BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah
masa
remaja.
kehidupan
yang
individu,
dan
diarahkan
Masa
penting merupakan
kepada
remaja
merupakan
dalam
siklus
masa
transisi
perkembangan
masa
segmen
perkembangan yang
dewasa
dapat
yang
sehat
(Dahlan, 2013) Menurut maupun
WHO,
remaja
laki-laki
menurut
UN
yang
(united
adalah
individu
berusia nations)
10-19
baik
perempuan
tahun,
sedangkan
remaja
termasuk
dalam
kategori youth (anak muda) yaitu berusia 15-24 tahun. Kemudian disatukan bahwa remaja atau kaum muda (young people)
adalah
mencakup
usia
10-24
tahun
(BKKBN
NTB,
tahun 2012) Sebagaimana diketahui bahwa jumlah remaja umur 10-19 tahun di indonesia sekitar 40 juta (19,61%) dari jumlah penduduk indonesia sebanyak 220 juta, yang terdiri dari remaja
pria
5
persen
dan
remaja
puteri
1
persen
menyatakan secara terbuka bahwa mereka pernah melakukan hubungan
seksual
(Depertemen
Kesehatan
RI,
September
2013). Berdasarkan data dari BKKBN NTB hasil pendataan keluarga
tahun
2013,
jumlah
1
penduduk
Nusa
Tenggara
4.396.767 jiwa, sedangkan jumlah remaja umur 10-19 tahun 1.493.797 jiwa (33,97%) Dewasa ini terdapat banyak masalah perilaku seksual yang menyimpang terjadi terutama dikalangan remaja, hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh remaja mengenai kesehatan reproduksi. Oleh sumber
karena
itu,
informasi
diperoleh majalah
baik
dan
remaja
tentang
kesehatan
melalui
teman
mencari
yang
internet,
sebaya.
sendiri
berbagai
mungkin
buku-buku
Masalah-masalah
yang
dapat
bacaan, sering
terjadi seputar remaja yaitu kehamilan tidak diinginkan (KTD), aborsi, infeksi menular seksual (IMS), HIV/AIDS dan
pernikahan
dini
akibat
dari
teman
sebaya
hubungan
seksual
pranikah. Dikalangan
remaja,
menduduki
peran
penting dalam membicarakan kesehatan reproduksi remaja. Terlebih
lagi
setelah
melihat
pergaulan
remaja
siswa/siswi SMAN 9 Mataram melalui survei pendahuluan, dari beberapa sumber informasi seperti televisi, video, film, majalah, komputer, telpon genggam dan teman. Yang sangat peran
berpengaruh teman.
dalam
Sehingga
penyampaian dalam
hal
informasi ini
teman
adalah sebaya
mempunyai peran yang sangat penting untuk menyampaikan informasi yang tepat mengenai kesehatan reproduksi. Jika seseorang remaja salah dalam memilih teman bergaul maka
2
dapat mempengaruhi perilaku remaja khususnya dalam hal perilaku seksual. Pergaulan
teman
sebaya
dapat
mempengaruhi
perilaku.
Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan dapat pula
berupa
dimaksud
pengaruh
adalah
ketika
sebayanya
melakukan
membentuk
kelompok
dalam
negatif.
masyarakat.
Pengaruh
individu
aktifitas belajar
dan
Sedangkan
yang
positif
bersama
teman-teman
bermanfaat
patuh
pada
pengaruh
yang
seperti
norma-norma
negatif
yang
dimaksudkan dapat berupa pelanggaran terhadap norma-norma sosial, dan pada lingkungan sekolah berupa pelanggaran terhadap aturan sekolah, Desmita (2009:220-221). Teman sebaya memiliki peran penting dalam kehidupan sosial
dan
perkembangan
remaja.
Informasi
mengenai
kesehatan reproduksi yang di peroleh melalui teman sebaya (peer) dapat mendorong remaja memiliki pengetahuan yang lebih baik. Menurut SKRRI tahun 2012, sekitar 29% remaja perempuan dan 48% remaja laki-laki memperoleh informasi tentang kesehatan reproduksi dari teman sebaya. Beberapa hasil penelitian di NTB bahwa prilaku seks aktif pra nikah pada remaja berisiko terhadap kehamilan remaja dan penularan penyakit menular seksual. Kehamilan yang
tidak
berlanjut
direncanakan
pada
aborsi
pada
dan
remaja
pernikahan
perempuan remaja.
dapat
Keduanya
akan berdampak pada masa depan remaja tersebut, janin yang dikandung dan keluarganya. 3
Dari
survey
seksual
yang
pranikah
sama
didapatkan
tersebut
alasan
sebagian
hubungan
besar
karena
penasaran/ingin tahu (57,5% pria), terjadi begitu saja (38,5%
perempuan),
perempuan).
Hal
dan
ini
dipaksa
oleh
mencerminkan
pasangan
kurangnya
(12,6%
pemahaman
remaja tentang keterampilan hidup sehat, resiko hubungan seksual dan kemampuan untuk menolak hubungan yang tidak mereka inginkan (sumber:DATA Badan Pusat Statistik NTB, Kesehatan Reproduksi Remaja 2007 dan 2013). Berdasarkan perempuan
data
yang
BP3AKB
menikah
NTB
2015,
pertama
terdapat
diusia
38,37%
10-19tahun.
Sebanyak 29,5% responden di Lombok Barat menikah dibawah 17tahun.
Dari
seluruh
responden
perempuan
yang
sudah
menikah, 89,1% mengatakan bahwa perkawinan adalah pilihan sendiri, laki-laki sebesar 80%. Perkawinan anak dibawah 17tahun
paling
menonjol
di
Lembar
(36,4%),
sementara
Kediri 19,3%. Banyak
faktor
eksternal
yang
mempengaruhi
perilaku
seks sebelum menikah. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah tempat tinggal yang jauh dari keramaian sehingga menimbulkan Gerner,
khayalan
1991),
tentang
kurangnya
seksual
(Reschovsky
perhatian
dari
orang
dan tua
terhadap putra putrinya, kawan, dan komunitas (Thornton dan Cambun, 1987; Udry dan Billy, 1987). Faktor-faktor lainnya seperti gaya hidup dan ketakwaan dapat
diidentifikasi
dari 4
dalam
individu.
Faktor
ketakwaan bisa menjadi faktor yang sangat penting sekali dalam memagari seseorang dari perbuatan maksiat. (Clayton dan
Bokemeier,
sebelum
1980)
menikah
menyimpulkan
erat
sekali
bahwa
kaitannya
perilaku dengan
seks sikap
permisif terhadap prilaku seks sebelum menikah tersebut. Sikap
dan
prilaku
bisa
konsisten
apabila
sikap
dan
prilaku yang dimaksud adalah spesifik dan ada relevan satu dengan yang lain (Ajzen, 1988). Ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengatasi
masalah
prilaku
mendekati
kelompok
peredaran
pornografi
dari dan
remaja
remaja juga
itu
saat
ini
sendiri,
pornoaksi,
yaitu:
membatasi
meningkatkan
komunikasi antara orang tua dan anak (Dr. Rachmat, 20017) Berdasarkan
observasi
pendahuluan
yang
dilakukan
peneliti, SMAN 9 Mataram merupakan salah satu sekolah favorit
di
kota
mataram
yang
dulunya
bernama
SMKN
8
Mataram. Terdapat tiga kelas yaitu kelas X, XI, dan XII. Setiap kelas dibagi menjadi 8 ruangan yang isinya satu ruangan 24-35siswa, jumlah keseluruhan siswa dari kelas X, XI, dan XII berjumlah 652 orang. Siswa-siswi SMAN 9 Mataram rata-rata berasal dari keluarga ekonomi menengah dan beberapa berasal dari keluarga sederhana. Sehingga pergaulan remaja di SMAN 9 Mataram biasanya mengikuti kelas ekonomi dari masing-masing keluarga. Upaya yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya peningkatan masalah pada remaja yaitu dalam 5
hal
ini
hubungan
penyuluhan
seksual
tentang
pranikah
kesehatan
dengan
memberikan
reproduksi
remaja,
membagikan leaflet tentang kesehatan reproduksi remaja. Memberikan
pelatihan
pemanfaatan
pusat
tentang
informasi
konselor dan
sebaya
konseling
serta
kesehatan
reproduksi remaja (BKKBN Provinsi NTB, 2013). Berdasarkan
fenomena
diatas
membuat
calon
peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh peer review tentang kesehatan reproduksi terhadap sikap remaja tentang seksual pranikah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan didapat
rumusan
“Apakah
Ada
latar
belakang
masalah
pengaruh
dalam
peer
masalah
tersebut
penelitian
review
tentang
ini
maka
adalah
kesehatan
reproduksi terhadap sikap remaja tentang seks pranikah?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk kesehatan
mengetahui reproduksi
pengaruh terhadap
peer
review
tentang
sikap
remaja
tentang
seksual pranikah dikelas X. MIA 1 dan XI.B SMAN 9 Mataram. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikas reproduksi
kelas
peer X.
review MIA
Mataram.
6
1
tentang
dan
XI.B
kesehatan di
SMAN
9
b. Mengidentifikasi sikap remaja tentang seks pranikah kelas X. MIA 1 dan XI.B di SMAN 9 Mataram. c. Menganalisis reproduksi
peer
review
terhadap
sikap
tentang remaja
kesehatan
tentang
seks
pranikah di kelas X. MIA 1 dan XI.B SMAN 9 Mataram. D. Manfaat Penelitian Setelah berharap
penelitian
hasil
ini
penelitian
dilaksanakan
ini
dapat
peneliti
bermanfaat
baik
secara teoritis maupun praktisi yaitu : 1. Manfaat Teoritis a. Ilmu Sumbangsih pemikiran dalam memilih, menyusun dan
merencanakan
kesehatan
yang
meningkatkan
metode
promosi
efektif
pengetahuan
dan
dan
remaja
pendidikan
efisien tentang
dalam
kesehatan
reproduksi seksual pranikah agar dapat memicu sikap yang positif pada remaja. b. Institusi Pendidikan (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram) Sebagai
barometer
sekolah/institusi
atau
dalam
bahan
evaluasi
menambah
wawasan
untuk dan
informasi bagi mahasiswa/i tentang manfaat penting pelaksanaan
pendidikan
pranikah.
7
kesehatan
tentang
seksual
2. Manfaat Praktisi a. Instansi Kesehatan Diharapkan
penelitian
ini
dapat
digunakan
sebagai tambahan informasi bagi para akademisi dan praktisi Promosi
yang
terkait
Kesehatan
dengan
serta
Ilmu
dapat
Perilaku
dijadikan
dan
sebagai
bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. b. Bagi SMAN 9 Mataram Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman pada anak
didik,
positif
memberikan
tentang
informasi
kesehatan
yang
tepat
reproduksi
dan
remaja
khususnya hubungan seksual pranikah. c. Bagi Remaja Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan belajar dan dapat menambah informasi remaja yang berkaitan
dengan
kesehatan
reproduksi
remaja
khususnya hubungan seksual pranikah, sehingga dapat mengurangi
kejadian
penyimpangan
seksual
yang
masukan
untuk
dilakukan oleh remaja d. Bagi institusi pendidikan Dapat
digunakan
sebagai
bahan
menambah refrensi untuk penelitian lebih lanjut. e. Bagi peneliti Penelitian
ini
bermanfaat
meningkatkan
pengetahuan
peran
serta
teman
dan
pemahaman
hubungannya 8
untuk
dengan
dapat mengenai hubungan
seksual pranikah dan dapat menjadi pengalaman nyata bagi
peneliti
dalam
hal
pelayanan
kesehatan
reproduksi remaja. f. Bagi peneliti lebih lanjut Bagi peneliti lain, penelitian dapat digunakan sebagai
data
awal
untuk
selanjutnya
9
mengembangkan
penelitian
E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian Nama
Desain,
Penelit No
Variabel
Populasi, Sampel dan
Instrumen, dan
Penelitian
Teknik Sampling
Analisa Data
Judul i
Hasil
(Tahun) 1
Penelitian
Dina
Peran teman
Putri
sebaya dan
independen:
penelitian ini
penelitian
yang bermakna antara
Utami
paparan media
Peran teman
yaitu seluruh
yaitu
pengetahuan, sikap,
Lubis
pornografi
sebaya dan
mahasiswa/i
deskriptif
kontrol diri,
(2017)
terhadap
paparan
sekolah tinggi
analitik
pemfaatan waktu luang,
prilaku
media
ilmu kesehatan
2.Pendekatan
ketaatan beragama dan
seksual remaja
pornografi
yogyakarta
penelitian
sosial ekonomi dengan
survey
prilaku seksual remaja
di sekolah tinggi ilmu
1. Variabel
2. Variabel dependen:
1.Populasi dalam
2.Sampel penelitian sebanyak 237
1
1.Desain
3.Instrumen
Tidak ada hubungan
di STIKES Yogyakarta
kesehatan
prilaku
yogyakarta
seksual remaja
mahasiswa 3.Teknik sampling yaitu total sampling
penelitian yaitu kuisioner 4.Analisis data yaitu menggunakan uji Chi Square
2
Amik
Gambaran sikap 1. Variabel
khosida
remaja tentang
independen:
penelitian ini
penelitian
bermakna antara sikap,
h, dkk
seks pranikah
Sikap
yaitu siswa/i
yaitu
pengetahuan,
(2010)
di SMA 2
remaja
kelas X dan XI
deskriptif
pengalaman pribadi,
cilacap
2. Variabel
kabupaten
dependen:
cilacap
Seks pranikah
1.Populasi
2.Sampel sebanyak 540 siswa/i 3.Sampling yaitu cluster random sampling
2
1.Jenis
2.Desain
ada hubungan yang
pengaruh orang
penelitian
lain,kebudayaan dengan
cross sectional
sikap remaja tentang
3.Instrumen penelitian
seks pranikah di SMA 2 cilacap kabupaten
yaitu
cilacap
menggunakan kuisioner 4.Analisis data yaitu menggunakan uji chi squere
Nama
Desain,
Penelit No
Variabel
Populasi, Sampel dan
Instrumen, dan
Penelitian
Teknik Sampling
Analisa Data
Judul i
Hasil
(Tahun) 3
Penelitian
I putu
Pengaruh peer
ari
review tentang
independen:
penelitian yaitu
penelitian
wira
kesehatan
Peer review
remaja yang
yaitu
1. Variabel
1.Populasi
3
1.Jenis
santika
reproduksi
tentang
(2018)
terhadap sikap
kesehatan
2.Sampel penelitian
analitik
remaja tentang
reproduksi
: semua siswa/I
2.Pendekatan
seksual
2. Variabel
berusia 15-19tahun
deskriptif
kelas X. MIA 1 dan
penelitian
XI.B
yaitu cross
pranikah di
dependen:
kelas X. MIA 1
Sikap
dan XI.B SMAN
remaja
9 Mataram
tentang
penelitian
seksual
yaitu
pranikah
menggunakan
3.Sampling yaitu
sectional
total sampling
3.Instrumen
kuisioner 4.Analisis data yaitu menggunakan uji chi square
4
5