PROPOSAL SEMINAR EKSTRAKSI ZAT WARNA DARI RUMPUT LAUT SARGASSUM SP PADA BERBAGAI PELARUT (AIR DAN ETANOL)
NAMA
: ANA FADILA
NPM
: 14.3.04.0027
JURUSAN
: MIPA
PRODI
: PENDIDIKAN KIMIA
KELAS
:B
NO. HP
: 082339039218
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) BIMA TAHUN 2018
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan Indonesia sebagai wilayah tropika memiliki keanekaragaman hayati rumput laut kurang lebih 782 jenis (ekspedisi Laut Siboga 1899-1990 oleh Van Bosse). Jenis yang paling banyak terdapat di perairan Indonesia adalah Glacilaria, Gelidium, Eucheuma, Hypnea, Sargassum, dan Turbinaria. Terdapat 3 jenis rumput laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi salah satu adalah Sargassum sp yang merupakan golongan ganggang coklat (Phaeophyta) yang terdapat diwilayah pantai Wane Kabupaten Bima. Sargassum sp banyak mengandung algin, tannin dan phenol yang banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi dan kosmetik. Selain itu Sargassum sp biasanya dicirikan oleh tiga sifat yaitu adanya pigmen coklat yang menutupi warna hijau, fotosintesis terhimpun dalam bentuk laminaran dan dapat menghasilkan algin atau alginat, selulosa, fikoidin dan manitol yang komposisinya sangat tergantung pada jenis (spesies), masa perkembangan dan kondisi tempat tumbuhnya (Maharani et al., 2010). Pigmen-pigmen yang ada dalam sargassum sp bisa di manfaatkan menjadi zat warna. Zat warna merupakan suatu zat aditif yang ditambahkan pada beberapa produk industri. Menurut Cahyadi (2009) berdasarkan sumbernya dikenal dua jenis zat
2
warna yang termasuk dalam golongan bahan tambahan pangan, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis. Sumber pewarna alami adalah tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme (Aberoumand et al., 2011). Pewarna sintetis adalah zat warna yang mengandung bahan kimia yang memiliki beberapa dampak seperti dapat menimbulkan pencemaran air dan tanah serta beracun dan berpengaruh kurang baik bagi semua bentuk kehidupan. Pewarna alami adalah merupakan zat warna yang berasal dari ekstrak tumbuhan.
Pewarna alami merupakan
dan
digunakan sebagai alternatif pewarna yang tidak toksik, dapat diperbaharui, mudah terdegradasi dan ramah lingkungan (Yernisa et al., 2013). Ada beberapa teknologi proses yang dapat digunakan untuk pengambilan zat warna alam dari sumbernya salah satunya dengan sistem ekstraksi (Prayitno et al, 2005). Ekstraksi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengeluarkan satu komponen campuran dari zat padat dengan bantuan zat cair sebagai pelarut (Murbantan et al., 2010). Salah satu metode ekstraksi yang dapat digunakan yaitu metode maserasi (Suliasih et al., 2013). Metode maserasi adalah proses ekstraksi bahan alami yang paling sederhana, menggunakan pelarut yang cocok dengan beberapa kali pengadukan pada suhu ruangan (kamar) (Ditjen POM,2000). Terdapat beberapa faktor dalam proses ekstraksi yang memengaruhi faktor ekstraksi diantaranya jenis pelarut, rasio berat bahan dengan volume pelarut, suhu, pengadukan, waktu ekstraksi dan ukuran sampel (Distantina et al., 2008). Ekstraksi dapat dilakukan dengan pelarut air maupun pelarut organik (Sintha, 2008). Menurut I Wayan Suarsa (2011) pelarut air dan pelarut etanol dalam proses ekstrasi bahan-bahan alami memiliki rendeman tertinggi hal ini disebabkan
3
pelarut air dan etanol merupakan pelarut polar yang memiliki gugus hirdroksil (OH), dimana gugus hidroksil pada air dan etanol dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hyidrogen. 2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana pengaruh pelarut terhadap ekstraksi zat warna rumput
laut sargassum sp pada berbagai pelarut (air dan etanol) ? 2. Bagaimana pengaruh lama proses maserasi terhadap zat warna dari rumput laut sargassum sp ? 3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui Menentukan pengaruh pengaruh pelarut terhadap zat warna rumput laut sargassum sp pada berbagai pelarut (air dan etanol) 2. Mengetahui pengaruh lama proses maserasi terhadap zat warna dari rumput laut sargassum sp 4.1 Manfaat penelitian 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan untuk mengembangkan penelitian tentang mengekstraksi zat warna dari rumput laut sargassum sp pada berbagai jenis pelarut. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang zat warna yang bisa dihasilkan dari rumput laut sargassum sp yang tumbuh di perairan Indonesia dengan berbagai pelarut. Sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi daerah yang memiliki potensi penghasil rumput laut terbanyak serta bertambahnya lapangan pekerjaan.
4
5.1 Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan sampel berupa rumput laut sargassum sp yang terdapat di pantai Wane Kabupaten Bima, menggunakan pelarut air dan etanol 20%. Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan berbagai perbandingan lama proses penyimpanan maserasi serta perbandingan bahan dan pelarut 1:10 (wt/v) dan di lakukan uji analisis menggunakan spektro UV-VISS.
5