BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengatahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ( Notoatmodjo, 2011 : 143) Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahaun.
Penelitian
Rogers
dalam
Notoatmodjo
(2011:144)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengabdobsi perilaku baru. Dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti pengetahuan terlebih dahulu terdapat stimulus (objek). b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap subjek mulai timbul. c. Evaluation (menimbang - nimbang) terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
6
d. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatau sesuai dengan yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogerst menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. 2. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat (Notoatmodjo, 2011 : 145) , yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai pengingat sutu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh : dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretensi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
7
materi harus dapat menjelaskan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi. c. Aplikasi ( Application ) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan
aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statisti dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. d.
Analisa ( Analysis ) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e.
Sintesis (Syinthesis ) Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan
8
yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemempuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya : dapat menyusun, merencanakan dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. f.
Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakuakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilainpenilaina itu berdasarkan suatu kiteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kiteria-kiteria yang telah ada. Misalnya : dapat membandingkan antara anak - anak yang kurang gizi dengan yang cukup gizi.
3. Cara Memperoleh Pengetahuan Pengetahuan didapat atau diperoleh dengan berbagai cara. Untuk memperoleh pengetahuan yaitu dengan cara sebagai berikut: a. Cara Coba-Salah (trial and error) Menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, apabila
kemungkinan
tersebut
tidak
berhasil
maka
dicoba
kemungkinan yang lain dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah/ cobacoba.
9
b. Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh penemu yang bersangkutan. Misalnya pada penemuan pohon kina sebagai obat malaria. Penemunya adalah seorang penderita malaria yang meminum air parit yang rasanya sangat pahit. Ternyata pada parit tersebut ada sebuah pohon kina yang tumbang dan batangnya terendam air sehingga orang tersebut berkesimpulan bahwa kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria. c. Cara kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisitradisi yang dilakukan orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan dari generasi ke generasi dan dijadikan sebagai pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Orang menerima pendapat yang dikemukakan oleh yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. d. Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah yang artinya bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau
10
pengalaman
itu
merupakan
suatu
cara
untuk
memperoleh
pengetahuan. e. Berdasarkan Akal sehat Akal sehat kadang kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Contohnya adalah orang tua menghukum anaknya ketika melakukan kesalahan dengan tujuan agar anaknnya tidak mengulangi kesalahan tersebut karena takut. Cara tersebut sampai sekarang masih dianut untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f. Kebenaran Melalui Wahyu Ajaran dan norma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan Tuhan melalui Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikutnya terlepas apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Karena kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan hasil dari hasil penalaran atau penyelidikan manusia. g. Kebenaran secara Intuitif Kebenararan secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekalian melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara rasional yang yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.
11
h. Melalui Jalan pikiran Sejalan perkembangan umat manusia cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Disini penalaran digunakan dalam memperoleh pengetahuan.
Oleh
sebab
itu
dalam
memperoleh
kebenaran
pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. i. Induksi Proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataanpernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris
yang
ditangkap
oleh
indra.
Kemudian disimpulkan kedalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami. j. Deduksi Pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. Disini terlihat proses berpikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencacai pengetahuaan yang khusus. k. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
12
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah yang disebut “metode penelitian ilmiah” atau research metodelogy. (Notoatmojo 2010:18) 4. Ciri-Ciri Pengetahuan Ada beberapa ciri-ciri pengetahuan (menurut buku yang ditulis Von Krogh, Ichiyo, serta Nonaka 2000). a.
pengetahuan merupakan kepercayaan yang dibenarkan (justified true believe). Seseorang membenarkan kepercayaannya berdasarkan pada observasinya terhadap dunia, di mana ia menciptakan suatu pemahaman
mengenai
situasi
baru
dengan
berpegang
pada
kepercayaan yang telah dibenarkan tersebut. Dengan demikian, kebenaran lebih merupakan konstruksi akan kenyataan, dan bukannya sesuatu yang benar secara abstrak. b.
pengetahuan adalah sifatnya yang eksplisit sekaligus juga terbatinkan (tacit). Sementara beberapa pengetahuan bersifat eksplisit dan mudah digambarkan, diformulasikan, maupun diekspresikan; ada pula pengetahuan-pengetahuan lain yang berkaitan dengan perasaan, keterampilan dan bentuk bahasa utuh, persepsi pribadi, pengalaman fisik, petunjuk praktis (rule of thumb) dan institusi. Pengetahuanpengetahuan ini sulit sekali untuk disampaikan kepada pihak lain
c.
penciptaan pengetahuan secara efektif bergantung pada konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan tersebut, yaitu ruang bersama yang dapat memicu hubungan-hubungan yang muncul. Dan yang
13
terakhir, penciptaan pengetahuan melibatkan lima langkah utama. Kelima langkah itu adalah: 1) Berbagi pengetahuan terbatinkan 2) Menciptakan konsep 3) Membenarkan konsep 4) Membangun prototip (prototype) 5) Melakukan penyebaran pengetahuan di berbagai fungsi dan tingkat di organisasi. 5. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan denagn wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
diukur dari subjek
penelitian atau responden. Penilaian angket tersebut berdasarkan kiteria menurut Arikunto ( 2006 : 233) sebagai berikut : a. Baik
: Dengan skor >75 %
b. Cukup
: Dengan skor 60%-70%
c. Kurang
: Dengan skor < 60%
6. Karakteristik b. Definisi karakteristik Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah karakteristik seseorang yaitu ciri-ciri khusus yang dimiliki seseorang individu (Depdiknas, 2001). Karakteristik adalah suatu ciri khas yang dimiliki oleh seseorang dan sudah melekat pada dirinya (Badudu, 2002).
14
c. Karakteristik ibu 1)
Umur Umur adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan (Depdigbud, 2002). Terbentuknya perilaku dapat terjadi karena proses kematangan dan protes interaksi dengan lingkungan ( Notoatmodjo, 2010). Oleh karen itu semakin cukup umur semakin dewasa dan matang berfikir dan bertindak. Dari pernyataan tersebut, semakin bertambahnya umur ibu akan mempengaruhi pengetahuan ibu.umur kurang
dari 20 tahun cenderung memiliki pengetahuan yang
kurang. Umur 21-35 tahun merupakan usia produktif seseoran, Pada
usia produktif merupakan usia yang optimal dalam
penerimaan informasi dari lingkungan melalui panca indra dan masih kuatnya daya ingat seseorang yang dapat mempengaruhi. Pada umur lebih 35 tahun daya ingat dan daya nalar berkurang di sebabkan
kemampuan
otak
sudah
mengalami
penurunan.
Penurunan daya ingat mempengaruhi proses penerimaan informasi. Daya ingat yang menurun akan menyebabkan berkurangnya pengetahuan yang didapatkan apalagi untuk menerima informasi dari lingkungan. 2) Paritas Paritas adalah seorang ibu yang telah melahirkan bayi yang dapat hidup ( hartanto, 2004).
15
Menurut Manuaba 2010, paritas terdiri dari : a) Primipara Wanita yang melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali. b) Multipara Wanita yang pernah melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali. c) Grandemultipara Semakin tinggi paritas, maka dampak yang timbul adalah terjadi berkurangnya Hemoglobin karena kehilangan darah banyak pada persalinan yang lalu. 3) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
mencapai
keselamatan
dan
kebahagian.
Pendidikan
diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Matra yang dikuatif Notoatmodjo (2010), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003). Pada umunya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Tingkat pendidikan terdiri dari :
16
a) SD (Sekolah Dasar) b) SMP (Sekolah Menengah Pertama) c) SMA (Sekolah Menengah Atas) d) Perguruan Tinggi 4) Pekerjaan Menurut Thomas yang dikutif oleh Nursalim (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk mununjang kehidupanya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluaga. 5) Sosial Ekonomi Sosial ekonomi adalah keadaan ekonomi seseorang dalm mencapai kebutuhan, baik kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Sosial ekonomi atas dan menengah cenderung dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diharapkan , karena daya beli yang tinggi sehingga nutrisinya mencukupi dan gizi tersebut mudah didapat, tetapi sosial ekonomi kelas bawah, cenderung tidak dapat memenuhi gizi seimbang yang diinginkan karena daya beli gizi tersebut sulit didaptkan, sehingga gizi ibu hamil belum cukup.
17
B. Masa Nifas 1. Pengertian Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut
hitungan awam. Masa ini penting sekali untuk terus
dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama halnya dengam haid. Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti sebelum hamil (Shaleha, 2009 : 2 – 4). 3 Periode Masa Nifas : a. Peurperium dini : yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. b. Peurperium intermedial : yaitu kepulihan penyeluruhan alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. c. Remote Peurperium : yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi (Wulanda, 2009 : 63). 2. Gambaran Klinis Masa Nifas a. Genitalia interna dan eksterna Alat – alat genitalia interna dan eksterna akan berangsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil, yang disebutt involusi. 1) Setelah janin dilahirkan, fundus uteri setinggi pusat. Segera setelah plasenta lahir maka tinggi fundus uteri 2 jari bawha pusat. Pada haru ke-5 pasca persalinan, uterus kurang lebih setinggi 7 18
cm atas simfisis atau setengah simfisis – pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas simfisis. 2) Bagian bekas implantasi plasenta merupakan luka kasar dan menonjol kedalam kavum uteri yang berdiameter 7,5 cm dan sering disangka sebagai bagian plasenta yang tertinggal.Sesudah 2 minggu, diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 2,4 mm. 3) Berat uterus gravidus aterm kira-kira 1.000 gram. Satu minggu pasca persalinan, menjadi kira-kira 500 gram, 2minggu pasca persalinan 300 gram, dan setelah 6 minggu pasca persalinan 40 sampai 60 gram (berat uterus normal kira-kira 30 gram). 4) Serviks agak terbuka seperti corong pada pasca persalinan dan konsistensinya lunak. Segera setelah melahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri, setelah dua jam hanya dapat dimasukkan 2-3 jari, dan setelah satu minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari. 5) Endometrium mengalami perubahan, yaitu timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implementasi plasenta. 6) Ligamen , difragma pelvism serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur – angsur kembali seperti semula. Ligamentum rountum dapat mengendor sehingga pada hari ke-2 pascapersalinan harus dilakukan latihan senam. Otot-otot dinding perut akan berinvolusi pada 6-7 minggu pascapersalinan. Dinding
19
vagina yang teregang akan kembali seperti sebelumnya kira – kira setelah tiga minggu. 7) Luka jalan lahir, seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks yang tidak luas akan sembuh primer. Infeksi dapat timbul dan dapat menyebabkan selulitis dapat menimbulkan sepsis. 8) Suhu badan pasca persalinan dapat lebih dari 0,5oC dari keadaan normal tapi tidak lebih dari 39oC. Sesudah 12 jam pertama melahirkan, umumnya suhu badan kembali normal.Bila lebih dari 38oC, mungkin ada infeksi. 9) Nadi umumnya 60-80 denyut permenit dan segera setelah partus dapat terjadi takikardi. Bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada penyakit jantung. Pada nifas umumnya denyut nadi lebih labil dibanding suhu badan. 10) Hemokonsentrasi dapat terjadi pada hari ke-3 sampai 15 pascapersalinan. 11)
Laktasi,
Kelenjar
mammae
telah
dipersiapkan
semenjak
kehamilan. Umumnya produksi air susu ibu (ASI) baru terjadi hari kedua atau ketiga pascapersalinan. Pada hari pertama keluar kolostrum, cairan kuning yang lebih kental daripada air susu, mengandung banyak protein albumin, globulin, dan benda – benda kolostrum. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan
20
membalut mammae hingga tertekan atau memberikan bromokriptin hingga hormon laktogenik tertekan.(Mansjoer, 2001: 316) 12) Perasaan mulas sesudah partus akibat konraksi uterus kadang sangat menggangu selama 2-3hari pasca persalinan dan biasanya lebih sering pada multipara dibanding primipara. Perasaan mulas lebih terasa saat menyusui, dapat pula timbul bila masih ada sisa selaput ketuban, sisa plasenta, atau gumpalan darah dalam kavum uteri. Pasien dapat diberikan analesik atau sedatif. 13) Keadaan serviks, uterus, dan adneksa. Bila ada perdarahan. Biasanya involusi karena uteri, dapat diberikan tablet ergometrin dan tirah baring untuk menghentikan perdarahan Bila serviks tampak hiperemis, meradang, ada erosi, dan curiga ke arah keganasan lakukan pemeriksaan sitologi. Bila tidak ada keganasan. lakukan kautensasi kimiawi atau elektrik, dan dapat juga dengan bedah 14)
Lokia adalah sekret dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Hari pertama dan kedua terdapat lokia rubra, terdiri dari darah segar bercampur selaput ketuban, sel desidua, sisa verniks kaseosa, lanugo, dan mekorieum. Hari berikutnya keluar lokia sanguinolenta berupa darah bercampur lendir. Setelah 1 minggu, keluar lokia serosa berwarna kuning dan tidak mengandung darah. Setelah 2 minggu keluar lokia alba yang hanya berupa cairan putih. Biasanya
21
lokia berbau agak amis, bila berbau busuk mungkin terjadi lokiostasis (lokia yang tidaklancar keluar) dan infeksi. 15) Miksi harus secepatnya dilakukan sendiri. Bila kandung kemih penuh dan tidak bisa miksi sendiri, dilakukan kateterisasi. Bila perlu dipasang dauer catheter atau indwell-- big catheter untuk mengistirahatkan otot-otot kandung kencing. Dengan melakukan mobilisasi secepatnya, tak jarang kesulitan miksi dapat diatasi. 16) Defekasi harus ada dalam 3 hari pascapersalinan. Bila terjadi obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rektum, mungkin terjadi febris. Lakukan klisma atau berikan laksan peroral. Dengan melakukan mobilisasi sedini mungkin, tidak jarang kesulitan defekasi dapat diatasi.(Mansjoer,et al, 2001: 316)
C. Teknik Menyusui 1.
Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). Teknik menyusui yang baik adalah apabila aerola mamae (kalang payudara) sedapat mungkin semuanya masuk kedalam mulut bayi, tetapi hal ini tidak mungkin di lakukan pada ibu yang kalang payudaranya besar. Untuk itu maka sudah cukup bila rahang bayi supaya menekan sinus
22
laktiferus yang terletak di puncung kalang payudara di belakang puting susu. (Depkes RI, 2003) a. Refleks-refleks pada ibu dan bayi dalam laktasi menurut Mansjoer,et al, (2001: 322).
1) Pada ibu: a) Refleks prolaktin. Sewaktu bayi menyusu, rangsangan dari ujung saraf sensorik puting susu dikirim ke hipotalamus yang akan memacu keluarnya hormon prolaktin yang kemudian merangsang sel kelenjar memproduksi ASI. Menyusukan dengan sering adalah cara terbaik untuk mendapatkan ASI dalam jumlah banyak. b) Let down reflex, keluarnya air susu karena kontraksi mioepitel sekehlinz
duktus
laktifents
dengan
pengaruh
oksitosin.
Terjadinya refleks ini dipengaruhi jiwa ibu. Melalui refleks ini terjadi pula kontraksi rahim yang membantu lepasnya plasenta dan mengurangi perdarahan. Oleh karena itu, setelah dilahirkan, bayi perlu segera disusukan ibunya jika mungkin. Rangsang sensorik(indera sentuh putting
Hisapan bayi
Gambar 2.1 Reflek aliran
23
2) Pada bayi: a) Reflek mencari (Rooting refleks), Bayi, baru lahir bila disentuh pipinya akan menoleh ke arah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau disentuh, dia akan membuka mulut dan berusaha mencari puting untuk menyusu. b) Refleks mengisap (Sucking refleks),Terjadi bila ada sesuatu yang merangsang langit-langit dalam mulut bayi, biasanya puting susu. c) Refleks menelan (Swallowing refleks), Timbul bila ada cairan di rongga mulut. 2. Air Susu Ibu (ASI) ASI dalam istilah kesehatan yang dimulai dari proses laktasi. Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai
tujuan
meningkatkan
pemberian
ASI
eksklusif
dan
meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami. ASI diproduksi
oleh
organ
tubuh
wanita
(Kristiyanasari, 2009:1) Komposisi Gizi Dalam ASI Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam : b. Kolostrum
24
yang
bernama
payudara.
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel, dengan kasiat kolostrum sebagai berikut : 1) Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencemaan siap untuk menerima makanan. 2) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi. 3) Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6 bulan. c. ASI masa transisi ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh. d. ASI mature ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya. Untuk lebih jelas perbedaan kadar gizi yang dihasilkan kolostrum, ASI transisi, dan ASI mature dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 Komposisi kandungan ASI. Kandungan
Kolostrum
Transisi
Asi Matur
Energi (Kg kla)
57,0
63,0
65,0
Laktosa (gr/100 ml)
6,5
6,7
7,0
Lemak (gr/100 ml)
2,9
3,6
3,8
Protein (gr/100 ml)
1,195
0,965
1,324
25
0,3
0.3
0,2
1g A (mg/100 ml)
335,9
-
119,6
Ig G (mg/100 ml)
5,9
-
2,9
1g M (mg/100 ml)
17,1
-
2,9
Lisosim(mg/100 ml)
14,2-16,4
-
24,3-27,5
Laktoferin
420-520
-
250-270
Mineral (gr/100 ml) Imunoglobulin :
Tabel 2.2 Perbedaan komposisi ASI, susu sapi dan susu formula Komposisi/ 100 nil
ASI matur
Susu Sapi
Susu formula
Kalori
75
69
67
Protein
1,2
3,5
1,5
Lactalbumin (%)
80
18
60
Kasein (%)
20
82
40
Air (ml)
87,1
87,3
90
Lemak (gr)
4,5
3,5
3,8
Karbohidrat
7,1
4,9
6,9
Ash (gr)
0,21
0,72
0,34
Mineral Na
16
50
21
K
53
144
69
Ca
33
128
46
P
14
93
32
Mg
4
13
5,3
26
Fe
0,05
Trace
1,3
Zee
0,15
0,04
0,42
Vitamin A (iu)
182
140
210
C (nig)
5
1
5,3
D (iu)
2,2
42
42
E (iu)
0,08
0,04
0,04
Thiamin
0,01
0,04
0,04
Niacin (mg)
0,2
0,17
0,7
Pli
Alkaline
Acid
Acid
Bacteria iontent
Sterile
Nonsterile
Sterile
3. Manfaat Teknik Menyusui Manfaat teknik menyusui menurut Kristiyanasari (2009 : 15) a. Bagi ibu diantarnya : 1) Payudara tidak bengkak 2) Putting susu tidak lecet 3) Tidak ada bendungan ASI 4) Air susu lancar keluar 5) Tidak terjadi mastitis 6) Tidak terjadi abses b. Bagi bayi diantarnya : 1) Bayi mendapatkan cukup ASI 2) Tidak Gumoh setelah menyusui
27
3) Bayi tenang setelah menyusui 4) BB naik 5) Bayi tidak bingung putting
4. Masalah – Masalah Yang Terjadi Pada Saat Menyusui a. Masalah Pada Saat Antenatal 1) Kurang atau salah informasi Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayi. 2) Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya encer dan sering, sehingga dikatakan bayi menderita diare dan seringkali petugas kesehatan menyuruh menghentikan menyusui. Padahal sifat defekasi bayi yang mendapat kolostrum memang demikian karena kolostrum bersifat sebagai laksans. 3) ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu diberikan minuman lain, padahal yang lahir cukup bulan dan sehat mempunyai
persediaan
kalori
dan
cairan
yang
dapat
mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari. Disamping itu pemberian minuman sebelum ASI keluar akan memperlambat
28
pengeluaran ASI oleh karena bayi menjadi kenyang dan malas menyusu. 4) Karena payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI padahal ukuran payudara tidak menentukan apakah produksi ASI cukup atau kurang karena ukuran kurang ditentukan oleh banyaknya lemak pada payudara sedangkan kelenjar penghasil ASI sama banyaknya walaupun payudara kecil dan produksi ASI dapat tetap mencukupi apabila manajemen laktasi dilaksanakan dengan baik dan benar. 5) lnformasi yang perlu diberikan kepada ibu hamil/ menyusui antara lain meliputi : fisiologi laktasi, keuntungan pemberian ASI, keuntungan rawat-gabung, cara mcnyusui yang baik dan benar, Kerugian pemberian susu formula, Menunda pemberian makanan lainnya paling kurang setelah 6 bulan. 6) Puting susu datar atau terbenam a) Sejak kehamilan trimester terakhir, ibu yang tidak mempunyai resiko kelahiran prematur, dapat diusahakan mengeluarkan puting susu datar atau terbenam dengan : (1) Teknik atau gerakan Hoffman yang dikerjakan 2 kali (2) Dibantu dengan jarum suntik yang dipotong ujungnya atau dengan pompa ASI. b) Setelah bayi lahir puting susu datar atau terbenam dapat dikeluarkan dengan cara :
29
(1) Susui bayi secepatnya segera setelah lahir saat bayi aktif dan ingin menyusu. (2) Susui bayi sesering mungkin (misalnya tiap 2 – 2 1/2 jam), ini akan menghindarkan payudara terisi terlalu penuh dan memudahkan bayi untuk menyusu. (3) Massage payudara dan mengeluarkan ASI secara manual sebelum menyusui dapat membantu bila terdapat bendungan payudara dan puting susu tertarik ke dalam. (4) Pompa ASI yang efektif bukan yang berbentuk terompet atau bentuk (Squeeze dan bulb) dapat dipakai untuk mengeluarkan puting susu pada waktu menyusui. b. Masalah menyusui pada masa nifas dini 1) Puting susu nyeri Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan merkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan segera hilang. Cara menangani : a) Pastikan posisi menyusui sudah benar. b) Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak sakit, guna membantu mengurangi sakit pada puting susu yang sakit.
30
c) Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan di puting susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering. 2) Puting susu lecet Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan dan kadang-kadang mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush (candidates) atau dermatitis. Cara menangani : a) Cari penyebab puting lecet (posisi menyusui salah, cavdidiasis atau dermatitis). b) Obati penyebab puting lecet terutama perhatikan posisi menyusui d) Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri di atas tadi e) Ibu dapat terus memberikan Asinya pada keadaan luka tidak begitu sakit. f) Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali memberikan obat lain, seperti krim, salep, dan lain-lain. g) Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1 x 24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2 x 24 jam.
31
h) Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri. i) Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan dengan sabun. j) Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk sementara untuk memberi kesempatan lukanya menyembuh. k) Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI. l) Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas jangan menggunakan dot. m) Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu yang lebih singkat. n) Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke puskesmas. 3) Payudara bengkak Pada hari-hari pertama (sekitar 2 - 4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai di produksi dalam jumlah banyak. a) Penyebab bengkak (1) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah. (2) Produksi ASI berlebihan.
32
(3) Terlambat menyusui. (4) Pengeluaran ASI yang jarang. (5) Waktu menyusui yang terbatas b) Perbedaan payudara penuh dengan payudara bengkak adalah: (1) Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas dan keras. Bila diperiksa ASI keluar, dan tidak ada demam. (2) Payudara bengkak : payudara oedema, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila diperiksa/ diisap ASI tidak keluar. Badan biasa demam setelah 24 jam. c) Untuk mencegah maka diperlukan: menyusui dini, perlekatan yang baik, menyusui "on demand". Bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang, atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu, agar ketegangan menurun. Untuk merangsang refleks oksitosin maka dilakukan: (1) Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit (2) Ibu harus rileks (3) Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara) (4) Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah tengah) (5) Stimulasi payudara dan puting (6) Kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi oedema. (7) Pakailah BH yang sesuai (8) Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik.
33
d) Cara mengatasinya : (1) Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu. (2) Bila bayi sukar mengisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang efektif. (3) Sebelum menyusui untuk merangsang reflek oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher dan punggung. (4) Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema. 4) Mastitis atau Abses Payudara Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa ada masa padat (lump), dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI diisap atau dikeluarkan atau pengisapan yang tak efektif dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju atau BH. Tindakan yang dapat dilakukan: a) Kompres hangat/panas dan pemijatan b) Rangsangan oksitosin, dimulai pada payudara yang tidak sakit yaitu stimulasi puting susu, pijat leher punggung.dll
34
c) Pemberian antibiotic : Flucloxacilin atau erythromycin selama 7-10 hari. d) Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat untuk pengilang rasa nyeri e) Kalau terjadi abses sebaiknya tidak disusukan karena mungkin perlu tindakan bedah. c. Masalah menyusui pada masa nifas lanjut 1) Sindrom ASI kurang a) Tanda - tanda ASI kurang antara lain : (1) Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering sekali menyusu, menyusu dengan waktu yang sangat lama. Tapi juga terkadang bayi lebih cepat menyusu. Disangka produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu. (2) Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu. (3) Tinja bayi keras, keringat atau berwama hijau. (4) Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang), atau ASI tidak datang, pasca lahir. b) Tanda bahwa ASI benar-benar kurang, antara lain : (1) BB (berat badan) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan. (2) BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali. (3) Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan warna kuning.
35
c) Faktor penyebab : (1) Faktor teknik menyusui, keadaan ini yang paling sering dijumpai
meliputi
:
masalah
frekuensi,
perlekatan,
penggunaan dot/ botol dan lain-lain (2) Faktor psikologis, Juga sering terjadi (3) Faktor fisik ibu (jarang) meliputi KB, kontrasepsi, diuretik, hamil, merokok, kurang gizi 2) Ibu yang bekerja Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja : a) Susuilah bayi sebelum ibu bekerja. b) ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja. c) Pengosongan payudara ditempat kerja setiap 3- 4 jam . d) ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat ibu bekerja dengan cangkir. e) Pada saat ibu di rumah sesering mungkin bayi disusui dan ganti jadwal menyusuinya sehingga banyak menyusui di malam f) Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan sebelum kembali bekerja.
36
g) Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui bayinya. d. Masalah menyusui pada bayi 1) Bayi sering menangis Menangis untuk bayi adalah cara berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Karena itu bila bayi sering menangis perlu dicari sebabnya, dan sebabnya tidak selalu karena kurang ASI. a) Perhatikan, mengapa bayi menangis, apakah karena laktasi belum berjalan baik, atau sebab lain, seperti ngompol, sakit, merasa jemu, ingin digendong atau disayang. b) Keadaan itu merupakan hal yang biasa dan ibu tak perlu cemas, karena kecemasan ibu dapat mengganggu proses laktasi itu sendiri, dan akibatnya produksi ASI bisa berkurang. c) Cobalah atasi dengan memeriksa pakaian bayi, mungkin perlu diganti karena basah, coba mengganti posisi bayi menjadi tengkurap, atau digendong dan dibelai. d) Mungkin bayi belum puas menyusu karena posisi bayi tidak benar saat menyusu akibatnya ASI tak sempurna keluarnya. e) Bayi menangis mempunyai maksud menarik perhatian terutama ibu karena sesuatu hal, oleh karena itu janganlah membiarkan bayi menangis terlalu lama, ia akan menjadi lelah, kemampuan menyusu kurang, kecuali itu ibu juga menjadi kesal, sehingga dapat
37
mengganggu proses laktasi. Sering bayi hanya mempunyai masalah psikologis, ingin merasa aman dan menginginkan perhatian ibu. Secara sistematis sebab bayi menangis, dapat dikelompokkan sebagai berikut : (1) Bayi merasa tidak aman (2) Bayi merasakan sakit (3) Bayi basah Ngompol (4) Bayi kurang gizi. 2. Bayi bingung puting Bingung puting (nipple confusion) adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu fomula dalam botol berganti - ganti dengan menyusu pada ibu. Peristiwa ini tejadi karena mekanisme menyusu pada puting ibu berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol. Menyusu pada ibu memerlukan kerja otot - otot pipi, gusi, langit - langit dan lidah. sebaliknya pada menyusu botol bayi secara pasif dapat memperoleh susu buatan. Yang menentukan pada menyusu botol adalah faktor dari pemberi antar lain kemiringan botol atau tekanan gravitasi susu, besar lubang clan ketebalan karet dot. 1) Tanda-tanda bayi bingung puting: a) Bayi menghisap puting seperti menghisap dot b) Menghisap secara terputus-putus dan sebentar-sebentar c) Bayi menolak menyusu 2) Cara menghindari bayi bingung puting:
38
a) jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa indikasi (medis) yang kuat b) Kalau terpaksa harus memberikan susu formula berikan dengan sendok atau pipet dan bahkan cangkir, jangan sekali-kali menggunakan
botol
dan
dot
atau
bahkan
memberi
kempeng.(Kristiyanasari, 2009 : 51)
5. Langkah-Langkah Menyusui yang Benar 11
a. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar kelang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara. c. Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. d. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan). e. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu didepan. f. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi). g. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. h. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
39
i. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menipang dibawah, jangan menekan puting susu. j. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara : 1) Menyentuh pipi dengan puting susu atau, 2) Menyentuh sisi mulut bayi. k.
Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi. Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah kalang payudara. Posisi salah, yaitu apabila bayi hanya menghisap pada puting sehingga, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat
Gambar 2.2
a.
Meletakkan Bayi
b. Memegang payudara
l. Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga.
40
Gambar 2.3. Teknik menyusui yang benar m. Melepas isapan bayi. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang lain. 1) Cara melepas isapan bayi : a) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut b) Dagu bayi ditekan ke bawah. n. Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terakhir). o. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya. p. Menyendawakan bayi. Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya
bayi
tidak
muntah
menyendawakan bayi :
41
(gumoh)
setelah
menyusu.
Cara
1) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian pungungnya ditepuk perlahan - lahan. 2) Dengan cara menelungkupkan bayi diatas pangkuan ibu, lalu usap-usap punggung bayi sampai bayi bersendawa. .(Kristiyanasari, 2009 : 42)
Gambar 2.4 Teknik Menyendawakan
6. Posisi-Posisi Menyusui a. Posisi mendekap (the cradle), merupakan posisi yang sangat baik bagi bayi ketika baru lahir. Gendong bayi dan letakkan di perut ibu hingga kulit saling bersentuhan. Biarkan tubuhnya menghadap ke arah ibu. Jika menyusu pada payudara kanan, letakkan kepala bayi pada lekuk siku tangan kanan ibu dengan bokong pada telapak tangan ibu. Demikian pula sebaliknya jika menyusu pada payudara kiri. b. Posisi mendekap silang (the cross cradle hold), baik bagi bayi prematur atau ibu dengan payudara kecil. Satu lengan ibu menopang tubuh bayi, sedangkan yang lain menopang bagian kepala.
42
c. Posisi mencengkeram atau sepakbola (the football hold), posisi ini dianjurkan bagi ibu yang melahirkan secara caesar atau yang berpayudara besar. Dengan topangan bantal, posisikan bayi di samping ibu. Sementara kaki bayi di belakang Anda dan tubuhnya di bawah lengan Anda. d. Posisi duduk (saddle hold), caranya dudukkan bayi ibu secara tegak dan posisikan kakinya agar mengangkangi ibu. Cara ini baik dilakukan jika si kecil tengah pilek atau sakit telinga. e. Posisi berbaring (the lying position), sembari bayi menyusu, Anda dapat tidur. Berbaringlah, topang punggung dan kepala bayi dengan bantal. Tak lupa pastikan perutnya menyentuh ibu.
Gambar 2.5 Posisi Menyusui
Gambar 2.5 Posisis Menyusui
43
7. Tanda Bayi Cukup ASI a. Jumlah buang air kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali b. Warna seni biasanya tidak berwarna kuning pucat c. Bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji d. Bayi kelihatannya puas, sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan cukup e. Bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam f. Payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui g. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusui h. Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI c) Bayi bertambah berat badannya .(Kristiyanasari, 2009 : 29) 8. Cara Mengeluarkan ASI Ada beberapa cara mengeluarkan ASI yaitu mengeluarkan ASI dengan tangan dan mengeluarkan ASI dengan alat. a. Cara Mengeluarkan ASI dengan Tangan 1) Cuci tangan sampai bersih. 2) Pegang cangkir bersih untuk menampung ASI. 3) Condongkan badan kedepan dan sangga payudara dengan tangan. 4) Letakkan ibu jari pada batas atas areola mamae dan letakkan jari telunjuk pada batas areola mamae bagian bawah sehingga berhadapan.
44
5) Tekan kedua jari ini ke dalam ke arah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi. 6) Pijat daerah diantara kedua jari tadi ke arah depan sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI yang berada di dalam sinus lactiferous. 7) Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali. 8) Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola dengan kedua jari selalu berhadapan. 9) Lakukan berulang-ulang sehingga ASI akan terperah dari semua bagian payudara. 10) Jangan memijat atau menarik puting susu, karena ini tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit.
Gambar 2.6 Cara mengosongkan payudara dengan tangan
b. Mengeluarkan ASI dengan Pompa
45
Ada 2 macam bentuk pompa 1) Pompa manual / tangan Ada beberapa tipe pompa manual antara lain a) Tipe silindris Pompa ini efektif dan mudah di pakai. Kekuatan tekanan isapan mudah dikontrol, baik kedua silinder maupun gerakan memompa berada dalam garis lurus. Terbuat dari plastik yang tempat penampungan ASI di bagian bawah silinder. b) Tipe bersudut Dengan gerakan piston yang ditarik kcbawah akan lebih mudah mengontrol kekuatan tekanan isapan. ASI akan ditampung di botol yang ditempelkan di pompa. c) Tipe kerucut / plastik dan bola karet / tipe terompat (Squeeze and bulb atau Horn). Tipe ini tidak dianjurkan untuk .dipakai karena dapat menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan puting susu serta jaringan payudara. Kekuatan tekanan isapan sukar diatur. 2) Pompa Elektrik a. Beberapa macam pompa listrik sudah ada di beberapa kota besar. Karena umumnya harganya sangat mahal sehingga penggunaannya terbatas di rumah sakit besar. (Kristiyanasari, 2009 : 29)
46
Gambar 2.7 Cara Pengeluara ASI Dengan Pompa
47