BAB I V ANALISA DAN KONSEP PERANCANGAN 4.1.
Tinjauan Terhadap Sulawesi Utara Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi di bagian timur Indonesia. Ibu kota
terletak Manado, Kecamatan Mapanget.
Sulawes i Utara
Gambar 4.1 : Peta Kedudukan Provinsi Sulawesi Utara di Indonesia (Sumber: maplandia.com, 20012) 4.1.1 Kondisi Geografis Sulawesi utara pada koordinat 3º 40' LS - 3º 0' LU 123º 50' - 129º 50' BT. Luas total wilayah mencapai 140.255,32 km². Sebagian besar merupakan wilayah perairan laut, yaitu seluas 106.977,32 km² (76,27%). sisanya seluas 33.278 km² (23,73%) adalah daratan.
Kota
Manado
terdiri
11
kecamatan,
88
kelurahan,.:
(Sumber:
wikipedia.Manado.com).
4.1.2 Tinjauan Umum Kota Manado Gambaran Umum Kota Manado berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi, yang dikeluarkan oleh Badan perencanaan pembangunan daerah (Bappeda) Propinsi Sulawesi Utara, adalah sebagai berikut. 4.1.3 Wilayah Administrasi Wilayah Kota Manado dan wilayah pengembangannya berada di wilayah yang strategis di Propinsi Sulawesi Utara yaitu di Pulau Bunaken. Keberadaannya yang
86
berhadapan langsung dengan Kota Manado yang berjarak sekitar 9 mil. Selain itu, wilayah Kota Manado juga mudah diakses dari bagian utara, timur, maupun selatan. Posisi Kota Manado dalam konstelasi geografis Propinsi Sulawesi Utara ini terletak pada posisi yang strategis, Pulau Bunaken termasuk dalam wilayah Kota Manado Kepulauan. Kota manado secara administrasi terletak di wilayah Kota dan termasuk di dalam wilayah Kecamatan Manado. Sedangkan wilayah pengembangannya secara administrasi terletak di wilayah Pusat Kota dan termasuk di dalam wilayah Kecamatan Mapanget. Wilayah perencanaan Kota Manado sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Utara dan wilayah pengembangannya meliputi wilayah Desa Kusu, Desa Garojo, Desa Somahode, Desa Ampera, Desa Akekolano, Desa Oba, Desa Bukit Durian, Kelurahan Sofifi, Desa Balbar, Desa Galala, Kelurahan Guraping, Desa Kaiyasa, Desa Toniku, Desa Rioribati, Desa Tabadamai, Desa Braha, Desa Tewe hingga Desa Dodinga. Adapun batasbatas wilayah perencanaan Kota Sofifi sebagai ibukota propinsi dan wilayah pengembangannya, sebagai berikut: A B C D
Sebelah utara Sebelah timur Sebelah selatan Sebelah barat
: Kecamatan Malalayang : Kecamatan Paal 2 : Kecamatan Mapanget : Kecamatan Bunaken Kepulauan
Gambar 4.2 Peta Wilayah Administrasi Sumber : Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) manado
4.1.4 Topografi
87
Wilayah Kota Manado dan wilayah pengembangannya terletak pada ketinggian 2.5040.00m dpl, namun sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian 2.5022.50m dpl. Wilayah dengan ketinggian 40.00 m dpl terletak pada kawasan timur Kecamatan Paal 2. Berdasarkan kondisi kelerengan lahan, Kota Manado memiliki wilayah yang sebagaian besar (54% atau seluas 20.304 Ha) terdiri dari lahan dengan kelerengan 015%. Wilayah tersebut sebagian besar merupakan hamparan yang terbentang dari perbatasan Bukit Gosale ke arah pantai. Hanya 26% (9.776 Ha) dari total luas wilayah Kota Manado yang memiliki kelerengan lebih dari 40%.
Tabel 4.1 Kelerengan Lahan Wilayah Kota Manado
Kelerengan Lebih dari 40% 1540% 415% 04% Total
Luas Ha
%
9.776 7.520 5.264 15.040 37.600
26 20 14 40 100
Sumber : Data Topografi Kota Sofifi
Ketinggian tempat dari permukaan laut di lokasi studi berkisar antara 2,07,0 m dari permukaan laut pada wilayah datar, sedangkan pada wilayah perbukitan ketinggian tempat mencapai 140 m dari permukaan laut. Wilayah Kota Manado sebagian besar memiliki kelerengan antara 04 %. Wilayah dengan kelerangan ini seluas 37.600 Ha atau 40 %. Sedangkan wilayah Kota Manado yang memiliki kelerengan 415% seluas 14 % atau seluas 5.264 Ha, luas wilayah dengan kelerengan 1540 % adalah 20 % atau sebesar 7.520 % dan kelerengan lebih dari 40 % sebesar 25 % atau sebesar 9.776 Ha. Dengan demikian maka sebagian besar atau 54 % wilayah Kota manado yaitu seluas 20.304 Ha terdiri dari lahan dengan kelerengan 015 % atau termasuk landai. Dari kondisi topografi tersebut hamparan datar tidak semuanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya perkotaan, lahan efektif yang dapat dipergunakan diperoleh dengan memperhitungkan kelerengan lahan, kedalaman efektif tanah, sempadan pantai dan danau/laguna. 88
Gambar 4.3 Peta Topografi Sumber : Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Manado
4.1.5 Rencana Jumlah Penduduk Perkiraan jumlah penduduk Kota Manado dan wilayah pengembangannya selama 20 tahun mendatang menggunakan metode perhitungan dengan tingkat kesalahan yang paling kecil. Dari hasil analisis diketahui bahwa metode eksponensial penduduk sangat mendekati dengan trend perkembangan jumlah penduduk yang ada, sehingga perhitungan jumlah proyeksi dan kepadatanpenduduk di Kota Manado dan wilayah pengembangannya ditetapkan menggunakan metode ini. Hasil proyeksi jumlah penduduk Kota Manado sampai dengan tahun 2029. Tabel 4.2 Rencana Jumlah Penduduk Kota Manado dan Wilayah Pengembangannya Tahun 2009/2029
Sumber : Hasil Rencana Tahun 2009
89
Gambar 4.4 Rencana Perkembangan Penduduk Kota Manado dan Wilayah Pengembangannya (Skala Kota dan BWK) Tahun 2009 2029
4.2 Rencana Tata Ruang Manado Berdasarkan rencana pengembangan Kota Manado seperti yang terdapat dalam Rencana Detail Tata Ruang Sofifi, lahan yang akan dikembangkan adalah seluas 20.304 Ha dan merupakan wilayah hamparan datar dan landai dengan ketinggian 0-15%. Dalam konteks wilayah yang lebih luas, sejalan yang lebih luas, sejalan dengan arahan pengembangan tata ruang Propinsi Sulawesi Utara, pola pemanfaatan ruang yang akan dikembangkan di Kota Manado secara umum merupakan kawasan budidaya permukiman – perkotaan. Penjabaran RTRW Kota Manado secara garis besar terdiri dari dua pola pemanfaatan ruang sebagai berikut: A. Kawasan Terbangun Kawasan ini mewadahi berbagai kegiatan fungsional kota: perumahan beserta sarana pendukungnya, perdagangan dan jasa, pemerintahan, industri, pendidikan, serta jaringan prasarana perkotaan. B. Kawasan Terbuka Hijau Kawasan ini mewadahi kegiatan yang intensitas pemanfaatan ruangnya sangat rendah (ruang terbuka hijau kota) atau bersifat bukan perkotaan (pertanian). Kawasan ini mencakup kawasan hijau pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau olah raga, kawasan hijau pemakaman, kawasan hijau pertanian, kawasan hijau jalur hijau dan kawasan hijau pekarangan. pemerintahan dan bangunan umum, perumahan, perdagangan dan jasa, industri, dan pelabuhan. Selengkapnya arahan pemanfaatan ruang kawasan terbangun di wilayah Kota Manado dapat dilihat pada Peta berikut.
90
Gambar 4.5 Bwk Kota Manado Sumber: Dirjen CK, Dep. PU Sulut
Rencana Pembagian wilayah kota Manado yang sesuai dengan fungsi perencanaan meliputi Bagian Wilayah Kota (BWK) II, yaitu sebagai berikut. BWK II 1. Kawasan Perdagangan dan jasa Fungsi utama: Perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan subregional/kota. Pola pengembangan: linier sepanjang jalan arteri primer, sebagai bagian dari Pusat Kota (Central Bussines District - CBD). Jenis pemanfaatan yang diperbolehkan: Pusat perbelanjaan, pertokoan, pasar, jasa perkantoran, jasa perhotelan, jasa profesional, jasa hiburan, bangunan multifungsi, rumah toko, bangunan umum, ruang terbuka hijau/ taman kota. 2. Kawasan Pemerintahan dan bangunan umum Fungsi utama: Pemerintahan dengan skala pelayanan Propinsi. Pola pengembangan: memusat dalm dalam kompleks/pusat pemerintahan sebagian dari Pusat Kota.
91
Jenis pemanfaatan yang diperbolehkan: Perumahan, rumah susun, sarana perumahan (perbelanjaan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, taman dan lapangan olah raga), rumah toko. 3. Kawasan Perumahan Fungsi utama: Perumahan dengan kepadatan tinggi. Pola
pengembangan:
Intensifikasi
pemanfaatan
ruang
dengan
pembangunan vertical dan peremajaan lingkungan perumahan. Jenis pemanfaatan yang diperbolehkan: Perumahan, rumah susun, sarana perumahan (perbelanjaan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, taman dan lapangan olah raga), rumah toko. 4. Kawasan Pelabuhan Fungsi utama: pelabuhan penumpang dengan skala pelayanan subregional. Pola pengembangan: memusat dalam kawasan pelabuhan. Jenis pemanfaatan ruang: dermaga, tempat parkir, pergudangan, kantor administrasi pelabuhan, terminal, pertokoan, sarana kesehatan, ruang terbuka hijau (taman). 5. Kawasan Pusat Bagian Wilayah Kota Fungsi utama: Pusat pelayanan kegiatan perkotaan dengan skala lokal/ bagian wilayah kota. Pola pengembangan: pemusatan kegiatan pada lokasi strategis di tiap BWK dengan mempertimbangkan kegiatan yang sudah ada. Jenis
pemanfaatan
ruang:
Pemerintahan
kecamatan,
sarana
perbelanjaan, sarana kesehatan, sarana pendidikan (SMU), terminal tipe B, taman dan lapangan olah raga.
4.3 Analisa status pelaku
92
Dalam perancangan showroom alt berat ini, status pelaku dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Pengelola, merupakan penyelenggara yang ditugaskan oleh pemilik untuk mengatur jalannya sistem pengoperasian objek dalam hal fisik dan non fisik. 2. Pengunjung, merupakan pengguna objek yang menggunakan jasa pada objek ini untuk melihat, mengenal, mengadakan pemilihan produk yang ditawarkan serta mengadakan transaksi sekaligus menikmati kenyamanan yang dihadirkan dalam objek. 4.3.1.Analisa hubungan pelaku dan aktivitas Dari analisa status pelaku diatas, maka dapat diuraikan mengenai aktivitas dari masing-masing pelaku, yaitu sebagai berikut. Table 4.2. Alur Kegiatan Pelaku Dan Kebutuhan Ruang PENGELOLA Pimpinan
KEGIATAN
KEBUTUHAN RUANG
Mengetik Menelpon
Ruanag derektur
Mengambil dokumen Membaca Sholat Menonton TV Menemui tamu Wakil
pimpinan
Buang air kecil atau Mengetik Menelpon
Ruang wakil derektur
Mengambil dokumen Membaca Sholat Menonton TV Menemui tamu Buang air kecil atau
93
Menejer dan
Mengetik
Rg. Bagian HRD
sekertaris
Menelpon
Rg. Bagian pemasaran
Mengambil dokumen
Rg.Bagain keuangan
Membaca Sholat Menonton TV
Menemui tamu Pimpinan
staf
Buang air kecil atau air besar Berbicara
Rg. Staf pemasaran
Membuat laporan
Rg. Staf penjualan
Menemui tamu
Rg. Staf adminstrasi
Menelpon
Rg. Staf perpajakan
Membaca
Rg. Staf adminstrasi piutang
Sholat
Rg. Staf pengkreditan
Menonton TV
Rg. Staf keamanan/ security
Buang air kecil atau air besar
Rg. Staf promosi Rg. Staf cleaning service
PENGGUNA Pameran alat berat.
KEGIATAN Berkeliling
KEBUTUHAN RUANG Rg pamer alat berat
Berbincang
Rg Resepsion
Melihat-lihat barang yang dipamerkan. Berdiri Membutuhkan Informasi Memperkenalkan produk pada konsumen Memperkenalkan produk tentang alat berat Mengadakan negosiasi dengan konsumen
94
Toko
Berbincang
Rg pemeliharaan
accessories/suku
Bertransaksi
Rg Lavatory pria
cadang alat berat
Melihat-lihat
Rg Lavatory wanita
Membeli
Restaurant
Duduk
Rg Pantry
Makan
Rg Lavatory pria
Minum
Rg Lavatory wanita
Berbincang
Kafetaria
Telpon Duduk
Rg Pantry
Makan
Rg Lavatory pria
Minum
Rg Lavatory wanita
Berbincang Bernyanyi
faslitas servis
Bengkel alat berat Gudang Lavatory
PElAKU Pengunjung Atau
Pembeli
KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG Melihat Pameran alat Area Parkir berat dan berbelanja
Pedestrian
Sholat
Enterance
Makan dan Minum
Musollah
Buang hajat
Restaurant
Pulang
Toilet
4.3.2 Analisa kebutuhan ruang Berdasarkan analisa pelaku dan aktivitas yang terjadi pada showroom alat berat, sebagaimana yang diuraikan diatas, serta mengacu pada studi komparasi dan hasil survey 95
yang dilakukan dari objek sejenis sebagai pembanding untuk objek rancangan, maka diperoleh ruang-ruang yang akan diterapkan pada showroom alat berat. Adapun ruangruang tersebut serta pengelompokannya secara garis besar, dapat diuraikan sebagai berikut. a. Fasilitas pengelola 1. Ruang pimpinan 2. Ruang wakil pimpinan 3. Ruang Karyawan (manager dan sekretaris) a) Bagian HRD b) Bagian pemasaran c) Bagain keuangan 4. Ruang staff (kepala seksi dan sekretaris) a) Staff pemasaran b) Staff penjualan c) Staff administrasi d) Staff administrasi piutang e) Staff pengkreditan f)
Staff keamanan/security
g) Staff promosi h)
Staff perbengkelan/mekanik
i)
Staff cleaning service
5. Ruang meeting 6. Hall/lobby karyawan 7. Lokers karyawan b. Fasilitas penerima 1. Hall/lobby utama c. Fasilitas utama 1. Ruang pamer alat berat d. Fasilitas penunjang utama 1. Toko accessories dan suku cadang alat berat 2. Ruang pemeliharaan.
96
e. Fasilitas penunjang umum 1. Restaurant 2. Cafetaria/mini bar f.
Fasilitas service 1. Toilet 2. Pantry 3. Ruang kontrol mekanikal elektrikal (ME) 4. Gudang 6. Bengkel alat berat 7. Mushollah 8. ATM 9. Pos jaga
4.3.3 Analisa besaran ruang Dari analisa kebutuhan dan pengelompokan ruang diatas, maka besaran dari masing-masing ruang dapat diuraikan sebagai berikut. Tabel 4:3 Besaran Ruang Untuk Kelompok Kegiatan ( pengelola ) KEBUTUHAN
STANDAR
JUMLAH
Total
RUANG
BESARAN
RG BUAH
(m 2)
RUANG 9x 10 m2 8 x 9 m2
1 1
90 m2 72 m2
DA DA
10x10,8m2 10x10,8m2 10x10,m2 9 x 10 m2
1 1 1 1
108 m2 108 m2 108 m2 90 m2
DA DA DA DA
10x10,8 m2 8x7,5 m2 8x7,5 m2 8x7,5 m2 10x10,8m2 10x10,8m2 8x7,5 m2
1 1 1 1 1 1 1
108 m2 60 m2 60 m2 60 m2 108 m2 108 m2 60 m2
DA DA DA DA DA DA DA
Ruang derektur utama Ruang general manager Menejer dan sekertaris Bagian HRD Bagian pemasaran Bgian proyek Bagian keuangan Pimpinan staf Staf pemasaran Staf penjualan Staf adminstrasi Staf perpajakan Staf adminstrasi piutang Staf pengkreditan Staf keamanan/ security
SUMBE R
97
8x7,5 m2 8x7,5 m2 12x 12 m2
1 1 1
60 m2 60 m2 144 m2
DA DA DA
12x13,5 m2
1
162 m2
DA
16x16,3 m2 Jumlah Sirkulasi 30% Total
1
261 m2 DA 2 1773 m 531,9 m2 2304,9m2
Staf promosi Staf cleaning service Ruang Pertemuan Hall /loby karyawan Lantai 1 bangunan utama Lantai 2 bangunan utama
Tabael 4.4 besaran ruang Fasilitas penerima KEBUTUHAN
STANDAR
JUMLAH
Total
RUANG
BESARAN
RG BUAH
(m 2)
Hall/Lobby utama Lavatory pria Lavatory wanita
RUANG 12 X12 m2 6x6 m2 6x6 m2 Jumlah Sirkulasi 30% Total
SUMBE
R 144 m2 DA 2 36 m DA 36 m2 DA 2 216 m 49.5 m2 214.5 m2
1 1 1
Tabel 4.5 Ruang pamer alat berat KEBUTUHAN
STANDAR
JUMLAH
Total
RUANG
BESARAN
RG
(m 2)
SUMBER
RUANG 4 x 7 m2 4 x 7 m2 4 x 7 m2 4 x 7 m2 5 x 8 m2 5 x 8 m2 5 x 8 m2 5 x 8 m2 5 x 8 m2 5 x 8 m2 5 x 8 m2 5 x 8 m2 5 x 8 m2
BUAH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 m2 28 m2 28 m2 28 m2 40 m2 40 m2 40 m2 40 m2 40 m2 40 m2 40 m2 40 m2 40 m2
Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi
Backhoe Loader Skid steer,Loaders Integrated, toolcarriers Whelel,loaders Excavators Elehandlers Track-tipe Tractors Lanfill Compactors Soil, Compactors Motor Graders Wheel Tractor-scrapers Wheel Skidders Wheel Feller Bunchers
98
5 x 8 m2 5 x 8 m2 5 x 8 m2 5 x 8 m2 5 x 8 m2 5 x 8 m2 5 x 8 m2 4X6 m2 6x6 m2 6x6 m2
Vibratory Soil Compactors Asphalt Pafing Equipment Aspal compactors Pneumatic Compactors Skidders/ Track Skidders Load/haul/dump Articulated Trucks Resepsion Lavatory pria Lavatory wanita
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah Sirkulasi 30% Total
40 m2 Asumsi 40 m2 Asumsi 2 40 m Asumsi 40 m2 Asumsi 2 40 m Asumsi 2 40 m Asumsi 40 m2 Asumsi 2 8m DA 10.5 m2 DA 2 10.5 m DA 821 m2 246.3 m2 1607.3 m2
Table 4.6 Fasilitas penunjang KEBUTUHAN RUANG Accessories/suku cadang Ruang pemeliharaan Lavatory pria Lavatory wanita
STANDAR BESARAN RUANG 20x20 m2 25,5 x24 m2 6x6 m2 6x6 m2 Jumlah Sirkulasi 30% Total
JUMLAH RG BUAH 1 1 1 1
Total (m 2) SUMBER 412 m2 DA 2 611 m DA 36 m2 DA 2 36 m DA 1044 m2 313.2m2 1357.2m2
Table 4.7 fasilitas penunjang umum KEBUTUHAN RUANG Restaurant Lavatory pria Lavatory wanita Pantry Cafetaria Lavatory pria Lavatory wanita Pantry
STANDAR BESARAN RUANG 22,3X21 m2 6x6 m2 6x6 m2 8x7,5 m2 81x19,8 m2 6x6 m2 6x6 m2 6x6 m2 Jumlah Sirkulasi 30% Total
JUMLAH RG BUAH 1 1 1 1 1 1 1 1
Total (m 2) SUMBER 468 m2 DA 2 36 m DA 36 m2 DA 2 60 m DA 2 357 m DA 36 m2 DA 2 36 m DA 36 m2 DA 1019 m2 305.7 m2 1324.7 m2
99
Table 4.8 faslitas service KEBUTUHAN RUANG Lavatory lantai 1 Karyawan pria Karyawan wanita Pengunjung pria pengunjung wanita - Lantai 2 Karyawan pria Karyawan wanita Pantry (karyawan/staff) Ruang kontrol mekanikal elektrikal Gudang Bangunan utama Bangunan penunjang Bengkel Ruang pemiliharaan alat berat Rg istirahat mekanik Rg kepala mekanik Pos jaga Lavatory pria Lavatory wanita
STANDAR
JUMLAH
Total
BESARAN RUANG
RG BUAH
(m 2)
SUMBER
6x6 m2 6x6 m2 6x6 m2 6x6 m2
1 1 1 1
36 m2 36 m2 36 m2 36 m2
DA DA DA DA
6x6 m2 6x6 m2 6x6 m2 8x9 m2
1 1 1 1
36 m2 36 m2 36 m2 72 m2
DA DA DA
6x7.5 m2 6x6 m2 20x30,6 m2 20 x 30.6 m2
1 1 1 1
45 m2 36 m2 612 m2 612 m2
DA DA DA DA
4x6 m2 4x4 m2 4x2.5 m2 3,5x3 m2 3,5x3 m2
1 1 1 1 1
24 m2 DA 16 m2 DA 2 10 m Asumsi 2 10.5 m DA 10.5m2 DA 1728 m2 518.4 m2 2246.4m2
Jumlah Sirkulasi 30% Total
Dari seluruh uraian besaran ruang untuk masing-masing fasilitas diatas, maka dapat dibuat rekapitulasi besaran ruang secara keseluruhan pada bangunan,, yaitu sebagai berikut Table 4.79 Rekapitulasi besaran Ruang No FasIIitas 1 Fasilitas Pengelola 2 Fasilitas Penerima 3 Fasilitas Ruang pamer alat berat
Total besaran ruangan pada bangunan 2304,9 m2 214.5 m2 1607.3 m2 100
4 5 6
Fasilitas penunjang utama Fasilitas penunjang umum Fasilitas Service Total besaran ruang Sumber penulis 2014
1357.2 m2 1324.7 m2 2246.4 m2 9403.7 m 2
4.4 Analisa Parkiran
Areal parkir kendaraan di bedakan atas pengelola dan umum ( pengunjung dan pengguna ). Parkiran Pengunjung (Pameran, Penjualan suku cadang dan perawatan alat berat) Pengunjung 300 orang dengan perhitungan : 1. Dengan kendaraan umum 40 % x 300 = 120 orang 2. Sepeda motor 30 % x 300 = 90 orang 1 motor rata-rata 1 orang = 90 orang 3. Mobil pribadi 20 % x 300 = 60 orang Rata-rata 1 mobil 4 orang 60/4 =15 mobil 4. Pengunjung berjalan kaki dan bersepeda 10 % x 300 = 30 orang
A Luas areal parkir umum pengunjung
1) Areal parkir sepeda motor standar 1,8 m² 90 motor x 1,8 = 162 m² Sirkulasi 60 % x 162 m² = 97 m² Luas parkir motor = 259 m² 2) Luas parkir mobil standar 9,5 m² 15 mobil x 9,5 m² = 142 m² Sirkulasi 60 % x 142 m² = 85 m² Luas areal parkir mobil = 227 m² 3) Sepeda standar 1,8 m² 30 sepeda x 1,8 = 54 m² Sirkulasi 60 % x 54 m² = 32 m² Luas parkir sepeda = 86 m² Total areal parkir pengunjung Luas parkir motor Luas areal parkir mobil Luas areal parkir sepeda Jumlah
= 259 m² = 227 m² = 86 m² = 572 m²
B Areal parkir pengelola 101
jumlah pengelolah 18 orang 1) Kendaraan umum 20 % = 4 orang 2) Pemakai kendaraan 80 % = 16 orang Mobil 20 % = 4 orang Motor 60 % = 12 orang a. Luas areal parkir motor standar 1,8 m² 12 x 1,8 = 21,6 m² Sirkulasi 60 % x 21,6 m² = 12,96 m² = 34,56 m² b. Areal parkir mobil standar 9,5 m² 4 x 9,5 = 38 m² Sirkulasi 60 % x 38 m² = 22,8 m² = 60,8 m² Total areal parkir pengelolah adalah
= 34.56 m² + 60.8 m² = 96 m²
C Areal Parkir khusus perawatan alat berat
Pemakai alat berat 10 orang Rata-rata 1 alat berat 2 orang Jumlah alat berat 5 buah Luas areal parkir perwatan standar 6,30 m² 2 x 6.30= 1620 m² Sirkulasi 60 % x 1620 m² = 972 m²+ = 2592 m² Total luas areal parkir kendaraan ( roda 2 maupun roda 4 ) adalah Total areal parkir pengunjung
= 572 m²
Total areal parkir pengelolah
= 96 m² +
Total Parkir khsussus perawatan alat berat
=2592 m² + 3645 m²
Total Luas Lantai : Total Luas Bangunan
= 9403.7 m2
Total Luas Parkiran
= 3645 m² 13.048.7 m²
4.5 Lokasi Perancangan Site untuk Perancangan “showroom alat berat” berada di jalan 40, Desa Galala, Sofifi. Dimana bentuk lahan memanjang dari arah timur ke barat, Site perancangan “sowroom alat berat” bisa dikatakan berada pada pusat Kota Sofifi, dimana tidak jauh dari 102
site terdapat Pelabuhan Ferry, yang merupakan pelabuhan penyeberangan Laut yang menghubungkan antara kota Sofifi dengan kota Ternate. Disamping itu, tepat dibagian timur site perencanaan, terdapat Stasiun Pengisisan Bahan Bakar Umum (SPBU), yang nantinya bisa menjadi sarana pendukung untuk aktivitas/kegiatan yang terjadi di Perancangan showroom alat berat. Untuk pencapaian/aksesbilitas ke site dianggap cukup mudah tidak terlalu sulit, hal ini dikarenakan pada arah timur, selatan, dan barat site terdapat jalan raya, dimana lebar untuk jalan utama memiliki ukuran ± 20m. 4.5.1 Penentuan Site Penentuan site adalah proses penentuan tapak/lahan yang layak/cocok pada lokasi yang telah terpilih untuk perencanaan pembangunan Showroom alat berat sesuai dengan fungsi dan aktivitas . Berdasarkan data pada BWK II terdapat site untuk perancangan “showroom alat
berat” dapat dilihat pada gambar berikut.
Kairagi 2
Gambar 4.6. penentuan site Sumber : Google earth
kriteria penentuan site yang sesuai dengan judul rancangan ” Showroom Alat Berat” adalah sebagai berikut : a. Pencapaian ke site mudah.
103
b. Faktor kegiatan disekitar lingkungan dan sekitar tapak mendukung aktivitas dalam bidang jasa Showroom Alat Berat dan sesuai untuk kegiatan komersil. c. Tersedianya sarana jaringan utilitas pada sekitar site serta kondisi lahan yang mendukung. 4.5.2 Existing site Jalan menuju lapangan
B
A
C
C
J menuju kubur arimatea D
A
menuju pusat kota manado Keterangan : A. Pemukiman B. Pengisian bahan bakar(SPBU)/Lipo plasa C. BANK CCI/ Ruko D. Site terpilih Gambar 4.5 Existing site Sumber penulis 201
Area Pemukiman
Adapun batas-batas yang terdapat disekitar site, dapat dilihat pada gambar berikut Site terpili 104
Gambar 4.7 Existing site Sumber penulis 2014
Adapun batas-batas yang terdapat disekitar site, dapat dilihat pada gambar berikut.
Terdapat pengisian bahan bakar ( SPBU) Terdapat jalan raya Terdapat menuju jalan ke Pekuburan raya menuju ke arimatea Pelabuhan Ferry Sofifi
SITE
Terdapat minimarket (Indomaret)
Terdapat jalan area raya menuju ke pusat kota perencanaan manado pembangunan kawasan pemerintahan, Yang dibatasi oleh jalan raya Gambar 4.8 View dari dalam Site ke luar Foto : Dok. Pribadi, 2017
Untuk perancangan pembangunan” showroom alat berat “digunakan Peraturan Daerah (Perda) mengenai Pembangunan di Kota amanado, yang ditetapkan oleh Pemerintah
105
Propinsi Sulawesi Utara (Pemprov Malut) melalui Bappeda Malut sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi untuk Kawasan Perdagangan dan Jasa adalah sebagai berikut. Garis Sepadan Bangunan
: 0,5 dari lebar jalan
Koefisien Dasar Bangunan
: 50 % dari luas tapak
Koefisien Dasar Hijau
: 40 % dari luas tapak
Luas site
: 30.000 m² = 3 Ha
Garis Sepadan Bangunan
: 0,5 X 20
Luas dasar bangunan
: 50% x 30000 = 15.000 m 2
Luas Area hijau maksimum
: 40% x 30000 m 2 =12.000 m 2
= 10 m
B. Tanggapan Analisa jarak tempuh ke lokasi site secara Mikro
Pencapaian dari pelabuhan ke lokasi site jarak tempuh memakai trasportasi roda empat (mobil) ± 25 menit dan jarak tempuh terasportasi roda dua (motor)± 15 menit Pencapaian dari Bandar udara Samrat ke lokasi site jarak tempuh memakai trasportasi mobil ±15 .menit dan motor ± 10 menit
4.7 Analisa Klimatologi Iklim tropis yang terdiri dari musim (utara barat timur-selatan ) yang seringkali di selingi dengan dua kali masa panca roba di setiap tahunnya,yaitu musim kemarau dan musim hujan.kondisi suhu terendah terjadi pada bulan mei s/d agustus saat terjadi musim kemarau dan suhu terendah terjadi pada bulan oktober s/d desember. Analisa ini bertujuan untuk memanfaatkan cahaya matahari sebagai penerangan alami disiang hari dan penempatan bukaan (pengkondisian udara alam)
106
A. Orientasi matahari
Gambar 4.11 oerentasi matahari Sumber penulis 2014
Tanggapan Analisa matahari Maksud terhadap analisis sirkulasi matahari ini agar dapat memposisikan arah bangunan dan bukaan bangaunan terhdap matahari yang dibutuhkan, untuk ruangan – ruangan yang membutuhkan matahari, atau pencahayaan alami yang masuk ke dalam bangunan. Matahari yang dibutuhkan adalah matahari pada pukul 6:00 sampai 10:00 pagi karna matahari pada posisi ini mengandung 0 2 yang membawa kesehatan pada manusia, namun pada posisi jam 10:00 sampai jam 6 sore sudah mengandun ultrafiolet yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Pelepasan panas tubuh secara konduksi juga bisa terjadi dan akan mempengaruhi kenyamanan tubuh manusia.
107
Gambar 4.12 Analisis penghalang matahari Sumber penulis 2014 B. Arah Angin
Gambar 4.13 sirkulasi arah angin Sumber penulis 2014
Tanggapan Analis sirkulasi angin Dari analisis sirkulasi angin di atas agar dapat menentukan bukaan yang besar terhadap bangunan yang baik agar kenyamanan dalam sebuah bangunan terjaga dengan baik. Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran terbaik karena dengan penyegaran tersebut terjadi proses penguapan yang menurunkan suhu pada kulit manusia. Dengan demikian, angin juga dapat di gunakan untuk mengatur udara didalam ruang. Kondisi tekanan yang berbeda pada kedua sisi lubang masuk aliran udara akan membelok mencari jalan lain. Berarti bergesernya lubang masuk udara pada satu sisi mengubah kondisi tekanan masing - masing
108
Gambar 4.12 analisissirkulasi angin Sumber penulis 2014
Gambar4.13 4.14analisissirkulasi Analis sirkulasiangin angin Gambar Sumber : Penulis 2014 Sumber penulis 2014 C. Curah Hujan
Gambar 4.15 Analisis Curah Hujan Sumber : Penulis 2014
Tanggapan analisis curah hujan Dari analisis curah hujan di atas agar dapat menentukan/memilih atap bangunan yang baik agar air hujan dapat mengalir dengan baik, dan tidak berpengaruh terhadap bangunan atau biasan – biasan air hujan.
109
4.8 Analisis Sirkulasi Dalam Tapak dan Luar Tapak A. Sirkulasi dari luar tapak
Gambar 4.16 Sirkulasi dari luar tapak Sumber : Penulis 2014
B. Sirkulasi dari Dalam tapak
Gambar 4.17 Sirkulasi dari Dalam tapak Sumber : Penulis 2014
110
Tanggapan Analisa Sirkulasi dalam site dan luar site Berdasarkan kelompok kegiatan, sirkulasi dalam site, terbagi menjadi dua sirkulasi manusia dan kendraan : A. Sirkulasi manusia Berdasarkan pelaku kegiatan pada showroom alat berat, sirkulasi manusia dibagi menjadi: a. Sirkulasi untuk pembeli/konsumen b. Sirkulasi untuk tamu/pengunjung c. Sirkulasi untuk mekanik/pelaku di area service Untuk mendapatkan sirkulasi manusia yang nyaman, maka perlu dilakukan analisa sebagai berikut.
Gambar 4.18 Analisa sirkulasi manusia di dalam tapak Sumber : penulis 2014
111
B. Analisa Sirkulasi kendaraan Berdasarkan pelaku kegiatan pada showroom alat barat, sirkulasi kendaraan dibagi menjadi: a. Sirkulasi untuk kendaraan pengunjung/konsumen b. Sirkulasi untuk kendaraan mekanik/pelaku di area service c.
Sirkulasi untuk kendaraan stock (gudang) dapat di lihat pada gambar sebagai berikut :
Untuk menghindari terjadinya crossing didalam site antara kendaraan pelaku satu sama lain, maka perlu dilakukan analisa sebagai berikut.
Gambar 4.19 analisa sirkulasi kendaraan di dalam tapak
112
Sumber : penulis 2014
4.8.1 Analisa vegetasi dan kebisingan A. Jenis Vegetasi Vegetasi dari dalam site yang lebih berdominan adalah pohon namun juga terdapat berbagai jenis pohon di sekitarnya yaitu : 1. Kelapa 2. Pohon mangga 3. Pohon pisang dan jenis pohon lainyya.
Gambar 4.20 vegetasi di sekitar site Sumber penulis 2014
Tanggapan Analisa Vegetasi 113
Jenis tanaman yang digunakan kiranya berdasarkan karakteristik dan fungsi tanaman dan disesuaikan dengan keadaan tapak dan bangunan. Fungsi utama penataan lansekap pada objek yaitu tanaman mampu mengendalikan iklim untuk terciptanya kenyamanan dalam bangunan. Ada beberapa jenis tanaman yang digunakan dalam perencanaan lansekap : a. Tanaman peneduh, digunakan untuk daerah parkir, seperti pohon tanjung, flamboyan, dadap merah . b. Tanaman pengarah, digunakan sepanjang jalur sirkulasi dalam tapak, seperti pohon palem dan cemara.
Gambar 4.21 Vegetasi dalam tapak Sumber penulis 2014
B. Kebisingan
114
Gambar 4.22 anlisa kebisingan Sumber : penulis 2014
Tanggapan Terhadap Analisis Bising tinggi yang datang dari teransportasi roda empat dan roda dua Bising kecil dari pejalan kaki Bising dari perumahan warga
115
maksud terhadap analisis kebisingan agar dapat memposisikan bangaunan terhdap kebisingan yang masuk kebangunan bisa ter filterisasi sekecil mungkin untuk kenyamanan pengunjung. Analisis kebisingan bertujuan untuk mengendalikan kebisingan yang menerpa pada bangunan, sehingga untuk mengurangi kebisingan pada tapak akibat aktifitas sekitar tapak, sala satu cara untuk mngurangi kebisingan. ditanami pohon pada bagian area sekitar tapak, yang tingkat kebisingannya tinggi. Kebisingan yang ditimbulkan bersumber dari jalan raya yang berdekatan dengan site, dari perumahan warga. Pohon cemara pohon tanjung, flamboyant pohon palem
4.8.2 Analisa Penzoningan tapak Penzoningan didasarkan pada Pembagian zona/wilayah berdasarkan sifat kegiatan secara horizontal, yaitu sebagai berikut. a. Zona publik, bersifat terbuka untuk umum, yaitu berupa fasilitas parkir, showroom/ruang pamer, serta sarana yang bersifat hiburan/rekreasi cafeteria. Zona ini ditempatkan di daerah ramai/dekat dengan jalan utama yang mudah dijangkau oleh pengunjung. b. Zona semi publik bersifat sedikit tertutup Zona ini ditempatkan didaerah yang berhubungan dengan zona publik, semi publik dan zona servis. c. Zona Private, bersifat tertutup dan merupakan daerah tenang meliputi ruang kantor pengelola/administrasi. Zona ini ditempatkan didaerah yang dikelilingi oleh zona yang lain, sehingga tidak langsung berhubungan dengan wilayah diluar area showroom alat berat. d. Zona Service, bersifat melayani yaitu toilet, , gudang stock alat berat, bengkel, dll.
116
Keteran gan:
Gambar : 4.23 penzoningan site Sumber: penulis 2014
4.9 Analisa Bentuk A. Bentuk dasar showroom alat berat
Gambar 4.24 bentuk dasar bangunan showroom alat berat Sumber : penulis 2014
Bentuk dasar bangunan Perancangan showroom alatt berat di adopsi dari sala satu bentuk jenis alat berat dari konstruksi wheel loader.
117
Whel loder adalah suatu alat berat yang mirip dengan dozer shovel, tetapi beroda karet (ban) sehingga baik kemampuan maupun kegunaanya sedikit berbeda yaitu: hanya mampu beroprasi di daerah yang keras dan rata ,kering tidak licin karena traksi di daerah basah akan rendah, tidak mampu mengambil tanah sendiri atau tanpa di bantu dzing/stok piling terlebih dahulu dngan boldozer B.Analisa Pengelolaan bentuk denah showroom alat berat
Bentuk denah showroom mengadopsi sebagian bentuk badan dari excavator.
Bentuk denah Bangunan utama pengelolah terletak di bagian tengah terdiri dari kantor administrasi, bentuk tampilan ini mengadopsi bagian tengah bentuk wheel loader
Bangunan penunjang terletak di bagian blakang terdiri dari bengkel,ruang pemeliharan,toko asesoris penjualan suku cadang alat berat ,bentuk tampilan bangunan ini mengadopsi tampilan bentuk bagian belakang wheel loader. Gambar 4.25 pengelolaan bentuk dasar Sumber penulis 2014
4.10 Analisa Parkiran
118
Kebutuhan akan areal parkir dalam penataan lansekap merupakan bagian dari prasarana lingkungan Olehnya itu, parkir kendaraan hanya akan ditaruh di area tapak. Prinsip-prinsip perencanaan showroom alat berat pada umumnya parkir kendaraan ditempatkan di sekeliling bangunan agar akses mudah ke dalam bangunan. Variasi hanya diberikan untuk menghindari monotonitas view tanpa mengurangi kesederhanaan dan kejelasan dan dapat menghubungkan magnet yang terletak pada ujung-ujungnya dengan penekanan pada hubungan horisontal. Bentuk-bentuk tempat perkir
1.Parkir sudut (Angle)
2. Parkir tegak lurus (perpandicular
3. Parkir Paralel (Parallel)
Tabel 4.10 . Bentuk dan Tempat Parkir Sumber : penulis 2014
119
4.11 Analisa Sirkulasi dalam bangunan Sirkulasi dalam bangunan berfungsi sebagai suatu fasilitas penghubung atau kemudahan dalam menjangkau unit-unit kegiatan dalam bangunan. Pola sirkulasi dalam bangunan dapat dibedakan menjadi 2 sistem pola sirkulasi, yaitu sebagai berikut. A. Sirkulasi Horizontal Pada umumnya, sistem sirkulasi horizontal mengubungkan antara unit-unit kegiatan dalam satu lantai bangunan. Sarana penghubung ini berupa selasar, koridor, hall, lobby, yang bervariasi tergantung sistem penggunannya. Adapun pola sirkulasi yang biasa digunakan sebagai sirkulasi horizontal adalah: Pola sirkulasi satu arah dan Pola sirkulasi dua arah.
Gambar 4.27 .a Pola sirkulasi 1 arah
Gambar 4.28 b Pola sirkulasi 2 arah
B. Sirkulasi Vertikal Sirkulasi vertikal merupakan pola sirkulasi yang menghubungkan unit-unit bangunan antara satu lantai dengan lantai yang lain. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam sirkulasi vertikal antara lain: a. Kelancaran aliran/arus pengunjung b. Efisiensi pencapaian c. Kapasitas pelayanan d. Aman dan nyaman untuk dilalui/digunakan e. Ekonomis dalam pemakaian dan mudah dalam perawatan Pada penggunaan sirkulasi secara vertikal, dapat digunakan elemen/sarana sirkulasi seperti:
120
a. Tangga
Karakter: a) Efisien bila digunakan pada bangunan yang tidak lebih dari 3 lantai b) Struktur murah c) Ekonomis dalam penggunaan d) Mudah dalam pengerjaan dan perawatan
b. Eskalator Karakter: a) Efisien dalam pencapaian b) Struktur mahal c) Tidak ekonomis dalam penggunaan d) Tidak mudah dalam perawatan
c. Lift/elevator Karakter: a) Sangat efisien dalam pencapaian, terutama pada bangunan yang berlantai banyak b) Struktur sangat mahal c) Tidak ekonomis dalam penggunaan d) Sangat sulit dalam perawatan
Dari jenis-jenis elemen/sarana pola sirkulasi diatas yang telah dijelaskan dengan karakter dari masing-masing elemen, serta ditinjau atas dasar pertimbangan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, maka sarana sirkulasi vertical yang dianggap layak untuk digunakan pada showroom, adalah tangga. Hal ini karena bangunan showroom hanya memiliki 3 lantai.
121
Gambar 4.29 Sistem sirkulasi vertical Sumber : penulis 2014
4.12 Analisa sistem struktur Dalam menentukan struktur yang sesuai fungsi bangunan showroom alat berat di lakukan dengan beberapa pertimbangan agar dapat mewadahi semua kegiatan di dalam bangunan: Biaya konstruksi dan pemeliharaan harus murah dan mudah, karena merupakan bangunan milik pemerintah. Dapat menampilkan citra bangunan markas pemadam kebakaran. Struktur yang ringan, karena kondisi tanah sudah harus menampung beban bergerak yang sangat besar. Mampu mewadahi peralatan dan perlengkapan yang ada dengan membentuk suatu ruang yang bebas kolom dengan bentang yang panjang. Adapun Pertimbangan dalam pemilihan sistem kontruksi yaitu dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Mempunyai bentang lebar 2. Struktur ringan 3. Menampilkan citra bangunan 4. Biaya konstruksi murah 5. Mudah dalam perawatan Didasarkan kriteria di atas maka struktur dan konstruksi yang sesuai untuk Perancangan Pasar Kie Raha Kota Ternate yaitu konstruksi beton bertulang dengan rincian sebagai berikut :
122
A Analisa Sub Struktur 1. Penentuan Pondasi Telapak
Gambar 4.30 Pondasi Tiang Pancang Sumber: Penulis 2014
Kelebihan :
Cocok untuk tanah yang jauh dari kondisi air tanah yang tinggi (berawa)
Sangat cocok untuk struktur bangunan bertingkat 1- 4 lantai
Kelemahan : Penggunaan bahan konstruksi terbatas, hanya menggunakan beton bertulang sebagai konstruksi utama. 2. Penentuan Pondasi Tiang Pancang
Gambar 4.31 Pondasi Tiang
Pancang Sumber: Penulis 2014
Kelebihan :
123
Bahan konstruksi tiang pancang berupa bambu, beton bertulang, kayu besi atau kayu ulin dan baja Dapat dikombinasikan dengan pondasi telapak. Cocok untuk tanah berawa Tiang yang dipancang sampai pada tanah kerasa. Kelemahan : Tiang pancang kayu dan bambu biasanya hanya digunakan pada rumah-rumah panggung baik dipesisir pantai maupun di darat. Pembuatan dan Pemasangan relatif lama Dimensi terbatas, panjang 8 m dan diameter 40 cm untuk beton bertulang dan baja harga beton dan biaya pemancangan relatif mahal, apabila menggunakan beton bertulang yang sudah dipabrikasi 3. Penentuan Pondasi Sumuran
Gambar 4.32 Pondasi Sumuran Sumber: Penulis 2014
Kelebihan : Cocok untuk kondisi tanah berawa dan daya dukung beban besar Kelemahan : Hanya bisa digunakan pada bangunan gedung berlantai banyak Biaya pembuatan dan pemasangan relatif mahal 4. Penentuan Pondasi Jalur / Garis
124
Gambar 4.33 Pondasi Jalur / Garis Sumber: Penulis 2014
Kelebihan : Pembuatan terbilang cepat serta ekonomis material yang dipergunakan untuk pondasi jenis ini biasanya dipakai batu kali dan batu gunung, material ini banyak ditemukan di daerah perancangan resort terapung. Cocok untuk bangunan berlantai 1 Kelemahan : Dengan kedalaman tanah keras lebih kurang =1,50 Cm pada kondisi air tanah cukup dalam Hanya digunakan pada kekerasan tanah atau sigma tanah = 2 Kg / Cm2 B. Analisa Super Struktur Penentuan Struktur Shear Wall
Gambar 4.44 Struktur Shear Wall Sumber: Penulis 2014
Kelebihan :
125
Memperkokoh gedung. Dengan struktur dinding beton bertulang, maka Dinding bukan hanya sebagai penyekat ruangan tetapi berfungsi juga sebagai Struktur Bangunan yang ikut memikul gaya - gaya beban yang bekerja pada Balok dan kolom sekitarnya. Meredam goncangan akibat gempa. Secara Geografis Negara kita pada umumnya dan daratan Flores pada khususnya adalah tempat yang sangat rentan terhadap Gempa, Dengan Dinding sistem shear wall maka gaya gempa yang terjadi akan direduksi, sehingga mampu mengurangi akibat yang terjadi pada bentuk bangunan yang ada. Mengurangi biaya perawatan gedung. Dengan semakin Kokohnya Gedung yang menggunakan shear wall, maka kerusakan-kerusakan yang timbul akibat guncangan Gedung akibat Gempa bisa di minimalisir sehingga akan mengurangi biaya perawatan yang seharusnya dikeluarkan apabila gedung tidak menggunakan jenis dinding ini. Daya pikul beban disekitar dinding mampu ditingkatkan. Dengan dinding jenis Shearwall maka kemampuan lantai beton diatasnya untuk menerima beban semakin naik, besarnya kekuatan lantai akan berbanding lurus dengan ketebalan shear wall itu sendiri. Umur pemakaian gedung tergolong semakin lama. Bentuk struktur yang sederhana dan fungsional Nilai arsitektural yang lebih bagus dibandingkan dangan sistem struktur lainnya Kemudahan dalam pemasangan instalasi mechanical dan electrical. Kelemahan : Kemungkinan kegagalan geser pons ( punching shear) yang akan relative tinggi pada hubungan slab kolom, kondisi layan ( serviceability) yang lebih sulit dikontrol, lendutan (deflection) yang relative besar pada pusat area pembebanan. Elemen vertikal seperti kolom dan dinding tidak diperkenankan menerus melalui lantai terbawah menuju pondasi. Masalah ini dapat diselesaikan dengan menyediakan balok yang sangat besar dan tinggi, yang disebut sebagai transfer beam. Kolom-kolom pada lantai atas dapat menyalurkan beban melalui balok ini, yang pada akhirnya akan diteruskan pada kolom.
126
C. Analisa Upper Struktur 1. Penentuan Plat Beton
Gambar 4.45 Plat Beton Sumber: Penulis 2014
Kelebihan : -
Dapat dibentuk sesuai keinginan Tahan terhadap temperature Tinggi Mampu memikul beban tekan yang berat Biaya pemeliharaan rendah atau kecil
Kelemahan : -
Daya pantul suara besar Berat Bentuk yang sudah di buat sulit untuk di ubah Pelaksanaan pekerjaan memerlukan ketelitian yang tinggi Tidak memiliki kekuatan tarik Setelah diaduk beton segera mengeras Beton yang mengeras sebelum pengecoran tidak bisa di daur ulang
2. Penentuan Rangka Baja
127
Gambar 4.46 Rangka Baja Sumber: Penulis 2014
Kelebihan : -
Tidak dimakan rayap Pemasangannya relative lebih cepat apabila dibandingkan rangka kayu dan beton Bias di daur ulang Kuat menarik tinggi Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan usut
Kelemahan : - Lemah terhadap gaya tekan. - Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profiel. - Sistem struktur rangka baja tersusun rapat, padat dan terlihat ramai, terhubung dan terkait satu sama lainnya, sehingga kurang menarik jika diekxpose. - Dibutuhkan keahlian khusus untuk menghitung kebutuhan rangka atap baja ringan, oleh karena itu tidak semua orang bisa menghitungnya.
3. Penentuan rangka baja wf ( Wide Flange )
128
Gambar 4.47 Baja WF Sumber : www.google.com/bajawf
Keuntungan: Keuntungan memanfaatkan rangka baja untuk konstruksi bangunan adalah mudah dalam pemasangan, praktis, kuat, dan tahan lama. Selain itu, rangka baja tidak akan terpengaruh oleh perubahan cuaca yang ekstrim. Rangka baja juga tidak mudah karatan dan menjamur. Ditambah lagi, rangka baja tahan terhadap air, tahan api, anti rayap, tidak mudah keropos dan tidak mudah patah. 4.13 Analisa matrial kaca Kaca Tempered dan kaca Laminated masuk dalam kategori safety glass meski masuk dalam kategori yang sama pada perbedaan mendasar antara pada kedua jenis kaca itu baik dari sisi kekuatan dan penggunaanya. 1. Kaca Tempered
Gambar 4.48 Kaca Tempered Sumber www. google.com, 2014
Kaca Tempered adalah kaca float biasa yang telah di tingkatkan kekuatannya dengan cara di panaskan sampai titik didih tertentu (sekitar 700”c) kemudian di dinginkan secara mendadak dengan semburan udara dingin pada ke dua sisinya sehingga akn terjadiperubahan gaya tarik dan gaya tekan dari kaca tersebut. Karakteristik:
129
Kekuatan tinggi: Kaca tempered mempunyai kekuatan tiga kali lima kali lipat dari kaca biasa. Tahan terhadap perubahan susu Kaca tempered mempunyai ketahanan terhadap perubahan suhu tiga sampai lima kali lipat dari kaca biasa. Aman Jika sampai pecah,pecahan kaca tempered akan berbentuk kecil-kecil dan tidak tajam Tidak dapat dip roses lagi setelah melalui proses tempered. Kaca tempered tidak dapat di potong atau di lubangi karena hal itu akan merusak keseimbangan gaya tarik dan tekannya kaca harus di potong dilubanggi sebeum proses tempered. PENGGUNAAN Pintu kaca frameless Shower screen (dinding dan pintu) Furniture (meja kaca) Raliling tangga kaca Kaca kendaraan. 2. Laminated
Gambar 4.49 kaca Laminated Sumber www. google.com, 2014
Kaca laminated adalah kaca yang terdiri dari 2 kaca float biasa yang diperatkan dengan polyvinyl butiral film (PVB) PVB akan merekatkan kaca sehingga pecahan kaca tetap menempel meskipun telah pecah. Meskipun mempunyai ketahan lebih terhadap penetrasi, kekuatan kaca laminated tidak berbeda jauh dengan kaca float biasa. Karakteristik: Aman dan melindungi
130
Konstruksi kaca lapis tersebut juga memberi ketahanan terhadap penetrasi dan jika sampai pecah. Pecahan kaca akan melekat pada PVB sehinnga tidak berbahaya bagi orang sekitarnya. Kedap suara dan membatasi sinar ultra violet. Kaca laminated efektif mengontrol transmisi suara dan mampu menyaring sinar ultra violet. Tersedia dalam beberapa macam warna Warna kaca laminated tergantung warna kaca dan PVB nya sehingga lebih berfariasi Susah dip roses lebih lanjut setelah proses laminated. Kaca sebaiknya di potong/di lubangi sebelum proses laminated. PENGGUNAAN Skylight Shower screen (dinding saja) Canopy kaca Kaca kendaraan Kaca anti peluru. 4 .14 Analisa sistim akustik
Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam. Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam gedung rapat akan sangat mempengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara. Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu : Perubahan suara karena pemantulan dan Gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain. ada beberapa cara mendesain akustik ruang yaitu dengan material penutup dinding, bentuk dinding dan ceilling, pengaturan tata suaranya sendiri, tekstur permukaan dinding, dan lain-lain. pantulan dinding merupakan bidang masiv yang akan memantulkan jika tidak terdapat bahan yang bisa menyerap gelombang cahaya pada dinding tersebut.
131
Gambar 4.50 sistim akustik www. google.com, 2014
4.15 Analisis Pengkondisian Bangunan A. Sistem Penghawaan Alami Digunakan penghawaan alami pada bagian bangunan tertentu dimana memungkinkan untuk menangkap kebutuhan penghawaan alami tersebut dengan bukaan ventilasi, misalkan pada ruang-ruang yang langsung berhubungan. Untuk menghindari panas termal yang diakibatkan pada bukaan langsung tersebut maka di tambahkan vegetasi.
Gambar: 4.51 Penghawaan Alami
132
Sumber : Penulis, 201 B. Sistem Penghawaan Buatan (AC)
Dikarenakan hembusan angin yang terlalu kencang pada bangunan berlantai maka pemenuhan kebutuhan penghawaan secara alami tidak dapat dilakukan sepenuhnya. Maka pada sistem penghawaan bangunan berlantai diperlkuan AC sebagai penghawaan buatan yang menyokong kebutuhan penghawaan didalam bangunan. Setiap lantai dilengkapi sistem AHU dengan " variable air volume" sistem sehingga fleksibel dalam operasional temperatur bangunan sehingga dapat disesuaikan dengan thermo sensive dan remote control.
Gambar 4.52 Penyegaran Udara Dengan AC Split Sumber : Penulis, 2014
C . Pencahayaan Alami 1). Teritisan yang cukup lebar pada bukaan jendela 2) Penggunaan jalusi kerai pada jendela 3) Penggunaan tanaman sebagai filter cahaya
D . Sistem Pencahayaan Buatan o
Disesuaikan dengan standart dan kebutuhan pada ruang shopping center, fasilitas penunjang.
o
Distribusi listrik pada tiap-tiap atap bangunan yang memiliki sistem akustik yang baik menyediakan 500 lux illuminasi pada tiap zona sesuai dengan kebutuhan.
o
Sistem distribusi dilayani oleh PLN sedangkan genset digunakan untuk menggantikan ketika layanan PLN mengalami gangguan.
133
4.15.1 Analisis Utilitas dan Sistem Pengamanan Bangunan 1. Jaringan Utilitas Perancangan sistem utilitas bangunan showroom alat berat ini di upayakan untuk semaksimal mungkin dapat menerapkan konsep desain dalam segala aspek baik dalam aspek kelistrikan, pencahayaan, pengairan. Penempatan inti bangunan akan berdampak pada kemungkinan penempatan jalur distribusi jaringan utilitas, baik pada arah verti kal maupun horisontal yang akan berdampak pada potongan bangunan
Gambar: 4.53 Jaringan Utilitas Sumber: Juwana, 2004
Berdasarkan alternatif jalur sirkulasi yang ada, penggunaan jalur sirkulasi vertikal pada inti bangunan dan jalur sirkulasi horisontal pada jalur sirkulasi, dengan pertimbangan area saluran utilitas menjadi lebih terpusat dan lebih mudah dalam perawatannya. Air distribusi sistem air pada bangunan ini di salurkan melalui instalasi pipa yang diatur menurut arah vertikal dan disembunyikan dalam saluran di dalam tembok ( shaft)
Gambar 4.54 Instalasi Pipa Sumber Juwana, 2004
2. Sistem pengolahan air bersih 134
Dasar pertimbangan
Kemudahan dalam penyediaan dan distribusi air
Kondisi Hidrologis
Ekonomis
Altematif dalam pengadaan air bersih adalah dengan menggunakan sumur dalam (deep wheel) dengan memanfaatkan sumber air bersih dari tanah di dalam kawasan. Sistem jaringan air bersih adalah sebagai berikut :
Ground Reservoir
Pompa
Pompa Gambar 4.55 Skema sitem pengelolahan aer bersih Sumber penulis 2014 Gambar 4.28
Sedang air yang bersumber dari PDAM digunakan sebagai sumber air untuk kebutuhan air minum dan sumber altematif apabila terjadi gangguan. Sedangkan sistem distribusi air bersih dalam bangunan berlantai dibuat sistem zonafikasi distribusi sehingga beban konstruksi wafter tank tidak terlalu besar dan untuk mengoptimalkan distribusi secara merata pada tiap lantai secara vertikal. 3. Analisis Pendekatan Sistem Telekomunikasi Dasar pertimbangan:
Kemudahan, kecepatan dan kejelasan informasi intern maupun ekstern
Ekonomis dalam pemuatan
Sesuai dengan tuntutan kebuhan dan perkembangan teknologi informasi.
Jaringan telekomunikasi
Sebagai alat untuk komunikasi keluar menggunakan telephone dari jaringan PT Telkom dengan jaringan pribadi pada zona zona perkantoran maupun unit-unit retail sedangkan untuk fasilitas umum digunakan jaringan sentral sebagai alat
135
untuk komunikasi antar ruang digunakan intercom pada ruang-ruang yang memerlukan. Bagi pengunjung disediakan telephone tunggu, telephone koin baik untuk akses lokal maupun interlokal.
Jaringan internet
Merupakan kebutuhan pokok bagi informasi pada saat ini terutama diperlukan bagi zona perkantoran. Pada tiap zona perkantoran sudah disediakn jaringan bagi akses internet dan disediakan warung intemet bagi pengunjung. Dilengkapi dengan Fiber optic dengan kecepatan tinggi untuk teransmisi data · Broadband I nternet.
Pengeras suara informasi pengujung
Sarana informasi bagi pengunjung dengan media pengeras suara yang dietakkan pada tempat-tempat tertentu. 4. Analisis Sistem Pembuangan Sampah Dasar pertimbangan:
Mampu melayani area yang luas.
Kemudahan dalam pelaksanaan
Sumber sampah: Sampah yang dihasilkan zona ruang pamer Sampah cafe, restorant. Sampah dari zona kegiatan umum dll. Sampah dari zona pengelolah Dilengkapi dengan fasilitas :
Kran air untuk pembersihan
Sprinkler untuk mencegah kebakaran
Lampu sebagai penerangan
Alat pendingin untuk mencegah pembusukan
Shaft untuk sampah harus dapat dijangkau kendaraan sampah
5. Analisis Pendekatan Sistem Pemadam Kebakaran Dasar pertimbangan:
136
Kecepatan dalam melayani situasi Kemudahan dalam melakuan evakuasi Untuk penanggulangan bahaya kebakaran maka: Sistem pemadam kebakaran
Sprinkler otomatis dilengkapi dengan alarm kebakaran den sistem detector asap dan panas tiap lantai. Sebuah panel monitor utama mengontrol seluruh bagian bangunan. Tangga darurat yang dirancang sehingga asap kebakaran tidak bisa masuk. Penyediaan Air pemadam kebakaran dipisah ( diberi batas ) dengan tandon untuk penyediaan air bersih. Hal ini untuk menghindari kekosongan tandon untuk bahaya kebakaran bila diperlukan. 6. Analisis Pendekatan Sistem Penangkal Petir Dasar pertimbangan: Perlindungan bangunan tinggi terhadap bahaya petir, dimana bangunan tinggi sangat rawan terhadap bahaya petir yang bisa merusak jaringan listrik dan konstruksi pada bangunan. Penggunaan bahan yang cepat menghantarkan arus listrik ke bumi. Sistem penangkal listrik yang digunakan adalah Sistem faraday yang berupa tongkat panjang terbuat dari logam yang dipasang di bangunan sebagai penangkap petir. Kemudian dihubungkan dengan kabel-kabel timah yang telah diberi isolator dialirkan ke bumi.
137
Gambar: 4.56 Sistem Penangkal Petir Sumber : www. google.com, 2014)
4.15.3 Analisis Sistem Pengamanan Bangunan 1.
Sistem Penanggulangan Kebakaran Dengan cara pada bangunan diberi bahan pelapis tahan api atau material yang
tahan api seperti penggunaan plafon dan kusen alumunium. Dikarenakan bangunan bukan bangunan tinggi/berlantai banyak, maka digunakan peralatan kebakaran seperti hidran halaman yang letaknya < 60 m dari bangunan. Untuk tiap-tiap ruangan yang rawan kebakaran seperti ruang bermesin dilengkapi dengan 1 tabung CO 2 dengan perletakan yang mudah dijangkau. Sedangkan untuk ruang-ruang yang tidak rawan kebakaran (seperti ruang lobi, kanto pengelola, dll) dilengkapi dengan pendeteksi asap dan panas
(smoke/hot detector) yang dengan secara otomatis dapat memberikan sinyal/tanda bahaya apabila terjadi kebakaran. Jarak antara detektor 12,00 meter di dalam ruang aktif dan 18,00 meter untuk ruang sirkulasi. Dalam analisis pengamanan bangunan ini, sistem
sprinkler tidak digunakan dikarenakan faktor minimnya distribusi air/hidran kota dan faktor biaya serta dikarenakan penggunaan sistem ini dapat merusak perlatan mesin dan elektronik. 2.
Sistem Penangkal Petir Atas pertimbangan faktor keamanan secara teknis tanpa mengabaikan keserasian
pada bangunan (estetika), pertimbangan biaya serta bangunan yang sebagian besar hanya terdiri dari 2 lantai saja, (kecuali pada ruang komunikasi dan menara pantau yang berada pada lantai 3), maka penangkal petir yang digunakan yaitu sistem penangkal petir
Thomson yang diletakkan/dipasang pada ujung atap pada menara pantau. 3. Sistem Keamanan Sistem pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kriminalitas dilakukan dengan: a) Pos Penjagaan (security)
138
Penempatan pos jaga (satpam) berada pada entrance dan ruang lobi dan atau dekat ruang-ruang yang dianggap rawan terjadi pencurian/kejahatan. b) Sistem Alarm (alarm system) Sistem tanda bahaya yang digunakan pada bangunan showroom alat berat yaitu alarm apabila terjadi kebakaran, dan alarm untuk evakuasi ketika terjadi teror. Sebagai alat pemberi tanda jika terjadi kebakaran, di mana tanda bahaya kebakaran dihubungkan dengan sistem detektor (detektor asap atau panas). c) Sistem CCTV (closed circuit televison) Untuk memudahkan pemantauan keamanan pada shopping center, maka dipasang jaringan televisi tertutup (CCTV) pada setiap ruang-ruang terutama pada ruang yang dianggap rawan kejahatan, kecuali pada ruang-ruang tertentu yang dianggap tidak perlu seperti toilet, shower, ruang ganti, dll. Dengan adanya peralatan ini, diharapkan pemantauan keamanan dapat dilakukan selama 24 jam penuh, dan jika terjadi tindak kejahatan, rekaman televisi dapat ditayangkan ulang, lengkap dengan waktu kejadian. 4.6 Konsep perancangan Showroom Alat berat Ditinjau dari pengertiannya, showroom alat bserat merupakan wadah yang menampung produk alat berat
kemudian dipamerkan dengan harapan akan menarik
minat masyarakat untuk membeli produk yang dipamerkan. disamping itu, sesuai dengan sasaran dari perancangan showroom alat berat ini, yang akan menghadirkan wadah yang bersifat komersil, informatif, apresiatif, eksklusif, dan rekreatif Berdasarkan pada hal tersebut diatas, maka showroom alat berat
dengan
fungsi/kegiatan utama sebagai sarana untuk memamerkan dan juga akan dihadirkan sarana penunjang guna dapat mendukung kegiatan utama tersebut. 4.6.1 Konsep tapak dan Entrance A Konsep Pencapaian
139
Gambar 4.57 Konsep pencapaian Sumber penulis 2014
B Konsep Entrance Tujuan Untuk menentukan pintu masuk utama dan pintu keluar dari luar ke tapak baik bagi kendaraan, maupun pejalan kaki
Gambar 4.58 Konsep Entrance Sumber penulis 2014
140
Sumber analisa penulis 2014 Gambar 4.59 Konsep sirkulai dalam site Sumber penulis 2014
4.6.2 Konsep pengelolaan tapak A. Konsep View Berdasarkan dengan data view yang ada, maka untuk konsep view terkait dengan bangunan showroom alat berat , maka orientasi pandangan diarahkan ke Selatan,dan timur.
Gambar 4.60 Konsep View Sumber penulis 2014
B . Konsep vegetsi dan kebisingan 1. Vegetasi
Jenis tanaman yang digunakan kiranya berdasarkan karakteristik dan fungsi tanaman dan disesuaikan dengan keadaan tapak dan bangunan Fungsi utama penataan lansekap pada objek yaitu tanaman mampu mengendalikan iklim untuk terciptanya kenyamanan dalam bangunan. Ada beberapa jenis tanaman yang digunakan dalam perencanaan lansekap : 141
c. Tanaman peneduh, digunakan untuk daerah parkir, seperti pohon tanjung, flamboyan, dadap merah .dan cemara d. Tanaman pengarah, digunakan sepanjang jalur sirkulasi dalam tapak, seperti pohon palem dan cemara.
Gambar 4.61 Konsep Vegetsi Sumber penulis 2014
2. Konsep kebisingan
142
Gambar 4.62 Konsep kebisingan Sumber penulis 2014
C. Konsep Penzoningan pada tapak
Gambar 4.63 Konsep Penzoningan pada tapak Sumber penulis 2014
D. Konsep Parkiran Area parkiran yang digunakan untuk perancangan showroom alat beratt untuk memisahkan antara kendaraan roda empat, roda dua 1. Parkiran untuk kendaraan roda empat Parkiran untuk kendaraan roda empat yaitu parkiran 90 0 dan parkiran 450 a. Parkiran 90 0 1. Sirkulasi cukup baik 143
2. Pencapaian cukup baik 3. Efisian pada lahan parkir 4. Cukup aman pada kendaraan lain. 5. Cocok pada lahan parkiran melebar. b. Parkiran 45 0 1.
Sirkulasi sangat baik 2. Pencapaian sangat baik 3. Tidak efisian pada lahan parkir 4. Sangat aman pada kendaraan lain. 5.
Cocok pada semua bentuk lahan parkira
2. Parkiran untuk kendaraan roda dua Sistem parkir yang digunakan pada kendaraan roda dua (motor) adalah sistem paralel (pararellel ).
Gambar 4.64 Parkiran Kendaraan Roda Empat Dan Roda Dua Sumber Penulis 2014
4.6.3 Konsep penzoningan bangunan Massa bangunan utama : showroom, kantor administrasi, dan lain-lain. 144
Penzoningan pada massa ini, didasarkan pada Pembagian zona/wilayah berdasarkan sifat kegiatan, yaitu: 1) Zona publik, bersifat terbuka untuk umum, meliputi ruang pamer, lobby, ruang tamu direktur, ruang informasi, informasi, restaurant, cafeteria/mini bar, ATM dan lain-lain. Zona ini ditempatkan didaerah yang dekat dengan jalan, sehingga bisa dijangkau oleh pengunjung/konsumen, 2) Zona semi publik, bersifat sedikit tertutup, meliputi ruang/lokers karyawan, ruang meeting, ruang staff administrasi, ruang operator, dan lain-lain. 3) Zona private, bersifat tertutup dan merupakan daerah tenang, meliputi ruang direktur, ruang general manager, ruang assisten manager, ruang sekretaris, ruang kepala bagian, dan lain-lain. Zona ini ditempatkan didaerah yang dekat dengan jalur masuk karyawan, sehingga zona ini terkesan tertutup untuk umum. 4) Zona service, bersifat melayani, meliputi toilet, pantry, ruang kontrol ME, gudang, dan lain-lain. Zona ini ditempatkan diarea yang bisa dijangkau oleh zona-zona yang lain. Sehingga antara zona ini dengan zona yang lain masih memiliki hubungan antara satu sama lain.
Penzoningan bangunan
145
Gambar4.65 penzoningan bangunan Sumber penulis 2014
Keterangan: 1. 2. 3. 4.
Zona publik Zona semi public Zona private Zona service
2
4.6.4 Konsep bentuk dan tampilan bangunan 1. Gubahan bahan masa (denah) bentuk dasar bangunan showroom alat berat digunakan metode analogis yaitu
dengan mengadopsi bentuk pola dasar dari dua bentuk jenis alat berat konstruksi wheel loader dengan excavator Dapat dilihat pada gambar berikut:
146
Bentuk denah ruang pengelola
Bentuk denah ruang service
Bentuk denah ruang pameran mengadopsi dari bagian badan dari excavator Gambar 4.66 konsep pengelolaan bentukbangunan Sumber penulis 2014
2. Konsep tampilan bangunan (fasade) Untuk bentuk tampilan bangunan, digunakan bentuk dari produk yang ditawarkan pada bangunan , bentuk morvosis dari konstruksi dari wheel loader ada juga bentuk morvosis dari excavator.
Perspektif
Bentuk showroom alt berat digunakan metode analogis yaitu dengan mengadopsi 147 bentuk pola dasar dari dua jenis alat berat whel loader dan excafator.
Gambar 4.67 konsep tampilan banguanan Sumber penulis 2014
3. Konsep struktur banungunan Penggunaan struktur dipengaruhi oleh bentuk dan fungsi bangunan serta disesuaikan dengan kondisi alam dan juga tapak maupun hal teknis lain yang menggunakan sistem struktur tersebut. Dalam penerapan sistem struktur akan dibagi pada tiga faktor utama (prinsip) struktur bangunan, yaitu:
Rangka pipa baja
148
Pondasi lajur
pondasi tiang pancang
Gambar 4.71 konsep struktur Sumber : Penulis 2014
4. Konsep sirkulasi dalam bangunan Dari jenis-jenis elemen/sarana pola sirkulasi diatas yang telah dijelaskan dengan karakter dari masing-masing elemen, serta ditinjau atas dasar pertimbangan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, maka sarana sirkulasi vertical yang dianggap layak untuk digunakan pada showroom, alat berat adalah tangga vertikal. Hal ini karena bangunan showroom hanya memiliki 3 lantai. Konsep tangga vertical Karakter: a) Efisien bila digunakan pada bangunan yang tidak lebih dari 3 lantai b) Struktur murah c) Ekonomis dalam penggunaan d) Mudah dalam pengerjaan dan perawatan Pola sirkulasi vertikal yang di gunakan dalam perancangan antara lain adalah: Tangga biasa
149
Tangga biasa di gunakan sebagai transportasi utama pada bangunan karena bangunan yang akan dirancang hanya 3 lantai.
Gambar 4.68 sirkulsi dalam bangunan Sumber penulis 2014
5. Konsep matrial kaca pada bengunan showroom alat berat Dari hasil Analisa yang cocok di guakan sebagai matrial kaca pada bangunan showroom alat berat yaitu jenis kaca
Gambar 4.69 kaca Laminated Sumber www. google.com, 2014
Kaca laminated adalah kaca yang terdiri dari 2 kaca float biasa yang diperatkan dengan polyvinyl butiral film (PVB) PVB akan merekatkan kaca sehingga pecahan kaca tetap menempel meskipun telah pecah. Meskipun mempunyai ketahan lebih terhadap penetrasi, kekuatan kaca laminated tidak berbeda jauh dengan kaca float biasa.
150
Karakteristik: Aman dan melindungi Konstruksi kaca lapis tersebut juga memberi ketahanan terhadap penetrasi dan jika sampai pecah. Pecahan kaca akan melekat pada PVB sehinnga tidak berbahaya bagi orang sekitarnya. Kedap suara dan membatasi sinar ultra violet. Kaca laminated efektif mengontrol transmisi suara dan mampu menyaring sinar ultra violet. Tersedia dalam beberapa macam warna Warna kaca laminated tergantung warna kaca dan PVB nya sehingga lebih berfariasi Susah dip roses lebih lanjut setelah proses laminated. Kaca sebaiknya di potong/di lubangi sebelum proses laminated.
PENGGUNAAN Skylight Shower screen (dinding saja) Canopy kaca Kaca kendaraan Kaca anti peluru. 6. Konsep akustik
Analisis kebisingan dari dalam bangunan bertujuan untuk tidak menimbulkan kebisingan ke luar bangunan. Dalam perancangan ruang, pada perancangan showroom alat berat, ruang-ruang yang menimbulkan kebisingan yaitu ruang pamer alat berat persyaratan sistim akustik yang perlu diperhatikan adalah sumber bunyi harus di kelilingi oleh permukaan-permukaan pemantul bunyi. Peredam suara dapat ditempatkan pada bagian yaitu : Dinding ganda yang segaja disusun untuk mengurangi transmisi gelombang bunyi
151
Gambar 4.70 Dinding Ganda Sumber : Rita Laksmitasari,2006
4.7 Konsep sistem utilitas bangunan A. Sistem plumbing Dengan mempertimbangkan kebutuhan air bersih maka sistem jaringan air bersih pada showroom alat berat adalah dalah: 1) Sumber utama air bersih diperoleh dari air PDAM
152
Gambar : 4.74 Sistem pendistribusian air dari PDAM Sumber : penulis 2014
2) Pengadaan sumber air cadangan air bersih diperoleh dari air tanah dengan membuat sumur deep well. Sistem pendistribusiannya yaitu air bersih yang berasal dari sumber air utama maupun dari bak penampungan (reservoir tank) 3) didistribusikan ke tiap lantai dengan menggunakan pompa,
Gambar : 4.75 Sistem pendistribusian air dari sumur Sumber : penulis 2014
B. Sistem pembuangan air kotor Air kotor terbagi menjadi dua, yaitu:
153
1) Disposal cair, berupa air dari kamar mandi, patry, tempat cucui kendaraan. Untuk pembuangan air kotor (disposal cair) dalam area showroom alat berat, dilakukan system pembuangan melalui selokan (got) dalam lingkungan showroom alat berat, untuk kemudian disalurkan ke Riol kota. 2)
Disposal padat (faces) Untuk pembuangan air kotor (disposal padat) yang berasal dari closet showroom alat berat, dilakukan sistem pembuangan langsung ke septic tank dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar: 4.76 Sistem pembuangan air kotor dari showroom alat berat Sumber : penulis 2014
C . Sistem pembuangan limbah Limbah pada showroom alat berat sebagian besar terdapat pada bengkel, dimana limbah tersebut berupa cairan oli bekas yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan . Untuk pembuangan cairan oli bekas, dibuat ruangan khusus dibawah bengkel, dimana cairan oli bekas dibuang melalui pipa yang dipasang pada ruangan bengkel, kemudian mengalir ke ruang dibawah bengkel, untuk selanjutnya ditampung pada drum dengan menggunakan alat/pipa/instalasi penyedot, dan
154
diangkut dengan mobil ke tempat lain, sehingga tidak terjadi pencemaran dilingkungan sekitar. Untuk pembuangan gas emisi, dibuat instalasi/pipa khusus pembuangan gas yang dipasang pada knlapot, sehingga asap yang keluar dari knalpot dapat disalurkan melalui instalasi ini menuju ruangan khusus yang ada dibawah bengkel, sehingga tidak terjadi polusi dalam ruang bengkel.
Drom penampung
bengkel Mobil pengangkut Pipa pembuangan
Ruang bawah
155
Gambar : 4.77 Sistem pembuangan limbah Sumber : penulis 2014
D. Sistem pembuangan sampah Untuk pembuangan sampah, pada area showroom alat berat dibuat bak sampah, dimana dilakukan pemisahan antara sampah basah dan kering (organik dan non organi), untuk kemudian diangkut oleh mobil/truk sampah, dan selanjutnya dibuang di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS).
Truk pengangkut sampah
Sampah organik Sampah non organik
Tempat bak sampah
TPA
156
Gambar : 4.78 Sistem pembuangan sampah dari showroom alat berat. Sumber : penulis 2014
4.7.1 Sistem perlindungan kebakaran Perlindungan terhadap bahaya kebakaran mengunakan sistem pecegahan kebakaran dan sistem penanggulangan kebakaran. 1) Sistem pencegah kebakaran mengunakan alat:
smoke detektor
fire alarm
gambar: 4.79 Sistem Pencegah Kebakaran sumber www.google.com, 2014
2) Sistem penanggulangan kebakaran mengunakan alat:
Sprinkler
hidrant
fire extinguisher
Gambar: 4.80 Sistem Penanggulangan Kebakaran sumber:Analisis Penulis, 2013 4.7.2 Sistem pencahayaan Ada dua sistem pencahayaan yang digunakan dalam bangunan showroom alat berat , yaitu sebagai berikut. 1) Sistem pencahayaan alami
157
sistem pencahayaan alami bertujuan untuk menghemat energi listrik dengan memanfaatkan pencahayaan alami yang berasal dari matahari. Oleh karena itu perletakan ruang didalam bangunan haruslah diatur sedemikian rupa, dengan membuat bukaan-bukaan pada ruangan (sepert jendela dan ventilasi), sehingga dapat dimasuki oleh sinar matahari sesuai dengan kebutuhan ruangan.
Gambar 4.81 Sistem pencahayaan alami Sumber : 2014
2.) Sistem pencahayaan buatan. sistem pencahayaan buatan digunakan pada malam hari, atau pada saat tidak adanya sinar matahari pada pagi atau siang. Sistem pencahayaan buatan menggunakan dua sumber aliran listrik, yaitu sebagai berikut. a) Perusahan Listrik Negara (PLN)
158
Dalam hal pengadaan listrik disini digunakan jasa PLN dalan pengadaan listrik untuk melayani kebutuhan akan listrik disetiap kegiatan pada bangunan. b) Generator Set (Genset) Genset digunakan sebagai sumber listrik pendukung (cadangan) yang bekerja secara otomatis, apabila terjadi gangguan/kegagalan aliran listrik dari PLN.
showroom
Panel
PLN
Genset
Gambar : 4.82 Sistem pencahayaan buatan Sumber : penulis 2014
4.7.3 Sistem penghawaan Ada dua sistem penghawaan yang digunakan dalam bangunan showroom alat berat , yaitu sebaga berikut. 1) Sistem penghawaan alami
159
sistem penghawaan alami bertujuan untuk menghemat pemakaian tenaga listrik dengan memanfaatkan penghawaan yang berasal dari hembusan angin. Oleh karena itu perletakan ruang didalam bangunan haruslah diatur sedemikian rupa, dengan membuat bukaan-bukaan pada ruangan (sepert jendela dan ventilasi), sehingga dapat dilalui oleh angin.
Gambar 4.83 Sistem penghawaan alami
Sumber : penulis 2014 2. Konsep penghawaan buatan Pengunaan AC central yang disalurkan ke setiap ruang melalui saluran udara
(duckting) dengan tingkat suhu udara yang di atur oleh pusat.
Gambar 4.84 AC Sentral
160
Sumber:Analisis Penulis, 2014
4.7.4 konsep penangkal petir Digunakan sistem penagkal petir yang terdiri dari tiang-tiang tembaga dengan panjang ± 30-40 cm. Cara pemasangan system penangkal petir adalah titik puncak/ kepala dari alat penangkal petir dihubungkan dengan pipa tembaga di atas bangunan menuju ke dasar tempat sebagai pentanahan yaitu pipa tembaga tersebut harus mencapai tanah (ground). Oleh karena itu, tempat-tempat tesebut harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak menggangu keindahan bangunan dan tetap berfungsi baik terhadap penanggulangan bahaya petir. Seperti pada gambar berikut ini :
Gambar 4.85 Sistem Penangkal Petir sumber:Analisis Penulis, 2013
161