Bahan Refarat Hantu Blawu Alia.docx

  • Uploaded by: elisabet weni jiwandari
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bahan Refarat Hantu Blawu Alia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,132
  • Pages: 6
Tanda – tanda dan gejala – gejala klinis Gejala pertama biasanya rasa sakit pada luka, diikuti trismus (kaku rahang, sukar membuka mulut lebar – lebar), rhisus sardonicus (wajah setan). Kemudian diikuti kaku buduk, kaku otot perut, gaya berjalan khas seperti robot, sukar menelan, dan laringospasme. Pada keadaan yang lebih berat terjadi epistothonus (posisi cephalic tarsal), di mana pada saat kejang badan penderita melengkung dan bila ditelentangkan hanya kepada dan bagian tarsa kaki saja yang menyentuh dasar tempat berbaring. Dapat terjadi spasme diafragma dan otot – otot pernapasan lainnya. Pada saat kejang penderita tetap dalam keadaan sadar. Suhu tubuh normal hingga subfebris. Sekujur tubuh berkeringat.

Karakteristik Penyakit Kejang – kejang bertambah beram selama tiga hari pertama, menetap selama 5 – 7 hari. Setelah 10 hari, frekuensi kejang mulai berkurang, setelah 2 minggu kejang menghilang. Dan kaku otot hilang paling cepat mulai minggu ke-4.

Stadium Tetanus Berdasarkan gejala klinisnya maka stadium klinis tetanus dibagi menjadi stadium klinis pada anak dan stadium klinis pada orang dewasa. Stadium klinis pada anak. Terdiri dari : Stadium 1, dengan gejala klinis berupa trisnus (3 cm) belum ada kejang rangsang, dan belum ada kejang spontan. Stadium 2, dengan gejala klinis berupa trismus (3 cm), kejang rangsang, dan belum ada kejang spontan. Stadium 3, dengan gejala klinis berupa trismus (1 cm), kejang rangsang, dan kejang spontan. Stadium klinis pada orang dewasa. Terdiri dari : Stadium 1

:

trisnus

Stadium 2

:

opisthotonus

Stadium 3

:

kejang rangsang

Stadium 4

:

kejang spontan

Prinsip – prinsip Umum Profilaksis Pertimbangan individual penderita. Pada setiap penderita luka harus ditentukan apakah perlu tindakan profilaksis terhadap tetanus dengan mempertimbangkan keadaan / jenis luka, dan riwayat imunisasi. Debridemen. Tanpa memperhatikan status imunisasi. Eksisi jaringan yang nekrotik dan benda asing harus dikerjakan untuk semua jenis luka. Imunisasi aktif. Tetanus toksoid (TFT = VST = vaksin serap tetanus) diberikan dengan dosis sebanyak 0,5 cc IM, diberikan 1 x sebulan selama 3 bulan berturut – turut. DPT (Dephteri Pertusis Tetanus) terutama diberikan pada anak. Diberikan pada usia 2 – 6 bulan dengan dosis sebesar 0,5 cc IM, 1 x sebulan selama 3 bulan berturut – turut. Booster diberikan pada usia 12 bulan, 1 x 0,5 cc IM, dan antara umur 5 – 6 tahun 1 x 0,5 cc IM. Tetanus toksoid. Imunisasi dasar dengan dosis 0,5 cc IM, yang diberikan 1 x sebulan selama 3 bulan berturut – turut. Booster (penguat) diberikan 10 tahun kemudian setelah suntikan ketiga imunisasi dasar, selanjutnya setiap 10 tahun setelah pmberian booster di atas.

Setiap penderita luka harus mendapat tetanus toksoid IM pada saat cedera, baik sebagai imunisasi dasar maupun sebagai booster, kecuali bila penderita telah mendapatkan booster atau menyelesaikan imunisasi dasar dalam 5 tahun, terakhir. Imunisasi Pasif. ATS (Anti Tetanus Serum), dapat merupakan antitoksin bovine (asal lembu) maupun antitoksin equine (asal kuda). Dosis yang diberikan untuk orang dewasa adalah 1500 IU per IM, dan untuk anak adalah 750 IU per IM. Human Tetanus Immunoglobuline (asal manusia), terkenal di pasaran dengan nama Hypertet. Dosis yang diberikan untuk orang dewasa adalah 250 IU per IM (setara dengan 1500 IU ATS), sedang untuk anak – anak adalah 125 IU per IM. Hypertet diberikan bila penderita alergi terhadap ATS yang diolah dari hewan. Pemberian imunisasi pasif tergantung dari sifat luka, kondisi penderita, dan status imunisasi. Pasien yang belum pernah mendapat imunisasi aktif maupun pasif, merupakan keharusan untuk diimunisasi. Pemberian imunisasi secara IM, jangan sekali – kali secara IV. Kerugian hypertet adalah harganya yang mahal, sedangkan keuntungannya pemberiannya tanpa didahului tes sensitivitas. Tindakan profilaksis Mendapat IA yang lengkap

Jenis Luka

Belum IA atau

1–5

5 – 10

> 10

sebagian

tahun

tahun

tahun

Mulai atau melengkapi IA toks. 0,5 cc Ringan, bersih

Toks. 0,5 –

hingga lengkap

Toks. 0,5 cc

cc ATS 1500

Berat, bersih,

IU

atau cenderung

ATS 1500 IU

Toks. 0,5

Toks. 0,5

tetanus

Toks. 0,5 cc

cc

Toks. 0,5 cc

cc

Cenderung

ATS 1500 IU

Toks. 0,5

Toks. 0,5 cc

ATS 1500

tetanus,

Toks. 0,5 cc

cc

ABT

debrimen

Hingga lengkap

Toks. 0,5

terlambat,m

ABT

cc

atau tidak

IU

ABT

bersih Keterangan : ATS 1500 IU setara dengan HTIG (Humane Tetanus Immunoglobuline) 250 IU. Pada anak – anak dosis ATS

=

dosis dewasa

IA

=

Imunisasi aktif (dengan toksoid)

Toks =

Toksoid (vaksin serap tetanus)

ABT =

antibiotika dosis tinggi yang sesuai untuk Clostridium tetani

Penatalaksanaan tetanus Terdiri atas : 1.

Pemberian antitoksin tetanus

2.

Penatalaksanaan luka

3.

Pemberian antibiotika

4.

Penanggulangan kejang

5.

Perawatan penunjang

6.

Pencegahan komplikasi

Pemberian antitoksin tetanus. Pemberian serum dalam dosis terapetik untuk ATS bagi orang dewasa adalah sebesar 10.000 – 20.000 IU IM dan untuk anak – anak sebesar 10.000 IU IM, untuk hypertet bagi orang dewasa adalah sebesar 300 IU – 6000 IU IM dan bagi anak – anak sebesar 3000 IU IM. Pemberian antitoksin dosis terapetik selama 2 – 5 hari berturut – turut. Penatalaksanaan luka. Eksisi dan debridemen luka yang dicurigai harus segera dikerjakan 1 jam setelah terapi sera (pemberian antitoksin tetanus). Jika memungkinkan dicuci dengan perhydrol. Luka dibiarkan terbuka untuk mencegah keadaan anaerob. Bila perlu di sekitar luka dapat disuntikan ATS. Pemberian antibiotika. Obat pilihannya adalah Penisilin, dosis yang diberikan untuk orang dewasa adalah sebesar 1,2 juta IU/8 jam IM, selama 5 hari, sedang untuk anak – anak adalah sebesar 50.000 IU/kg BB/hari, dilanjutkan hingga 3 hari bebas panas.

Bila penderita alergi terhadap penisilin, dapat diberikan tetrasiklin. Dosis pemberian tetrasiklin pada orang dewasa adalah 4 x 500 mg/hari, dibagi dalam 4 dosis. Pengobatan dengan antibiotika ditujukan untuk bentuk vegetatif clostridium tetani, jadi sebagai pengobatan radikal, yaitu untuk membunuh kuman tetanus yang masih ada dalam tubuh, sehingga tidak ada lagi sumber eksotoksin. ATS atau HTIG ditujukan untuk mencegah eksotoksin berikatan dengan susunan saraf pusat (eksotoksin yang berikatan dengan susunan saraf pusat akan menyebabkan kejang, dan sekali melekat maka ATS / HTIG tak dapat menetralkannya. Untuk mencegah terbentuknya eksotoksin baru maka sumbernya yaitu kuman clostridium tetani harus dilumpuhkan, dengan antibiotik. Penaggulangan Kejang. Dahulu dilakukan isolasi karena suara dan cahaya dapat menimbulkan serangan kejang. Saat ini prinsip isolasi sudah ditinggalkan, karena dengan pemberian anti kejang yang memadai maka kejang dapat dicegah. Dosis Orang Dosis Anak – anak

Jenis Obat

Dewasa

Mula – mula 60 – 100 mg IM, Fenobarbital

kemudian 6 x 30 mg per

(Luminal)

oral. Maksimum 200 mg/hari

Klorpromazin

4 – 6 mg/kg BB/hari, mula –

(Largactil)

mula IM, kemudian per oral

3 x 100 mg IM

3 x 25 mg IM

Mula – mula 0,5 – 1 mg/kg BB IM, kemudian per oral 1,5 – 4 Diazepam

mg/kg BB/hari, dibagi dalam 6

(Valium)

dosis

3 x 10 mg IM 3 x 500 – 100 mg

Klorhidrat



per rectal

Bila kejang belum juga teratasi, dapat digunakan pelemas otot (muscle relaxant) ditambah alat bantu pernapasan (ventilator). Cara ini hanya dilakukan di ruang perawatan khusus (ICU = Intesive Care Unit) dan di bawah pengawasan seorang ahli anestesi

Related Documents

Hantu
April 2020 31
Hantu
October 2019 31
12. Hantu
June 2020 28
Burung Hantu
May 2020 17
Refarat Insomnia.docx
November 2019 23

More Documents from ""

Radiologi Fraktur.pptx
December 2019 26
Kiki Hantu.docx
December 2019 11
Hemoroid Undip.pdf
October 2019 27
December 2019 29
Aerobic
December 2019 31