BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS 3.1. PENGKAJIAN FISIOTERAPI Dalam pelaksanaan tindakan fisioterapi, seharusnya dimulai dengan tindakan assessment. Tindakan tersebut dilakukan agar memperoleh data dari pasien untuk menetapkan diagnosa fisioterapi serta menentukan tindakan terapi yang sesuai untuk kondisi nyeri pada de quervain tenosynovitis. Pemeriksaan dilakukan pada bulan Januari tahun 2016, yang meliputi : 1. Anamnesis Anamesis merupakan percakapan antara pasien dan terapis yang bertujuan untuk mengambil informasi yang akurat dari pasien. Pertanyaan yang diberikan harus mudah dimengerti dan dijawab oleh pasien. Anamnesis dibedakan menjadi 2 macam, yaitu heteroanamnesis dan autoanamnesis. Dalam hal ini terapis menggunakan anamnesis jenis autoanamnesis yaitu pertanyaan langsung terhadap pasien, seperti berikut ini : a. Anamnesis umum Dari anamnesis umum didapatkan data pribadi pasien, sebagai berikut : 1) Siapa nama ibu ? Ny. P 2) Berapa usia ibu ? 42 tahun 3) Apa pekerjaan yang ibu lakukan ? saya seorang ibu rumah tangga 4) Apa agama ibu ? saya islam 5) Dimana alamat rumah ibu ? saya tinggal di Jalan Nusantara No 113 Rt.02 Rw.08 Karangtalun Cilacap
21
22
b. Anamnesis khusus Dari anamnesis khusus didapatkan data yang berhubungan dengan keluhan pasien, sebagai berikut : 1) Keluhan a) Apa keluhan yang ibu rasakan ? saya merasakan nyeri di bagian ibu jari kanan. b) Nyeri seperti apa yang ibu rasakan ? sakitnya itu seperti di tusuk terasa pegal juga c) Apakah nyeri yang ibu rasakan menjalar ? tidak, nyerinya hanya di bagian ibu jari saja 2) Riwayat penyakit sekarang a) Bagaimana awalnya ibu merasakan nyeri ? saya tidak tahu pastinya, mungkin sudah sekitar 2 tahunan. Tetapi sekitar 3 bulan belakangan ini nyerinya lebih terasa saat menguleg dan memotong ketika sedang memasak. b) Apa yang memperberat rasa nyerinya ? biasanya saat kegiatan memasak di dapur nyerinya semakin terasa. Dan juga seperti saat mengendarai motor nyerinya juga terasa. c) Apa yang membuat nyerinya berkurang ? nyerinya berkurang saat saya sedang beristirahat. Jadi saat nyerinya sedang bertambah saya memilih untuk istirahat sebentar. d) Apakah ibu pernah datang ke fisioterapi sebelumnya ? saya belum pernah ke fisioterapi, ini adalah yang pertama kalinya
23
e) Apakah ibu mengkonsumsi obat untuk mengurangi nyerinya ? tidak, saya hanya mengistirahatkan saja. 3) Riwayat penyakit dahulu a) Apakah ibu pernah mengalami kecelakaan atau terjatuh ? tidak pernah 4) Riwayat penyakit pribadi a) Apakah ibu punya riwayat kolesterol atau osteoporosis ? tidak ada 5) Riwayat penyakit keluarga a) Apakah keluarga ibu juga memiliki penyakit yang sama seperti ibu ? tidak ada c. Anamnesis sistem Dari anamnesis sistem didapatkan data sebagai berikut : 1) Apakah ibu mengalami gangguan atau sakit pada kepala dan leher ? tidak ada 2) Apakah ibu mengalami gangguan pada sistem jantung seperti rasa berdebardebar ? Tidak ada. 3) Apakah ibu mengalami gangguan pada sistem pernafasan seperti sesak nafas ? Tidak ada. 4) Apakah ibu mengalami gangguan pada sistem pencernaan seperti mual dan kembung ? Tidak ada. 5) Apakah ibu mengalami gangguan pada sistem perkemihan misalnya buang air kecil yang tidak lancar ? Tidak ada, 6) Apakah ibu mengalami gangguan pada sistem otot seperti nyeri ataupun sulit digerakkan ? Iya, saya merasakan nyeri pada ibu jari, saya tidak sulit menggerakkan ibu jari walaupun terasa sakit.
24
7) Apakah ibu mengalami gangguan pada sistem saraf seperti rasa kesemutan ? Tidak ada. 2. Pemeriksaan fisik a. Vital sign 1) Tekanan darah
: 105/66 mmhg
2) Denyut nadi
: 89 kali/menit
3) Frekuensi pernafasan : 20 kali/menit 4) Temperatur
: 36,50 C
5) Tinggi badan
: 145 cm
6) Berat badan
: 55 Kg
b. Inspeksi Statis : kondisi pasien terlihat baik, tidak terlihat adanya bengkak atau oedem, dan juga tidak terlihat adanya perubahan warna. Dinamis : tidak terlihat adanya gangguan pada saat gerakan. c. Palpasi 1) Tidak ada pitting oedem. 2) Tidak ditemukan adanya ketegangan otot. 3) Adanya nyeri tekan pada otot penggerak ibu jari. d. Perkusi Tidak dilakukan pemeriksaan perkusi. e. Auskultasi Tidak dilakukan pemeriksaan auskultasi.
25
f. Gerakan dasar 1) Aktif : pasien dapat melakukan gerakan flexi, ekstensi, abduksi dan adduksi secara aktif full ROM dengan nilai kekuatan otot 5. Dan ditemukan adanya nyeri pada gerakan fleksi, ekstensi, dan abduksi. 2) Pasif : pasien dapat melakukan gerakan pasif fleksi, ekstensi, abduksi, dan adduksi full ROM. Pada gerakan fleksi hard endfeel, gerakan ekstensi hard endfeel, abduksi elastis endfeel, dan adduksi soft endfeel. Nyeri ada pada gerakan fleksi, ekstensi, dan abduksi. 3) Isometrik melawan tahanan : saat melakukan tahanan pasien dapat melakukan pada semua gerakan, fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi. Akan tetapi, semuanya disertai dengan rasa nyeri. g. Kognitif, intra personal, dan inter personal 1) Kognitif : Pasien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan terapis dengan baik. 2) Intra Personal : Pasien dapat menerima kenyataan akan penyakit yang diderita dan memiliki keinginan yang tinggi untuk sembuh. 3) Inter Personal : Pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat bersosialisasi dengan lingkungan keluarga dan poli. h. Kemampuan fungsional dan lingkungan aktifitas 1) Kemampuan Fungsional : Pasien mampu melakukan aktifitasnya secara mandiri akan tetapi terkadang disertai dengan rasa nyeri, terutama pada saat kegiatan memasak.
26
2) Lingkungan Aktifitas : Pasien mampu melakukan aktifitasnya secara mandiri. 3. Pemeriksaan spesifik a. Finklestein test Posisi pasien : pasien duduk dan tangan kanan di sangga dengan papan, ataupun dengan bantal. Dan buat pasien nyaman. Posisi tangan pasien mid posisi. Ibu jari difleksikan, dan empat jari lainnya di fleksikan juga menggenggam ibu jari. Posisi terapis : duduk ataupun berdiri di depan pasien. Salah satu tangan terapi menggenggam tangan pasien, dan tangan yang lain memegang di bagian lengan pasien. Gerakan : tangan pasien digerakkan kearah ulnar deviasi. Hasil : pasien merasakan nyeri pada area sekitar proccesus styloideus.
Gambar 3.1 Tes Finklestein (Sumber : Data Pribadi, 2016)
27
b. Pemeriksaan nyeri dengan skala VAS (visual analogue scale) Pemeriksaan nyeri terdiri dari tiga macam, yaitu nyeri diam, nyeri tekan, dan nyeri gerak. Table 3.1 Hasil Pemeriksaan Nyeri Dengan Menggunakan Skala VAS. Kondisi VAS (cm) Nyeri diam 0 Nyeri gerak 1,8 Nyeri tekan 4,2 (Sumber : Data pribadi, 2016) 4. Diagnosis Fisioterapi 1) Impairment Pasien mengeluhkan nyeri di area ibu jari. 2) Disability Pasien mampu bersosialisasi dengan baik di lingkungan sekitarnya, walaupun mengalami nyeri di bagian ibu jarinya. 3) Functional limitation Pasien mampu melakukan aktifitas fungsionalnya dengan baik akan tetapi sedikit terganggu ketika memasak karena ada rasa nyeri. Sehingga pasien tidak bisa bekerja terlalu lama. 5. Perencanaan Tindakan Fisioterapi a. Tujuan Terapi 1) Tujuan jangka panjang a) Melanjutkan tujuan jangka pendek. b) pasien dapat melakukan aktifitas fungsional tanpa rasa nyeri 2) Tujuan jangka pendek Mengurangi nyeri
28
b. Tindakan Terapi 1) Teknologi yang dilaksanakan a) phonophoresis b) manual longitudinal muscle stretching. 2) Teknologi Alternatif a) iontophoresis b) ultrasound c) stretching 3) Edukasi a) Pasien diminta untuk tidak terlalu banyak menggerakkan ibu jari yang sakit. 4) Perencanaan Evaluasi Evaluasi nyeri dengan VAS
3.2. PELAKSANAAN TERAPI 1. Terapi Pertama (Tanggal 25 Januari 2016) a) Phonophoresis persiapan alat : letakkan alat di dekat pasien dan mudah di jangkau terapis. Cek kabel dan tranduser pastikan sudah terpasang. Letakkan gel dan obat yang akan diberikan di tempat yang mudah dijangkau. Persiapan pasien : posisikan pasien senyaman mungkin, dapat dengan posisi duduk dan posisi tangan yang disangga dengan bantal. Posisi terapis : duduk di depan pasien, dan mudah menjangkau alat. FITT yang digunakan pada kasus ini sebagai berikut : Pelaksanaan :
29
1) Nyalakan alat, dengan menekan tombol on. 2) Atur arus, frekuensi, waktu yang akan diberikan. 3) Bersihkan area yang akan diterapi, dan juga tranduser. 4) Berikan obat diclofenac di area ibu jari, terutama yang terasa nyeri. 5) Tambahkan gel pada area ibu jari yang sudah diberi obat diclofenac agar tidak terlalu lengket dengan menggunakan tranduser. 6) Atur intensitas yang akan diberikan, dengan tranduser yang masih menempel. Waktu terapi sampai 10 menit. 7) Tranduser digerakan memutar searah jarum jam, di area yang sakit. Sampai waktu selesai. 8) Ketika dilakukan terapi, terapis tetap memantau keadaan pasien. Tentang apa yang dirasakan pasien. 9) Setelah waktunya selesai, bersihkan kembali alat, dan area yang diterapi dengan menggunakan tissue. 10)
Rapihkan alat ke tempat semula.
b) Manual Longitudinal Muscle Stretching Persiapan pasien : duduk dengan tangan yang sakit di sangga menggunakan bantal. Posisi terapis : duduk di depan pasien. Pelaksanaan : 1) Posisikan tangan pasien mid posisi 2) Ibu jari di fleksikan, dan empat jari lainnya mengenggam ibu jari.
30
3) Kemudian salah satu tangan terapis menggenggam tangan pasien dengan posisi ibu jari terapis menahan bagian distal ibu jari. kemudian ibu jari terapis lainnya menarik di bagian proksimalnya. 4) Hitung sampai 8 detik, kemudian kembalikan seperti semula. Ulangi gerakan tersebut sampai 6 kali dengan memberikan jeda waktu setelah pengulangan yang ketiga. Ketika dilakukan penarikkan tanyakan apa yang dirasakan pasien. 5) Setelah selesai lakukan evaluasi 2. Terapi Kedua (26 Januari 2016) Sama seperti terapi pertama. 3. Terapi Ketiga (27 Januari 2016) Sama seperti terapi pertama dan kedua. 4. Terapi Keempat (28 Januari 2016) Sama seperti terapi pertama, kedua dan ketiga. 5. Terapi Kelima (29 Januari 2016) Sama seperti terapi pertama, kedua, ketiga dan keempat.
3.3. EVALUASI Evaluasi nyeri gerak dan nyeri tekan pada ibu jari dextra dengan menggunakan skala VAS : Table 3.2 Hasil Pemeriksaan Nyeri Gerak Dari Hari Pertama Penanganan Sampai Hari Kelima. Kondisi Pertama Kedua 1,8 2,2 Sebelum 1,8 1,8 Sesudah (Sumber : Data pribadi, 2016)
VAS (cm) Ketiga 0,6 0,7
Keempat 1 0,6
Kelima 0,9 0,2
31
Tabel 3.3 Hasil Pemeriksaan Nyeri Tekan Dari Hari Pertama Penanganan Sampai Hari Kelima. Kondisi Pertama Kedua 4,2 3,1 Sebelum 2,5 2,7 Sesudah (Sumber : Data Pribadi, 2016)
VAS (cm) Ketiga 1,4 1,6
Keempat 1,5 1,2
Kelima 1,2 0,6
3.4. HASIL TERAPI AKHIR Dengan melihat kondisi Ny. P dengan diagnosa de quervain tenosynovitis dilakukan tindakan fisioterapi dengan menggunakan modalitas phonophoresis dan manual longitudinal muscle stretching didapatkan adanya penurunan nyeri gerak dan nyeri tekan. Dari awal penanganan untuk titik nyeri gerak di dapatkan angka 1,8 saat sebelum penanganan dan 1,8 juga setelah penanganan tetapi pada akhir penanganan didapatkan angka 0,9 untuk sebelum penanganan dan 0,2 setelah penanganan. Kemudian untuk nyeri tekan di awal pertemuan didapat angka 4,2 untuk keadaan sebelum terapi dan 2,5 untuk sesudah terapi, dan di akhir penanganan didapat angka 1,2 unruk sebelum terapi dan 0,6 untuk sesudah terapi.