A.
Rancangan Praktikum Pembuatan Tempe dari Biji Kedelai 1. Pendahuluan
Tempe merupakan hasil olahan dari tanaman kedelai. Namun, belakangan ini pasokan kedelai yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industry pengolahan tempe, maka dari itu diperlukan bahan alternative pengganti kedelai. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti kedelai adalah biji nangka. Tempe sangat bermanfaat bagi sumber protein yang baik dan mengandung zat protein dan lemak. Tempe juga memilik sifat unggul seperti mengandung lemak jenuh rendah, kadar vitamin B12 yang tinggi, berpengaruh baik pada pertumbuhan badan, dan mengandung antibiotic.
2. Alat dan Bahan Wadah Pengaduk Kompor Air Secukupnya Alat kukus Biji Nangka 3. Cara Kerja
1. Proses dimulai dengan mencuci 100 gram biji nangka menggunakan air bersih untuk menghilangkan kotoran. 2. Kemudian biji nangka direbus selama 15 menit untuk menghilangkan getahnya, lalu biji direndam selama 24 jam. Perendaman ini bertujuan agar biji mengalami hidrasi dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur (fungi/ragi). 3. Setelah 24 jam, biji nangka dicuci kembali untuk menghilangkan bau asam akibat perendaman. Kemudian biji nangka dikupas kulitnya hingga bersih, lalu dicuci dan dikukus selama 45 menit. 4. Setelah matang, biji nangka ditiriskan dan dibiarkan dingin terlebih dahulu sebelum diberi ragi tempe. 5. Jika sudah dalam kondisi dingin, biji nangka diberi ragi yang telah divariasikan (1 gram, 1,5 gram, 2 gram, 2,5 gram, dan 3 gram). 6. Lalu biji nangka yang telah diberi ragi dibungkus menggunakan daun pisang dan koran untuk difermentasikan dengan waktu fermentasi yang divariasikan (24 jam, 36 jam, 48 jam, 60 jam, dan 72 jam). Suhu yang digunakan sesuai suhu ruangan. B.
Rancangan Praktikum Pembuatan Tape Ubi Kayu 1. Pendahuluan
Tape adalah suatu produk fermentasi dari bahan-bahan sumber pati seperti ketela pohon, ketan dan sebagainya dengan melibatkan ragi di dalam proses pembuatannya. Tape ubi kayu merupakan produk pangan olahan tradisional yang sudah menjadi makanan khas Indonesia. Tape ubi kayu sudah banyak diproduksi di beberapa tempat di Indonesia, di Jawa
Barat dikenal dengan nama peuyeum dengan karakteristiknya yang tidak berair dan lebih manis, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal dengan nama tape dengan karakteristiknya yang berair serta lebih alkoholik dan agak asam. Salah satu upaya untuk mempercepat proses fermentasi ubi kayu adalah dengan menjaga kestabilan suhu optimum pada saat proses dengan menggunakan sistem pengontrol suhu. Diharapkan dengan perlakuan tersebut proses fermentasi ubi kayu yang secara alami membutuhkan waktu antara 2-3 hari bisa lebih dipersingkat. C. 1. 2. 3. 4. 5.
Alat dan Bahan Ubi Kayu Wadah Air secukupnya Ragi tape Toples
D. Cara Kerja 1. Mencuci tape ubi kayu dan dikupas 2. Dipotong (5 cm x 4 cm x 3 cm) 3. Lalu dicuci sampai bersih dan dikeringkan 4. Ditiriskan dan Mencuci kembali sampai bersih kemudian dikukus seperti cara mengukus nasi biasa. Setelah setengah matang lalu diangkat. 5. Menaruh ubi kayu yang setengah matang tersebut di atas talang kemudia diratakan. Hal tersebut bertujuan agar nasi ketan setengah matang yang baru dipanaskan dapat dingin secara merata. 6. Menaburkan ragi tape 0,5 % yang sudah dihaluskan secara merata. 7. Difermentasi sesuai perlakuan dengan menutup rapat wadah pada suhu kamar 3-4 hari. E.
Rancangan Praktikum Pembuatan Parfume Kulit Jeruk 1. Pendahuluan
Buah jeruk manis berbentuk bulat atau hampir bulat, berukuran agak besar, bertangkai bulat, kulit buah berwarna hijau sampai kuning mengkilat. Kulit buah sulit dilepaskan, sehingga untuk mengkonsumsinya perlu dibelah dan diperas atau biasa disebut jeruk peras. Kandungan kimia dalam kulit jeruk manis adalah saponin, tannin, flavonoid, dan terpenoid (Sari, 2008). Kulit buah jeruk manis memiliki bau yang khas aromatic dan rasa pahit yang mengandung minyak atsiri 90% yang berisikan limonin, glukosida-glukosida hesperidina, isohesperidin, auratiamarina, dan damar.
2. Alat dan Bahan
Labu Ekstraktor Beaker Glass Kulit Jeruk Oven Freezer Corong Pemisah Air secukupnya Tabung Reaksi Steam Generator Kondensor Pipet Botol Semprot Botol Sample Hekslin 10 cc Alcohol 200 cc
3. Cara Kerja 1. Kulit jeruk segar ditimbang sebanyak 400 gram. Kulit jeruk dikeringkan dengan menggunakan oven selama 12 jam dengan suhu 400c 2. Kulit jeruk yang segar maupun yang sudah dikeringkan dimasukkan dalam oven pada labu ekstraktor. 3. Air dimasukkan dan labu steam generator dipanaskan. Labu ekstraktor dipanaskan ketika uap dari steam generator mulai terbentuk. Laju pemanasan diatur pada proses penyulingan, ditunggu sampai tetes pertama keluar dari kondensor 4. Waktu ekstraksi dihitung mulai tetes pertama keluar dari kondensor. Proses dihentikan sesuai dengan variabel waktu yang ditentukan. Distilat ditampung dalam beaker glass. 5. Minyak dipisahkan dari air dengan menggunakan corong pemisah, kemudian minyak tersebut ditampung pada tabung reaksi. Tabung reaksi yang berisi minyak disimpan ke dalam freezer (suhu 00C) untuk mendapatkan minyak yang bebas dari air. 6. Minyak yang bebas dari kandungan air tersebut diambil dengan pipet dan dipindahkan ke botol sampel. Tahapan selanjutnya adalah pembuatan parfum. Minyak kulit jeruk yang diperoleh dari proses ekstraksi dicampur menjadi satu dengan alcohol 200 cc, dan hekslin 10 cc lalu dimasukkan ke dalam botol dikocok hingga rata. 7. Sementara itu, di botol lain yaitu botol semprot diberi gas angina terlebih dahulu, minyak wangi kulit jeruk lalu dimasukkan kedalam botol semprot menggunakan alat suntil. KESIMPULAN 1. Tempe adalah salah satu produk fermentasi yang umumnya berbahan baku kedelai yang difermentasi dan mempunyai nilai gizi yang baik. Fermentasi pada pembuatan tempe terjadi karena aktivitas kapang Rhizopus oligosporus.
2. Tape dapat tahan lebih dari satu minggu. Tape dibuat dari beras ketan ataupun singkong dengan jamur Rhizopus oryzae ataupun Saccharomyces cereviciae sebagai ragi dan Endomycopsis fibuligeria. 3. Kulit buah jeruk manis memiliki bau yang khas aromatic dan rasa pahit yang mengandung minyak atsiri 90% yang berisikan limonin, glukosida-glukosida hesperidina, isohesperidin, auratiamarina, dan damar
DAFTAR PUSTAKA Kurniawan, A., Kurniawan C., Indraswati N., dan Mudjiati. 2008. Ekstraksi Minyak Kulit Jeruk Dengan Metode Distilasi, Pengepresan Dan Leaching. Widya Teknik 7(1) :(15-24). Rini, P.E. 2009. Pasokan dan Permintaan Tanaman Obat Indonesia Serta Arah Penelitian dan Pengembangannya. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Indonesian Medicinal and Aromatic Crops Research Institute. Bogor. Hlm 52-64. Fairus, S., Haryono, Miranthi, A., dan Apriyanto, A. (2010). Pengaruh Konsentrasi HCl dan Waktu Hidrolisis terhadap Perolehan Glukosa yang Dihasilkan dari Pati Biji Nangka, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia ‘Kejuangan’ UPN Veteran Yogyakarta. Gaman, M.dan Sherrington, K.B.(1981).IlmuPangan (PengantarIlmuPangan, NutrisidanMikrobiologi), EdisiKedua, GadjahMadaUniversity Press, Yogyakarta