BAKTI 197/NOPEMBER 2007
1
2
BAKTI 197NOPEMBER 2007
Dok. BAKTI
Pengantar Penyunting Anak adalah masa depan bangsa. Bila mereka tidak mendapatkan pendidikan yang baik, maka keberadaannya justru menjadi beban bangsa dan negara di masa datang. Bakti edisi bulan ini menurunkan Laporan Utamanya tentang anak. Kali ini bicara kekerasan dan eksploitasi terhadap mereka. Sebagian besar data didapatkan dengan pengamatan terlibat dan nara sumber utama anak-anak “jalanan” yaitu mereka yang sehari-harinya berada diberbagai persimpangan jalan yang umumnya memintaminta. Simak ulasannya di halaman 5.
IFTITAH Berikan Mereka Masa Depan Sidik Pramono .................................... 4
Juara I nasional Lomba Perpustakaan Sekolah Sidik Pramono/Sigit Purnomo ........ 13
TELAAH BUKU Sabar Sebagai Perisai Diri Asef Umar Fakhruddin .................. 32
LAPORAN UTAMA Hentikan! Eksploitasi Terhadap Anak .................... 5
BERITA-BERITA ................................ 15
SISI BUDAYA Moh Faqih, Imam S. Arizal, Subiyatiningsih, ......................... 33
AGAMA Perbedaan dalam Membaca Al-Quran Sagimin A. Hasbi ............................. 9 PENDIDIKAN Membangun Motivasi Belajar Siswa Mulyono ....................................... 10 KESEHATAN Rahasia Dibalik Khasiat Kerokan Imam Khoiri .................................. 12 PROFIL Perpustakaan MAN Yogyakarta III :
KEDINASAN Penghulu di “Persimpangan Jalan” Nurul Amri .................................... 21 MUHIBAH TK Islam Tunas Melati : Sebagai TK Islam Atraktif Plus, Unggul dalam Imtaq/Iptek Menuju Prestasi Suhadi Jamil ............................. 22 SUPLEMEN ANAK & REMAJA .. 24-29 ARTIKEL LEPAS Perlunya Membangun Etika HM Agus Widodo ......................... 30
KHUTBAH JUM’AT Menggenggam Kehidupan Dunia Drs. HM. Sabbikhis, MA ..................i Manfaat Lan Kautaman Silaturahmi Subagyo, S.Ag .....................................v
PEMBINA: H. Ngatidjan (Kakanwil Depag. Prop. DIY) PENGARAH : H. Maskul Haji (Kepala Bagian TU) STAF AHLI : Para Kabid, Pembimas, KaKandepag Kota/Kabupaten se-Prop. DIY KETUA PENYUNTING : HM. Sabbikhis WAKIL KETUA PENYUNTING : H. Muhammad, PENYUNTING : Imam Khoiri, Muslih Usa, Didik Komaidi, Suwandi, MEDIA SILATURAHMI M. Ja’far Arifin SEKRETARIS PENYUNTING : Sidik Pramono, Hj. Retnosiwi Dwikaningrum REPORTER : Muhammad Fauzan (Kanwil), Suhadi Jamil (Kota), Nur Faidah Maharini MAJALAH BAKTI (Kulon Progo), Sigit Purnomo (Sleman), Aminuddin Rosyid (Gunung Kidul), Ahmad diterbitkan oleh Fauzi (Bantul) KEUANGAN : Fahrurrozi, Umunamiyah FOTOGRAFER : M. Sya’dan Departemen Agama DISTRIBUSI : Achmad Khamim (Koord), Sujiantoro, Ida Amriyah, Jumadi TATA LETAK/ Kantor Wilayah Propinsi GRAFIS : Slamet Widiarto KHOTTOT : M. Hafidz MSA ALAMAT PENYUNTING dan Daerah Istimewa Yogyakarta TATA USAHA : d/a. Asrama Haji Yogyakarta Jl. Lingkar Utara, Sinduadi, Mlati, Sleman IZIN TERBIT 55286 Telp. (0274) 513492, email : majalahbakti @ yahoo.com DICETAK OLEH : SK Menpen RI No. 1964/SK/DITJEN Percetakan PAS Jl. Lowanu No. 23 Yogyakarta, Telp. (0274) 377879 MAJALAH BAKTI PPG/STT/1993, 31 Desember 1993 menerima segala naskah yang layak muat. Naskah yang dikirim harus asli (bukan foto kopi) dan disertai foto penulis. Naskah yang dimuat mendapat imbalan sepantasnya
BAKTI 197/NOPEMBER 2007
3
Berikan Mereka Masa Depan
J
ika siang hari kita mau meluangkan waktu untuk berjalan-jalan menyusuri pinggiran kota Yogyakarta, kita akan dengan mudah dapat menemukan keasrian dan keindahan kota gudeg ini. Tempat-tempat bersejarah yang masih berusaha untuk tetap tegak berdiri, seperti candi-candi di sekitar Prambanan dan Kalasan dapat kita lihat. Pemandangan yang asri di pegunungan Kali Adem, Boyong dan Kaliurang dengan udaranya yang sejuk dan dingin dapat kita nikmati. Begitu pula ombak pantai selatan yang berkejar-kejaran masih dapat kita jumpai. Namun apabila kita kemudian berjalan ke arah pusat kota, barulah kita akan merasakan udara yang cukup panas namun tidak terlalu menyengat. Perjalanan kita juga akan disambut oleh gedung-gedung yang menjulang tinggi di kanan kiri ruas jalan. Gedung dan bangunan yang bersifat kapitalistik berkembang bak jamur di musim penghujan. Kota budaya yang cukup banyak memiliki bangunan yang bernilai sejarah ini perlahan mulai memudar. Seiring dengan memudarnya nilai budaya ini, di kota pendidikan ini tampak bermunculan pemusik ala kadarnya dan peminta-minta di setiap persimpangan traffic light. Mereka berdiri di tengah teriknya matahari, berdesak-desakan dengan kendaraan, berbaur dengan bau dan suara kenalpot yang meraung-raung untuk berharap mendapatkan kemurahan dari para pengguna jalan. Satu koin demi satu koin ratusan rupiah mereka kumpulkan untuk jaminan hidup dalam hari itu pula. Kalaulah ada sisa, sebagian ada yang disetor sebagai upeti, sebagian ada yang ditabung untuk dibawa pulang kampung, namun tak sedikit yang dihabiskan untuk menikmati bahayanya zat nikotin rokok. Dilihat dari sisi usia, mereka sangatlah beragam, dari yang sangat muda sampai yang sudah tua renta. Namun kalau mau mencermati lebih dalam tentulah kita akan merasakan betapa tidak sedikitnya anak-anak usia sekolah yang ikut menggeluti “perkantoran jalanan”. Anak-anak kecil usia 10-an tahun, 5 tahun bahkan yang balitapun dapat dengan mudah kita jumpai. Kalaulah orang tua yang sudah renta, atau orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik, tentulah orang, meskipun tidak dapat dibenarkan, bisa memakluminya. Karena mereka memang produktifitasnya sudah mulai menurun dan purna. Akan tetapi kalau yang melakukan pekerjaan tersebut masih anak-anak, tentu kita akan ngelus dhada dan bertanya dalam hati. Bagaimana mereka dapat membangun dan mewujudkan masa depannya. Dunia mereka adalah dunia bermain. Dunia mereka adalah dunia untuk belajar di bangku sekolahan. Kalau tiba-tiba semua itu dicerabut sedemikian rupa lantas akan menjadi apa mereka nantinya. Mungkinkah mereka bekerja di jalanan karena kemauan mereka sendiri, ingin mencari sesuap nasi, biaya sekolah, membantu orang tua, ataukah mereka sesungguhnya ‘dipaksa’ oleh keadaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa hal ini merupakan bagian dari bentuk eksploitasi yang dilakukan orang dewasa terhadap
4
BAKTI 197NOPEMBER 2007
anak. Hal ini telah berlangsung tidak saja dalam hitungan hari dan bulan, akan tetapi sudah berjalan sangat lama. Masyarakatpun tidak lagi menganggap hal yang tidak wajar, bahkan hal itu sudah dirasa sebagai hal yang lumrah dan biasa. Bukankah anak yang membantu mencari nafkah keluarga itu merupakan perbuatan yang mulia? Begitulah argumentasi yang dibangun dan diyakini. Kalau hal itu dilakukan oleh orang tuanya, karena keadaan ekonomi keluarga yang jauh dari pas-pasan, mungkin masih ada orang yang bisa menerimanya. Akan tetapi kalau orang tua yang secara ekonomi sudah lumayan kemudian memper-kerjakan anak-anaknya di jalanan tentu menjadi berbeda. Apalagi di lingkungan anak-anak jalanan ternyata ada’mafia perempatan’ yang mengelola dan meng-koordinir mereka. Anak-anak jalanan diperkerjakan sedemikian rupa, dari pagi sampai petang. Pagi mereka diantar ke per-empatan-perempatan jalan dan petang harinya dijemput kembali dikumpulkan dan bak layaknya pegawai mereka kemudian setor hasil minta-minta kepada juragan atau big bos. Di sisi lain, bagi peminta-minta yang tidak masuk menjadi anggota, mereka harus mensetor pula hasil dari minta-minta sebagai “uang sewa” yang diberikan kepada yang menguasai setiap persimpangan jalan yang ramai dilewati kendaraan. Sebuah eksploitasi terhadap anak-anak di jalanan yang dilakukan secara terencana dan profesional. Eksploitasi terhadap anak seperti ini harus segera dihentikan. Sekilas memang eksploitasi terhadap anak-anak di jalanan ini tidak terlalu meresahkan. Mereka, anak-anak jalanan juga tidak tampak merasa menderita dan terpaksa. Di mata para pengguna jalan, mereka nampak ada yang ceria dan gembira meskipun kelihatan kelelahan pula. Ini lebih disebabkan karena sudah berjalan lama dan telah menjadi sebuah kebiasaan. Akan tetapi seandainya kita mau melihat lebih jauh sesungguhnya para pengguna jalan, siapapun itu, telah membiasakan mereka untuk mengkais rizqi di jalanan dengan cara yang tidak wajar. Terlepas mereka memperburuk tata kota atau tidak, akan tetapi jika sejak kecil anak-anak jalanan sudah diajari untuk memintaminta, tentu dalam diri mereka akan terbentuk blue print mental peminta-minta yang akan selalu menggantungkan diri pada orang lain. Mereka telah kehilangan masa kecil untuk bermainmain sebagai sebuah ruang aktualisasi dari potensi diri. Selamanya mereka tidak akan pernah memiliki mental pekerja keras. Mereka akan lebih banyak mengandalkan jalan-jalan pintas yang dirasa dapat memenuhi tuntutan dan harapan masa depannya. Kalaulah jalan pintas itu benar tentu tidak menjadi masalah, namun bila jalan pintas itu ternyata merugikan orang lain tentu ini akan menjadi persoalan baru di masa yang akan datang. Karena itulah sudah saatnya pemerintah bersama masyarakat pengguna jalan ikut membantu mereka untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik. Sebuah renungan. Sidik Pramono
Dok. BAKTI
Hentikan!
Eksploitasi Terhadap Anak
P
ada tahun 2006, sekurangkurangnya terjadi 26 kasus penganiayaan terhadap anak. Tahun 2007, diduga meningkat lagi. Terakhir panganiayaan oleh seorang tukang becak di Bandung terhadap anak kandungnya yang masih berumur 4 tahun. Hanya karena bermain tanah, anak itu dipukuli ayah hingga meninggal dunia. Dalam berbagai peristiwa, pelaku utamanya sebagian besar orangtuanya sendiri dan lainnya dilakukan oleh orang dewasa yang bukan orangtuanya. Hanya sedikit kasus kejadian anak sesama anak, misalnya di Medan (2006) di Bali (2007). Akibat dari berbagai perbuatan tersebut, sebagian anak menjadi cacat fisik atau cacat mental dan sebagian lainnya meninggal dunia secara mengenaskan. Sisi kehidupan suram lainnya adalah kehidupan anak-anak yang di eksploitasi (terutama secara ekonomi) oleh orang dewasa. Mereka dipaksa ikut mencari nafkah; apakah dengan dipekerjakan pada perusahaan tertentu, pabrik, berjualan di kaki lima atau dijalanan yang dipaksa mengemis dipersimpangan jalan. ***
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan…” (QS, 8 : 28). “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu...” (QS, 64 : 15). Demikian al-Quran mengungkapkan tentang keberadaan anak-anak manusia. Hal di atas tentu bertujuan menjelaskan agar, terutama orangtua, dapat memperlakukan anak-anaknya secara wajar, jujur, adil dan bersahaja. Negara pun sudah merespon hal tersebut melalui disahkannya Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UUPA). Oleh negara, perlindungan terhadap anak ditetapkan sebagai perlindungan khusus dan meliputi berbagai hal. UUPA pasal 1 ayat 16 menyebutkan, memberi perlindungan dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya, anak korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan atau mental, anak
yang menyandang cacat dan anak korban perlakuan dan penelantaran. Aspek-aspek yang dilindungi juga tampak sangat luas dan meliputi segenap persoalan kehidupan. Untuk apa ini dilakukan? “Untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlaq mulia dan sejahtera (Pasal 3 UU No. 23 Tahun 2002). Bagaimana kewajiban orangtua terhadap anak menurut UU Nomor 23 tahun 2002?. Dalam pasal 26 ayat 1 dijelaskan, bahwa orangtua berkewajiban dan bertanggungjawab untuk : a. mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak; b. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya; c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anakanak. *** Apa yang terjadi? Peristiwa demi peristiwa yang menyengsarakan anak BAKTI 197/NOPEMBER 2007
5
terus berlangsung. Sebutlah Anang (2,5 tahun) yang disiksa dengan puntung rokok menyala dan pukulan oleh ayah kandungnya pada Februari 2006. Anak yang meninggal dunia ditangan ayah kandungnya ini, menurut visum dokter, di badannya terdapat 11 bekas luka bakar karena api rokok dan 3 bekas pukulan benda tumpul. Ayahnya tega melakukan hal tersebut hanya karena anaknya terus menangis. Kasus lain adalah apa yang dialami Ita di Jakarta. Gadis belia yang berumur 7 tahun ini, disiksa ibu kandung dan ayah tiri karena dinilai sering membantah. Berbulan-bulan Ita disiksa dan berulangkali ia dikurung di kamar mandi antara 2-6 jam tanpa diberi makan dan minum. Ita juga dipukuli, pernah disirami air panas, dengan bukti bekas luka disekujur tubuh, termasuk di kepala sehingga di bagian tersebut tidak bisa lagi ditumbuhi rambut. Akibat beratnya siksaan yang dialaminya, kini anak tersebut cacat mental, takut melihat orang dewasa. Kejadian terakhir yang dapat kita pantau adalah panganiayaan seorang tukang becak di Bandung terhadap anak kandungnya yang masih berumur 4 tahun. Hanya karena bermain tanah ia dimarahi dan karena dianggap membandel, anak itu dipukuli hingga meninggal dunia. *** Cerita di atas hanya sebagian kecil dari bentuk kekerasan yang dihadapi anak. Tampaknya mereka hanya bisa pasrah, menyerah, tidak mampu melawan dan tidak pula mampu minimal untuk menyelamatkan diri. Lantas apa bentuk kekerasan lain yang dilakukan orang dewasa terhadap anak?. Eksploitasi!. Ini telah berlangsung juga dalam waktu yang cukup lama dan kini seolah-olah telah menjadi pandangan yang biasa. Aspek yang cukup menonjol dan dilakukan di depan kita adalah aspek eksploitasi secara ekonomi dalam berbagai pola. Pandangan yang sudah menjadi “lumrah” terlihat di berbagai persimpangan jalan, setiap traffic light yang ramai dilalui kendaraan. Pemantauan di tujuh tempat kota Yogyakarta, mayoritas mereka yang meminta-minta
6
BAKTI 197NOPEMBER 2007
Dok. BAKTI
di sana terdiri dari anak-anak, sebagian perempuan dewasa dengan menggendong bayi, sebagian kecil laki-laki dewasa yang umumnya cacat atau seolah-olah cacat fisik. Apalagi saat bulan puasa yang baru lalu, peningkatannya cukup terasa. Alasannya untuk mencari sangu Kreasi : Inilah salah satu teknik mengamen yang sekarang menghadapi lebaran. cukup marak, bermodal kain, mengelap sepeda motor Anak-anak yang yang sedang lewat mencari “nafkah” di jalan ini, rata-rata berusia antara 5 sampai ”upeti” kepada yang menguasai setiap 13 tahun dan umumnya putus sekolah. persimpangan jalan yang ”basah” atau Sebut saja Yanto (bukan nama sebenar- ramai di lewati pemakai jalan. nya) yang berumur 9 tahun dan meBerapa yang harus di bayar Yanto nempati “wilayah kerja” di perempatan untuk ”upeti”? Angkanya tidak tetap. pojok beteng wetan. Tergantung hari dan cuaca. Namun Yanto, jebolan kelas 2 salah satu SD menurut Yanto antara 2.000 sampai di Kulon Progo, sudah 6 bulan menjalani 4.000. Dalam bekerja, Yanto tentu seprofesi peminta-minta di jalanan. Profe- bagai salah seorang yang telah mengsinya ini, mendapatkan “restu” orang antongi ”izin” dari penguasa setempat. tuanya yang sehari-hari sebagai peng- Artinya, tidak sembarang orang bisa umpul barang bekas di wilayah Yog- mengemis disitu dan dalam ”bekerja”, yakarta. mereka diawasi oleh kalangan penguasa Ia “berdinas” diperempatan jalan atau kaki tangannya. sejak pagi sampai sore hari (rata-rata Lainnya hal dengan yang dialami sampai sekitar pukul 17.00). Setelah itu Yanti (bukan nama sebenarnya) yang bertemu kembali dengan ayahnya di berumur 10 tahun yang memilih wilayah suatu tempat dan kemudian mencari perempatan ujung jalan Cik Di Tiro. Ia tempat untuk bermalam dan tentu di dipaksa ibunya untuk meminta-minta di sembarang tempat. jalanan, mengikuti profesi ibunya. Yanti Yanto dan ayahnya, setiap Jum’at seorang anak yang ditinggal pergi atau sabtu pulang ke desanya di Kulon ayahnya, sehingga ibunya yang berProgo dan senin pagi biasanya kembali pendidikan rendah dan tidak mempunyai ke Yogyakarta. Menurut dia, para keterampilan, untuk menghidupi 3 tetangganya tidak tahu apa yang dia dan anaknya terpaksa dengan turun ke ayahnya kerjakan di Yogyakarta. jalan. “Tonggoku ngertine aku melu bapak Wilayah perempatan ujung jalan Cik neng Jugjo”, tegas Yanto. Di Tiro sama keadaannya yang dialami Berapa penghasilanmu perhari? Yanto, yaitu harus membayar upeti “Ora mesti pak, sok-sok iso sepuluh- kepada penguasa. Prosenstase juga rolas ewu, sok-sok nem ewu-pitung hampir sama. Tapi persoalannya Yanti ewu”, kata Yanto. “Kamu puasa apa tidak suka pada profesi ini, ia malu dan tidak”, Tanya BAKTI. “Ora, ora kuat masih ingin sekolah. Namun apa daya, pak”, jawabnya. Ketika ditanya bagai- ia takut pada ibunya dan sekaligus mana penghasilannya di bulan puasa di kasihan, karena ia memahami situasi banding bulan sebelumnya?. “Lebih ekonomi ibunya yang tidak menentu dan lumayan”, jelas Yanto. serba kekurangan. Tetapi Yanto tidak bisa memiliki seBerbeda dengan Yanto yang harus penuhnya uang yang diperolehnya dari tidur di sembarang tempat selama 5-6 mengemis itu. Sebab, ia harus mem- malam dalam seminggu. Yanti bisa baginya dengan ”penguasa” sebagai pulang ke rumahnya pada sore hari
dengan ibunya di wilayah Sleman. Kata- yang diprofesikan sebagai pemintaPersoalannya adalah jika sejak kecil nya, ia menempati sebuah rumah semi minta ditangkap petugas kamtib di traf- anak sudah “diajari” meminta-minta, permanen (dinding batu-bata 1 meter fic light Jl. Menteri Supeno Yogyakarta. tidak sekolah, maka bagaimana jika dia dan atasnya gedheg, berlantai tanah Karena takut, si anak berteriak minta sudah dewasa nanti? Setelah dewasa dia beralas batu-bata) peninggalan mbah- tolong dan datanglah seorang laki-laki juga tidak mungkin lagi berprofesi penya. dan seorang perempuan untuk mem- minta-peminta, namun mentalnya terDari 7 lokasi yang ditelusuri oleh belanya. bangun dari profesi itu. BAKTI dengan 7 responden, 4 anak Saat itu diketahui bahwa ternyata Dia putus sekolah dan kelak dewasa mengaku melakukan ini karena dipaksa kedua orang tersebut adalah orangtua tanpa pendidikan. Memang ada anak oleh orangtua sendiri. Tidak ditemukan kandungnya. Akhirnya kedua orang yang meminta-minta dan tetap sekolah. yang dikelola oleh orang dewasa selain inipun ikut ditangkap. Namun sang ayah Ini dapat ditemukan di pertigaan Giorangtuanya sendiri. Pada saat ditemui meminta izin sebentar dan turun dari wangan-ujung jalan Tegal Gendu. Bakti, satu anak yang cukup mempriha- mobil Kamtib (dengan pengawalan Bahkan seringkali masih menggunakan tinkan yaitu apa yang dialami, sebut saja petugas), lalu mendekati sebuah sepeda seragam SD. Nugroho. motor Honda Kharisma yang masih Kedua anak kakak-adik ini (laki dan Nugroho yang berasal dari salah baru. perempuan) tidak mau menjawab ketika satu desa di Kecamatan Imogiri, Dok. BAKTI di tanya, kecuali bahwa dia meberwilayah kerja di perempatan minta-minta dengan sepengetatungkak dan secara ekonomi huan orangtuanya dan uang itu kurang menguntungkan, tidak katanya digunakan untuk mestrategis, menurut analisis para menuhi kebutuhan sekolah. peminta. Saat ditemui BAKTI Namun, terlepas dari kasus sedang dalam keadaan sakit yang disebutkan terakhir, anak (panas, flu). Tapi ayahnya yang peminta-minta telah tampak sangat menurut dia berprofesi buruh menderita, terpasung dari yang bangunan, tetap melarang dia seharusnya masa bermain, ter“libur”. “mengko nek wis entok bangun dalam mental yang meduwit mari dhewe”, jelas ayahnya nyimpang dan dengan masa depan sebagai-mana ditirukan Hoho, yang tidak jelas. Umumnya mereka panggilan akrabnya. Kompak : Sang Ibu bersama kedua anaknya, sedang tidak sempat sekolah. Jelas mereka Nugroho di drop ayahnya tereksploitasi. berjuang menyambung hidup dengan mengharap belas kasih para pejalan dengan mengendarai sepeda pagi Di sinilah sesungguhnya hari bersamaan dengan ia berangkat hakekat keberadaan orangtua kerja dan sore hari di jemput sambil ia Kendaraan ini ternyata miliknya yang mengemban salah satu tugas yang pulang kerja. Menurut Nugroho, ayah- (tidak jelas, dibeli kredit atas kontan). memang berat dan memakan waktu yang nya juga mengatakan, jika ingin berobat Dari atas kendaraan inilah suami-istri lama serta memer-lukan pengorbanan kerja dulu, cari uang dulu, baru bisa tersebut mematau anaknya mengemis yang besar. Tugas tersebut adalah menberobat. kepada pengendara yang berhenti di didik dengan benar, memberikan penAnak yang berumur 10 tahun ini dan lampu pengatur lalu lintas. didikan, menjamin kesehatan, sandang, hanya pernah sekolah kelas 2 SD, diMelihat peristiwa ini, seorang bapak pangan dan papan yang layak (sesuai paksa untuk mencari nafkah sejak tahun yang berada di tempat kejadian ber- kemampuan orangtuanya). 2005, sebelum Yogyakarta mengalami komentar, “biadab, ndak punya otak, Sasaran yang ingin dicapai melalui musibah gempa. Uang yang dia dapat- masak anaknya sendiri disuruh meng- upaya ini juga sangat spesifik yaitu kan juga untuk menyokong kebutuhan emis, sedangkan ayah ibunya enak-enak supaya anak menjadi baik, mempunyai keluarga. Menurut pengakuan Nu- duduk dan menyaksikan dari jauh”. masa depan, berakhlaq mulia, berbakti groho, sekalipun ia tidak suka dengan “Wong edan”, celotehnya sambil melan- kepada Tuhannya dan kepada kedua profesi ini karena panas dan pernah jutkan perjalanannya ke arah barat kota orangtuanya, sehat jasmani-rohani, terdibentak orang, ia terpaksa melaku- Yogyakarta. hormat dan lain sebagainya. kannya untuk membantu orangtua. Ini tuntutan atau kewajiban se-bagai Pola lain yang dilakukan orang *** konsekuensi menerima amanah, karena dewasa (orangtua) terhadap anaknya Kenyataan di atas, hanya sejumlah anak amanah. Bila orangtua gagal dalam adalah dalam bentuk eksploitasi penuh. kecil dari cerita dan masalah yang di- bidang-bidang tersebut dan anaknya Orangtuanya cukup mengantarkannya hadapi anak-anak kita. Di Yogyakarta tidak berperilaku seperti yang menjadi ke suatu tempat dan mengawasinya dari saja diperkirakan ada puluhan atau tuntunan, tidak memiliki kesehatan jauh anaknya “mencari” uang. bahkan ratusan cerita serupa yang dari standar dan memenuhi kelayakan yang Ini pernah disaksikan BAKTI pada ke hari di duga terus meningkat. Pening- menjadi haknya, maka orangtua akan akhir Februari 2006 lalu (lihat BAKTI katan yang cukup signifikan pada bulan mendapat “sangsi”, karena dinilai tidak edisi April 2006). Kala itu, seorang anak ramadhan yang lalu. bisa mempertanggungjawabkan amanah BAKTI 197/NOPEMBER 2007
7
yang diberikan kepadanya. Selain itu, anak juga berhak diperlakukan secara adil, mendapatkan kasih sayang yang cukup, dan mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengekspresikan dirinya, termasuk di dalamnya bermain. Tapi apa yang didapatkan oleh anak peminta-minta atau yang telah dipekerjakan sejak kecil?. Hanya sebuah pengalaman buruk, bahkan bermainpun mereka sudah tidak sempat. Bermain itu, bagi anak sangat penting. Hal ini bagi mereka merupakan refleksi pembebasan jiwa dari keterikatan dengan berbagai kewajiban dan aturan orangtua. Dalam bermain anak dapat mengungkapkan berbagai cerita hati, keceriaan jiwa dan kegembiraan serta menangkap makna interaksi.. Selain itu, melalui bermain, karena ada interaksi dengan sesama, anak dapat sekaligus belajar bergaul, mendapatkan pengalaman lingkungan, mengendalikan perasaan dan proses mengaca diri. Bermain juga merupakan proses belajar dan pengalamannya ber-guna bagi kepentingan interaksi dengan lingkungan sosialnya di masa depan. “Dalam bermain ada persahabatan dan ini dapat membantu pertumbuhan aspek tertentu pada diri anak”, kata Dr. Ali Qaimi (2004:184). Menurut Ali Qaimi, seorang psikolog dari Iran, dalam permainan dan persahabatan, tumbuh sejumlah perkembangan pada diri anak, seperti : (1) Melatih mereka hidup bermasyarakat dan mengenal berbagai macam kepribadian. (2) Menjadi sumber kesenangan dan kebahagiaan (3) Dapat membandingkan keadaan dirinya (4) Menumbuhkan kemampuan perlawanan, sehingga mengetahui dengan siapa dia harus bergaul dan bagaimana menjaga sikap (5) Mengenal prinsip dan peraturan hidup serta dapat mempelajari tatacara hidup (6) Dapat merangsang kreativitas dalam pertumbuhannya dan (7) Merangsang pertumbuhan budaya sehingga mengetahui siapa orang lain, bagaimana mereka hidup, cara berpikir dan bagaimana dia harus menjaga perasaan (2004:184). “Oleh karenanya, bermain yang bagus bagi anak adalah bermain aktif yang di dalamnya ada interaksi dan sesuai dengan kemauan anak, bukan
8
BAKTI 197NOPEMBER 2007
“permainan” atas paksaan orangtua.”, jelas Dr. H. Khoiruddin Bashori. Permainan aktif, mengandung unsur interaksi yang bermanfaat dalam pengembangan yaitu (1) unsur belajar bekerjasama dengan orang lain (2) anak belajar menjadi kreatif (3) adanya fentilasi emosi untuk mengurasi beban yang dipikulnya, apakah yang berasal dari sekolah, teman-teman, lingkungan masyarakat atau bahkan keluarganya. Kewajiban orangtua terhadap anak yang diketahui sebagai amanah sangat jelas. Namun juga sangat dipahami bahwa mengasuh dan mendidik anak secara ideal tidaklah mudah.
Keceriaan: Layaknya anak-anak lain, anakanak jalanan berhak mendapatkan keceriaan dan pendidikan yang selayaknya
Tetapi memberikan pelayanan konvensional yang buruk; salah dihukum fisik dan bahkan berlebihan, menangis di sambut pukulan keras dan bahkan berakibat cacat atau sampai meninggal dunia serta mengatur anak secara paksa untuk dapat memenuhi target atau kemauan orangtua semata, adalah merupakan pelanggaraan hak asasi anak sebagai anamah yang dititipkan kepada orangtuanya. *** Dalam mengantisipasi peningkatan kuantitas dan kualitas kekerasan dan eksploitasi terhadap anak, menjadi salah satu latar belakang lahirnya UU nomor 23 tahun 2002 tentang Per-lindungan Anak (PA). Ini dirasa perlu karena asumsi anak sebagai amanah tidak lagi dipahami dengan baik oleh sebagian orangtua, sehingga hak-hak anak menjadi terabaikan. UU tersebut dimaksudkan sebagai penjaga gawang per-
lindungan anak-anak Indonesia. Dalam pasal 1 ayat 1 dijelaskan dengan gamblang bahwa anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk yang masih dalam kandungan. Kadudukan dan keberadaan mereka ini di lindungi oleh hukum dengan segala hak-haknya. Perlindungan dimaksud seperti yang dijelaskan dalam pasal 1 ayat 2 yaitu segala kegiatan yang menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Ini artinya, perlindungan meliputi segala jenis kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Dalam hal ini, termasuk orangtuanya, baik orangtua kandung, orangtua tiri, orangtua asuh atau siapa yang dalam kenyataan menjalankan kekuasaan asuh sebagai orangtua terhadap seorang anak. Namun apa daya, eksploitasi dan kekerasan terhadap anak terus saja berlangsung dan seolah-olah tidak ada yang mampu menghentikannya. Tentang kekerasan, hanya tindakan hukum setelah hal itu terjadi, tidak ada antisipasi untuk menghindarkan dari perbuatan itu. Eksploitasi (terutama secara ekonomi) justru berlangsung di depan mata, setiap hari, setiap waktu. Sepertinya tidak ada yang mau ambil pusing terhadap masalah tersebut. Seyogyanya Negara (negara itu pemerintah, masyarakat dan pribadi-pribadi yang ada di dalamnya), sudah waktunya mengambil alih untuk membantu menyelesaikan persoalan ini secara serius. Hentikan eksploitasi dan kekerasan terhadap anak. Mereka masa depan kita, masa depan bangsa. Anak bukan milik orangtuanya, dia milik Pencipta dan juga milik bangsa. Oleh karenanya, siapapun harus hatihati terhadap pengasuhan mereka.. Eksploitasi dan kekerasan hanya melahirkan penderitaan bagi mereka, baik masa sekarang maupun masa akan datang. Sahkah eksploitasi dilakukan kerena alasan kemiskinan?. Muslih Usa Dari berbagai sumber
Perbedaan dalam Membaca Al-Quran Oleh Sagimin A. Hasbi
Dok. BAKTI
dan pandangan. Sebagai contoh, misalnya firman Allah dalam surat Al-Fath ayat 10 :
O
rang hidup memang sarat dengan perbedaan. Kata pepatah : rambut sama hitam, tetapi pikiran masingmasing. Di alam demokrasi seperti sekarang ini, perbedaan pandangan, silang pendapat, dan gagasan berseberangan, dianggap hal yang lumrah dan sah. Bahkan konon disepakati sebagai bumbu demokrasi. Itulah dinamika kehidupan. Tanpa adanya perbedaan, kehidupan ini hampir tak akan pernah mengalami kemajuan yang berarti. Dan dengan perbedaan pula, terkadang kehidupan ini justru semakin terasa nyaman. Begitulah persepsi yang sedang berkembang dalam masyarakat dewasa ini. Agama Islam mengajarkan bahwa perbedaan pandangan itu diperbolehkan, terutama perbedaan pandangan di dalam masalah-masalah yang bersifat furu’iyyah, atau mengenai persoalan-persoalan yang bersifat ijtihadi. Hanya saja Allah telah memberikan peringatan dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 59 :
Artinya :”Kemudian jika kamu berbeda pandangan tentang sesuatu maka kembalilah kepada Allah dan kepada Rasul”. Sebagaimana diketahui bersama bahwa ayat-ayat yang ada di dalam al-Quran terbagi menjadi dua bagian yaitu ayatayat yang bersifat muhkamat dan ayat-ayat yang bersifat musytabihat. Ayat muhkamat adalah ayat yang mengandung pengertian yang sudah jelas, atau memuat ketentuan yang sudah pasti, karena itu tidak perlu ditakwilkan atau ditafsirkan. Sedang ayat musytabihat ialah ayat yang mengandung lebih dari satu pengertian, atau dengan kata lain memuat pengertian yang masih samar, dan karenanya memerlukan pentakwilan atau penafsiran. Dari sinilah lahirnya perbedaan pemahaman
”Sesungguhnya orang-orang yang bersumpah setia kepadamu Muhammad, tidak lain mereka itu bersumpah kepada Allah. Tangan Allah diatas tangan-tangan mereka”. Para ulama mutakallimin berbeda pan-dangan dalam memahami ayat ini. Sebagian berpendapat, bahwa Allah memang henar-benar memiliki tangan. Hanya saja tangan Allah itu tidak seperti tangan-tangan manusia.Tetapi sebagian ulama yang lain menafsirkan, bahwa tangan adalah kinayah atau kiasan dari kekuasaan yang dimiliki oleh Allah. Jadi, apa yang dimaksud dengan tangan Allah bukanlah tangan dalam arti sesungguhnya akan tetapi bermakna kekuasaan Allah. Di dalam ilmu qiro-at, yaitu ilmu cara membaca al-Qur’an, di sana kita mengenal ada 7 macam bacaan yang lazim disebut qiro-ah sa’bah. Menurut ilmu ini, satu ayat al-Qur an saja dapat dibaca dengan 7 macam bacaan yarrg berbeda-beda, dan semuanya benar, karena bacaan-bacaan itu seluruhnya bersumber dari bacaan Rasulullah SAW. Kita ambil contoh, misalnya kata menurut bacaan Imam Nafi’ cukup dibaca (tanpa ada huruf hamzah yang disukun); atau dibaca (dengan huruf mim didlommah dan dipanjangkan). Bisa kita bayangkan, andaikata tidak dipahami secara dewasa, arif dan bijak, perbedaan-perbedaan seperti ini tentu akan dapat membuahkan perselisihan, atau bahkan pertengkaran. Akan tetapi tidak seharusnya begitu, kita semua harus yakin bahwa pendapat-pendapat mereka tentu didukung dan didasarkan oleh hujjah, argumentasi maupun alasan yang cukup kuat dan mendasar. Sehingga kita tidak perlu mengklaim bahwa pendapat yang satu benar dan memandang yang lain salah. Di tengah-tengah masyarakat muslimin sering kita jumpai perbedaan-perbedaan pandangan sejenis itu. Dan oleh karena wawasan mereka yang belum luas, pengetahuan mereka yang kurang matang, ditambah dengan pemahaman yang belum dewasa, perbedaan-perbedaan seperti itu terkadang membuat mereka terjebak dalam sebuah perselisihan yang tidak sehat. Perbedaan itu misalnya, sebagian masyarakat telah membiasakan membaca doa-doa sesudah sholat wajib dengan suara keras (jahron). Sedang yang lain tidak senang dengan suara keras, bahkan kadang sampai dilarang membaca doa-doa itu dengan keras. Mereka berbeda pandangan dalam memahami Bersambung ke halaman ..... 23
BAKTI 197/NOPEMBER 2007
9
Membangun Motivasi Belajar Siswa Oleh Mulyono
D
alam kegiatan belajar-mengajar ada beberapa komponen yang saling terkait satu sama lain. Masing-masing komponen tersebut mempunyai urgensi dalam menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Dua di antara komponenkomponen tersebut adalah siswa dan guru. Siswa merupakan subjek pembelajaran, sementara guru sebagai pelaku pembelajaran yang mempunyai peran sebagai fasilitator, demonstrator, motivator, dan administrator. Satu hal yang harus mendapat perhatian serius oleh guru dalam pembelajaran adalah motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa mempunyai signifikansi yang tidak boleh diabaikan agar pembelajaran dapat berhasil secara maksimal. Siswa akan mempunyai minat dan perhatian yang serius manakala mereka mempunyai motivasi yang tinggi. Pun sebaliknya, mereka akan menunjukkan keengganan serta kurang perhatian dalam pembelajaran ketika mereka tidak mempunyai motivasi dalam kegiatan belajar-mengajar yang diikuti. Fear, dalam Ramayulis (2005:117), memformulasikan signifikansi motivasi belajar terhadap keberhasilan sebagai “abxm=cp” di mana ab = ability, m = motivation, dan cp = capacity. Formulasi di atas mengindikasikan betapa pentingnya motivasi terhadap keberhasilan suatu kegiatan, termasuk pembelajaran. Sebagai ilustrasi, sebuah tim sepakbola dengan kemampuan individu pemain yang rata-rata di bawah tim lawan mampu mengalahkan tim lawan tersebut karena setiap pemainnya memiliki motivasi yang tinggi. Selanjutnya dapat dibayangkan ketika seseorang memiliki kemampuan tinggi dan dibarengi dengan motivasi yang tinggi pula, tentu akan memperoleh hasil yang maksimal. Dalam konteks pembelajaran, formulasi di atas memberikan implikasi bahwa siswa diyakini akan memperoleh hasil yang baik manakala mereka mempunyai motivasi belajar yang tinggi, apalagi jika ditunjang dengan kemampuan yang memadai. Oleh karenanya, menjadi sebuah keniscayaan bagi
10
BAKTI 197NOPEMBER 2007
Dok. BAKTI
seorang guru untuk selalu dan selalu membangun dan menjaga motivasi belajar siswanya, agar dapat diperoleh hasil belajar yang optimal. Macam-macam Motivasi Sebelum mengidentifikasi macammacam motivasi, ada baiknya penulis terlebih dahulu merunut pengertian motivasi itu sendiri. Woolfalk, dalam Marsh (2004:36) mendefinisikan motivasi sebagai sebuah kondisi internal yang mampu membangkitkan, mengarahkan, dan menjaga perilaku seseorang. Selanjutnya, berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik (intrinsic motivation) dan motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation). Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari dalam diri siswa (personal factors), seperti ketertarikan, keingintahuan, kebutuhan, kesukaan terhadap sesuatu, dan persaingan dengan teman. Motivasi intrinsik muncul atas kesadaran diri sendiri, tanpa adanya paksaan dari siapapun. Orang lain sebatas memberikan umpan atau stimulus sehingga dalam diri orang tersebut muncul motivasi. Sebagai contoh, tatkala seorang siswa mempunyai ketertarikan dan rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang ia
pelajari maka ia akan senantiasa mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian dan antusias. Pun demikian, siswa akan terlecut untuk belajar apabla ia mempunyai kesadaran bahwa ia membutuhkan ilmu yang ia pelajari karena ilmu tersebut akan bermanfaat bagi dirinya di kemudian hari. Di sini guru bertugas memberi umpan atau stimulus agar siswa mempunyai rasa tertarik, ingin tahu, senang terhadap ilmu yang diajarkan, serta menciptakan persaingan positif di antara siswa. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul karena adanya pengaruh dari luar (external factors). Motivasi ekstrinsik dapat dimunculkan dengan ajakan, paksaan, suruhan, serta pemberian hadiah dan hukuman. Biasanya seorang siswa bersemangat belajar karena ada iming-iming hadiah baik dari guru ataupun orang tuanya apabila ia berhasil memperoleh nilai yang tinggi. Demikian halnya apabila siswa dipaksa dengan ancaman hukuman ketika ia gagal dalam belajar maka ia akan termotivasi untuk belajar lebih giat. Strategi Membangun Motivasi Belajar Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Sebagai seorang motivator guru harus mampu
membangun dan menjaga motivasi siswa dalam belajar. Dalam hal ini upaya yang harus dilakukan guru adalah memberikan umpan atau stimulus kepada siswa sehingga siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Marsh (2004 : 46) menyebutkan empat hal yang harus dikondisikan oleh guru sebagai langkah stimulasi untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Pertama, kehangatan dan antusiasme dalam pembelajaran. Jika saja guru mampu menghadirkan komunikasi dan interaksi yang penuh kehangatan baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya, tentu kondisi yang demikian akan memberikan rasa senang pada siswa untuk mengikuti kegiatan di dalam kelas tersebut. Kiranya falsafah 5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun) perlu diaktualisasikan di dalam kehidupan kelas guna menciptakan kondisi yang demikian. Guru yang murah senyum, suka menyapa dan memberikan salam kepada siswa, serta bertutur secara sopan dan berperilaku santun akan menciptakan rasa sejuk dan damai di hati siswa, yang pada akhirnya akan memberikan motivasi pada siswa untuk belajar. Sebaliknya, guru yang cenderung mengedepankan emosinya dengan memarahi, mengejek, menjatuhkan, melecehkan (bulying) terhadap siswa maka yang terjadi adalah suasana kelas yang tegang dan kaku. Akibatnya motivasi siswa akan menjadi redup. Tanpa disadari guru sendirilah yang telah menjadi aktor pembunuh motivasi siswa dalam belajar. Kehangatan dan antusiasme dalam pembelajaran juga dapat tercipta manakala guru mampu menyajikan materimateri aktual secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Dalam hal ini guru dituntut mengaplikasikan metode pembelajaran secara inovatif dan variatif. Untuk dapat menghadirkan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan tersebut, selain dengan metode yang bervariasi, seperti: games, role playing, diskusi, proyek, penugasan, dan lain-lain, juga dengan menggunakan media dan sumber belajar yang bervariasi pula. Dengan langkah inilah diharapkan guru dapat mencuri perhatian siswa terhadap pelajaran yang
disampaikan. Pembelajaran dengan metode statis dan monoton hanya akan memunculkan kebosanan di kalangan siswa. Akibatnya, pembelajaran menjadi tidak efektif karena siswa tidak mempunyai motivasi dalam belajar. Selain dengan mengaplikasikan metode yang dinamis dan inovatif, antusiasme siswa dapat dirangsang melalui beberapa strategi, di antaranya : (1) memberikan pertanyaan yang menantang (delima), (2) memberikan anekdot, (3) memberikan contoh-contoh yang tidak lazim. Kedua, tujuan belajar yang bermakna. Siswa harus mengerti tentang tujuan dari pembelajaran yang diikuti. Mereka harus yakin bahwa kegiatan belajar yang mereka lakukan mempunyai tujuan yang terarah dan hasilnya akan bermanfaat bagi mereka di kelak kemudian hari. Bila demikian adanya, sudah barang tentu siswa akan termotivasi dalam belajar karena mereka tahu bahwa apa yang dilakukannya merupakan kegiatan yang bermakna baginya. Untuk itu, guru harus selalu merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terarah dan menginformasikannya kepada siswa. Ketiga, iklim belajar yang mendukung. Siswa datang ke kelas dengan tujuan untuk belajar. Mereka butuh suasana yang aman dan nyaman agar dapat belajar dengan tenang dan berhasil secara maksimal. Guru mempunyai kewajiban untuk menjamin bahwa kegiatan belajar-mengajar di kelas berlangsung dalam suasana yang aman dan nyaman, jauh dari hal-hal yang membuat siswa menjadi takut, malu, merasa dilecehkan, dihina, direndahkan, dan sebagainya. Manakala kondisi yang demikian dapat diciptakan, niscaya akan dapat mengangkat motivasi siswa dalam belajar. Di samping itu, untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif dan menyenangkan, satu hal yang harus dilakukan guru adalah selalu memberikan apresiasi terhadap hasil kerja siswa. Apresiasi tersebut dapat berupa hadiah maupun pesan apresiasi (appreciation message) yang berupa pujian, sentuhan fisik, tatapan mata, dan lain-lain. Satu ungkapan “Bagus, nak” cukup dapat membangkitkan rasa percaya diri dan motivasi siswa dalam belajar. Hindari
hal-hal yang dapat melemahkan kepercayaan diri siswa, seperti : (1) ketidaknyamanan fisik, (2) penanaman harapan yang rendah, (3) tes yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan, (4) siswa minta bantuan tetapi tidak ditanggapi, (5) penyajian materi yang tidak menarik, (6) kritikan yang kasar dan pedas, dan lain-lain. Keempat, terjaganya kebersamaan di dalam kelas. Adalah tidak benar anggapan bahwa seorang guru harus ditakuti oleh siswa. Sebaliknya, g haruslah menjadi figur yang dihormati, dicintai, dan dapat diteladani oleh siswa. Oleh karenanya, segala tindak tutur clan penampilan guru harus mencerminkan sosok yang pantas untuk dihormati, dicintai, dan diteladani. Tidaklah mungkin siswa akan termotivasi mengikuti pelajaran manakala guru yang mengampu berpenampilan kusut dan kurang menarik serta beperilaku kurang simpatik. Guru harus mampu mengkondisikan suasana di dalam kelas agar terpupuk kebersamaan di antara warga kelas, baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Kerja sama dan saling menghargai harus selalu ditanamkan dalam setiap pembelajaran. Tidak adanya siswa yang merasa ditinggal atau dikucilkan akan membuat siswa merasa senang bergabung dalam kegiatan belajar-mengajar tersebut. Penutup Motivasi belajar siswa tidak serta merta muncul dengan sendirinya. la harus dirangsang dengan umpanumpan atau stimulus baik dari guru, orang tua, maupun teman. Tidaklah mungkin sebuah pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila siswa yang menjadi subjek pembelajaran tidak mempunyai motivasi. Gurulah orang yang paling berperan dalam membangun motivasi belajar siswa sehingga menjadi kesmestian bagi guru untuk menghadirkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) agar dapat merangsang munculnya motivasi intrinsik siswa. Semoga! Penulis, adalah guru di MTs N Prambanan
BAKTI 197/NOPEMBER 2007
11
K E S E H A T A N
Rahasia Dibalik Khasiat Kerokan Oleh Imam Khoiri
C
ara tradisional yang acapkali digunakan untuk mengusir ”masuk angin”adalah kerokan. Teknik pengobatan ini sudah dikenal luas dan dipraktekkan secara turun temurun, khususnya di lingkungan masyarakat Jawa. Namun, tidak ada yang tahu persis bagaimana kerokan dapat menghilangkan ”masuk angin”. Hanya karena khasiatnya yang terbukti nyata, teknik ini masih lestari hingga sekarang. Masyarakat umum kerap memahami kerokan sebagai cara ”mengeluarkan angin” saat masuk angin. Dalam istilah kedokteran, itu disebut dengan common cold atau sindroma dingin, merupakan penyakit umum yang sering dirasakan masyarakat. Gejalanya antara lain, meriang, kepala pening, serta leher dan persendian pegal-pegal. Di masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah, kerokan sudah menjadi kebiasaan untuk penyembuhan. Menggosokkan atau mengerok bagian belakang tubuh dengan koin atau uang logam, dengan menggunakan minyak atau balsam, selain untuk menghangatkan tubuh, juga melicinkan proses pengerokan, dirasakan mampu meringankan rasa pegal-pegal dan pusingnya masuk ingin. Kenyataan ini mendorong Prof. Dr. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, untuk melakukan penelitian tentang efek kerokan dan dijadikan sebagai tema desertasinya. Dengan desertasi yang berjudul ”Kajian Biologi Molekuler Pengobatan Tradisional Kerokan
pada Penanggulangan Mialgia” Didik berhasil menggondol gelar Doktor di Universitas Airlangga Surabaya. Penelitian ini pada dasarnya dilakukan untuk mengungkap mekanisme penurunan mialgia (nyeri otot) pada pengobatan kerokan. Ketertarikan terhadap fenomena pengobatan kerokan yang merupakan tradisi turun-temurun, khususnya di masyarakat Jawa, menjadi alasan riset. Kerokan dipilih karena cara itu merupakan salah satu budaya leluhur yang harus dilestarikan. Cara Kerja Kerokan Menurut penelitian tersebut, pada metode kerokan ternyata terjadi reaksi inflamasi. Antara lain perubahan diameter vaskular, migrasi leukosit, dan pengeluaran mediator inflamasi. Mediator inflamasi yang penting adalah IL-1, C1q, C3 dan PGE2. IL-1 merupakan sitokin proinflamasi yang dihasilkan oleh berbagai sel tubuh, antara lain monosit, endotel, sel Langerhans kulit, dan keratinosit. Sedangkan C1Q dan C3 merupakan kemoaktraktan yang aktivasinya memerlukan kompleks antigen antibodi pada jalur klasik. Di sini yang berperan adalah C1Q. Selain mediator kimia, pada metode kerokan terjadi rangsangan pada keratinosit dn endotel yang akan mengekspresikan POMC (proopiomelanokortin). POMC merupakan polipeptida yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir salah satunya
endorfin. Pada perlakuan kerokan biasanya terbentuk terbentuk garis lurus dari atas ke bawah, miring dari ruas tulang belakang ke kiri, atau pada leher belakang. Efeknya, muncul sensasi relaksasi pada kulit. Pada perlakuan kerokan terjadi penekanan dan peregangan secara berulang pada kulit. Peregangan itu menyebabkan bilur berwarna merah. Efek yang sering melakukan kerokan rata-rata ingin mengedurkan otot-otot yang tegang. Mereka juga ingin merasakan sensasi relaksasi pada kulit. Secara medis, kerokan merangsang reaksi inflamasi di bawah kulit. Reaksi inflamasi yang ditandai dengan munculnya bilur-bilur merah pada kulit mampu membersihkan jaringan kulit mati dan memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah lancar. Kerokan memiliki efek menghilangkan nyeri melalui sistemendorfin sehingga menimbulkan kesegaran tubuh, reaksi kardiovaskular melalui perbaikan sirkulasi perifer, dan respon peningkatan temperatur tubuh akibat reaksi inflamasi akut. Menurut uji laborat terhadap sampel darah responden, diketahui kadar beta endorfin (yang mempoduksi zat morfin) naik drastis. Itulah yang memiu munculnya efek ketagihan bagi orang yang terbiasa menggunakan metode ini. Selain itu, meningkatya zat morfin dari tubuh mampu membuat tubuh menjadi ringan dan rileks.
TIPS KEROKAN KEUNTUNGAN - Pengobatan murah dan efektif sebagai pengobatan alternatif - Tubuh menjadi segar akibat peningkatan IL-1 ClQ, dan Beta endorfin - Kadar C3 dan PGE2 justru turun yang akan memicu reaksi kardiovaskular yang ditandai kenaikan suhu tubuh antara 0,5 – 2 derajat celcius. - Dapat mengobati nyeri otot, nyeri kepala, demam, migrain, dan nyeri ketika menstruasi. Kerokan dapat memperlancar sirkulasi darah. LARANGAN - Jangan mengerok leher bagian depan karena banyak sekali saraf kecil. Bila terlalu ditekan, seseorang bisa pingsan. - Setelah kerokan, sebaiknya jangan mandi karena pori-pori kulit dalam kondisi terbuka. Lebih baik seka dengan lap basah yang dicelup air hangat, lalu diperas. - Penderita penyakit kulit seperti panu, kurap, dilarang kerokan
12
BAKTI 197NOPEMBER 2007
karena akan memperparah infeksi peradangan. - Penderita diabetes sebaiknya menghindari kerokan. Dikha-watirkan bila luka atau lecet, akan sulit sembuh. - Jangan bertukar alat kerokan dengan orang lain. Sekecil apa pun luka, bakal jadi tempat masuknya virus hepatitis C atau HIV CARAYANG BENAR - Alat pengerok harus tumpul agar tidak melukai kulit - Minyak dibutuhkan, selain menghangatkan tubuh juga melicinkan proses pengerokan - Bagian badan yang baik untuk dikerok adalah bagian belakang tubuh, kepala atau leher. - Cara yang benar adalah mengerok bagian tulang belakang secara vertikal dari atas ke bawah, diikuti dengan cara yang sama di sebelah kanan dan kiri tulang belakang, baru dilakukan kerokan menyamping di punggung mengikuti arah tulang rusuk. Diolah dari berbagai sumber
Perpustakaan MAN Yogyakarta III
Juara I Nasional Lomba Perpustakaan Sekolah
D
i tengah derasnya berita miring tentang mutu pendidikan di lingkungan Departemen Agama yang memiliki motto ikhlas beramal, ada satu berita yang mengembirakan sekaligus membanggakan. Salah satu lembaga pendidikan di lingkungan Departemen Agama yaitu MAN Yogyakarta III atau yang lebih dikenal dengan sebutan MAYOGA berhasil meraih Juara I Lomba Perpustakaan Tingkat Nasional. Ini menggembirakan sekaligus membanggakan karena perpustakaan merupakan salah satu barometer yang dapat dipergunakan untuk melihat kualitas dan mutu sebuah lembaga pendidikan. Jika perpustakaannya baik, tertata, rapi dan lengkap, ditambah dengan pelayanan prima dan fasilitas ruang yang menyenangkan tentu akan menjadi tumpuan setiap siswa untuk berkunjung dan membaca buku di dalamnya. Bisa dibayangkan, bila budaya baca siswa telah terbentuk, tentu akan mampu mengembangkan wawasan pengetahuan dan keilmuannya. Karena itulah BAKTI mencoba berkunjung ke perpustakaan MAYOGA untuk mengenal dan mengetahui secara lebih jauh. Permasalahan Umum Perpustakaan Menjadi juara I dalam lomba perpustakaan sekolah bagi MAYOGA tentu merupakan satu hal yang agak sulit dipercaya dan diyakini. Sebab sudah menjadi kecenderungan umum bahwa betapa terpuruknya nasib pendidikan di madrasah apalagi perpustakaannya. Apresiasi dari seluruh pihak terhadap pentingnya sebuah perpustakaan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah masih sangat kecil. Secara umum ada beberapa persoalan yang melingkupi perpustakaan sekolah sebagai berikut: a) Kurang kuat dan solidnya dukungan manajemen sekolah bagi tumbuh-kembangnya perpustakaan. b) Perpustakaan belum mampu menampilkan 4 fungsi perpustakaan ideal yaitu memberikan informasi yang lengkap, menjadi referensi bagi
pengembangan keilmuan, sebagai tempat untuk rekreasi dan research. Kesemuanya ini belum menjadi pilihan favorit bagi civitas pendidikan. c) Kenyataan rendahnya minat baca semua pihak, baik siswa maupun tenaga pendidik sehingga sangat kurang memanfaatkan perpustakaan yang ada. d) Mata pelajaran yang ada tidak mampu menampung melimpahnya buku bacaan pengembangan wawasan sehingga telah melahirkan pandangan yang bersifat satu arah dan kaku. e) Kurangnya SDM pengelola yang sesuai dengan bidang keilmuannya. Perpustakaan lebih banyak ditangani oleh tenaga-tenaga yang tidak memiliki kompetensi yang sesuai. Akibatnya pengelolaan di dalamnyapun tidak mampu mengembangkan perpustakaan ke arah yang lebih baik. f) Menjamurnya penerbitan buku ajar baru yang selalu berlebel “sesuai kurikulum terbaru”. Ini tentu tidak bisa dibeli oleh semua siswa dengan ragam kondisi keluarga dan ekonominya. g) Belum semua guru dan pegawai memiliki kesadaran akan pentingnya peran perpustakaan dalam mendukung keberhasilan belajar siswa. Melihat permasalahan perpustakaan yang kompleks seperti ini, MAYOGA kemudian merasa tertantang untuk mewujudkan sebuah perpustakaan sekolah yang baik. Inspirasi awalnya, berangkat dari perintah iqra yang merupakan perintah untuk membaca. MAYOGA memahami bahwa mem-baca itu merupakan ibadah, sehingga sebagai sebuah perintah agama, ini harus ditaati oleh setiap hamba-Nya. Dari inspirasi inilah MAN Yogyakarta III mencoba mengatasi permasalahan
perpustakaan dengan cara : a) Meningkatkan keberpihakan manajemen madrasah pada pengelolaan dan pengembangan perpustakaan. b) Pengelola perpustakaan diposisikan secara struktural langsung di bawah Kepala Madrasah. c) Terjaminnya dana rutin anggaran perpustakaan dari orang tua siswa dalam RAPBM. d) Penempatan SDM unggul sebagai pengelola perpustakaan. e) Media promosi perpustakaan kepada siswa melalui MOS. f) Mendorong Aktivitas pembelajaran di Perpustakaan. g) Alokasi 30% dana block grand pengembangan madrasah diperuntukkan untuk perpustakaan. Di sisi lain untuk membuat siswaguru-pegawai cinta perpustakaan dan buku ditempuh dengan cara; Mendesain tata ruang perpustakaan menjadi tempat yang paling menarik dan nyaman dengan menempatkan perpustakaan pada tempat yang strategis di Madrasah; Menyediakan koleksi bacaan selengkap mungkin agar dapat memenuhi sebagian besar keinginan pembaca; Pelayanan perpustakaan yang santun dan simpatik; Menginten-sifkan pembinaan minat baca melalui mata pelajaran muatan lokal (PPMB); Menggerakkan Guru agar setiap pemberian tugas, dapat mendorong keaktifan siswa mencari dari berbagai buku di perpustakaan; Mendorong aktivitas pembelajaran di perpustakaan; dan membuat
BAKTI 197/NOPEMBER 2007
13
program unggulan untuk mendorong kecintaan seluruh civitas madrasah pada perpustakaan dan buku bacaan. Agak lebih spesifik madrasah menetapkan PPMB (Pembinaan Penalaran dan Minat Baca) sebagai mata pelajaran khas MAYOGA (muatan lokal) untuk semester 1s.d. 4; Menugaskan guru yang latar belakang pendidikannya lebih dekat dengan profesi pustakawan serta memiliki kepedulian pada perpustakaan untuk mengikuti studi lanjut (S2) Teknologi Pendidikan dan Perpustakaan di Universitas Padang (2001-2003); Merekrut SDM dari D3 Perpustakaan UGM/ UIN Sunan Kalijaga; Menempatkan SDM Guru/Pegawai Madrasah yang peduli dan cakap dalam pengelolaan dan pengembangan perpustakaan; Mengirimkan pengelola perpustakaan pada pelatihan-pelatihan tentang perpustakaan; Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam bentuk penempatan PKL atau penyelesaian tugas akhir yang terkait dengan perpustakaan (UGM, UIN, AMIKOM, UII); Studi banding ke beberapa perpustakaan tingkat SMA/MA di DIY; Rapi. Kontrak tambahan tenaga ahli dalam entry data perpustakaan; Kerjasama Kaur Kurikulum dan Perpustakaan, memfasilitasi forum telaah buku bahan ajar dari berbagai penerbit yang dilaksanakan bersamaan dengan ulangan umum semester 1 atau pada waktu tertentu yang menghasilkan rekomendasi pemilihan buku ajar di madrasah; dan Mendorong para guru untuk menggunakan perpustakaan sebagai sarana pembelajaran yang tidak sematamata hanya untuk siswa. Program Unggulan dalam upaya melejitkan perpustakaan dan kecintaan kepada buku, MAYOGA menyelenggarakan berbagai kegiatan di antaranya; Lomba resensi buku. Kegiatan ini diselenggarakan setiap tahun atas kerjasama Perpustakaan dan Guru Rumpun Bahasa di MAYOGA. Lomba resensi ini dimulai dengan proses seleksi resensi buku tertulis untuk siswa kelas X s.d. XII. Dari seluruh peserta lomba diambil 10 finalis yang harus mempresentasikan resensinya dihadapan Dewan Yuri. Tiga orang akan dipilih sebagai juaranya; Pembinaan Mayoga Book’s Lover
14
BAKTI 197NOPEMBER 2007
(MBL) adalah wadah kegiatan bagi pecinta buku (Ekstra kurikulernya perpustakaan). Madrasah terus mendukung program MBL ini hingga matang dan solid sehingga nantinya MBL-lah yang akan mendorong dan memotori meningkatnya minat baca dan budaya belajar; Pemilihan Best Reader. Menutup rangkaian kegiatan peringatan Hari Kunjung Perpustakaan, pada setiap tahunnya perpustakaan memilih 2 siswa (1 putra 1 putri) yang dinobatkan sebagai best reader dengan kriteria : frekuensi kunjungan ke perpustakaan tinggi, pembaca yang aktif dan kritis dalam
perpustakaan, madrasah langsung merespon dan menangkap kesempatan itu sebagai peluang dan sekaligus menjadikannya sebagai suplemen dan tambahan energi untuk membangun dan meningkatkan motivasi kolektif, menggalang dukungan dan kepedulian banyak pihak bagi pengembangan perpustakaan. Karena dengan lomba ini pihak madrasah dapat dengan mudah mengajak dan melibatkan banyak pihak untuk berpartisipasi dan mendukung kegiatan yang sesuai dengan bidangnya. Lomba ini pada kenyataannya dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas perpustakaan yang semula banyak kekurangan. Inilah yang dialami dan dirasakan MAN Yogyakarta III. Sebenarnya perpustakaan MAYOGA mulai berbenah sejak tahun 1982. Hanya saja pembenahan besar-besaran dilakukan antara tahun 1992 – 2007. Terutama pada awal tahun 2007 ketika perpustakaan MAYOGA mendapatkan kesempatan untuk mengikuti seleksi perpustakaan sekolah tingkat kabupaten dan menang. Begitu pula setelah Ruang perpustakaan yang tertata rapi dan menarik bersaing ketat di tingkat Propinsi DIY, MAYOGA terpilih mengkomunikasikan hasil bacanya, menjadi yang terbaik untuk mewakili membaca secara berkesi-nambungan; Propinsi DIY melaju ke kompetisi tingGerakan Wakaf Buku (GWB) MAYOGA. kat nasional pada tanggal 5 Juli 2007 Telah menjadi tradisi, siswa kelas XII (Visitasi Penilaian) dan 3-5 September yang akan lulus dari MAYOGA diwa- 2007 (Presentasi Nasional). Akhirnya jibkan mewakafkan buku yang judulnya Rodatun Widayati, M.Pd. dan Thoha, telah ditentukan oleh perpustakaan, M.Pd., dalam presentasinya tentang berdasarkan usulan para siswa, guru “Profil, hasil kegiatan dan Program dan pegawai. Mulai tahun 2007, GWB Pengembangan Perpustakaan MAYOMAYOGA juga akan menjangkau siswa GA”, berhasil meyakinkan dewan yuri kelas X, para guru dan pegawai untuk sehingga Perpustakaan MAYOGA termewakafkan buku kepada Perpustakaan. pilih sebagai Juara I pada lomba PerpusGWB dimaksudkan untuk meng- takaan Sekolah Antar SMA/MA/SMK embangkan self of belonging (rasa me- tingkat Nasional. Kegiatan ini diselengmiliki), karena di antara koleksi yang ada garakan oleh Perpustakaan Nasional RI sebagian di antaranya adalah sumbang- pada tanggal 3-5 September 2007 di an wakaf darinya Hotel Aston Atrium Jl. Senen Raya No 135 Jakarta. Secara lengkap urutan peMeraih Juara menang lomba perpustakaan ini sebagai Menurut Kepala Perputakaan, Roda- berikut; MAN Yogyakarta III, MAN 3 tun Widayati, M.Pd., MAYOGA sebe- Malang, SMA 3 Samarinda, SMA 6 lumnya tidak pernah merencanakan dan Semarang, SMA 2 Bandung, dan SMA mencanangkan untuk mengikuti lomba dalam prioritas program kerjanya. NaBersambung ke halaman ..... 20 mun, ketika ada kesempatan dan diberi kepercayaan untuk mengikuti lomba
PENCAIRAN DANA BOS TAHAP III PERIODE BULAN JULI-SEPTEMBER
B
ERDASARKAN SPM Nomor: 00608-00611/417595/IX/2007 tanggal 17 September dan SP2D dari Bendahara Umum Negara Nomor : 034207H-0342010H/030/118 tanggal 18 September 2007, menerangkan bahwa Dana BOS Tahap III Bulan JuliSeptember 2007 telah ditransfer pada bank BRI Penyalur dana BOS Satker PKPS-BBM Departemen Agama Provinsi D.I. Yogyakarta. Menurut Kabid Mapenda Kanwil Departemen Agama Provinsi DIY, Dra. Hj. Mas’amah, M.Pd.I., mengungkapkan bahwa Dana BOS Tahap III ini berjumlah Rp. 2.490.236.000,- (Dua milyar empat ratus sembilan puluh juta dua ratus tiga puluh enam ribu rupiah) dan diperuntukkan bagi MI, MTs, Pondok Pesantren Salafiyah Ula dan Pondok Pesantren Salafiyah Wustha. Ditambahkan pula bahwa Madrasah/PPS penerima dana BOS sudah bisa mencairkan dana tersebut melalui Bank BRI Cabang/Unit terdekat yang On Line. Serta kepada madrasah/PPS penerima dana agar dapat menggunakan dana BOS tersebut sesuai dengan ketentuan dan segera membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana agar tertib dan tepat waktu dan diserahkan kepada Tim Manajemen PKPS-BBM Kabupaten/Kota (Kandepag Kab/Kota) dengan tembusan Tim PKPSBBM Provinsi (Kanwil Depag Provinsi DIY). (Uz)
UPACARA PERINGATAN HARI KESAKTIAN PANCASILA
F
ILOSOFI ”sapu lidi” memberi pelajaran kepada kita semua, ketika tali pengikat putus atau tidak ada, maka lidi-lidi akan tercerai berai, lemah serta tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya. Adanya tindakan menolak kehadiran Pancasila sebagai dasar Negara, yang keberadaannya menyertai kelahiran negara Indonesia, sama halnya dengan menolak kesepakatan bulat dalam membangun fondasi berdirinya negara ini, demikian petikan sambutan gubernur DIY yang dibacakan Kabag TU Drs. H. Maskul Haji, M.Pd..I., dalam upacara peringatan hari kesaktian Pancasila, Senin (1/1/2007). Upacara yang berlangsung di Asrama Haji tersebut diikuti oleh seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kanwil Depag Provinsi D.I. Yogyakarta. Bertindak sebagai inspektur upacara Kabag Tata Usaha Kanwil Dep. Agama Provinsi DIY Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I., pemimpin upacara Kasubbag Umum Drs. H. Achmad Khamim, Pembacaan Ikrar oleh Drs. H. Surajiman, Pembacaan Pembukaan UUD 1945 oleh Hj. Retnosiwi Dwikaningrum serta Pembacaan do’a oleh Drs. Sa’ban Nuroni, MA. (Uz)
PEMBINAAN TEKNIS PENGUSAHA D AN PEJABA T TERHAD AP PRODUK HALAL DAN PEJABAT TERHADAP
S
ELAMA 2 (dua) hari yang berlangsung pada tanggal 25 dan 26 September 2007 bertempat di Hotel Wisanti Jl. Tamansiswa Yogyakarta dilaksanakan acara pembinaan teknis pengusaha dan pejabat terhadap produk halal. Menurut Ketua Panitia, H. Ikhwan Bagyo, S.Ag., pelatihan pada hari pertama di diikuti oleh 30 pengusaha yang tersebar di DIY antara lain pengusaha makanan ringan, warung makan, catering, home industri, dan lain-lain. Sedangkan pada hari berikutnya, peser-tanya merupakan pejabat pembina produk halal yang berasal dari Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota dan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan se-Propinsi DIY. Acara ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman pengusaha dan pejabat pembina produk halal akan pentingnya memproduksi barang secara halal, termasuk pemahaman mengenai proses sertifikasi produk halal, demikian kata Ikhwan Bagyo yang juga menjabat sebagai Kasi Produk Halal Kanwil Depag DIY itu. Hadir sebagai narasumber dalam pembinaan tersebut, Drs. H. Mahmudi A.F. yang menyampaikan tentang Kebijakan Teknis dan Strategis Pembinaan Produk Halal serta Per-UU Jaminan Produk Halal. Sedangkan narasumber ke-2 adalah Dra. Setyowati dari Disperindagkop Prop. DIY menyampaikan materi Jaminan Perlindungan Konsumen terhadap Produk Halal di Pasaran. Acara tersebut juga dihadiri langsung oleh Kakanwil Drs. H. Ngatidjan, MA., yang menyampaikan beberapa hal terkait dengan pembinaan dimaksud. (Uz/Sn)
PENGUKUHAN DBKS TELAD AN PRO VINSI DIY T AHUN 2007 TELADAN PROVINSI TAHUN
B
ERDASARKAN evaluasi yang dilakukan terhadap 5 Desa Binaan Keluarga Sakinah (DBKS) di lima Kabupaten/Kota di Provinsi DIY, Desa Bendung, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul akhirnya terpilih menjadi DBKS Teladan I. Pengukuhannya DBKS Tahun 2007 ini dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2007 bertempat di Pagelaran Keraton Yogyakarta bersamaan dengan acara Peringatan Nuzulul Qur’an dan Safari Tarawih Pejabat dan Aparat Pemerintah. Berdasarkan SK Gubernur DIY Nomor : 142/KEP/2007 tanggal 10 September 2007 diperoleh urutan Kejuaraan DBKS Teladan tahun 2007 yakni : Teladan I (Desa Bendung, Kec. Semin, Kab. Gunungkidul), Teladan II (Desa Murtigading, Kec. Sanden, Kab. Bantul), Teladan III (Kel. Kotabaru, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta), Teladan Harapan I (Desa Merdikorejo, Kec. Tempel, Kab. Sleman) dan Teladan Harapan II (Desa Banjararum, Kec. Kalibawang, Kab. Kulon Progo). Kepada para juara diberikan piagam penghargaan, tropi dan uang pembinaan masing-masing sebesar Rp 6.500.000 (Teladan I), Rp 5.500.000 (Teladan II) Rp 5.000.000 (Teladan III) Rp 4.500.000 (Teladan Harapan I) Rp 4.000.000 (Teladan Harapan II). Pengukuhan dan pemberian hadiah dilakukan oleh Wakil Gubernur DIY, Pakualam IX mewakili Gubernur DIY. (Uz/Sn)
BAKTI 197/NOPEMBER 2007
15
PELANTIKAN MUI DAN LP2A KECAMA TAN SEMIN KECAMAT
D
UA organisasi kecamatan tingkat Kecamatan Semin Gunungkidul MUI dan LP2A pada Rabu sore (26/9/2007) dilakukan pelantikan, bertempat di Aula kecamatan setempat. Nampak hadir selain terlantik juga para tamu diantaranya Muspika, dinas instansi terkait, pimpinan ormas Islam, tokoh agama/masyarakat dan lurah desa. Untuk Majlis Ulama Indonesia (MUI) KH. Muhtajib Muhyi dilantik sebagai ketua oleh Ketua MUI Gunungkidul KH. M. Husein. Sedangkan H. Sudarno dilantik oleh Camat Semin Drs. Siswanto sebagai Ketua Lembaga Pendidikan dan Pengamalan Agama Islam (LP2A) yang dilengkapi dengan kepengurusan dan bidangbidang lainnya. Menurut Kepala KUA Semin Mustakim, S.Ag., MA., dengan pengukuhan tersebut menambah jumlah organisasi keumatan yang ada di Semin dan memberikan pencerahan dan pembinaan bagi umat Islam. Acara pelantikan diakhiri dengan buka bersama dan dilanjutkan Safari Ramadhan ke 20 lokasi di semua desa yang ada di Kecamatan Semin. (@min)
PERINGA TAN NUZULUL QUR’AN 1428 H PERINGAT PEMD A-K ANDEP AG GUNUNGKIDUL -KANDEP ANDEPA PEMDA
S
EBANYAK 500 orang pejabat karyawan/ti Pemerintah dan Kandepag kab. Gunungkidul serta jamaah pengajian Sabilil Huda mengikuti Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Nuzulul Qur’an 1428 H di Bangsal Sewokoprojo. Peringatan yang berlangsung Senin (01/10/2007) ini merupakan media silaturahmi antara pejabat, karyawan dan masyarakat dan sekaligus menutup rangkaian kegiatan Safari Ramadhan 1428 H/2007 M Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Sebagai penceramah Drs. H. Mufti Abu Yazid, Ketua Yayasan Bunga Selasih Yogyakarta mengingatkan pentingnya Al-Qur’an sebagai ajaran yang harus dijadikan tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia kapanpun dan dimanapun. Adapun penyelenggara kegiatan ini Kandepag Gunungkidul, Diperindagkop, BPD Wonosari dan PT Telkom. Nampak hadir Bupati dan Wakil Bupati Gunungkidul (sekaligus memberikan sambutan), unsur Muspida, pejabat dinas-instansi, camat dan kepala KUA. Terkumpul infaq sejumlah Rp. 1.030.200,-. (@min)
KUA PONJONG SELENGGARAKAN SOSIALISASI HAJI
B
ERTEMPAT di RM ”Grana” Ponjong, Jum’at (21/9/2007) KUA Ponjong menyelenggarakan Sosialisasi Haji yang diikuti oleh unsur muspida, tokoh agama, para Da’i/Mubaligh dan pimpinan dinas-instansi terkait. Menurut Kepala KUA Ponjong Aam Sugasto, MA., bahwa kegiatan ini merupakan sebagian upaya KUA untuk memberikan informasi yang lebih awal tentang perhajian. Ada 20 calon jamaah haji yang akan berangkat untuk tahun 1428 H/2007 M yang berasal dari Kecamatan Ponjong dan jauh lebih banyak dari tahun sebelumnya. Selaku nara sumber pada sosialisasi tersebut H. Untung
16
BAKTI 197NOPEMBER 2007
Santoso, SE., MA, (Penyelenggara Haji dan Umroh Kandepag Gunungkidul), disamping menginformasikan tentang kebijakan pemerintah tentang perhajian, ditekankan pula bahwa haji adalah sebuah kewajiban bagi umat Islam karena ibadah haji termasuk dalam rukun Islam. Dan yang menggembirakan adalah kesadaran berhaji sebagai sebuah kewajiban semakin tinggi dengan indikasinya jumlah jamaah haji Gunungkidul dari tahun ke tahun meningkat. (@min)
KANDEP AG GUNUNGKIDUL ANDEPA TERBITKAN KHUTBAH HBI
D
ALAM rangka untuk memenuhi kebutuhan umat Islam akan bahan bacaan khususnya materi khutbah baik khutbah Jum’at maupun Ied maka Kandepag Gunungkidul tahun 2007 membuat dan menerbitkan Buku Materi Khutbah Hari Besar Islam (HBI). Tema materi khutbah meliputi Tahun Baru Hijriyah, Maulid Nabi, Isro’ Mi’roj dan Nuzulul Qur’an untuk khutbah Jum’at dan khutbah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Adapun para penulisnya berasal dari unsur kandepag dan ormas keagamaan (MUI, Muhammadiyah, NU, dan PHBI Kota Wonosari). Menurut Plt. Kandepag Gunungkidul H. Warjono, S.Ag., MA., bahwa tingkat budaya umat baca umat Islam Gunungkidul yang menggembirakan harus diimbangi dengan budaya atau tradisi tulis. Sehingga Departemen Agama memandang penting upaya pembuatan naskah khutbah ini. Dan yang harus menjadi perhatian juga bahwa khutbah tersebut menggunakan bahasa yang dipakai masyarakat Gunungkidul yaitu bahasa Indonesia dan Jawa. Sedangkan untuk pendistribusiannya disampaikan kepada takmir masjid di Gunungkidul lewat KUA masing-masing kecamatan. (@min)
KANDEP AG K AB. KUL ONPROGO ANDEPA KAB. KULONPROGO SELENGGARAK AN DIAL OG SELENGGARAKAN DIALOG MENGHADAPI KEMUNGKINAN PERBED AAN 1 SY AWAL 1428 H PERBEDAAN SYA
M
ENYIKAPI kemungkinan terjadinya perbedaan 1 Syawal 1428 H mengingat dasar penetapan yang berbeda dimana Muhammadiyah menggunakan wujudul hilal sedangkan Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan ru’yatul hilal sehingga dimungkinkan jatuhnya 1 Syawal 1428 H akan terjadi perbedaan, maka untuk mengurangi (menghilangkan) terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada (2/10/2007) bertempat di gedung Serbaguna Kandepag Kulonprogo diselengggarakan dialog yang dihadiri oleh Bupati, POLRES Kulon Progo, Kepala Kesbanglinmas, MUI, Pimpinan Cabang NU, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, PCM, MWC NU serta Kepala KUA Kecamatan se-Kabupaten Kulon Progo. Dari dialog tersebut berhasil ditetapkan kesepakatan bersama Pimpinan Lembaga Dakwah se-Kab. Kulon Progo dalam menyikapi datangnya Idul Fitri 1428 H yaitu: untuk menjaga ukhuwah Islamiyah dan menghindari perpecahan maupun benturan diantara umat Islam maka disepakati hal-hal sebagai berikut: Semua kelompok umat Islam tidak melakukan takbir keliling, sesama umat Islam haruis mengembangkan sikap
saling tasamuh/toleransi dan tidak saling mencemooh maupun saling melecehkan, semua kelompok umat Islam tidak memasang spanduk tahniah Idul Fitri maupun ajakan sholat ’id kecuali di lokasi penyelenggaraan sholat ’id. (RIEN)
BUKA PUASA BERSAMA KELUARGA ANDEP AG K AB. KUL ON PROGO KANDEP ANDEPA KAB. KULON BESAR K
P
ADA tanggal 4 Oktober 2007 bertempat di Gedung Serbaguna Kandepag setempat dilaksanakan Buka Puasa bersama yang dihadiri oleh seluruh pejabat eselon IV serta pegawai Kandepag Kab. Kulonprogo. Disamping untuk mempererat tali silaturahmi diantara para pegawai kegiatan tersebut juga sebagai upaya pembinaan mental bagi pegawai Kandepag. ”Agar dapat mendirikan suatu bangunan yang kokoh maka dibutuhkan bahan-bahan pilihan demikian juga halnya suatu instansi/lembaga di dalamnya juga dibutuhkan pribadipribadi pilihan. Untuk menuju pribadi pilihan kejujuran merupakan suatu sikap yang harus dilakukan. Namun bukan hal yang mudah untuk berlaku jujur” demikian tausiyah yang disampaikan oleh M. Wahib Jamis, S.Ag, M.Pd., dalam pengajian menjelang buka puasa bersama pegawai Kantor Departemen Agama Kabupaten Kulonprogo. (RIEN)
PEMBINAAN TEKNIS PENGUKURAN ARAH KIBLA T K ANDEP AG ANDEPA KIBLAT KANDEP KAB. KUL ON PROGO KULON
M
ENGINGAT banyaknya respon masyarakat terhadap permasalahan arah kiblat pada tanggal 6 Oktober 2007 di gedung serbagunan Kandepag Kulon Progo diselenggarakan pembinaan teknis pengukuran arah kiblat. Kegiatan tersebut diikuti oleh 24 orang yang merupakan utusan dari kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan se-Kab. Kulon Progo. Tim Pembina/Pelatih Pengukuran Arah Kiblat adalah Drs. H. Mahmudi AF, Drs. Sa’ban Nuroni, MA., Drs. Mutoha, Drs. H. Sofwan Jannah, M.Ag., serta Any Nurul Aini, SH. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan petugas teknis. (RIEN)
KAEDAH PENYEMBELIHAN HEWAN TERNAK
D
UNIA Barat non Islam menuduh bahwa Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk menjadi ganas dengan membenarkan penyembelihan hewan secara kejam. Undang-undang mereka menganjurkan agar hewan yang akan disembelih dikenakan kejutan di kepala terlebih dulu sehingga hewan pingsan dan tidak merasa sakit ketika disembelih. Benarkah? Penelitian modem membuktikan bahwa cara menggunakan aliran listrik atau kejutan elektrik terhadap hewan sebelum dibunuh yang dilakukan metode Barat non Islam itu justru sangat menyiksa karena bisa mendatangkan kesakitan yang amat sangat pada hewan. Penelitian yang dilakukan oler. Prof. Schulze dari Universiti Hannover Jerman itu menyimpulkan bahwa cara penyembelihan hewan menurut Islam adalah cara terbaik dari seluruh metode yang dibuat oleh manusia.
Hal tersebut dikemukakan oleh Habib Kamil, M.Ag., salah seorang nara sumber dalam ”Orientasi Pemotongan Hewan Halal” di Aula Kandepag Bantul (Selasa, 2 Oktober 2007), yang diikuti oleh 51 orang Takmir Masjid se-Kabupaten Bantul. Selain Habib Kamil yang menjadi nara sumber dalam orientasi ini adalah Drs. H. Mahmudi AF., (Kabid Urais Kanwil Depag Prop. D.I.Y.) yang menyampaikan materi tentang ”Kebijakan Teknis Pemotongan Hewan Halal.” (Fz)
PEMBEK ALAN K ADER MO TIV ATOR DBKS PEMBEKALAN KADER MOTIV TIVA KABUP ATEN BANTUL ABUPA
S
EBANYAK 48 orang calon kader dan kader motivator DBKS dari enam desa yang telah dicanangkan dan dimonitoring mengikuti kegiatan pembekalan yang diadakan seksi Urais Kandepag Bantul (Rabu, 3 Oktober 2007) di Aula Kandepag Bantul. Keenam desa tersebut adalah Argorejo Sedayu, Sumberagung Jetis, Muntuk Dlingo, Bangunjiwo Kasihan dan Karangtengah Imogiri. Sedangkan para kader motivator terdiri dari para tokoh agama, ustadz-ustadzah, penyuluh agama, khotib, takmir masjid, kaum rois, pengurus ormas, pengurus karang taruna dan remaja masjid yang ratarata masih berusia dibawah 40 tahun. Menurut Rohwan (salah seorang panitia) pembekalan ini disamping bertujuan untuk tnemberikan pengetahuan dan keterampilan peserta tentang pola pembinaan keluarga sakinah, juga terutama untuk memotivasi semangat beribadah para calon kader, sehingga mereka mampu menguasai materi dan melaksanakan tugas bimbingan dengan baik. Setelah laporan ketua panitia Drs. Suharto Djuwaini, M.Pd.I., dan pembukaan oleh Kakandepag Bantul Drs. Bukhori Muslim, M.Pd.I, disampaikan materi pembekalan yang disampaikan oleh Tim Pembina DBKS Bantul, meliputi Pola Pelaksanaan Pembinaan DBKS, dan Teknis Administrasi DBKS serta Profil KS Teladan yang disampaikan oleh KH. Aziz Umar. (Fz)
CISSOCH: MENCARI SOLUSI MASALAH MENUJU KHOIRU UMMAH
U
MAT Islam dewasa ini menghadapi berbagai masalan seiring dengan perubahan dan perkembangan, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga diperlukan sebuah upaya pembaruan secara sadar, terprogram dan terus menerus, untuk memecahkannya. Pembaruan yang diharapkan mampu menyegarkan paradigma, keimanan dan mendorong realisasinya secara lebih baik. Kepedulian untuk turut menemukan akar masalah umat dan sekaligus mencarikan solusinya mengemuka dalam diskusi santai menjelang buka puasa yang digelar oleh kelompok ”Pusat Studi Islam dan Perubahan Sosial” (Center for Islamic Studies and Social Change (CISSoCh) di RM. Tirtotamansari Bantul (Rabu, 3 Oktober .200T .Kelompok studi yang dipimpin oleh Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A., ini terbuka untuk diikuti oleh siapapun yang memiliki komitmen terhadap pembaruan Islam. Pembaruan dengan dua kata kunci, yakni perubahan (change) dan inovasi, terutama berorientasi pada pembentukan pribadi Muslim BAKTI 197/NOPEMBER 2007
17
yang berkarakter hebat dan kuat; kuat aqidahnya, kuat pemikirannya, kuat ibadahnya dan juga kuat ekonominya, sehingga lahir sebagai ”manusia smari ” yang membawa pencerahan pada diri maupun masyarakat. Manusia-manusia smart semacam inilah yang disebut AlQur’an sebagai khaoru ummah dan ahsani taqwim. Ajaran Islam memang menghendaki setiap muslim agar menjadi smart. (Fz)
ORIENT ASI PENENTU AN ARAH KIBLA T ORIENTASI PENENTUAN KIBLAT
A
DA pandangan sebagian masyarakat bahwa sholat itu asal menghadap kearah barat, sudah sesuai dengan ketentuan, karena kearah itulah tempat ka’bah berada, jadi tidak perlu mengukur ulang arah kiblat. Untuk merigantisipasi anggapan kurang tepat semacam itu, kegiatan orientasi ini menjadi penting untuk menyamakan persepsi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern sangat mendukung kesempurnaan beribadah. Hal ini disampaikan oleh Drs. Bukhori Muslim, M.Pd.I, ketika membuka ”Orientasi Penentuan Arah Kiblat” di Kantor BAZ Bantul (Kamis, 4 Oktober 2007). Selanjutnya dikatakan Bukhori Muslim bahwa dengan teknologi satelit saat ini pengukuran arah kiblat yang menjadi salah. satu syarat sahnya sholat itu menjadi lebih akurat. Orientasi yang diikuti oleh para Kepala KUA dan Penyuluh Agama se-Kabupaten Bantul ini juga dihadiri Drs. Sya’ban Nuroni, M.A yang mewaklli Kabid Urais Kanwil Depag Propinsi D.I. Y. dan Tim Badan Hisab Rukyat (BHR) Propinsi; Drs.Shofwan Jannah dan Drs. Mutoha yang menyampaikan materi tentang teori dan sekaligus praktek pengukuran arah kiblat. Diharapkan dengan orientasi ini seluruh peserta memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengukur arah kiblat sholat dengan tepat. (Fz)
BUK A BERSAMA MASY ARAK AT BUKA MASYARAK ARAKA PAJANGAN
K
ATA shiyam yang disebut 13 kali dalam Al Qur’an memiliki makna puasa seperti yang lazim kita lakukan. Sedangkan kata shaurn hanya ada dalam satu ayat A1 Qur’an yakni QS. Maryam ayat 26 yang berarti menahan diri untuk tidak berbicara atau puasa bicara.. Makna kata shaum itu menunjukkan dengan jelas bahwa dengan puasa kita harus mampu mengendalikan diri lahir dan
BED A BOS D AN ST AF BEDA DAN STAF Bila Bos tetap pada pendiriannya, itu berarti konsisten. Bila staf tetap pada pendiriannya, itu berarti keras kepala Bila Bos berubah-ubah pendapat, itu berarti fleksibel. Bila staf berubah-ubah pendapatnya, itu berarti plin-plan. Bila Bos bekerja lambat, itu berarti teliti. Bila staf bekerja lambat, itu berarti tidak cerdas. Bila Bos bekerja cepat,berarti smart. Bila staf bekerja cepat, itu berarti buru-buru pulang.
18
BAKTI 197NOPEMBER 2007
batin. Secara lahir mengendalikan indera lahiriah seperti lidah puasa bicara, telinga puasa mendengar dan mata puasa melihat (dalam arti hanya berbicara mendengar dan melihat yang baik dan bermanfaat saja), secara batin mengendalikan fakultas batiniah seperti pikiran dan imajinasi. Demikian antara lain isi dari ceramah singkat yang disampaikan Ahmad Fauzi (Kepala KUA Pajangan) dalam acara buka puasa bersama muspika Pajangan yang terdiri dari Camat Soesamto, S.I.P., Danramil Kapten Surahman, Kapolsek Iptu Soetedjo, para Kasi Kecamatan, para Lurah dan Dukuh se-kecamatan serta tokoh masyarakat Pajangan di Pendopo Kecamatan setempat (Jum’at, 28 September 2007). Sebelum berbuka puasa Camat Saesamto, S.I.P., memimpin musyawarah koordinasi untuk mempererat jalinan ukhuwah sesama aparat pelayan masyarakat guna mengantisipasi berbagai perkembangan yang sedang terjadi dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat. (Fz)
MAN W ATES I WA AN PELA TIHAN SELENGGARAKAN PELATIHAN SELENGGARAK
M
AN Wates I mengadakan Pelatihan Patroli Kemanan Sekolah (PKS), Palang Merah Remaja (PMR), dan Dewan Ambalan (DA). Acara tersebut berlangsung selama dua hari, yakni mulai tanggal 31 Agustus – 1 September 2007. Dalam kegiatan pelatihan tersebut melibatkan personil dari Polsek Pengasih, PMI Cabang Kulon Progo serta bapak ibu guru pembina. Ketiga kegiatan pelatihan tersebut diikuti 52 siswa perwakilan dari kelas X dan XI. Peserta pelatihan PKS sebanyak 14 siswa, PMR 10 siswa dan pelatihan Dewan Ambalan 28 siswa. Adapun materi yang diberikan yakni materi PKS (PBB, aturan berlalu-lintas, dan ke-PKS-an), materi PMR (kesehatan perjalanan, PPDG, dan pembalutan), sedangkan materi Pelatihan Dewan Ambalan (semapor, sandi, pengukuran dan penaksiran). Selanjutnya pada tanggal 3 September 2007, kepengurusan PKS, PMR dan Dewan Ambalan serta kepengurusan OSIS periode 2007-2008 dilantik dan dikukuhkan oleh Kepala Madrasah Drs. Subiyantoro, M.Ag., dalam sambutannya beliau mengungkapkan ucapan selamat terhadap para pengurus baru, serta ucapan terimakasih kepada para pengurus lama yang telah berjuang demi kemajuan madrasah. (Uz/barjo)
AKU NABI, BUK AN P AND AI BESI BUKAN PAND ANDAI Mukjizat adalah salah satu kelebihan yang dipunyai seorang nabi. Pada zaman Khalifah Al Makmun ada seorang lelaki datang mengaku sebagai seorang nabi. Ketika ditanya apa mukjizat yang dimiliki, mintalah sesukamu. Orang yang berhadapan dengan nabi palsu itu lantas berujar : “Ini ada gembok, coba kau buka jika bisa.” Mendengar kata-kata itu nabi palsu pun menjawab, “Lho, aku bilang aku ini nabi bukan pandai besi.”
Tahun Baru, Wajah Baru....!!
TUNGGU....!! BAKTI Edisi Januari BAKTI BAKTI 197/NOPEMBER 197/NOPEMBER 2007 2007
19
Dari halaman ..... 14
baik juga banyak ditemukan keunikan yang membuat banyak pihak sangat terkesan. Di antara keunikannya adalah program Mulok PPMB adalah hasil pemikiran dan kreativitas yang mampu melejitkan kecintaan pada membaca, yang perlu dan penting ditularkan kepada perpustakaan sekolah di tempat yang lain. Drs. Sucipto, selaku yuri ketiga, lain lagi. Ia sangat terkesan setelah melihat langsung perpustakaan MAYOGA; Pertama, merasakan luar biasa melihat semua komponen di madrasah bisa bekerja sama saling bahu-membahu
san dengan siswa-siswa di MAYOGA yang berdiskusi dan menampilkan kreaMAN Yogyakarta III tivitas mereka dalam majalah meja. Keempat, nampaknya sudah mendarah4 Denpasar. daging Program Wakaf Buku di MAYODengan keberhasilan ini Kepala GA. Ini sangat bagus untuk dikemMadrasah, Dra. Sri Suwartiyah, atas bangkan dan kalau mungkin membuat nama keluarga besar MAN Yogyakarta moment untuk wakaf buku sehari secara III mengucapkan terimakasih kepa-da terbuka, besar-besaran, menggerakkan seluruh pihak baik guru, pegawai, siswa, semua komponen masyarakat untuk ikut komite madrasah, Jurusan Ilmu Perberpartisipasi. Kelima, data dinding pustakaan UIN Sunan Kalijaga, KPAD yang berupa grafik, bahan mentah (asal Kab. Sleman, PERPUSDA DIY, Ketua usulnya) tersedia lengkap dan baik. Ini GPMB Prop. DIY maupun semua pihak penting, karena data statistic yang teryang telah memberikan bantuan, pampang itu tidak sekedar untuk pengdukungan dan kerjasamanya hias atau memperindah ruangan dengan baik sehingga dapat mengsaja, akan tetapi ada data mentah antarkan perpustakaan MAYOGA pendukungnya yang menggambarsebagai juara I di tingkat nasional. kan perkembangan yang sedang Dengan prestasi tingkat naterjadi. Ini bisa dijadikan sebagai sional tersebut, Dra. Sri Suwartiyah salah satu pertimbangan pengjuga berharap akan dapat meningembangan koleksi. katkan kebanggaan dan motivasi Keenam, siapapun yang masuk belajar siswa di madrasah, menke perpustakaan MAYOGA akan dorong meningkatnya prestasi sangat tertarik untuk berlama-lama siswa madrasah, mendorong memencermati dokumen pemberkasan ningkatnya animo masyarakat pada yang sangat lengkap. Ketujuh, madrasah, menjadi motivasi untuk MAYOGA memiliki Rencana Statemeningkatkan kinerja yang lebih Nyaman. Ruang baca yang cukup luas dan nyaman gis (Renstra) yang jelas untuk baik bagi para pengelola perpustakapengembangan perpustakaan. Ia an, guru dan pegawai madrasah merasa sangat puas dapat melihat pada umumnya, menjadi momentum mendukung perpustakaan. Mulai dari perpustakan dengan penataan, pengyang baik bagi peningkatan kualitas siswa, guru, tata usaha, kelompok kerja elolaan dan pelayanan seperti yang ada pendidikan di lingkungan madrasah, guru (MGMP), organisasi IPI, FPSI, di MAYOGA. Bersiaplah untuk meneterutama dalam hal pengelolaan perpus- GPMB, penerbit, tokoh masyarakat, rima tamu-tamu yang ingin berkunjung takaan sehingga dapat mendukung madrasah dan sekolah lain, Perpusta- untuk studi banding, sharing dan meningkatnya kualitas proses pem- kaan Kabupaten, Perpustakaan Propinsi, belajar bersama. belajaran. Dinas Pendidikan, Departemen Agama, Keistimewaan dan keunikan seperti Perguruan Tinggi, dan lain-lain. Ia baru inilah yang mampu mengantarkan Keunikan di MAYOGA menemukan sinergi perpustakaan ini di MAYOGA sebagai juara I lomba perpusKeunikan perpustakaan MAYOGA perpustakaan MAYOGA. Kedua, ia takaan. Suasana perpustakaan terkesan dapat diperoleh secara obyektif dari terbelalak begitu masuk ruangan perpus- santai dan tidak kaku. Pelayanan para rangkuman kesan pesan para dewan takaan MAYOGA, warna ruang dan petugas nampak ramah dan informatif. yuri tingkat nasional. Drs. Wasis, yuri penataannya, membuat yang datang The librarians seolah tak pernah letih pertama, menyatakan bahwa beberapa krasan (betah) berlama-lama. Begitu dan bosan menginformasikan bukuwaktu yang lalu telah keliling ke sekolah- masuk ruang perpustakaan terasa ada buku terbaru yang sudah tersedia di sekolah berkualitas di Hongkong yang suplai energy sehingga tidak membang- perpustakaan atau informasi terkini sememiliki perpustakaan dan laboratorium kitkan rasa kantuk namun justru meng- putar buku, penemuan-penemuan atau yang sangat lengkap. Ternyata untuk undang selera dan gairah untuk berak- teknologi terkini, juga ajang ber-bagai melihat perpustakaan yang lengkap tivitas membaca. Belajar dan berdiskusi- lomba bagi seluruh pengunjung perpustidak perlu jauh-jauh, di Yogyakarta per- pun rasanya asyik sekali di perpustaka- takaan. Karena itulah, kalau mampir ke pustakaan yang seperti itu ada di MAN an ini. perpustakaan MAYOGA ada beberapa YOGYAKARTA III. Ketiga, di perpustakaan MAYOGA hal yang berubah: dari tak tahu menjadi Lucya Dhamayanti, yuri kedua, juga banyak juga ditemukan hal yang unik tahu, dari tak tertarik menjadi tertarik dan menyampaikan bahwa tiga perpusta- dan sangat menarik. Kalau selama ini dari tak mau bisa menjadi mau dan kekaan nominasi nasional yang sudah yang dikenal adalah majalah dinding, tagihan. Tidak percaya, bisa dibuktidikunjungi, semuanya baik. Hanya saja maka di madrasah ini dapat ditemukan kan! di perpustakaan MAYOGA ini selain adanya majalah meja. Ia sangat terkeSidik Pramono/Sigit Purnomo
20
BAKTI 197NOPEMBER 2007
K E D I N A S A N
Penghulu di “Persimpangan Jalan” Oleh Nurul Amri “
H
idup harus berubah, siapa yang tidak bisa mengikuti perubahan akan ketinggalan”, suatu ungkapan yang sering didengar, tetapi pertanyaan lebih lanjut adalah berubah kearah mana? ke arah kemajuan atau kemunduran? atau bahkan jalan ditempat, yang penting ada perubahan. Apakah seperti ini yang terjadi nasib Penghulu (khususnya) dan pegawai Pencatat Nikah (umumDok. BAKTI nya)? Dari awal, ada keinginan yang sangat besar dari pembuat kebijakan blik Indonesia nomor 11 tahun 2007 Dua peraturan pertama menfokusterutama di lingkungan Departemen Agama untuk menjadikan Pegawai kan pada jabatan fungsional Penghulu Pencatat Nikah (PPN) atau Penghulu dan angka kreditnya sedangkan Persebagai sebuah pekerjaan khusus yang aturan yang terakhir tentang Pencatatan harus ditangani oleh orang yang khusus Nikah. Ada hal yang menarik yang perlu pula. Orang yang khusus itu harus dicermati dari ketiga Peraturan ini. Perprofesional dan proporsinal. Profesional tama, dalam Peraturan Bersama dan Perdalam bidang keilmuan, dengan tingkat aturan Menteri Pendayagunaan Aparapendidikan minimum sarjana (S1), harus tur Negara, sangat jelas di nyata-kan sudah mengikuti Diklat, mempunyai dalam BAB I tentang Ketentuan Umum pengalaman dalam bidang kepenghu- pasal 1, bahwa Penghulu adalah Pegaluan dan lainnya. Proporsional dalam pe- wai Negeri Sipil sebagai Pegawai Pennempatan, diutamakan mereka yang catat Nikah (PPN) yang diberi tugas, memiliki basik ilmu agama, bahkan saat tanggung jawab, wewenang dan hak sepenulis mendaftar untuk menjadi Calon cara penuh oleh Menteri agama........ dst. Konsekwensi dari Penghulu sebagai PPN disyaratkan tinggi badan minimum 160 cm, tidak pakai kaca mata, yang PPN yang merupakan jabatan fungbarangkali untuk menjadi PPN atau sional, maka dibagilah jabatan penghulu Penghulu yang profesional kedua hal tersebut dalam tiga bagian dengan perincian : ini tidak begitu signifikan. a. Penghulu Pertama ( IIIIa dan III/b) Untuk mewujudkan ini maka lahirlah b. Penghulu Muda (III/c dan III/d) berbagai Keputusan dan Peraturan. c. Penghulu Madya (IV/a sd IVc) tentang Pencatatan Pernikahan yang Sebagaimana wang terdapat dalam mengatur PPN dan Penghulu serta tugas, fungsi dan tanggung jawabnya. BAB IV tentang jenjang jabatan dan Keputusan dan Peraturan tersebut silih pangkat pasal 7. Peraturan MenPAN. Dalam uraian ini yang perlu digaris berganti, hingga yang terakhir : l. Peraturan Bersama Menteri Agama bawahi bahwa Penghulu adalah PPN. dan Kepala Kepegawaian Negara, Per- Kedua, sedangkan dalam Peraturan aturan Menteri nomor 20 tahun 2005 dan Menteri Agama nomor 11 tahun 2007 dinyatakan bahwa Pegawai Pencatat nomor 14 A tahun 2005 2. Peraturan Menteri Pendayaguna- Nikah (PPN) dijabat oleh Kepala KUA, an Aparatur Negara nomor, Per/62/ dengan kata lain PPN adalah Kepala KUA. Perlu diketahui, dalam PMA nomor M.PAN/6/2005 3. Peraturan Menteri Agama Repu- 11 tahun 2007, dinyatakan, bahwa
dengan berlakunya PMA ini, KMA nomor 477 tahun 2004 dinyatakan tidak berlaku. Pertanyaan yang cukup penting diajukan, apakah dengan lahirnya PMA 11 tahun 2007 ini juga membatalkan Peraturan Bersama Menag dan Kepala BKN serta Peraturan Menpan? jawabannya tentu tidak. Sehingga kalau dibolehkan dengan memakai pernyataan ilmu logika akan seperti ini, “kalau A adalah B, sedangkan B adalah C, maka A dan C penuh tanda tanya. Jika digabungkan antara Peraturan bersama, Peraturan Menpan dan PMA nomor 11 tahun 2007 tentang Penghulu, PPN dan Kepala KUA akan begini, kalau Penghulu sebagai (adalah) PPN, sedangkan PPN adalah Kepala KUA, maka Penghulu dan Kepala KUA?. Disinilah terlihat ada dualisme dalam payung hukum mengenai Penghulu, disatu sisi Penghulu adalah PPN (Peraturan Bersama dan Peraturan Menpan) disisi lain PPN adalah Kepala KUA (PMA 11 tahun 2000). Padahal perlu diketahui bahwa penerbitan Peraturan Bersam Menag dan Kepala BKN merupakan tanggapan dari lahirnya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/62/ M.PAN/6/2006. (lihat Kata Pengantar Direktur URAIS dan Pembinaan Syari’ah dalam, Juklak Jabatan Fungsional Penghulu dan angka kreditnya). Sebagai petugas lapangan, Penghulu ibarat berada dipersimpangan, mana yang menjadi pegangan, apakah penghulu sebagai PPN dengan rincian tugas pokok yang begitu banyak, ataukah Penghulu yang merupakan jabatan fungsional dengan tugas, tanggung jawab dan wewenang hanya (lebih terbatas dari yang ada dalam Peraturan Menpan) mengawasi NR (Nikah/Rujuk) dan kegiatan kepenghuluan? (PMA no 11 Tahun 2007 BAB I pasal 1 ayat 3). Bersambung ke halaman ..... 34
BAKTI 197/NOPEMBER 2007
21
TK Islam Tunas Melati :
Sebagai TK Islam Atraktif Plus, Unggul dalam Imtaq/Iptek Menuju Prestasi
H
anya berjarak 1 km BAKTI menuju ke TK Tunas Melati, Rabu, 26 September 2007 tepat pukul 08.10 BAKTI di ruang kepala Kantor yang begitu tertata rapi dengan hiasan kaligrafi yang menambah sejuk ruangan. BAKTI di-terima langsung oleh Hj. Sulastri Yusro selaku kepala TK Islam Tunas Melati. Beliau begitu keibuan dan penuh asah, asih, asuh dan berwibawa, begitu tutur salah satu pegawainya yang tidak mau disebutkan namanya. Kepada BAKTI beliau yang masih dipercaya Dinas pendidikan Kota Yogyakarta untuk menjabata kepala TK Islam Tunas Melati dari tahun 1997-2007 ini, secara panjang lebar menceritakan secara detail tentang TK Islam Tunas Melati diantaranya : Sejarah singkat TK Islam Tunas Melati TK Islam Tunas Melati adalah lembaga pendidikan Islam pra sekolah yang diselenggarakan oleh Yayasan Tunas Melati yang bergerak di bidang social dan pendidikan Islam untuk anak dan remaja secara resmi berdiri tanggal 18 Agustus 1989, yang mana sebelumnya yang didirkkan (pertama kali adalah TPQ (Taman Pendidikan al-Qur’an) Tunas Melati. Setelah berjalan satu tahun, Hj. Sulastri, Hj. Mustakilah Munir berkeinginan mendirikan TK Islam, karena kelas yang dipergunakan TPQ hanya
22
BAKTI 197NOPEMBER 2007
sore hari, sedang pada pagi hari kelas dua ters e b u t kosong, lalu muncullah ide daripad kosoong alangkah baiknya kalau pagi hari juga dipergunakan. Setelah ide tersebut tercapai maka beliau meng-adakan seleksi guru TPQ, ternyata ada beberapa guru yang lulusan SPG / SD, dan dengan modal keyakinan yang kuat berdirilah TK Islam Tunas Melati. Setelah TK Islam resmi berdiri, ber-dasarkan kesepakatan bersama diantara guruguru maka Ibu Hj Mustakilah Munir diangkat menjadi kepala TK Islam Tunas Melati. Keadaan murid pertama pada saat itu baru terdaftar 9 anak yaitu 6 laki-laki dan 3 perempuan. Setelah berjalan 5 tahun, yang pada saat itu ketua yayasan dipegang oleh H. Amin Mansur (alm) belum berhasil mengusulkan ke Kanwil DekDikbud DIY untuk TK Islam Tunas Melati sebagai TK yang resmi tercatat, baru setelah kepemimpiann Yayasan dilanjutkan Bapak H. Soedarmaji, Pengurus TK ditiadakan dan hal-hal yang menyangkut TK langsung ditangani oleh Yayasan Tunas Melati, dan khusus bidang pendidikan yang waktu itu dipegang oleh Bapak H. Sarwoko MK yang kemudian menindaklanjuti langsung ke Depdikbud propinsi DIY dan mendapat tanggapan sehingga TK islam Tunas Melati secara resmi terdaftar pad atangggal 25 Januari 1997. dengan Sk No. 36/1131/KPPS/1997. Demi mengembangkan dan memajukan TK islam Tunas Melati, pengurus Yayssan meng-
ajukan permohonan ke Depdikbud untuk guru DPK dari Dikbud, maka ibu Hj. Sulastri Yusro mengemban tugas untuk menjadi kepala TK Tunas Melati dari tahun 1997 sampai sekarang. Kurikulum Tk islam Tunas Melati menggunakan kurikulum TK 1994 dan PAI dari depag dengan cara terintegrasi kegiatan khusus, yang mana kedua kurikulum tersebut dipadukan dan slelau dikaitkan dengan ayat-ayat al-quran dan hadist, sehingga bisa dilihat oleh BAKTI bahwa di setiap ruang kelasatau aula selalu ada tulisan kaligrafi ayat ayat suci alQur’an. Kondisi Geografis Secara georgrafis TK Islam Tunas Melati berada di kota Yogyakarta bagian timur, tepatnya di kelurahan Muja-Muju Umbulharjo Kota Yogyakarta yang mana menurut BAKTI letaknya sangat stragetgis sebagai tempat pendidikan TKL karena lokasinya sedidikit masuk perkampungan 100 m dari jalan besar sehingga relatif aman baghi anak dan tidak terlalu bising oleh lalu lintas, juga dikelilingi perkantoran Pemkot Yogyakarta, DPRD Kota, BKKBN lembaga pendidikan dari SD sampai PT. TKK Islam Tunas Melati memiliki halaman yang luasnya 1555m dengan taman yang rindang sehingga sangat cocok dan tepat untuk bermain anak-anak disaat istirahat. Warung hidup dan apotik hidup dikembangkan, dan yang hakiki adalah kehidupan Islami di TK ini sanbat terbina dengan adanya bangunan masjid di lantai 2 yang setiap hari anak-anak dapat melihat sekaligus menggunakan untuk beribadah. Visi Misi Tujuan TK Islam Tunas Melati dalam sistem pendidikan menurut 3in 1, yaitu visi misi dan tujuan pendidikan ibu Hj. Sulastri Yusro dalam wawancara dengan BAKTI
mengatakan bahwa visinya adalah TK Islam proaktif,. Plus unggul dalam imtak dan iptek dalam menuju prestasi. Misinya adalah penyelenggaraan pendidiian yang berprinsip, bermain sambil belajar, belajar seraya bermain sehingga diharapkan menghasilkan lulusan putra putrid yang soleh salihah ceria, cerdas, kreatif dan dapat menikmati dunianya dengan bebas, puas dan terarah. Sedang tujuannya adalah mencetak anak didik yang unggul, berkualitas secara Islam dan menyiapkan ke jenjang pendidikan ditingkat dasra. Prestasi TK Islam Tunas Melati tidak diragukan lagi dalam hal meraih pretasi, diantaranya juara 1 Tingkat Propinsi tahun 2006 dalam lomba sekolah sehat, juara 1 Tingkat Propinsi tahun 2006 dalam lomba tari kreasi baru di UNY dan puluhan prestasi lain dalam cabang
lukis dan mewarnai, kaligrafi, fashion, sandiwara, dai cilik, ketangkasan, kreatifitas, seni dan lain-lain. Ibu Hj. Sulastri Yusro menambahkan bahwa di Tk Islam Tunas Melati juga menawarkan program kegiatan seperti : a. Kurikulum berbasisi kompetensi, Diknas dengan sentuhan KTSP, b. Kurikulum Depag c. Pemerikasan kesehatan. D. Konsultasi psikoliogi. E. Sangggar nada melati. Juga ada ekstarkurikuler. : Iqro, menari, renang, melukis, dram bund, olah vocal, dan outbound. Vasilitas yang ada di TK Islam, ada masjid yang megahm, halaman yang luas dan aman, gedung sekolah yang representative, fasilitas bermain yang lengkap serta pendukung yang memadai berupa berpusptakaan dengan koleksi lengkap untuk pendidikan anak-anak. Dalam keluasannya banyak didik TK Tunas Melati setelah lulus dapat dite-
Dari halaman ..... 9
Perbedaan ayat 55 surat Al-A’raf :
Artinya :“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut, sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. Menurut Abu Musa Al-Asy’ari (seorang sahabat ke-percayaan dan kesayangan Nabi saw.) pernah menyatakan bahwa ketika itu ada orang-orang yang berdoa dengan suara lantang seperti layaknya orang-orang yang sedang berdemo. Kemudian Nabi saw, bersabda : “Saudara-saudara, duduklah dengan bersimpuh, sebab kalian bukan sedang meminta kepada yang tuli dan tak ada di sini, tetapi sebenarnya kalian meminta kepada dzat yang Maha Mendengar lagi dekat dari sini”. Jadi Rasulullah mengingatkan mereka agar berdoa dengan cara yang baik. Di sisi lain, dalam menafsirkan ayat di atas, Imam As-Sowi berpendapat bahwa apabila berdoa itu dilakukan sendirian, sebaiknya dengan suara lembut (sirron), tetapi jika dilakukan bersama-sama (berjama’ah) seyogyanya dengan suara keras (jahron) sehingga dapat didengar oleh seluruh jamaah yang ada di tempat itu. Sementara menurut Imam Turmudzi menjelaskan bahwa sekiranya orang khawatir disangka riya‘ (pamer), sebaiknya ia berdoa dengan suara lembut. Tetapi ketika imannya sudah kokoh dan islamnya sudah kuat, berdoa dengan suara keras
rima di SD Vaforit diantaranya SD Muhammadiyah Sapen, SD Muhammadiyah Sukonandi, SD Negeri Serayu dan lainlain. Juga menurut penuturan Ibu Hj. Sultasrtri Yusro bahwa di TK islam TM anak didik diatrahkan untuk mencintai lingkungan yang dikenal dengan istilah acil (anak cinta lingkungan). Terakhir kepada BAKTI beliau yang juga sebagai ketua IGRA Prop. DIY dan juga sering dipercaya oleh Depag DIY untuk didaulat sebagai fasilitator/narasumber sebagai TK/RA di tingkat propinsi mempunyai harapan kalau bisa di prop DIY ini ada RA (percontohan di tingkat wilayah yang mana dalam pembinaannya diselenggarakan oleh Depag DIY karena beliau menilai guru-guru Depag banyak yang potensi, demikian yang disampaikan ibu Hj. Sulastri Yusro dalam wawancara dengan BAKTI. Suhadi Jamil
justru afdol, lituhshola faidatul iqtida’ (agar dapat ditiru dan diikuti oleh yang lain). Sedang menurut Imam Syafi’i, berdoa dengan suara keras itu dikandung maksud : lita’limil ummah yaitu untuk mendidik atau membimbing masyarakat agar dapat memahami dan mengerti apa yang sedang dibaca atau diucapkan oleh yang memimpin doa. Pendapat-pendapat ini sesuai dengan hadits Nabi sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya “Adalah Rasulullah ketika selesai melaksanakan shalat, beliau berdoa dengan suara keras, melafalkan : lailaha illallah wahdahu la syarikalah, dan seterusnya sampai dengan walau karihal kafirun”. Para ulama memang berbeda pandangan. Akan tetapi bagi kita perbedaan-perbedaan itu hendaknya jangan dijadikan pemicu yang mengarah kepada perselisihan, apalagi pertentangan yang mengarah kepada pertengkaran dan perkelahian. Bukankah Rasulullah yang selalu kita teladani telah menegaskan bahwa “Perbedaan pandangan di antara umatku, adalah rahmat (kemurahan dan kelonggaran) bagi mereka”. Dari uraian ini semoga dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada kaum muslimin agar selalu bersikap lebih dewasa ketika menghadapi perbedaan-perbedaan bacaan baik bacaan al-Quran maupun dalam ritual ibadah yang lain. Demikianlah, mudah-mudahan ada hikmah, faedah, barokah dan manfaatnya.
BAKTI 197/NOPEMBER 2007
23
Suplemen PROFIL
ANAK
&
Remaja
REMAJA
Ari Aji Cahyono
Juara Debat Bahasa Inggris dari Mayoga
N
ama panggilannya Ari, memang banyak prestasi yang dimiliki, terutama di bidang bahasa Inggris. Suatu bahasa asing yang rata-rata pelajar tidak begitu menguasai. Terbukti dari banyaknya siswa yang tidak lulus Ujian Akhir Nasional (UAN) ada pada pelajaran ini. Bahkan kadang dianggap sebagai momok atau monster yang menakutkan. Namun hal ini tidak berlaku bagi Ari yang lahir di Wonosobo, tepatnya 25 Juni 1991. Ari yang alamat asalnya dari dusun Diwek Selomanik Kaliwiro Wonosobo, kota dingin di Jawa Tengah ini rupanya serius di bahasa Inggris. Meski juga berjaya di bidang lain seperti MTQ dan Macapat. Bukti keseriusan ini pada prestasi yang pernah diraih, seperti juara III MTQ tingkat SD seKecamatan Mlati, juara III Macapat tingkat SMP se-Kodya Yogyakarta, Juara II Debat Bahasa Inggris tingkat SMA se-DIY di UGM, juara II Debat Bahasa Inggris tingkat SMA se-DIY di UMY, Juara I Debat Bahasa Inggris tingkat SMA se-Kabupaten Sleman di Diknas, juara I Pidato Bahasa Inggris tingkat MA se-Kabupaten Sleman dalam rangka PORSENI dan juga juara III Pidato Bahasa Inggris tingkat MA dalam rangka PORSENI se-DIY. Sejak SD Ari memang sudah terbiasa mengikuti lomba, apalagi saat di Mayoga. Dimana ia tinggal kini? Alamatnya di Karangjati RT 05 RW 37, Sinduadi, Mlati, Sleman atau sebelah Timur Stasiun TVRI Yogyakarta. Bila dari sekolahnya, maka ada di sebelah utara Mayoga. Pelajar yang kini masih duduk di kelas XI IPA2 ini juga punya hobi menya nyi,sehingga wajar bila ia banyak teman, karena termasuk remaja yang periang. Lalu apa cita-cita Ari? Ternyata tak jauh dari hobinya, ingin menjadi penyanyi, dan dokter. Ingin tahu lebih jauh tentang masa kecil dan masa remajanya? Masa kecilnya sangat mengesankan. Mengapa demikian? Ya, karena di waktu kecil dia mempunyai banyak waktu untuk berkumpul dan bermain dengan teman. Dia mempunyai banyak teman yang dapat diajak
24
BAKTI BAKTI197NOPEMBER 197/NOPEMBER 2007 2007
bercanda. Sering mereka belajar bersama, bercanda ria, dan be-rangkat sekolah bersama pula. Maka dari itu masa kecilnya sangat mengesankan. Begitu Ari menyimpulkan dengan mengenang masa lalunya. Bagaimana dengan masa remajanya? Masa remajanya, berbeda dengan masa anak-anak, karena waktu untuk bertemu dan berkumpul serta bermain dengan teman sangat terbatas. Namun, Ari tetap mempunyai banyak teman yang baik di sekolah. Benar kata Imam Syafii, “Pergilah, merantaulah. Niscaya engkau akan temukan teman yang kau tinggalkan”. Selain itu , Ari juga banyak bergabung di organisasi, jadi bisa punya banyak teman, seperti di OSIS, yang di madrasahnya dikenal dengan Dewan Siswa (Dewa), serta Mayoga Book Lovers (MBL), Rohis. Pengalaman apa yang paling mengesankan selama ini bagi Ari ? Ternyata yang paling mengesankan bagi putra Bapak Suwardi dan Ibu Sumiati adalah ia pernah ikut acara yang dikenal dengan Bina Taqwa Pelajar Indonesia (BTPI), sebagai wakil dari DIY, yang berpusat di SMA Labschool Jakarta. Acara BTPI ini terselenggara berkat kerja sama dengan Kantor Menpora dan TNI Angkatan Laut. Kegiatan ini berpusat di laut, yakni di atas Kapal Perang KRI Makassar. Bagaimana biayanya? Gratis, dengan bantuan Menpora. Tiap tahun event ini ada. Anda tertarik ikut? Hubungi saja SMA Labschool Jakarta. Saat ditanya tentang apa saja pengalamannya bisa menyukai debat bahasa Inggris? Ari pun menjawab bahwa saat SMP , yakni di SMP N 6 Yogyakarta dia sangat menyukai acara “The Battle of Wish”, suatu acara kompetisi debat bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh TVRI. Dia langsung tertarik dengan acara tersebut.Ternyata TV pun ada gunanya asal bisa memilah dan memilih acara. Hingga Ari sering berangan-angan untuk bisa mengikuti debat bahasa Inggris. Secara tidak langsung dia termotivasi untuk belajar lebih serius lagi. Benar semua berawal dari obsesi atau keinginan. Akhirnya kesampaian juga. Alhamdulillah. Keberhasilan Ari tentu ada andil dari orang lain. Apakah orang tua Ari
mendukung dan bagaimana Siapa tokoh yang Anda bentuk dukungannya? Kata kagumi dalam hidup? Tokoh Ari, orang tuanya, Pak Ari tenyata banyak, yang perSuwardi dan Bu Sumiati sangat tama adalah Nabi Muhammad mendukung. Ayah dan ibunya SAW. Mengapa? Ya, karena selalu men-support. Sebagai beliau tidak pernah menyerah contoh, orang tuanya dalam menyebarkan dan memengizinkan pulang larut negakkan Islam. Beliau sangat malam, karena dia berlatih di sabar dalam menghadapi sekolah. Selain itu, mereka banyak rintangan yang mengjuga selalu memotivasi untuk hadang. Beliau juga tak tidak mudah menyerah. pernah dendam. Intinya Pantang mundur untuk mesemua yang baik ada pada diri wujudkan keinginan. Beliau. Praktik dengan Turis. Ari dan teman Mayoga beserta Lalu bagaimana cara Ari Masih ada tokoh lain Para Turis untuk berlatih conversation dalam mengatur waktu sehingyang dikagumi? Sebenarnya ga bisa sukses dan berpresmasih ada yang kedua, dialah tasi? Ari pun menjelaskan dengan membuat rencana kegiatan, penyanyi Beyonce Knowles. Mengapa dia padahal dia tak disiplin waktu, dan berusaha meminimalisir kegiatan yang sia- seagama, demikian kontras dengan nabi? Ya, dia kagum tersia, serta tentu saja berdo’a kepada Tuhan YME Allah SWT. hadap kegigihannya dalam berlatih, suaranya yang merdu, Dalam berlatih tentu ada kendala seperti hal keberanian. dan perhatiannya terhadap anak-anak di Amerika dengan Bagaimana cara dia dalam memupuk keberanian? Adakah mendirikan organisasi pemerhati anak. Serta dia mampu jadi pengalaman minder? Ari pun bercerita panjang lebar, yang bintang karena kegigihannya. Dan akhirnya menjadi bintang ternyata dia pernah minder juga. Kapan? Yakni saat mengikuti Multigramy, yaitu pemborong Gramy Award. Hanya sayang debat pertama kali. Setelah itu dia mencoba untuk lebih berani pakaiannya tidak menutup aurat dan terlalu seksi dan vulgar. dalam debat-debat selanjutnya. Bagaimana caranya? Cara agar Saat ditanya tentang obsesinya ke luar negeri kini dan tidak minder menurut pengalamannya adalah dengan cara masa depan? Ari pun ingin dapat kuliah di Australia atau jika menarik napas dalam-dalam, sebelum memulai debat. Dan tidak, maka di Inggris. Dia ingin mendapat ilmu yang banyak anggaplah lawan dan juri adalah orang yang harus dihibur, tidak hanya di negeri sendiri, karena bumi itu sangat luas. jangan pesimis, optimis, kita harus yakin kalau kita bisa. Begitu alasan Ari yang sudah terbiasa merantau ini, mengapa Apa saja kiat sukses dalam berdebat dan jenis-jenis debat? punya obsesi kuliah ke manca negara. Berikut adalah kiat-kiatnya menurut Ari, yakni tekun berlatih, Mengingat seringnya ber-Inggris ria, adakah kritik Ari berdo’a, dan yakinlah pada argumen kita. Yakinkan dalam diri terhadap pengajaran bahasa Inggris di Indonesia? Ari pun bahwa argumen kita lah yang paling benar., sehingga kta bisa mengakui keadaan penguasaan siswa, yaitu kurangnya PD alias percaya diri. Sedangkan mengenali jenis-jenis debat kemampuan siswa di bidang speaking. Kebanyakan hanya setahu dia, ada debat agama, debat umum, debat politik, debat berkembang pada kemampuan writing-nya. Padahal kita juga hukum. perlu meningkatkan kemampuan speaking. Rata-rata sekolah Untuk mampu debat saja tidak semua pelajar bisa, apalagi hanya mengajarkan grammar. debat dalam bahasa asing. Bagaimana kiat menguasai bahasa Sebagai upaya untuk mempraktikkan kemampuan berInggris? Adakah alat bantunya? Tak lain syaratnya hasrus bicara atau speaking dengan penutur asli (native speaker), tekun berlatih, berdo’a, dan optimis. Alat bantunya biasanya maka dia dan teman-temannya beserta guru bahasa Inggris kamus. bidang conversation sering menemui turis manca, agar makin Lalu apa saja manfaat debat bagi Ari kini dan masa depan? PD dalam berbahasa Inggris. Siapa saja yang ikut andil dalam menekuni debat? Manfaatnya Dia khir perjumpaan dengan BAKTI, Ari berpesan kepada antara lain; jadi terlatih untuk mengemukakan pendapat, para pelajar atau remaja, yakni “Jangan rusak masa remajamu terlatih untuk teguh dalam mempertahankan argumen, me- dengan kegiatan yang sia-sia. Raih prestasi sebanyak mungnambah wawasan. Meski biasanya yang sering menekuni kin untuk bekal di masa depan”. Insya Allah. (Suwandi) debat adalah pengacara dan jaksa di dunia hukum. Namun, semua orang pasti pernah berdebat. Hanya tak dikembangkan, apalagi dalam bahasa asing. Tentu banyak kendala dan syarat agar bisa. Biasanya orang sukses mempunyai moto hidup. Apa moto hidup Ari? Bagaimana cara mewujudkan cita-cita? Moto hidup Ari adalah “Jika kamu pikir bisa pasti kamu bisa, namun jika kamu pikir kamu tidak bisa, pasti kamu tidak akan pernah bisa”. Cara mewujudkan cita-cita dengan giat berlatih, rajin berdo’a, dan optimis.
BAKTI BAKTI197/NOPEMBER 197/NOPEMBER2007 2007
25
ARTIKEL
REMAJA
Sekolah = Belajar? Oleh Rizqia Annisa
W
ajib belajar sembilan tahun. Bagaimana menurut kalian setelah membaca pernyataan itu? Sebagian mungkin berpendapat Wajar Sembilan tahun adalah salah satu program pe-merintah untuk memajukan mutu pendidikan dan menaikkan kualitas SDM di Indonesia. Tepat! Jawaban tersebut memang benar. Wajar sembilan tahun yang konon akan diubah menjadi Wajar dua belas tahun itu, memang telah populer di masyarakat kita. Dengan anggapan sembilan tahun menempuh pendidikan, maka minimal seseorang sudah layak mendapatkan pekerjaan. Tapi, benarkah demikian? Benarkah hanya sekolah selama sembilan tahun lantas laik bekerja, dapat hidup layak? Pertanyaan tersebut memicu banyak orang untuk meninggikan standar pendidikan. Kini anggapan mayoritas masyarakat, kesuksesan lebih cenderung kepada ketinggian status pendidikan. Sekarang, mari kita lihat fenomena di sekitar kita! Berapa banyak sarjana yang menganggur atau hanya menjadi buruh pabrik? Berapa banyak lulusan Sekolah Dasar yang sukses, punya sawah dan tujuh rumah mewah? Jawabannya pasti akan beragam sesuai pengalaman inderawinya. Tapi kita tak dapat membohongi kenyataan bahwa sarjana atau tingginya pendidikan bukan jaminan utama kesuksesan seseorang. Lalu apakah lantas sekolah itu tidak berguna? Tentu saja bukan demikian. Marilah kita tilik lebih dalam definisi dari sekolah. Sekolah adalah suatu tempat diberinya pendidikan formal atau non formal kepada siswa di bawah tanggungan instansi resmi. Jelas dalam definisi tersebut, sekolah hanyalah suatu tempat. Dan bersekolah hanyalah aktivitas memenuhi aturan dari tempat tersebut, termasuk mengikuti pelajaran sesuai kurikulum yang ditetapkan. Lalu, samakah sekolah dengan belajar? Jawabannya adalah tidak! Untuk mencapai sukses, orang tidak harus
26
BAKTI BAKTI197NOPEMBER 197/NOPEMBER 2007 2007
bersekolah tetapi mereka harus belajar. Baliklah memori kita menuju masa silam ketika masih balita dan kanak-kanak. Menurut penelitian, masa balita adalah masa manusia memiliki rasa keingintahuan yang paling tinggi. Pada masa itulah manusia belajar banyak keahlian yang tentunya sangat diperlukan untuk menjalani kehidupan. Contohnya, bicara, berjalan, makan, bersepeda, dan lain-lain. Contoh yang saya ambil adalah suatu gambaran bahwa tanpa sosok sekolah kita bisa sukses menguasai banyak hal. Mengapa? Karena kita belajar! Belajar adalah kunci utama kesuksesan seseorang. Sekolah maupun tidak, jika proses belajarnya baik dan sempurna, maka keberhasilan akan ber-ucap selamat datang. Bahkan, kini telah menyebar anggapan ekstrim bahwa sekolah adalah penegekang kreativitas dan potensi tiap orang. Karena sekolah hanya mengajarkan hal-hal yang telah ditetapkan tanpa mencoba menjajaki kembali apa potensi seseorang. Sekolah juga hanya mengajarkan se-bagian kecerdasan dari sembilan kecerdasan manusia, seperti linguistik dan matematik. Sekolah hanya berparameter dan berorientasi pada nilai. Siswa berprestasi, diukur dengan nilai. Kelulusan diukur dengan nilai. Lalu bagaimana dengan potensi lain yang tidak dapat dihargai dengan nilai seperti kecerdasan intrapersonal? Pemikiran inilah yang kini menimbulkan adanya homeschooling atau sekolah rumah alias tidak sekolah (secara formal). Maksudnya, anak akan dididik sendiri dengan pengawasan orang tua, dengan kurikulum yang di-buat sendiri tanpa mengenyam bangku sekolah. Keunikan ini bahkan telah dilaksanakan oleh seorang tokoh sahabat anak, yakni Kak Seto. Putra beliau tidak disekolahkan melainkan hanya belajar di rumah dan diajar oleh beliau sendiri. Mungkin, kita akan berpendapat, “Ya itu, sih Kak Seto yang notabene orang pintar! Lha kalau orang tuanya nggak
pintar seperti dia, gimana dong? Apa harus homeschool juga? Kasihan anak bangsa selanjutnya ‘kan, diajar olah orang yang kurang berpengalaman?” Pemikiran seperti itu tidak salah, bahkan sangat kritis. Homeschooling tidak harus hanya diajar oleh orang tua, tapi bisa juga dengan memanggil guru privat. Kadang tanpa sekolah, seseorang bisa menguasai suatu hal melebihi orang yang bersekolah. Ini disebabkan proses belajarnya lebih baik dari proses belajar sekolahan, walaupun keadaan ini tidak selalu ditemui. Oleh karena itu, saya katakan bahwa sekolah bukan jaminan cemerlangnya masa depan. Akan tetapi, proses belajarlah yang menentukan! Entah belajar sendiri, belajar di sekolah, maupun mempelajari feomena kehidupan. Intinya, sekolah adalah sebuah media belajar demi mencapai kesuksesan. Ingat, hanya media! Sedangkan belajar adalah proses memahami bagi kunci gemilangnya hari esok. Belajar juga merupakan fondasi untuk menciptakan kemajuan diri, keluarga, bangsa, dan negara. Dengan kata lain, sekolah bukankah belajar sesungguhnya, tanpa dilandasi konsep serta praktik yang jelas dan mantap tentang belajar itu sendiri. Belajarlah dalam kondisi apa pun, dimana pun, kapanpun, dan dari manapun. Karena Islam mengajarkan uthlubul ‘ilma minal mahdi ilallahdi, tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.Menuntut ilmu tak dibatasi waktu, tanpa henti, sampai mati! Oleh karena itu belajarlah, dan terus belajar! Jangan jadikan sekolah sebagai batas usaha kita, karena sekolah hanyalah sebuah media, alat untuk menimba ilmu Allah yang luas dan banyak, yang tak pernah kering. “Jika tujuh samudera dijadikan tinta dan seluruh kayu dijadikan pena, maka tidak akan cukup untuk menuliskan ilmu Allah”. Subhanallah. Wallahu a’lam bishowab. Penulis, siswi MAN Yogyakarta III
CERPEN
REMAJA
CintayangTakBergelombang Oleh Tutik Mardiyani
S
iang itu pak Mitro dan bu Minol bertengkar hebat. Tanpa ada orang yang bisa melerai. “Kembalikan aku ke orang tuaku” teriak bu Minol. “Sabar Bu. Sabar” kata pak Mitro. “Setan apa yang merasuki dirimu Bu, hingga kamu ingin berpisah denganku?” Tanpa disadari, orang-orang sekampung berdatangan untuk melerai pertengkaran bu Minol dan pak Mitro. “Bu, sudah Bu. Kalau ada masalah sebaiknya diselesaikan dengan baik”, kata bu Dukuh. “Begini Bu. Satu bulan terakhir ini, Bapak sering pergi dengan pak Dukuh. Entah kemana, saya tidak tahu. Setiap ditanya pasti jawabannya
ada perlu. Begitu Bu” “Ya sudah. Nanti biar saya bertanya dengan Bapak” jawab bu Dukuh Sesampainya di rumah, bu Dukuh langsung mencari suaminya. Kebetulan suaminya sedang santai membaca koran. “Pak, pak, kamu ada dimana Pak? Coba ke sini sebentar Pak” seru bu Dukuh “Ada apa Bu. Kok teriak-teriak?” “Selama sebulan terakhir ini, kamu berdandan rapi setiap sore dengan Pak Mitro, kemana Pak?’ “Ya pokoknya ada keperluan Bu. Yang penting saya masih ada di jalan yang benar Bu.” “Tapi Pak. Apa kamu tak mau cerita sama saya, istrimu ini Pak?”
“Belum Bu. Belum saatnya saya bercerita” “Ya sudah, kalau memang belum mau cerita. Saya tidak akan memaksa” Bu Dukuh belum mendapat jawaban yang pasti dari pak Dukuh. Dalam hati bu Dukuh belum puas mendapat jawaban seperti itu. Akhirnya sementara waktu bu Dukuh mengalah pada suaminya. Waktu telah berlalu begitu cepat. Kelakuan pak Dukuh dan pak Mitro semakin menjadi. Bahkan setiap sore hingga tengah malam, mereka baru pulang. Banyak warga yang meminta pelayanan pak Dukuh tidak bisa terlayani. Banyak warga yang kesal dengan ulah pak Dukuh dan pak Mitro
BAKTI BAKTI197/NOPEMBER 197/NOPEMBER2007 2007
27
yang belakangan ini selalu pergi setiap sore. Entah kemana. Bu Dukuh sangat kecewa dengan sikap suaminya yang semakin menjadi-jadi. Dalam keadaan melamun, bu Dukuh dikejutkan oleh suara. “Bu Dukuh, Bu Dukuh” “Ada apa Bu?” jawab bu Dukuh “Sekarang begini saja Bu. Bagaimana kalau kita menyuruh Parmin untuk menguntit pak Dukuh dan pak Mitro. Soalnya Parmin kan bukan pemuda sini. Jadi, pak Dukuh dan pak Mitro kan tidak kenal” “Benar bu Minol. Kita harus punya siasat untuk menjebak mereka” Bu Dukuh dan bu Minol segera bertindak. Mereka mencari Parmin di kampung seberang. Setelah bertemu dengan Parmin, mereka mulai bercerita tentang ulah suaminya selama ini. Akhirnya Parmin mengerti apa yang sebaiknya ia lakukan. “Min kamu nanti baru beraksi kalau sudah ada perintah dari saya, ya?” kata Bu Dukuh “Ya Bu” jawab Parmin Sore itu hari Minggu, pak Dukuh dan pak Mitro sudah mulai berkencan. Pak Dukuh menjemput pak Mitro. Tanpa disadari mereka berdua, bu Dukuh dan bu Minol beraksi juga. Bu Dukuh menghubungi Parmin. “Min dia sudah berangkat” “Beres Bu. Saya juga sudah siap” Mulailah Parmin menguntit pak Dukuh dan pak Mitro dari jarak jauh. Sampailah pak Dukuh dan Pak Mitro di jalan Parangtritis. Mereka berhenti di sebuah rumah yang megah. Banyak tanaman hias di depan rumah tersebut. Pak Dukuh menekan bel. Beberapa menit kemudian keluarlah wanita tengah baya menghampirinya. Dan tak lama juga pak Dukuh dan pak Mitro pulang. Tetapi Parmin sudah lebih dulu melapor kepada bu Dukuh kalau saat ini usahanya belum berhasil. “Bu, Pak Dukuh hari ini hanya ditemui perempuan tua. Mungkin dia pembantunya.” “Ya sudah Min. Besok saya kabari lagi” “Siap Bu”
28
BAKTI BAKTI197NOPEMBER 197/NOPEMBER 2007 2007
Malam itu bu Dukuh tidak bisa tidur, memikirkan apa yang dilakukan suaminya di rumah besar itu. Tanpa disadari, bu Dukuh mendengar pembicaraan pak Dukuh dan pak Mitro lewat telepon. Bahwa jam empat sore mereka akan pergi lagi. Bu Dukuh juga langsung menghubungi Parmin. “Min, besok sore siap ya?” “Siap Bu!” jawab Parmin Sore itu sekitar jam empat, pak Dukuh dan pak Mitro bergegas meluncur ke jalan Parangtritis. Sampai di sana mereka sudah disambut perempuan cantik. Entah apa yang mereka bicarakan, Parmin tidak tahu. Sampai larut mereka belum pulang. Parmin segera pulang dan melaporkan
Bu Dukuh dan bu Minol segera bertindak. Mereka mencari Parmin di kampung seberang. Setelah bertemu dengan Parmin, mereka mulai bercerita tentang ulah suaminya selama ini. Akhirnya Parmin mengerti apa yang sebaiknya ia lakukan.
kejadian itu kepada bu Dukuh. “Terima kasih ya Min atas informasinya” Dag dig dug hati bu Dukuh menunggu kedatangan dan memikirkan apa yang diperbuat suaminya dengan perempuan cantik itu. Tepat jam dua belas malam Pak Dukuh pulang. Bu Dukuh pura-pura sudah tidur dan tidak ingin menyelesaikan masalahnya malam itu. Ia masih bersabar sampai pagi. Bu Dukuh bangun pagi-pagi dan telah selesai menyiapkan makan untuk sarapan. “Pak, tadi malam pulang jam berapa?” “Oh aku pulang jam dua belas. Kamu kan sudah tidur.” jawab pak Dukuh. “Dan siapa pula perempuan cantik yang Bapak temui selama ini?” “Oo itu Bu. Sekarang bapak akan
bercerita. Perempuan cantik itu yang membuat cinta saya jadi bergelombang. Karena dia saya jadi kasmaran.” “Oo, jadi selama ini, Bapak memang jatuh cinta lagi, ya kan Pak?” “Ya, memang saya sedang jatuh cinta pada gelombang cinta.” “O jadi Bapak pergi malam-malam hanya karena gelombang cinta, yang sedang digandrungi banyak orang itu. Dan terus kendaraan yang Bapak pakai itu kan kepunyaan pak Mitro, Pak?” “Ya itu Bu. Kendaraan bapak sudah saya ganti dengan gelombang cinta, Bu?” “Apa uang sepuluh juta hanya kamu tukar dengan tanaman ini, Pak? Sudah kalau begitu tolong ceraikan aku. Pokoknya ceraikan aku. Selamat tinggal Pak. Aku sudah tidak kuat lagi…” Akhirnya pak Dukuh segera bergegas ke rumah pak Mitro, menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya. Pak Mitro pun bercerita kalau istrinya juga minta cerai, karena dua ekor sapinya dijual untuk membeli gelombang cinta. “Sudahlah Pak, kita memang bersalah. Kenapa kita termakan gelombang cinta, yang akhirnya cinta kita tidak bergelombang lagi …..” Penulis, siswi MA Darul Ulum, Galur Kulonprogo
PUISI
REMAJA
Reski Astuti (MAN Wates I)
Farida Trisnawati H (MA Lab. School FT UIN Sunan Kalijaga)
MASIH
CINTA
Masih adakah cinta itu Masih adakah rindu itu Masih adakah celah untukku
Kata guruku Cinta sejati tidak berakhir bahagia, karena cinta sejati tidak pernah berakhir
Celah untuk berbagi kasih sayang Aku ingin seperti dulu Berbagi kasih sayang Kepadamu wahai Adam
Kata guru Biologiku Cinta seperti amoeba bersel satu, tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
Kau yang slalu ada di hatiku Walaupun kau sudah Bukan milikku lagi Tapi wajahmu sangat melekat Di hatiku Apakah ada orang yang Bisa menggantikanmu Di hatiku ini Aku akan slalu dan slalu Mengenangmu
Afina Qonita Niswati (MTsN Wates)
BERSAING DENGAN WAKTU Nan jauh ke Barat Pandang ke Timur Lihat sang surya masih diselimuti awan Lihat ke langit Tengok ke Timur Hangatnya sinar mentari menyadarkan segalanya Menjelang petang Masih kutatap langit, abaikan kewajibanmu Melihat berjuta cahaya Yang menghiasi suatu keindahan Pag pun terbit Aku lakukan hal yang tiada lain, membuang waktuku Dan kukira, kuanggap dan kusangka, tak berputar dia Kubuat dia tiada dapat kuguna Sesudah kusadar Aku mengejarnya Tapi tiada terkejar Membayar hutangku padanya Tapi tiada terbayar Bagai dalam dimensi lain Ruang waktu lain, prinsipku Saingi waktu…….. Saingi waktu……..
Kata guru Fisikaku Cinta bagaikan sumber listrik bertegangan tinggi, bisa berbahaya bila kita menyentuhnya secara langsung Kata guru Matematikaku Cinta ibarat persoalan persamaan kuadrat, ia selalu meminta jawaban atas semua pertanyaan sulit Kata guru Kimiaku Cinta bak semua molekul terkecil suatu unsur yang tidak bisa dibagi lagi Kata guru Geografiku Cinta identik dengan angin, yang dapat diketahui arah keberadaannya dengan merasakan kesejukkannya Kata guru Musikku Cinta itu suatu rangkaian nada syahdu, mengalir indah mengikuti irama lagu dan jiwa Kata guru Seni Rupaku Cinta ialah sebuah lukisan abstrak, perasaan menggagambarkan ragam warna-warni keindahan hidup Kata guru PPKnku Cinta adalah pelajaran tentang bab kasih sayang tempat kita belajar untuk menghargai antarsesama Kata guru Sosiologiku Cinta bersifat universal, berhak dan wajib oleh semua insan di dunia Kata guru Agamaku Cinta adala anugerah dari Tuhan YME yang dikaruniakan pada setiap makhluk bernyawa di alam semesta Kata guru Sejarahku Cinta telah ada sejak Adam dan Hawa tercipta dan takkan sirna hingga hari akhir Kata guru Ekonomiku Cinta sejati takkan dapat dibeli dan takkan dapat pula dijual kembali Kata guru Syairku Cinta laksana anggur yang nikmat, hangat di badan, namun tak jarang pula memabukkan
BAKTI BAKTI197/NOPEMBER 197/NOPEMBER2007 2007
29
Perlunya Membangun Etika
Dok. BAKTI
Oleh HM Agus Widodo
K
ita sering disuguhi pemandangan yang kurang menyenangkan akibat ulah sebagian orang di sekitar kita. Misalnya membuang sampah sembarangan di sungai yang airnya jernih, atau di jalan umum,bisa juga membuang puntung rokok dengan seenaknya, tanpa menyadari bahwa hal itu sebenarnya membahayakan dan mengganggu kenyamanan orang lain. Berapa persen kira-kira dari masyarakat kita yang mempunyai hati nurani untuk tidak membuang sampah dengan sembarangan, karena ia khawatir akan mengganggu kenyamanan orang lain. Berapa persen orang yang mau menjaga kebersihan, keindahan, dan kenyamanan lingkungan dengan kesadarannya sendiri, atau karena mempertimbangkan kesehatan orang lain, dan berapa persen orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri atau demi pamer agar dipuji orang lain. Ini semua merupakan fenomena yang sering terjadi di lingkungan kita. Melihat kenyataan ini, pertanyaan yang muncul adalah bagaimanakah kita harus bersikap? Apakah akan membiar-
30
BAKTI 197NOPEMBER 2007
kan hal-hal semacam itu berlalu bagaikan air sungai melintas di depan kita?Jawabannya tentu saja tidak. Perbuatan jahat, perilaku jelek, dan tindakan-tindakan yang dapat merugikan orang lain sampai saat ini seolah-olah sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Ini berarti kita lupa terhadap kebaikan, kesalehan, akhlaqul karimah, budi pekerti dan semacamnya. Dengan kata lain, kasus-kasus sosial yang menjadi sasaran bidikan estetika, sangat banyak namun belum menjadi wacana publik, terlebih lagi etika lingkungan yang seolah-olah masih merupakan barang langka atau bahkan belum banyak dikenal. Menurut hemat penulis, saat ini sudah saatnya dibangun wacana bersama yang berupa tindakan penyadaran kepada masyarakat luas guna menciptakan etika lingkungan yang nyaman, tenteram dan agamis agar hidup kita menjadi lebih baik, tertib dan bertanggung jawab. Sayangnya, hal ini sampai saat ini baru menjadi angan-angan belaka. Dari sinilah kemudian perlu disosialisasikan bersama dan kita semua berusaha mengembangkan moral bagi rnasyarakat kita, yaitu melalui pendidikan etika dan estetika lingkungan di madrasah-madrasah kita guna menumbuhkan kesadaran yang bermoral dan bertanggung jawab. Memang hal itu tidak harus menjadi mata pelajaran tersendiri bernama Etika dan Estetika Lingkungan. Namun yang lebih penting adalah pembelajaran yang bersifat kongkrit dalam kehidupan sehari-hari yang diikuti dengan upaya praktis dalam kehidupan kita pada setiap waktunya. Untuk menumbuhkan peduli terhadap kenyamanan lingkungan diperlukan suatu tindakan nyata, seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional, Gerakan Jumat Bersih, Gerakan Keluarga Sakinah dan semacamnya dimana
Departemen Agama bersama dengan instansi lain sampai saat ini menjadi seponsor utamanya. Hal ini sesungguhnya merupakan awal dari terwujudnya keberhasilan pembangunan etika lingkungan yang baik sesuai dengan ajaran agama. Manusia baru dapat dikatakan sempurna martabat kemanusiaannya, apabila ia dapat memegang teguh sifat-sifat mulia yang sepatutnya dimiliki oleh manusia. Hanya dengan memegang teguh sifat-sifat kemanusiaan yang luhur itulah manusia dapat dibedakan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain, meskipun tidak semua manusia memiliki kesadaran seperti ini. Hal ini lebih disebabkan karena adanya berbagai faktor yang menjadi penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang, di antaranya: 1. Belum memiliki sifat bertanggung jawab atas apa yang seharusnya dipelihara dan dijaga secara baik demi kepentingan dan keselamatan dirinya sendiri dan orang lain. 2. Kurangnya efektifitas pembinaan moral yang dilakukan dalam rumah tangga, sekolah maupun masyarakat, seperti apa yang disampaikan oleh Prof. Zakiah Darojat bahwa moral bukanlah suatu pelajaran yang dapat dicapai dengan mempelajari saja tetapi merupakan pembiasaan sikap hidup sejak kecil. 3. Derasnya arus budaya materialistik, hedonistik dan sekularistik, dimana ketiga sikap tersebut selalu hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri tanpa mempedulikan hak dan kepentingan orang lain. Sedangkan menurut Erikson masyarakat memberikan kontribusi pada perkembangan sosial, karenanya arus budaya yang membawa nilainilai yang terkadang berbeda dengan nilai-nilai sosial yang ada dapat berkembang dengan baik di masyarakat. 4. Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah yang mempunyai kekuatan untuk melakukan pembinaan moral bangsa. Menurut Erikson bahwa perkembangan
sosial dan pribadi juga merupakan reaksi atas terjadinya proses belajar, pengalaman dan kematangan jiwa seseorang. Oleh karena itu dalam proses belajar, mencari pengalaman dan menjadikan kematangan jiwa yang baik, harus disertai dengan pembinaan moral bangsa secara berkesinambungan. 5. Longgarnya pegangan terhadap ajaran agama. Sudah menjadi tragedi dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragama mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan hanya merupakan simbol-simbol saja, larangan-larangan dan perintah-perintah Tuhan sudah tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada dalam dirinya. Alternatif Solusi Setelah diketahuinya permasalahanpermasalahan tersebut diatas, maka cara menanggulanginya diperlukan beberapa langkah sebagai berikut : Pertama, sejak awal, sebaiknya masyarakat dibiasakan untuk gemar membaca. Dalam hal ini ada dua pengertian yaitu membaca dalam arti luas atau membaca dalam pengertian umumnya dan membaca dalam arti khusus. Membaca dalam arti luas yaitu membaca fenomena kehidupan alam semesta ini. Sedang membaca dalam arti khusus adalah membaca teks tertulis dan mengapresiasikan dalam karya-karya ilmiah dan kreatif. Dengan membaca dalam arti kedua ini, maka masyarakat akan dapat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi, sehingga terbentuk kepribadian bangsa yang unggul, bermoral dan beradab. Adapun membaca dalam arti yang luas adalah bahwa kita membaca fenomena kehidupan dengan cara bersikap kritis dan peka terhadap apa yang terjadi di sekitar kita. Membaca apa yang dilihat dan dialami dalam kehidupan yang beraneka ragam dan kadang carut marut. Kalau kita dapat bersikap peka dan kritis terhadap fenomena kehidupan, maka kita dapat beiajar dari kehidupan dan dapat melakukan respons terhadap kehidupan ini secara bijak dan proposional. Kemampuan membaca dan bersikap kritis terhadap kehidupan, sangat kita
perlukan agar kita tidak sekadar terusmenerus dikendalikan dan larut dalam proses kehidupan yang melingkupi kita. Kita perlu juga mempunyai sumbangsih untuk memberi warna, merespon dan mengubahnya. Dari sinilah jiwa dan moral kehidupan perlu diajarkan sejak dini pada masyarakat kita, agar kelak di kemudian hari dapat menjadi masyarakat yang beretika dan bermoral sesuai dengan pertumbuhannya. Keseimbangan hidup merupakan hal yang penting, yaitu untuk menjaga agar perkembangan tersebut bukan merupakan hal yang tidak karuan, melainkan suatu proses yang teratur guna mencapai keadaan yang serasi antara lahiriyah dan batiniah seseorang dimana dalam perkembangan berpikir manusia ada suatu arah menuju keharmonisan dan keteraturan. Selain membaca dalam arti yang umum dan luas seperti di atas, masyarakat kita juga sangat penting untuk diajak membaca dalam arti yang khusus, yaitu membaca teks tertulis, karya-karya ilmiah, kreatif, berkarya dan sebagainya. Membaca dalam arti yang khusus ini sebenarnya juga merupakan bagian dari upaya membaca dalam arti yang umum dan luas. Maksudnya dengan banyak mengetahui karya-karya kreatif dan ilmiah, masyarakat akan dapat menilai hal-hal yang baik yang harus dilakukan, dan dapat mengetahui pula hal-hal yang negatif yang semestinya tidak dilakukan. Dengan demikian akan tumbuh kesadaran untuk selalu berbuat yang positif. Dengan membaca dalam arti khusus, maka setidaknya masyarakat akan bisa memperluas wawasannya, memperdalam nilai pengetahuan dan ilmunya, serta diharapkan menjadi bijak dan cendekia. Seandainya hal ini dapat tercipta dalam kehidupan masyarakat kita, maka tindakan-tindakan yang merugikan orang lain maupun dirinya sendiri, akan dapat dicegah dan dihindarkannya sehingga tercapai keseimbangan dan keharmonisan yang ideal. Kedua, dengan menanamkan budi luhur pada masyarakat sejak dini secara berkesinambungan dari generasi ke generasi. Budi luhur dalam bahasa agama disebut dengan akhakul karimah, yaitu nilai-nilai kepribadian yang menjunjung tinggi nilai moral dan kemanusiaan
berdasarkan cinta kasih dan kasih sayang. Imam Al Ghozali mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran lebih dahulu. Secara singkatnya adalah suatu tingkah laku atau sikap yang telah tertanam sebagai suatu kebiasaan. Namun kalau ditelusuri lebih jauh, ternyata pada mulanya hal yang telah terbiasa tersebut cukup berat dalam melatihnya. Siapapun orangnya, memerlukan daya pengingat agar tidak lupa, dipikirkan lebih dahulu dan mungkin juga sedikit agak dipaksakan. Sebagai contoh ketika memakai pakaian dengan mendahulukan tangan kanan. Pada mulanya pasti sering lupa namun lambat laun akan terbiasa dengan sendirinya. contoh tersebut akan terpakai dalam semua perilaku, termasuk membuang sampah pada tempatnya, menata tempat tinggal kita, menjaga kebersihan tempattempat umum dan sebagainya. Pada awalnya harus sedikit dipaksakan, namun lambat laun hal itu akan dirasakan manfaatnya. Secara empiris atau pengalaman masalah pembiasaan diri ini telah dibuktikan oleh seorang ahli psikologi aliran Behaviorisme yaitu Thordinke dengan teorinya yang terkenal trial and error atau teori coba dan gagal. Ia mengatakan bahwa sesuatu yang tampaknya sukar dilakukan, akan tetapi kalau diulang berkali-kali, maka sesuatu tersebut akan menjadi mudah dilakukan juga. Demikian pula dengan sikap budi luhur, pada mulanya sulit untuk dilakukan, akan tetapi kalau kita semuanya bertekad untuk terus melakukan secara berulang-ulang, maka lambat laun bangsa ini akan mempunyai budi pekerti dan tingkah laku yang luhur. Namun kalau kita pesimis dan dibayangi kegagalan tanpa mau melakukan secara berulang-ulang, ya pada akhirnya sulit untuk menjadi bangsa yang berbudi luhur. Apalagi malah sengaja tidak diajarkan pada generasi penerus, maka pada akhirnya masyarakat akan menjadi masyarakat yang brutal, tidak berperikemanusiaan dan semaunya sendiri atau egoistis. Penulis, Kepala TU MAN 2 Wates Kulonprogo BAKTI 197/NOPEMBER 2007
31
Sabar Sebagai Perisai Diri Oleh Asef Umar Fakhruddin
D
alam perjalanan kehidupannya, nampakkan kewibawaannya sebagai manusia pasti pernah menghadapi manusia yang sebenarnya. Siapa pun kesulitan, permasalahan dan juga keyang memahami karakter pribadinya, ia takutan. Hulu dari problematika yang akan rnemiliki kesiapan dan kemampuan melingkungi manusia tersebut akan untuk menjalankan usaha membangun membuatnya merasa gelisah, bahkan sikap yang senantiasa berporos pada tidak jarang yang kemudian takut untuk nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan melanjutkan hidupnya. Atas dasar inilah dalam perjalanan hidupnya. penulis meyakini bahwa sabar dapat Kesabaran akan membuat kita menmenjadi salah satu solusi alternatifnya. jadi manusia yang mampu melakukan Sabar merupakan pondasi dalam penetrasi terhadap setiap dinamika yang hidup manusia. Sabar adalah kompas berkembang. Perkembangan zaman yang yang mengarahkan kita kepada jalan sedemikian cepat seperti sekarang ini yang lurus. Tanpa sabar, kita bagaikan membutuhkan filter. Kesabaran bisa bahtera yang tersesat kehilangan arah dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam mengarungi samudera. dari filter tersebut. Tanpa sabar, iman seseorang menManusia yang tidak mampu jadi lemah dan pemahaman tauhidmengikuti perkembangan zaman, Judul Buku : Mukjizat Sabar; Terapi Meredam Gelisah Diri nya menjadi kacau (hat. 34). Jika akan teralienasi atau terasing Penulis : Tallal Alie Turfe sudah demikian halnya, maka dalam pergaulan dan kelangsungPenerbit : Mizania sabar merupakan pilar penting an kehidupannya. Dalam hal ini, Cetakan : I, Agustus 2007 dalam kehidupan manusia. kesabaran berfungsi sebagai Tebal Buku : 257 halaman Kesabaran tidak hanya berreferensi dan acuan untuk memanfaat dalam rangka meraih kelakukan transformasi nilai dan suksesan pribadi atau individu. sikap. Kesabaran akan menPasalnya, kesabaran juga menjadikan bodohan. Sebaliknya, orang yang jadikan kita lebih peka terhadap diri dan kehidupan dalam sebuah rumah tangga, mampu memanfaatkan akal sehat dan lingkungan tempat berpijak. yang di dalamnya terdapat banyak nalarnya, maka ia akan menemukan hikKesabaran menunjukkan sebuah pribadi, seperti seorang istri atau suami. mah yang mahaluas (hal. 109). pertahanan yang kuat, bukan sebalikanak, mertua dan juga anggota keluarga Dalam kehidupan ini, orang yang nya, menunjukkan kelemahan. Tidak yang lain. Hubungan suami istri membu- rugi adalah orang yang tidak mengerti sedikit orang yang menyatakan bahwa tuhkan komitmen dan ketulusan untuk bagaimana cara yang benar menghadapi kesabaran merupakan ketidakberdayamenggapai cita-cita pernikahan. Sifat masalahnya. Sedangkan orang yang an. Pendapat ini sangat salah. Mungkin, sabar menjadi kunci untuk memperku- beruntung adalah mereka yang bersa- orang yang berpendapat seperti ini mekuh ikatan tersebut (hal. 98). bar dan mengetahui bagaimana cara yakini bahwa sabar merupakan sifat dan Penulis yang merupakan ketua Arab menghadapi permasalahan secara bijak. sikap pasif. Padahal, sabar merupakan American and Chaldean Council ini Kemampuan memilah dan berujung kerja aktif dan memotivasi diri untuk dengan tegas menyatakan bahwa resep dengan sebuah keputusan atau pilihan terus berkarya. yang tepat untuk mengubah kelemahan menunjukkan bahwa pribadi tersebut Dengan kesabaran sebenarnya kita menjadi kekuatan adalah sikap sabar. telah mencapai derajat mampu berbuat sedang memberi jarak terhadap fenomeSikap inilah yang menjadi fondasi daya adil. Keadilan sendiri merupakan asas na atau permasalahan yang sedang pribadi dan kesehatan jiwa. Tidak cukup segala tiang moralitas. Keadilan ini juga berkembang, tidak tergesa-gesa dalam sampai di situ, masih menurut penulis, akan menjadi mutiara yang menyinari mengambil keputusan. Setelah dirasa sabar ternyata mampu mengembangkan hubungan spiritual seseorang dengan waktunya tepat untuk bergerak, maka daya inteligensia atau kecerdasan pe- Tuhannya. aksi nyata siap untuk segera dilakukan. lakunya. Akhirnya, dengan memiliki sifat dan Di sinilah salah satu sisi kekuatan yang Cara memanfaatkan daya inteligensi sikap sabar, kita akan menemukan iden- dahsyat dau pertahanan yang kokoh akan menentukan kedudukan dan ek- titas dan karakter pribadi kita. Karakter dari kesabaran. sistensi seseorang. Oleh karena itu, pribadi memiliki pengaruh yang signiketika tidak lagi menggunakan akal fikan dalam membentuk sikap Penulis, esais dan koordinator sehat dan nalarnya, seseorang diang- seseorang. Malah, karakter ini sering Forum Ruang Bening, Yogyakarta. gap telah tergelincir dalam jurang ke- menjadi sumber kekuatan dalam me-
32
BAKTI 197NOPEMBER 2007
Moh Faqih
Tuhan Tuhan………. Tegurlah aku dalam setiap waktu Tuk selalu mengingat-Mu Tuhan……… Bisakah aku menapaki jalan suci-Mu Tuk berjalan di dunia yang penuh sampan dan berkelok Tuhan……… Sanggupkah aku menuju simfoni surga-Mu Tuhan…….. Masih adakah pintu taubat Tuk bersimpuh dihadap-Mu Tuhan……… Hanya kepada-Mu Ku minta pertolongan
Subiyatiningsih
Kerinduan Aku ingin bersimpuh di kaki ibu ... maaf ! Mencium surganya … Biar kucuci kaki ibu dangn airmataku Aku ingin merebahkan kepala penatku, di pangkuan ibu. Biar kurasai baluran do’a-do’a s’perti dulu dan cerita tentang masa kecilku, manis dibuai ditimang bunda …tentang parkit-parkit kecil, tentang sawah Legenda negeri, tentang laut dan pahlawan-pahlawannya, Tentang pondok di tengah huma, peraduan lelaki sejati … Biar sampai kulelap tenteram Jangan hentikan belay kasihmu Penghantar mimpi menuai cinta Membawa jayamu ke masa tua … Jika kini kau terluka, merahmu terkoyak Dan putih tercabik Biar kurobek lengan bajuku, membalut luka dalam gundahku
Imam S Arizal
Mari Pecahkan Batu Batu -untuk penyair Alfian Tak perlu melempar sebongkah batu ke angkasa Untuk mendapat cahaya Cukup akan tumbuh bunga matahari Coba pecahkan batu-batu Ambil hatinya Jadikan purnama Lukanya adalah bintang-bintang Lalu kembalilah ke buaian Menikmati malam dengan lagu merdu ninabobo Sambil meneteki narasi air susu ibu Maka jadilah engkau Adam Tidur nyenyak di surga mimpi Tanpa Hawa dan buah Khuldi Mari belajar bermimpi Mengubur surga serta bidadari-bidadari Agar dzikir lebih sempurna dari si lacur Robiah Kemudian kembalikan batu-batu itu Pada ruh yang mulanya tiada
IBU, Bagaimana harus kejaga citramua, sementara diri tiada daya Hanya sujudku pada yang kuasa, Ya Allah… Selamatkanlah IBU PERTIWIKU dari kehancuran!! BAKTI 197/NOPEMBER 2007
33
DAFTAR PENERIMA SANTUNAN SKP BULAN NOPEMBER 2007 I. Kandepag Kabupaten Bantul
III. Kandepag Kabupaten Gunungkidul
Pensiun No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Djakijem Dra. Supartinah Supardi, S.Pd Yatim Daliman Mugiyem Djaelani
NIP 150058514 150070678 150088800 150129158 150129155 150129235 150129509
Pensiun Tanggal 1 Mei 2007 Agustus 2007 1 Sept. 2007 1 Sept. 2007 1 Sept. 2007 1 Sept. 2007 1 Sept. 2007
II. Kandepag Kabupaten Kulonprogo Pensiun No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Mudjiman, S.Ag Samidi Sukartini Suratijem Sumali, A.Md Drs. Rohadi
NIP
Tanggal
150070843 1501089005 150129435 150129587 150129557 150089016
1 Juli 2007 1 Agustus 2007 1 Sept. 2007 1 Sept. 2007 1 Sept. 2007 1 Sept. 2007
No.
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Samijo Sukiman Sumilah Hasjimah Suryadi, S.Ag Surachman Djono Semi Rochani Istianah Sisum Nuri, BA
NIP
Tanggal
150070909 150129756 150131389 150131507 150070946 150130952 150131006 150178783 150130142 150129821 150070948 150089314
1 Agustus 2007 1 Agustus 2007 1 Agustus 2007 1 Agustus 2007 1 Agustus 2007 1 Agustus 2007 1 Agustus 2007 1 Agustus 2007 1 Sept. 2007 1 Sept. 2007 1 Sept. 2007 1 Sept. 2007
IV. Kandepag Kabupaten Sleman Kesripahan No. 1.
Nama Sartini
NIP 150089392
Tanggal 2 Sept. 2007
Pensiun 1. Besarnya sumbangan dari tiap pegawai sebesar Rp. 3.500,2. Besarnya SKP yang diberikan kepada : a. Ahli waris pegawai yang meninggal dunia : Rp. 600.000,b. Pegawai yang kesripahan istri/suami : Rp. 400.000,c. Pegawai yang pensiun : Rp. 600.000,-
1. 2. 3. 4.
Alfijah R Sumarlan Sri Sunarti Sjamsul Bachri
150089413 150071086 150071015 150226332
1 Agustus 1 Agustus 1 Agustus 1 Agustus
2007 2007 2007 2007
BPSKP KANWIL DEP. AGAMA PROP. DIY
Dari halaman ..... 13
Penghulu Dari penjelasan yang penulis terima, walau tidak begitu tegas, bahwa Kepala KUA dengan lahirnya PMA no 11 tahun 2007 ini tidak lagi sebagai jabatan fungsional tetapi kembali seperti semula yakni pejabat struktural, dengan tugas melakukan pemeriksaan persyaratan, pengawasan dan pencatatan peristiwa NR, pendaftaran cerai talak, gugat dan melakukan bimbingan perkawinan (PMA 11 tahun 2007 BAB II pasal 2 ayat 1). Timbul suatu pertanyaan , kenapa penghulu, katakanlah “membantu” adalah jabatan fungsional, sementara
34
BAKTI 197NOPEMBER 2007
Ketua
Sekretaris,
Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I
Drs. H. Fathony
Kepala KUA yang mempunyai tugas pokok dalam bidang NTCR malah struktural? kemudian bagaimana dengan tugas-tugas yang diberikan kepada penghulu melalui Peraturan Menpan diatas? tidakkah dalam pelaksanaannya terjadi tumpang tindih dengan tugas Kepala KUA yang berkaitan dengan NTCR? sehingga, bisa jadi ini bukanlah keputusan atau peraturan yang terakhir, sepertinya akan ada keputusan-keputusan dan peraturan-peraturan yang lain. Kita memang mengikuti perubahan, tetapi perubahan kearah kemajuan, jalan ditempat atau bahkan kearah kemunduran, diserahkan kepada para penghulu dan Ka KUA untuk menilai-
nya. Hemat penulis, usulan untuk membentuk semacam tim dalam menanggapi lahirnya PMA ini terutama mereka yang terlibat langsung, dapat dipertimbangkan, sebab apakah dengan lahirnya PMA ini betul-betul dapat memenuhi tuntutan perkembangan dan tata pemerintahan serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat sebagaimana yang menjadi pertimbangan dari lahirnya PMA nomor 11 tahun 2007 ini?. Wallahu A’lam bisshawab. Penulis, Penghulu KUA Kec. Depok Kabupaten Sleman.
BAKTI 197/NOPEMBER 2007
35