Berkemah dan Berpetualang di Alam ( Basic Camping ) By Pathfinder_Indonesia
Dipersembahakan: Untuk Keluargaku, “ Anida & Ratu Shilla” Para Pecinta Alam PEMBUKAAN. Berpetualang dialam terbuka sangat bermanfaat bagi fisik dan mental seseorang, dengan peralatan yang memadai berpetualang akan membawa kesan dan pengalaman yang menggembirakan, sebaliknya jika peralatan yang dibawa tidak diperhatikan petualangan yang diharapkan akan berubah menjadi bencana. Maka dari itu sebelum memulai berpetualang dialam terbuka ada baiknya mempelajari teknik untuk bertahan hidup dialam terbuka yang meliputi tapi tidak terbatas pada; a. Pengetahuan tentang bagaimana menentukan tempat dan membuat tempat berteduh yang aman dan nyaman. b. Pengetahuan tentang bagaimana membuat berbagai peralatan dari bahan yang didapat di alam. c. Pengetahuan tentang bagaimana menyalakan api dan membuat perapian yang aman. d. Pengetahuan tentang bagaimana mencari, mengumpulkan dan mengolah air untuk konsumsi. e. Pengetahuan tentang hewan dan tumbuhan, bagaimana mencari dan mengolahnya sehingga bisa dikonsumsi. f.
Pengetahuan tentang navigasi, peta dan kompas.
Beberapa item utama yang dibutuhkan dalam berpetualang di alam terbuka diantaranya : 1. Topi. Gunakan topi yang cukup lebar untukmelindungi kepala dari sinar matahari dan hujan, mempunyai lubang sirkulasi udara yang cukup.
2. Tas / backpack / rucksack. Tas yang bagus adalah tas yang bisa menampung semua barang yang diperlukan dalam berkegiatan dialam dan nyaman ketika dipakai, ketika memilih tidak ada salahnya untk dicoba dan meminta informasi kepada penjual serta pilih yang sesuai dengan kebutuhan, yang wajib diperhatikan adalah:
a. Harness. b. Tali sandang dan sabuk. c. Kerangka / frame eksternal dan internal. d. Berbahan tahan air (terpal, parachute/parasit / goretex dll ). e. Kantung tambahan. f.
Tempat untuk menyangkutkan / mencantolkan barang tambahan tidak mengganggu gerak tubuh ketika melakukan aktifitas.
Note: kapasitas beban yang dibawa oleh satu orang dengan yang lainnya berbeda, jika beban yang dibawa terlalu berat ditakutkan akan mencederai tulang pungung dan lutut. hitungan kasarnya adalah beban maksimal yang dianjurkan untuk dibawa adalah 1/3 berat individu. ( contoh: individu dengan berat 60kg maksimal beban yang dibawa adalah ( 60 x 1/3 = 20 kg ) Contoh tas/backpack/rucksack yang cukup lumayan ketika dipakai adalah tas tempur (A.L.I.C.E) yang biasanya dipakai oleh tentara. 3. Baju dan Celana. a. Dalam kegiatan didaerah tropis, baju / kaos lengan panjang yang berbahan katun mempunyai keunggulan tersendiri, selain berfungsi sebagai pelindung dari sengatan sinar matahari kaos atau baju lengan panjang dapat memberikan perlindungan dari sengatan /gigitan serangga dan tumbuhan beracun. b. Untuk celana gunakanlah celana panjang yang berkantung banyak dan lebar, pilihlah yang berbahan material katun, bahan jeans harus dihindari karena tidak praktis, berat dan tidak mudah kering jika terkena air.
4. Jaket. Berfungsi sebagai pelindung dari angin dan hujan, jaket yang bagus adalah jaket yang mempunyai tudung kepala, hindari penggunaan jaket yang terlalu ketat yang mengakibatkan terganggunya sirkulasi panas tubuh.
5. Jas Hujan / Ponco. Beragam jenis jas hujan bisa ditemukan dipasaran, pilih model ponco yang mempunyai fungsi ganda, selain bisa dipakai untuk pelindung ketika hujan, ponco juga bisa difungsikan sebagai bivak sementara ketika diperlukan.
6. Pisau. Pisau merupakan alat yang paling vital ketika kita melakukan kegiatan berkemah atau berpetualang, pilih pisau yang berbilah satu, menyambung (solid) dengan pegangan tangan, hindari pisau yang mempunyai pegangan tangan berongga, ukuran yang ideal 20-30cm lengkap dengan sarungnya. Pisau lipat multifungsi ( Victorinox, Leatherman, Gerber, Bear Jaws dan Krisbow ) bisa dipergunakan sebagai alat bantu seperti membuka kaleng daan sebagainya. Pisau yang akan dipergunakan harus cukup tajam, gunakan pisau secara bijak, jangan melempar pisau tersebut ke pohon ataupun keatas tanah karena pisau dapat kehilangan ketajamannya rusak, jangan digunakan untuk mengorek api unggun karena struktur molekul besi akan berubah sehingga pisau menjadi gampang tumpul. Saya pribadi setiap melakukan kegiatan dialam seperti berkemah selalu membekali diri dengan 2 jenis pisau; 1. pisau tebas untuk mencari kayu bakar dan membuka jalan ketika harus jadi Pioneer , 2. Pisau lipat multifungsi untuk pekerjaan ringan seperti membuka kaleng.
7. Sekop Lipat Digunakan untuk membuat saluran drainase air disekeliling tenda, menggali dan menutup lobang api unggun dan kakus.
8. Alat masak dan Tempat minum.
Alat masak dan tempat minum eks tentara bisa dijadikan pilihan, karena harganya yang terjangkau, gampang didapat dan fungsinya yang sudah teruji handal. Kompor lapangan yang berbahan bakar Naptha milik Coleman atau kompor lapangan berbahan bakar parafin eks Tentara.
9. Alas kaki. Aktifitas yang berbeda akan mempengaruhi jenis alas kaki, untuk kegiatan mountaineering dan penjelajahan ringan gunakan alas kaki yang berbahan ringan, sandal gunung bisa menjadi pilihan, untuk trekking dengan medan yang berat dibutuhkan sepatu Boot yang memberikan perlindungan eksta pada angkle kaki. Ada baiknya membekali dengan sepasang gaiters untuk melindungi kaki dari serangan kutu dan lintah ketika melewati daerah bervegetasi rapat dan basah.
10.Segulung tali eks tali Pramuka.
11.Peralatan pendukung, Personal / Survival Kit: a. Peluit. b. Pisau lipat multifungsi. c. Tali parasut 3 m bisa digant dengan kawat/sling. d. Senar dan peralatan memancing. e. Senter kecil, lengkap dengan lampu dan baterei cadangan. f.
Korek api gas, 2 buah.
g. Lilin. h. Kompas. i.
Obat-obatan.
j.
Plastik tempat sampah ukuran besar.
Rules for adventurer:
1. Pelajari penggunaan kompas dan cara membaca peta / navigasi dasar, agar mudah menentukan arah dan tidak tersesat. 2. Tentukan rute dan daerah yang dituju, tetap fokus, konsisten dan komitmen pada perencanaan awal sampai dengan akhir pelaksanaan kegiatan. 3. Selalu informasikan kepada keluarga atau teman dekat menyangkut daerah tujuan dan durasi hari. 4. Informasikan kepada petugas jagawana atau aparat desa setempat jika akan melakukan kegiatan di tempat tersebut dan tinggalkan no telpon yang bisa dihubungi jika ada kejadian yang darurat. 5. Sistem buddy`s, kemanapun anda pergi selalu membawa teman, 2 lebih baik daripada 1. Tips: ajak salah satu dari penduduk setempat untuk menjadi pandu dan menemani anda dalam menjelajahi daerah baru, memang tidak gratis tapi anda tidak akan tersesat dalam perjalanan. 6. Bawa alat-alat dan pakaian yang memadai, bawa juga ransum makanan plus ransum cadangan selama 2 hari untuk berjaga-jaga. 7. Bawa selalu Ponco karena, cuaca tidak bisa diprediksi secara pasti. 8. Jika tersesat jangan panik, karena panik adalah pembunuh no 1 dialam bebas, tetap ditempat jika anda tersesat sambil menunggu pertolongan datang adalah hal yang utama, jika tidak memungkinkan segera buat rencana untuk mencari perkampungan terdekat. Tersesat di hutan bukan suatu hal yang memalukan, pulang kerumah didalam kantong mayat merupakan hal yang konyol. 9. Selalu bawa personal / Survival kit. 10.Bertahan hidup dialam bebas merupakan 80% mentalitas, 10% peralatan yang ada dan 10% lainnya adalah pengetahuan tentang alam dan penggunaan peralatan. Jika anda menggunakan kepala anda, peralatan yang terbatas bisa membantu anda untuk bertahan. 11.Jangan sombong, karena kesombongan menimbulkan kecerobohan, kecerobohan menimbulkan bencana baik bagi anda sendiri, teman anda dan lingkungan sekitar Rule of Big Three di dalam Survival 1. Ketersediaan tempat berlindung dari elemen alam. 2. Ketersediaan air untuk konsumsi. 3. Ketersediaan bahan untuk membuat api dan perapian.
Rule of three yang perlu diingat dalam Survival 1. 3 menit tanpa udara. 2. 3 jam dibawah terpaan cuaca yang ekstrim. 3. 3 hari tanpa air. 4. 3 minggu tanpa makanan. Etika berkegiatan di alam: 1. Jangan merusak tumbuhan, gunakan bagian-bagian dari pohon yang sudah mati untuk membuat api unggun atau perkakas dari kayu kecuali dalam keadan yang sangat-sangat terpaksa. 2. Jangan mengganggu hewan-hewan liar. 3. Jangan merusak atau menggunakan properti tanah milik orang lain, jika harus berkemah ditanah orang, mintalah ijin terlebih dahulu sebelum mendirikan tenda. 4. Ketika memasak, api harus dijaga agar tidak menimbulkan kebakaran, begitu juga jika meninggalkan tempat kemah, api harus dipadamkan total. 5. Jangan mencemari alam dan sumber-sumber air. 6. Semua sampah dari kaleng dan plastik harus dibawa dan dibuang di tempat sampah ketika meninggalkan tempat kemah, kubur sisa-sisa makanan di dalam lobang. 7. Ketika selesai berkemah usahakan meninggalkan tempat tersebut seperti semula. Semua yang anda lakukan diatas dapat mengurangi dampak kerusakan alam, dengan turut serta menjaga keseimbangan alam.
BAB I. MEMILIH TEMPAT DAN MENDIRIKAN TENDA. Pemilihan tempat yang tepat untuk mendirikan tenda adalah sesuatu yang utama ketika kita berpetualang di alam bebas. Dasar pemilihan yang ideal adalah: 1. Tersediannya supply air yang cukup yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan minum, memasak, mandi dan mencuci peralatan atau pakaian. 2. Tanah sekitar cukup datar untuk didirikan tenda.
3. Menyediakan perlindungan yang cukup dari elemen angin dan hujan. 4. Jika api unggun dinyalakan masih ada jarak dengan tumbuhan disekitar. 5. Tersediannya lahan untuk MCK yang memadai tanpa harus mencemari supply air
Tempat mendirikan tenda yang ideal
Daerah yang harus dihindari dalam memilih tempat untuk mendirkan tenda : 1. Mendirikan tenda pada tebing sungai. 2. Hindari daerah yang cekung dimana akan menjadi kolam ketika turun hujan dan hindari memilih tempat disekitar sungai yang kering, dimana jika di hulu turun hujan ditakutkan terjadi banjir bandang. 3. Hindari mendirikan tenda di puncak bukit yang menyebabkan tenda terdedah dengan elemen angin dan air. 4. Jangan mendirikan tenda di laluan/jalan hewan liar. 5. Hindari mendirikan tenda dibawah cabang pohon yang menggantung. BIVAK / Tenda darurat.
Tidak jarang kita menjumpai suatu kejadian yang membuat kita harus mendirikan tenda darurat, adapun inti dari mendirikan bivak adalah: 1. Dapat melindungi kita dari sengatan matahari, terpaan angin dan hujan. 2. Mudah untuk dibuat dan mudah untuk dibongkar. 3. Ketersediaan alat-alat untuk membuat bivak di sekitar lokasi.
Tipe Bivak 1. One man Poncho Shelter
Cara membuat; -
Pilih lokasi yang mempunyai pohon yang berjajar, dengan jarak yang tidak terlalu rapat.
-
Lipat dan ikat tudung kepala ponco dengan tali.
-
Buat angkur dari kayu untuk memancangkan ponco ketanah sebanyak 3 buah, pasanglah pasak terlebih dahulu dikedua ujung dan tengan ponco.
-
Ikat kedua ujung lainnya menggunakan tali, ikatkan di pohon.
-
Bivak harus membelakangi angin.
2. Poncho Tent
Ponco Tent tanpa support.
Cara membuat; -
Pilih lokasi yang mempunyai pohon yang berjajar, dengan jarak yang tidak terlalu rapat.
-
Gabungkan 2 ponco dengan mengacingkan kedua sisinya, lipat dan ikat tudung kepala ponco dengan tali.
-
Gelar tali dengan mengikatkan kedua ujungnya ke pohon, gelar ponco diatas tali.
-
Buat angkur dari kayu untuk memancangkan ponco ketanah sebanyak 4 buah, ikat keempat ujung ponco denggan tali untuk menghubungkan ke pasak. Dan gunakan dahan pohon sebagai support, dengan mengubungkan antara bagian tengan ponco dengan dahan pohon dengan tali.
3. Poncho Tent dengan A frame Support
Cara membuat; -
Pilih lokasi yang mempunyai pohon yang berjajar, dengan jarak yang tidak terlalu rapat.
-
Lipat dan ikat tudung kepala ponco dengan tali.
-
Gabungkan 2 ponco dengan mengancingkan kedua sisinya, lipat dan ikat tudung kepala ponco dengan tali.
-
Buat angkur dari kayu untuk memancangkan ponco ketanah sebanyak 4 buah, ikat keempat ujung ponco denggan tali untuk menghubungkan ke pasak.
-
Gunakan kerangka dari dahan pohon untuk support, dengan mengubungkan antara bagian tengan ponco dengan frame kayu dengan tali.
4. Bivak Ponco gantung.
5. Bivak / Shelter darurat. Adalah rumah singgah yang dibuat untuk tempat istirahat sewaktu berburu dan mengumpulkan makanan, dipergunakan oleh suku-suku di Papua, suku Aborigin (Australia ), suku Bushman di Afrika dan suku-suku Indian di Amerika selatan, konstruksi wigwam mudah dibuat dengan memanfaatkan batang pohon dan cabang yang ada di sekitar lokasi, bahkan batang pohon yang sudah roboh pun bisa digunakan untuk membuat wigwam.
Toilet darurat
Pembuatan toilet darurat sangat diperlukan dalam kegiatan di alam baik dalam segi keindahan maupun dalam segi kesehatan, dalam pembuatan toilet darurat harus diperhatikan jarak antara tolet dengan tenda maupun toilet dengan suppli air
bersih, dimana dengan adanya toilet darurat tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Ukuran toilet darurat: -
Panjang penutup 1 - 1,5 M.
-
Panjang penutup 0.5 - 0.75 M
-
Lebar lubang Toilet 30 cm.
-
Dalam lubang toilet 40 – 50 cm.
Kelengkapan pendukung untuk tolet darurat,adalah sekop kecil, segunduk tanah bekas galian untukmenimbun hajat, ember air dan tisu.
BAB. II. Mencari dan Mengumpulkan air. Air merupakan sumber kehidupan yang penting karena ¾ tubuh manusia terdiri dari cairan, dan setiap kegiatan tubuh manusia selalu memerlukan air untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui pori-pori, pernafasan ataupun air seni dan sebagai membantu metabolisme tubuh. Idealnya manusia membutuhkan minimal 2lt air setiap hari, tetapi jumlah air dapat bertambah jika kegiatan yang dilakukan berat atau berkegiatan disuatu daerah yang berhawa panas. Air dapat diambil dari sungai, waduk/danau dan air hujan, untuk konsumsi air juga dapat diperoleh dengan mengolah air laut, mengolah tumbuhan dan dari hewan. Setiap penggunaan air yang didapat di alam terbuka jika dipergunakan untuk konsumsi minum harus direbus terlebih dahulu agar kuman dan bakteri yang hidup didalamnya mati. Idealnya untuk berkegiatan di alam bebas dalam waktu 1 minggu dibutuhkan 14lt air minum, ditambah 4lt air minum sebagai cadangan. A. Mencari Air Terkadang air sulit diperoleh karena musim penghujan sudah berlalu dan sungai mengering, ada beberapa petunjuk yang bisa digunakan untuk mecari air di daerah sungai yang mengering. Indikator untuk mencari air di sungai yang kering .
B. Binatang binatang liar seperti mamalia ( kijang, babi hutan dll ), burung ( merpati dan tekukur ) dan serangga ( lebah dan lalat ) bisa dijadikan petunjuk keberadaan sumber air C. Sumber air Alternatif yang diperoleh dari tumbuhan.
1. Air yang diperoleh dari pohon bambu.
Cara membuat; -
Ikat ujung pohon bambu dengan tali, bengkokkan ketanah.
-
Potong ujung pohon bambu dan letakkan tempat kosong dibawahnya.
-
Setelah 2 jam air yang terkumpul bisa dimanfaatkan untuk air minum.
2. Air yang diperoleh dari pohon pisang.
Cara Membuat; -
Potong batang pisang dua jengkal dari tanah.
-
Buat ceruk di batang pohon, tutup dengan ponco cerukan tadi.
-
Setelah beberapa saat air akan terkumpul didalam cerukan.
PERHATIAN: Jangan menyimpan air yang diperoleh dari tumbuhan terlalu lama, dikarenakan air akan menjadi rusak dan tidak bisa dimanfaatkan. Jangan mengambil cairan dari tumbuhan yang bergetah putih, lengket dan berasa pahit.
D. Pengolahan air tercemar ( proses menyaring dan pengembunanan).
1. Proses Penyaringan.
Proses penyaringan mutlak diperlukan jika air yang diperoleh tercemar oleh partikelpartikel tanah / keruh, setelah melalui proses penyaringan air yang diperoleh harus direbus untuk membunuh bakteri dan kuman.
2. Proses penjernihan Kimiawi Proses penjernihan air bisa dilakukan secara kimiawi dengan mencampur 2 tetes yodium ( betadine, iodine dan lain-lain) kedalam 1 lt air, diaduk dan diendapkan selama ½ jam, kemudian disaring menggunakan kain bersih. Rebus air sebelum dikonsumsi 3. Proses Destilasi.
Proses destilasi diatas dapat menghasilkan air murni sebanyak 0.5 – 1 liter dalam waktu 24 jam, air yang didapatpun bisa langsung dikonsumsi tanpa harus diolah.
1. Sumur Resapan. Air konsumsi bisa didapat didaerah pantai dan rawa-rawa. a. Sumur reasapan di pinggir pantai.
b.
Sumur resapan di daerah rawa-rawa.
2. Mengumpulkan air dari hujan. Air hujan dapat dikumpulkan dengan menggali lubang dan melapisi lubang tersebut menggunakan ponco atau plastik seperti cara dibawah ini:
Mendapatkan air dari hujan yang mengalir pada batang pohon bisa juga dilakukan seperti gambar dibawah ini, air yang didapat dijamin bebas dari kotoran karena sudah disaring oleh kain yang melilit di batang pohon.
BAB.III.
MENYALAKAN API Setelah tempat berteduh dan air elemen yang penting adalah api dan perapian, dimana api mempunyai fungsi untuk sarana meningkatkan moral, sarana penerangan - penghangat badan ketika malam datang, sarana memasak, sarana untuk mengusir hewan liar dan signaling dalam keadaan yang berbahaya. Etika menyalakan api dialam terbuka. 1. Buatlah api unggun dengan jarak keliling sejauh 3 meter baik dari tenda, pohon ataupun semak belukar. 2. Jangan meninggakan nyala api unggun tanpa pengawasan. 3. Jangan mencampur minyak tanah atau bbm kedalam api yang sedang menyala. 4. Lakukan pembasahan atau timbunlah api unggun dengan tanah ketika meninggalkan lokasi kemah. Perapian yang ideal adalah perapian yang tidak terlalu membawa dampak buruk terhadap lingkungan sekitar, cukup memberikan penerangan maupun kehangatan dan bisa dibuat untuk memasak.
A. Material untuk membuat perapian / Api unggun.
a. Ranting-ranting kayu kecil atau serutan batang kayu. b. Dahan pohon c. Batang kayu yang agak besar.
B. Menyalakan api. a. Cara Modern dengan menggunakan korek api seperti yang biasa dilakukan dalam keseharian. b. Alternatif dengan menggunakan kaca pembesar. Gunakan kaca pembesar pada siang hari dengan mengarahkan titik cahaya pada ranting / serutan kayu, ketika tumpukan rantng kayu atau serutan mulai berasap dan terdapat bara api, tiup secara berlahan-lahan sehingga muncul api, nyala api harus tetap dijaga dengan tidak terburu-buru menambahkan kayu.
Tips menyalakan api secara umum, jangan tergesa-gesa untuk menyalakan api yang besar, nyalakan saja dahulu yang kecil dan buatlah secara bertahap, dimana api yang kecil menghemat kayu bakar , menghemat energi dan mudah untuk dikendalikan.
1. Carilah tempat yang kering dan tidak lembab, buat jarak aman dengan semak-semak dan tenda. 2. Jangan menyia-nyiakan korek api, gunakan setiap batang korek yang anda punya dengan cerdas. Jika hujan turun jangan menyalakan perapian karena akan sia-sia. 3. Jangan menyalakan perapian menghadap arah angin, usahakan menyalakannya dengan membelakangi angin. 4. Gunakan serutan kayu sebagai bahan untuk menyalakan api, secara bertahap diikuti oleh ranting-ranting kecil kemudian tambahakan cabang pohon yang agak besar. 5. Jika ranting kayu basah gunakan plastik, potongan lilin atau paraffin secukupnya untuk starter menyalakan api unggun, susunlah ranting dan dahan pohon untuk perapian seperti tepee atau piramid.
C. Tipe api unggun / perapian
-
Tepee / kerucut.
Susunlah batang-batang menyerupai kerucut, masukkan serutan kayu didalamnya, nyalakan api dari bagian tengah, ketika bagian tengah terbakar habis batang kayu bagian luar secara otomatis akan jatuh ketengah dan terbakar. Perapian ini berfungsi dengan baik meskipun menggunakan bahan kayu yang basah. -
Piramid
Letakkan dua batang kayu secara pararel diatas tanah, kemudian susun secara bertingkat tiga atau empat bagian lagi dengan batang atau ranting pohon, nyalakan
api di puncak pyramid dengan memanfaatkan lapisan kedua dari atas, api akan membakar kayu dari atas kebawah.
Konstruksi perapian yang digunakan untuk daerah lembab dan berair atau daerah rawa. -
Susunlah batang-batang pohon secara bertingkat diatas tanah basa, lapisai batang kayu bengan tanah, kemudin susunlah kayu secara kerucut / tepee, perapian siap dinyalakan.
D. Penggunaan perapian untuk memasak.
Semua tipe perapian bisa digunakan sebagai sarana untuk memasak makanan, buatlah perapian yang tidak terlalu besar sehingga udah dikendalikan dan tidak menyebabkan makanan menjadi hangus / gosong. sebagai alat bantu untuk
menempatkan panci bisa digunakan batu / kayu yang disusun secara berjajar sebagai improvisasi kita bisa menggunakan dua batang kayu sebagai tiang penyangga dan satu batang kayu yang melintang sebagai penyangga panci, atau bisa saja digunakan metode yang lain sebagai penyangga panci.
Memasak dialam terbuka mempunyai kesan tersendiri pada setiap orang, memasak dengan menggunakan peralatan standar merupakan hal yang lazim, tetapi memasak tanpa alat mempunyai keunikan dan kesan yang tersendiri. Cara memasak tanpa menggunakan alat.
1. Memasak telur
Lubangi telur dengan ujung pisau dengan lebar yang cukup, aduk putih dan kuning telur menjadi satu, letakkan telur di abu perapian yang masih panans dengan ujung menghadap ke atas, tunggu beberapa menit dan siap untuk dinikmati. (note: lubangi kulit telur cukup lebar agar tidak meledak ketika dibakar )
2. Menanak nasi.
Letakkan beras secukupnya diatas daun talas atau pisang, basahi beras dengan air secukupnya hingga butian butiran beras menjadi basah, bungkus rapat beras dengan daun, tambahakan beberapa lapisan daun lagi sebagai ekstra lapisan. Masukkan bungkusan tadi kedalam lobang dan timbun dengan tanah, buat perapian diatasnya, biarkan selama 4-5 jam dan beraspun akan matang.
3. Memasak daging.
Buat buat lobang sedalam 30cm, susun batu melingkar didalam lobang, buat perapian didalamnya panaskan batu-batu yang berukuran ¼ kepalan tangan orang dewasa selama 1 jam atau sampai batu menjadi panas menyala, bungkus daging ( unggas atau ikan ) dengan daun talas atau daun pisang sampai rapat, letakkan di dalam lobang diatas bebatuan yang sudah dipanaskan, tambahkan batu panas lagi
pada bagian atas sehingga menutupi bungkusan, timbun dengan tanah dan bekas perapian, biarkan selama 8 jam, daging akan matang tanpa menjadi gosong. Tips: Jangan gunakan batu yang berasal dari sungai ataupun batu yang mempunyai lubang atau retak, batu dengan karakteristik diatas bisa meledak jika dipanaskan. Ketiga cara tersebut diatas juga bisa digunakan untuk memasak umbi-umbian dan jagung. 4. Memasak Air
Buat lubang didalam tanah, lapisi atasnya dengan menggunakan daun yang lebar, isi dengan air secukupnya, cek apakah ada kebocoran pada lapisan daun, tambahkan daun jika diperlukan, buatlah perapian dan masukkan batu-batu kedalamnya biarkan selama 10 menit, masukkan batu-batu secara perlahan-lahan kedalam lobang dang anti batu yang telah dingin dengan batu yang panas. Merebus air juga bisa menggunakan alat-alat yang terbuat dari tempurung kelapa, cangkang kerang dan bilah batanga pohon bambu.
BAB. IV I.
Navigasi dan alat Penunjuk Arah
Siapapun yang berkeinginan untuk melakukan kegiatan dialam bebas diharuskan memahami metode-metode navigasi dalam menentukan arah diwaktu perjalanan, alat navigasi berfungsi sebagai penunjuk arah kemana akan pergi dan kearah mana harus pulang. Metode Navigasi secara umum didasarkan pada teknik membaca kompas, peta dan membaca kontur / relief pada suatu daerah, atau gabungan antara kompas dengan peta, ataupun kompas dengan kontur / relief. Metode Navigasi secara tradisional menggunakan petunjuk yang berasal dari alam, menentukan arah merujuk pada keberadaan posisi matahari dan posisi bintang. 1. KOMPAS Salah satu alat navigasi yang umum dikenal adalah Kompas, disini akan dibahas mengenai Kompas Prisma ( lensatic Compass ) karena mudah didapat, umum dipergunakan dalam kegiatan alam dan dapat dibeli dengan harga yang tidak terlalu mahal. Kompas merupakan alat yang perlu mendapatkan perhatian agar keakurasiannya tetap terjaga, ada beberapa hal yang harus dalam diperhatikan dalam menggunakan kompas, diantaranya:
a. Inspeksi Inspeksi pada seluruh bagian-bagian kompas sangat diperlukan ketika akan membeli / menggunakan kompas, satu bagian yang penting untuk diperhatikan adalah jarum penunjuk arah, angka yang terdapat di dalam kompas dapat terbaca dengan jelas, tidak ada keretakan pada kaca maupun body /casing dari kompas, dan yang paling penting gerakan jarum penunjuk arah tidak terganggu. b. Efek yang berasal dari tegangan listrik dan besi Besi dan tegangan listrik terdekat menyebabkan kinerja kompas terganggu, semakin dekat dengan barang-barang yang mengandung besi dan tegangan listrik bacaan pada kompas akan tidak akurat. c. Keakuratan Kompas dengan keakuratan yang tinggi sangat membantu dalam penunjukkan arah, kompas yang mempuyai defiansi +3° harus diganti dengan yang baru. d. Perawatan Tempatkan kompas didalam tempat tersendiri yang mudah diambil jika diperlukan, jauhkan dari benda-benda yang mengandung magnet agar keakurasiannya tetap terjaga.
Orientasi kompas: -
Letakkan kompas pada bidang datar.
-
Tunggu hingga jarum penunjuk arah berhenti.
-
Baca angka yang ditunjuk oleh jarum kompas.
-
Putar kompas hingga jarum penunjuk arah Utara bertemu dengan tanda utara kompas.
-
Untuk menunjukkan bearing, intip obyek yang dituju dan baca angka yang ditunjuk oleh jarum kompas.
Penggunaan Kompas: A. Pengang dengan dua tangan / Centerhold Techniques Buka kompas secara penuh sehingga cover kompas menjadi sejajar/ horisontal dengan dasar kompas, arahkan lensa untuk melihat angka dalam kompas kearah belakang, sehingga jarum penunjuk arah dapat terlihat secara penuh.
Keunggulan Centerhold Techniques -
Mudah dan cepat untuk dioperasikan.
-
Bisa digunakan dalam kondisi penerangan yang kurang.
-
Bisa digunakan dalam bermacam-macam medan navigasi.
B. Teknik Tembak / Cheek Techniques Buka tutup kompas sehingga jendela kawat pengintip berdiri vertikal, buka lensa pengintip angka sehingga mata bisa melihat angka yg tertera pada kompas, Lihat lensa pengintip dan sejajarkan dengan jendela kawat pengintip untuk melihat obyek yang dituju, angka bacaan pada kompas akan muncul bersamaan ketika mengintip obyek dari jendela kawat pengintip
II.
PETA
Peta adalah gambaran dari bagian bumi yang dituangkan secara 2 dimensi yang digambarkan dengan memasukkan unsure skala, label dan simbol-simbol yang terdapat pada permukaan bumi. Peta yang baik adalah peta yang dapat memberikan keterangan kepada kita dengan memberikan informasi yang akurat dan memberikan gambaran secara nyata kepada kita. Kegunaan Peta menyediakan informasi tentang lokasi dan jarak suatu daerah, di dalamnya terdapat skala-skala / ukuran-ukuran dan informasi yang berkenaan tentang medan, ketinggian / leveling, kerapatan vegetasi, dan daerah populasi / perkampungan pada suatu daerah. Macam-macam Peta a. Peta Planimetric / Line Map Menyediakan gambaran suatu derah secara horizontal, peta ini tidak seakurat peta topography, relief, kontur dan elevasi suatu daerah hanya ditunjukkan dengan warna. b. Peta Topography Adalah suatu peta yang memberikan gambaran keadaan suatu daerah secara terukur dan rinci yang meliputi; garis / grid peta, Skala, leveling/elevasi suatu daerah yang ditujukkan dengan angka-angka, keakuratan peta ini sangat tinggi, dan biasanya digunakan oleh instansi-instansi militer.
Dalam menggunakan peta topography dengan kompas ada beberapa hal yang diperhatikan diantaranya: Sudut deklanasi antara true North, Magnetik North and Grid North, orientasilah dulu peta dengan kompas, lalu lanjutkan poses pembacaan Peta. III.
NAVIGASI TANPA PETA DAN KOMPAS
Kadangkala di waktuperjalanan kompas terjatuh dan hilang, hal ini menimbulkan masalah ketika akan mengetahui arah, cara yang dipakai untuk menunjukkan arah secara umum adalah dengan metode: 1. Siang Hari.
a.) Menggunakan Bayangan ( Shadow Tip Method ).
1. Tancapkan batang kayu sepanjang ½ meter diatas tanah yang rata, Tandai ujung bayangan yang pertama dengan kayu atau batu, bayangan yang pertama menunjukan arah Barat. 2. Tunggu selama 10 – 15 menit hingga bayangan bergeser kearah yang lain, tandai ujungnya dengan batu dan kayu 3. Tarik garis antara tanda pertama dan tanda kedua, didapat hasil garis Barat dan Timur.
4. Berdiri dengan sisi kiri badan menghadap ke Barat dan sisi kanan menghadap ke Timur, secara otomatis anda menghadap ke Utara dan bagian belakang tubuh menghadap kearah Selatan. NB: metode ini cukup akurat digunakan dimana saja, kekurangannya hanya memerlukan waktu yang cukup lama. b.) Teknik “ Jungle Eye” Pilihlah satu objek yang telah anda tentukan seperti; sebatang pohon, bukit atau apapun, berjalanlah kearah objek tersebut sebisa mungkin berjalan dengan garis lurus, jika harus berbelok untuk menghindari sesuatu, usahakan objek yang telah ditentukan tidak terlepas dari pandangan, setelah sampai diobjek tersebut mulailah dengan objek yang lain, dan gunakan metode yang sama seperti diatas. Note: antara objek 1 dan 2 sebisa mungkin membentuk satu garis lurus, dan berlaku untuk objek-objek selanjutnya 2. Malam Hari a. Menggunakan Bulan sebagai penunjuk Arah Bulan tidk bisa menghasilkan sinar,kita hanya bisa melihat sinar bulan ketika bulan merefleksikan sinar matahari ke bumi. Orbit bulan mengelilingi bumi adalah 28 hari dimana bentuk refleksi dari sinar matahari bervariasi tergantung dari posisi bulan terhadap matahari dan bumi. 1. Jika bulan terlihat sebelum matahari terbenam, bagian bulan yang terang adalah sisi Barat 2. Ketika bulan muncul sesudah tengah malam, bagian bulan yang terang adalah sisi Timur. Hal diatas menyediakan kita perkiraan kasar tentang arah Barat dan Timur. b. Menggunakan Bintang sebagai penunjuk arah b.1. Arah Selatan, bintang salib selatan ( Southern Cross ) menunjukkan arah selatan sebenarnya atau menunjukkan arah Utara Kompas
b.2. Arah Utara, Bintang Utara menunjukkan arah Utara sebenarnya atau menunjukkan arah Selatan kompas.
Selamat Berpetualang
Daftar Pustaka 1. FM 3-25.26 ( Map Reading and Land Navigation ) 2. FM21-76 ( US. ARMY Survival Manual ) 3. Johnson Clive, Survival Tips, Pocket Guide 4. Wiseman, John “LOFTY”, The Ultimate Survival Guide, Harper Colins Publisher, 2004