Bab I Up Sintia.docx

  • Uploaded by: Rifelita Ira
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Up Sintia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,704
  • Pages: 23
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia selain merupakan mahluk individu juga merupakan sebagai mahluk social, yang artinya manusa memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia juga tidak dapat hidup sendiri dalam arti perasaan kebersamaan tidak bias dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal itu sesuai dengan pendapat Aristoteles, bahwa manusia itu adalah “Zoon Political”, yang artinya manusa selalu hidup bersama orang lain. Oleh karena itu diperlukan bermasyarakat, berkelompok, dan berkomunikasi. Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang tidak bias lepas dari aturan-aturan atau hokum yang berlaku ditenga masyarakat, karena dalam setiap masyarakat mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang harus diikuti oleh anggota masyarakat. Apabila anggota dalam masyarakat melakukan sesuatu atau hal yang tidak diharapkan atau dicita-citakan oleh masyarakat dan hal tersebut berkembang dengan masyarakat, maka akan menimbulkan masalah social. Masalah social yang timbul dalam masyarakat merupakan dampak dari kemajuan zaman. Dimana kini zaman semakin maju dan terus berubah, budaya terus berkembang, dan hal ini tentunya membuat pemikiran manusai juga turut berubah, sehingga mendukung terhadap kemajuan pengetahuan dan teknologi. Kita patut bersyukur dan bangga terhadap ciptaan manusa, karena ciptaan tersebut dapat membawa perubahaan bagi perkembangan dalam kehidupan masyarakat. Akan tetapi perlu disadari bahwa perkembangan tersebut juga dapat membawa pada kemunduran, seperti dalnya kemjuan dibidang teknologi namun berdampak negative, yang pada dasarnya dampak dari semua itu adalah terjadinya pergeseran nilai dan norma-norma dalam kehidupan bermasyarakat Kemajuan zaman tidak hanya merubah tantanan kehidupan dalam masyarakat, tetapi kemajuan zaman juga mempengaruhi remaja sebagai

1

generasi penerus bangsa. Tidak sedikit remaja menganggap bahwa kemjuan zaman merupakan sebuah kenikmatan. Akan tetapi banyak penyimpangan dalam segi kehidupan yang terjadi, dimana kemjuan zaman disalahgunakan sebagai gaya hidup yang kian menurukan mereka sebagai penerus bangsa. Remaja merupakan penerus bangsa, yang dimasa depan akan mengganikan para pemimpin dan meneruskan cita-cita bangsa. Keadaan remaja pada saat ini menggambarkan kehidupan bangsa dimasa depan. Dimana pada masa remaja adalah tahap dimana seseorang meninggalkan kehidupan anak-anak menuju kedewasaan, yang dimana pada masa ini seseorang cenderung bersifat labil, sehingga dengan muda dapat terpengaruh oleh lingkungan. Menurut Erikson (Sarwono; 2002:49) masa perkembangan remaja yaitu berlangsung pada umur 10-20 tahun, dimana individu diharapakan menemukan siapa mereka, mereka sebelumnya apa dan kemana mereka dalam hidupnya. pada masa remaja sangat diperlukan bimbingan sera arahan terutama dari keluarga sebagai agen sosialis pertama, selain itu lingkungan, sekolah, dan agen sosialis lainnya juga sangat menentukan arah prilaku remaja, baik positif ataupun negatif. Bagi seorang remaja memperluasa pergaulan itu sangat penting, dimana pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, maupun individu dengan kelompok. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu terutama bagi seorang remaja, pergaulan yang dilakukan itu mencerminkan kepribaidan seseorang, baik itu pergaulan yang positif maupun pergaulan negatif. Faktor utama penyebab pergaulan bebas adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai batas-batas pergaulan, selain itu didukung oleh perkembangan teknologi dan arus modernisasi, sera lemahnya benteng keimanan yang menyebabkan masuknya kebudayaan asing tanpa penyeleksian terlebih dahulu. Selain itu maraknya pergaulan bebas pada saat ini dikarenakan sikap mental yang tidak sehat, yang membuat seseorang merasa

2

bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak pantas, akan tetapi tidak memahaminya karena pemahaman yang lemah. Pergaulan bebas akan berdampak sangat buruk bagi kesehatan karena seseorang yang melakukan pergaulan bebas akan rentah terserang penyakit, bisa mengakibatkan HIV/AIDS, kangker pada alat reproduksi dan kemandulan pada perempuan, dapat menyebabkan kanker hati, kanker payudara, dan lain sebagainya. Kemudian pergaulan bebas bisa merenggangkan hubungan keluarga karena emosu yang meledak-ledak sera hilangnya rasa hormat kepada orang tua. Dampak pergaulan bebas lainnya adalah dapat menurunnya Prestasi, seseorang yang melakukan pergaulan bebas lebih cenderung bersenang-senang serta bisa menghilangkan konsentrasi belajar akibat dari minuman keras serta narkoba. Seiring dengan kemajuan zaman, pergaulan bebas semakin marak, di Kota Tanjungpinang fenomena pergaulan bebas sudah tidak terbantahkan lagi. Saking bebasanya para muda-mudi sudah tidak canggung lagi bermesraan didepan umum, namun yang paling menghawatirkan dari pergaulan bebas ini adalah kumpul kebo yang mengakibatkan hamil diluar nikah, yang berujung pada tindakan aborsi. Pemakaian obat terlarang seperti narkoba juga banyak terjadi pada remaja kota Tanjungpinang, hal ini disebabkan oleh pengaruh teman pergaulan dan didukung oleh adanya tempat-tempat yang seolah mendukung tindakan-tindakan atau prilaku menyimpang tersebut. Adapaun tempat-tempat yang seolah menyediakan sarana dan prasarana tersebut salah satunya kawasan bintan Plaza di Kota Tanjungpinang. Dimana kawasan Bintan Plaza ini merupakan salah satu temapt pemukiman atau tempat tinggal masyarakat, akan tetapi banyak terjadi berbagai bentuk prilaku dari remaja yang cenderung bebas atau melanggar aturan-aturan atau norma yang ada. Diamana kawasan Bintan Plaza merupakan salah satu tempat atau kawasan dunia gemerlap (dugem), dan menjadi temapt huburan malam, dimana pada siang hari Bintan Plaza ini terlihat sepi namun berbeda pada waktu malam hari, yang menunjukan keadaan yang begitu ramai dan gemerlapan.

3

Kehidupan di Bintan Plaza sudah menjadi rahasia umum, dimana Pergaulan bebas seolah menjadi ciri khas lokasi tersebut, banyaknya pergaulan bebas dikawasan ini seperti minuman keras atau mabuk-,anukan yang kadangkala menimbulkan perkelahian, dan prilaku seks bebas. Aparat pemerintahan bahkan sering turun kelokasi untuk meninjau ataupun memantau keadaan diwilayah tersebut. Uniknya keadaan yang seperti itu masih tetap berlangsung singga saat ini. Fenomena ini tentunya menimbulkan beragam persepsi ataupun tanggapan dikalangan masyarakat, karena hal ini jelas usah mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat sekita. Sebagian masyarakat ada yang memberikan persepsi negatif terhadap perkembangan remaja pada saat ini, dan sangat menyangkan atas hal tersebut. Kemudian hal ini juga memberikan suatu persepsi yang negative dari masyarakat luar terhadap kehidupan diwasan tersebut. Akan tetapi sebagian masyarakat yang seolah tak perduli dengan halhal tersebut. Bertitik tolak pda hal tersebut diatas, maka peneliti melakukan penelitian tentang “Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak Pergaulan Bebas Pada Remaja Di Kota Tanjungpinang”

B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan Latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti agar tidak menyulitkan dalam pengumpulan data yang diperkukan. Maka dari itu penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi masyarakat kota tanjungpinang terhadap dampak pergaulan bebas pada remaja? 2. Apa saja factor penyebab remaja melakukan pergaulan bebas?

4

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitan a. Untuk mengetahui Persepsi Masyarakat Kota Tanjungpinang Terhadap Dampak Pergaulan Bebas Pada Remaja b. Untuk mengetahui factor penyebab remaja melakukan pergaulan bebas 2. Manfaat Penelitan Adapun manfaat

dan kegunaan dari hasil penelitian yang

dilakukan adalah: a. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna untuk membantu kita agar lebih memahami bagaimana Persepsi Masyarakat Kota Tanjungpinang Terhadap Dampak Pergaulan Bebas Pada Remaja. b. Secara Praktis, diharapkan penelitian ini dapat di jadikan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam melihat Persepsi Masyarakat Kota Tanjungpinang Terhadap Dampak Pergaulan Bebas Pada Remaja

D. KRANGKA TEORI 1. Persepsi Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indra. Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin (1998) adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi tentang lingkungan melalui panca inderanya (pengelihatan, pendengaran, penciuman, peraba, perasa). Hal ini terjadi karena persepsi melibatkan penafsiran individu pada obyek tertentu maka masing-masing individu akan memiliki persepsi yang berbeda walaupun melihat obyek yang sama. 5

Definisi presepsi menurut Michael W. Levine & Shefiner (2000) yaitu: “persepsi merupakan cara dimana kita menginterprestasikan informasi

yang

dikumpulkan

(diproses)

oleh

indera”.

Menurut

Ensiklopedia Indonesia (1984) di jelaskan bahwa persepsi menunjukkan proses mental yang menghasilkan bayangan pada diri individu, sehingga dapat mengenal suatu objek dengan jalan asosiasi pada suatu ingatan tertentu, baik secara indera pengelihatan, indera perabaan dan sebagainya sehingga akhirnya bayangan itu dapa disadari. Defnisi lain persepsi adalah suatu proses yang bersifa kompleks yang menyebabkan seseorang dapat menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsang yang diterima (Milton dalam Arisandy, 2004). Namun demikian pada prose tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan mempengaruhi perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsang yang diterima dari lingkungannya Menurut Rahmat (2004:42) persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor dan faktor-faktor personal yang mempengaruhi persepsi tersebut adalah: a. Pengalaman Apa yang dialami oleh perseptor. Pengalaman ini biasa diperoleh melalui berbagai jalan, diantaranya melalui proses belajar, selain melalui proses rangkaian peristiwa yang pernah dialami seseorang, baik peristiwa buruk maupun baik. b. Motivasi Seseorang hanya akan mendengar apa yang ia mau dengar, seseorang mau melakukan sesuatu jika itu berguna bagi dirinya, oleh karena setiap orang mempunyai kepentingan dan keperluan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

6

c. Pengetahuan Pengetahuan seseorang diperlukan untuk suatu kecerdasan persepsi. Persepsi ini bisa diukur melalui tingkat pendidikan tinggi dengan sendirinya tingkat pengetahuannya pun menjadi luas Selanjutnya

rahmat

(2004:42)

Adapun

faktor-faktor

yang

mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang, antara lain: a. Psikologi Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu dialami dunia ini sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi, yang indah, tentram, akan dirasakan sebagai bayang-banyang kelabu bagi seseorang yang buta warna. b. Keluarga Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah keluarganya. Orang tua yang telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini, banyak sikap dan persepsipersepsi mereka yang diturunkan kepada anak-anaknya. c. Kebudayaan Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan dunia ini.

2. Masyarakat Menurutnya Solo Soemardjan masyarakat merupakan sekelompok individu yang hidup secara bersama-sama dalam waktu lama sehingga sudah terbentuk kebudayaan.Masyarakat sebagai suatu sistem memiliki dinamika yang mengikuti aspek atau kaidah sebab akibat (kausal). Apabila terdapat perubahan pada salah satu unsur masyarakat, maka unsur yang lainnya akan ikut berubah. Maka dalam memahami masyarakat, harus dilihat dari kerangka sistemik (menyeluruh). masyarakat berasal dari

7

bahasa Arab “Musyarak” yang berarti hubungan. Masyarakat merupakan sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem baik semi tertutup maupun semi terbuka, dan antar orang atau individu dengan individu saling melakukan interaksi (hubungan). Masyarakat adalah sebuah komunitas yang salin bergantung (interdependen). Lebih umumnya, masyarakat

digunakan

untuk

menyebut

sekelompok

orang

yang

melakukan interaksi dan hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Masyarakat berasal dari bahasa arab yaitu musyarak, yang artinya bersamasama, kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi, selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat (Abdulsyani, 2007:30). Dalam arti luas yang dimaksud masyarakat ialah keseluruhan hubunganhubungan dalam hidup bersama dengan tidak dibatasi oleh lingkungan, bahasa dan lain-lain. Atau keseluruhan dari semua hubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat dimaksud adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu yaitu, teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya. Oleh karena itu ada masyarakat Jawa, masyarakat Sunda, dan lain-lain. (Nasution, Ilham Saladin, Salmon Ginting, Pardamean Daulay, 2007). Menurut Aguste Comte masyarakat adalah kelompok-kelompok mahluk hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukumhukumnya sendiri dan berkembang menurut dengan polanya

8

sendiri. Masyarakat dapat membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa adanya kelompok, manusia tidak akan mampu berbuat banyak dalam kehidupannya (Abdulsyani, 2007:31). Beberapa pengertian Masyarakat menurut para ahli adalah sebagai berikut: a.

Adam Smith menulis bahwa sebuah masyarakat dapat terdiri dari berbagai jenis manusia yang berbeda, yang memiliki fungsi yang berbeda, yang terbentuk dan dilihat hanya dari segi fungsi bukan dari rasa suka maupun cinta dan sejenisnya, dan hanya rasa untuk saling menjaga agar tidak saling menyakiti.

b.

Masyarakat menurut Max Weber adalah sebagai suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.

c.

Ahli Sosiologi dan bapak sosiologi modern, Emile Durkheim, mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individuindividu yang merupakan anggota-anggotanya.

d.

Bapak Komunis, Karl Marx, memberikan definisi masyarakat sebagai suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena

adanya pertentangan

antara kelompok-

kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa didalam masyarakat nampak adanya proses kehidupan bersama yang merupakan inti dari dinamika hidup bermasyarakat. Secara umum dinamika masyarakat cenderung menunjukan pada suatu kesatuan proses saling

9

mempengaruhi

antara

manusia

yang

bekerja

sama

dan

saling

mempengaruhi serta mampu membentuk suatu kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari.anggota masyarakat yang kemudian menyebabkan proses perubahan dan masyarakat merupakan suatu kelompok. Ciri-ciri masyarakat

sebenernya

telah

tampak

pada

definisi

masyarakat

sebagaimana yang dikemukakan oleh J.L. GAlian dan J.P. Gillin dalam Abdulsyani (2007:32) “masyarkat adalah kelompok manusia tersebar dam mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.

3. Remaja a. Pengertian Remaja Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2011). Masa remaja disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap, dan perubahan fisik (Pratiwi, 2012). Remaja pada tahap tersebut mengalami perubahan banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011). Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya daerah setempat. WHO membagi kurun usia dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24 tahun dan belum menikah (Sarwono, 2011). Menurut Hurlock (2011), masa remaja dimulai dengan masa remaja awal (12-24 tahun), kemudian dilanjutkan dengan masa remaja tengah (15-17 tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun).

10

b. Tahapan Remaja Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga tahap perkembangan remaja, yaitu : 1) Remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahanperubahan

yang

terjadi

pada

tubuhnya.

Remaja

mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Pada tahap ini remaja awal sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. Remaja ingin bebas dan mulai berfikir abstrak. 2) Remaja Madya (middle adolescence) 14-16 tahun Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Remaja merasa senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada kecendrungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama pada dirinya. Remaja cendrung berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana. Pada fase remaja madya ini mulai timbul keinginan untuk berkencan dengan lawan jenis dan berkhayal tentang aktivitas seksual sehingga remaja mulai mencoba aktivitas-aktivitas seksual yang mereka inginkan. 3) Remaja akhir (late adolesence) 17-20 tahun Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu : a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang dan dalam pengalaman-pengalaman yang baru. c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri. e) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan public

11

4. Pergaulan Bebas Arti pergaulan bebas adalah salah satu bentuk prilaku menyimpang yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas norma-norma. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pergaulan bebas adalah prilaku manusia yang menyimpang yang melanggar norma-norma agama dan tidak ada batasannya. Pergaulan bebas dan dampak negatifnya ditinjau dari pendidikan Islam adalah tatacara pergaulan antara manusia dengan sesama manusia terutama dengan lawan jenisnya yang mengarah kepada pelaksanaan hubungan seks di luar nikah yang mempunyai konsekwensi destruksif, dan juga bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan Islam. Dalam teori patologi sosial menurut Kartini Kartolo, sejarah mencatat tentang masyarakat modern yang serba kompleks, sebagai produk dari kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi, dan urbanisasi, dll. Hal ini disamping mampu memberikan berbagai alternativ kemudahan bagi kehidupan manusia juga dapat menimbulkan Kesulitan mengadakan adaptasi dan adjustment menyebabkan

kebingungan,

kecemasan, dan konflik-konflik. Baik yang bersifat internal dalam batinnya sendiri maupun bersifat terbuka atau eksternalnya sehingga manusia cenderung banyak melakukan pola tingkah laku

yang

menyimpang dari pola yang umum dan banyak melakukan sesuatu apapun demi kepentingannya sendiri bahkan masyarakat cenderung merugikan orang lain. Hal ini sebagai pertautan tali yang melahiorkan apa yang dinamakan dengan patologi sosial. Patologi sosial adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap “sakit” yang disebabkan oleh faktor-faktor social. Jadi ilmu tentan “penyakit masyarakat”. Maka penyakit masyarakat itu adalah segenap tingkah laku manusia yang dianggap tidak sesuai, melanggar norm norma umum dan adat istiadat, atau tidak integrasinya dengan tingkah laku umum.

12

5. Faktor Penyebab Pergaulan Bebas Dalam kehidupan sehari-hari para remaja tidak terlepas dari pengaruh yang konstruktif dan pengaruh destruktif. Sebenarnya kedua sipat itu telah ada semenjak manusia (remaja) dilahirkan. Sifat-sifat ini akan berpengaruh pada para remaja, tergantung dimana remaja itu berada. Jika remaja tersebut ada pada lingkungan yang tidak baik maka yang akan dominan adalah pola tingkah laku yang tidak baik. Demikian pula sebaliknya. Terjadinya pergaulan bebas di kalangan remaja pada umumnya bukan disebabkan pengetahuan melainkan oleh ketidaktahuan mereka dalam hal seks. Adapun yang menjadi faktor terjadinya pergaulan bebas adalah naluri seks yang tidak terkendali. Pendapat ini dikemukakan oleh Ali Akbar, dkk. Hal sama dikatakan oleh Sudarsono bahwa sepasang insan yang berbeda jenis, para remaja, maupun orang-orang tua yang sudah berkeluarga, manakalah berada disuatu tempat yang sepi atau sunyi dan keduanya bukan merupakan muhrim atau bukan merupakan pasangan suami dan istri, tentu membuat kesan yang negative. Karena dalam keadaan seperti ini manusia mudah diperdaya oleh godaan syetan dan nafsu seksual mereka mudah berkobar-kobar laksana ledakan volkanis yang dijinakkan. Adapun Faktor Utama Pergaulan bebas : a. Faktor agama dan factor iman, factor ini berasal dari dalam diri individu, apabila kurang pengetahuan akan agama dan kurangnya keimanan yang tertanam dalam diri, maka akan mudah terpengaruh oleh hal-hal negative. b. Factor lingkungan, dimana lingkungan merupakan factor kepribadian seseorang, bila lingkungan yang kurang kondusif makan sang anak akan terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Lingkungan disini seperti keluarga dan teman sepermainan c. Factor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi.

13

d. Factor perubahan zaman, dimana pada saat ini seiring dengan kemajuan zaman maka teknologi semakin canggi sehingga dengan mudah seseorang dapat melihat tayangan-tayangan yang tidak mendidik,

6. Dampak Pergaulan Bebas Terjadinaya pergaulan bebas memberikan dampak besar aik untuk diri sendiri, orang tua, masyarakat serta Negara, beberapa dampak dari pergaulan bebas seperti beriku: a. Bahaya dari pergaulan bebas yaitu seks bebas. Seks bebas yaitu dua orang yang berhubungan suami istri tanpa ada ikatan pernikahan samapai dengan kehamilan diluar nikah yang sudah pasti memalukan diri sendiri, orangtua, masyarakat, sera indonesia dengan adat ketimuran. b. Ketergantungan Obat. Dari ajakan treman lantaran pikiran yang masih labil menggiringnya mengkonsumsi obat terlarang hingga membuat ketagihan

dengan

ketergantungan

obat-obat

terlarang

sampai

berlebihan dan beresiko overdosis yang diakhiri dengan kematian. c. Menurunnya tingkat kesahatan. Pergaulan bebas bias menyebabkan beragam

penyakit

menggugurakan

seperti

kandungan

HIV/AIDS yang

sudah

serta

banyak

yang

pasti

membahayakan

kesehatannya dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang yang semua hal itu bias menurnkan kesehatan. d. Meningkatkan kriminalitas. Bahaya pergaulan bebas yang satu ini bias terjadi lantran bila pencadu narkoba tidak lagi mempunyai uang untuk membeli maka jalan keluar yang cepat yaitu dengan melakukan tindakan kriminalitas e. Merenggangkan

hubungan

keluarga.

Pergaulan

bebas

bias

merenggangkan hubungan pada keluarga lantaran beberapa penyebab yang umumnya karena emosi beledak-ledak seta bahkan juga rasa hormat pada orang tua akan menghilang.

14

f. Menyebarkan penyakit, pergaulan bebas yang akrab dengan seks bebas, serta narkoba membuat beragam penyakit yang bias menyerang orang-orang sekitar yang tidak bersalah. g. Menurunya prestasi. Seseorang dengan pergaulan bebas lebih cenderung bersenang-senang serta bias menghilangkan konsentrasi belajar akibat dari minuman keras serta narkoba

E. KONSEP OPREASIONAL Konsep Operasional adalah upaya mendefinisikan atau membatasi ruang lingkup masalah penelitian seseuai dengan indicator dan variable yang telah ditetapkan berdasarakan teori yang nantinya dapat diterapkan untuk melaksanakan pengukuran dilapangan, sehingga tidak terjadi salah penafsiran dan menganalisa penelitian ini. 1. Persepsi Rahmat (2004;42, Psikologis Komunikasi) yang mengatakan bahwa persepsi di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut: a. Pengalaman, apa yang dialami oleh perseptor, pengalaman bias di peroleh untuk melalui berbagai jalan, diantaranya melalui proses belajar, selain itu melalui proses rangkaian pristiwa yang perna dialami seseorang, baik pristiwa buruk ataupun pristiwa baik. Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak Pergaulan Bebas Pada Remaja di Kota Tanjungpinang, berdasarkan pengalaman baik yang dialami sendiri maupun informasi dari orang sekitar mengenai dampak pergaulan bebas tersebut. b. Motivasi, seseorang hanya akan mendengar apa yang mau ia dengar, seseorang mau melakukan sesuatu jika itu berguna bagi dirinya, oleh karena setiap orang mempunyai kepentingan dan keperluan yang berbeda antar yang satu dengan yang lain. c. Pengetahuan, pengetahuan seseorang dilakukan untuk kecerdasan persepsi. Persepsi ini bias diukur memamlui tinggak pendidikan

15

tinggi, dengan sendirinya tingkat pengetahuan akan menjadi luas. Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak Pergaulan Bebas Pada Remaja berdasarakan pengetahuan, bahwa semakin luasnya pengetahuan seseorang makan akan merupa persepsinya terhadap berbagai hal yang ada. 2. Faktor Penyebab Pergaulan Bebas Faktor utama penyebab pergaulan bebas: e. Faktor agama dan factor iman, factor ini berasal dari dalam diri individu, apabila kurang pengetahuan akan agama dan kurangnya keimanan yang tertanam dalam diri, maka akan mudah terpengaruh oleh hal-hal negative. Dimana agama dan imanan menjadi sesuatu yang tidak bias terlepas dari kehidupan sesorang, dengan agama hidup akan menjadi terarah, serta iman menjadi tolak ukur ataupun batasan—atasan bagi seseorang untuk berprilaku. f. Factor

lingkungan,

dimana

lingkungan

merupakan

factor

kepribadian seseorang, bila lingkungan yang kurang kondusif makan sang anak akan terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Lingkungan disini seperti keluarga dan teman sepermainan g. Factor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi. Pengethauan dapat diperoleh baik dari pendidikan formal, non formal, serta dapat diperoleh dari berbagai pengalaman yang dialam rendahnya, tingkat pengetahuan dan tingginya rasa penasaran atau keingintahuan atas berbagai hal dapat memicu seorang dalam pencapaian pengetahuan yang tinggi. h. Factor perubahan zaman, dimana pada saat ini seiring dengan kemajuan zaman maka teknologi semakin canggi sehingga dengan mudah seseorang dapat melihat tayangan-tayangan yang tidak mendidik, sehingga hal ini dapat mempengaruhi pola prilaku seseorang remaja, dan dapat menjerumuskan remaja pada prilaku pergaulan bebas

16

F. METODE PENELITAN Metode merupakan hal yang sangat penting dalam aktifitas penelitian, karena dengan metode yang tepat akan mencapai tujuan penelitan yang ideal. Sebab keberhasilan suatu penelitian tergantung teknik pengumpulan data yang dipakai peneliti. Sedangkan metode dalam makna bahasa bermakna cara atau jalan, maka kaitannya dengan upaya ilmiah, metode dimaknai sebagai objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan tang digunakan dalam rangka untuk objek studi. Dalam hal ini metode yang dipakai dengan mempertimbangkan sesesuaian dengan obejek studi. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitan kualitatif untuk menggungkap dan memahami suatu dibalik fenomena yang belum diketahui, Strauss dan Cobrin (2007:5) 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian metode kualitatif, yang bertujuan memberikan gambaran secara jelas tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak Pergaulan Bebas pada Remaja di Kota Tanjungpinang. Penelitian Kualitatif yaitu penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme dimana kebenaran sesuai dengan hakekat obyek, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti sebagai instrumen kunci dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2007)

2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Masyarakat Kota Tanjungpinang. Adapun alasan dipilihnya lokasi penelitian ini karena sedang Maraknya Pergaulan bebas di kota Tanjungpinang.

3. Populasi dan Sample a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

17

ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.(Sugiyono, 2017). Maka Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Tanjungpinang, yang memiliki kriteria yaitu mulai pada usia 18 Tahun. b. Sample Sampel adalah bagian dari jumlah data karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.(Sugiyono, 2017). Bila populasi besar dan penelitian tidak memungkinankan mempelejari semua yang ada pada populasi, maka hal tersebut dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sugiyono menjelaskan purposive sampling adalah teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang yang diharapkan atau sebagai penguasa sehingga akan memudahkan penelitian menjelajahi objek/situasi social yang diteliti. Jumlah sample yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 orang, dengan rincian yang terdiri dari tokoh masyarakat sebanyak 3 orang, tohoh pemuda 2 orang, dan perwakilan masyarakat sebanyak 10 orang 5 diantaranya adalah remaja.

4. Sumber dan Jenis Data a. Jenis Data Menurut Sugiyono (2014) data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto. Berdasarkan pengertian di atas maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. b. Sumber Data Oktavia (2012:65) Sumber data yang dikemukakan dalam penelitian ini bersumber dari :

18

a. Data primer, merupakan data yang diperoleh dari informen secara langsung

dilokasi

penelitian.

Berdasarkan

masalah

dalam

penelitian ini, data diperoleh langsung dari informan dengan memberikan pertanyaan tentang variabel-variabel yang diteliti. b. Data sekunder, merupakan data yang berisikan informasi dan teoriteori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapatkan data sekunder dari buku-buku, majalah, hasil lapangan dan internet.

5. Teknik Pengumpulan Data Menurut

Sugiyono

(2014:375)

menyatakan

bahwa

teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuana utama dari penelitan adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan. a. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Wawancara meruapkan alat rechelomh atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.(Noor, 2014). Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan masyarakat Kota Tanjungpinang, yang sesuai atau memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti, guna untuk mengetahui bagaimana Persepsi

Masyarakat

Kota

Tanjungpinang

Terhadap

Dampak

Pergaulan Bebas Pada Remaja di kota Tanjungpinang, serta factor penyebab remaja melakaukan pergaulan bebas.

19

b. Observasi Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Instrumen yang dapat digunakan yaitu lemabran pengamatan, panduan pengamatan. Beberpa informasi yang di peroleh dari hasil observasi antar lain: ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau pristiwa, waktu, dan perasaan.(Noor, 2014). Pengamatan di lakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan secara langsung terhadap lingkungan serta mengamati keadaan, dan kehidupan masyarakat di Kota Tanjungpinang c. Dokumen Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu surat, catatan harian, cendra mata, lapora, artefak, dan foto.(Noor, 2014)

6. Analisis Data Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkahlangkah anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkahlangkah dalam kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclutions). a. Pengumpulan Data Pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan data hasil wawancara, hasil observasi, dan berbagai dokumen berdasarkan kategorisasi yang sesuai dengan masalah penelitian yang kemudian dikembangkan penajaman data melalui pencarian data selanjutnya. b. Reduksi Data Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan

20

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan final dapat ditarik dan diverifikasi (Miles & Amicheal, 2007) c. Penyajian Data Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data dimaksudkan intuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan

kemungkinan

adanya

penarikan

simpulan

serta

memberikan tindakan (Miles & Amicheal, 2007).

7. Sistematika Penulisan Peneliti menyusun penelitian ini dengan menggunakan sistematika penulisan yang sederhana dengan maksud agar lebih mudah menerangkan segala permasalahan sehingga menjadi terarah. BAB I

: PENDAHULUAN Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II

: GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelakan gambaran umum lokasi penelitian,

adapun

lokasi

penelitian

di

Kota

Tanjungpinang. BAB III

: ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan data-data dan informasi yang sudah diolah dan dianalisa yaitu tentang persepsi masyarakat terhadap pergaulan bebas pada remaja di kota Tanjungpinang.

BAB IV

: PENUTUP Kesimpulan dan Saran

21

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. PT Bumi Aksara. Jakarta. Akbar Dr. Ali, H.Ali, Bimbingan Seks Untuk Generasi muda, Cet VIII, Jakarta : Pustaka Antara, 1993. Arisandy, Desy. 2004. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Bagian Produksi Pabrik Keramik ”Ken Lila Production” di Jakarta. Jakarta : Jurnal Psyche Vol.1 No.2, Desember 2004. 25-26. Hurlock, Elizabeth B. 2011. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga. Kartini, Kartono. 2005. Patologi social. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Miles, M. B., & Amicheal, H. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia. Nasrullah, Nazsir. 2008. Teori-Teori Sosiologi. Bandung: Widta Padjadjaran Noor, J. 2014. Metodologi Penelitan: Skripsi, Tesis, Diserasi, Dan Karya Ilmia. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Pratiwi, Anggun Ari. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Seks Bebas Dengan Perilaku Seksual Remaja di Desa Kweni Sewon Bantul Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Rahmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya Sudarsono. 1991. Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sudarsono. Drs, S.H. 1991. Kenakalan Generasi muda. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sugiyono. (2007). Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA, cv. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta, Cv.

22

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta, Cv. Sarwono, 2002. Psikologi Remaja, Jakarta: Grafindo Persada Sarwono, S. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Pt. Raja Grafindo. Yusuf Abdullah . 1990. Bahaya Pergaulan Bebas.Jakarta : Media Dakwah

23

Related Documents

Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72
Bab-i-bab-v.doc
May 2020 71
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 67
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 65

More Documents from "syahrifa nur aini"