepakatan yang tepat dan berjalan dengan taufiq dari Allah. Dan hingga hari ini, berbagai penjelasan tersebut tepat pada tempatnya. Maka makin tampaklah sikap keras kepala Abul Hasan dan sikap permusuhannya terhadap saudarasaudarannya. Penjelasan yang sama dalam fitnah yang sedang terjadi sekarang. 2) Sikap para 'ulama sepakat sekarang, sebagaimana mereka telah sepakat sebelumnya, dalam : - menyalahkan Al-Hajuri, dan - menyatakan bahwa Al-Adni tetap termasuk Ahlus Sunnah wal Jama'ah. dan - vonis Al-Hajuri bahwa Abdurrahman Al-'Adni hizbi adalah vonis tidak benar, karena vonis tersebut tidak tegak di atas hujjah. Sebagaimana kalian ketahui juga dalam sejarah, peristiwa terkait dengan 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dan Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma. Sikap Ahlus Sunnah wal Jama'ah sepakat bahwa 'Ali radhiyallahu ‘anhu adalah yang benar dan Mu'awiyah radhiyallahu ‘anhu telah keliru, beliau berijtihad namun keliru dan kebenaran ada bersama 'Ali. Mereka semua adalah para shahabat radhiyallahu ‘anhum. Maka sepantasnya Ahlus Sunnah wal Jama'ah memahami perkara ini, bahwa manusia tidak terlepas dari kekeliruan. Keberadaan dia sebagai seorang shahabat atau sunni Ahlus Sunnah tidak berarti dia terlepas dari kesalahan.
2
Yakni fitnah yang dikobarkan oleh Al-Hajuri dan para pengikutnya.
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
-9-
Maka para 'ulama -jazahumullah khair- baik pada masa lampau maupun sekarang, sama saja apa yang terjadi di kalangan para shahabat, atau di antara dua imam besar, antara Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muhammad bin Yahya Adz-Dzuhli, atau yang lainnya. Telah terjadi di antara mereka yang berada di atas aqidah yang satu dan manhaj yang satu, terjadi beberapa kekeliruan dari sebagain orang. Mereka -jazahumullah khair- memandang permasalahan dengan pandangan ilmu, bukan dengan pandangan 'athifah (perasaan), mereka memandang dengan tinjauan agama dan tinjauan dalil. Sesungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
١٥٢ : ﺍﻷﻧﻌﺎﻡz _^] \ [ Z Y X{ “Jika kalian berbicara, maka adilllah kalian walaupun terhadap keluarga terdekat”. [Al-An'am : 152] Kita diperintah untuk adil dan inshaf dalam berbicara dan dan memberi hukum. Sebagaimana Ahlus Sunnah -Jazahumullah khairan-, yakni para thullabul 'ilmi dan orang-orang awam dari kalangan Ahlus Sunnah, mereka berjalan bersama para 'ulama ketika terjadi fitnah Abul Hasan, Walhamdulillah. Allah ‘Azza wa Jalla telah memberikan taufik kepada para masyaikh dan juga kepada para thullabul ilmi tatkala mereka berpegang pada apa yang ditetapkan oleh para 'ulama. Para 'ulama menyatakan Al-Haq, yang mendekatkan mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian pula permasalahan ini. Dalam permasalahan ini, ada pihak yang benar dan ada yang salah. Yang berijtihad kemudian salah, maka dia mendapat satu pahala. Sedangkan yang berijtihad dan benar, maka dia mendapat dua pahala. Para 'ulama -jazahumullah khairan- senantiasa berada di atas ketetapan yang mereka nyatakan sebelumnya dalam fitnah ini, (yaitu) bahwa AsySyaikh 'Abdurrahman Al-'Adani adalah tetap termasuk Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Maka tidak sepantasnya bagi imam (masjid) tersebut membuat orang lari dari 'ulama, namun hendaknya dia berjalan bersama para 'ulama, sebagaimana Nabi kita bersabda :
ﺍﻟﱪﻛﺔ ﻣﻊ ﺃﻛﺎﺑﺮﻛﻢ
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
- 10 -
"Barakah itu ada pada orang-orang besar kalian (yakni besar dalam hal ilmu dan kedudukan)." dan sebagaimana sabda beliau :
ﺪ ﺍﷲ ﻣﻊ ﺍﳉﻤﺎﻋﺔ ﻳ “Tangan Allah bersama Al-Jama’ah”. Dan sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman
١٥٩ : ﺍﻷﻧﻌﺎﻡz w v u t srq p o n m l k j i{ "Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka, dan mereka menjadi berkelompok-kelompok, maka engkau sama sekali bukan bagian dari mereka. Hanyalah urusan mereka kepada Allah." [Al-An'am : 159] Para 'ulama -jazahumullah khairan- mereka senantiasa menyeru kepada Jam`ul Kalimah (persatuan) dalam rangka mengamalkan ayat tersebut dan yang semakna dari dalil-dalil yang lain, (seperti firman Allah) :
١٠٣ : ﺁﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥz gfe d c b a{ "dan berpegangteguhlah kalian semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian berpecah belah." [Ali 'Imran : 103] Para 'ulama tidak mengajak kepada perpecahan, namun mereka mengajak kepada Jam`ul Kalimah (persatuan). Inilah dakwah yang benar, (yang tegak) di atas Al Qur’an dan As-Sunnah. Kemudian, juga kezhaliman adalah kegelapan pada Hari Kiamat, dan Allah tidak mencintai orang-orang yang zhalim, sebagaimana firmannya:
٣١ : ﺍﻹﻧﺴﺎﻥz ` _ ~ } | {{ "dan orang-orang yang zhalim telah disediakan untuk mereka 'adzab yang pedih." [Al-Insan : 31]
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
- 11 -
dan Allah juga berfirman:
}|{ z y x w v uts r q p o n{ ٢٩ : ﺍﻟﻜﻬﻒz b a ` _ ~ "Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zhalim itu neraka yang gejolak apinya mengepung mereka. Jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi mendidih yang menghanguskan wajah. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. [Al-Kahfi : 29] Apabila Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adni –waffaqahullah- menyatakan bahwa "Saya bersama para 'ulama, tangan saya bersama dengan tangan para 'ulama, ucapan saya bagian dari ucapan para 'ulama, demikian pula alhaq senantiasa saya junjung tinggi", jika kita masih mengatakan kepadanya : “Bukan, kamu adalah hizbi”, maka ini termasuk kezhaliman, dan ini adalah haram. Hendaklah seseorang senantiasa merasa diawasi oleh Allah dan takut kepada Allah ketika nanti berdiri di hadapan-Nya. Abul Hasan dulu menentang, dulu dia tidak mau menerima Al-Haq, dan dulu apabila ada orang yang menasehatinya maka ia membantahnya, bertindak dungu, mencelanya, mencacinya, merendahkannya, dan memperolokoloknya. Dan kalian tahu, kalimat yang keluar dari Abul Hasan adalah ucapan-ucapan yang kotor, dll terhadap Ahlus Sunnah. Kami katakan bahwa 'Abdurrahman tidak pernah terjadi padanya seperti di atas sedikitpun. Sesungguhnya setiap kali beliau duduk bersama para masyaikh, ucapannya selalu baik -jazahullah khairan- dan juga walaupun beliau sendirian (berpisah dari masyaikh) dan pergi (kembali) ke 'Adn, kami tidak pernah mendengar darinya kecuali kebaikan, mengajarkan kebaikan, memberi pelajaran dan menyampaikan muhadharah. Maka orang yang tidak mau membantu beliau dalam kebaikan, dikhawatirkan dia akan dihukum oleh Allah (dengan hukuman yang) sebanding dengan perbuatannya. Beliau telah menyatakan demikian, maka kita ucapkan : ”Jazakallah khairan”, inilah persangkaan terhadap engkau, bahwa engkau senantiasa mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah, tidak mungkin engkau berubah. Asy-Syaikh Muqbil
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
- 12 -
rahmatullah ‘alaihi telah memacu kebaikan ini pada dirimu, dan itu benarbenar telah tampak, dengan karunia Allah. Maka wajib atas Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri -semoga Allah memberikan taufiq kepada kita dan kepadanya- untuk takut kepada Allah atas perbuatannya terhadap saudaranya, Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-'Adni, dan atas perbuatannya terhadap para masyaikh, para thullabul 'ilmi, serta para da'i ilallah lainnya. Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
ﺍﻟﺮﺍﲪﻮﻥ ﻳﺮﲪﻬﻢ ﺍﻟﺮﲪﻦ “Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayang oleh Ar-Rahman” dan :
ﺮﺣﻢﺮﺣﻢ ﻻ ﻳﻣﻦ ﻻ ﻳ “Barangsiapa yang tidak penyayang maka tidak akan disayang (oleh Allah)” Demikianlah Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda. Dakwah para masyaikh -jazahumullah khairan-, baik itu Asy-Syaikh Rabi’, Asy-Syaikh 'Ubaid, atau Asy-Syaikh An-Najmi -rahmatullah ‘alaihi- atau para masyaikh lainnya di bumi Hijaz dan Najd, serta para masyaikh sunnah di Yaman, dakwah mereka adalah dakwah kasih sayang, baik kepada yang besar maupun kepada yang kecil. Dakwah kasih sayang. Tidak ada pada mereka sifat kasar dan tidak ada pada mereka sifat zhalim. Insya`allahu. Tidak ada pada mereka kecuali kasih sayang dan kelemahlembutan. Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
ﺍﻟﺮﺍﲪﻮﻥ ﻳﺮﲪﻬﻢ ﺍﻟﺮﲪﻦ “Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayang oleh Ar-Rahman” dan :
ﺮﺣﻢﺮﺣﻢ ﻻ ﻳﻣﻦ ﻻ ﻳ
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
- 13 -
“Barangsiapa yang tidak penyayang maka tidak akan disayang (oleh Allah)”,
ﺍﺭﲪﻮﺍ ﻣﻦ ﰲ ﺍﻷﺭﺽ ﻳﺮﲪﻜﻢ ﻣﻦ ﰲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ “Sayangilah makhluk yang ada di muka bumi, niscaya Dzat yang ada di langit akan menyayangi kalian”. Kita meminta taufiq kepada Allah. Insya`allah fitnah ini tampak dan tersingkap dengan jelas. Ini berkat karunia Allah, kemudian berkat kesungguhan para 'ulama kesabaran mereka, ketenangan, kasih sayang, dan kelemahlembutan mereka. Allah adalah Pemberi taufiq kepada amal yang Dia cintai dan Dia ridhai.
Pertanyaan : Ikhwah yang berkunjung meminta nasehat dari antum untuk saudara-saudara mereka dan untuk mereka sendiri di kota 'Adn. Apa nasehat antum untuk mereka?
Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab hafizhahullah menjawab :
Nasehatku untuk saudara-saudaraku fillah Ahlus Sunnah wal Jama’ah di kota Adn dan selainnya : - taqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, - mengamalkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam - mementingkan untuk menuntut ilmu - mengambil ilmu dari Asy-Syaikh 'Abdurrahman Al-Adani. Beliau berada di kota kalian dan dekat dengan kalian. Beliau memiliki pelajaran-pelajaran yang berfaedah serta bermanfaat, jazahullah khairan. Bersemangatlah kalian dalam mengambil faedah dari beliau, dan dari saudara-saudara beliau para pengajar di tengah-tengah kalian dari
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
- 14 -
kalangan Ahlus Sunnah wal Jamaah, yang mereka itu bersemangat untuk Jam’ul Kalimah (menyatukan) Ahlus Sunnah wal Jama'ah, dan bersemangat untuk senantiasa berada di sekitar para 'ulama. Ini merupakan kenikmatan. Di antara kenikmatan yang Allah berikan kepada kalian wahai penduduk 'Adn, adalah Allah menganugrahkan kepada kalian seorang sekaliber syaikh ini - jazahullahu khairan-. Beliau (Asy-Syaikh 'Abdurrahman) termasuk kibar thullab (murid-murid senior) AsySyaikh Muqbil yang sangat menonjol dalam berbagai bidang ilmu dengan persaksian Asy-Syaikh Al-Walid Muqbil rahimahullah. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menganugerahkan kepada kalian, sehingga beliau (Asy-Syaikh 'Abdurrahman) pun hadir di tengah-tengah kalian. Sebagaimana dikatakan (dalam pepatah), "Berapa banyak suatu kemudharatan ternyata bermanfaat." Dalam fitnah ini ternyata Allah telah menjadikan padanya manfaat yang sangat banyak. Di antara manfaatmanfaat tersebut adalah : pindahnya Asy-Syaikh Abdurrahman bin Mar’i waffaqahullah ke negerinya sendiri, kepada saudara-saudaranya yang ada di kota 'Adn. Fitnah ini telah membuahkan hasil yang sangat banyak, ini salah satu di antaranya. Di antara buah fitnah ini juga adalah, dibukanya ma'had di Al-Fuyusy dan dibukanya pelajaran-pelajaran lain tempat-tempat lain dari kota 'Adn dan di banyak masjid.
Maka wajib atas kalian wahai penduduk 'Adn untuk senantiasa sabar dan mementingkan urusan menuntut ilmu. Apabila kalian mendapati sifat kaku dari orang yang ta’ashshub kepada Al-Hajuri hendaklah kalian tetap sabar. Jangan kalian hadapi kekakuan tersebut dengan sikap yang serupa, namun hendaknya kalian hadapi dengan kesabaran dan berhias dengan akhlak yang mulia, Insya`allah selang beberapa waktu itu semua akan hilang. "Barangsiapa bersabar, pasti sukses." Dia akan bisa mengatakan “Alhamdulillah, Allah telah memberikan taufiq kepada kami untuk bersabar”. Tidaklah kita dapati dari buah kesabaran, kecuali hasil-hasil yang baik dan bermanfaat. Maka janganlah kalian lawan mereka dengan cercaan, jangan pula dengan makian, jangan pula dengan gangguan, jangan pula dengan sikap merendahkan, jangan pula dengan penghinaan, sama sekali jangan. Teruslah kalian jalani dakwah kalian bersama para masyaikh kalian yang ada
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
- 15 -
di Adn dan bersama para masyaikh lainnya yang ada di negeri-negeri lain. Teruslah dalam dakwah kalian, pelajaran-pelajaran kalian, dan hafalanhafalan kalian. Kalian tidak memiliki waktu untuk "qila wa qala (katanya dan katanya)." Barang siapa diberi taufik oleh Allah untuk menuntut ilmu maka tidak ada waktu baginya untuk "qila wa qala (katanya dan katanya)." berdiri di jalan-jalan bersama fulan dan fulan yang menyia-nyiakan waktumu. Atau bahkan meskipun di rumah-rumah kalian atau di masjid-masjid, kalian sibuk. Sibuklah dengan sesuatu yang bermanfaat bagi kalian. Barangsiapa mencela kamu, maka sungguh orang yang lebih baik darimu telah dicela. Janganlah kamu gundah, jazakallahu khair. Barangsiapa mencela kamu, menghina, merendahkan dan memakimu, menyatakan kepadamu bahwa ”Kamu mubtadi’", bahwa "kamu adalah hizbi”, maka sungguh telah terjadi yang lebih parah dari itu terhadap orang yang jauh lebih mulia darimu. Maka tidak ada yang pantas bagimu kecuali sabar dan mengharapkan pahala dari Allah. Berharaplah akan pahala kalian di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Allah 'Azza wa Jalla berfirman :
١٥٣ : ﺍﻟﺒﻘﺮﺓz Í Ì Ë Ê É{ Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. [Al-Baqarah : 153] Allah Subhanahu wa Ta'ala juga bersabar :
٤٣ : ﺍﻟﺸﻮﺭﻯz Ó Ò Ñ Ð Ï Î Í Ì Ë{ "Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." [Asy-Syura : 43]
Bukankah engkau suka bila Allah bersamamu, menolong, dan memberi taufiq kepadamu, serta membaikkan urusanmu? Kalau engkau cinta hal itu, maka bersabarlah. Orang mencela dan mencercamu, tetap bersabarlah.
ﺇﳕﺎ ﺍﻟﺼﱪ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺼﺪﻣﺔ ﺍﻷﻭﱃ “Sesungguhnya kesabaran (yang hakiki) adalah ketika pada awal kejadian”.
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
- 16 -
Apakah sabar itu? Tidaklah sabar itu kecuali seperti sikap ini, yaitu engkau tetap di atas Al-Quran dan Sunnah sementara ada saudaramu yang mengatakan bahwa "kamu ahlul bid’ah" atau "hizbi" atau "menyimpang" atau "hizbi terselubung" atau "kelompok baru", tetaplah engkau sabar. Rabbku lebih paham, lebih mengetahui tentang makhluk dan hamba-hamba-Nya. Janganlah menginginkan kecuali kebenaran dan kebaikan. Janganlah menginginkan kecuali menolong sunnah Rasulullah 'alaihish shalatu was salam dan membela membela dakwah Rasulullah 'alaihish shalatu was salam. Apabila yang terjadi ini hanyalah sekadar ucapan yang kamu terima, maka sungguh telah terjadi, sebagaimana yang kalian ketahui, pada masa lampau terjadi pembunuhan dengan pedang dan mengalirlah darah-darah, namun seorang penyabar akan bisa bersabar. Adapun ini (yang sekarang terjadi) sekadar ucapan, maka tidak ada pengaruhnya. Pujilah Rabbmu karena engkau bisa berjalan bersama para masyaikh, maka (jika demikian) apa yang akan memudharatkan (merugikan)mu? Tidak ada sama sekali. Engkau berjalan bersama para masyaikh, bersama para 'ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah baik di Yaman maupun di luar Yaman. Jazakumullah khairan. Jangan sibukkan diri kalian dengan "qila wa qala (katanya dan katanya).", namun bersemangatlah pada kebaikan, bersemangatlah pada ilmu yang bermanfaat. Sampaikan salamku kepada Asy-Syaikh 'Abdurrahman dan para masyaikh lainnya yang bersama kalian, yang ikut andil dalam dakwah, pengajaran, dan pelajaran. Berapa banyak kami mendengar dari Syaikhuna (syaikh kami) dan Waliduna (ayah kami) Asy-Syaikh Muqbil rahmatullah 'alaihi, beliau mendorong dan menganjurkan para thulabul ilmi untuk melipatgandakan semangat dalam dakwah ke jalan Allah dan dalam pengajaran serta pelajaran. Beliau berkata : “Sesungguhnya barangsiapa menyelisihi Al Haq pasti akan menyesal.", dan nyata sebagaimana yang beliau katakan, dia akan menyesal. Kalian harus demikian. Ambillah nasehat-nasehat Asy-Syaikh Muqbil baik ketika beliau masih hidup maupun setelah beliau wafat. Teruslah dalam dakwah kalian dan dalam pelajaran-pelajaran kalian. Jadilah kalian berjalan bersama Syaikh kalian, yaitu Asy-Syaikh 'Abdurrahman waffaqahullah. Bantulah beliau dalam kebaikan, bantulah beliau dalam kesabaran, dan dalam menyebarkan ilmu. Demikian pula para masyaikh lainnya, apabila mereka memiliki pelajaran-pelajaran di tempat-tempat lain di kota 'Adn, tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan.
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
- 17 -
Dalam fitnah ini, tahanlah diri kalian sepenuhnya darinya. Perhatikanlah, manakala kalian diam, maka Allah memberikan manfaat atas diamnya kalian. Tatkala Asy-Syaikh 'Abdurrahman diam, dan para masyaikh juga diam setelah mereka menyatakan perkataan yang baik, maka Allah memberikan manfaat dengan diamnya mereka tersebut. (Yaitu dalam bentuk) umat pun mau menerima kebaikan ini, dan umat antusias terhadap ilmu ini. Alhamdulillah, aku sampaikan kabar gembira kepada kalian bahwa dakwah berjalan, pelajaran-pelajaran berjalan, demikian juga muhadharah dan berbagai urusan berjalan dalam bentuk yang terbaik. Barangsiapa yang berta’ashshub (kepada Al-Hajuri), maka akan terjadi padanya kemalasan dalam menghadiri durus (pelajaran-pelajaran) dan malas menghadiri muhadharah-muhadharah. Kita lihat dan kita saksikan mereka menyianyiakan waktu di jalan-jalan. Adapun orang-orang yang sikapnya berjalan bersama para 'ulama, masya`allah atas mereka, jazahumullah khairan, benar-benar sabda Rasululullah adalah haq :
ﺍﻟﱪﻛﺔ ﻣﻊ ﺃﻛﺎﺑﺮﻛﻢ "Barakah itu ada pada orang-orang besar kalian (yakni besar dalam hal ilmu dan kedudukan)." Maka barakah juga mengenai mereka, orang-orang yang berjalan bersama para 'ulama. Dan Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam juga bersabda :
ﻳﺪ ﺍﷲ ﻣﻊ ﺍﳉﻤﺎﻋﺔ ”Tangan Allah bersama dengan Al-Jamaah”, Sungguh, datang kepada mereka kebaikan, datang kepada mereka taufiq, datang kepada mereka pertolongan dari Allah, datang kepada mereka kekuatan dan kebenaran, karena Allah bersama mereka. Mereka berjalan bersama para 'ulama, mereka bersama orang-orang yang lebih tua dan lebih besar dari mereka, maka tampaklah kebaikan di tangan mereka. Sekarang kami sampaikan kabar gembira pada kalian bahwa perkara ini semakin membaik dan penuh dengan faedah, baik di sini di Al-Hudaidah ataupun yang lainnya, juga di tempat kalian di Adn atau di Shan’a, atau di banyak tempat lainnya.
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
- 18 -
Barangsiapa yang mau berjalan bersama para ulama, bersama para masyaikh, masya`allah, Allah akan menjadikan kebaikan dan cahaya di hatihati mereka, dan mereka menjadi orang-orang yang mementingkan ilmu, dakwah, pelajaran dan menahan dari "qila wa qala (katanya dan katanya)." Sebagaimana kalian ketahui bahwa menjamah kehormatan orang lain bukanlah perkara remeh. Perbuatan tersebut dosanya di sisi Allah sangat besar. Kalian dapati orang-orang yang berani lancang (menjamah kehormatan orang lain) dari kalangan mereka yang ta’ashub (kepada AlHajuri) mereka senantiasa mencela dan mencerca. Adapun orang-orang yang berjalan bersama para masyaikh masya`allah mereka mempunyai adab, mereka mempunyai Ihtiram (penghormatan terhadap 'ulama dan orang lain), memilih ucapan-ucapan yang baik dan ucapan-ucapan yang selamat. Baik masyaikh atau selain mereka dari orang-orang yang Allah beri manfaat dengan pelajaran-pelajaran dan dakwah mereka. Mereka diam, maka Allah memberikan manfaat atas diamnya mereka, Allah memberikan manfaat dengan keseriusannya dalam menuntut ilmu, sikap mementingkan dakwah ke jalan Allah 'Azza wa Jalla, dan sikap tidak peduli terhadap "qila wa qala (katanya dan katanya). Jika terbit malzamah-malzamah misalnya, di dalamnya terdapat banyak caci makian, penghinaan, dan pelecehan, maka jangan peduli dengan itu semua karena itu tidak memudharat (merugikan)kanmu. Barokallahu fik. Justru itu memudharatkan orang yang mengucapkannya dan orang yang mendukung keluarnya berbagai malzamah tersebut. Adapun engkau, Alhamdulillah lisanmu terjaga, maka pujilah Rabbmu karena engkau bisa berjalan bersama para masyaikh. Jazallahu khairan atas Asy-Syaikh Rabi’ atas nasehat emasnya yang sangat mahal. Demikian juga Asy-Syaikh 'Ubaid, jazahullah khairan. Sungguh Rasullullah telah bersabda :
ﻻ ﻳﺸﻜﺮ ﺍﷲ ﻣﻦ ﻻ ﻳﺸﻜﺮ ﺍﻟﻨﺎﺱ “Tidak akan bisa bersyukur kepada Allah, orang yang tidak bisa berterima kasih kepada manusia” Demikian pula masyaikh yang ada di Yaman, Asy-Syaikh Al-Imam, AsySyaikh Al-Bura’i, Asy-Syaikh Adz-Dzamari, Asy-Syaikh Ash-Shaumali, AsySyaikh 'Abdul Mushawwir, Asy-Syaikh 'Utsman As-Salimi dan para masyaikh lainnya. Kami ucapkan jazahumullah khairan wa waffaqahumullah, semoga
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
- 19 -
Allah memberikan manfaat atas kesabaran mereka. Demikian pula dengan Asy-Syaikh 'Abdurrahman dan Asy-Syaikh 'Abdullah bin Mar’i dan seluruh masyaikh, (kami ucapkan) azahumullahu khairan. Kita memohon semoga Allah memberikan pahala kepada mereka. Adapun Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri, kami tidak putus asa, mudah-mudahan Allah memberikan taufik kepadanya, mudah mudahan Allah memberikan hidayah kepadanya, mudah mudahan Allah membimbingnya. Dia adalah saudara kita fillah. Kita semua keluar dari madrasah yang satu, (yaitu madrasah) Al-Kitab dan As-Sunnah di bawah didikan Asy-Syaikh Muqbil. Namun, Subhanallah mungkin dia (Al-Hajuri) ber-ijtihad pada suatu permasalahan, atau menimpanya beberapa kerancuan, atau mungkin ada beberapa orang yang tidak membantunya kepada kebaikan. Semoga dia mau melihat kembali permasalahan ini dan mau kembali kepada Allah 'Azza wa Jalla, dengan do'a dan penuh pengrendahan (kepada-Nya) agar Dia membimbingnya dalam fitnah ini sebagaimana Allah telah membimbing selainnya. Adapun kita Alhamdulillah, kita melihat bahwa Allah telah memberikan taufiq kepada kita dengan taufiq yang mulia -milik Allah-lah segala puji dan anugerah- taufiq untuk tetap sabar, tsabat (istiqamah) dan sadad (menetapi kebenaran) tidak menjamah kehormatan orang lain dan menjaga lisan-lisan kami. Kita memohon kepada Allah agar kita diberi pahala oleh Allah atas itu semua, dan menjadikan kita senantiasa bersabar terhadap orang-orang yang mencela kita. Kita memohon kepada Allah agar diberi pahala atas kesabaran ini. Maka bersabarlah, bersabarlah, jazakumullahu khairan. Dan perhatian terhadap pelajaran, pentingkanlah dan hadirilah durus (pelajaran-pelajaran) serta ambilah manfaat darinya. Sebarkan kaset ini, jazakumullah khairan, baik di 'Adn maupun selain 'Adn, yaitu di Abin, atau di Hadramaut, dan lainnya. Sebarkan kaset ini walaupun melalui internet pada tanggal ini, usai shalat Jum’at. Bersyukurlah kalian kepada Allah atas kesempatan duduk yang singkat ini, setelah kita melaksanakan salah satu kewajiban, di antara kewajiban yang paling agung, yaitu shalat Jum’at berjamaah di masjid As-Sunnah AnNabawiyah di kota Al-Hudaidah.
Menghadapi Fitnah dibawah Bimbingan ‘Ulama
- 20 -
Kita memohon kepada Allah taufik, kita telah berkumpul di atas kebaikan, di atas faedah-faedah, di atas nasehat-nasehat. Kita memohon kepada Allah agar membimbing kita pada amalan yang Allah cintai dan Allah ridhai. Sampai di sini.
ﻭﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﳏﻤ ٍﺪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ Jazallah khairan atas Al-Akh Fadhil Al-Wushabi, atas kesediannya membacakan pertanyaan-pertanyaan ini. Dan kepada antum semua juga diucapkan terima kasih, baik Asy-Syaikh Mahmud An-Nahari, maupun para tamu yang bersama beliau, jazahumullahu khairan, serta seluruh yang hadir.
ﻭﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﳏﻤ ٍﺪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ http://dammajhabibah.wordpress.com