Makalah_museum_geologi.docx

  • Uploaded by: Rifelita Ira
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah_museum_geologi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,655
  • Pages: 28
MUSEUM GEOLOGI Diajukan untuk Tugas Makalah Geologi Dasar 1 Institut Teknologi & Sains Bandung

Oleh : PANJI WIJAKSONO 122.14.030 EKSPLORASI TAMBANG’14

INSTITUT TEKNOLOGI & SAINS BANDUNG Jalan Ganesha Boulevard, LOT A-1 CBD Kota Deltamas, Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami aturkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Batuan Metamorf. Makalah ini kami susun sebagai tugas Geologi Dasar 1 mengenai kunjungan ke museum geologi bandung. Dalam penyelesaian penyusunan laporan ini, tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. maka dari itu kami mengucapkan terima kasih kepada : 1)

Dr. Ir. Chalid Idham Abdullah selaku dosen mata kuliah Geologi Dasar 1

2)

Friska Agustin, ST sebagai pembimbing dalam penyusunan makalah

3)

Andika Artyanto, ST sebagai pembimbing dalam penyusunan makalah

4)

Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini Upaya maksimal telah dilakukan untuk menyusun dan menyempurnakan makalah ini,

tetapi masih saja jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan itu milik yang maha kuasa. Maka dari itu kami menerima kritikkan dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah ini. Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa jua semua urusan kita serahkan. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita bersama. Amin ya Rabbal’alamin

Penulis

Panji Wijaksono

ABSTRAK Alam banyak memiliki sumberdaya yang tidak akan pernah habis untuk dipelajari dan dihayati. Sumberdaya alam yang dimiliki bumi kita sangat erat kaitannya dengan satu ilmu yang disebut ilmu kebumian (geologi). Museum Geologi selain sebagai tempat penelitan, juga merupakan aset wisata berorientasi pendidikan luar sekolah bagi pelajar, mahasiswa dan juga umum, dengan harapan para pengunjung akan mampu memiliki wawasan kebumian secara umum, yang akan menumbuhkan keinginan untuk menjaga, melestarikan dan juga merasakan kebesaran Allah lewat ciptaan-Nya yang sempuma. Produk dalam industri pariwisata merupakan kombinasi dari tiga komponen yang dianggap sangat penting yang satu dengan yang lain saling melengkapi, yaitu : Atraksi Wisata, Fasilitas dan Aksesibilitas. Museum Geologi memiliki 250,000 koleksi batuan dan mineral dan sekitar 60,000 koleksi fosil yang memiliki daya tarik khusus dan memperagakan koleksi-koleksi hasil penyelidikan geologi baik dari dalam atau luar negeri. Museum Geologi berada pada lokasi yang strategis, karena mudah dicapai dengan kendaraan umum, berada di pusat kota, kurang lebih 200 meter di sebelah timur Gedung Pemerintahan Propinsi Jawa Barat, yang dikenal sebagai "Gedung Sate". Fasilitas Museum Geologi juga memberikan peranan yang penting untuk melengkapi kebutuhan pengunjung selama mengunjungi Museum Geologi bandung. Persepsi wisatawan timbul setelah wisatawan mengunjungi suatu destinasi wisata. Persepsi dapat mengevaluasi sesuatu perkara dengan pernyataan baik atau buruk, kuat atau lemah dan aktif atau pasif. Penelitian ini mengidentifikasikan masalah mengenai persepsi wisatawan pada produk Museum Geologi Bandung. Berdasarkan uji analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini disimpulkan bahwa persepsi wisatawan terhadap atraksi pada koleksi benda yang terdapat di Museum Geologi baik untuk dijadikan suatu atraksi wisata, hal tersebut terbukti dari jumlah rata-rata hasil uji deskriptif sub-variabel atraksi sebesar 3.88. Persepsi wisatawan terhadap fasilitas memberikan penilaian yang baik, dibuktikan dengan hasil uji deskriptif sub-variabel fasilitas sebesar 3.51. Penilaian wisatawan terhadap aksesibilitas menuju Museum Geologi memberikan persepsi yang baik, bahwa akses menuju museum Geologi mudah dicapai, pernyataan ini dapat dibuktikan dengan total jumlah rata-rata untuk sub-variabel aksesibilitas sebesar 3.79. Karena persepsi pengunjung memberikan penilaian yang baik pada ketiga dimensi dalam produk museum, sehingga Museum Geologi Bandung baik dan layak untuk dijadikan salah satu tujuan wisata.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …….......…………………………………………………………….iii ABSTRAK ………….................……………………………………………………………..iv DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………....v DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………..…....vii BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….………..…….…1 1.1 Latar Belakang ……………………………………………….................……….……….1 1.2 Identifikasi Masalah…………………………………………..............……….………….1 1.3 Batasan Masalah………………………………………........…………...................………1 1.4 Rumusan Masalah…......…………………………………………………...............……...1 1.5 Tujuan……….………………………………………………………….......................…...1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………............………………...…………..2 2.1 Kajian Teori ……………………………………………………………................……….2 2.1.1 Pengertian Museum Geologi…………………………………....................…….2 2.1.2 Asal Museum Geologi……………………………………..........................…….2 2.1.3 Masa Penjajahan Jepang…………………….......................................…………3 2.1.4 Masa Kemerdekaan……………………………………………...............………3 2.1.5 Pembagian Lantai…………………………………………..................................4 BAB III METODE PENELITIAN…………………………………….................…………6 3.1 Tujuan Penelitian…………………………………………..................…………...6 3.1.1 Tujuan umum untuk mengetahui batuan metamorf…….............……… 6 3.1.2 Tujuan khusus penelitian………………............................…………….6 3.2 Sumber Data………………………………….......................……………………..6 3.3 Metode Pengumpulan Data………………………..............................…………..6 3.4 Metode Observasi……………...………………….....…………………………...6

3.5 Study Literatur.………………………………….....………………..……………6 3.6 Pelaksanaan Kegiatan……………………………………………………….....…7 3.7 Desain Penelitian……………..………………………………..………….......….7 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN …………………..............………..…...9 4.1

4.2

4.3

Museum Geologi …………………….....……………………………………9 4.1.1

Pengertian.............................................................................................9

4.1.2

Jumlah Pengunjung..............................................................................9

Sejarah Perkembangan muka bumi ……………………………………….....9 4.2.1

Pengertian.............................................................................................9

4.2.2

Ciri-Ciri Atmosfer dan Manfaatnya....................................................10

4.2.3

Bentuk Muka Bumi.............................................................................13

4.2.4

Bentuk –Batuan Pada Proses Permukaan Bumi..................................14

Kehidupan Masa lampau ………………........................................................18

4.3.1

Pengertian............................................................................................18

4.3.2

Jenis-jenis Hasil Peninggalan pada Zaman Sejarah (masa lampau)....18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………..........………….....……….21 5.1

Kesimpulan ……………………………………………………………..…21

5.2

Saran ……………………………………………………………………....21

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………............………22 LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Museum geologi di dirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Sebagai sebuah monumen bersejarah, museum ini dianggap sebagai peninggalan nasional dan berada dibawah perlindungan pemerintah. Museum geologi awalnya berfungsi sebagai laboratorium dan tempat penyimpanan hasil penyelidikan geologi dan pertambangan dari berbagai wilayah Indonesia dan berfungsi pula sebagai sarana pendidikan, penyedia berbagai informasi tentang ilmu kebumian dan objek pariwisata. Gedung museum geologi yang terletak dijalan diponegoro 57 Bandung, museum ini ada di dalam organisasi pusat penelitian dan pengembangan geologi , direktorat jenderal geologi dan sumber daya mineral, departemen pertambangan dan energi. Bangunan gedung yang arsitekturnya dirancang oleh Menalda Van Schoulven Burg (arsitek Belanda) di bangun oleh kontraktor Lim A Goh dari Bandung. Pembangunannya memakan waktu selama sebelas bulan dengan tenaga kerja sebanyak 300 orang. Tujuan utama pembangunan museum geologi yaitu untuk mendokumentasikan dan memperragakan benda peraga geologi hasil kegiatan kerja dilapangan dan di laboratorium semuanya dalam bentuk batuan, mineral dan fosil, dilengkapi dengan foto, bagan, peta ilustrasi dan beberapa model untuk memberikan gambaran lebih jelas. Fungsi museum geologi lebih dititik beratkan kegunaannya dalam pengembangan pendidikan dan penelitian dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia karena itu sesudah mengalami pembaharuan dalam tata pameran dan peragaan, para pengunjung yang masih awam pada ilmu, kegiatan dan hasil kerja geologi, dapat memahaminya di museum. Untuk peragaannya museum geologi dilengkapi dengan perangkat elektronik, mekanik, pemandu dan pembimbing.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkanlah identifikasi masalah 1.Sejarah dan proses perkembangan Museum Geologi 2. Peran Museum Geologi dalam Pendidikan 1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka didapatkanlah batasan masalah 1. Sejarah dan proses perkembangan Museum Geologi 2. peran Museum Geologi dalam Pendidikan 1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka didapatkanlah Rumusan masalah 1. Bagaimana sejarah dan proses perkembangan Museum Geologi? 2. Bagaimana peran Museum Geologi dalam Pendidikan? 1.5 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka didapatkan tujuan.Untuk mengetahui dan melihat benda-benda temuan prasejarah dan lain-lain berupa replika maupun asli.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Museum Geology

Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850. 2.1.2. Asal Museum Geologi

Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850. Masa Penjajahan Belanda Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh para ahli Eropa. Setelah Eropa mengalami revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, Eropa sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Melalui hal ini, diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Maka, pada tahun 1850, dibentuklah Dienst van het Mijnwezen. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi serta sumberdaya mineral.  Hasil penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral, fosil, laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan penyimpanan,sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut Geologisch Museum.  Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja serta menghabiskan dana sebesar 400 Gulden. Pembangunannya dimulai pada pertengahan tahun 1928 dan diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929.  Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.

2.1.3 Masa Penjajahan Jepang

Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura (Panglima Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di Kalijati, Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO. Setahun kemudian, berganti nama menjadi CHISHITSU CHOSACHO. Selama masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II). Laporan hasil kegiatan pada masa itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak dokumen (termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.

2.1.4 Masa Kemerdekaan

Gambar 1. Prangko Museum Geologi, Bandung

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia. Mereka mendarat di Tanjungpriuk, Jakarta. Di Bandung, mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pemerintah Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8, Bandung, pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG. Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG. Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst ditempat yang sama. Di mana-mana terjadi pertempuran. Maka, sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949, yaitu selama 4 tahun berturut-turut, kantor PDTG terlunta-lunta berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen-dokumen hasil penelitian geologi. Hal ini menyebabkan dokumen-dokumen tersebut harus berpindah tempat dari Bandung, ke Tasikmalaya, Solo, Magelang, Yogyakarta, dan baru kemudian, pada tahun 1950 dokumendokumen tersebut dapat dikembalikan ke Bandung. Dalam usaha penyelamatan dokumen-dokumen tersebut, pada tanggal 7 Mei 1949, Kepala Pusat Jawatan Tambang dan Geologi, Arie Frederic Lasut, telah diculik dan dibunuh tentara Belanda. Ia telah gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem, Yogyakarta.

Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah RI. Hal ini terbukti pada tahun 1960, Museum Geologi dikunjungi oleh Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno. Pengelolaan Museum Geologi yang semula berada dibawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG), berganti nama menjadi: Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978 - 2005), Pusat Survei Geologi (sejak akhir tahun 2005 hingga sekarang) Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 1999 Museum Geologi mendapat bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta Yen untuk direnovasi. Setelah ditutup selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali pada tanggal 20 Agustus 2000. Pembukaannya diresmikan oleh Wakil Presiden RI pada waktu itu, Ibu Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan dan Energi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Dengan penataan yang baru ini peragaan Museum Geologi terbagi menjadi 3 ruangan yang meliputi Sejarah Kehidupan, Geologi Indonesia, serta Geologi dan Kehidupan Manusia. Sedangkan untuk koleksi dokumentasi, tersedia sarana penyimpan koleksi yang lebih memadai. Diharapkan pengelolaan contoh koleksi di Museum Geologi akan dapat lebih mudah diakses oleh pengguna baik peneliti maupun grup industri. Sejak tahun 2002 Museum Geologi yang statusnya merupakan Seksi Museum Geologi, telah dinaikkan menjadi UPT Museum Geologi. Untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, dibentuklah 2 seksi dan 1 SubBag yaitu Seksi Peragaan, Seksi Dokumentasi, dan SubBag Tatausaha. Guna lebih mengoptimalkan perananya sebagai lembaga yang memasyarakatkan ilmu geologi, Museum Geologi juga mengadakan kegiatan antara lain penyuluhan, pameran, seminar serta kegiatan survei penelitian untuk pengembangan peragaan dan dokumentasi koleksi. Pergeseran fungsi museum, seirama dengan kemajuan teknologi, menjadikan museum geologi sebagai :  Tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan bumi dan usaha pelestariannya.  Tempat orang melakukan kajian awal sebelum penelitian lapangan. Dimana Museum Geologi sebagai pusat informasi ilmu kebumian yang menggambarkan keadaan geologi bumi Indonesia dalam bentuk kumpulan peraga.  Objek geowisata yang menarik.

2.1.5 Pembagian Lantai

Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati lantai I dan II. Berikut ini merupakan ruangan-ruangan yang berada di kedua lantai Museum Geologi serta fungsi dan isi dari ruangan tersebut. a.

Lantai I

Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur. Ruang Orientasi berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian. Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang :

 Hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya.

 Tatanan tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam bentuk maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif  Keadaan geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Irian Jaya  Fosil fosil serta sejarah manusia menurut evolusi Darwin juga terdapat di sini Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di ruangan ini juga memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan) dan sumber daya mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan dan mineral menempati bilik di sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis batuan, mineral dan susunan kristalografi dalam bentuk panel dan peraga asli. Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geolologi, geofisika, gunung api, geomorfologi, seismotektonik dan segalanya) dan publikasi-publikasi sebagai sarana pemasyarakan data dan informasi geologi Indonesia. Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunung apian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa gunungapi aktif di Indonesia seperti : Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-panel informasi ruangan ini dilengkapi dengan maket kompleks Gunungapi Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api tertata dalam lemari kaca. Ruang Sayap Timur Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern, yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan. Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, dimana makhluk hidup yang paling primitif pun belum ditemukan. Beberapa miliar tahun sesudahnya, disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung perkembangan beberapa jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang keberadaan terekam dalam bentuk fosil Reptilia bertulang-belakang berukuran besar yang hidup menguasai Masa Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu) diperagakan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal buas pemakan daging) yang panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8 ton. Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 miliar tahun lalu selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi mamalia yang hidup pada zaman Tersier (6,5-1,7 juta tahun lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa. Kumpulan fosil tengkorak manusia-purba yang ditemukan di Indonesia (Homo erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam bentuk replikanya. Begitu pula dengan artefak yang dipergunkan, yang mencirikan perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu. Penampang stratigrafi sedimen Kuarter daerah Sangiran (Solo, Jawa Tengah), Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur) yang sangat berarti dalam pengungkap sejarah dan evolusi manusia-purba diperagakan dalam bentuk panel dan maket. Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda itu ditampilkan dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran Danau Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut pernah dihuni oleh manusia prasejarah. Informasi lengkap tentang fosil dan sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan lingkungan-purba. b.

Lantai II

Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur Ruang barat (dipakai oleh staf museum)

Sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia. Ruang Tengah Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186 miliar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawahtanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 miliar ton. Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer dalam lemari kaca di sekitar maket. Miniatur menara pemboran minyak dan gas bumi juga diperagakan di sini. Ruang Timur Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.  Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di Indonesia.  Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral  Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari, baik secara tradisional maupun modern.  Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan energi  Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek negatif) seperti tanah longksor, letusan gunung api dan sebagainya.  Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan dengan gejala kegunungapian.  Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.

BAB III Metode Penelitian

3.1 Tujuan Penelitian 3.1.1 Tujuan umum untuk mengetahui museum geologi 3.1.2 Tujuan khusus penelitian Seperti apakah tata pamer yang disajikan di ruang pamer sejarah kehidupan saat ini? Bagaimanakah alternatif model tata pamer yang lebih komunikatif dan apresiatif bagi pengunjung pada ruang pamer sejarah kehidupan?

3.2 Sumber Data Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peeliti secara langsung. Dara sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.

3.3 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan factor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. 3.4 Metode Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut :  Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.  Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan pnelitian yang telah direncanakan.  Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan ddihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik 3.5 Study literature (kajian pustaka) Merupakan penelurusan literature yang bersumber dari buku, media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan penelitian.

3.6 Pelaksanaan Penelitian Tempat Penelitian dilakukan pada tempat tinggal peneliti Museum Geologi Bandung Jalan Diponegoro No.57, Bandung, Jawa Barat 40122, Indonesia

3.7 Desain penelitian

Pengumpulan Sumber Data

Kesimpulan

Proses pengolahan

Pengumpulan data(percobaan)

Analisis Hasil dan Pembahasaan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Museum Geologi 4.1.1

Pengertian Museum Geologi pertama kali diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929 Masehi, awalnya museum ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi hasil penyelidikan geologi yang dilakukan oleh para ahli yang dikomandoi oleh pemerintah Belanda pada zaman dahulu.

Gambar 2. Penampakan Museum Geologi Bandung

4.1.2

Jumlah Pengunjung Dari tahun 1969samapi tahun 1998 Museum Geologi pengunjung pun terus meningkat jumlahnya, 85 % terdiri dari pelajardan mahasiswa yang ingin menambah ilmu pengetahuannya dalam bidang geologi atau sejenisnya, karena pada sistem peragaan yang disusun pada tahun 1929 kurang informatif, maka mulai tahun 1993 dijajagi proyek kerjasama dengan pemerintah Jepang dengan pengembangan museum geologi proyek kerjasama saat ini diselesaikan pertengahan yaitu pada bulan Agustus 2002 dan diresmikan tanggal 22 Agustus 2002.

4.2

Sejarah Perkembangan Muka Bumi 4.2.1 Pengertian Bumi terbentuk dimulai 4.60.000.000 tahun yang lalu dan mengalami beberapa perkembangan samapi terbentuk seperti saat ini. Pada awal terbentuknya, bumi masih berupa bola api yang mengalami akulasi panas akibat kontraksi gravitasi peluruhan radioaktif dan hujan mikroit.

Gambar 3. Perjalanan Bumi

Masa tersebtu disebut masa Arkeozaikum yang berakhir 2.500.000.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, inti bumi yang merupakan cairan besi dan nikel memisahkan diri dari mantel bumi. Penguapan besar-besaran gas dari dalam bumi bersama-sama dengan hidrogen dan helium membentuk atmosfer positif yang kemudian menyebabkan proses pendinginan bagian secara berangsur-angsur membentuk kerak bumi. Masa Arkeozoikum merupakan awal pembentukan batuan kerak bumi yang berkembang menjadi protokinten. Batuan masa ini ditemukan dibagian dunia yang berumur 3.800.000.000 tahun yang lalu. Pada masa ini pula tercatat sebagai awal munculnya kehidupan primitif di dalam samudra yang berupa ganggang dan bakteri yang dibuktikan dengan ditemukan posil Iyanobacteria dan Stromatin (3.500.000.000 tahun). Masa protozoikum (2,5 milyar – 590 juta tahun yang lalu). Masa ini mulai terjadi perkembangan hidrosfer dan atmosfer serta dimulainya kehidupan yang lebih kompleks. Masa Arkeizonikum dan Protozoikum dikenal dengan masa Prokambium. Masa Paleozonikum dibagi menajdi 6 zaman sebagai berikut : 1. Zaman Kambrium (590 juta – 500 juta tahun yang lalu) Bumi masih berbentuk lautan penuh dengan daratan yang disebut dengan Ondwana yang merupakan cikal bakal pulau / negara India, Afrika, sebagian Asia, AustraliaAntartika danlain-lain.

G a m r Gambar 4. Masa Zaman Kambrium

2. Zaman Ordovisium (500 juta – 440 juta tahun yang lalu) Daratan Gonswana masih menutupi celah-celah samudra, meluapnya samudra dan terjadinya zaman es adalah peristiwa yang terjadi pada masa ini. 3. Zaman Selur (440 juta – 410 juta tahun yang lalu) Terjadi pembentukan kereta pegunungan yang melintasi daerah yagn sekarang kita kenal sebagai daerah Skandinavia, Skotlandia dan pantai Amerika Utara. 4. Zaman Devon (410 juta -360 juta tahun yang lalu) Menyurutnya samudra hingga menyebabkan benua raksasa Gondwana daerah Eropa Timur dan Greenland terjadi pada masa ini. 5. Zaman Karbon Kwali (360 juta – 260 juta tahun yang lalu) Terjadinya penyatuan benua dan membentuk daratan yang iklim daerahnya tergantung pada letak geografis dan astronomisnya masing-masing. 6. Zaman Perme (260 juta – 250 juta tahun yang lalu) Benua pangea bergabung bersama membentuk daratan, air mulai menyurut karena terjadi pembentukan di daerah Antartika dan Afrika yang menyebabkan terjadinya iklim kering gurun pasir di daerah utara. Masa Mesozoikum terbagi 3 zaman sebagai berikut : 1. Zaman Tiras (250 juta – 210 juta tahun yang lalu) Benua Pangea bergerak ke arah utara dan daerah gurun terbentuk lembaran es di daerah selatan mulai mencair ke celah-celah antar benua mulai terbentuk di Pangea. 2. Zaman Jura (210 juta – 140 juta tahun yang lalu) Benua Pangea terpecah yaitu darata yang sekarang dikenal sebagai Amerika Utara memisahkan diri dari daratan Afrika. Selain itu, daratan Amerika Selatan memisahkan diri dari daratan Antartikan dan Australia. 3. Zaman Kapur (140 juta – 65 juta tahun yang lalu) Negara India terlepas dari Afrika daratan utamanya menuju daerah Asia dan terbentuklah iklim sedang di daerah India.

Gambar 5. Masa Zaman Kapur atau Cretaceous

Masa Konozoikum menjadi 6 zaman yaitu : 1. Kala Paleosin (67 juta – 56,7 juta tahun yang lalu) Awal munculnya pemakan rumput, primata, burung dan sebagian reptil. Kala ini ditandai dengan kegiatan magma secara intensif, busur lava yang besar dan hujan meteroid. 2. Kala Eosen (56,7 juta – 35,5 juta tahun yang lalu) Daerah Afrika menabrak daerah Eropa dan daerah India masih bergerak menuju daerah Asia, mengangkat pegunungan Alpen dan pegunungan Himalaya. Tekanan antara benua membentuk cekungan samudra melebar yang menyebabkan permukaan air laut merendah. 3. Kala Oligasen (35,5 juta – 24 juta tahun yang lalu) Daratan kian lua, lautan menyempit, pergerakan kerak benua terjadi secara luas di daerah Amerika dan daerah Eropa mulailah terbentuk pada kala Oligosen ini. 4. Kala Miosen (24 juta – 5 juta tahun yang lalu) Pada kala ini padang rumput semakin meluas, hutan semakin berkurang. 5. Kala Pliosen (5 juta – 1,8 juta tahun yang lalu) Sejumlah besar tumbuhan habis karena cuaca yang semakin dingin. 6. Kala Plestosen (1,8 juta – 0,01 juta tahun yang lalu) Kala ini dikenal sebagai zaman es karena pada zaman ini terjadi beberapa kali Glasisasi. Pada zaman ini sebagian besar daerah Eropa, Amerika, Utara, Asia Utara ditutupi oleh es, begitu pula pegunungan Alpen, Himalaya dan Cherpathia, iklim bumi benarbenar lebih hangat. 4.2.2

Ciri-ciri Atmosfer dan Manfaatnya Atmosfer berasal dari kata Atmos yang berarti uap atau gas dan spahira atau Sphere yang berarti bola jadi, atmosfer adalah masa udara yang menyelimuti bulatan bumi. Atmosfer ini penting untuk melindungi bumi dari pemanasan dan pendinginan yang berlebihan serta meteor-meteor dan sebagainya. Di dalam atmosfer terdiri dari gas-gas atau zat-zat yang makin tinggi lapisan udara itu makin tipis. Unsur utama yang dominan adalah nitrogen ((N2) sebanyak 78 %, oksigen (O2) 21 %, Argon (Ar) 1 %dan karbondioksida (CO2) 0,03 %. Nitrogen (N2) dalam atmosfer merupakan unsur yang tidak mudah bergabung dengan unsur lain, sehingga hanya sedikit yang dimanfaatkan oleh tanah dan tumbuhtumbuhan. Sementara itu oksigen (O2) merupakan unsur yang aktif dan mudah bersenyawa dengan unsur lain. Hal ini dapat dilihat dalam proses pelapukan oksigen pada tanah dan dimanfaatkan untuk bernafas pada mahluk hidup. Argon merupakan unsur yang tidak begitu penting dalam proses alam karbondioksida (CO2) meskipun sedikit merupakan unsur yang snagat penting karena sangat menyerap panas matahari yang berguna bagi tumbuh-tumbuhandan proses fotosintesis yaitu mengubah zat mata menjadi karbohidrat. Atmosfer mempunyai lapisan-lapisan yang meliputi sebagai berikut : A.

Troposfer (troposphere) 1. Ketinggiannya tidak sama yaitu sebagai berikut : a. di daerah kutub tingginya antara 0 – 8 km dml (dari muka bumi) b. di daerah khatulistiwa, tingginya antara 0 – 16 km dml c. tinggi rata-rata lebih kurang 12 km dml

2. Masa udara didilapisi paling rapat. Kandungan zat dan gas paling kompleks, lebih kurang 80 % dan kandungan zat serta gas seluruhnya terdapat di lapisan trosfer. 3. Karakteristik suhu di lapisan ini makin tinggi udara yangnaik suhu udaranya semakin rendah sampai zona suhu terendah batas trosfer dengan stratosfer mencapai 600 C. Lapisan masa udara terdingin inilah disebut zona tropopause. Sebaliknya geraak masaudara naik setiap 100 meter, suhu turun rata-rata 50 C. berdasarkan karakteristik suhu udara inilah troposper menjadi ruang tempat terbentuknya proses cuaca yang berpengaruh terhadap kehidupan mahluk hidup di permukaan bumi. Proses-proses cuaca seperti hujan, angin, awan dan sebagainya terjadi pada lapisan ini. B. Atratosfer (stratosphere) 1. Ketinggiannya antara 15 – 55 km di muka laut. 2. Masa udara di lapisan ini tidak serapat masa udara di lapisan troposfer. Di lapisan bagian atas yaitu di sekitar batas stratosfer dengan mesofer (zona stratopause) merupakan konsentrasi gas ozon (O2) paling besar. Konsentrasi gas ozon di lapisan ini berfungsi sebagai pelindung bumi karena unsur-unsur matahari, seperti sinar gamma, sinar x, untraviolet dan infra merah dinetralisir oleh O3. oleh karena itu, unsur-unsur radiasi matahari sampai ke permukaan bumi tidak membahayakan kehidupan mahluk hidup. 3. Suhu udara dari tropopause samapi stratopause meningkat dari 620 C hingga mencapai 00 C akan tetapi dan stratopause terus menurun sampai -10 0 C di zona misofer. C.

Mesoder (mesosphere) 1. Ketinggiannya antara 55 – 75 km 2. Suhu udara di lapisan inimenurun tajam hingga mencapai -1000 C. Batubatu meteorit yang bergerak berasal dari ekssosfer menembus atmosfer (akibat gravitasi bumi). Dilapisan mesofer batu meorit dihimpit oleh masa udara yang dingin. Akibatnya, terbakar dan hancur sebelum menyentuh muka bumi jadi, mesofer berfungsi sebagai pelindung bumi dari benturan-benturan batuan meteorit.

D. Termosfer (thermosphere) 1. Ketinggiannya dari 75 km sampai ketinggian yang belum diketahui. 2. Lapisan paling bawah dari termosfer ini disebut dengan ionosfer. Di lapisan ionosfer ini ketinggiannya antara 75 – 375 km dan merupakan ruang tempat proses ionisasi atau pembentuakn gas ion yang bermuatan listrik positif. Akibatnya, suhu di lapisan ini tinggi. Pada ketinggian 375 km suhunya naik sampai 1.0100 C dan pada ketinggian 480 km suhunya mencapai 12000 C. Di lapisan ini aurora (cahaya kutub) terlihat bergemerlap. 4.2.3

Bentuk Muka Bumi Bentuk muka bumi ini tidak rata atau bergelombang, terdiri dari daratan dan dasar laut. Dasar lautan adalah muka bumi yang lebih rendah daripada daratan. Dasar lautan menjadi tempat menggenangnya air. a.

Bentuk muka Bumi di Daratan

Daratan adalah bentuk muka bumi yang timbul di atas permukaan laut atau lautan. Daratan tersebut berupa benua danpulau. Ketinggiannya 0 meter – 9.000 meter dari permukaan laut. 1. Daratan rendah pantai, tingginya antara 0 m – 200 m diatas permukaan laut. 2. Daratan tinggi, meliputi sebagai berikut : Pegunungan rendah, tingginya antara 201 m – 500 m diatas permukaan laut Pegunungan menegah, tingginya antara 501 m – 1.500 diatas permukaan laut Pegunungan tinggi, tingginya lebih dari 1500 m diatas permukaan laut. Gunung yaitu bagian dari puncak pegunungan yang tingginya beragam. Gunung-gunung berpuncak tinggi umumnya dijumpai di daerah pegunungan tinggi dan dijumpai di pegunungan menengah. Lembah, ngarai, bukit dan plato. Lembah adalah bagian permukaan bumi yang rendah, letaknya diantara lereng-lereng kaki pegunungan, gunung atau bukit. Lembah yang curam, dalam, dan memanjang disebut ngarai atau cayon. Disepanjang ngarai, hampir selalu terdapat sungai. Negara sering dijumpai di daerah muka bumi bentuk grabon. Grabon terbentuk dibagian puncak pegunungan lipatan yang patahdi Indonesia graben banyak dijumpai di bagian-bagian pegunungan misalnya patahan semangko Usumatera) yang panjangnya 1650 km. Bukit adalah gunung kecil disebut juga perbukitan umum terdapat di sekitar lokasi pegunungan rendah dan pegunungan menengah. Plato (plateu) adalah bagian muka bumi yang relatif datar dan tingginya melebihi 700 m di atas permukaan laut. b. Daratan dan potensinya bagi kehidupan c.

4.2.4

Setiap ragam bentuk daratan mempunyai fungsi atau potensi menopang kehidupan manusia. Lebih-lebih jika bentang daratan ini memiliki iklim yang baik, seperti di bumi nusantara kita. Iklim dikatakan baik apabila curah hujannya cukup banyak dan temperatur udara sedang. Dengan demikian memungkinkan tumbuh suburnya aneka jenis tumbuh-tumbuhan serta hidupnya aneka jenis hewan. Iklim dikatakan kurang baik jika temperatur udara terlampau rendah (sangat dingin) atau terlampau tinggi dan jarang sekali turun hujan. Daratan pulau- pulau di Indonesia terbentuk lahan asal struktural dan lahan asal vulkanik. Indonesia beriklim laut muson tropik yang bersuhu tinggi dan bercurah hujan banyak. Akibatnya bagian terluas daratan pulau-pulau tertutup vegetasi yang berpopulasi besar.

Bentuk-bentuk Batuan pada Proses Permukaan Bumi Bentuk batuan pada proses permukaan bumi, dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu: a. Batuan beku ialah batuan yagn terjadi karena magma yang berupa zat cair pijar mengalami pendinginan dan menjadi beku 1. Batuan beku dalam (plutonik atau abisik), tempat pembekuan di saluran magma di bagian dalam trosfer (di dalam bumi).

Gambar 6. Kenampakan batu diabas

Gambar 7. Kenampakan Batu dasit

2. Batuan beku yang atau kordio, tempat pembekuannya di saluran magma (diatrema). 3. Batuan beku luar atau lelehan, tempat pembekuannya permukaan bumi. b. Batuan Sedimen (endapan) ialah batuan yang diangkut oleh aliran air, angin atau cairan gletser kemudian diendapkan di tempat ini.

Gambar 8. Kenampakan Kumpulan Batuan Sedimen

Akibat proses diagenesis (gaya kimia dan fisis) batuan sedimen menjadi keras.Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dibagi menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut : 1. Batuan sedimen klasik, yaitu sedimen yang susunan kimianya sama dengan bahan asal. Ketika diangkut hanya mengalami penghancuran dari besar menjadi kecil misalnya, kerikil, pasir, lumpur (berasal dari batu-batu besar di gunung, masuk ke sungai lalu terbawa air dan saling membentuk dan akhirnya menjadi kecil, susunan kimianya masih sama dengan batuan asal).

Gambar 9. Kenampakan Batu Pasir Berlapis

2. Batuan sedimen kimiawi, yaitu sedimen yang terjadi karena proses kimia pelarutan, penguapan dan oksidasi. Misalnya batu gamping (CaCO2) menjadi larutan air kapur (HCO3) yang disebabkan oleh air hujan yang mengandung CO2.

Gambar 10. Kenampakan Batu Gamping Oolitik

3. Batuan sedimen organik, yaitu sedimen yang terjadi selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, yaitu bisa rumah atau bangkai binatang laut yang tertimbun di dasar laut, seperti kerang, terumbu karang, turang belulang, kotoran burung (guano) yang menggunung di perut dan lapisan humus di hutan.

c.

Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya batuan sedimen dibagi menjadi 4 yaitu : 1. Batuan sedimen aeolik (aerik) adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga angin yang mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain. Misalnya tanah las. 2. Batuan sedimen akualik adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga air mengalir yang mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain, misalnya breksi dan konglonurat. 3. Batuan sedimen glasial adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga gletser (es) yang mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain, misalnya morena yang berasal dari lelereng gunung yang terbawa gletser dan diendapkan di kaki gunung. 4. Batuan sedimen marin, yaitu batan sedimen yang terbentuk oleh tenaga air laut (gelombang dan arus) yang mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain, misalnya pasir putih dan pasir besi di pantai. Beberapa macam lingkungan tempat sedimen klestik diendapkan sebagai berikut : a. Lingkungan aluvial, yaitu lingkungan sungai misalnya endapan pasir di dasar dan keldian dan alur sungai. b. Lingkungan dulta, yaitu muara sungai misalnya macam-macam delta (pasir dan lumpur) c. Lingkungan gurun, misalnya gurun pasir d. Lingkungan glasial (daerah es) misalnya timbunan morena e. Lingkungan laut dangkal, misalnya sisa organisme laut, terumbu karang dan endapan lumpur dari darat.

d. Bantuan Metamorf (malihan atau berubah sifat) ialah bantuan beku atau sedimen yang telah mengalami perubahan bentuk dan sifat (metamorfosis) penyebabnya adalah suhu atau tekanan yang meningkat dan adanya penanmbahan zat lain ke dalam batuan asal.

Gambar 11. Kenampakan Kumpulan Batuan Metamorf

Ada beberapa macam metamorfosis yaitu : 1. Metamorfosis termal atau kontak atau sentuh yaitu proses batuan metamorf yang terbentuk karena perubahan suhu misalnya marmer, batu kapur dan antrosit terjadi dari batu bara. Metamorfosis kemal terdiri : a. Pyrometamorfosis yaitu proses batuan yang sangat tinggi, misalnya marmer dan anteasit

b. Pneumatolysis, yaitu proses batuan metamorf terbentuk karena gas dari magma yang sedang naik dapat mengubah batuan sekeliling dan bentuk mineral batu misalnya, pembentukan biji timah dan bangka. c. Hidrotermal, yaitu proses batuan metamorf yang terbentuk karena larutan panas bakar gas yang memprosesnya. Misalnya andesit diubah menjadi propilit. 2. Metamorfosis dinamo, yaitu proses batuan metamorf yang terbentuk karena adanya perubahan tekanan misalnya, batu sabah dan batu bara. 3. Metamorfosis regional, yaitu proses batuan-batuan metamorf yang terbentuk karena faktor suhu dan tekanan yang bekerja bersama-sama misalnya batuan genesis, sabah, dan serpih.

Gambar 12. Kenampakan Batu Gneiss

4.3

Kehidupan pada Masa Lampau 4.3.1 Pengertian Kehidupan masa lampau biasa berhubungan dengan sejarah yang berartikan untuk unsur pengertian yaitu sejarah sebagai suatu peristiwa, sejarah sebagai peristiwa, sebagai ilmu serta sebagai seni.Sejarah sebagai peristiwa adalah sejarah yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat pada masa lampau. Dalam pengertian ini, kata “sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat” sangat penting sebab segala sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan hubungan dan kehidupan masyarakat bukanlah sejarah, selanjutnya kata “masa lampau” karena suatu kehidupan atau peristiwa yang terjadi pada hari bukanlah sejarah. Sejarah sebagai kisah adalah peristiwa sejarah yang dikisahkan kembali atau diceritakan kembali sebagai hasil rekonstruksi atau sejarah (sejarahwan) terhadap sebagai periwtiwa, contohnya sebagai buku hasil penelitian. Sejarah sebagai ilmu adalah serangkaian langkah (prosedur) yang harus ditempuh oleh peneliti sejarah dalam menyusun kembali (merekonstruksi) susunan peristiwa sejarah.Sejarah sebagai seni yaitu, suatu sejarah yang berkaitan dengan suatu kaidah dankemudahanbahasa. Oleh karena itu seniman-seniman karya sejarah (historyography) tidak hanya dipandang sebagai karya ilmiah, tetapi juga karya seni. Di dalam sejarah terdapat hasil-hasil peninggalan-peninggalan , bagaimana yang disebutkan sebagian peninggalan zaman dulu yang tentunya di museum geologi. 4.3.2

Jenis-jenis Hasil Peninggalan pada Zaman Sejarah (masa lampau) a. Di Museum Geologi ini terdapat berbagai hasil-hasil peninggalan zaman sejarah (masa lampau) diantaranya fosil dan benda-benda hasil peninggalan zaman dulu.

1. Fosil Di Museum Geologi terdapat fosil manusia purba serta fosli mahluk hidup lainnya. Fosli manusia purba yang ada disini yaitu : a.

Meganehtropus Palaeojavanicus Perawakan Megantropus Paleojavanicus diperkirakan tegap, diperkirakan masif dengan tulang pipi tebal tonjokannya belakang kepala yang tajam serta tempat pelekatan yang besar bagi otot-otot tengkuh yang kuat. Dengan gerakan yang besar, maka permukaan tengah banyak kerutan-kerutan dengan gigi yang sangat kuat.

b. Phylecanthropus Erectus Fosil ini banyak ditemukan di Indonesia. Tinggi badan diperkirakan antara 165 – 180 cm dengan tubuh dan anggota badan yang tegap, mukanya memiliki tonjolan kuning yang kua, hidung yang lebar dengan belakang kepala menyudut, isi tengkorak berkisar antara 750 – 100 cm. c. Homosapiens Jenis Homosapiens memiliki ciri yang lebih maju dengan Phytecanthropus erectus. Berjalan dan berdiri tegak serta lebih sempurna, tinggi badannya antara 130 – 210 cm,

Gambar 13. Kenampakan Fossil Homo Sapiens Wajanikes

mulanya datar dan lebar, akar hidung lebar dan bagian mulutnya agak sedikit menonjol, dahi membulat serta tinggi, sementara bagian belakang tengkorak juga membulat dengan rahang dan gigi mengecil dan lidah terlalu menonjol ke bagian depan. Volume tengkorak rata-rata antara 1350 – 1450 cm.Disini juga terdapat fosil hewan dan tumbuhan diantaranya : 1. Elephas Maximus 2. Bovid 3. Corvus 59 B 4. Fosil daun 5. Cypirinis Carpio 6. Phyton Retigulanus Akan tetapi tidak kami jelaskan, hanya sebagian diantaranya : a. Fosil Phyton Reugulatius, dan Fosil ini merupakan fosli ular yang ditemukan di Indonesia, Ciharaman kabupaten Bandung. Diameter 5 m. Morfologinya

mendekati jenis phyton rehtulatus, diperkirakan umurnya 30.000 – 40.000 tahun yang lalu.

Gambar 14. Fossil Ular

b.

Elephand Maximus Fosil gajah yang rahang bawahnya merupakan terlengkap jenisnya di Indonesia (saudara imam) pada waktu menggali sumur di rumahnya 16 Mei 2002 (teredap dalam batu pasir konglomerat 20.000 – 30.000 tahun yang lalu

Gambar 15.Kenampakan Fossil Mammoth

2. Alat atau Benda pada Masa Lampau Pada masa lalu manusia mempunyai berbagai alat yang digunakan sebagai kehidupannya sehari-hari yaitu : a. Alat batu, yaitu suatu alat yang terbuat dari bebatuan. Ragam alat batu diantaranya : 1. Kapak Penimbas (Chopper) 2. Serut genggam (Sropper) 3. Kapak penerak (Chopping tool) 4. Pahat genggam (hand adec) 5. Kapak genggam awai (Proto hand axe) b. Alat serpih Adalah perkakas yang digunakan sebagai pisau, gurdi atau penusuk. Alat ini digunakan sebelum mengenal tulisan yakni digunakan sebagai mengupas, memotong atau juga menggali sejenis umbi-umbian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Museum Geologi memiliki tidak kurang dari 250.000 koleksi batuan dan mineral, serta sekitar 60.000 koleksi fosil, Museum Geologi di buka setiap hari,kecuali hari jum’at dan libur nasional Museum Geologi di dirikan pada tahun 1928 yang kemudian diresmikan pada 16 mei 1929. Museum Geologi sebagai tampat objek wisata dan sebagai tempat pendidikan. Museum geologi merupakan tempat dari hasil peninggalan-peninggalan pada zaman dulu yang baik sebagai tempat ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh kalangan pelajar. Permukaan bumi merupakan hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang selalu mendapat perubahan dari zaman ke zaman

5.2 Saran Kita sebagai generasi muda hendaklah menjaga sejarah bangsa kita.khsusnya pada unsur sejarah yang terdapat di Museum Geologi Bandung dan janganlah kita merusak keindahan alam sekitar kita. penulis berharap pembaca memberikan kritik atau saran yang bersifat membangun, penulis menyadari bahwa karya tulis ini belum sempurna.

DAFTAR PUSTAKA Buku

:

Arifin, E. Z. 1993. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar (Pedoman Praktis untuk Perguruan Tinggi). Jakarta: PT Medyatama Sarana Perkasa. Soehardjan, M. 1997. Pengeditan Publikasi Karya Ilmiah Populer. Jakarta: Balai Pustaka. Soeseno, S. 1981. Teknik Penulisn Ilmiah-Populer.Jakarta : Balai Pustaka.

Website

:

http://pl4net99.blogspot.com/2013/08/laporan-penelitian-museum-geologi.html. Diakses pada tanggal 27 Januari 2015. http://anekatempatwisata.com/wisata-bandung-museum-geologi-bandung/. Diakses pada tanggal 27 Januari 2015. http://anekatempatwisata.com/wisata-bandung-museum-geologi-bandung/. Diakses pada tanggal 27 Januari 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Geologi_Bandung. Diakses pada tanggal 27 Januari 2015.

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Prangko Museum Geologi Bandung....................................................................... 3 Gambar 2. Penampakan Museum Geologi Bandung ...............................................................9 Gambar 3. Perjalanan Bumi.................................................................................................... 10 Gambar 4. Masa Zaman Kambrium....................................................................................... 10 Gambar 5. Masa Zaman Kapur atau Cretaceous.................................................................... 11 Gambar 6. Kenampakan batu diabas...................................................................................... 15 Gambar 7. Kenampakan Batu dasit ........................................................................................15 Gambar 8. Kenampakan Kumpulan Batuan Sedimen............................................................ 15 Gambar 9. Kenampakan Batu Pasir Berlapis .........................................................................16 Gambar 10. Kenampakan Batu Gamping Oolitik.................................................................. 16 Gambar 11. Kenampakan Kumpulan Batuan Metamorf ...................................................... 17

Gambar 12. Kenampakan Batu Gneiss.................................................................................. 18 Gambar 13. Kenampakan Fossil Homo Sapiens Wajanikes .................................................19 Gambar 14. Fossil Ular .........................................................................................................20 Gambar 15.Kenampakan Fossil Mammoth .......................................................................... 20

More Documents from "Rifelita Ira"