Bab Ii Widy Baru.docx

  • Uploaded by: Indri Sawitri
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Widy Baru.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,469
  • Pages: 33
BAB II LANDASAN TEORI

A. Bencana 1. Pengertian bencana Bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang menyebabkan gangguan serius pada masyarakat sehingga menyebabkan korban jiwa serta kerugian yang meluas pada kehidupan manusia baik dari segi materi, ekonomi maupun lingkungan dan melampaui kemampuan

masyarakat

sumberdaya

yang

pengertian

tersebut,

tersebut

mereka

miliki

bencana

untuk

mengatasi

(Yayasan

merupakan

menggunakan

IDEP,

sebuah

2007).

Dari

peristiwa

yang

terjadi karena bertemunya ancaman dari luar terhadap kehidupan manusia

dengan

masyarakat berdampak

untuk

kerentanan, menangani

merugikan

manusia

yaitu bencana. dan

kondisi

yang

Singkatnya

lingkungan,

melemahkan

ketika

dan

ancaman

tidak

adanya

kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya maka peristiwa itu disebut dengan bencana. Sedangkan reduction

menurut

/ISDR

International

(2004),

bencana

Strategy

for

suatu

gangguan

adalah

disaster serius

terhadap berfungsinya suatu kegiatan di masyarakat sehingga dapat menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi,

ekonomi

(masyarakat)

atau

tersebut

lingkungan untuk

sumberdaya mereka sendiri.

dan

yang

mengatasi

melampaui dengan

kemampuan

menggunakan

Definisi

standar

internasional

ini

tidak

terlalu

mempersoalkan perbedaan bencana alam dari bencana sosial atau bencana

teknologi,

selama

suatu

kejadian

menimbulkan

dampak

seperti yang didefinisikan, maka kejadian itu disebut sebagai bencana. Maka hal ini dapat disimpulkan oleh Noji (2005) bahwa bencana adalah suatu akibat dari suatu gangguan/uraian ekologis yang

sangat

banyak

di

dalam

hubungan

antara

manusia

dan

lingkungan mereka, suatu peristiwa mendadak atau yang serius di skala seperti itu yang masyarakat yang melanda memerlukan usahausaha luar biasa untuk mengatasi nya, sering kali dengan bantuan yang luar atau bantuan internasional.

2. Karakteristik bencana Berdasarkan penyebabnya, bencana dibagi menjadi 3 yaitu : a) Bencana Alam (natural disaster) Bencana

Alam

merupakan

fenomena

atau

gejala

alam

yang

disebabkan oleh keadaan geologi, biologis, seismis, hidrologis atau

disebabkan

mengancam

oleh

kehidupan,

suatu

proses

struktur

dan

dalam

lingkungan

perekonomian

alam

masyarakat

serta menimbulkan malapetaka. Bencana yang termasuk bencana alam antara lain: wabah penyakit, hama dan penyakit tanaman, gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, gelombang laut

pasang,

banjir,

erosi,

kekeringan dan kebakaran hutan.

angin

taufan,

badai

tropis,

b) Bencana Akibat Ulah Manusia (man-made disaster) Bencana

karena

ulah

manusia

merupakan

peristiwa

yang

terjadi karena proses teknologi, interaksi manusia terhadap lingkungannya serta interkasi antara manusia itu sendiri yang dapat

menimbulkan

dampak

negatif

terhadap

kehidupan

dan

penghidupan masyarakat. Bencana

yang

termasuk

akibat

ulah

manusia

antara

lain:

bencana akibat perang, kebakaran, ledakan industri/instalasi listrik, pencemaran lingkungan, kecelakaan. c) Bencana Kombinasi Bencana ini dapat disebabkan oleh ulah manusia maupun oleh alam itu sendiri. Bencana ini dapat disebabkan oleh keadaan geologi, biologis, seismis, hidrologis atau disebabkan oleh suatu

proses

interaksi

dalam

manusia

lingkungan terhadap

alam

maupun

lingkungannya

oleh

teknologi,

serta

interaksi

antara manusia itu sendiri. Contoh dari bencana yang mungkin timbul

dari

kombinasi

ini

ialah

banjir,

kebakaran

hutan,

longsor, erosi dan abrasi. Akibat Bencana Walaupun semua bencana memiliki ciri khasnya sendiri dan memberikan pengaruh dalam tingkat kerentanan yang berbeda pada daerah dengan kondisi sosial, kesehatan dan ekonomi tertentu. Menurut Pan American Health Organization/PAHO (2006), Ada beberapa masalah kesehatan umum akibat bencana antara lain : 1) Reaksi sosial Setelah

suatu

bencana

alam

yang

besar

terjadi,

sikap

penduduk jarang mencapai tingkatan panik atau berdiri diam.

Tindakan

individual

yang

spontan

tetapi

sangat

terkelola

bermunculan saat mereka yang selamat pulih dengan cepat dari syok dan mulai bersiap diri untuk mencapai tujuan personal yang jelas. Korban yang selamat kerap memulai upaya pencarian dan penyelamatan segera setelah bencana berlangsung dan dalam hitungan jam mereka mungkin telah membentuk kelompok untuk membawa korban yang cedera ke pos pengobatan. Perilaku anti sosial yang aktif, misalnya penjarahan besar-besaran, hanya terjadi dalam kondisi tertentu. 2) Penyakit menular Bencana alam tidak biasa menimbulkan KLB penyakit menular secara besar-besaran walaupun pada keadaan tertentu bencana alam

dapat

meningkatkan

potensi

penularan

penyakit.

Dalam

jangka waktu yang singkat, peningkatan insidensi penyakit yang paling sering terlihat terutama disebabkan oleh kontaminasi feses

manusia

pada

makanan

dan

minuman.

Dengan

demikian,

penyakit semacam itu umumnya adalah penyakit enterik (perut). Risiko

KLB

penyakit

menular

sebanding

dengan

kepadatan

penduduk dan perpindahan penduduk. Kondisi ini meningkatkan desakan

terhadap

kontaminasi

suplai

(seperti

air

dalam

dan kamp

makanan

serta

pengungsian),

risiko gangguan

pelayanan sanitasi yang ada seperti sistem suplai air bersih dan sistem pembuangan air kotor. 3) Perpindahan penduduk Jika terjadi perpindahan penduduk secara besar-besaran, mendesak

akan

spontan

atau

pemberian

terkelola,

bantuan

suatu

kemanusiaan

kebutuhan terbentuk.

Penduduk mungkin akan pindah ke daerah kota jika layanan umum tidak dapat menangani dan akibatnya adalah peningkatan angka kesakitan

dan

perpindahan

kematian.

penduduk

Jika

banyak

besar-besaran

rumah

akan

yang

hancur,

berlangsung

dalam

suatu wilayah perkotaan karena mereka mencari tumpangan baik di rumah teman maupun kerabat dekat. 4) Pengaruh cuaca Bahaya kesehatan dari pajanan terhadap unsur-unsur cuaca tidak besar, bahkan setelah terjadi bencana di daerah beriklim sedang.

Asalkan

berpakaian

layak

populasi pakai,

tetap

dan

dalam

dapat

kondisi

menemukan

kering,

perlindungan

terhadap angina, kematian akibat pajanan cuaca tampaknya bukan risiko utama pada penduduk Amerika Latin dan Karibia. Dengan demikian,

kebutuhan

untuk

mendirikan

tempat

perlindungan

darurat sangat beragam bergantung pada keadaan setempat. 5) Makanan dan gizi Kekurangan bahan pangan segera setelah bencana dapat muncul dalam dua cara, yang pertama kekurangan pada cadangan makanan di wilayah bencana dapat menyebabkan penurunan tajam jumlah makanan

yang

tersedia

atau

yang

kedua

adalah

terputusnya

sistim distribusi dapat menghalangi akses ke makanan walaupun kelangkaan yang sangat parah tidak terjadi. 6) Penyediaan air dan sanitasi Sistem penyediaan air minum dan pembuangan air kotor sangat rentan

pada

bahaya

bencana

alam,

gangguan

yang

terjadi

biasanya menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Kekurangan

dalam

kuantitas

dan

kualitas

air

minum,

kesulitan

dalam

pembuangan ekskreta serta limbah lainnya dapat mengakibatkan memburuknya terhadap

sanitasi kondisi

sehingga

yang

ikut

memberikan

sumbangan

memudahkan

penyebaran

penyakit

gastroenteritis dan penyakit lainnya. 7) Kesehatan jiwa Kecemasan, neurosis dan depresi akan menjadi masalah akut dan

utama

dalam

kesehatan

masyarakat

yang

terjadi

setelah

bencana. Apapun kemungkinannya, harus dilakukan upaya untuk melindungi daerah

keluarga

industri

kesehatan

dan

atau

jiwa

struktur

metropolitan

dilaporkan

sosial di

cukup

masyarakat.

negara

bermakna

maju,

Pada

masalah

selama

masa

rehabilitasi jangka panjang dan selama masa rekonstruksi dan masalah itu harus dihadapi selama fase tersebut. 8) Kerusakan infrastruktur Bencana

alam

dapat

menyebabkan

kerusakan

serius

pada

fasilitas kesehatan dan sistem penyediaan air bersih serta sistem

pembuangan

air

kotor,

disamping

dapat

berdampak

langsung pada kesehatan masyarakat yang mengandalkan layanan tersebut. strukturnya

Jika

bangunan

tidak

aman,

rumah

sakit

bencana

alam

dan

pusat

dapat

kesehatan

membahayakan

kehidupan penghuni gedung dan membatasi kapasitas pemberian layanan kesehatan bagi korban bencana.

B. Gempa Bumi 1. Pengertian Gempa Bumi Gempabumi

merupakan

gejala

alamiah

yang

berupa

gerakan

goncangan atau getaran tanah yang ditimbulkan oleh adanya sumbersumber getaran tanah akibat terjadinya patahan atau sesar akibat aktivitas tektonik, letusan gunungapi akibat aktivitas vulkanik, hantaman benda langit (misalnya meteor dan asteroid), dan/atau ledakan bom akibat ulah manusia (BNPB, 2012).

2. Penyebab Terjadinya Gempabumi Proses

tektonik

bumi.Aktivitas secara

sesar

lokal,

di

akibat permukaan

pergerakan

kulit/lempeng

bumi.Pergerakan

contohnyaterjadi

runtuhan

geomorfologi

tanah.Aktivitas

gunungapi.Ledakan nuklir (BNPB, 2012).

3. SIAP Sebelum Terjadi Gempabumi Mengetahui

sosialisasi

tentang

gempabumi,mempelajari

penyebab gempa.Membuat konstruksi rumah tahan gempa.Memperhatikan sistem peringatan dini dan membuatsistem peringatan dini mandiri, seperti

mengikatbenda-benda

kuat.Melaksanakan

dan

yang

mengikuti

tergantung

simulasi.Mengetahui

dengan dimana

informasi gempa bisadidapatkan yaitu: BMKG, TV, Radio, ORARI, dll.Menyiapkan “tas siaga bencana” (BNPB, 2012). 4. Dampak/Bahaya Ikutan Gempabumi Kejadian

gempabumi

dapat

menimbulkan

bahaya

ikutan

lain

yang terkadang lebih banyak membawa korban, dibandingkan dengan

dampak

akibat

gempabumi

itu

sendiri:

tsunami.bangunan

roboh.

kebakaran.tanah longsor.runtuhan batuan.rekahan tanah.kecelakaan industri, seperti di Fukushima, Jepang.banjir, akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul.penahan lainnya (BNPB, 2012).

5. Gempa Bumi Di Lombok (Sumber: Pusat Data Informasi dan Humas BNPB) Selama 1.999

tahun

kejadian

2018,

bencana

hingga

di

Kamis

Indonesia.

(25/10/2018), Jumlah

ini

tercatat

akan

terus

bertambah hingga akhir 2018 mendatang. Dampak yang ditimbulkan bencana sangat besar. Tercatat 3.548 orang meninggal dunia dan hilang, 13.112 orang luka-luka, 3,06 juta jiwa mengungsi dan terdampak bencana, 339.969 rumah rusak berat, 7.810 rumah rusak sedang, 20.608 rumah rusak ringan,

dan ribuan fasilitas umum

rusak. Kerugian

ekonomi

yang

ditimbulkan

bencana

cukup

besar.

Sebagai gambaran, gempabumi di Lombok dan Sumbawa menimbulkan kerusakan dan kerugian Rp 17,13 trilyun. Begitu juga gempabumi dan tsunami di Sulawesi Tengah menyebabkan kerugian dan kerusakan lebih dari Rp 13,82 trilyun. Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah. Selama

tahun

2018,

terdapat

beberapa

bencana

yang

menimbulkan korban jiwa dan kerugian cukup besar yaitu banjir bandang di Lampung Tengah pada 26/2/2018 yang menyebabkan 7 orang meninggal dunia.

Bencana longsor di Brebes, Jawa

Tengah pada

22/2/2018 yang menyebabkan 11 orang meninggal dunia dan 7 orang

hilang.

Banjir

menyebabkan Gempabumi

17

bandang orang

beruntun

di

Mandailing

meninggal

di

Lombok

dunia dan

Natal dan

pada 2

Sumbawa

12/10/2018

orang

pada

hilang.

29/7/2018,

5/8/2018, dan 19/8/2018 menyebabkan 564 orang meninggal dunia dan 445.343

orang

mengungsi.

Bencana

gempabumi

dan

tsunami

di

Sulawesi Tengah pada 28/9/2018 menyebabkan 2.081 orang meninggal dunia, 1.309 orang hilang dan 206.219 orang mengungsi. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, jumlah korban meninggal dunia dan hilang akibat bencana pada tahun 2018 ini paling besar sejak 2007. Jumlah kejadian bencana, kemungkinan hampir sama dengan jumlah bencana tahun 2016 dan 2017 yaitu 2.306 kejadian bencana dan 2.391 kejadian bencana. Namun dampak yang ditimbulkan akibat bencana pada 2018 sangat besar. Dampak

gempabumi

7

SR

yang

mengguncang

wilayah

di

Nusa

Tenggara Barat pada Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB memberikan dampak yang luas. Hingga Senin dini hari (6/8/2018) pukul 02.30 WIB tercatat 82 orang meninggal dunia akibat gempa, ratusan orang luka-luka

dan

ribuan

rumah

mengalami

kerusakan.

Ribuan

warga

mengungsi ke tempat yang aman. Aparat gabungan terus melakukan evakuasi dan penanganan darurat akibat gempabumi. Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram. Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 82 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.

Di

saat

penanganan

darurat

dampak

gempa

6,4

SR

masih

berlangsung, terutama di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur, tiba-tiba masyarakat diguncang gempa dengan kekuatan yang lebih besar.

Masyarakat

bangunan

dan

panik

rumah

yang

dan

berhamburan

sebelumnya

di

sudah

jalan-jalan

rusak

akibat

dan gempa

sebelumnya menjadi lebih rusak dan roboh. Apalagi ada peringatan dini

tsunami

menyebabkan

masyarakat

makin

panik

dan

trauma

sehingga pengungsian di banyak tempat. Korban luka-luka banyak yang dirawat di luar puskesmas dan rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak. Selain itu gempa susulan

terus

berlangsung.

Hingga

5/8/2018

pukul

24.00

WIB

terjadi 80 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil. BMKG menyatakan bahwa gempa 7 SR tadi adalah gempa utama (main

shock)

dari

rangkaian

gempa

sebelumnya.

Artinya

kecil

kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar. Tim

SAR

gabungan

masih

terus

melakukan

evakuasi

dan

penyisiran. Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan

kendala

di

lapangan.

Diperkirakan

korban

terus

bertambah. Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan. Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama jajaran BNPB telah tiba di Lombok Halim

Utara menggunakan

Perdanakusuma.

segera darurat

dikirimkan. dikirimkan.

Tambahan 2

bantuan

helikopter

BNPB

terus

pesawat khusus dari Bandara logistik

untuk

dan

mendukung

mendampingi

Pemda,

peralatan penanganan baik

Pemda

Provinsi dan Kabupaten/Kota terdampak. Penanganan darurat terus

dilakukan. BNPB bersama BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian PU Pera, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, SKPD, NGO, relawan dan lainnya terus melakukan penangan darurat. TNI akan memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya

bantuan

kesehatan

yaitu

tenaga

medis,

obat-obatan,

logistik, tenda dan alat komunikasi pada 6/8/2018 pagi. Fokus utama saat ini adalah pencarian, penyelamatan dan pertolongan

kepada

masyarakat

yang

terdampak

gempa

serta

pemenuhan kebutuhan dasar. Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga

medis,

air

bersih,

permakanan,

selimut,

tikar,

tenda,

makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya. Kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram akan diliburkan pada 6/8/2018 karena dikhawatirkan bangunan sekolah membahayakan siswa. Akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh petugas

C. Kualitas Hidup (Quality of Life) 1. Defenisi Kualitas Hidup Kualitas hidup menurut World Health Organozation Quality of Life (WHOQOL) Group (dalam Rapley, 2003), didefinisikan sebagai persepsi konteks

individu budaya

mengenai

dan

sistem

posisi nilai

individu dimana

dalam

hidup

individu

hidup

dalam dan

hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan perhatian seseorang. (Nimas, 2012) Kualitas hidup didefinisikan sebagai

persepsi

individu

dari

posisi

mereka

dalam

kehidupan

dalam konteks budaya dansistem nilai di mana mereka tinggal dan

dalam hubungannya dengan tujuan mereka, harapan , standar dan kekhawatiran subjektif sosial,

(WHO,

dari dan

1996)

individu lingkungan

Kualitas

hidup

terhadap

kondisi

dalam

kehidupan

merupakan fisik,

persepsi

psikologis,

sehari-hari

yang

dialaminya (Urifah, 2012). Sedangkan menurut Chipper (dalam Ware, 1992) mengemukakan kualitas hidup sebagai kemampuan fungsional akibat penyakit dan pengobatan yang diberikan menurut pandangan atau

perasaan

kualitas tentang

pasien.

hidup

Donald

merupakn

kesehatan

fisik,

(dalam

suatu

Urifah,

terminology

sosial

dan

2012) yang

emosi

menyatakan menunjukkan

seseorang

serta

kemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari. Kualitas hidup adalah suatu cara hidup, sesuatu yang yang esensial untuk menyemangati hidup, eksistensi berbagai pengalaman fisik dan mental seorang individu yang dapat mengubah eksistensi selanjutnya sosial

yang

dari

individu

tinggi,

dan

tersebut gambaran

di

kemudian

karakteristik

hari,

status

tipikal

dari

kehidupan seseorang individu (Brian, 2003) WHO (dalam Kurniawan, 2008)

menggambarkan

kualitas

hidup

sebagai

sebuah

persepsi

individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan system nilai dimana mereka tinggal dan hidup dalam hubungannya

dengan

tujuan

hidup mereka. Konsep

hidup,

ini meliputi

harapan,

standart

beberapa dimensi

dan

fokus

yang luas

yaitu: kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan social dan lingkungan. Menurut

Cohan

&

Lazarus

(dalam

Handini,

2011)

kualitas

hidup adalah tingkatan yang menggambarkan keunggulan seseorang

individu

yang

dapat

dinilai

dari

kehidupan

mereka.Keunggulan

individu tersebut biasanya dilihat dari tujuan hidupnya, kontrol pribadinya,

hubungan

intelektual

dan

mengungangkap

interpersonal,

kondisi

perkembangan

materi.Sedangkan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pribadi,

Ghozali

juga

kualitas

hidup

diantaranya adalah mengenali diri sendiri, adaptasi, merasakan perhatian

orang

lain,

perasaan

kasih

dan

sayang,

bersikap

optimis, mengembangkan sikap empati. Defenisi kualitas hidup yang berhubungan

dengan

kesehatan

(health-related

quality

of

life)

dikemukakan oleh Testa dan Nackley (Rapley, 2003), bahwa kualitas hidup berarti suatu rentang anatara kedaan objektif dan persepsi subjektif dari mereka.Testa dan Nackley menggambarkan kualitas hidup merupakan seperangkat bagian-bagian yang berhubungan dengan fisik,

fungsional,

psikologis,

dan

kesehatan

sosial

dari

individu.Ketika digunakan dalam konteks ini, hal tersebut sering kali mengarah pada kualitas hidup yang mengarah pada kesehatan. Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan mencakup lima dimensi yaitu kesempatan, persepsi kesehatan, status fungsional, penyakit, dan kematian. Sedangkan menurut Hermann (Silitonga, 2007) kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan dapat diartikan sebagai respon emosi dari pasien terhadap aktivitas sosial, emosional, pekerjaan dan hubungan antar keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya kesesuaian kepuasaan serta

antara dalam

kemampuan

harapan

melakukan

dan fungsi

mengadakan

kenyataan fisik,

sosialisasi

yang

sosial dengan

ada, dan

adanya

emosional

orang

lain.

Kualitas tentang system

hidup

menurut

keberadaannya nilai

tempat

definisi di

ia

WHO

kehidupan tinggal.

adalah dalam

Jadi

persepsi

konteks

dalam

individu

budaya

dan

yang

luas

skala

meliputi berbagai sisi kehidupan seseorang baik dari segi fisik, psikologis,

kepercayaan

berinteraksi

dengan

pribadi,

dan

lingkungannya.

hubungan

Definisi

sosial

ini

untuk

merefleksikan

pandangan bahwa kualitas hidup merupakan evaluasi subjektif, yang tertanam dalam konteks cultural, sosial dan lingkungan. Kualitas hidup

tidak

dapat

disederhanakan

dan

disamakan

dengan

status

kesehatan, gaya hidup, kenyamanan hidup, status mentaldan rasa aman

(Snoek,

dalam

Indahria,

2013)

Menurut

Karangora

(2012)

mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi seseorang dalam konteks

budaya

seseorang

dan

tersebut

norma serta

yang

sesuai

berkaitan

dengan

dengan

tempat

tujuan,

hidup

harapan,

standard an kepedulian selama hidupnya. Kualitas hidup individu yang satu dengan yang lainnya akan berbeda, hal itu tergantung pada definisi atau interpretasi masing-masing individu tentang kualitas

hidup

yang

baik.

Kualitas

hidup

akan

sangat

rendah

apabila aspek-aspek dari kualitas hidup itu sendiri masih kurang dipenuhi. Dari

beberapa

uraian

tentang

kualitas

hidup

diatas

maka

dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan kualitas hidup dalam kontek penelitian ini adalah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupannya baik dilihat dari konteks budaya maupun system nilai dimana mereka tinggal dan hidup yang ada hubungannya dengan tujuan hidup, harapan, standart dan fokus hidup mereka

yang mencakup beberapa aspek sekaligus, diantaranyaaspek kondisi fisik, psikologis, sosial dan lingkungan dalam kehidupan seharihari.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Kualitas

hidup

pasien

diabetes

melitus

dipengaruhi

oleh

berbagai faktor baik secara medis, maupun psikologis. Berbagai faktor tersebut diantaranya adalah pemahaman terhadap diabetes, penyesuaian terhadap diabetes, depresi, regulasi diri (Watkins, Connell, Fitzgerald, Klem, Hickey & Dayton, 2000) emosi negatif, efikasi

diri,

dialysis,

dukungan

neuropati,

sosial,

luka

kaki,

komplikasi

mayor

amputasi,

stroke

(kebutaan, dan

gagal

jantung), karakteristik kepribadian dan perilaku koping (Rose et al., 1998; 2002), tipe dan lamanya diabetes, tritmen diabetes, kadar

gula

darah,

pendidikan,

usia,

locus status

of

control, perkawinan

jenis dan

kelamin, edukasi

tingkat diabetes

(Milencovic et al.,2004; Akimoto et al.,2004), emotional distress yang berhubungan dengan diabetes (Polonsky, Fisher, Earles, Dudl, Lees, Mullan & Richard, 2005). (Melina, 2011) Raebun dan Rootman (Angriyani, 2008) mengemukakan bahwa terdapat delapan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang, yaitu: a) kontrol,

berkaitan

dengan

control

terhadap

perilaku

yang

dilakukan oleh seseorang, seperti pembahasan terhadap kegiatan untuk menjaga kondisi tubuh. b) Kesempatan

yang

potensial,

berkaitan

dengan

seberapa

seseorang dapat melihat peluang yang dimilikinya.

besar

c) Keterampilan, melakukan

berkaian

dengan

keterampilan

lain

kemampuan

yang

seseorang

mengakibatkan

untuk

ia

dapat

mengembangkan dirinya, seperti mengikuti suatu kegiatan atau kursus tertentu. d) Sistem dari fisik

dukungan, lingkungan seperti

termasuk

didalamnya

keluarga, tempat

fasilitas-fasilitas

masyarakat

tinggal

yang

dukungan

atau

memadai

yang

maupun rumah

sehinga

berasal

sarana-sarana

yang dapat

layak

dan

menunjang

kehidupan. e) Kejadian

dalam

hidup,

hal

ini

terkait

dengan

tugas

perkembangan dan stress yang diakibatkan oleh tugas tersebut. Kejadian

dalam

perkembangan

hidup

yang

sangat

harus

berhubungan

dijalani,

dan

erat

dengan

terkadang

tugas

kemampuan

seseorang untuk menjalani tugas tersebut mengakibatkan tekanan tersendiri. f) Sumber

daya,

terkait

dengan

kemampuan

dan

kondisi

fisik

seseorang. Sumber daya pada dasarnya adalah apa yang dimiliki oleh seseorang sebagai individu. g) Perubahan lingkungan, berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitar seperti rusaknya tempat tinggal akibat bencana. h) Perubahan krisi

politik,

moneter

berkaitan

sehingga

pekerjaan/mata pencaharian.

dengan

masalah

menyebabkan

Negara

orang

seperti

kehilangan

Selain itu, kualitas hidup seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, mengenali diri sendiri, adaptasi, merasakan

pasienan

orang

lain,

perasaan

kasih

dan

sayang,

bersikap optimis, mengembangkan sikap empati.

3. Aspek-Aspek Kualitas Hidup Menurut WHO (1996) terdapat empat aspek mengenai kualitas hidup, diantaranya sebagai berikut: a) Kesehatan

fisik,

diantaranya

Aktivitas

sehari-hari,

ketergantungan pada zat obat dan alat bantu medis, energi dan kelelahan, mobilitas, rasa sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, kapasitas kerja. b) Kesejahteraan

psikologi,

diantaranya

image

tubuh

dan

penampilan, perasaan negative, perasaan positif, harga diri, spiritualitas/agama/keyakinan

pribadi,

berpikir

,

belajar

,

memori dan konsentrasi. c) Hubungan

sosial,

diantaranya

hubungan

pribadi,

diantaranya

sumber

dukungan

sosial, aktivitas seksual. d) Hubungan

dengan

lingkungan,

keuangan,

kebebasan, keamanan fisik dan keamanan Kesehatan dan perawatan sosial : aksesibilitas dan kualitas, lingkungan rumah, Peluang untuk memperoleh informasi dan keterampilan baru, partisipasi dalam

dan

peluang

untuk

kegiatan

rekreasi

/

olahraga,

lingkungan fisik ( polusi/ suara / lalu lintas / iklim ), mengangkut.

Menurut WHOQOL-BREF (dalam rapley, 2003) terdapat empat aspek mengenai

kualitas

hidup,

diantaranya

sebagai

berikut:

mencakup

aktivitas

(Nimas,

2012) 1) Kesehatan

fisik,

ketergantungan mobilitas,

pada

sakit

obat-obatan, dan

energi

sehari-hari, dan

ketidaknyamanan,

kelelahan,

tidur/istirahat,

kapasitas kerja 2) Kesejahteraan perasaan

psikologis,

negative,

mencakup perasaan

spiritual/agama/keyakinan pribadi,

bodily

image

positif,

appearance, self-esteem,

berpikir, belajar, memori

dan konsentrasi. 3) Hubungan sosial, mencakup relasi personal, dukungan sosial, aktivitas seksual 4) Hubungan

dengan

lingkungan

mencakup

ssumber

finansial,

kebebasan, keamanan dan keselamatan fisik, perawatan kesehatan dan

sosial

termasuk

aksesbilitas

dan

kualitas,

lingkungan

rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru maupun

keterampilan,

partisispasi

dan

mendapat

kesempatan

untuk melakukan rekreasi dan kegiatan yang menyenangkan di waktu luang, lingkungan fisik termasuk polusi/kebisingan/lalu lintas/iklim serta transportasi.

D. DIABETES MELITUS (DM) 1. Definisi DM Diabetes

melitus

merupakan

suatu

kelompok

penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

kelainan

sekresi

insulin,

kerja

insulin

atau

(Henderina,

2010).

Menurut

PERKENI

(2011)

didiagnosa

diabetes

melitus

apabila

mempunyai

poliuria,

polidipsi

diabetes

melitus

seperti

kedua-duanya

seseorang gejala dan

dapat klasik

polifagi

disertai dengan kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dl dan gula darah puasa ≥126 mg/dl. DM

merupakan

sindrom

metabolik

yang

ditandai

dengan

hiperglikemia karena defek pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Hiperglikemia kronis pada DM dapat diasosiasikan dengan

terjadinya

kerusakan

jangka

panjang,

disfungsi

serta

kegagalan multi organ terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah (ADA,2013).

2. Manifestasi Klinis Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM diantaranya : a. Pengeluaran urin (Poliuria) Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam meningkat melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala DM dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak sanggup untuk mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini

lebih

sering

terjadi

pada

malam

hari

dikeluarkan mengandung glukosa (PERKENI, 2011). b. Timbul rasa haus (Polidipsia)

dan

urin

yang

Poidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan (Subekti, 2009). c. Timbul rasa lapar (Polifagia) Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan karena glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa dalam darah cukup tinggi (PERKENI, 2011). d. Peyusutan berat badan Penyusutan

berat

badan

pada

pasien

DM

disebabkan

karena

tubuh terpaksa mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi (Subekti, 2009).

3. Klasifikasi DM a. Diabetes tipe 1 Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi karena kerusakan sel β (beta) (WHO, 2014). Canadian Diabetes

Association

(CDA)

2013

juga

menambahkan

bahwa

rusaknya sel β pankreas diduga karena proses autoimun, namun hal ini juga tidak diketahui secara pasti. Diabetes tipe 1 rentan terhadap ketoasidosis, memiliki insidensi lebih sedikit dibandingkan diabetes tipe 2, akan meningkat setiap tahun baik di negara maju maupun di negara berkembang (IDF, 2014). b. Diabetes tipe 2 Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada usia dewasa (WHO, 2014). Seringkali diabetes tipe 2 didiagnosis beberapa tahun setelah onset, yaitu setelah komplikasi muncul sehingga tinggi

insidensinya sekitar 90% dari penderita DM di seluruh dunia dan sebagian besar merupakan akibat dari memburuknya faktor risiko seperti kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik (WHO, 2014). c. Diabetes gestational Gestational diabetes mellitus didiagnosis dengan

selama

kehamilan

hiperglikemia

(kadar

(GDM) adalah diabetes yang

(ADA,

2014)

glukosa

darah

dengan di

atas

ditandai normal)

(CDA, 2013 dan WHO, 2014). Wanita dengan diabetes gestational memiliki peningkatan risiko komplikasi selama kehamilan dan saat melahirkan, serta memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi di masa depan (IDF, 2014). d. Tipe diabetes lainnya Diabetes

melitus

tipe

khusus

merupakan

diabetes

yang

terjadi karena adanya kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen serta mengganggu sel beta pankreas, sehingga

mengakibatkan

kegagalan

dalam

menghasilkan

insulin

secara teratur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sindrom hormonal yang dapat mengganggu sekresi dan menghambat kerja insulin yaitu sindrom chusing, akromegali dan sindrom genetik (ADA, 2015).

4. Patofisiologi DM a. Patofisiologi diabetes tipe 1 Pada DM tipe 1, sistem imunitas menyerang dan menghancurkan sel

yang

memproduksi

insulin

beta

pankreas

(ADA,

2014).

Kondisi

tersebut

merupakan

penyakit

autoimun

yang

ditandai

dengan ditemukannya anti insulin atau antibodi sel anti-islet dalam darah (WHO, 2014). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) tahun 2014 menyatakan bahwa

autoimun

kehancuran

islet

menyebabkan pankreas.

infiltrasi

Kehancuran

limfositik

memakan

waktu

dan tetapi

timbulnya penyakit ini cepat dan dapat terjadi selama beberapa hari sampai minggu. Akhirnya, insulin yang dibutuhkan tubuh tidak

dapat

terpenuhi

karena

adanya

kekurangan

sel

beta

pankreas yang berfungsi memproduksi insulin. Oleh karena itu, diabetes tipe 1 membutuhkan terapi insulin, dan tidak akan merespon insulin yang menggunakan obat oral. b. Patofisiologi diabetes tipe 2 Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan insulin namun tidak mutlak.

Ini

berarti

insulin

yang

cukup

bahwa untuk

tubuh

memenuhi

tidak

mampu

kebutuhan

memproduksi

yang

ditandai

dengan kurangnya sel beta atau defisiensi insulin resistensi insulin

perifer

(ADA,

2014).

berarti

terjadi

kerusakan

Resistensi

pada

insulin

perifer

reseptor-reseptor

insulin

sehingga menyebabkan insulin menjadi kurang efektif mengantar pesan-pesan

biokimia

menuju

sel-sel

(CDA,

2013).

Dalam

kebanyakan kasus diabetes tipe 2 ini, ketika obat oral gagal untuk

merangsang

pelepasan

insulin

yang

memadai,

pemberian obat melalui suntikan dapat menjadi alternatif. c. Patofisiologi diabetes gestasional

maka

Gestational diabetes terjadi ketika ada hormon antagonis insulin yang berlebihan saat kehamilan. Hal ini menyebabkan keadaan resistensi insulin dan glukosa tinggi pada ibu yang terkait dengan kemungkinan adanya reseptor insulin yang rusak (NIDDK, 2014 dan ADA, 2014).

5. Komplikasi DM Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain: a. Komplikasi metabolik akut Kompikasi terdapat

metabolik

tiga

akut

macam

pada

yang

penyakit

berhubungan

diabetes dengan

melitus gangguan

keseimbangan kadar glukosa darah jangka pendek, diantaranya: 1) Hipoglikemia Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah) timbul sebagai

komplikasi

diabetes

yang

disebabkan

karena

pengobatan yang kurang tepat (Smeltzer & Bare, 2008). 2) Ketoasidosis diabetik Ketoasidosis

diabetik

(KAD)

disebabkan

karena

kelebihan kadar glukosa dalam darah sedangkan kadar insulin dalam tubuh sangat menurun sehingga mengakibatkan kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis (Soewondo, 2006). 3) Sindrom HHNK (koma hiperglikemia hiperosmoler nonketotik)

Sindrom HHNK adalah komplikasi diabetes melitus yang ditandai dengan hiperglikemia berat dengan kadar glukosa serum lebih dari 600 mg/dl (Price & Wilson, 2006).

b. Komplikasi metabolik kronik Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM menurut Price & Wilson (2006) dapat berupa kerusakan pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler)

dan

komplikasi

pada

pembuluh

darah

besar

(makrovaskuler) diantaranya: 1) Komplikasi pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) Komplikasi pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) yaitu : (a)

Kerusakan retina mata (Retinopati) Kerusakan

retina

mikroangiopati

mata

ditandai

(Retinopati)

dengan

adalah

kerusakan

dan

suatu

sumbatan

pembuluh darah kecil (Pandelaki, 2009). (b)

Kerusakan ginjal (Nefropati diabetik) Kerusakan

ginjal

pada

pasien

DM

ditandai

dengan

albuminuria menetap (>300 mg/24jam atau >200 ih/menit) minimal 2 kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6 bulan. Nefropati diabetik merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal terminal. (c)

Kerusakan syaraf (Neuropati diabetik) Neuropati

sering

diabetik

ditemukan

pada

merupakan pasien

komplikasi DM.

yang

Neuropati

paling

pada

DM

mengacau pada sekelompok penyakit yang menyerang semua tipe saraf (Subekti, 2009). 2) Komplikasi pembuluh darah besar (makrovaskuler) Komplikasi

pada

pembuluh

darah

besar

pada

pasien

diabetes yaitu stroke dan risiko jantung koroner. (a)

Penyakit jantung koroner Komplikasi

penyakit

jantung

koroner

pada

pasien

DM

disebabkan karena adanya iskemia atau infark miokard yang terkadang tidak disertai dengan nyeri dada atau disebut dengan SMI (Silent Myocardial Infarction) (Widiastuti, 2012). (b)

Penyakit serebrovaskuler Pasien DM berisiko 2 kali lipat dibandingkan dengan

pasien

non-DM

untuk

terkena

penyakit

serebrovaskuler.

Gejala yang ditimbulkan menyerupai gejala pada komplikasi akut

DM,

seperti

adanya

keluhan

pusing

atau

vertigo,

gangguan penglihatan, kelemahan dan bicara pelo (Smeltzer & Bare, 2008).

6. Faktor Risiko DM a. Faktor risiko yang dapat diubah (1)

Gaya hidup Gaya

ditunjukkan saji,

hidup dalam

olahraga

merupakan aktivitas

tidak

teratur

perilaku sehari-hari. dan

minuman

seseorang

yang

Makanan

cepat

bersoda

adalah

salah satu gaya hidup yang dapat memicu terjadinya DM tipe 2 (ADA, 2009). (2)

Diet yang tidak sehat Perilaku diet yang tidak sehat yaitu kurang olahraga,

menekan nafsu makan, sering mengkonsumsi makan siap saji (Abdurrahman, 2014). (3)

Obesitas Obesitas

merupakan

salah

satu

faktor

risiko

utama

untuk terjadinya penyakit DM. Menurut Kariadi (2009) dalam Fathmi (2012), obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap jaringan

insulin lemak

(resisten

pada

insulin).

tubuh,

maka

tubuh

Semakin semakin

banyak resisten

terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh terkumpul didaerah sentral atau perut (central obesity). Perhitungan Massa

Tubuh

berat

(IMT)

badan

menurut

ideal WHO

sesuai

(2014),

dengan

yaitu:

Indeks IMT

=

BB(kg)/TB(m2). Tabel 1. Klasifikasi massa tubuh (IMT) Massa Tubuh (IMT) <18,5 18,5-22,9 23-24,9 ≥25,0

indeks Indeks Klasifikasi berat badan Kurang Normal Kelebihan Obesitas

b. Faktor risiko yang tidak dapat diubah 1) Usia Semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi risiko terkena

diabetes

tipe

2.

DM

tipe

2

terjadi

pada

orang

dewasa setengah baya, paling sering setelah usia 45 tahun (American

Heart

Association

[AHA],

2012).

Meningkatnya

risiko DM seiring dengan bertambahnya usia dikaitkan dengan terjadinya penurunan fungsi fisiologis tubuh. 2) Riwayat keluarga diabetes melitus Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab DM orang tua. Biasanya,

seseorang

yang

menderita

DM

mempunyai

anggota

keluarga yang juga terkena penyakit tersebut (Ehsa, 2010). Fakta menunjukkan bahwa mereka yang memiliki ibu penderita DM tingkat risiko terkena DM sebesar 3,4 kali lipat lebih tinggi dan 3,5 kali lipat lebih tinggi jika memiliki ayah penderita akan

DM.

memiliki

Apabila

kedua

risiko

terkena

orangtua DM

menderita

sebesar

6,1

DM,

kali

maka lipat

lebih tinggi (Sahlasaida, 2015). 3) Ras atau latar belakang etnis Risiko DM tipe 2 lebih besar terjadi pada hispanik, kulit hitam, penduduk asli Amerika, dan Asia (ADA, 2009). 4) Riwayat diabetes pada kehamilan Mendapatkan diabetes selama kehamilan atau melahirkan bayi lebih dari 4,5 kg dapat meningkatkan risiko DM tipe 2 (Ehsa, 2010).

7. Pencegahan DM a) Pengelolaan makan Diet lemak,

yang rendah

dianjurkan lemak

yaitu

jenuh,

diet

diet

rendah

tinggi

kalori,

serat.

rendah

Diet

ini

dianjurkan diberikan pada setiap orang yang mempunyai risiko DM. Jumlah asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal. Selain itu, karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan

secara

terbagi

dan

seimbang

sehingga

tidak

menimbulkan puncak glukosa darah yang tinggi setelah makan (Goldenberg dkk, 2013). Pengaturan pola makan dapat dilakukan berdasarkan 3J yaitu jumlah, jadwal, dan jenis diet (Tjokroprawiro, 2006). (1)

Jumlah yaitu jumlah kalori setiap hari yang diperlukan

oleh

seseorang

untuk

memenuhi

kebutuhan

energi.

Jumlah

kalori ditentukan sesuai dengan IMT (Indeks Massa Tubuh) dan ditentukan dengan satuan kilo kalori (kkal). IMT = BB (kg)/TB (m2)

Setelah

itu

kalori

dapat

ditentukan

dengan

melihat

indikator berat badan ideal yaitu: Tabel 2. kalori Indikator Kurus

(2)

Kisaran Berat tubuh ideal

badan

<18,5

Normal

18,5-22,9

Gemuk

>23

Kalori 2.300 - 2.500 kkal 1.700 - 2.100 kkal 1.300 - 1.500 kkal

Jadwal makan diatur untuk mencapai berat badan ideal.

Sebaiknya

jadwal

makannya

diatur

dengan

interval

3

jam

sekali dengan 3x makan besar dan 3x makan selingan dan tidak menunda jadwal makan sehari-hari.

Tabel makan DM No 1 2 3 4 5

4. Jadwal pencegahan Jadwal Makan besar I Selingan 1 Makan besar II Selingan 2 Makan besar III Selingan 3

6 (3)

Waktu pukul pukul pukul pukul pukul

07.00 10.00 13.00 16.00 19.00

pukul 22.00

Jenis adalah jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi.

Beberapa

contoh

jenis

makanan

yang

sebaiknya

dikonsumsi

untuk pencegahan DM, antara lain:

Tabel 5. Jenis makanan Anjuran pencegahan DM Jenis Karbohidrat 1. Memilih karbohidrat kompleks (45% atau 1/4 (nasi, oats, kentang, piring) jagung, ubi jalar, dan lainnya) bukan yang sederhana (gula pasir, gula merah, sirup jagung, madu, sirup maple, molasses, selai, jelly, soft drink, permen, kue, yogurt, susu, cokelat, buah, jus buah, biskuit, dan lainnya). 2. Memilih roti gandum bukan roti putih, beras merah bukan beras putih, pasta gandum bukan pasta halus. Lemak (36-40%)

1. Memilih

jenis lemak yang baik akan menurunkan risiko penyakit yang berhubungan dengan kolesterol. 2. Memilih lemak tak jenuh (minyak zaitun, minyak canola, minyak jagung, atau minyak bunga matahari) bukan lemak jenuh (mentega, lemak hewan, minyak kelapa atau minyak sawit).

Protein (16-18% 1. Memilih kacang, sepotong atau ¼ piring) buah segar atau bebas gula yoghurt untuk camilan. 2. Memilih potongan daging putih, daging unggas dan makanan laut bukannya daging olahan atau daging merah. Sayuran (1/2 piring)

1. Beberapa jenis sayuran yang

Buah

1. Makan sampai tiga porsi buah

kaya akan kandungan pati, seperti kentang dan labu, juga harus dibatasi dengan hati-hati. 2. Makan setidaknya tiga porsi sayuran setiap hari, termasuk sayuran berdaun hijau seperti bayam, selada atau kale. segar setiap hari. jenis buahbuahan yang mengandung kadar glukosa dan sukrosa yang tinggi. Buah seperti mangga dan stroberi menyebabkan lonjakan kadar gula darah pada penderita diabetes. 3. Sebagai alternatif, buah yang kaya gula dengan buah dengan kandungan serat tinggi sangat dianjurkan seperti apel, pir, dan raspberry.

2. Menghindari

Gula

1. Membatasi

asupan alkohol Anda untuk maksimal dua minuman standar per hari. 2. Pemilihan selai kacang lebih baik daripada selai cokelat pada roti. 3. Memilih air atau kopi tanpa gula atau teh bukan jus buah, soda, dan gula manis minuman lainnya. 4. Menghindari konsumsi gula

lebih dari 4 setiap hari.

sendok

makan

Ketika ingin mengonsumsi makanan, tips yang dapat dilakukan yaitu melihat label makanan. Pada serving size, lihat kemasan pada

bagian

belakang

yaitu

misalnya

5,

dan

kandungannya

tertulis 250 kkal, jadi jika seseorang menghabiskan 1 produk tersebut, maka orang tersebut menghabiskan sebanyak 1250 kkal. Oleh

karena

itu,

dengan

memperhatikan

label

makanan,

maka

seseorang akan lebih waspada terkait jumlah kebutuhan kalori hariannya.

b) Aktifitas fisik Kegiatan teratur

jasmani

(3-4

kali

seharihari seminggu

dan

selama

latihan kurang

jasmani lebih

secara

30

menit

terdiri dari pemanasan ±15 menit dan pendinginan ±15 menit), merupakan salah satu cara untuk mencegah DM. Kegiatan seharihari

seperti

menyapu,

menggunakan

tangga,

menghindari

aktivitas

mengepel,

berkebun sedenter

berjalan

harus

tetap

misalnya

kaki

ke

pasar,

dilakukan

menonton

dan

televisi,

main game komputer, dan lainnya. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga

akan

memperbaiki

kendali

glukosa

darah.

Latihan

jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan

berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan (PERKENI, 2011).

c) Kontrol Kesehatan Seseorang

harus

rutin

mengontrol

kadar

gula

darah

agar

diketahui nilai kadar gula darah untuk mencegah terjadinya diabetes melitus supaya ada penanganan yang cepat dan tepat saat

terdiagnosa

2012). mungkin

Seseorang untuk

diabetes dapat

melitus

mencari

mengetahui

tanda

(Sugiarto

sumber dan

&

Suprihatin,

informasi

gejala

dari

sebanyak diabetes

melitus yang mungkin timbul, sehingga mereka mampu mengubah tingkah

laku

sehari-hari

diabetes melitus.

supaya

terhindar

dari

penyakit

E. KERANGKA KONSEP Faktor Penyebab DM 1. Gaya Hidup 2. Diet yang tidak sehat 3. Usia 4. Keturunan 5. Obesitas 6. Ras

Bencana Alam (Gempa Bumi)

Fisik Psikologis Sosial Lingkungan

Penyakit DM

Kualitas Hidup: - Tinggi - Sedang - Rendah

Keterangan: Di teliti

:

Tidak diteliti

:

Related Documents

Bab Ii Widy Baru.docx
December 2019 15
Bab I Widy Print New.docx
December 2019 21
Bab Ii
November 2019 85
Bab Ii
June 2020 49
Bab Ii
May 2020 47
Bab Ii
July 2020 48

More Documents from ""

Bab I.docx
December 2019 18
Bab I Widy Print New.docx
December 2019 21
Indri.docx
December 2019 21
Bab Ii Widy Baru.docx
December 2019 15