Bab_ii_madu_jadi.doc

  • Uploaded by: Kusuma Arya
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab_ii_madu_jadi.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 6,675
  • Pages: 44
10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Kadar Hemoglobin

a. Pengertian Hemoglobin merupakan protein utama tubuh manusia yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan perifer dan mengangkut CO2 dari jaringan perifer ke paru-paru. Sintesis hemoglobin merupakan proses biokimia yang melibatkan beberapa zat gizi atau senyawa-antara. Proses sintesis ini terkait dengan sintesis heme dan protein globin (Maylina, 2010). Sel-sel darah merah mampu mengkonsentrasikan hemoglobin dalam cairan sel sampai sekitar 34 g/dL sel. Konsentrasi ini tidak pernah meningkat lebih dari nilai batas metabolik dari mekanisme pembentukan hemoglobin sel. Selanjutnya pada orang normal, presentase hemoglobin hampir selalu mendekati maksimum dalam setiap sel. Namun dalam pembentukan hemoglobin dalam sumsum tulang berkurang, maka presentase hemoglobin dalam darah merah juga menurun karena hemoglobin untuk mengisi sel kurang. Bila hematokrit (presentase sel dalam darah normalnya 40-45%) dan jumlah hemoglobin dalam masing-masing sel nilainya normal (Perdana, 2015).

11

Menurut Soetjiningsih (2007), Penyebab rendahnya kadar hemoglobin dalam darah salah satunya adalah asupan yang tidak mencukupi. Asupan zat gizi sehari-hari sangat dipengaruhi oleh kebiasaan makan. Pengetahuan yang kurang menyebabkan remaja memilih makan diluar atau hanya mengkonsumsi kudapan. Penyebab lain adalah kurangnya kecukupan makan dan kurangnya mengkonsumsi sumber makanan yang mengandung zat besi, selain itu konsumsi makan cukup tetapi makanan yang dikonsumsi memiliki bioavaibilitas zat besi yang rendah sehingga jumlah zat besi yang diserap oleh tubuh kurang (Ikhmawati dkk, 2013). Di Indonesia batasan normal kadar hemoglobin yang digunakan sebagai ambang batas anemia untuk berbagai golongan umur dan jenis kelamin serta ibu hamil adalah sama dengan yang direkomendasikan oleh WHO (Departemen Kesehatan RI, 2002 dalam Zulaekah, 2007). Batas normal kadar hemoglobin balita dan anak sekolah dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Batas Normal Kadar Hemoglobin Kelompok Umur Balita Anak usia sekolah Pria dewasa Wanita dewasa Ibu hamil

Kadar Hemoglobin (g/dL) 11 12 13 12 11

12

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin dalam darah anak sekolah (Gibson, 2005 dalam Zulaekah, 2007) adalah : 1) Variasi biologis individu Variasi

biologis

individu

akan

mempengaruhi

kadar

hemoglobin. Kadar hemoglobin cenderung lebih rendah pada saat sore hari dibanding pagi hari. 2) Umur dan jenis kelamin Umur dan jenis kelamin

adalah faktor penting

yang

menentukan kadar hemoglobin. Nilai median hemoglobin naik selama 10 tahun pada masa kanak-kanak selanjutnya akan meningkat pada masa pubertas. Perbedaan kadar hemoglobin pada jenis kelamin yang berbeda jelas nyata pada usia enam bulan. Anak laki-laki mempunyai kadar hemoglobin lebih rendah dibandingkan dengan anak perempuan. 3) Ras atau bangsa Ras atau bangsa diketahui mempengaruhi kadar hemoglobin. Individu dari keturunan Afrika mempunyai nilai hemoglobin 5-10

g/dL lebih rendah dari keturunan Kaukasian dengan

mengabaikan umur, pendapatan dan defisiensi besi. 4) Keberadaan seseorang dari permukaan laut (ketinggian) Seseorang

yang

berada

pada

ketinggian

tertentu

membangkitkan respon penyesuaian diri untuk menurunkan

13

tekanan darah parsial oksigen dan mengurangi saturasi oksigen dalam darah. Hal ini terlihat nyata pada ketinggian di atas

1000

seseorang

meter. Kadar hematokrit meningkat

secara

dan

hemoglobin

berangsur-angsur

pada

ketinggian yang semakin tinggi. 5) Infeksi parasite Infeksi parasit seperti Plasmodium falciparum menyebabkan kadar hemoglobin rendah dengan pecahnya eritrosit dan tertekannya produksi eritrosit. 6) Berbagai status penyakit Berbagai status penyakit dapat

memepengaruhi

kadar

hemoglobin. Kadar hemoglobin rendah timbul pada infeksi kronik

dan peradangan.Status penyakit kronik ini meliputi

HIV-AIDS,

hemoglobinopathies

dan

infeksi

karena

Schistosomiasis, Trichuriasis, dan Ascaris. b. Struktur Hemoglobin

Hemoglobin adalah protein yang membuat darah berwarna merah. hemoglobin terdiri dari empat rantai protein, dua rantai alfa dari 141 asam amino dan dua rantai beta dari 146 asam amino, masing-masing dengan satu cincin heme yang mengandung atom besi. Oksigen mengikat reversibel untuk atom besi ini dan diangkut melalui darah. Setiap rantai protein mirip dengan struktur mioglobin, protein yang digunakan untuk menyimpan oksigen dalam otot dan jaringan lain. Namun, empat rantai hemoglobin

14

memberikan beberapa keuntungan tambahan. Kedua protein globin memiliki struktur tersier dan sekunder yang masing-masing sama memiliki 8 segmen heliks. Juga setiap rantai globin terdiri dari 1 molekul Hemme yang terdiri dari cincin porfirin yang mengandung 4 molekul pirol dihubungkan dengan ligan ion besi yang terikat di pusat. Molekul Hemme ini ditempatkan di antara helix E dan F heliks dari protein globin. Subunit rantai globin hadir dalam dua dimmer dan saling terikat satu sama lain (Widayanti, 2008). Struktur Hemoglobin dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Struktur Hemoglobin

c. Pembentukan Hemoglobin

Sel darah merah atau eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringanjaringan tubuh lewat darah. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen.

15

Warna

merah

sel

darah merah sendiri berasal dari warna

hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf (Nurnia, 2013). Sel darah merah manusia dibuat dalam sumsum tulang. Proses eritropoesis dimulai dari sel induk multipotensial. Dari beberapa

sel

induk

multipotensial

terbentuk

sel-sel

induk

unipotensial yang masing- masing hanya membentuk satu jenis sel misalnya eritrosit. Proses pembentukan eritrosit ini disebut eritropoesis. Sel induk unipotensial akan mulai bermitosis sambil berdiferensiasi menjadi sel eritrosit bila mendapat rangsangan eritropoetin. Selain merangsang proliferasi sel induk unipotensial, eritropoetin juga merangsang mitosis lebih lanjut sel promonoblas, normoblas basofilik dan normoblas polikromatofil. Sel eritrosit termuda yang tidak berinti disebut retikulosit yang kemudian berubah menjadi eritrosit. Dalam proses pembentukan sel darah merah, rangsangan oleh eritropoetin dalam jumlah yang amat kecil saja akan merangsang sel unipotensial yang committed untuk segera membelah diri dan berdiferensiasi menjadi proeritroblas (Besuni, 2013). Ada dua proses yang memegang peranan utama dalam proses pembentukan eritrosit dari sel induk unipotensial yaitu

16

pembentuk deoxyribo

nucleic

acid

(DNA)

dalam

inti

sel

dan pembentuk hemoglobin dalam plasma eritrosit. Pembentuk sitoplasma sel dan hemoglobin terjadi bersamaan dengan proses pembentukan DNA dalam inti sel. Seperti dikemukakan sebelumnya hemoglobin merupakan unsur terpenting dalam plasma eritrosit. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, protoporfuin dan besi. Globin dibentuk sekitar ribosom sedangkan protoporfirin dibentuk sekitar mitokondria. Besi didapat dari transferin. Pada permulaan sel eritrosit berinti terdapat reseptor transferin. Gangguan dalam pengikatan besi untuk membentuk hemoglobin akan mengakibatkan terbentuknya eritrosit dengan sitoplasma yang kecil (mikrositer) dan kurang mengandung hemoglobin di dalamnya (hipokrom). Tidak berhasilnya sitoplasma sel eritrosit berinti mengikat Fe untuk pembentukan hemoglobin dapat disebabkan oleh rendahnya kadar Fe dalam darah. Hal ini dapat disebabkan oleh kurang gizi, gangguan absorbsi Fe (terutama dalam lambung), dan kebutuhan besi yang meningkat (kehamilan, perdarahan dan sebagainya). Penyebab ketidak berhasilan eritrosit berinti untuk mengikat besi dapat juga disebabkan oleh rendahnya kadar transferin dalam darah. Hal ini dapat dimengerti eritrosit

berinti

maupun

retikulosit

karena

sel

hanya memiliki reseptor

transferin bukan reseptor Fe. Perlu kiranya diketahui bahwa yang

17

dapat terikat dengan transferin hanya Fe elemental dan untuk membentuk 1 ml packed red cells diperlukan 1 mg Fe elemental. Gangguan produksi globin hanya terjadi karena kelainan gen (Thalassemia, penyakit HbF, penyakit Hb C, D, E, dan sebagainya). Bila semua unsur yang diperlukan untuk memproduksi eritrosit (eritropoetin, B12 , asam folat, Fe) terdapat dalam jumlah cukup, maka proses pembentukan eritrosit dari pronormoblas s/d normoblas polikromatofil memerlukan waktu 2-4 hari. Seanjutnya proses perubahan retikulosit menjadi eritrosit memakan waktu 2-3 hari. dengan demikian seluruh proses pembentukan eritrosit dari pronormoblas dalam keadaan "normal" memerlukan waktu 5 s/d 9 hari. Bila diberikan obat anti anemik yang cukup pada penderita anemia defisiensi maka dalam waktu 3-6 hari kita telah dapat melihat adanya kenaikan kadar retikulosit; kenaikan kadar retikulosit biasanya dipakai sebagai patokan untuk melihat adanya respon pada terapi anemi. Perlu kiranya diketahui bahwa diperlukan beberapa jenis enzim dalam kadar yang cukup agar eritrosit dapat bertahan dalam bentuk aktif selama 120 hari. Kekurangan enzim-enzim ini akan menyebabkan eritrosit tidak dapat bertahan cukup lama dan menyebabkan umur eritrosit tadi kurang dari 120 hari. Ada dua enzim yang berperan penting yaitu piruvat kinase dan glukose 6-fosfat dehidrokinase (G6PD). Defisiensi kedua ensim tadi disebabkan oleh karena adanya kelainan gen dalam kromosom

18

(Haryanto, 2007). Proses pembentukan hemoglobin dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Proses pembentukan hemoglobin

d. Fungsi Hemoglobin

Fungsi fisiologi utama hemoglobin adalah mengatur pertukaran oksigen tubuh.

dengan

karbondioksida

didalam

jaringan

Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawah

keseluruh tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. Membawa karbindioksida

dari

jaringan-jaringan tubuh

sebagai

hasil

metabolisme ke paru-paru untuk dibuang (Erdina, 2016). secara umum fungsi hemoglobin yaitu :

19

1) Mengikat Oksigen Protein dalam sel darah merah memiliki fungsi sebagai mengikat oksigen yang akan disirkulasikan ke paruparu. Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen ke paruparu keseluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida

dari

seluruh

sel

ke

paru-paru

untuk

dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservior oksigen menerima, menyimpan, dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot, sebanyak kurang lebih 80% tubuh berada di hemoglobin. Fungsi utama dari hemoglobin adalah bergabung dengan oksigen dalam paru dan kemudian melepaskan oksigen ini dalam kapiler jaringan perifer. Sedangkan oksigen merupakan bahan bakar utama dalam setiap proses di setiap organ tubuh. Maka penurunan kadar hemoglobin dalam darah akan mengakibatkan berkurangnya suplai oksigen pada organorgan tubuh, terutama organ-organ vital seperti otak, dan jantung (Widayanti, 2008). Menurut Depkes RI, hemoglobin berfungsi mengatur pertukaran

oksigen

dengan

karbondioksida

didalam

jaringan- jaringan tubuh, mengatur oksigen dari paru-paru kemudian

dibawa ke suluruh jaringan-jaringan tubuh.

20

Sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang (Widayanti, 2008). 2) Pertahanan Tubuh Sirkulasi darah yang terus dipompa oleh jantung dapat mempertahankan tubuh dari serangan virus, bahan kimia, maupun bakteri. Darah tersebut nantinya akan disaring oleh fungsi ginjal dan dikeluarkan melalui urine sebagai hasil toksin dari tubuh. Penurunan kadar hemoglobin yang disebut juga sebagai anemia mempengaruhi viskositas darah. Pada anemia berat viskositas darah dapat mengalami penurunan hingga 1,5 kali viskositas air. Keadaan ini mengurangi tahanan terhadap aliran darah dalam pembuluh darah perifer sehingga menyebabkan peningkatan curah jantung akibat jumlah darah yang mengalir melalui jaringan dan kemudian kembali ke jantung melebihi normal hipoksia yang terjadi juga membuat pembuluh darah perifer akan berdilatasi yang berakibat meningkatnya jumlah darah yang kembali ke jantung serta meningkatkan urah jantung yang lebih tinggi. Jadi, keadaan anemia dapat berefek meningkatkan beban kerja pemompa jantung (Anggi, 2014). 3) Menyuplai nutrisi

21

Selain mengangkut oksigen, darah juga akan menyuplai nutrisi ke jaringan tubuh dan mengangkut zat sebagai hasil dari metabolisme. e. Dampak Dampak dari rendahnya tingkat hemoglobin seseorang adalah semakin memburuknya masalah jantung yang dialami seseorang yang mana gangguan ini ditandai dengan timbulnya rasa nyeri pada dada serta jantung berdebar-debar. Hal ini dikarenakan organ jantung bekerja ekstra keras untuk mengatasi kekurangan oksigen f.

dalam darah. Cara Pengukuran Kadar Hemoglobin Pada metode ini hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida menjadi methemoglobin yang kemudian dengan

ion

sianida

membentuk

bereaksi

sian-methemoglobin

yang

berwarna merah. Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan dengan standar. Karena yang membandingkan alat elektronik, maka hasilnya lebih objektif. Namun, fotometer saat ini masih

cukup

mahal,

sehingga

belum

semua

memilikinya. 1) Prosedur pemeriksaan dengan metode sahli Reagensia : a) HCl 0,1 N b) Aquadest Alat/sarana : a) Pipet hemoglobin

laboratorium

22

b) Alat sahli c) Pipet pastur d) Pengaduk Prosedur kerja : 1) Masukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung Sahli sampai angka 2 Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan desinfektan (alcohol 70%, betadin dan sebagainya), kemudian tusuk dengan lancet atau alat lain 2) Isap dengan pipet hemoglobin sampai melewati batas, bersihkan ujung pipet, kemudian teteskan darah sampai ke tanda batas dengan cara menggeserkan ujung pipet ke kertas saring/kertas tisu. 3) Masukkan pipet yang berisi darah ke dalam tabung hemoglobin, sampai ujung pipet menempel pada dasar tabung, kemudian tiup pelan-pelan. Usahakan agar tidak timbul gelembung udara. Bilas sisa darah yang menempel pada dinding pipet dengan cara menghisap HCl dan meniupnya lagi sebanyak 3-4 kali. 4) Campur sampai rata dan diamkan selama kurang lebih 10 menit. 5) Masukkan ke dalam alat pembanding, encerkan dengan aquadest tetes demi tetes sampai warna larutan (setelah diaduk sampai homogen) sama dengan warna gelas dari alat pembanding. Bila sudah sama, baca kadar hemoglobin pada skala tabung. 2. Persalinan

23

a. Pengertian Persalinan

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yanng muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu. Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi, umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan normal dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Rohani,et al,2011, hal.3)

24

b. Proses Terjadinya Persalinan Sebab yang mendasari terjadinya partus secara teoritis masih merupakan kumpulan teoritis yang kompleks teori yang turut memberikan andil dalam proses terjadinya persalinan antara lain: (1) Teori kerenggangan: otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dimulai. (2) Teori penurunan progesteron: Progesteron menurun menjadikan otot rahim sensitif sehingga menimbulkan his atau kontraksi. (3) Teori oksitosin: Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah sehingga dapat mengakibatkan his. (4) Teori pengaruh prostaglandin: Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. (5) Teori plasenta menjadi tua: dengan bertambahnya usia kehamilan, plasenta menjadi tua dan menyebabkan villi corialis mengalami perubahan sehingga kadar esterogen dan progesteron turun. Hal ini menimbulkan kekejangan pembuluh darah dan menyebabkan kontraksi rahim. (6) Teori distensi rahim: keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang

mengakibatkan

iskemia

otot-otot

uterus

sehingga

mengganggu sirkulasi uteroplasenter. (7) Teori berkurangnya nutrisi: bila nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan (Asrinah,et al, 2010, hal.3)

25

1) Persalinan Kala I Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai membuka dan mendatar. Kala I persalinan

dimulai

sejak

terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif, yaitu Fase Laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam dan Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 sub fase. (a) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm. (b) Periode dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm. (c) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap (Rohani,et al, 2011, hal.3). 2) Persalinan Kala II Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap, tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perineum terlihat menonjol, vulva dan springter ani membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan

26

darah. Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi baru lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi, dan 1 jam pada multi. Pada kala pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingg terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rektum ibu merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus membuka. Dengan adanya his ibu dipimpin untuk mengedan, maka lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Komplikasi yang dapat timbul pada kala II yaitu: eklampsi, kegawatdaryratan janin, tali pusat menumbung, penurunan kepala terhenti, kelelahan ibu, persalinan lama, ruptur uteri, distosia karena kelainan letak, infeksi intra partum, inersia uteri, tanda-tanda lilitan tali pusat (Rukiyah, et. al,2009,hal.6) c. Lamanya Persalinan Lamanya persalinan tentu berlainan bagi primigravida dan multigravida, untuk primigravida kala I: 12,5 jam, Kala II: 80 menit, kala III: 10 menit, kala IV: 14 jam sedangkan multigravida kala I: 7 jam 20 menit, kala II: 30 menit, kala III: 10 menit, kala IV: 8 jam. Pembukaan serviks terbagi 2 fase: fase laten: pada fase ini pembukaan sangat lambat dari 0-3 cm, fase aktif: pada fase aktif pembukaan lebih cepat, fase ini dapat dibagi lagi dalam: fase akselerasi : dari pembukaan 3 cm – 4 cm yang dicapai dalam 2 jam, fase dilatasi maksimal : dari pembukaan 4 cm- 9 cm yang dicapai

27

dalam 2 jam, fase deselerasi : dari pembukaan 9 cm – 10 cm selama 2 jam. (Rukiyah, et. al,2009,hal.5) d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan Adapun

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

persalinan

adalah diantaranya sebagai berikut: 1) Faktor Power, power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan sempurna dan tenaga mengejan. 2) Faktor Passager, yaitu faktor janin, yang meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah, dan posisi janin. 3) Faktor Passage (jalan lahir), dibagi menjadi: (a) Bagian keras: tulang- tulang panggul (rangka panggul), (b) Bagian lunak: otot-otot, jaringan- jaringan dan ligamen-ligamen. 4) 4. Faktor psikologi ibu, keadaan psikologi memengaruhi

ibu

proses persalinan. Dukungan mental berdampak

positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan. 5) 5. Faktor penolong, dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik yang dimiliki penolong, diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam memberikan sehingga 2010, hal.9).

memperlancar

3. Mamaku

asuhan

tidak

terjadi

proses persalinan. (Asrinah,et al,

28

a. Pengertian Mamaku Mamaku adalah minuman herbal yang terdiri dari madu, kurma dan kunyit yang berfungsi untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah khususnya bagi ibu bersalin. b. Kandungan Kandungan Mamaku yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin untuk ibu bersalin yaitu Zat Besi, Vit C, Vit B kompleks dan kurkumunoid. c. Bahan-Bahan Mamaku 1) Madu Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai sumber nektar (Ristiyaningsih dan susane, 2016). a) Kandungan kimia Menurut Ristiyaningsih dan Susane (2016) kandungan kimia madu yaitu vitamin, mineral, asam amino, hormon, antibiotik dan bahan-bahan aromatik. b) Efek farmakologi Efek farmakologi dari madu antara lain sebagai antibakteri, penyembuh luka, antifungal, antivirus, antioksidan dan penyembuh penyakit kardiovaskuler (Ristiyaningsih

dan

Susane, 2016) c) Dosis Dosisi terapi madu yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 100-200 gram sehari, diminum tiga kali sehari, pagi sebanyak 30-60 gram, siang 40-80 gram dan malam 30-60 gram (Rista dan Yuziani, 2014). Menurut penelitian Utami dan Grahati (2017) tujuh kurma dan satu sendok makan madu yang diberikan terhadap 30 orang responden berusia 13-18 tahun di Pondok Pesantren Ali Maksum

Krapyak

Yogyakarta

menunjukkan

adanya

29

peningkatan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian kurma dan madu yang bermakna secara statistik. 2) Kurma Kurma (Phoenix dactylifera L.) adalah komoditi besar dan tanaman yang penting di daerah tandus dan panas seperti Saudi Arabia dan Mesir. Dinegara-negara ini buah kurma biasanya digunakan obat, kosmetik, konsumsi bagi manusia maupun hewan. Sedangkan pohon dan bagian-bagiannya seperti pelepah kurma, biasa digunakan untuk kayu bakar maupun atap rumah. Selain di negara-negara tersebut, kurma juga terkenal indonesia karena citarasanya yang manis, banyak manfaatnya dan tidak perlu repot bila ingin mengkonsumsi (Hariadi dan Widodo, 2018) a) Kandungan kimia Kandungan kimia yang terdapat dalam kurma yaitu Kalium asam salisilat, gula, vitamin A, thiamin, riboflavin, niasin, karatenoid, fosfor, serat pangan, lemak tak jenuh, serta zat besi. b) Manfaat Antidiabetes, antimikroba, antihiperlipidimik, mencegah anemia, rakhitis, ostheomelansia dan memperlancar kehamilan (Jannah dan Puspitaningtyas, 2018) c) Dosis Dosis pemberian esktrak kurma

60-120

mg/Kg

BB

meningkatkakn kadar besi pada tikus normal (Pravitasi, 2009 dalam Zen dkk, 2013). Menurut penelitian Nurul dan Utami (2017) tujuh kurma dan satu sendok makan madu yang diberikan terhadap 30 orang responden berusia 13-18 tahun di Pondok Pesantren Ali Maksum

Krapyak

Yogyakarta

menunjukkan

adanya

30

peningkatan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah pemberian kurma dan madu yang bermakna secara statistik. Menurut penelitian Setiyawan dan Windyastuti (2018) terhadap 15 responden pasien kanker paru di Rumah Sakit Kariadi bahwa pemberian jus buah kurma sebanyak 200 gram/hari dengan dua kali pemberian

(pagi dan sore hari

sebelum makan) pada 250 cc setiap kali minum selama 7 hari, memberikan pengaruh terhadap kadar hemoglobin. 3) Kunyit Kunyit merupakan tanaman tropis yang banyak terdapat dibenua asia yang secara ektensif dipakai sebagai zat pewarna dan pengharum makanan, deskripsi tanaman ini berupa tanaman semak tinggi kurang lebih 70 cm, batang semu, membentuk rimpang, berwarna hijau kekuningan, daun tunggal berbentuk lanset memanjang, warna hijau pucat, helai daun berjumlah 3-8, ujung pangkal runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12 cm, pertulangan menyirip. Bunga majemuk berambut, bersisik, memiliki tangkai 16-40 cm, panjang mahkota 3 cm, lebar 1 cm, berwarna kuning, kelopak silindris, bercangap 3, tipis dan berwarna ungu, akar serabut berwarna coklat muda. Simplisia rimpang berwarna kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecoklatan (mu’nim dan hanani, 2011) a) Kandungan kimia Kurkuminoid yaitu campuran dari kurkumin (diferuloilmetan), monodeksmetokurkumin dan bisdesmetoksinkurkumin.Struktur fenolnya memungkinkan untuk menghilangkan radikal bebas.

31

Minyak atsiri 5,8% terdiri dari a-felandren 1%, sabinen 0,6%, sineol 1%, borneol 0,5%, zingiberen 25%, dan seskuiterpen 53%. Mono- dan seskuiterpen termasuk zingiberen, kurkumen, α- dan β-turmeron. (PERMENKES No 6 Th 2016) b) Indikasi Menurut PERMENKES (2016) Indikasi penggunaan kunyit untuk

mengobati/mengatasi

masalah

kesehatan

yaitu

:

Antidislipidemia, Herbal untuk suportif penyakit jantung dan pembuluh darah, Herbal untuk mengobatai gastritis Herbal untuk hepatoprotekor c) Dosis Dosis harian untuk dewasa dalam bentuk simplisia 3-9 gram sehari, 1,5-3 gram ekstrak sehari atau sediaan yang setara. Bentuk infusa 0.5-1 gram sehari tiga kali, tingtura (1:10) 0,5-1 ml sehari 3 kali (munim dan hanani : 2011). Menurut penelitian Kertia dkk (2011) pemberian dosis 3 x 30

mg

kurkukuminoid

memberikan

peningkatan

kada

hemoglobin secara bermakna. d. Cara Pembuatan Mamaku 1) Bahan dan Alat Bahan yang digunakan membuat minuma Mamaku yaitu 1 sendok makan madu, 7 butir kurma, 16 gram kunyit segar, 160 ml air matang. Alat-alat yang digunakan yaitu pisau stainless, kompor LPG, gelas ukur, sendok, pengaduk dan gelas.

32

2) Pembuatan Mamaku Pertama kupas kunyit, cuci bersih dan potong tipis-tipis. Kemudia pisahkan kurma dengan bijinya,

setalah itu campurkan irisan

kunyit, kurma air matang kemudian blender sampai halus, Panaskan bahan dengan api kecil sambil diaduk sampai mendidih kira-kira 15 menit, lalu tuangkan rebusan kunyit dan kurma tadi pada gelas, selanjutnya tambahkan 1 sendok madu, Minuman mamaku siap disajikan. e. Manfaat Manfaat Mamaku yaitu untuk meningkatkan kadar hemoglobin untuk ibu bersalin. f. Uji Organoleptik Pengujian organoleptik adalah suatu cara penilaian yang menggunakan uji indra manusia. Pengujian organolpetik ini banyak digunakan untuk menilai mutu bahan baku dan produk pangan. Dalam beberapa hal, peneliaan dengan indra bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif. Indra yang digunakan dalam menilai suatu produk adalah penglihatan, perabaam, pembau dan pengecap (Cahyati, 2017).

4. Madu a. Konsep Madu Madu merupakan produk lebah yang lebih dahulu dikenl dan diteliti. Madu terbuat dari nektar yang dikumpulkan lebah madu dari berbagai tumbuhan berbunga. Lebah akan menyimpan nektar di sarangnya dalam bentuk madu sebagai makanan mereka sendiri. Namun, para peternak lebah memanen madu yang berlebihan dan

33

menjualnya. Madu memilika efek antibakteri sehingga banyak dipakai untuk mengobati luka dan mempercepat penyembuhan (Suranto, 2007). Madu adalah cairan manis alami berasal dari nektar tumbuhan yang diproduksi oleh lebah madu. Lebah madu mengumpulkan nektar madu dari bunga mekar,cairan tumbuhan yang mengalir di dedaunan dan kulit pohin, atau kadang-kadang dari embun. Nektar adalah senyawa kompleks yang dihasilkan kelenjar necteriffer dalam bunga, bentuknya berupa cairan, berasa manis alami dengan aroma yang lembut (Suranto, 2007). b. Karakteristik Madu Menurut Suranto (2007) madu mempunyai banyak keunggulan karena karakteristiknya. Sepuluh karakteristik fisis madu adalah sebagai berikut : 1)

Kekentalan (viskositas) Madu

yang

Kekentalannya

baru

diekstrakan

tergantung

dari

berbentuk komposisi

cairan madu,

kental. terutama

kandungan airnya. Bila suhu meningkat, kekentalan madu akan menurun.

34

2)

Kepadatan (densitas) Madu mempunyai ciri khas yaitu kepadatannya akan mengikuti gaya gravitasi sesuai berat jenis. Bagian madu yang kaya akan air (densitasnya rendah) akan berada diatas madu yang lebih padat dan kental.

3)

Sifat Menarik Air (higroskopis) Madu bersifat menyerap air sehingga akan bertambah encer dan akan menyerp kelembapan udara sekitarnya.

4)

Tegangan Permukaan (surface tension) Madu memiliki tegangan permukaan yang rendah sehingga sering digunakan sebagai campuran kosmetik. Tegangan permukaan madu bervariasi tergantung sumber nektarnya dan berhubungan dengan kandungan zat koloid.

5)

Suhu Madu mempunyai sifat lambat menyerap suhu lingkungan, tergantung dari komposisi dan derajat pengkristalannya. Dengan sifat yang mampu mengantarkan panas dan kekentalan yang tinggi menyebabkan madu mudah mengalami overheating (kelebihan panas) sehingga pengadukan dan pemanasan madu haruslah dilakukan secara hati-hati.

6)

Warna Warna madu bervariasi dari transparan hingga tidak berwarna seperti air, dari warna terang hingga hitam. Warna dasar madu

35

adalah kuning kecoklatan seperti gula caramel. Warna madu dipengaruhi oleh sumber nektar, usia madu dan penyimpanan. 7)

Aroma Aroma madu yang khas disebabkan oleh kandungan zat organiknya yang mudah menguap (volatil). Aroma madu bersumber dari zat yang dihasilkan sel kelenjar bunga yang bercampur dalam nektar dan juga karena proses fermentasi dan gula, asam amino dan vitamin selama pematangan madu.

8)

Rasa Rasa madu yang khas ditentukan oleh kandungan asam organik dan karbohidratnya,

juga

dipengaruhi

oleh

sumber

nektarnya.

Kebanyakan madu rasanya manis dan agak asam. 9)

Sifat Mengkristal Madu cenderung mengkristal pada proses penyimpanan di suhu kamar. Banyak orang berfikir bila madu mengkrtistal berarti kwalitas madu buruk atau sudah ditambah gula.

10)

Memutar Optik Madu memiliki kemampuan mengubah sudut putaran cahaya terpolarisasi. Kemampuan ini disebabkan kandungan zat gula yang spesifik dalam madu.

36

c. Komposisi Madu Menurut Suranto (2009) komposisi madu bervariasi : 1)

Gula Komposisi terbesar madu adalah gula fruktosa dan glukosa (8595% dari total gula). Tingginya kandunga gula sederhana dan presentasi fruktosa menciptakan karakteristik nutrisi yang khas untuk madu.

2)

Air Komposisi terbesar kedua setelah gula adalah air. Keberadaan air dalam madu merupakan hal penting terutama pada proses penyimpanan. Hanya madu mengandung kadar air kurang dari 18% yang dapat disimpan tanpa kwatir terjadi fermentasi.

3)

Kalori Madu merupakan salah satu nutrisi alami sumber energi. Satu kilogram madu mengandung 3,280 kalori atau setara dengan 50 buir telur ayam, 5,7 liter susu, 25 buah pisang, 40 buah jeruk, 4 kilogram kentang dan 1,68 kilogram daging.

4)

Enzim Enzim yang terkandung dalam madu adalah invertase, diastase, katalase, oksidase, peroksidase, dan protease. Guna enzim ini adalah memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Enzim diastase berfungsi mengubah zat tepung menjadi dekstrin dan maltosa. Kemampuan enzim mengubah zat tepung ini dipengaruhi

37

oleh

suhu

60-80ºC.

Enzim

katalase

mengubah

hydrogen

peroksidase menimbulkan efek antibakteri. 5)

Hormon Hormon adalah zat kimia yang berfungsi mengatur aktivitas sel atau organ tubuh. Madu mengatur hormon gonadotropin yang berfungsi menstimulasi kelenjar seksual.

6)

Asam amino Madu mengandung asam amino ensensial yang penting untuk tubuh seperti proline, tirosin, fenilalanin, glutamin dan asam aspartat. Namun, kandungan sangat bervariasi dari 0,6 hingga 500 mgdalam 100 gram madu.

7)

Vitamin dan mineral Madu kaya akan vitamin A, vitamin B kompleks (lengkap), vitamin C, D, E dan K. Penelitian di Universitas Florida Departemen Ilmu Makanan dan Nutrisi penting seperti vitamin B6, riboflavin, thiamin dan asam pantotenat. Madu mengandung mineral cukup lemgkap namun bervariasi antara 0,01% - 0,64%, D. Jarvis meneliti kandungan mineral madu dan memastikan dari 100% sampel terdapat zat besi, kalium, kalsium, magnesium, tembaga, mangan, natrium, dan fosfor. Zat lainnya adalah brium, seng, sulfur, klorin, yodium, zirconium, gollium, vanadium, colbalt dan molybdenum. Sebagian kecil madu ada yang mengandung bismuth, germanium, lithium dan emas.

38

d. Penyimpanan Madu Proses penyimpanan akan mempengaruhi kwalitas madu. Untuk mempertahankan

kwalitasnya, madu harus disimpan dalam

wadah kaca (lebih dipilih yang warna gelap), keramik, porselin, kayu tertentu, atau stainles stel. Pemggunakan wadah besi, tembaga, timah, atau campuran logam harus dihindari karena dapat bereaksi dengan gula dan asam organik madu serta menghasilkan zat beracun. Suhu yang ideal untuk menyimpan madu adalah sekitar 20ºC dengan kelembaban kurang dari 65%. Penyimpanan di ats suhu 25ºC akan menurunkan kwalitas yang disebabkan perubahan enzim dan kimiawi madu. (Yani dkk, 2008) e. Cara membedakan madu murni dengan madu palsu: 1) Dibakar di atas sendok. Taruhlah madu pada sebuah sendok logam. Bakar bagian bawah sendok dengan api/lilin. Madu yang asli akan mendidih hingga busanya tumpah dari sendok, sedangkan yang palsu, meskipun mendidih namun busa tak sampai tumpah. 2) Dengan kertas koran. Teteskan madu pada kertas tipis/koran. Madu yang asli tidak akan membuat kertas basah/robek. Sedangkan madu palsu akan terserap ke dalam kertas, karena kandungan airnya yang lebih tinggi.

39

3) Menggunakan korek api. Masukkan batang korek api ke dalam madu beberapa saat. Ambil dan pantikkan/gesekkan agar menyala. Bila madu asli, korek akan tetap bisa menyala, dan sebaliknya. 4) Dengan segelas air. Teteskan setetes madu ke dalam segelas air. Madu asli akan langsung jatuh ke dasar gelas dan tetap terlihat berkumpul/tidak larut dengan air. 5) Dimasukkan dalam freezer. Masukkan madu ke dalam freezer/lemari es. Madu asli tidak akan membeku. 6) Dicampur kuning telur. Campur dan aduk madu dengan kuning telur bebek. Bila madu asli, telur akan berubah warna dan terlihat seperti setengah matang. e. Pemanfaatan Madu Di Bidang Kesehatan Menurut Suranto (2009) dalam dunia kesehatan, pemanfaatan madu bukanlah hal yang asing. Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan jika anda mengkonsumsi madu untuk tujuan pengobatan, yakni perhatikan dosisi dan efek sampingnya.

40

f. Dosis Dosis madu dianjurkan untuk orang dewasa adalah 100-200 gram sehari, diminum tiga kali sehari, pagi sebanyak 30-60 gram, siang 40-80 gram, dan malam 30-60 gram. Disarankan satu jam setengah atau dua jam sebelum makan atau tiga jam sesudah makan. Untuk anak-anak, dosis madu adalah 30 gram sehari. Madu sebaiknya diminum dengan campuran air agar lebih mudah dicerna dan mencapai peredaran darah, ke jaringan, dan sel tubuh g. Efek Samping American Journal of Clinical Nutrition tahun 1995 melaporkan konsumsi madu pada orang normal dapat menimbulkan diare atau gangguan perut. Hal ini mungkin disebabkan kandungan fruktosa madu cukup tinggi. Kadar glukosa madu termasuk yang tertinggi sekelompok buah apel dan pir (Dotinga, 2004). Tingginya fruktosa madu pada beberapa orang dapat menyebabkan gangguan penyerapan yang disebut malarbsorpsi fruktosa. Hal ini cukup merepotkan bagi orang-orang yang sebelumnya punya pencernaan yang sensitif. Namun hal tersebut justru menguntungkan untuk orang yang punya keluhan susah buang air besar (Ladas, 1995). h. Mengandung Antibiotika Efek antibakteri madu pertama kali dikenal tahun 1892 oleh van Ketel. Awalnya, efek antibakteri ini diduga karena kandungan gula madu yang tinggi, yang disebut efek osmotik. Namun, penelitian lebih lanjut

41

menunjukkan adanya zat inhibine yang pada akhirnya diidentifikasi sebagai hidrogen peroksida yang berfungsi sebagi antibakteri (Suranto, 2007). i. Efek Madu 1) Efek Osmotik Madu terdiri dari campuran 84% gula dengan kadar air sekitar 1520% sehingga sangat tinggi kadar gulanya. Sedikitnya kandungan air dan interaksi air dengan gula tersebut akan membuat bakteri tidak dapat hidup. Tidak ada bakteri yang mampu hidup pada kadar air kurang dari 17%. Berdasarkan efek osmotik ini, seharusnya madu yang diencerkan hingga kadar gulanya menurun akan mengurangi efek antibakteri, namun, kenyataannya, ketika madu dioleskan pada permukaan luka yang basah dan tercampur dengan cairan luka, efek antibakterinya tidak hilang. Madu tetap dapat mematikan bakteri meskipun

diencerkan

hingga

7-14

kali.

Dengan

demikian,

disimpulkan ada faktor lain yang menunjang efek antibiotika madu (Suranto, 2009). 2) Aktivitas Hidrogen Peroksida Madu juga mengandung zat lain yang dapat membunuh bakteri yaitu hidrogen peroksida. Kelenjar hipofaring lebah madu mensekresikan enzim glukosa oksidase yang akan bereaksi dengan glukosa bila ada air dan memproduksi hidrogen peroksida. Reaksi kimiawi ini berlangsung sesaat, tetapi dalam jumlah kecil terus terbentuk hingga

42

madu matang. Bila madu bereaksi kembali dengan air maka produksi hidrogen peroksida akan meningkat lagi. Konsentrasi hidrogen peroksida pada madu sekitar 1 mmol/l, 1000 kali lebih kecil jumlahnya daripada larutan hidrogen peroksida 3% yang biasa dipakai sebagai antiseptik. Meski konsentrasinya lebih kecil, efektivitasnya tetap baik sebagai pembunuh kuman. Efek samping hidrogen peroksida seperti merusak jaringan akan diatasi madu dengan zat antioksidan dan enzim-enzim lainnya (Suranto, 2007) 3) Sifat Asam Madu Ciri khas madu lainnya adalah bersifat asam dengan pH antara 3,24,5, cukup rendah untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang berkembang biak rata-rata pada pH 7,2-7,4 (Suranto, 2007). 4) Faktor Fitokimia Pada beberapa jenis madu juga ditemukan zat antibiotik. Zat tersebut disebut faktor non-peroksida. Madu selama ini telah memiliki faktor tersebut adalah madu manuka (Leptospermum scoparium) berasal dari Selandia Baru. Di Australia, madu dari spesies Leptospermum yang lain, jellybush, juga ditenggarai memiliki zat non-peoksida ini (Suranto, 2007). 5) Aktifitas Fagositosis dan Meningkatkan Limfoit Fagositosis adalah mekanisme membunuh kuman oleh sel yang disebut fagosit, sedangkan limfosit adalah sel darah putih yang terbesar perannya dalam mengusir kuman. Penelitian terbaru

43

memperlihatkan madu dapat meningkatkan pembelahan sel limfosit, artinya turut memperbanyak pasukan sel darah putih tubuh. Selain itu, madu juga meningkatkan produksi sel monosit yang dapat mengeluarkan sitokin, TNF-alfa, interleukin 1, dan interleukin 6 yang mengaktifkan respon daya tahan tubuh terhadap infeksi. Kandungan glukosa dan keasaman madu juga secara sinergis ikut membantu sel fagosit dalam menghancurkan bakteri (Suranto, 2007). Beberapa hal yang membuat efek antibakteri madu berbedabeda adalah kandungan hidrogen peroksida dan non-peroksida, seperti vitamin C, ion logam, enzim katalase, dan juga ketahanan madu terhadap suhu dan sensitifitas enzimnya terhadap cahaya. Pada dasarnya, semua madu asli mempunyai sifat antibakteri karena kadar gulanya yang tinggi. Beberapa ahli berpendapat, efek antibakteri madu secara umum memang akan berkurang bila madu bercampur atau diencerkan. Efek madu sebagai antibakteri terbaik diperoleh dari penggunaan topikal (dioleskan) (Suranto, 2007) 5. Kunyit (Curcuma domestica Val)

a. Pengertian Kunyit merupakan salah satu jenis tanaman obat yang banyak memiliki manfaat dan banyak ditemukan diwilayah Indonesia. Kunyit merupakan jenis rumput – rumputan, tingginya sekitar 1 meter dan bunganya muncul dari puncuk batang semu dengan panjang sekitar 10

44

– 15 cm dan berwarna putih. Umbi akarnya berwarna kuning tua, berbau wangi aromatis dan rasanya sedikit manis. Bagian utamanya dari tanaman kunyit adalah rimpangnya yang berada didalam tanah. Rimpangnya memiliki banyak cabang dan tumbuh menjalar, rimpang induk biasanya berbentuk elips dengan kulit luarnya berwarna jingga kekuning – kuningan (Hartati & Balittro., 2013). b. Taksonomi Dalam

taksonomi

tumbuhan,

kunyit

dikelompokkan

berikut (Winarto, 2004) : Kingdom Divisi

: Plantae : Spermatophyta

Sub-divisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledonae

Ordo

: Zingiberales

Family

: Zingiberaceae

Genus

: Curcuma

Spesies

: Curcuma domestica Val

Gambar 1. Tanaman Kunyit(Curcuma domestica Val)

sebagai

45

c. Morfologi 1) Batang Kunyit memiliki batang semu yang tersusun dari kelopak atau pelepah daun yang saling menutupi. Batang kunyit bersifat basah karena mampu menyimpan air dengan baik, berbentuk bulat dan berwarna hijau keunguan. Tinggi batang kunyit mencapai 0,75 – 1m (Winarto, 2004). 2) Daun Daun kunyit tersusun dari pelepah daun, gagang daun dan helai daun. Panjang helai daun antara 31 – 83 cm. lebar daun antara 10 – 18 cm. daun kunyit berbentuk bulat telur memanjang dengan permukaan agak kasar. Pertulangan daun rata dan ujung meruncing atau melengkung menyerupai ekor. Permukaan daun berwarna hijau muda. Satu tanaman mempunyai 6 – 10 daun (Winarto, 2004). 3) Bunga Bunga kunyit berbentuk kerucut runcing berwarna putih atau kuning muda dengan pangkal berwarna putih. Setiap bunga mempunyai tiga lembar kelopak bunga, tig lembar tajuk bunga dan empat helai benang sari. Salah satu dari keempat benang sari itu berfungsi sebagai alat pembiakan. Sementara itu, ketiga benang sari lainnya berubah bentuk menjadi heli mahkota bunga (Winarto, 2004).

46

4) Rimpang Rimpang

kunyit

bercabang-cabang

sehingga

membentuk rimpun. Rimpang berbentuk bulat panjang dan membentuk cabang rimpang berupa batang yang berada didalam tanah. Rimpang kunyit terdiri dari rimpang induk atau umbi kunyit dan tunas atau cabang rimpang. Rimpang utama ini biasanya ditumbuhi tunas yang tumbuh kearah samping, mendatar, atau melengkung. Tunas berbuku-buku pendek, lurus atau melengkung. Jumlah tunas umunya banyak. Tinggi anakan mencapai 10,85 cm (Winarto, 2004). Warna kulit rimpang jingga kecoklatan atau berwarna terang agak kuning kehitaman. Warna daging rimpangnya jingga kekuningan dilengkapi dengan bau khas yang rasanya agak pahit dan pedas. Rimpang cabang tanaman kunyit akan berkembang secara terus menerus membentuk cabang-cabang baru dan batang semu, sehingga berbentuk sebuah rumpun. Lebar rumpun mencapai 24,10 cm. panjang rimpang bias mencapai 22,5 cm. tebal rimpang yang tua 4,06 cm dan rimpang muda 1,61 cm. rimpang kunyit yang sudah besar dan tua merupakan bagian yang dominan sebagai obat (Winarto, 2004). 5) Kandungan senyawa kimia Senyawa kimia utama yang terkandung dalam kunyit adalah kurkuminoid atau zat warna, yakni sebanyak 2,5-

47

6%. Pigmen kurkumin inilah yang memberi warna kuning orange pada rimpang (Winarto, 2004). Salah satu fraksi yang terdapat dalam kurkuminoid adalah kurkumin. Komponen kimia yang terdapat didalam rimpang kunyit diantaranya minyak atsiri, pati, zat pahit, resin, selulosa dan beberapa mineral. Kandungan minyak atsiri kunyit sekitar 3-5%. Disamping itu, kunyit juga mengandung zat

warna

lain,

seperti

monodesmetoksikurkumin

dan

biodesmetoksikurkumin, setiap rimpang segar kunyit mengandung ketiga senyawa ini sebesar 0,8% (Winarto, 2004). d. Khasiat dan Manfaat Kunyit Kunyit memiliki efek farmakologis seperti, melancarkan darah dan vital energi, menghilangkan sumbatan peluruh haid, antiradang (anti–inflamasi), mempermudah persalinan, antibakteri, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum), peluruh kentut (carminative)dan pelembab (astringent) (Said, 2007). Kunyit mempunyai khasiat sebagai jamu dan obat tradisional untuk berbagai jenis penyakit, senyawa yang terkandung dalam kunyit (kurkumin dan minyak atsiri) mempunyai peranan sebagai antioksidan, antitumor dan antikanker, antipikun, menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah dan hati, antimikroba, antiseptic dan antiinflamasi(Hartati & Balittro, 2013). Kunyit mengandung curcumin yang dapat mempercepat penyembuhan luka. Curcumin dapat meningkatkan re – epitelialisasi,

48

menekan radang, meningkatkan densitas kolagen jaringan serta meningkatkan proliferasi dari fibroblast (Partomuan, 2009). Sifat kunyit yang dapat menyembuhkan luka sudah dilaporkan sejak tahun 1953. Hasil penelitian menunjukkan, dengan kunyit laju penyembuhan luka meningkat 23,3% pada kelinci dan 24,4% pada tikus (Ide, 2011). Pemberian kurkumin secara oral juga efektif dapat mengurangi inflamasi pada binatang percobaan. Oleh karena itu kunyit sering digunakan sebagai antiseptic, obat luka dan obat berbagai jenis infeksi serta penyakit kulit lainnya (Hartati & Balittro, 2013). 6. Kurma Buah kurma merupakan jenis tanaman palem yang buahnya dimakan karena rasanya yang manis. Buah kurma berbentuk lonjong dengan ukuran 2-7,5 cm dengan warna yang bermacam-macam antara coklat gelap, kemerahan, kuning muda dan berbiji. Pohon kurma memiliki tinggi sekitar 15-25 meter dan daun menyirip dengan panjang 3-5 meter. Ada beberapa jenis kurma yang paling digemari di Indonesia yaitu, kurma Lulu, kurma Mesir, kurma Madinah, Tunis dan Iran. Sedangkan yang paling mahal adalah kurma nabi dan sokari. Kurma adalah buah yang paling banyak mengandung gula alami diantara semua jenis buah-buahan (Rostita, 2009 ; Ide, 2011).

49

a. Klasifikasi Ilmiah: Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan Biji) Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)

Kelas

: Liliopsida (Berkeping Satu/Monokotil)

Subkelas

: Arecidae

Ordo

: Arecales

Famili

: Arecaceae (Suku Palem)

Genus

: Phoenix

Spesies

: Phoenix dactylifera L.

Gambar . Buah Kurma b. Kandungan Buah Kurma Buah kurma banyak digemari karena mengandung banyak manfaat untuk kesehatan yang dipengaruhi oleh banyaknya kandungan gizi di dalamnya. Berikut adalah kandungan nutrisi buah kurma secara lengkap (Rostita, 2009):

50

Tabel 2. Kandungan Buah Kurma Nutrisi Air Energi Protein Lemak total Karbohidrat Serat diet total Abu

Unit G Kcal G G G G G

Nilai per 100 gram 22,5 275 1,97 0,45 73,51 7,5 1,58

Vitamin vitamin C, asam askorbik total Thiamin Riboflavin Niasin Asam pantotenik Vitamin B-6 Folat total Asam folik Vitamin B-12 Vitamin A, IU Vitamin A, RE Vitamin E

Unit mg mg mg mg mg mg mcg mcg mcg IU mcg_RE mg_ATE

Nilai per 100 gram 0 0,09 0,1 2,2 0,78 0,192 13 0 0 50 5 0,1

Asam amino

Unit

Nilai per 100 gram

Tryptophan

G

0,05

Threonine

G

0,052

Isoleucine

G

0,047

Leucine

G

0,088

Lysine

G

0,06

Methionine

G

0,022

Cystine

G

0,045

Phenylalanine

G

0,056

Tyrosine

G

0,03

Valine

G

0,066

Arginine

G

0,066

Histidine

G

0,03

Alanine

G

0,1

Asam aspartik

G

0,126

Asam glutamik

G

0,213

51

Asam amino

Unit

Nilai per 100 gram

Glisin

G

0,095

Prolin

G

0,106

Serine Asam lemak jenuh total Asam lemak tak jenuh total

G G G G mg

0,066 0,191 0,149 0,031

Asam lemak total polyunsaturated Kolesterol

0

c. Manfaat buah kurma untuk kesehatan Kurma mempunyai banyak kandungan nutrisi didalamnya sehingga

juga mempunyai

banyak manfaat

untuk kesehatan,

diantaranya adalah: meningkatkan jumlah trombosit, mencegah pembekuan darah, mencegah stroke dan serangan jantung, mencegah perdarahan rahim, otak encer selama berpuasa, menambah tenaga, menghambat proses penuaan, mencegah sembelit dan melancarkan buang air besar, menurunkan kolesterol dalam darah, baik untuk sistem syaraf, meningkatkan stamina, mengatasi kegemukan, menjaga kesehatan mata dan menjaga kesehatan tulang (Satuhu, 2000 ; Rostita, 2009).

52

B. Kerangka Teori

Ekstrak Kurma (Phoenix dactylifera L) 1. flavonoid 2. Energi (karbohidrat, protein,

Mamaku (madu kurma kunyit)

lemak, glukosa, fruktosa) 3. Mineral (zat besi, kalsium, magnesium, fosfor) 4. Vitamin (A, B1, B6, B12, C, E, folat )

Komposisi Madu

Kadar Hemoglobin ibu bersalin

1. Gula 2. Air 3. Kalori 4. Enzim 5. Hormon 6. Asam amino

Bagan 2.1. Kerangka Konsep

53

C. Kerangka Konsep

Mamaku (madu, kurma, kunyit)

Kadar Hemoglobin ibu bersalin

Bagan 2.2. kerangka Konsep D. Variabel 1. Variabel bebas (Independen): Adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel bebas dalam penelitian mamaku (Madu, Kurma, Kunyit). 2. Variabel terikat (Dependen): Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel Terikat dalam penelitian Kadar Hemoglobin ibu bersalin

E. Hipotesis Ha : Ada Pengaruh Pemberian Mamaku (Madu Kurma Kunyit) Terhadap Kadar Hb Pada Ibu Bersalin Puskesmas Talang Kabupaten Tegal Ho : Tidak ada Pengaruh Pemberian Mamaku (Madu Kurma Kunyit) Terhadap Kadar Hb Pada Ibu Bersalin Puskesmas Talang Kabupaten Tegal

More Documents from "Kusuma Arya"

Bab Iii.docx
December 2019 14
Jurnal Desminore.docx
December 2019 15
Bab-2-pola-makan-dm.docx
April 2020 17
Bab_ii_madu_jadi.doc
December 2019 8