Bab Ii Revisi.docx

  • Uploaded by: wella kristia
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Revisi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,629
  • Pages: 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Remaja 1.

Pengertian Remaja Menurut WHO remaja adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Sementara dalam terminologi lain PBB menyebutkan anak muda adalah mereka yang berusia 15-24 tahun. BKKBN menyebutkan bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 10-24 tahun. Menurut Hurlock, masa remaja adalah masa yang penuh dengan goncangan, taraf mencari identitas diri dan merupakan periode yang paling berat. Sedangkan menurut Bisri, remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab (Jenny Mandang dan dkk ,2014).

2.

Klasifikasi Remaja Klasifikasi remaja di bagi dalam 3 tahapan yaitu : a. Pertama adalah masa remaja awal yang berlangsung usia antara 10-14 tahun. Masa remaja awal ditandai dengan peningkatan cepat pertumbuhan dan pematangan fisik. b. Kedua adalah masa remaja menengah yang berlangsung antara usia 1516 tahun. Masa remaja menengah ditandai dengan hampir lengkapnya pertumbuhan pubertas, timbulnya ketrampilan-ketrampilan berpikir baru serta peningkatan pengenalan terhadap datangnya masa dewasa

6

dan keinginan untuk memapankan jarak emosional dan psikologis dengan orang tua. c. Ketiga masa remaja akhir adalah usia antara 17-20 tahun. Masa remaja akhir adalah ditandai dengan persiapan untuk peran sebagai orang dewasa termasuk klarifikasi tujuan pekerjaan dan internalisasi suatu sistem nilai pribadi (Jenny Mandang, 2015).

3.

Perubahan Fisik yang terjadi pada Masa Remaja Dipandang dari 3 dimensi perubahan-perubahan yang terjadi pada seorang anak yang memasuki usia remaja antara lain adalah : a. Perubahan biologis : Pada seorang anak remaja putri

yang akan

memasuki masa pubertas, maka akan mendapatkan menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi perubahan fisik seperti payudara mulai membesar, pinggul mulai membesar, dan timbul jerawat serta tumbuh rambut pada daerah kemaluan dan ketiak. Sedangkan perubahan pada seorang anak remaja putra yang akan memasuki masa pubertas biasanya anak tersebut mulai mimpi basah. Selain itu terjadi perubahan-perubahan pada suara, tumbuhnya kumis, muncul jakun alat kelamin menjadi lebih besar, otototot membesar, timbul jerawat dan perubahan fisik lainnya. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja. b. Perubahan kognitif : Remaja dalam pandangan

seorang ahli

perkembangan kognitif merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam

7

tahap pertumbuhan operasi formal. Pada periode ini idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintergrasikan pengalaman lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi dan rencana untuk masa depan. c. Perubahan moral : Pada masa remaja merupakan periode di mana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan dan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial dan sebagainya. Para remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepada mereka.

8

B. Kehamilan Usia Remaja 1. Pengertian Kehamilan Usia Remaja Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada usia remaja yang kurang dari 20 tahun, atau wanita yang hamil pada usia 15-19 tahun (Sari, 2014).

2. Penyebab Kehamilan Usia Remaja Salah satu penyebab terjadinya kehamilan remaja adalah akibat pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi remaja yang masih kurang. Oleh karena itu diperlukan adanya pendidikan kesehatan reproduksi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap, dan perilaku yang positif anak sekolah dan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja. Dengan mengetahui informasi yang benar dan resikoresikonya diharapkan remaja dapat bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitarnya (Dewi Aprelia dkk, 2017). Penyebab lain terjadinya kehamilan pada remaja adalah hubungan keluarga yang renggang (kesibukan orang tua). Kedekatan dengan orang tua merupakan hal berpengaruh dengan perilaku remaja. Remaja dapat berbagi dengan kedua orang tuanya tantang masalah keremajaan yang dialaminya. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling dini bagi seorang anak sebelum ia mendapatkan pendidikan di tempat lain. Remaja juga juga dapat memperoleh informasi yang benar dari kedua orang tuanya tentang perilaku yang benar dan moral yang baik dalam menjalani kehidupan. Di keluarga juga remaja dapat mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan dan yang harus

9

dihindari. Orang tua juga dapat memberikan informasi awal tentang menjaga kesehatan reproduksi bagi seorang remaja (Danita, 2014). Penyebab kehamilan remaja juga berhubungan dengan globalisasi informasi masalah seksual, anggapan informasi salah tentang seksual, tabu informasi seksual dan libido yang tak terkendali (Kwesley Ellen, 2018).

3. Dampak Kehamilan Usia Remaja 1.

Resiko kehamilan usia muda Penyulit pada kehamilan remaja, lebih tinggi dibandingkan kurun waktu reproduksi sehat antara umur 20-30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat

merugikan

kesehatan

ibu

maupun

perkembangan

dan

pertumbuhan janin. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stres), psikologi, sosial, ekonomi, sehingga memudahkan terjadi: keguguran, persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan, mudah terjadi infeksi, anemia kehamilan, keracunan kehamilan (gestosis) dan kematian pada ibu (Manuaba, 1999). Menurut Hasmi (2002), BKKBN, menyatakan bahwa: “Kehamilan dan persalinan remaja memiliki dua dampak cukup berat. Dari segi fisik, remaja itu belum kuat, tulang panggulnya masih terlalu kecil sehingga bisa membahayakan proses persalinan. Oleh karena itu pemerintah mendorong masa hamil sebaiknya dilakukan pada usia 20 30 tahun. Dari segi mental pun, emosi remaja belum stabil.

10

Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia di bawah 20 tahun sesuai dengan Undang-undang Perkawinan No. I tahun 1979 bahwa usia minimal menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi lakilaki 18 tahun. Tetapi perlu diingat beberapa hal sebagai berikut: 1.

Ibu

muda

pada

waktu

hamil

kurang

memperhatikan

kehamilannya termasuk kontrol kehamilan. Ini berdampak pada meningkatnya berbagai resiko kehamilan 2.

Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan darah yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan serta

kekejangan

yang

berkibat

pada

kematian

yang

menyebabkan tingginya angka kematian ibu. 3.

Penelitian juga memperlihatkan bahwa kehamilan usia muda (di bawah 20 tahun) sering kali berkaitan dengan munculnya kanker rahim.

Ini

erat

kaitanya

dengan

belum

sempurnanya

perkembangan dinding rahim (BKKBN. 2005). Menurut Imron (2006) secara medis, kehamilan diusia remaja membawa resiko yang buruk, resiko buruk itu antara lain, kemungkinan terjadinya “kemacetan persalinan” akibat tidak seimbangnya panggul ibu dan janinnya. Ini bisa dimengerti, karena pada wanita yang masih muda usianya, panggulnya belum berkembang sempurna. Selain itu, kehamilan diusia remaja juga mengakibatkan: a. Pada ibu :

perdarahan pada kehamilan maupun pasca persalinan,

hipertensi selama kehamilan, solution plasenta, dan resiko tinggi meninggal akibat perdarahan.

11

b. Pada bayi : persalinan belum waktunya (premature), pertumbuhan janin terhambat, lahir cacat dan berpenyakitan, kemungkinan besar lahir dengan berat badan dibawah normal, dan meninggal dalam 28 hari pertama kehidupan. Rahim siap melakukan fungsinya setelah wanita berumur 20 tahun dan pada usia ini fungsi hormonal melewati masa kerja yang maksimal. Pada usia 1418 tahun otot-otot rahim belum cukup kuat sehingga kehamilan dapat membuat robekan pada rahim. Pada usia 14-19 tahun sistem hormonal belum stabil ditandai dengan belum teraturnya haid. Ketidakteraturan hormon membuat kehamilan menjadi tidak stabil, mudah terjadi perdarahan dan keguguran atau kematian janin. Ibu remaja beresiko ketika melahirkan dan dapat mengalami komplikasi pascapartum. (Muslich, 2009). Bila kehamilan diteruskan dalam usia yang relatif muda dari sudut ilmu kebidanan dapat mengakibatkan penyulit (komplikasi) kehamilan yang cukup besar diantaranya persalinan belum cukup bulan (prematuritas), pertumbuhan janin dalam rahim yang kurang sempurna, kehamilan dengan keracunan yang memerlukan penanganan khusus, persalinan sering berlangsung dengan tindakan operasi, perdarahan setelah melahirkan makin meningkat, kembalinya alat reproduksi yang terlambat setelah persalinan, terjadi infeksi setelah persalinan, pengeluaran ASI yang tidak cukup (Manuaba, 1999). Kehamilan remaja lebih sering mengalami keracunan, anemia, kejangkejang dan tekanan darah tinggi. Aborsi yang berulang menyebabkan

12

komplikasi dan juga mengakibatkan kemandulan, dan Kerusakan organ reproduksi(Rakhmawati,2008). Menurut Muslich (2009) Kehamilan remaja di luar nikah dapat menyebabkan terganggunya perencanaan masa depan remaja karena berbagai sebab, yaitu : a.

Meninggalkan sekolah Banyak remaja hamil terpaksa meninggalkan sekolahnya atas kemauan sendiri karena rasa malu atau dikeluarkan dari sekolah karena sekolah tidak mentolerir siswi hamil sehingga upaya menggapai citacita masa depan yang cerah akan terhambat

b.

Terpaksa menikah Bila remaja membentuk keluarga, lahirlah keluarga muda yang belum tentu siap untuk menjadi bapak atau ibu rumah tangga, mengurus bayi, memberi makan, mengasuh bayi dan hal-hal lain yang membutuhkan banyak tenaga, biaya, dan pikiran matang

c.

Meneruskan kehamilan tanpa nikah Terjadi karena orang tua tidak menyetujui pernikahan, ditinggalkan oleh laki-laki yang menghamili. Hal ini mengakibatkan anak yang dilahirkan hanya mempunyai pertalian dengan ibunya saja. Anak yang lahir di luar nikah tanpa kejelasan status orang tuanya sering mendapatkan cap buruk sepanjang hidupnya, tidak mendapatkan kualitas pengasuhan yang baik dari orang tuanya, perkembangan kejiwaan anak akan terganggu.

13

d.

Ditolak keluarga Keluarga khususnya orang tua merasa terhina dan namanya tercemar, remaja yang hamil terkucilkan sehingga menjadi anak yang terasing dan terbuang dari keluarganya dan besar kemungkinan terpaksa menjadi anak jalanan. Setiap remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah akan terganggu keadaan emosionalnya, apalagi bagi yang tidak bisa menerima kehamilan tersebut karena malu terhadap lingkungan sehingga mendorong remaja untuk menggugurkan kandungan. Dalam upaya menggugurkan kandungan sering dilakukan secara tersembunyi oleh tenaga tidak terlatih atau dukun, sehingga dapat berakibat buruk.

4. Faktor Predisposisi kehamilan Usia Remaja Tingginya proporsi kehamilan usia remaja disebabkan oleh berbagai faktor seperti pengetahuan seksualitas yang kurang, sosial ekonomi yang rendah, pengaruh pergaulan dengan teman sebaya yang negatif, hubungan antar keluarga yang kurang harmonis, status perkembangan, serta penyalahgunaan obat terlarang. Faktor–faktor lain yang juga mempengaruhi kehamilan remaja adalah sebagai berikut : a. Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Usia merupakan variabel yang selalu diperhatikan

14

dalam penelitian-penelitian epidemoilogi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur reproduksi sehat adalah antara 20-35 tahun yang berpeluang 7,3 kali mempunyai pengetahuan yang lebih baik mengenai tanda bahaya dalam kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai umur reproduksi tidak sehat (Pratiwi, 2018). b. Pendidikan Teori Pendidikan mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk meningkatkan kepribadian, sehingga proses perubahan perilaku menuju kepada kedewasaan dan penyempurnaan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan factor utama yang mempengaruhi individu dalam hal pengetahuan, sikap maupun perilaku. Dapat dikatakan tingkat Pendidikan adalah factor penting yang menggambarkan modal social dari sumber daya manusia dan hasil pembangunan social ekonomi (BKKBN, 2013). Kaitannya dengan masalah kesehatan, dari buku Safe motherhood menyebutkan bahwa wanita yang mempunyai Pendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan dirinya. Sehingga di masa-masa kehamilanpun sangat memperhatikan kehamilannya. Adapun tingkat pendidikan menurut UU no.2 tahun 2000, bahwa Jenjang Pendidikan yang termasuk jalur Pendidikan sekolah terdiri dari: 1)

Tingkat pendidikan dasar (SD<SMP).

2)

Tingkat pendiidikan menengah (SMA).

15

3) Tingkat

pendidikann

tinggi

(Perguruan

Tinggi,

Akademi,

Universitas). c. Pekerjaan Pekerjaan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menafkahi diri dan keluarganya kesibukan social lain serta kenaikan tingkat partisipasi dalam angkatan kerja dan adanya emansipasi dalam segala bidang kerja di kebutuhan masyarakat menyebabkan cendrung kurang akan memperhatikan kesehan dirinya (Arifin,2010). Aktifitas pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi kerja otot dan peredaran darah .begitu juga bila terjadi pada seseorang ibu hamil dimana peredaran darah dalam tubuh dapat terjadi perubahan seiring dengan bertambahnya usia kehamilan akibat adanya tekanan dari pembesaran Rahim . Semakin bertambahnya usia kehamilan akan berdampak pada konsekuensi kerja jantung yang semakin bertambah dalam rangka memenuhi kebutuhan proses kehamilan, oleh karenanya pekerjaan boleh tetap dilakukan. Semuanya untuk kelancaran peredaran darah dalam tubuh sehingga mempunyai harapan akan terhindar dari preeklamsi berat, (Notoadmojo,2008). d. Pendapatan Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder keluarga dengan status ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibandingkan dengan keluarga status ekonomi rendah, hal ini dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal. (Ani Sifiani Kochtae,

2015).

Pendapatan

16

ibu

atau

keluarga

setiap

bulan

mempengaruhi status ekonomi dalam keluarga, apakah memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pendapatan dilihat melalui UMR, sebagai berikut: 1. Rp.<1.540.000=kurang 2. Rp.1.540.0000-3.065.000=sedang 3. Rp.>3.065.000=tinggi e. Komplikasi Persalinan Resiko yang timbul baik faktor sosial

ataupun kesehatan sangat

berdampak pada resiko kehamilan usia dini. Berikut beberapa Komplikasi terhadap persalinan akibat kehamilan di usia remaja, yaitu: 1) Kematiaan ibu dan bayi Resiko pertama yang terbilang sangat tinggi adalah kematian ibu hamil usia dini. Resiko ini umumnya disebabkan oleh banyaknya infeksi dan pendarahan saat proses melahirkan. Selain itu, kehamilan usia dini sangat rentan tenjadinya keguguran. 2) Mudah Terinfeksi Kehamilan usia dini tentunya sangat mudah terinfeksi berbagai virus yang disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk, stress yang berlebihan dan tingkat ekonomi yang rendah. Virus penyakit dapat mudah menginfeksi ibu hamil usia dini karena keadaan imun tubuh yang belum kuat saat hamil. Sehingga ibu hamil usia dini sering mengalami sakit-sakitan. 3) Keracuna Kehamilan (Gestosis) Keaadaan alat reproduksi yang belum siap serta rahim yang belum siap untuk dibuahi menjadi faktor terjadinya keracunan

17

kehamilan (gestosis). Keracunan pada ibu hamil usia muda berbentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Kedua jenis racun tersebut harus benar-benar diperhatikan dengan serius karena akan menyebabkan resiko kematian pada ibu hamil usia dini. 4) Anemia Kehamilan Resiko pada ibu hamil usia dini berikut ini dapat dibilang faktor internal. Anemia pada ibu hamil usia dini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang cukup masalah nutrisi dan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Tentunya, saat hamil, tubuh seorang wanita memerlukan gizi yang cukup karena sisa makanan yang dimakan oleh ibu hamil akan diteruskan kepada janinnya untuk mendukung pertumbuhan. Jika kekurangan zat besi, maka cepat atau lambat tubuh akan sering lemas dan faktor ini menjadi pemicu ibu hamil kehilangan sel darah merah. Tentunya, keaadaan tersebut akan berakibat fatal pada ibu dan janin. 5) Persalinan prematur atau kelainan bawaan pada bayi Resiko persalinan prematur atau penyakit kelainan bawaan menjadi hal-hal yang sangat tidak diinginkan bagi ibu hamil. Pasalnya, bayi lahir prematur akan memiliki kelainan bawaan baik pada perkembangan dan pertumbuhan bayi. Kelainan pada bayi yang dilahirkan prematur pada umumnya memiliki berat badan lahit rendah (BBLR), cacat bawaan dan telatnya pertumbuhan dan perkembangan. Ibu dengan usia dini biasanya minim pengetahuan akan gizi dan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Bahkan ada yang

18

minum obat-obatan yang tidak sesuai dengan resep bidan atau dokter. 6) Pendarahan yang hebat Kehamilan usia dini rentang mengalami pendarahan yang dissebabkan oleh otot rahim yang terlalu lemam ketika proses evolusi. Pendarahan juga dapat disebabkan oleh bekuan darah yang tertinggal didalam rahim (selaput ketubah stosel). Proses pembekuan darah dan dipe ngaruhi oleh sobekan pada jalan lahir menjadi faktor terjadinya pendarahan pada ibu hamil usia dini. 7) Proses persalinan yang lama dan sulit Kehamilan usia dini tentu berpengaruh pada lama dan sulitnya proses melahirkan. Hal ini umumnya disebabkan oleh kelainan letak janin, kekuatan mengejan dan kelainan panggul yang belum siap mengalami proses persalinan.

C. Kerangka Konsep Variabel Independen

Variabel Devenden

1. Usia 2. Pendidikan Ibu hamil usia remaja

3. Pekerjaan 4. Pendapatan 5. Komplikasi Kehamilan

Gambar 2.1 : kerangka Konsep

19

D. Definisi Operasional Tabel 2.3 Definisi Operasional gambaran ibu hamil usia remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Pujon Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas. Variabel

Definisi Operasional

Cara ukur

Alat Ukur

Ibu Hamil Usia Remaja

Ibu hamil dengan usia <20 tahun

Diperoleh dari rekam medik dan Status pasien

Format Isian

Pendidikan

Hasil Ukur

Skala Ukur

1. Remaja Awal (10-14 tahun) 2. Remaja Tengah (1516 tahun) 3. Remaja Akhir (1720tahun)

Ordinal

Pendidikan formal Diperoleh yang diikuti ibu dari rekam medik dan Status pasien

Kuesioner 1. Pendidikan tinggi (PT/Akademi) 2. Pendidikan menengah (SMP/SMA) 3. Pendidikan dasar (SD)

Ordinal

Pekerjaan

Kegiatan rutin yang Diperoleh dilakukan ibu setiap dari rekam hari medik dan Status pasien

Kuesioner 1. Bekerja 2. Tidak Bekerja

Nominal

Pendapatan

Pendapatan wawancara ibu/keluarga setiap bulan

kuesioner

Rasio

Komplikasi Kehamilan

Komplikasi Kehamilan adalah gangguan atau penyulit yang terjadi selama masa kehamilan yang dapat membahayakan ibu dan anak.

Format Isian

Diperoleh dari rekam medik dan Status pasien

20

1. Rp.<1.540.000=kur ang 2. Rp.1.540.00003.065.000=sedang 3. Rp.>3.065.000=ting gi 1. Ya 2. Tidak

Nominal

Related Documents

Bab Ii
November 2019 85
Bab Ii
June 2020 49
Bab Ii
May 2020 47
Bab Ii
July 2020 48
Bab Ii
June 2020 44
Bab Ii
October 2019 82

More Documents from "Mohamad Shodikin"