BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III RESUME GAWAT DARURAT
IDENTITAS KLIEN Inisial Nama
: Tn. D. K
Umur
: 24 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Tuminting
Tgl/Jam Masuk
: 20-02-2019/Jam 14.00
Tlg/Jam Pengkajian
: 20-02-2019/Jam
Diagnosa Medis
: Fraktur Crusis Dextra Tertutup
1.
Pengkajian kondisi mental A
: Klien dalam keadaan sadar sepenuhnya GCS 15 = E4, V5, M6
V
: -
P
: -
U
: -
2. Primary Survey Airway Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan pada jalan nafas
Breathing Klien bernafas secara spontan dengan frekuensi 20x/m, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
Circulation Akral hangat, tidak ada sianosis Capillary refill time <2 detik
Disability Kesadaran compos mentis GCS 15 = E4, V5, M6
3.
Secondary Survey EKG/Exposure : -
Fluid dan Farenheit Terpasang IVFD cairan nacl 0,9% 20 tpm
Vital Sign TD 110/70 mmHg, N 80x/m, SB 37˚C, R 20x/m
Keluhan Utama Nyeri
Riwayat Keluhan Utama Tn. D. K datang di RSUP Prof Kandou Manado dengan keluhan utama nyeri tungkai bawah. Awalnya klien sedang mengendarai sepeda motor, tiba-tiba ada mobil dari belakang hendak melalui motor klien dan langsung menyenggol motor klien, klien langsung terjatuh dari motor. Muntah (-), pingsan (-). Selang beberapa waktu klien di bawah ke RS terdekat setelah itu dirujuk ke RSUP Prof Kandou untuk penanganan selanjutnya.
Riwayat Penyakit Sekarang Saat dikaji, klien mengatakan nyeri di tungkai bawah kanan akibat KLL. Nyeri dirasakan bersifat hilang timbul, nyeri bertambah jika pada bagian fraktur digerakan, skala nyeri 4 (sedang), durasi <30 menit. Tampak bengkak, tampak luka lecet di punggung tangan kanan, siku tangan kanan/kiri. Keluarga mengatakan aktivitas klien saat ini di bantu.
Riwayat Penyakit Dahulu/Riwayat Penyakit Keluarga Klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di RS dan dalam kleuarga ada yang menderita penyakit keturunan hipertensi yaitu ayah klien.
4.
Head to Toe Kepala Inspeksi : Simetris, rambut hitam merata Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Mata Inspeksi : Simetris, tidak ada katarak, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Hidung Inspeksi : Simetris, tidak ada cairan/darah, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut Inpeksi : Simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis
Leher Inpeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
Dada Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris Palpasi : Tidak ada nyeri tekan Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler
Perut Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas operasi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan Auskultasi : bising usus 10x/ Perkusi : Bunyi timpani
Kelamin Inspeksi : Terpasang kateter, kebersihan cukup
Ekstremitas Atas Pergerakan baik, terdapat luka di punggung tangan kanan dan siku kiri kanan
Ekstremitas Bawah Pada bagian kaki kanan (tibia-fibula) tidak bisa di gerakan, kondisi sekitar fraktur bengkak dan memar dan ada luka lecet di lutut.
Anus Inspeksi : Tidak ada hemoroid
Kulit Teraba hangat, turgor kulit baik
Psikososial Klien tampak tenang, sudah di edukasi oleh dokter mengenai kondisi penyakit dan tindakan yang akan di lakukan
5.
Pemeriksaan Penunjang Foto Rontgen Fraktur Cruvis Dextra Tertutup Therapy Injeksi ketorolac 30 mg/8 jam (iv) Injeksi ceftriaxone 1 gr/12 jam (iv) Injeksi Ranitidine 50 mg/12 jam (iv)
KLASIFIKASI DATA DATA SUBJEKTIF 1. Klien
mengatakan
DATA OBJEKTIF nyeri
1. Tampak bengkak dibagian fraktur
dirasakan bersifat hilang timbul, 2. Tampak
luka
lecet
nyeri bertambah jika pada bagian
punggung
fraktur digerakan, skala nyeri 4
bagian siku kiri/kanan
(sedang), durasi <30 menit 2. Keluarga
klien
mengatakan
aktivitas klien saat ini dibantu oleh keluarga dan perawat
tangan
dibagian
kanan
dan
3. Tampak memar dibagian fraktur 4. Klien tampak selalu dibantu oleh keluarga dan perawat 5. Klien muntah,
tidak
pingsann,
kesadaran
tidak compos
mentis 6. Hasil foto rontgen: fraktur cruris dextra tertutup 7. Klien tamoak tidak melakukan apa-apa 8. Terpasang IVFD NaCl 0,9% 20tpm 9. Terpasang kateter urine
ANALISA DATA No.
DATA
ETIOLOGI
MASALAH KEPERAWATAN
1.
Data Subjektif: -
Fraktur
Klien
mengatakan
nyeri
dirasakan
↓ Diskontinuitas
bersifat hilang timbul,
tulang
nyeri bertambah jika
↓
pada bagian fraktur
Pergeseran fragmen
digerakan, skala nyeri
tulang
4 (sedang), durasi <30
↓
menit
Kerusakan jaringan
Data Objektif:
sekitar
-
Keadaan umum klien tampak lemah
-
Tampak
Pengeluaran zat
bengkak
dibagian fraktur -
Tampak luka lecet di punggung
tangan
kanan dan dibagian siku kiri/kanan -
Tampak
↓
bradikinin prostaglandin kemudian merangang ujung reseptor saraf yang kemudian
memar
dibagian fraktur
membantu transisi nyeri ↓ Impuls sampai ke otak melalui ervus ke kornu dorsalis pada spina cord ↓ Pesan diterim oleh thalamus sebagai pusat sensori pada
Nyeri Akut
otak ↓ Impuls dikirim ke korteks dimana intensitas dan lokasi nyeri dirasakan ↓ Nyeri 2.
Data Subjektif: -
Keluarga
klien
Gangguan
↓
mobilitas fisik
mengatakan aktivitas
Diskontinuitas
klien saat imi dibantu
tulang ↓
oleh keluarga -
Fraktur
Klien
mengatakan
nyeri bila digerakkan
Perubahan jaringan sekitar ↓
Data Objektif: -
Klien tampak lemah
-
Klien tampak selalu
tulang
dibantu oleh keluarga
↓
dan perawat dalam
Deformitas
melkukan aktivitas -
Tidak pingsan, tidak muntah,
kesadaran
Fraktur pada 1/3 tibia, fibula dextra
-
Terdapat bengkak dan
fraktur Klien
tapak
tidak
dapat melakukan apaapa
Gangguan fugsi bagian tubuh
Gangguan mobilitas fisik
memar pada bagian
-
↓
↓
compos mentis -
Pergeseran fragmen
-
Terpasang
IVFD
NaCl
500cc
0,9%
20tpm -
Klien kateter urine
terpasang
PERENCANAAN KEPERAWATAN NO.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1
Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuits jaringan pada tulang/fraktur, ditandai dengan: Data Subjektif: - Klien mengatakan nyeri akibat KLL dirasakan seperti tertimpa benda berat di tungkai bawah, skala nyeri 4, nyeri dirasakan tidak menentu Data Objektif: - Klien tampak lemah - Tampak bengkak - Tampak memar dibagian fraktur - Vital Sign TD: 110/70mmHg N: 80x/menit R: 20x/menit S: 37˚C SpO2: 98%
2.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan: Data Subjektif: - Keluarga klien mengatakan aktivitas klien saat ini dibantu keluarga dan perawat
PERENCANAAN KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL keluhan 1. Nyeri merupakan Setelah dilakukan tindakan 1. Mengkaji nyeri, lokasi, pengalaman subjektif keperawatan selama 1 x 8 jam karakteristik dan dan harus di jelaskan nyeri dapat berkurang dengan intensitas nyeri, skala oleh pasien serta kriteria hasil: nyeri memudahkan dalam 1. Klien tidak mengeluh intervensi nyeri atau nyeri berkurang 2. Jelaskan dan bantu 2. Pendekatan dengan 2. Skala nyeri ringan 0 - 1 klien dengan tindakan menggunakan teknik peredah nyeri non non farmakologi telah farmakologi menunjukan keefektifan dalam mengurangi nyeri 3. Pertahankan 3. Menghilangkan nyeri imobilisasi bagian dan mencegah yang sakit dengan tirah kesalahan posisi tulang baring atau jarigan yang gibs/pembidaian cedera 4. Monitor tanda-tanda 4. Mengatakan keadaan vital umum klien 5. Kolaborasi pemberian 5. Membantu analgetik menurunkan nyeri mungkin Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji derajat imobilitas 1. Klien yang dihasilkan oleh dibatasi oleh andangan keperawatan selama 1 x 8 jam cedera diri/persepsi diri dihrapkan gangguan moilitas tentang keterbatasan fisik dapas diatasi, dengan disik actual , kriteria hasil: memerlukan informasi 1. Klien dapa melakukan 2. Berikan papan kaki 2. Untuk
-
Klien mengatakan nyeri jika menggerakkan kakinya Data Objektif: - Klien lemah - Klien dibantu keluarga dan perawat - Pingsan (-), muntah (-), kesadaran compos mentis - Fraktur Cruris Dextra tertutup - Terdapat bengkak dan memar - Terpasang IVFD NaCl 0,9% 500cc 20tpm - Terpasang kateter urine
aktivitas mandiri
bebat pergelangan
3. Berikan bantuan mobilitas klien diatas tempat tidur sesegera mungkin
4. Observasi vital sign 5. Kolaborasi dengan dokter untuk edukasi tindakan operasi
mempertahankan posisi fungsional ekstremitas tangan/kaki dan mencegah kontraktur 3. Mobilisasi dini menurunkan komplikasi tirah baring, meningkatkan penyembuhan dan normalisasi fungsi organ 4. Mengetahui keadaan umum klien 5. Untuk tindakan penyembuhan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Hari/Tanggal: 20 Februari 2019
Ruangan: IRDB
NO. JAM 1. 14.10
2.
IMPLEMENTASI 1. Mengkaji keluhan nyeri, lokasi karakteristik, intensitas nyeri, skala nyeri Hasil: Klien mengatakan nyeri di tungkai bawah kanan akibat KLL. Nyeri dirasakan bersifat hilang timbul, nyeri bertambah jika pada bagian fraktur digerakan, skala nyeri 4 (sedang), durasi <30 menit 2. Menjelaskan kepada klien dengan tindakan peredah nyeri non farmakologi teknik relaksasi nafas dalam dengan cara menghirup nafas dari hidung dan mengembangkan melalui mulut dilakukan 3 – 4 kali saat timbul nyeri. Hasil: Klien mengikuti instruksi perawat 3. Mempertahankan imobiliasi bagian kaki yang sakit/fraktur Hasil: bagian kaki yang fraktur dilakukan pembidaian dan klien tirah baring 4. Monitor tanda-tanda vital Hasil: TD: 110/70mmHg N: 84x/menit R: 20x/menit S: 37˚C SpO2: 100% 5. Berkolaborasi dalam pemberian obat: Hasil: ketorolac 30mg IV, ceftriaxone 1gr IV, ranitidine 50mg IV 15.00 1. mengkaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera Hasil: Klien tidak dapat mlakukan aktivitas dan mobilitas klien dibatasi 2. Pemberian papan pada kaki atau dilakukan pembidaia pada bagian
13
EVALUASI 20.30 S: Klien mengatakan nyeri berkurang saat relaksasi nafas dalam tapi dapat timbul kembali, skala nyeri 4 O: Klien tampak lemah A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
21.00 S: Klien mengatakan aktivitasnya masih dibantu O: Altivitas klien masih dibantu
kaki yang fraktur A: Maslah belum teratasi 3. memberikan bantuan/moilitas klien diatas tempat tidur saat klien P: Lanjutkan intervensi meminta bantuan 4. Observasi vital sign Hasil: TD: 110/70mmHg N: 84x/menit R: 20x/menit S: 37˚C SpO2: 100%
14
BAB IV PEMBAHASAN Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas Sam Ratulangi Manado telah melaksanakan proses asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi pada tanggal 20 Februari 2019 di ruangan Instalasi Gawat Drurat Trauma RSUP Prof. Dr. R.D Kandou, Kelompok membandingkan antara konsep teoritis dengan studi dilapangan. Pada pengkajian pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format pengkajian keperawatan gawat darurat yang telah ditetapkan. Tn. D.K umur 24 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 20 Februari 2019 pukul 12.15 WITA di rujuk dari Rumah Sakit Siti Maryam Manado dengan keluhan utama nyeri pada tungkai bawah akibat kecelakaan lalu lintas. Saat dilakukan pengkajian primer didapatkan: 1.
2.
Airway : jalan nafas paten, tidak ada sumbatan, dan tidak ada secret. Airway harus dijaga dengan baik pada semua penderita fraktur. Membuka jalan nafas menggunakan teknik head tilt, chin lift atau jaw thrust, periksa apakah benda asing yang dapat mengakibatkan tertutupnya jalan nafas. Bila penderita tidak sadar dan tidak ada reflex berdahak (gag efleks) dapat dipakai oropharyngeal tube. Bila ada keraguan mengenai kemampuan menjaga airway, lebih baik memasang definitive. Jika ada disertai dengan cedera kepala, leher atau dada maka tulang leher (cervical spine) harus dilindungi dengan imobilisasi in-line (America College of Surgeons, 2009). Breathing : klien bernafas secara spontan, pergerakan dinding dada simetris frekuensi 20x/menit, saat palpasi tidak ada nyeri tekan, bunyi nafas vesikuler.
15
BAB V PENUTUP
16