Jurnal Aplikasi Phonophoresis Dan Manual Longitudinal Muscle Stretching Pada Kondisi De Quervain Tenosynovitis

  • Uploaded by: YUNY
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnal Aplikasi Phonophoresis Dan Manual Longitudinal Muscle Stretching Pada Kondisi De Quervain Tenosynovitis as PDF for free.

More details

  • Words: 1,386
  • Pages: 4
APLIKASI PHONOPHORESIS DAN MANUAL LONGITUDINAL MUSCLE STRETCHING PADA KONDISI DE QUERVAIN TENOSYNOVITIS Naufal Nafisa, Dwi Setiyawati

ABSTRACT Background and purpose of writing : De quervain tenosynovitis is a problem in thumb and the sign there are pain which a caused of mechanic factor, trauma, and inflammation in structure of tissues around of forearm. In a problem the giving of modalities phonophoresis and manual longitudinal muscle stretching used of decrease the pain in these condition. Method : Do the observation data collection, management physiotherapy ranging from assessment, inspection, implementation of physiotherapy, and concludes with an evaluation. Specific investigation using a VAS (visual analogue scale). therapy is done for 5 times with evaluation. Discussion : After 5 times therapy with phonophoresis and manual longitudinal muscle stretching is getting value reduction of pain, if the initial motion 1,8 and press 4,2, turn into painful motion 0,2 and press 0,6. Conclusions and suggestion : The results obtained show that there is the effect of phonophoresis and manual longitudinal muscle stretching to reduce pain, with evaluation using a VAS (visual analogue scale). patient with de quervain tenosynovitis conditions is also given education about what they can’t do which make a increase the pain and what they can do to decrease the pain in home. Keyword : de quervain tenosynovitis, phonophoresis, manual longitudinal muscle stretching, pain. PENDAHULUAN Tangan merupakan bagian tubuh yang sangat penting bagi tubuh kita. Karena sebagian besar kegiatan seharihari kita dilakukan menggunakan tangan. Mulai dari makan, minum, memakai baju, memasak, mencuci, dan juga aktifitas kebersihan diri seperti di dalam kamar mandi. Di zaman yang semakin modern ini, tanpa sadar telah menambah aktifitas yang dilakukan oleh tangan. Seperti pekerjaan di kantor, mengetik, menulis, dan untuk ibu rumah tangga seperti kegiatan di dapur seperti memasak dan mencuci baju. Karena dilakukan berulang-ulang dan terus menerus, menimbulkan masalah kesehatan pada bagian tangan.

Masalah yang sering di timbulkan adalah gangguan fungsi gerak. Adanya gangguan tersebut disebabkan karena timbulnya nyeri akibat dari gerakan yang sama dan selalu dilakukan bahkan sampai di paksakan setiap harinya. Salah satu cedera yang sering terjadi di tangan adalah de quervain tenosynovitis. De quervain tenosynovitis merupakan gangguan pada ibu jari yang di tandai dengan adanya nyeri yang di sebabkan oleh faktor mekanis, trauma, dan inflamasi pada struktur jaringan di sekitar pergelangan tangan. De quervain tenosynovytis mempengaruhi dua tendon yaitu abductor pollicis longus dan extensor pollicis brevis, tendon ini

berfungsi menghubungkan otot ke tulang. Dalam sebuah penelitan disebutkan terdapat 50 responden yang terdiri dari 34 atau 68 % responden wanita dan 16 atau 32 % responden pria. Dan dari jumlah tersebut terbukti bahwa wanita jauh lebih beresiko terkena de quervain tenosynovitis dari pada responden pria. Khusunya untuk ibu rumah tangga yang memiliki bayi, memicu terjadinya de quervain tenosynovitis karena mereka bekerja terus menerus. (Katana dalam Nuke, 2014). Karena itu di butuhkan penanganan yang tepat. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang di tujukan kepada individu ataupun kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan denganmenggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutik dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi. (SK Menkes RI No.778/Menkes/SK/VIII/2008, Bab I-c). Maka dari itu fisioterapi dianggap memiliki peranan penting dalam menangani kasus de quervain tenosynovitis, bukan hanya sekedar untuk memperbaiki fungsi gerak saja. Melainkan juga dapat menangani keluhan utama yang menjadi pokok dari berbagai keluhan penunjang lainnya yaitu adanya nyeri. Aplikasi phonophoresis dan manual longitudinal muscle stretching dapat menjadi modalitas yang tepat pada penanganan kasus de quervain tenosynovitis untuk mengurangi nyeri. Melihat modalitas tersebut secara efektif dapat mengurangi nyeri pada peradangan di dalam tendon. Adanya efektifitas dari pengaplikasian phonophoresis dan manual longitudinal muscle stretching dapat mengurangi problematik yang muncul dari kasus de

quervain tenosynovitis terutama untuk nyeri. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah studi kasus. Subyek yang digunakan adalah pasien dengan gangguan nyeri oleh karena kondisi de quervain tenosynovitis. Subyek mendapatkan tindakan terapi berupa pemberian terapi phonophoresis dan manual longitudinal muscle stretching.subyek diberikan terapi sebanyak 1 kali sehari selama 5 hari. Observasi dilakukan pada derajat nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak. Instrument yang digunakan untuk mengukur derajat nyeri adalah visual analogue scale (VAS). HASIL Setelah dilakukan tindakan fisioterapi sebanyak 5 kali didapatkan adanya penurunan nyeri tekan (Table 1.1) dan nyeri gerak (Table 1.2). Tabel 1.1 Hasil Pemeriksaan Nyeri Tekan. Kondisi VAS (cm) T1 T2 T3 T4 T5 1,5 1,2 Sebelum 4,2 3,1 1,4 1,2 0,6 Sesudah 2,5 2,7 1,6 (Sumber : Data pribadi, 2016) Tabel 1.2 Hasil Pemeriksaan Nyeri Gerak. Kondisi VAS (cm) T1 T2 T3 T4 T5 1 0,9 Sebelum 1,8 2,2 0,6 0,6 0,2 Sesudah 1,8 1,8 0,7 (Sumber : Data pribadi, 2016) PEMBAHASAN De quervain tenosynovitis adalah suatu peradangan yang melibatkan tendon dan selubungnya (Chaidir, 1999). Nyeri pada de quervain tenosynovitis adalah nyeri akibat dari pemakaian tangan yang berulang-ulang sehingga terjadi pembengkakan serta iritasi pada

proccesus styloideus lateralis dan terjadi inflamasi. Pengggunaan modalitas Phonophoresis merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang dapat digunakan dalam kondisi tersebut untuk pengurangan nyeri. Phonophoresis dideskripsikan sebagai aplikasi ultrasound terapi yang digunakan untuk membantu mendiffusikan obat ke dalam kulit. Ultrasound akan membuka jalur yang memungkinkan obat dapat menyebar melalui kulit dan masuk lebih dalam pada jaringan (Chard Starkey, 2004). Pemberian diclofenac merupakan salah satu obat analgesic anti inflamasi yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit atau nyeri dan sebagai anti radang. Senyawa ini merupakan turunan asam fenilasetat dan inhibitor siklooksigenasi, serta potensinya jauh lebih besar daripada indometasin, naproksen atau beberapa senyawa lain. Rangsangan (misalnya : cedera ringan) mengaktifkan asam arakidonat melalui membrane fosfolipase A2 (PA2). Melalui siklooksigenase. Berbagai prostaglandin (PG) dibentuk sesuai dengan jalur jaringan tertentu. Perubahan asam arakidonat menjadi prostaglandin dengan bantuan cyclooxygenase (COX) dapat dihambat dengan pemberian NSAID yang juga dikenal sebagai COX inhibitor. Oleh karena kejadian nyeri dan inflamasi bukan hanya berkaitan dengan peningkatan produksi prostaglandin oleh aktivasi COX-2, NSAID yang ideal hendaklah lebih nyata menghambat aktifitas COX-2 dan juga menghambat aktifitas mediator-mediator inflamasi lainnya seperti bradikinin, histamin dan interleukin, serta mampu merembes ke cairan serebrospinal (Makmuriah dan Sugijanto, 2013). Mekanisme di atas menunjukkan bahwa penurunan nyeri menggunakan teori nyeri transmisi atau inhibisi. Yaitu nyeri yang muncul dapat

dihambat dengan mengirimkan zat anti inflamasi diclofenac. Selain pemberian modalitas phonophoresis dengan diclofenac , diberikan juga manual longitudinal muscle stretching. Konsep dari Manual longitudinal muscle stretching adalah pasif stretching. Modalitas tersebut menggunakan teknik stretching ke satu arah gerakan searah dengan grup otot. Tujuannya adalah untuk melepaskan perlengketan fasia-myofibril dan abnormall cross link sehingga mengurangi iritasi terhadap saraf Aδ dan saraf tipe C yang menimbulkan nyeri regang (Sugijanto, 2008). Mekanisme penurunan nyeri menggunakan teori gate control. Pada pemberian manual longitudinal muscle stretching nyeri dihambat pada tingkat nociseptor. Dengan pemberian modalitas manual longitudinal muscle stretching secara langsung berpengaruh terhadap peregangan local pada otot dan fasia, selain itu juga dapat melepaskan abnormal cross link (Sugijanto dan Ardhi, 2008). Dan hilangnya abnormal cross link memberikan efek relaksasi pada otot. Ketika otot mengalami relaksasi maka nyeri juga berkurang. SIMPULAN Dari observasi yang dilakukan dapat diambil simpulan bahwa pemberian terapi phonophoresis dan manual longitudinal muscle stretching bermanfaat untung mengurangi nyeri pada kondisi de quervain tenosynovitis. DAFTAR PUSTAKA Chabut, L., Lewis,M. 2007. Stretching For Dummies. Canada : Wiley Publishing. Chaidir, Rizal. 1999. Tenosynovitis Ciccone, Charles.D. 2007. Pharmacology In Rehabilitation. United States Of Amerika : F.A Dawis Company.

Dallas, E,. Alexandra, B. 2011. De Quervain’s Tenosynovitis. Aviable From : http://www.physiopedia.com/de_quervains_tenosyn ovitis Kowalak, Dkk. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC Penerbi Buku Kedokteran. Makmuriyah., Sugijanto. 2013. Iontophoresis Diclofenac Lebih Efektif Dibandingkan Ultrasound Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Myofascial Syndrome Musculus Upper Trapezius. Moore, K.L,. Agus, A.M.R,. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates. Jakarta : Pt.Gramedia Pustaka Utama. Pecina, Marko M,. Ivan, B. 2004. Overuse Injuries of The Musculoskeletal System. United States Of Amerika : CRC Press. Prentice, William.E. 2005. Therapeutic Modalities In Rehabilitation. United Stites Of Amerika : Mcgraw-Hill Companies. Septiyani, N. 2014. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi De Quervain Syndrome Sinistra Di RSO PROF.DR.SOEHARSO Surakarta. Aviable From : http://eprints.ums.ac.id/30882/14/ 02.__naskah_ publikasi.pdf Starkey, C. 2004. Therapeutic Modalities. United States Of Amerika : F.A Davis Company Sulistyowati, A. 2012. Beda Efek Pengurangan Nyeri Pada Penambahan Iontophoresis Dengan Efac Terhadap Intervensi Mwd Dan Elastic Bandage Kasus De Quervain Syndrome. Sugijanto., Bimantoro, A. 2008. Perbedaan Pengaruh Pemberian Ultrasound Dan Manual Longitudinal Muscle Stretching

Dengan Ultrasound Dan Auto Stretching Terhadap Pengurangan Nyeri Pada Kondisi Sindroma Miofasial Otot Upper Trapezius. Yusuf, H., Wulandari, I.D. 2013. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Dequervain Syndrome Menggunakan Ultrasound, Tens Dan Terapi Latihan Di Rsud Kraton Kab. Pekalongan.

Related Documents


More Documents from "YusNatalusia"