1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diterjemahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 mempunyai visi masyarakat sejahtera, demokratis, dan berkeadilan, dimana salah satu targetnya adalah menurunkan angka kematian bayi. Hal ini sejalan dengan kesepakatan dunia dalam Millenium Development Goal (MDG’s), dimana untuk mencapai penurunan angka kematian bayi tersebut ditandai dengan peningkatan cakupan imunisasi (Bambang, 2010). Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indikator status kesehatan masyarakat (Kemenkes, RI, 2010). Sampai saat ini AKB telah dapat diturunkan dengan laju penurunan rata-rata 2.3% setiap tahunnya. Jika pada Tahun 2003 AKB di Daerah masih berkisar 43.83 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Harapan Hidup (AHH) selama periode Tahun 2003-2008 telah mengalami kenaikan yang cukup berarti, dari Tahun 2003 sebesar 65.68 menjadi 67.80 pada Tahun 2007. Diharapkan pada Tahun 2013 AHH dapat mencapai 71.32. AHH mencerminkan lamanya usia seorang bayi baru lahir diharapkan hidup (Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat, 2010). Menurut WHO (World Health Organization), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis B merupakan penyakit yang sangat menular dan
2
merupakan salah satu penyebab kematian anak di negara berkembang termasuk Indonesia. Diperkirakan 1.7 juta kematian anak akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD31) dan 85.000 (5%) adalah penyebab kematian anak dibawah lima tahun. Tanpa imunisasi, kira-kira sekitar dua miliar penduduk dunia pernah terinfeksi virus Hepatitis B. Di Indonesia, virus Hepatitis B diperkirakan menyerang 11 juta orang, 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit campak, 2 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan, 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus, dan dari setiap 200.000 anak, 1 akan menderita penyakit polio (Kemenkes RI, 2006). Sampai saat ini Indonesia masih merupakan negara keempat terbesar di dunia dengan jumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi DPT3. Hal ini mengakibatkan Indonesia menjadi salah satu negara prioritas yang diidentifikasi oleh WHO dan UNICEF (United Nations Emergency Children’s Fund) untuk melaksanakan akselerasi dalam pencapaian target 100% UCI (Universal Child Immunization) Desa / Kelurahan. UCI adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi (anak dibawah umur 1 tahun) dan berdasarkan RPJMN Pemerintah berkomitmen untuk mencapai target 100% desa mencapai UCI pada Tahun 2014 (KepMenKes, 2010). Oleh sebab itu Indonesia bersama seluruh negara anggota WHO di Regional Asia Tenggara telah menyepakati Tahun 2012 sebagai Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin atau Intensification of Routine Immunization (IRI). Hal ini sejalan dengan Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional atau GAIN UCI yang bertujuan meningkatkan cakupan dan pemerataan
3
pelayanan imunisasi sampai ke seluruh desa di Indonesia (KepMenKes, 2010). Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang dapat dilakukan. Upaya peningkatan kualitas dilakukan dengan pemberian suntikan yang aman (Safe Injection). Strategi yang digunakan adalah pemerataan UCI
desa dengan
memanfaatkan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat), Area Specific Implementation, pendekatan risiko, meningkatkan mutu pelayanan. Efisiensi dengan vaksin kombinasi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dan
meningkatkan
kemitraan.
Untuk
dapat
melakukan
pelayanan imunisasi dengan baik dan benar perlu pengetahuan dan keterampilan prosedur pemberian vaksin. Sedang untuk dapat mencapai cakupan yang tinggi di tingkat komunitas, perlu manajemen yang baik dalam pengelolaan program imunisasi (Yatini, 2010). Pada Tahun 2011 Cakupan Desa UCI Provinsi Jawa Barat adalah 86.8%, apabila dibandingkan per-kabupaten, angka UCI Kabupaten Cianjur Tahun 2011 mencapai peringkat ke-12 di Jawa Barat sebesar 86.1% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2011). Pencapaian cakupan desa UCI di Kabupaten Cianjur Tahun 2010 sebesar 82.5% yang mengalami kenaikan dari Tahun 2009 sebesar 69.83% dan Tahun 2008 sebesar 56.2%, namun hal ini belum mencapai target nasional (100%). Indikator desa UCI di Kabupaten Cianjur sejak Tahun 2008 terdiri dari empat kriteria yaitu cakupan BCG, DPT/HB-3, Polio 4 dan cakupan Campak (Profil Kesehatan Kabupaten Cianjur, 2010).
4
Sementara cakupan Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) dan imunisasi Hepatitis B disebagian besar Kabupaten di Jawa Barat belum mencapai target nasional. Pencapaian cakupan indikator imunisasi DPT-HB Tahun 2010 di Kabupaten Cianjur yaitu cakupan imunisasi DPT-1+HB-1 mencapai 96.05% mengalami kenaikan dari Tahun 2009 sebesar 95.72%, cakupan imunisasi DPT-3+HB-3 sebesar 90.84%. Persentase DO (Drop Out) imunisasi DPT-1 Campak Tahun 2010 sebesar 4.13% yang mengalami penurunan dari Tahun 2009 sebesar 6.14% (Profil Kesehatan Kabupaten Cianjur, 2010). Data tersebut memperlihatkan bahwa tidak tercapainya cakupan imunisasi DPT-HB Combo yang sesuai standar di Kabupaten Cianjur. Hal ini terlihat dari perbandingan target dengan jumlah anak yang diimunisasi di Kabupaten lainnya (Profil Kesehatan Kabupaten Cianjur, 2010). Cakupan Imunisasi DPT dan imunisasi Hepatitis B di Puskesmas DTP (Dengan Tempat Perawatan) Cikalongkulon belum mencapai target. Pencapaian cakupan indikator imunisasi DPT-HB Tahun 2011 di Puskesmas DTP Cikalongkulon adalah cakupan imunisasi DPT-1+HB-1 mencapai 74.2%, cakupan imunisasi DPT-+HB-2 mencapai 70.7% dan cakupan imunisasi DPT-1+HB-1 dan DPT-3+HB-3 Tahun 2011 sebesar 12.1%. Data tersebut memperlihatkan bahwa tidak tercapainya cakupan imunisasi DPT Combo yang sesuai standar di Puskesmas DTP Cikalongkulon. Hal ini terlihat perbandingan target imunisasi DPT Combo dengan
cakupan
imunisasi
DPT
Combo
di
Puskesmas
DTP
Cikalongkulon pada Tahun 2011 (Laporan Bulanan Puskesmas DTP Cikalongkulon Tahun 2011).
5
Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 8 Maret 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Cikalongkulon, didapatkan jumlah bayi <1 tahun sebanyak 1434 bayi pada Tahun 2011 (Laporan Bulanan Puskesmas DTP Cikalongkulon Tahun 2011). Dari data 10 ibu bayi yang mengimunisasikan bayinya 80% atau 8 orang menyatakan puas sedangkan 20% atau 2 orang mengatakan kurang puas terhadap pelayanan imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Cikalongkulon Kabupaten Cianjur. Dari data tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Hubungan Mutu Pelayanan Imunisasi DPT Combo dengan Tingkat Kepuasan Ibu Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Cikalongkulon Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun 2012”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Adakah Hubungan Antara Mutu Pelayanan Imunisasi DPT Combo dengan Tingkat Kepuasan Ibu Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Cikalongkulon Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun 2012?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan imunisasi DPT Combo dengan tingkat kepuasan ibu bayi di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Cikalongkulon Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun 2012.
6
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui mutu pelayanan imunisasi DPT Combo di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Cikalongkulon Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun 2012. b. Mengetahui tingkat kepuasan ibu bayi terhadap pelayanan imunisasi DPT Combo di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Cikalongkulon Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun 2012. c. Mengetahui hubungan mutu pelayanan imunisasi DPT Combo dengan tingkat kepuasan ibu bayi di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Cikalongkulon Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun 2012. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana atau media komprehensif bagi penulis dalam menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang diperoleh dalam rangka menambah wawasan khususnya mengenai hubungan mutu pelayanan imunisasi DPT Combo dengan tingkat kepuasan bayi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi AKBID Cianjur Diharapkan dapat menambah bahan bacaan (referensi) dan menambah pengetahuan bagi peneliti selanjutnya.
7
b. Bagi Lahan Praktek Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada umumnya dan mutu pelayanan imunisasi pada khususnya serta memberikan wawasan dan masukan sebagai bahan acuan untuk melakukan penyuluhan tentang imunisasi DPT Combo. c. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang berharga, sehingga memiliki kemampuan dalam menganalisa hubungan dan melatih pola pikir dalam memecahkan masalah mutu pelayanan kesehatan.