BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Lanjut usia adalah salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada fase ini seorang individu mengalami berbagai macam kemunduran dalam hidupnya
seperti
mengakibatkan
kemunduran
lansia
sering
fisik
dan
dipandang
fungsi sebagai
kognisi
yang
makhluk
yang
merepotkan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Administration of Aging (dalam Papalia dkk, 2009) Lansia adalah sekelompok orang yang mengalami suatu proses perubahan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Jumlah lansia di dunia, termasuk negara Indonesia bertambah tiap tahunnya. Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015, populasi penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau lebih, mencapai 900 juta jiwa. Dewasa ini, terdapat 125 juta jiwa yang berusia 80 tahun atau lebih, pada tahun 2050, diperkirakan mencapai 2 milliar jiwa di seluruh dunia. Akan ada hampir sebanyak 120 juta jiwa yang tinggal sendiri di Cina, dan 434 juta orang di kelompok usia ini di seluruh dunia. Di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2 2020 diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi (Departemen Kesehatan RI, 2013; WHO, 2015). Dari sensus penduduk dunia, Indonesia mengalami peningkatan jumlah lansia (60 tahun ke atas) dari 3,7% pada tahun 1960 hingga 9,7% pada tahun 2011. Diperkirakan akan meningkat menjadi 11,34% pada tahun 2020 dan 25% pada tahun 2050. Jumlah orang tua di Indonesia berada di peringkat keempat terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika.
Propinsi Jawa tengah adalah salah satu propinsi yang mempunyai penduduk usia lanjut diatas jumlah lansia nasional yang hanya 7,6% pada tahun 2000 dan dengan usia harapan hidup mencapai 64,9 tahun. Secara kuantitatif kedua parameter tersebut lebih tinggi dari ukuran nasional (Kadar, Francis, dan Sellick, 2012; Departemen Kesehatan, 2013) Pada tahun 2012 persentase penduduk usia 60 tahun keatas adalah 7,58%, sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 8 %, pada tahun 2014 meningkat menjadi 8,2% dan tahun 2015 meningkat menjadi 8,5% ( BPS 2015). Klasifikasi para ilmuwan dewasa ini dalam mempelajari proses penuaan pada manusia membagi tiga kelompok lansia yaitu: lansia muda (berusia 65-74 tahun), lansia tua (berusia 75-84 tahun), dan lansia tertua (berusia 85 tahun ke atas) (Papalia dkk, 2009). Lebih lanjut dijelaskan bahwa terdapat perbedaan tertentu di antara individu- individu dalam usia saat mereka mulai menua. Kondisi kehidupan dan perawatan yang baik pada kebanyakan laki- laki dan perempuan saat ini tidak menunjukkan tandatanda penuaan mental maupun fisik hingga usia enam puluh ke atas. Karena hal itulah usia enam puluh ke atas dijadikan sebagai usia pensiun di berbagai jurusan, sebagai tanda dimulainya usia lanjut (Hurlock, 2012 ). Ketahanan dalam ilmu psikologi positif disebut dengan istilah resiliensi (Yuniar dkk dalam Luthans, 2011). Resiliensi mengacu pada kemampuan atau kapasitas individu untuk bertahan dan bangkit kembali atau pulih guna memulihkan kebahagiaan setelah menghadapi kesulitan atau situasi yang tidak menyenangkan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa resiliensi didefinisikan sebagai kemampuan atau kapasitas yang dimiliki individu untuk mengatasi dan melakukan adaptasi terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan seseorang. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan bertahan dalam keadaan tertekan, dan bahkan berhadapan dengan kesengsaraan atau trauma yang dialami dalam kehidupan (Reivich & Shatte, 2002).
Individu yang memiliki perilaku resilien diharapkan dapat menghadapi berbagai permasalahan atau kesulitan hidup secara wajar dan positif. Perilaku- perilaku resilien tersebut pada dasarnya adalah kemampuankemampuan positif yang berasal dari dalam diri individu sehingga akan membentuk individu menjadi pribadi yang tangguh dan dapat segera pulih kembali dari kejadian atau pengalaman sulit yang menimpa. Menurut Reivich & Shatte (2002), individu yang resilien adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mengatur emosi (emotion regulation), optimis, memiliki empati, memiliki efikasi diri, memiliki kontrol terhadap impuls, kemampuan menganalisa masalah, dan pencapaian diri. Lansia yang memiliki karakteristikkarakteristik perilaku resilien diharapkan dapat menghadapi berbagai permasalahan hidup yang sulit ketika berada pada usia lanjut, salah satunya adalah kesiapan dan penyesuaian diri saat menghadapi kematian pasangan. Karakteristik lansia yang berbeda- beda menghasilkan respon yang berbeda pula pada setiap lansia dalam menghadapi kematian pasangan. Kenyataan yang ada menunjukkan masih banyak lansia yang belum memiliki kesiapan atau antisipasi dalam menghadapi kematian pasangan. Panti Sosial Tresna Werdha merupakan salah satu panti di lampung, yang beralamat jalan Sitara no. 19 Muara Putih Natar Kabupaten Lampung Selatan. yang menjadi tempat pelaksanaan praktek keperawatan Gerontik yang diharapkan menjadi salah satu daerah binaan dalam penerapan proses keperawatan Gerontik. Salah satu alasan dipilihnya PSTW Natar sebagai lokasi praktek profesi keperawatan Gerontik adalah karena diharapkan dengan keberadaan mahasiswa dapat memberikan kontribusi dalam membantu tercapainya tujuan tersebut. Pada akhir praktek keperawatan gerontik diharapkan lansia mampu mandiri dalam menyelesaikan berbagai masalah baik psikososial spritual dan kesehatannya. Disamping itu pula untuk melihat secara nyata pola perilaku kebiasaan hidup sehat pada msyarakat setempat, dengan tujuan untuk merubah
perilaku dan meningkatkan pengetahuan tentang psikososial spiritual dan kesehatan tubuh. Yang mana dari tidak tahu menjadi tahu,dan juga memberikan pengetahuan kepada lansia dalam bentuk penyuluhanpenyuluhan, senam dan ceramah keagamaan.
1.2 Tujuan 1.2.1 TujuanUmum Menerapkan proses keperawatan gerontik dengan bekerjasama dengan para pengurus wisma dalam meningkatkan dan memelihara kesehatan serta mencegah timbulnya penyakit dengan menggunakan ilmu keperawatan. 1.2.2 TujuanKhusus Dalam program profesi kesehatan Gerontik di harapkan mahasiswa mampu : 1.
Mengkaji kebutuhan dan masalah keperawatan Gerontik
2.
Mengidentifikasi
masalah-masalah
kesehatan
dan
keperawatan
Gerontik. 3.
Menetapkan rencana asuhan keperawatan Gerontik dalam rangka mengembangkan kemampuan lansia dan komunitas untuk mengatasi masalah kesehatannya.
4.
Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan berdasarkan kriteria tertentu
5.
Melaksanakan
rencana
keperawatan
melalui
pendekatan
pengorganisasian lansia, 6.
Mengevaluasi tindakan keperawatan berdasarkan standar dan criteria yang ditetapkan
7.
Mencatat dan melaporkan data atau informasi yang tepat berbagai aktifitas asuhan keperawatan pada lansia dan komunitas
1.3
Manfaat Penulisan Laporan hasil praktik keperawatan Gerontik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Pengembangan kemandirian lansia dalam mengatasi berbagaima salah kesehatan yang ditandai dengan terciptanya lansia yang aktip bersosialisasi baik dalam kegiatan fisik, bermasyarakat maupun spritual serta memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia. b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan konsepkonsep keperawatan Gerontik yang diperoleh pada perkuliahan untuk memfasilitasi lansia dalam memecahkan berbagai masalah kesehatan. c. Meningkatkan kemampuan Gerontik dalam melaksanakan fungsi kesehatan dan perawatan kesehatan anggota keluarganya. d. Dapat membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan keperawatan, institusi pelayanan kesehatan serta lansia sebagai penerima pelayanan kesehatan e. Sebagai masukan bagi program studi ilmu keperawatan dalam upaya meningkatkan
kemampuan
mahasiswa
dalam
penerapan
asuhan
keperawatan Gerontik.
1.4
Metode Penulisan a. Waktu dan tempat Praktek Keperawatan Gerontik ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha yang dilaksanakan selama 2 minggu mulai dari tanggal 4-16 Februari 2019 . b. Metode Pengumpulan Data dan Pendekatan Pemecahan Masalah. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi langsung, pemeriksaan fisik kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungannya
dengan
berpedoman
pada
format
pengkajian
keperawatan keluarga dan komunitas serta mempelajari berbagai sumber literature dengan menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan gerontik.