Bab I Pembahasan.docx

  • Uploaded by: Ismail Mukusibu
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Pembahasan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,786
  • Pages: 15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik Pengeluaran darah (Bloodletting) sudah sejak lama dikenal manusia dan menjadi bagian dari pengobatan pasien.teknik pengeluaran darah yang pertama ( tahun 100 SM) dilakukan oleh dokter – dokter dan Syiria dengan menggunakan lintah.Sebelum dikenal Hippocrates dengan sebutan “Bapak Ilmu Kedokteran” (abad5 SM), Seni pengambilan darah banyak mengalami perubahan demikian pula berbagai alat untuk keperluan pengambilan dan penampungan bahan darah (Rusdin, 2015). Menurut paradigma sehat, diharapkan orang tetap sehat dan lebih sehat, sedangkan yang berpenyakit lekas dapat di sembuhkan agar sehat. Untuk segera dapat disembuhkan, perlu di tentukan penyakitnya dan pengobatan yang tepat, serta prognosis atau ramalan yaitu ringan, berat, atau fatal (Arlina, 2018). Dalam menentukan diagnosis suatu penyakit, diperlukan beberapa uji laboratorim yaitu pemeriksaan spesimen yang diambil dari pasien. Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita. Sampel yang diambil dapat berupa darah, urin, feses, dahak, sekret vagina, dan sebagainya untuk menentukan diagnosa disertai dengan uji lainnya sebagai penunjang (Arlina, 2018). Dalam menunjang diagnosa suatu penyakit adalah dengan pemeriksaan laboratorium yang baik. Salah satu pemeriksan laboratorium yang sering

1

digunakan

dalam

pemeriksaan

darah

adalah

pemeriksaan

hemoglobin.

Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium (Arlina, 2018). Kebanyakan pengambilan spesimen darah saat ini masih dilaksanakan oleh teknisi/analis laboratorium baik diruang laboratorium maupun diruang perawatan. Dalam kegiatan pengambilan sampel darah dikenal istilah Phlebotomy yang berarti preses pengeluaran darah. Hasil pemeriksaan Laboratorium yang benar dan akurat merupakan andil atau modal dari tim Laboratorium (mencangkupi juga flebotomis) dalam menunjang diagnosis dan pemantauan penyakit. Oleh sebab itu, peran dan tanggung jawab seorang Flebotomis dalam melaksanakan tugasnya harus senantiasa disadari (Rusdin, 2015). 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah bagaimana cara pengambilan darah vena menggunakan spuit 3 cc ? 1.3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui bagaimana cara pengambilan darah vena menggunakan spuit 3 cc. 1.4 Manfaat Praktikum Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pengambilan darah vena menggunakan spuit 3 cc.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Darah Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan (Natalia,2015). Darah pada tubuh pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah paday). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertiga belas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter (Natalia,2015). Dalam keadaan normal, komposisi darah manusia adalah plasma darah, sel darah, protein, dan zat terlarut lainnya. Plasma darah merupakn bagian darah yang berbentuk cairan jernih kekuningan yang 90%nya adalah air dan bertugas untuk mengedarkan sari makanan keseluruh tubuh. Sel darah terdiri dari 3 macam, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping darah (trombosit). Sel-sel darah ini berasal dari satu induk yang sama, yaitu hemocytoblast (Natalia,2015). 2.2 Definisi Phlebotomy Phlebotomy berasal dari bahasa Yunani, yakni: Phlebo berarti pembuluh darah Vena Subcutis sedangkan Tomy ialah mengiris atau memotong. Phlebotomy adalah pengambilan sampel darah dengan cara menusuk pembuluh darah Vena Subcutis. Dalam bahasa Belanda, Dulu dikenal sebagai istilah Vena

3

sectie, dalam bahasa Inggris ialah Venesection atau Veni Section (Mulyadi, 2018). Phlebotomiest adalah orang yang dilatih untuk melakukan prosedur phlebotomy dengan kemampuan yang harus dimiliki sebagai berikut: 1. Kemampuan teknis: trampil mengambil spesimen darah melalui teknik penusukan vena (venipunctur) dan tusukan kulit (skinpunture). 2. Kemampuan mental: trampil mengorganisasi pekerjaannya secara efisien, sekalipun dalam kondisi tekanan dan selalu mengikuti prosedur tertulis yang telah baku dan dan menjadi penghubung yang baik antara pasien dan laboratorium. 3. Kemampuan pengetahuan produk: menguasai kriteria dan segala macam persyaratan pengambilan darah untuk setiap pemeriksaan laboratorium (Rusdin, 2015). 2.3 Tujuan Phlebotomy Tujuan phlebotomy adalah memperoleh sampel darah dalam volume yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan, dengan menusuk vena venupunctur) dengan jarum dari peralatan pendukungnya. Agar mendapatkan darah untuk pemeriksaan laboratorium maka harus memperhatikan proses pengambilan darah tersebut diantaranya yaitu peralatan yang dipakai, lokasi pengambilan darah vena yang umumnya di daerah vena fossacubiti yaitu vena cubiti atau daerah pergelangan tangan, selain itu vena yang dipilih tidak didaerah infuse yang terpasang

4

2.4 Pengertian Pengambilan Darah Vena Pengertian Pengambilan Darah Vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Darah dapat diambil dari vena dalam fossa cubiti,vena saphena magna/ vena superficial lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah (Arifriana, 2016). 2.5. Fungsi Darah Darah mempunyai beberapa fungsi, di antaranya : 1. Fungsi yang menyangkut pernapasan 2. Fungsi yang menyangkut nutrisi 3. Fungsi yang menyangkut ekskresi 4. Fungsi yang menyangkut kekebalan tubuh 5. Fungsi hormonal 6. Fungsi keseimbangan air dalam tubuh 7. Fungsi pengaturan tekanan osmotik 8. Fungsi pengatur suhu 9. Fungsi pengaturnkesimbangan asam-basa 10. Fungsi Pengatur keseimbangan ion, baik monovalensi maupun bivalensi, selektrolit, dan protein 11. Fungsi yang berhubungan dengan pengaturan tekanan darah (Ariffriana dkk, 2016).

5

2.6 Macam – Macam Spuit

Gambar 2.6.1 Spuit Alat suntik atau spuit adalah pompa piston sederhana untuk menyuntikkan atau menghisap cairan atau gas. Alat suntik terdiri dari tabung dengan piston didalamnya yang keluar dari ujung belakang. Adapun ujung depannya dapat dilengkapi dengan jarum hipodermik atau selang untuk membantu mengarahkan aliran ke dalam atau keluar tabung. Alat suntik beserta jarum suntik umumnya dijual dalam satu paket. Kapasitas alat suntuk antara lain: 1 ml, 3 ml, 10 ml dan yang lainnya (Rusdin, 2015). 1. Spuit 1 mL Alat suntik atau spuit adalah pompa piston sederhana untuk menyuntikkan atau menghisap cairan atau gas. Alat suntik terdiri dari tabung dengan piston didalamnya yang keluar dari ujung belakang. Adapun ujung depannya dapat dilengkapi dengan jarum hipodermik atau selang untuk membantu mengarahkan aliran ke dalam atau keluar tabung.

6

Alat suntik beserta jarum suntik umumnya dijual dalam satu paket. Kapasitas alat suntuk antara lain: 1 ml, 3 ml, 10 ml dan yang lainnya (Rusdin, 2015).

(Gambar 2.6.2 Spuit 1 mL) 2.

Spuit 3 mL Untuk pemberian secara iv / im / subcutan dengan volume tertentu. Spuit 3 mL ini digunakan untuk Intra dermal, intra muscular dan Intra vena.

(Gambar 2.6.3 Spuit 3 mL)

7

3. Spuit 5 mL Untuk pemberian secara iv / im / subcutan dengan volume tertentu. Spuit 5 mL ini digunakan untuk intra vena dengan menyuntikkan cairan melalui intra vena, intra muscular ataupun subcutan.

(Gambar 2.6.4 Spuit 5 mL) 4. Spuit 10 mL untuk pemberian secara iv / im / subcutan dengan volume tertentu. Spuit 10 mL ini digunakan untuk intra muscular, intra vena, subcutan, microSubcutan (Schaub, 2014).

(Gambar 2.6.5 Spuit 10 mL)

8

2.7 Teknik Palpasi Vena Cara terbaik untuk menetukan lokasi vena adalah dengan teknik perabaan atau palpasi. Palpasi dilakukan pada saat posisi lengan atas sudah terikat tourniquet, lakukan penekanan menggunakann jari telunjuk secara paralel menelusuri jalur vena. Saat disentuh, vena terasa lembut, lentur dan halus, sedangkan arteri terasa berdenyut, dan tendon terasa kasar ( Arifriana, 2016).

9

BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Adapun praktikum “Pengambilan Darah Vena Menggunakan Spuit 3 cc ” di laksanakan di dalam Laboratorium Fitokimia bertempat di STIKES Bina Mandiri Gorontalo,pada hari sabtu, tanggal 23 Maret 2019 Pukul 07:00 – 11:00 WITA. 3.2 Pra Analitik Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2019, alatalat yang digunakan yaitu: Spuit 3 cc, Kapas alkohol, Torniquet, Plester, dan Safety Box. 3.3 Analitik 1. Dilakukan persiapan kerja seperti alat-alat yang akan digunakan. 2. Posisi Lengan Lurus, jangan membengkok siku, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas, letakan tangan diatas meja. 3. Melakukan perabaan ( palpasi) pada lokasi yang akan ditusuk, pasien diminta untuk mengepalkan tangan. 4. Pasang torniquet, lebih kurang 3 jari diatasliat siku 5. Lokasi vena yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alkohol 70 % dengan sekali usap. 6. Tusuk bagian vena tadi dengan lubang jari menghadap keatas dengan kemiringan antara jarum dan kulit 15 – 30 derajat. 7. Setelah volume darah cukup, dilepaskan tourniquet dan pasien diminta membuka kepalan tangan.

10

8. Lepaskan atau tarik jarum, dan segera letakkan kapas alkohol 70% diatas bekas suntikan untuk menekan bagian tersebut dan tutup dengan plester atau Hepavyx. 9. Memindahkan sampel darah dari spuit ke tabung dengan cara melepaskan jarum lalu mengalirkan darah perlahan melalui dinding tabung.

11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari hasil praktikum Pengambilan Darah Vena menggunakan Spuit 1 cc yang telah dilakukan pada tanggal 16 Maret 2019 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: No 1.

Nama

Gambar

Keterangan

Sampel Darah dari

hasil

dari

pasien atas

pengambilan

nama : Tn. Ruslan Gunibala

vena

Usia : 19 Tahun

Spuit 3 cc

darah

menggunakan

Agama: Islam Tabel 4.1 Hasil Praktikum pengambilan darah vena 4.2 Pembahasan Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Darah dapat diambil dari vena dalam fossa cubiti,vena saphena magna/ vena superficial lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah. Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan.

12

Dalam melakukan pengambilan darah vena hal yang pertama Dilakukan adalah persiapan kerja seperti alat - alat yang akan digunakan. Kemudian meminta pasien untuk Posisi Lengan Lurus, jangan membengkok siku, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas, letakan tangan diatas meja. Kemudian Melakukan perabaan ( palpasi) pada lokasi yang akan ditusuk, pasien diminta untuk mengepalkan tangan. Setelah itu Pasang torniquet, lebih kurang 3 jari diatas liat siku. Lokasi vena yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alkohol 70 % dengan sekali usap. Tusukan bagian vena tadi dengan lubang jari menghadap keatas dengan kemiringan antara jarum dan kulit 15 – 30 derajat. Setelah volume darah cukup, dilepaskan tourniquet dan pasien diminta membuka kepalan tangan. Lepaskan atau tarik jarum, dan segera letakkan kapas alkohol 70% diatas bekas suntikan untuk menekan bagian tersebut dan tutup dengan plester atau Hepavyx. pindahkan sampel darah dari spuit ke tabung dengan cara melepaskan jarum lalu mengalirkan darah perlahan melalui dinding tabung.

13

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Jadi kesimpulan dari praktikum ini adalah Pengambilan darah vena adalah cara pengambilan darah dengan menusuk area pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Darah dapat diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena magna/vena superficial lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah. 5.2 Saran Saran saya dalam praktikum ini, diharapkan bagi seorang praktikan agar mempelajari lebih dalam tentang alat dan bahan yang digunakan dalam Pengambilan darah vena agar tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan praktik Phlebotomy.

14

DAFTAR PUSTAKA Ariffriana D, dkk “ Hematologi” Buku kedokteran EGC :Jakartaa Gandosoebrata, R “Penuntun Laboratorium Klinik“ Penerbit: Dian Rakyat : Jakarta. Natalia erlina yuni“kelainan darah” Penerbit : nuha medika : Yogyakarta Rusdin SST, 2015 “Penuntun Praktikum Phlebotomy” Penerbit dan Perc. Pustaka As Salam : Makassar Sagulani R, 2018 “Buku Saku TLM” Penerbit: Pustaka As Salam : Makassar Strasinger Susan King dan Marjorie Schaub Di Lorenzo, 2018 “Intisari Flebotomi” Penerbit: Buku Kedokteran EGC : Jakarta

15

Related Documents

Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72
Bab-i-bab-v.doc
May 2020 71
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 67
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 65
Bab I-bab Iii.docx
November 2019 88

More Documents from "Nara Nur Gazerock"