Isti Sap.docx

  • Uploaded by: Syelawati
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isti Sap.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,230
  • Pages: 8
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Hidup Sehat dan Sukses bagi Lansia

DISUSUN OLEH Istiqomah mahmudha (1490120180316)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG PROGRAM PROFESI NERS 2018/2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan

: Hidup Sehat dan Sukses bagi Lansia

Hari / Tanggal

: Rabu /13 Februari 2019

Tempat

: Wisma Teratai PSTW Wisma Katelia”

Sasaran

: LANSIA Di Wisma Katelia Khusus nya Ny. D

Waktu

: 30 menit

1. Tujuan Umum Setelah diberikan penjelasan tentang Lansia khusus nya Ny.D. dapat hidup sehat dan sukses di usia lanjut di PSTW wisma Katelia

2. Tujuan Khusus Setelah diberikan penjelasan tentang hidup sehat dan sukses lansia Khusus nya Ny. D di PSTW wisma Katelia, maka lansia mampu : a) Mengerti perubahan di usia lanjut. b) Mengerti kiat mempertahankan sehat fisik, psikologi ,sosial dan spiritual. c) Mengerti pentingnya hidup sehat dan sukses di usia lanjut.

3. Materi a) Perubahan penuaan pada lansia b) Pentingnya mempertahankan sehat fisik,psikologi,sosial dan spiritual di usia lanjut. c) Cara tetap sehat dan sukses diusia lanjut. d) Pembuatan kretifitas taflak meja.

4. Metode Ceramah dan Tanya jawab

5. Alat Bantu Flipchat Dan alat kreatifitas pembuatan taplak meja

6. Proses Penyuluhan No Fase

Kegiatan

1.

Menyiapkan

Pra Interaksi

Waktu satuan

acara 5 menit

penyuluhan dan flipchart.

2.

Kerja

1. Memperkenalkan diri 2. Menentukan

20 menit

kontrak

waktu

memberikan

salam

dengan lansia 3. Petugas pembuka 4. Petugas menjelaskan materi 5. Mendemonstrasikan pembuatan

terpai

cara kompres

hangat dengan jahe 6. Petugas memberikan kesempatan

kepada

lansia

untuk mengajukan pertanyan. 7. Petugas

menyimpulkan

kembali penjelasan yang telah diberikan 3.

Terminasi

Mengucapkan terima kasih dan 5 menit memberikan salam

7. Evaluasi a) Evalusi Struktur 1. Kesiapan Media meliputi : SAP, Alat terpi pembuatan jahe 2. Penentuan waktu 3. Penentuan tempat 4. Pengorganisasian panitia.

b) Evaluasi Proses 1. Dimulai tepat waktu 2. Kegiatan penyuluhan berjalan tertib. 3. Lansia mengajukan pertanyaan 4. Lansia mengikuti kegiatan sampai selesai

c) Evaluasi Hasil Lansia dapat menyebutkan usaha-usaha untuk mencapai hidup sehat.

Lampiran 1 MATERI PENYULUHAN

1. Perubahan menjadi tua, Adanya perubahan baik fisik, psikologi dan sosial, setelah manusia berumur 60 tahun keatas ( DepKes.1996 ). Kenapa menjadi tua : a. Teori Wear and Tear ; organ sudah aus karena dipakai terus menerus. b. Metabolisme menurun karena fungsi organ menurun sehingga sel-sel banyak yang mati (termasuk otak). c. Beban psikologis.

2. Perubahan umum manula. Kemunduran fisik a. Secara umum : jantung, paru-paru, otot b. Fleksibilitas menurun. c. Daya tahan stress fisik menurun d. Seksualitas menurun.

Kemunduran Patologis a. Intelegensia menurun (abstrak, problem solving, daya ingat dan konsentrasi b. Perubahan aspek kepribadian (ego, perilaku, harga diri). c. Emosi (curiga, depresi, takut, bingung). d. Produktifitas menurun, kreatifitas menurun.

e. Sukar tidur, bicara ngelantur.

Kemunduran sosial a. Kehilangan kedudukan, kekuasaan, penghasilan sehingga bisa menimbulkan harga diri menurun. b. Kehilangan teman, pasangan hidup c. Sulit terima gagasan baru. d. Tua yang bagaimana.  Datang dengan sendirinya.  Merupakan karunia.  Tidak bisa menghindar atau menolak  Usia lanjut yang berguna, bahagia dan sejahtera. e. Usaha yang dilakukan Harus terus aktif a) Hidup sederhana, santai, aktif ( organisasi, social, berkarya, hobi, olah raga ) Jalan-jalan minimal 1-2 kali /minggu, selama ½ - 1 jam. b) Sesuai dengan kemampuan. c) Teratur dan terus menerus.

Makanan/Gizi a)

Untuk mempertahankan kesehatan dan menunda kemunduaran fungsi organ tubuh.

b) Yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh. c)

Kebiasaan makan

d) Kebutuhan makanan :  Lemak

: 1 gr/hari

 Protein

: 1 gr/hari

 Mineral, Kalsium, Zat besi, Vitamin D.  Air

: 5 – 8 gelas perhari.

 Merencanakan makanan  Jadwal waktu makan dibuat sering dengan porsi kecil, mudah dicerna dan jangan makan terlau kenyang.  Minum secukupnya dan konsumsi garam dikurangi.  Batasi minum kopi atau teh

 Hindari BENJOL ( Bayam, Emping, Nanas,Jerohan,Otak ,Lemak  Peningkatan spiritual  Perlu persiapan fisik dan mental

Pendekatan pada Lansia 1. Pendekatan fisik Perawatan pada lansia juga dapat dilakukan dengan pendekatan fisik melalui perhatian terhadap kesehatan, kebutuhan, kejadianyang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakitnya yang dapat dicegah atau progresivitasnya. Perawatan fisik umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yaitu: a. Klien lanjut usia yang masih aktif dan memiliki keadaan fisik yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga dalam kebutuhannya sehari-hari ia masih mampu melakukannya sendiri. b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia ini, terutama tentang hal yang terhubung dengan kebersihan perseorangan untuk mempertahankan kesehatannya.

2. Pendekatan psikis Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia. Perawat dapat berperan sebagai pendukung dan interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahasia pribadi dan sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberi kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bdentuk keluhan agar lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsiptriple S yaitu sabar, simpatik dan service. Bila ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap. Perawat ahrus mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban. Bila perlu, usahakan agar mereka merasa puas dan bahagia di masa lanjut usianya.

3. Pendekatan social Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan salah satu upaya perawat dalam melakukan pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama sesame klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi, pendekatan sosial ini merupakan pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya, perawat dapat menciptakan hubungan sosial, baik antara lanjut usia maupun lanjut usia dengan perawat. Perawat memberi kesempatan seluas-luasnya kepada lanjut usia untuk mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi. Lansia prlu dirangsang untuk membaca surat kabar dan majalah. Dengan demikian, perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi, baik dengan sesama mereka maupun petugas yang secara lansung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia, termasuk asuhan keperawatan lansia dipanti sosial tresna wherda.

4. Pedekatan spiritual Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya dalam kedaan sakit atau mendeteksi kematian. Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi kematian, Dr. Tony setyobudi mengemukakan bahwa maut sering kali menggugah rasa takut. Rasa semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti ketidakpastian akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul lagi dengan kelurga dan lingkungan sekitarnya. Dalam menghadapi kematian setiap klien lanjut usia akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung dari kepribadian dan cara dalam mengahadapi hidup ini. Adapun kegelisahan yang timbul diakibatkan oleh persoalan keluarga perawat harus dapat meyakinkan lanjut usia bahwa kalaupun kelurga tadi di tinggalkan , masih ada orang lain yang mengurus mereka. Sedangkan rasa bersalah selalu menghantui pikiran lanjut usia. Umumnya pada waktu kematian akan datang agama atau kepercayaan seseorang merupakan factor yang penting sekali. Pada waktu inilah kelahiran seorang iman sangat perlu untuk melapangkan dada klien lanjut usia. Dengan demikian pendekatan perawat pada klien lanjut usia bukan hanya terhadap fisik saja, melainkan perawat lebih dituntut menemukan pribadi klien lanjut usia melalui agama mereka.

Dan kegiatan kreatifitas dalam pembuatan taflak meja....

DAFTAR PUSTAKA

Panduan

KeterampilanProsedur

Lab

KDM

2.

Jawa

Timur:

EGC Ns. Kusyati, Eni, S.Kep, dkk.2006. Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta.Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta

Related Documents

Isti Sap.docx
November 2019 6
Tqm Isti Kumalasari.docx
August 2019 19
Srpski Sport(isti)
November 2019 3
Neka Sam Isti Kao On
July 2020 0

More Documents from ""

Isti Sap.docx
November 2019 6
Bab I Pendahuluan.docx
November 2019 1