Bab Ii Pak Iwan.docx

  • Uploaded by: Nurul Fadilah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Pak Iwan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,830
  • Pages: 23
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian 2.1.1 Hiponatremia Hiponatremia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal. Natrium merupakan elektrolit yang membantu mengatur jumlah air di dalam dan di sekitar sel-sel tubuh. Satu atau lebih faktor, mulai dari kondisi medis yang mendasari untuk minum terlalu banyak air selama olahraga dapat menyebabkan natrium dalam tubuh menjadi encer. Ketika kondisi tersebut terjadi, kadar cairan tubuh meningkat, dan sel-sel dapat mulai membengkak. Pembengkakan ini dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, dari ringan hingga parah. Pengobatan hiponatremia ditujukan untuk menyelesaikan kondisi yang mendasarinya. Pengobatan hiponatremia tergantung pada penyebabnya. a. Etiologi Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:  Obat-obat tertentu  Pil diuretik, khususnya diuretik thiazide  Sirosis  Masalah ginjal  Gagal jantung kongestif  Syndrome of inappropriate anti diuretic hormone (SIADH)

3

 Minum air terlalu banyak selama olahraga (hiponatremia exertional)  Perubahan hormonal akibat insufisiensi kelenjar adrenal (penyakit Addison)  Perubahan hormonal karena tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme)  Polidipsia primer  Ekstasi  Muntah kronis atau diare parah  Dehidrasi  Diet

b. Manifestasi Klinis Tanda dan gejala hiponatremia dapat termasuk:  Mual dan muntah  Sakit kepala  Kebingungan  Kehilangan energi  Kelelahan  Gelisah dan mudah marah  Kelemahan otot, kejang atau kram  Kejang  Pingsan  Koma

4

c. Patofisiologi/WOC

Retensi Air Penyebab hiponatremia yang disebabkan retensi air ditunjukkan pada gambar 1. Retensi air biasanya dihasilkan dari kerusakan ekskresi air dan jarangnya pemasukan air. Kebanyakan pasien yang hiponatremia karena retensi air disebut sindrom antidiuresis yang tidak wajar (SIAD). SIAD terjadi dalam beberapa kondisi, misalnya infeksi, malignan,penyakit dada dan trauma; juga bisa disebankan karena obat. SIAD dihasilkan dari ketidakwajaran sekresi AVP. Dimana konsentrasi AVP berubah-ubah antara 0 dan 5 pmol/l disebabkan perubahan osmolalitas, SIAD yang tinggi (non-osmolalitas) dapat terlihat meningkat (hingga 500 pmol). Stimulus non osmotik yang sangat kuat termasuk hipovolemi dan hipotensi, muntah, hipoglekemi dan nyeri. Frekuensi SIAD terjadi secara kecil menyebar prevalensinya pada stimulus tersebut.

Kehilangan Natrium Penyebab hiponatremia ditunjukkan pada gambar 1. Berkurangnya natrium sangat jarang dan terjadi ketika kehilangan natrium secara

5

patologik, bisa dari pencernaan atau urin. Kehilngan Na dari penceranaan meliputi diare dan muntah, pada pasien dengan penyakit usus besar, kehilangan Na mungkin dapat sangat parah. Kehilangan dari urin miungkin dihasilkan oleh defisiensi mineralokrtikoid (terutama aldosteron) atau dari obat antagonis aldosteron. Dimulainya semua hal tersebut, kehilangan natirum diikuti oleh kehilangan air dan konsentrasi natrium serum. Ketika kehilangan air dan natrium berlanjut, berkurangnya natrium dan volume darah menstimulasi sekresi AVP non osmotik, selain pengaturan mekasnisme osmotik. Peningkatan sekresi AVP disebabkan retensi air sehingga pasien menjadi hiponatremia. Alasan lain mengapa berkurngnya natrium isotonik dalam air karena hanya digantikan oleh air. Dari indikasi diatas, ketika berkurangnya Natrium secara signifikan terjadi, memberikan gambaran klinik berupa berkurangnya ECF dan volume darah. Dalam hiponatremia dengan gambaran berkurangnya natrium berupam berkurangnya air.

d. Penatalaksanaan Pengobatan hiponatremia ditujukan untuk mengatasi penyebab yang mendasari. Jika memiliki hiponatremia kronis akibat diet, diuretik atau minum air terlalu banyak, dokter dapat merekomendasikan untuk mengurangi

asupan

cairan.

Dokter

mungkin

juga

menyarankan

penyesuaian penggunaan diuretik untuk meningkatkan kadar natrium dalam darah. Jika

memiliki

hiponatremia

berat

dan

akut,

maka

akan

membutuhkan pengobatan yang lebih agresif. Pilihan pengobatan tersebut dapat meliputi: 1. Cairan intravena 2. Obat-obatan untuk mengelola tanda dan gejala hiponatremia, seperti sakit kepala, mual dan kejang. 3. Terapi hormon

6

2.2.2 Hipernatremia Hipernatremia (kadar natrium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana kadar natrium dalam darah lebih dari 145 mEq/L darah. a. Penyebab Pada

hipernatremia,

tubuh

mengandung

terlalu

sedikit

air

dibandingkan dengan jumlah natrium. Konsentrasi natrium darah biasanya meningkat secara tidak normal jika kehilangan cairan melampaui kehilangan natrium, yang biasanya terjadi jika minum terlalu sedikit air. Konsentrasi natrium darah yang tinggi secara tidak langsung menunjukkan bahwa seseorang tidak merasakan haus meskipun seharusnya dia haus, atau dia haus tetapi tidak dapat memperoleh air yang cukup untuk minum. Hipernatremia juga terjad pada seseorang dengan: - fungsi ginjal yang abnormal - diare - muntah - demam - keringat yang berlebihan. Hipernatremia

paling

sering

terjadi

pada

usia

lanjut.

Pada orang tua biasanya rasa haus lebih lambat terbentuk dan tidak begitu kuat dibandingkan dengan anak muda.Usia lanjut yang hanya mampu berbaring di tempat tidur saja atau yang mengalami demensia (pilkun), mungkin tidak mampu untuk mendapatkan cukup air walaupun saraf-saraf hausnya masih berfungsi.

7

Selain itu, pada usia lanjut, kemampuan ginjal untuk memekatkan air kemih mulai berkurang, sehingga tidak dapat menahan air dengan baik. Orang tua yang minum diuretik, yang memaksa ginjal mengeluarkan lebih banyak air, memiliki resiko untuk menderita hipernatremia, terutama jika cuaca panas atau jika mereka sakit dan tidak minum cukup air. Hipernatemia selalu merupakan keadaan yang serius, terutama pada orang tua.Hampir separuh dari seluruh orang tua yang dirawat di rumah sakit karena hipernatremia meninggal.Tingginya angka kematian ini mungkin karena penderita juga memiliki penyakit berat yang memungkinkan terjadinya hipernatremia. Hipernatremia dapat juga terjadi akibat ginjal mengeluarkan terlalu banyak air, seperti yang terjadi pada penyakit diabetes insipidus.Kelenjar hipofisa mengeluarkan terlalu sedikit hormon antidiuretik (hormon antidiuretik menyebabkan ginjal menahan air) atau ginjal tidak memberikan respon yang semestinya terhadap hormon.Penderita diabetes insipidus jarang mengalami hiponatremia jika mereka memiliki rasa haus yang normal dan minum cukup air. Penyebab utama dari hipernatremi: 1. Cedera kepala atau pembedahan saraf yang melibatkan kelenjar hipofisa 2. Gangguan dari elektrolit lainnya (hiperkalsemia dan hipokalemia) 3.Penggunaan

obat

(lithium,

demeclocycline,

diuretik)

4. Kehilangan cairan yang berlebihan (diare, muntah, demam, keringat berlebihan) 5. Penyakit sel sabit 6. Diabetes insipidus.

8

b. Gejala Gejala utama dari hipernatremia merupakan akibat dari kerusakan otak. Hipernatremia yang berat dapat menyebabkan: - kebingungan - kejang otot - kejang seluruh tubuh - koma - kematian.

c. Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejalagejalanya. d. Pengobatan Hipernatremia diobati dengan pemberian cairan.Pada semua kasus terutama kasus ringan, cairan diberikan secara intravena (melalui infus).Untuk membantu mengetahui apakah pembelian cairan telah mencukupi, dilakukan pemeriksaan darah setiap beberapa jam.Konsentrasi natrium darah diturunkan secara perlahan, karena perbaikan yang terlalu cepat bisa menyebabkan kerusakan otak yang menetap.Pemeriksaan darah atau air kemih tambahan dilakukan untuk mengetahui penyebab tingginya konsentrasi natrium.Jika penyebabnya

telah

ditemukan,

bisa

diobati

secara

lebih

spesifik.

Misalnya untuk diabetes insipidus diberikan hormon antidiuretik (vasopresin).

2.2.3 Hipokalemia Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah. a. Penyebab

9

Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar). Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari. Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan. Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang berlebihan. Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon kostikosteroid termasuk aldosteron. Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar. Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang yang mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu. Penderita sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal bawaan dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu. Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia. Tetapi pemakaian obat-obatan ini

jarang

menjadi

penyebab

tunggal

terjadinya

hipokalemia.

Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan. Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung. b. Diagnose

:

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejalagejalanya

10

c. Gejala Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan.

d. Pengobatan Kalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam kalium (kalium klorida) per-oral. Kalium dapat mengiritasi saluran pencernaan, sehingga diberikan dalam dosis kecil, beberapa kali sehari. Sebagian besar orang yang mengkonsumsi diuretik tidak memerlukan tambahan kalium, tetapi secara periodik dapat dilakukan pemeriksaan ulang dari konsentrasi kalium darah sehingga sediaan obat dapat diubah bilamana perlu. Pada hipokalemia berat, kalium bisa diberikan secara intravena. Hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan biasanya hanya dilakukan di rumah sakit, untuk menghindari kenaikan kadar kalium yang terlalu tinggi.

2.2.4 Hiperkalemia Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih atau sama dengan 5,5 mEq/L terjadi karena peningkatan masukan kalium, penurunan ekskresi urine terhadap kalium, atau gerakan kalium keluar dari selsel.Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali dan ditangani untuk menghindari disritmia dan henti jantung yang fatal. Biasanya konsentrasi kalium yang tinggi adalah lebih berbahaya daripada konsentrasi kalium yang rendah. Konsentrasi kalium darah yang lebih dari 5.5 mEq/L akan mempengaruhi sistem konduksi listrik jantung. Bila konsentrasi yang

11

tinggi ini terus berlanjut, irama jantung menjadi tidak normal dan jantung akan berhenti berdenyut. a. Penyebab Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium dengan baik. Mungkin penyebab paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal, seperti triamterene, spironolactone dan ACE inhibitor. Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison, dimana kelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal dalam jumlah cukup. Penyakit Addison dan penderita AIDS yang mengalami kelainan kelenjar adrenal semakin sering menyebabkan hiperkalemia. Gagal ginjal komplit maupun sebagian, bisa menyebabkan hiperkalemia berat. Karena itu orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari makanan yang kaya akan kalium. Hiperkalemia dapat juga dapat terjadi akibat sejumlah besar kalium secara tiba-tiba dilepaskan dari cadangannnya di dalam sel. Hal ini bisa terjadi bila: -

sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada

cedera tergilas) -

terjadi luka bakar hebat

-

overdosis kokain.

Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa melampaui kemampuan

ginjal

untuk

membuang

kalium

dan

menyebabkan

hiperkalemia yang bisa berakibat fatal.

b. Tanda dan Gejala Neuromuskular • Kelemahan otot yang tidak begitu terlihat biasanya merupakan tanda awal .

12

• Kelemahan otot yang berjalan naik dan berkembang kearah paralisis flaksid pada tungkai bawah, dan akhirnya pada badan dan lengan ( berat ) • Parestesia pada wajah, lidah, kaki, dan tangan b. Saluran cerna • Mual, kolik usus, diare c. Ginjal • Oliguria yang berlanjut menjadi anuria d. Kardiovaskular • Disritmia jantung, bradikardia, blok jantung komplit, fibrilasi ventrikel atau henti jantung. • Perubahan EKG (selalu terjadi jika K+ serum= 7-8 mEq/L)

c. Penatalaksanaan Tujuan

penatalaksanaan

adalah

mengatasi

penyebab

dasar

dan

mengembalikan kadar kalium serum ke normal. Penatalaksanaan

ini

berbeda-beda

tergantung

dari

beratnya

ketidakseimbangan. a.

Subakut

• Kation yang mengubah resin(mis, Kayexalate): diberikan baik secara oral, nasogastric, atau melalui retensi enema untuk menukar natrium dengan kalium diusus. Larutan biasanya dikombinasi dengan sorbitol untuk mencegah konstipasi dari Kayexalatedan karena diare, sehingga meningkatkan kehilangan kalium diusus. • Penurunan masukan kalium : Diet menghindari makanan yang mengandung kalium tinggi. b. •

Akut IV kalsium glukonat : Untuk meniadakan efek neuromuskular dan

jantung terhadap hiperkalemia. Kadar kalsium serum akan tetap tinggi. Kalsium klorida juga dapat digunakan. •

IV glukosa dan insulin : untuk memindhkan kalium ke dalam sel-sel.

Penurunan kalium serum ini sementara (kira-kira 6 jam). Biasanya glukosa

13

hipertonik (ampul D50W atau 250-500ml D10W) diberikan dengan insulin reguler. • Bikarbonat natrium : untuk memindahkan kalium kedalam sel-sel. Penurunan kalium serum sementara (selama kira-kira 1-2 jam). •

Dialisis : Untuk membuang kalium dari tubuh. Dialisis paling efektif

untuk membuang kelebihan kalium.

d. Patofisiologi Sejauh ini efek hiperkalemia yang paling penting secara klinis adalah efeknya pada miokardium. Efek pada jantung akibat peningkatan kadar kalium serum biasanya tidak bermakna dibawah konsentrasi 7mEq/L (SI: 7mmol/L), tetapi efek ini selalu timbul jika kadarnya adalah 8mEq/L (SI: 8mmol/L) atau lebih tinggi. Jika konsentrasi kalium plasma meningkat, timbul gangguan pada konduksi jantung. Perubahan paling dini, sering terjadi pada kadar kalium serum lebih tinggin dari 6 mEq/L (SI: 6mmol/L), adalah gelombang T yang tinggi, sempit, depresi ST, dan pemendekan interval QT besar. Jika kadar kalium serum terus meningkat, interval PR menjadi memanjang dan diikuti dengan menghilangnya gelombang P. Akhirnya terdapat dekomposisi dan pemanjangan kompleks QRS. Disritmia ventrikuler dan henti jantung mungkin terjadi kapan saja dalam keadaan ini. Hiperkalemia berat menyebabkan kelemahan otot skeletal dan bahkan paralisis, yang berhubungan dengan blok depolarisasi pada otot. Sama halnya, konduksi ventrikuler melambat. Meskipun hiperkalemia memiliki efek yang nyata pada sistem neuromuskuler perifer, hiperkalemia mempunyai efek kecil pada sistem saraf pusat. Kelemahan yang cepat pada muskular asenden mengakibatkan flasid kuadriplegia telah dilaporkan terjadi pada pasien-pasien dengan kadar kalium serum yang sangat tinggi. Paralisis otot pernapasan dan otot yang dibutuhkan untuk berbicara juga dapat terjadi.

14

2.2.5 Hipokalsemia Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mgr/dL darah. a. Penyebab Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah. Hipokalsemia paling sering terjadi pada penyakit yang menyebabkan hilangnya kalsium dalam jangka lama melalui air kemih atau kegagalan untuk memindahkan kalsium dari tulang. Sebagian besar kalsium dalam darah dibawa oleh protein albumin, karena itu jika terlalu sedikit albumin dalam darah akan menyebabkan rendahnya konsentrasi kalsium dalam darah. Penyebab

Keterangan Biasanya terjadi setelah kerusakan kelanjar

Kadar hormon paratiroid rendah

paratiroid atau karena kelenjar paratiroid secara tidak sengaja terangkat pada pembedahan untuk mengangkat tiroid

Kekurangan kelenjar paratiroid bawaan

Penyakit keturunan yg jarang atau merupakan bagian dari sindroma DiGeorge

Penyakit keturunan yang jarang; Pseudohipoparatiroidisme

kadar hormon paratiroid normal tetapi respon tulang dan ginjal terhadap hormon menurun

15

Biasanya disebabkan oleh asupan yang kurang, kurang terpapar sinar matahari (pengaktivan vitamin D terjadi jika kulit Kekurangan vitamin D

terpapar sinar matahari), penyakit hati, penyakit saluran pencernaan yang menghalangi penyerapan vitamin D, pemakaian barbiturat dan fenitoin, yang mengurangi efektivitas vitamin D

Kerusakan ginjal

Kadar magnesium yg rendah

Mempengaruhi pengaktivan vitamin D di ginjal Menyebabkan menurunnya kadar hormon paratiroid

Asupan yg kurang atau

Terjadi dengan atau tanpa kekurangan

malabsorbsi

vitamin D Terjadi jika kelebihan asam lemak dalam

Pankreatitis

darah karena cedera pada pankreas, bergabung dengan kalsium Mengurangi jumlah kalsium yg terikat

Kadar albumin yg rendah

dengan albumin tetapi biasanya tidak menyebabkan gejala, karena jumlah kalsium bebas tetap normal

16

b. Gejala Gejala hipokalsemia bergantung pada derajat keparahan, durasi, dan durasi dan kecepatan perkembangan. Hipokalsemia dapat asimtomatik ( tidak menimbulkan gejala ). Gejala dan tanda yang palling menonjol terutama dissebabkan oleh meningkatnya iritabilitas neuromuskular . Tetani (kejang otot involunter ) adalah tanda hipokalsemia yang paling khas dan ditunjukan dengan tanda Trousseau dan tanda Chvostek yang positif. - Tanda trousseau yang positif : saat pompa tekanan darah diletakkan di lengan atas dan dipompa dengan tekanan sistolik selama 1 hingga 4 menit . spasme karpopedal ( ibu jari adduksi, lengan dan sendi metakarpofalangeal fleksi, dan sendi interfalangeal bersam jari-jari ekstensi ) - Tanda chvostek : dengan melakukan penekanan di nervus fasialis yang terdapat tepat di depan telinga dan mengamati adanya kontraksi ipsilateral (pada sisi yang sama ) pada otot wajah. Penderita

hipokalsemia

biasanya

menderita

berbagai

gangguan

neuropsokiatrik berupa iritabilitas , ketidak stabilan emosi, gangguan emosi, gangguan memori, dan konfusi. Penderita hipokalsemia sering mengalami diare atau feses yang lunak dan bahkan mengalami malabsorbsi usus steatore ( lemak fekal berlebihan) . Hipokalsemia yang berkepanjangan dapat menyebabkan perubahan pada -

kulit (kasar, kering, dan bersisik)

-

rambut ( alopesia dengan alis dan bulu mata yang sedikit atau tidak

ada) -

lensa mata ( dapat terjadi katarak dalam beberapa tahunn bila

hipokalsemia tidak di obati

17

2.2.6 Hiperkalsemia Hiperkalsemia (kadar kalsium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium dalam darah lebih dari 10,5 mgr/dL darah. a. Penyebab Hiperkalsemia dapat disebabkan oleh meningkatnya penyerapan pada saluran pencernaan maupun karena meningkatnya asupan kalsium. Orang-orang yang mengkonsumsi sejumlah besar kalsium (seperti yang kadang dilakukan oleh penderita ulkus peptikum yang minum banyak susu dan juga mengkonsumsi antasid yang mengandung kalsium), dapat menderita hiperkalsemia. Suatu overdosis vitamin D dapat mempengaruhi konsentrasi kalsium darah, yaitu dengan meningkatkan penyerapan kalsium dari saluran pencernaan. Penyebab paling sering dari hiperkalsemia adalah hiperparatiroidisme, yaitu suatu keadaan dimana terjadi pengeluaran hormon paratiroid secara besar-besaran oleh satu atau lebih dari keempat kelenjar paratiroid. 90% penderita hiperparatiroidisme primer memiliki tumor jinak (adenoma) pada salah satu kelenjarnya. 10% sisanya memiliki kelenjar paratiroid yang membesar dan menghasilkan terlalu banyak hormon. Pada kasus-kasus yang jarang, kanker kelenjar paratiroid menyebabkan hiperparatiroidisme.Hiperparatiroidisme lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Juga lebih mungkin terjadi pada orangorang tua dan pada mereka yang menerima terapi penyinaran di leher. Kadang-kadang hiperparatiroidisme terjadi sebagai bagian suatu sindroma neoplasia endokrin multipel, yang merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi. Penderita kanker sering mengalami hiperkalsemia. Kanker ginjal, kanker paru atau kanker ovarium (indung telur), sering mengeluarkan sejumlah besar protein yang memiliki efek yang mirip dengan hormon paratiroid. Efek ini dikenal sebagai sindroma paraneoplastik. Kanker juga

18

menyebar (bermetastasis) ke tulang, menghancurkan sel-sel tulang dan melepaskan kalsium tulang ke dalam darah. Hal ini sering terjadi pada kanker prostat, payudara dan paru-paru. Mieloma multipel (kanker yang melibatkan sumsum tulang) juga dapat menyebabkan penghancuran tulang dan mengakibatkan hiperkalsemia. Kanker yang lain juga meningkatkan konsentrasi kalsium darah, dengan mekanisme yang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Pada

penyakit-penyakit

dimana

terjadi

penghancuran

atau

penyerapan sel-sel tulang (misalnya penyakit Paget), juga bisa terjadi hiperkalsemia. Orang-orang yang tidak banyak bergerak (misalnya penderita paraplegia (lumpuh kedua bagian bawah tubuh), kuadriplegia (lumpuh keempat anggota gerak) atau yang berbaring di tempat tidur dalam waktu lama, juga dapat menderita hiperkalsemia karena jaringan tulang diresorbsi. b. Gejala Gejala paling awal dari hiperkalsemia biasanya adalah konstipasi (sembelit), kehilangan nafsu makan, mual-muntah dan nyeri perut. Ginjal mungkin secara abnormal akan menghasilkan air kemih dalam jumlah banyak. Akibat pembentukkan air kemih yang berlebihan ini, cairan tubuh akan berkurang dan akan terjadi gejala dehidrasi. Hiperkalsemia yang sangat berat sering menyebabkan gejala kelainan fungsi otak seperti kebingungan, gangguan emosi, delirium (penurunan kesadaran), halusinasi, kelemahan dan koma. Dapat juga diikuti dengan irama jantung yang abnormal dan kematian. Pada penderita hiperkalsemia menahun bisa terbentuk batu ginjal yang mengandung kalsium. Bila terjadi hiperkalsemia berat dan menahun, kristal kalsium akan terbentuk di dalam ginjal dan menyebabkan kerusakan yang menetap.

19

2.2.7 Hipomagnesia Hipomagnesemia adalah kondisi di mana kadar magnesium dalam tubuh rendah. Magnesium adalah mineral yang terkandung dalam aliran darah, jantung, otot, dan juga tulang. Magnesium umumnya diperoleh tubuh dari makanan dan merupakan zat penting yang berperan pada lebih dari 600 reaksi tubuh. Beberapa di antaranya adalah: 

Penghasil energi. Magnesium membantu tubuh dalam mengubah makanan menjadi energi.



Pembentuk protein. Magnesium membantu tubuh dalam membentuk protein baru dari asam amino.



Pemeliharaan gen. Magnesium membantu tubuh dalam memelihara dan memperbaiki gangguan pada DNA dan RNA.



Pergerakan otot. Magnesium membantu proses kontraksi dan relaksasi otot.



Pengatur sistem saraf. Magnesium membantu pengaturan neurotransmitter, yaitu senyawa dalam tubuh yang membawa sinyal ke pembuluh darah, otot, dan juga otak.

Dalam memeriksa kadar magnesium yang terkandung dalam tubuh, dapat dilakukan serangkaian tes, salah satunya adalah tes darah. Tes tersebut akan menunjukan besarnya angka kandungan magnesium dalam darah. Seseorang dapat disebut menderita hipomagnesemia jika kadar magnesium dalam darahnya kurang dari 1,8-2,2 mg/dl. Sedangkan jika kadar magnesiumnya lebih dari 1,8-2,2 mg/dl, kondisi tersebut disebut hipermagnesemia. a. Gejala Gejala hipomagnesemia yang muncul pada tiap orang dapat berbeda, tergantung seberapa parah kondisi yang ada. Berikut merupakan gejala

20

awal yang umum terjadi jika seseorang mengalami kekurangan magnesium: 

Mual



Muntah



Kelelahan



Nafsu makan menurun



Kram otot Gejala lain dapat muncul jika kondisi hipomagnesemia semakin memburuk. Segera temui dokter apabila terjadi gejala-gejala seperti:



Mati rasa



Kejang



Gangguan irama jantung



Kelainan pergerakan mata (nistagmus)

b. Penyebab Menurunnya

kemampuan

usus

dalam

menyerap

magnesium

merupakan penyebab umum hipomagnesemia. Namun, kadar magnesium yang rendah juga dapat disebabkan oleh gangguan pembuangan di ginjal. Ada pula faktor risiko lain yang dapat menyebabkan menurunnya kadar magnesium dalam tubuh. Faktor tersebut meliputi: 

Mengonsumsi alkohol.



Diare kronis.



Frekuensi buang air kecil berlebih (poliuria).



Hiperaldosteronisme atau tingginya kadar hormon aldosterone yang dapat menyebabkan gejala berupa tekanan darah tinggi, mati rasa, dan lelah sepanjang waktu.



Hiperkalsemia (kadar kalsium dalam darah tinggi).



Sindrom malabsorbsi, misalnya penyakit celiac dan peradangan usus.



Diabetes tipe 2.

21



Malnutrisi.



Efek penggunaan obat-obatan, seperti amphotericin B, cisplatin, ciclosporin, diuretik, penghambat pompa proton, dan antibiotik aminoglikosid.

c. Diagnosis Hipomagnesemia Tes yang umumnya dilakukan untuk melihat kadar magnesium dalam tubuh pasien adalah tes darah. Kadar magnesium yang normal umumnya berada di angka 1,8-2,2 mg/dl. Jika hasil tes darah menunjukan angka di bawah

itu,

maka

pasien

mengalami

kekurangan

magnesium

atau

hipomagnesemia. Jika angka yang ditunjukkan turun mencapai 1,25 mg/dl, maka hipomagnesemia yang dialami tergolong berat. Selain tes darah, ada beberapa tes lain yang mungkin dilakukan dokter dalam mengukur kadar magnesium dalam tubuh, seperti: 

Tes urine, dengan mengukur jumlah magnesium yang dikeluarkan tubuh melalui urine.



Tes sel darah merah, untuk memeriksa kadar magnesium di dalam sel darah merah.



EXA test, untuk memeriksa kadar magnesium di dalam sel tubuh.

d. Pengobatan Hipomagnesemia Mengatasi hipomagnesemia dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup dan mengonsumsi obat atau suplemen. Konsultasikan kepada dokter mengenai terapi yang tepat dengan kondisi yang ada. Jika kondisi pasien masih tergolong ringan, biasanya dokter akan memberikan obat minum (oral). Namun, jika pasien mengalami kesulitan dalam mengunyah dan kondisi hipomagnesemia sudah tergolong parah, maka dokter dapat memberikan obat suntik.

22

Berikut adalah sejumlah obat yang umum digunakan untuk menangani hipomagnesemia: 

Magnesium sulfate



Magnesium gluconate



Magnesium lactate Bagi pasien yang menderita hipomagnesemia akibat ginjal terlalu

banyak membuang magnesium, beberapa obat dapat dikonsumsi untuk menahan magnesium agar tidak terlalu banyak dibuang, antara lain: 

Amiloride



Sprinolactone Mengonsumsi

makanan

yang

mengandung

magnesium

turut

membantu mengembalikan kadar magnesium menjadi normal. Makananmakanan yang dapat meningkatkan kadar magnesium meliputi: 

Kacang tanah



Kacang almond



Kacang mete



Susu kedelai



Sereal gandum utuh



Alpukat



Pisang



Ikan salmon



Bayam



Kentang panggang utuh

e. Pencegahan Hipomagnesemia Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah hipomagnesemia adalah:

23



Mengubah gaya hidup. Menjaga kesehatan tubuh dengan menerapkan gaya hidup dan pola makan yang sehat, serta menjalani perawatan sesuai anjuran dokter untuk kondisi medis yang Lakukan pemeriksaan rutin jika memiliki kondisi gagal jantung, diabetes, dan diare kronis dapat meningkatkan risiko hipomagnesemia.



Perhatikan asupan. Konsumsilah makanan yang mengandung magnesium setiap harinya. Konsultasikan dengan dokter terkait seberapa besar asupan magnesium harian yang dibutuhkan.



Konsumsi suplemen. Hipomagnesemia dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen magnesium. Namun, penggunaan suplemen ini harus dengan anjuran dokter.



Hindari mengonsumsi alkohol. Alkohol dapat mencegah tubuh menyerap magnesium, dan alkohol juga dapat meningkatkan pembuangan magnesium melalui urine.

2.2.8 Hipermagnesia Hipermagnesemia (kadar magnesium yang tinggi dalam darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi magnesium lebih tinggi dari 2,1 mEq/L darah. a.Penyebab Hipermagnesemia terjadi pada penderita gagal ginjal dan mereka yang mendapatkan garam magnesium atau mereka yang mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung magnesium (misalnya beberapa antasid atau pencahar). b.Gejala Hipermagnesemia bisa menyebabkan : - kelemahan, - tekanan darah rendah, dan - gangguan pernafasan.

24

Jika konsentrasinya sampai di atas 12-15 mEq/L, jantung bisa berhenti berdenyut. c.Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya. d.Pengobatan Pada hipermagnesemia berat diberikan kalsium glukonas intravena dan alat bantu sistem pernafasan dan sirkulasi. Obat-obat diuretik intravena yang kuat dapat meningkatkan pembuangan magnesium melalui ginjal. Bila ginjal tidak berfungsi dengan baik, mungkin perlu dilakukan dialisa.

25

Related Documents

Bab Vi Pak Adjib.docx
December 2019 22
Bab I Pak Ozi.docx
November 2019 18
Bab I Pak Yuni.docx
December 2019 24
Bab Ii
November 2019 85
Bab Ii
June 2020 49

More Documents from ""