Bab I Ku.docx

  • Uploaded by: megawati
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Ku.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,383
  • Pages: 7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama agar dapat menjawab tantangan masa depan. Manajemen keperawatan yang dimaksud dengan tuntutan profesi asuhan keperawatan secara menyeluruh. Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan proses manajemen keperawatan dimana salah satu pokok hal yang mempengaruhi semua profesi keperawatan. Setiap perubahan dan perkembangan pada profesi keperawatan memerlukan penanganan secara profesional dengan memperhatikan perubahan yang terjadi di lingkup kerja perawat (Nursalam, 2017). Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Manajemen

keperawatan

secara

umum

mengandung

tiga

prinsip

pokok

pengimplementasiannya seperti efesiensi dalam pemanfaatan sumber daya manusia, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, serta rasional dalam pengambilan keputusan manajerial yang menjadi ciri utama dalam Penerapan manajemen keperawatan memerlukan peran setiap orang yang terlibat didalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing melalui fungsi manajemen (Nursalam, 2017). Terdapat beberapa elemen utama fungsi manajemen keperawatan diantaranya yaitu planning, organizing, actuating (coordinating dan directing), staffing, leading, reporting, controlling dan budgetting. Untuk terlaksananya fungsi manajemen keperawatan yang optimal tidak terlepas dari sebuah proses penjadwalan karena dapat mengatur keseimbangan kehidupan pribadi dan kinerja kemudian dapat terealisasi melalui kebijaksaan instansi yang menaungi yang dibuat oleh manajer keperawatan (Beutel, 2010). Manajer keperawatan atau kepala ruangan merupakan tenaga perawat yang diberikan tugas memimpin salah satu ruang rawat dan bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan dan mampu melaksanakan fungsi managemen keperawatan tersebut secara baik (Sitorus, R & Panjaitan, 2011).

1

Salah satu fungsi manajemen keperawatan yang utama yaitu perencanaan, pengaturan staf dan proses pembuatan jadwal dinas perawat yang dapat mengatur waktu kerja perawat di rumah sakit. Menurut (Legrain, 2015), penjadwalan perawat merupakan sebagai latihan bulanan dalam mengatur organisasi yang komplek dengan objektifitas ganda dan banyak tantangan, yang bertujuan meminimalkan biaya dan memaksimalkan kinerja perawat dalam pemerataan beban kerja perawat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terlaksananya manajemen penjadwalan perawat antara lain faktor kebijaksanaan, faktor kepemimpinan dan pekerjaan, faktor individu perawat dan faktor pasien (perawatan dan harapan pasien) dan untuk mewujudkan semua itu seorang manajer keperawatan harus memperhatikan hal- hal sebagai berikut dalam proses pembuatan jadwal dinas perawat antara lain kompetensi perawat, jumlah tenaga, fleksibel, keadilan, skill mix dan pelaksanaan napping serta tidak boleh melaksanakan long shiff (Marquis & Huston,2013). Kinerja perawat dapat di artikan suatu pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan seluruh tugas yang dibebankan kepadanya. Standar kinerja yang mencerminkan keluaran normal dari seorang karyawan yang prestasi rata- rata dan berkerja dalam kecepatan atau kondisi normal. Kinerja menjadi tolak ukur keberhasilan pelayanan kesehatan yang menunjukan akuntabilitas lembaga pelayanan dalam kerangka tata pemerintahan yang baik agar mencapai derajat kesehatan yang baik (Triwibowo, 2013). Permasalahan yang sering ditemukan bahwa jadwal dinas perawat

dalam

satu minggu perawat hanya mendapat libur 1 hari, pada pelaksanaan dinas perawat sering kali double shift pada hari yang sama misalnya dinas pagi lanjut ke sore atau dinas sore ke malam yang biasa di sebut longshift (Stimpfel, 2012). Kondisi tenaga yang kurang diruangan perawat

membuat kepala ruangan memutuskan untuk meminta

berkerja long shift. Perawat terkadang melakukan shift dinas

yang

memanjang (longshift) agar mendapatkan libur yang panjang juga sehingga berdampak pada penurunan kinerja perawat. Selain itu, kinerja perawat juga akan menurun akibat dari manajemen penjadwalan dinas perawat yang tidak sesuai dengan kondisi pekerjaan dan perawat (Geiger-Brown & Trinkoff, 2010). Seperti beban kerja yang dirasa berlebihan bagi

2

seorang perawat, Banyaknya jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan tidak sesuai dengan waktu normal sementara di sisi lain kualitas kerja menjadi tuntutan yang harus dipenuhi (Widyastuti, 2013). Menurut penelitian Wikoski & Dickson (2010) bahwa lamanya berkerja dapat memyebabkan

erorr

dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan

sehingga

meningkatkan kejadian misalnya tertujuk jarum dan kesulitan tidur. Dan dipertegas dengan Artikel penelitian Lusi Fatona dkk., (2015) di RS PKU Aisyiyaah Boyolali. Dengan hasil didapatkan mean Rank tertinggi pada shift malam = 31,83 dan p = 0,038 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat kelelahan pada Shift pagi, sore terutama pada shift malam. Hasil penelitian Linyandari (2014) di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, pada penelitian ini dijelaskan bahwa hard constraints adalah seorang perawat tidak dapat berjaga lebih dari satu shift pada satu hari sedangkan soft constraints (1) adalah perawat yang sudah mendapatkan shift malam , maka keesokan harinya mendapatkan libur sebanyak dua hari. Soft constraints (2) jumlah perawat pagi harus lebih banyak, daripada perawat dinas sore. Maka diperoleh hasil bahwa hard constraints tidak terjadi pelanggar (0%), sedangkan Soft constraints (1) terjadi pelanggaran untuk semua rungan dengan nilai rata – rata sebesar 1% dan soft constraints (2) terjadi pelanggaran untuk semua ruangan dengan nilai rata – rata sebesar 1%. Berdasarkan survei awal dilapangan dengan mewawancarai beberapa kepala ruangan di rawat inap RSUD Arifin Ahmad pekanbaru mengatakan bahwa, pembuatan jadwal dinas perawat tidak sesuai dengan kompetensi perawat maupun skill perawat misalnya perawat yang mendapatkan pelatihan tidak ditempatkan sesuai skill yang dimilikinya dan masih terdapat nya bidan di ruangan perawatan, pembuatan jadwal dinas berdasarkan jam kerja yang sudah ditetapkan oleh pihak manajemen rumah sakit. Dan hasil observasi maupun wawancarai dengan berapa perawat pelaksana diruangan tersebut mengatakan bahwa sebelum pembuatan jadwal dinas kepala raungan akan memberikan buku pemintaan libur yang di isi semua angota staf, tidak semua permintaan dituruti oleh kepala rungan dengan alasan kurang tenaga, bagi perawat pelaksana ada yang menerima dan ada yang tidak menerima, sehingga

3

perawat merasa tidak adil, tidak puas, bed mout semua itu akan berdampak pada kinerja perawat seperti tidak

terlaksanaanya tindakan dalam pemberian asuhan

keperawatan (askep) dan tindakan kaloboratif masih ada terbengkalai, kemudian pada pertukaran tim atau tanggung jawab tidak diberitahukan sehari sebelum dinas, sehingga perawat binggung dan harus beradaptasi lagi. Analisa data skunder ( jadwal dinas ) dan hasil kesimpulan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di beberapa ruangan didapatkan permasalahan meliputi : Perbandingan antara jumlah perawat yang dinas tidak sebanding antara dinas pagi, sore, dan malam tidak sesuai dengan jumlah pasien sehingga beban kerja perawat meningkat dimana jumlah dinas perawat shiff sore terdiri 5-6 orang dengan jumlah pasien saat itu sekitar 57 orang, Terdapat perbedaan jumlah jam kerja antara kls 1 (164 – 170 ), 2 (143 – 149,5 ) dan KLs 3. 1 ( 164 – 170 ) 3. 2 (143 - 149,5).Di temukan double shif pada hari yang sama seperti dinas pagi lanjut dinas malam, semua itu akan berdampak pada kinerja perawat diantaranya pada pembuat askep data nya tidak lengkap dan diagnosa perawat itu itu saja dan tindakan kolaborasi masih aja belum dikerjakan dan dioperkan kedinas berikut. Berdasarkan pemasalahan yang telah dikemukakan diatas perlu kiranya mengetahui seberapa besar pengaruh jadwal dinas perawat terhadap kenerja perawat di instalasi rawat inap RSUD Arifin Ahmad Provinsi Riau, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul tentang “Hubungan Implementasi Manajemen Penjadwalan Dinas Perawat dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umun Daerah Arifin Ahmad Provinsi Riau “

1.2 Rumusan Masalah Manajemen keperawatan perlu mendapatkan perhatian khusus atau prioritas, demi terciptanya manajemen keperawatan yang lebih profesional, salah satunya dengan perbaikan – perbaikan terhadap manajemen penjadwalan. Dari hasil survei awal peneliti menemukan permasalahan, dimana adanya ketidak seimbangan pembagian antara jadwal dinas shif pagi ,sore maupun malam, jumlah jam kerja yang

tidak

sama dan masih terdapatnya double shif

sehingga terjadinya

penurunan pada kinerja perawat. Maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah

4

“ Hubungan Implementasi Penjadwalan dinas perawat dengan Kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umun Daerah Arifin Ahmad Propinsi Riau “ 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahuai sejauhmana jadwal dinas perawat mempengaruhi terhadap kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Arifin Ahmad. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui

gambaran

karakteristik

responden

(usia,jenis

kelamin,

pendidikan, lama kerja) 2. Mengetahui gambaran

implementasi

manajemen

penjadwalan dinas

perawat 3. Mengertahui

gambaran kinerja perawat dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan serta pendukumentasian. 4. Mengetahui apakah ada hubungan antara manajemen penjadwalan perawat dengan kinerja perawat dalam peemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Rumah Sakit RSUD Afrifin Ahmad Memberikan informasi bagi pihak RSUD Arifin Ahmad tentang hubungan implementasi manajemen penjadwalan dinas perawat dengan kinerja perawat sehingga dapat dijadikan dasar dalam usaha peningkatan manajemen keperawatan di RSUD Arifin Ahmad pekanbaru. 1.4.2 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bagi perkembangan ilmu keperawatan tentang manajemen penjadwalan dan hal- hal apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja perawat. 1.4.3 Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti tentang proses manajemen penjadwalan dan dampak dari penjadwalan dengan kinerja perawat.

5

1.4.4 Bagi Peneliti yang lain Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan dapat dijadikan informasi maupun acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

6

7

Related Documents

Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72
Bab-i-bab-v.doc
May 2020 71
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 67
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 65
Bab I-bab Iii.docx
November 2019 88

More Documents from "Nara Nur Gazerock"

Bab 2.docx
April 2020 56
Penyusutan.docx
April 2020 49
Jurnal Salaudin.pdf
April 2020 49
Bab I Ku.docx
April 2020 19