Bab I , Ii Seks Pra Nikah Udinus.doc

  • Uploaded by: KAK PROGRAM LINSEK UKM
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I , Ii Seks Pra Nikah Udinus.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 4,743
  • Pages: 24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pada saat ini sangat pesat, dengan pesatnya perkembangan teknologi tidak menganggap seks sebagai sesuatu yang sakral lagi. Kecenderungan pelangg aran semakin meningkat oleh karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media masa yang dengan adanya teknologi canggih (video cassete, foto copy, VCD,telepon, genggam, internet, dan lain-lain) menjadi tidak terbendung lagi. Kata “mahasiswa” berasal dari gabungan kata “maha” yang bearti besa nr atau hebat dan “siswa” yang berarti pelajar. Dengan demikian mahasiswa dikatakan sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan yang lebih baik dari pada siswa di bawahnya. Namun ternyata, banyak mahasiswa tidak lebih pintar dari pada SMP mengenai dampak seks pra nikah. Sehingga banyak mahasiwa melakukan hubungan seks pra nikah di sebabkan belum banyak mengetahui dam pak seks pra nikah dan seks tidak aman. Penyebab masalah tersebut diantaranya adalah mahasiswa belum menjadi sasaran program kesehatan reproduksi remaja, baik oleh pemerintah, maupun kalangan perguruan tinggi. (1) Pada hakekatnya kalangan remaja sudah masuk dalam sasaran sosialisasi kesehatan reproduksi dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional), tetapi belum menjangkau lingkup perguruan tinggi. Padahal, potensi terjadinya perilaku seksual di kalangan mahasiswa lebih besar,” hal ini dikatakan oleh ketua Jaringan Epidemiologi Nasional (JEN) Siti Pariani dalam Temu Nasional Kesehatan Seksual Mahasiswa di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.(1) Berdasarkan hasil penelitian Jaringan Epidemiologi Nasional pada tahun 2007 di dapatkan hasil dari 1906 mahasiswa yang tersebar di 12 universitas di Indonesia 58,3% mahasiswa telah berpacaran dan 10% telah berhubungan seks pra nikah. Dan satu tahun kemudian jaringan epidemiologi nasional melakukan

penelitian terhadap 742 mahasiswa baru di kota semarang, Makassar dan Jakarta di dapatkan hasil bahwa 1,6% mahasiswa baru telah melakukan hubungan seks pra nikah. Dan 149 mahasiswa tersebut belum mengetahui bahwa dengan hubungan seks sekali dapat menyebabkan kehamilan.(2) Masalah seks pranikah pada mahasiswa kurang mendapatkan perhatian khusus dari beberapa universitas yang ada di Indonesia. Hal ini di latar belakangin oleh banyaknya hambatan yang terjadi di setiap universitas di antaranya adalah belu adanya kebijakan tentang upaya kesehatan reproduksi dapat memberikan citra yang buruk bagi universitas yang mahasiswanya permisif dalam perilaku seksual dan belum adanya tambahan waktu bagi perguruan tinggi untuk pelajaran mengenai kesehatan reproduksi dan hal ini di tambah lokasi kampus dan kos kostan yang sepi karena berada di pinggir kota, ternyata menjadi pemicu maraknya seks bebas. (2) Menurut Dr. Raditya, ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas di kalangan remaja yaitu kehamilan dengan penyakit menular seksual. Di Amerika, setiap tahunnya hampir satu juta remaja perempuan menjadi hamil dan sebanyak 3,7 juta kasus baru infeksi penyakit kelamin di derita oleh remaja. (4) berdasarkan survewy perlindungan komnas perlindungan anak yang di lakukan di 33 propinsi dari bulan januarijuni 2008 di dapatkan hasil sebanyak 97% remaja SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi pernah melakukan ciuman, Genital Stimulation, dan oral seks, 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan dan 21,2% pernah melakukan aborsi. Dan 40% remaja SMP,SMA, dan Perguruan Tinggi pernah melakukan hubungan seks pra nikah.(4) Di Kota Semarang pengetahuan remaja usia 17-21 tahun tentang kesehatan reproduksi masih rendah, b erdasarkan studi kasus yang di lakukan oleh balai penelitian dan pengembangan BKKBN propinsi Jawa Tengah tahun 2008, di dapatkan sebanyak 42,5% remaja pernah melihat film porno,48,6% remaja kota Semarang juga mengatakan memiliki teman sebaya yang pernah melakukan hubungan seks pra nikah.(6) Dalam penelitian ini lokasi yang diambil di perguruan tinggi swasta di kota semarang adalah Universitas Dian Nuswantoro Semarang,

karena jumlah mahasiswa dan mahasiswi sebanyak (6,547 mahasiswa aktif/Desember 2008)dan terletak di pusat kota yang merupakan tempat rutinitas dari aktivitas masyarakat kota semarang yang begitu padat pendudukinya.(7) berdasarkan survey awal peneliti pada bulan agustus 2014 terhadap 30 mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro Semarang di dapatkan hasil bahwa sebanyak 20% mahasiswa pernah melakukan intercourse, 20% pernah melakukan pelting, 60% mahasiswa pernah melakukan kissing ketika berpacaran. Berdasarkan teori Social Learning bahwa perilaku manusia dibedakan oleh tiga hal yang saling berhubungan antara faktor personal/ individu , faktor lingkungan, dan faktor perilaku. Adapun variabel-variabel tersebut di kategorikan ke dalam faktor-faktor berikut ini : faktor personal: variabel-variabel yang termasuk dalam dalam faktor ini adalah pengetahuan mengenai seks pra nikah, Penyakit menular Seksual (PMS), aspek aspek kesehatan reproduksi , sikap terhadap layanan kesehatan reproduksi, gaya hidup, pengendalian diri, aktifitas sosial, rasa percaya diri , dan variabel-variabel demografi seperti: usia, agama, dan stsatus perkawinan. Faktor lingkungan : variabel –variabel yang termasuk dalam faktor ini adalah akses dan kontak dengan sumber sumber informasi , sosial budaya, nilai dan norma sebagai pendukung sosial untuk perilaku tertentu. Faktor perilaku : variabel-variabel yang termasuk dalam faktor ini adalah gaya hidup seksual ( orientasi seksual, jumlah pasangan), peristiwa peristiwa kesehatan( PMS,kehamilan,aborsi) dan penggunaan kondom ataupun alat kotrasepsi. Bedasarkan penelitian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Perilaku Seks Pra Nikah pada Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Kota Semarang”

B. Rumusan masalah Pendidikan Kesehatan reproduksi adalah salah satu cara yang dapat di tempuh untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya remaja mengenai kesehatan reproduksi. Undang- Undang kesehatan No 23 tahun 1992 di sebutkan bahwa salah satu upaya keehatan yang perlu di selenggarakan dalam masyarakt adalah kesehatan remaja . pendidikan kesehatan reproduksi harus dianggap sebagai bagian dari proses pendidikan pada umumnya. Dengan demikian mempunyai tujuan untuk memperkuat dasar dasar pengetahuan dan pengembangan kepribadian yang akan menimbulkan sikap emosional yang sehat dan bertanggung jawab terhadap seks adalah suatu yang mencemaskan dan menakutkan serta akan mengurangi keingin tahuan yang berlebihan dengan harapan kreinginan untuk berpetualang dalam kegiatan seks juga akan berkurang. Melihat hal tersebut mka peneliti merumuskan masalah “ bagaimana praktik seks pra nikah pada mahasiswi Perempuan Universitas Dian Nuswantoro Kota Semarang”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mendapattkan gambaran tentang praktik seks pra nikah mahasiswi perempuan Universitas Dian Nuswantoro Kota Semarang. 2. Tujuan khusus a. Megetetahui karakteristik subjek penelitian yang meliputi umur, jemis kelamin, dan semester. b. Mendiskripsikan praktik mahasiswi di Kota Semarang dalam melakukan seks pra nikah D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Keilmuan Sebagai masukan atau informasi tambahan dalam pengembanga ilmu kesehatan masyarakat.

2. Bagi Program Sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan dan perbaikan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi khusunya bagi remaja mahasiswa. 3. Bagi Masyarakat Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam proses penyusunan penelitian, dan merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro. E. Keaslian Penelitian No

Nama

Judul

hasil

1

Yudhi santoso

Beberap a faktor yang berhubu ngan terhadap pengeta huan dan sikap mengen ai kesehata n reprodu ksi siswi ke SMUN 1 wates kabupat en kulonm\ progo propinsi daerah istimew a Jogjakar ta tahun 2003

Hasil uji di perole h bahwa ada pengar uh antara fasilita s dirum ah (p+0,0 00) kelom pok sebaya (p=0,0 00), komun ikasi anak denga n orang tua (p=0,0 001), sumbe r inform asi (p =0,00 2) terhad

ap penget ahuan keseha tan reprod uksi denga n nilai F hitung =64,5 65(p< 0,05) 2

Rio Mustika

Hubung an antara pengeta huan dan sikap tentang kesehata n reprodu ksi remaja dengan praktik menonto n VCD porno pada mahasis wa kost atau kontrak di keluraha n Bendan ngisor kota semaran g tahun 2005

ada hubun gan antara penget ahuan dan sikap mahas iswa kost dan kontra k denga n prakti k menon ton VCD porno

3

Feny Indrihapsari

perilaku mahasis wa yang melakuk an HUS pra nikah dalam upaya pencega ha

adany a hubun gan antara penget ahuan sikap dan prakti k

KTD,I MS, dan HIV/AI DS di kota Semaran g 2004

Perbedaan dari penelitian Yudi Santoso adalah kuota dan lokasi yang berbeda , sasaran yang akan menjadi responden juga berbeda . selain itu variabel yang akan diteliti berbeda juga. Dan perbedaan dengan penelitian Rio Mustika adalah pada metode penelitian, variabel dan tahun peneelitian, sedangkan hasil dari Feny Indrihapsari adanya perbedaan tempat dan tahun. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang kesehatan masyarakat dengan kajian kesehatan produksi. 2. Lingkup Materi Bidang lingkup materi yang di teliti tentang praktik seks pranikah pada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro 3. Lingkup Lokasi Universitas Dian Nuswantoro Semarang 4. Lingkup Metode Diskriptif kualitatif 5. Lingkup sasaran Mahasiswi perempuan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 6. Lingkup Waktu Penelitian dilakukan pada bulan juli 2014

dalam upaya pence gahan KTD,I MS, dan HIV/A IDS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja dan Mahasiswa Kata “mahasiswa” berasal dari kata “maha” yang berarti besar atau hebat dan “siswa” yang berarti pelajar. Dengan demikian, mahasiswa diartikan sebagai seorang yang memiliki pengetahuan yang lebih baik dari pada siswa di bawahnya. Banyak mahsiswa yang masih tergolong usia di bawahnya. Banyak mahasiswa yang masih terolong usia remaja , dimana batasan usia standar mahasiswa S1 adalah dalam usia 18-23 tahun. (1) Who expert Committee memberikan batasan umur diantara 1020 tahun dalam mengkategorikan mereka termasuk “ muda usia ” dan lebih popular dengan istilah remaja. Sementara menurut WHO Meeting Pregnancy and Abortion in adolescence (1974) mendefinisikan adolescense (remaja) sebagai kurun waktu dimana seorang berangsur-angsur menunjukkan karakteristik seks sekunder sampai mencapai kematangan seks . jiwanya berkembang dari anak menjadi dewasa dan keadaan sosial ekonominya beralih dari ketergantungan menjadi relative bebas. (9) B. Pertumbuhan dan perkembangan Remaja 1. Tumbuh kembang remaja Masa remaja merupakan peralihan dari anak-anak menjadi dewasa , baik secara jasmani mupun rohani. Masa remaja juga merupakan masa yang banyak dan menarik perhatian karena sifat-sifat khas karena peranannya yang menentukan kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Banyak ahli yang berpendapat bahwa hakekat masa remaja adalah kematangan kehidupan seksual., meskipun sebenarnya salah satu aspek saja.(10) Wanita yang memasuki usia remaja sering di sebut memasuki masa krisis, dimana banyak mengalami perubaha pemikiran dan-perubahan baik fisik, mental maupun sosial. Remaja memerlukan banyak pemikiran

dan pengertian terhadap masalah-masalah yang timbul pada masa kini. Pada masa seperti itu, orang tua selain mengalami masalah sendiri dengan perubahan yang terjadi pada anaknya, juga harus mendampingi dan membimbing anaknya menurut proses pematangan kedewasaannya. Aspek perkembangan dalam masa remaja a. Perkembangan Fisik Pada akhir masa anak-anak, jelas terlihat pertumbuhan fisik yang sangat hebat dan merupakann tanda bagi permulaan proses pematangan seksual. Tidak lama kemudian akan timbul ciri sekunder , pertumbuhan kumis, jakun, bulu-bulu di ketiak dan sekitar genetalia dan pertumbuhan payudara pada reamaja putri. Pertumbuhan alat kelamin dapat diketahui dengan datangnya haid pada anak perempuan dan mengeluarkan air mani pada anak laki-laki yang dengan kata lain , proses kematangan reproduksi sudah tercapai. Kematangan seks ini di sebut dengan gejolak yang bersumber pada timbulnya dorongan seks yang belum pernah di rasakan. b. Perkembangan Sosial Remaja yang sebelumnya sering bergaul dengan sesama jenis, maka pada masa ini mulai menaruh perhatian pada lawan jenis. Di perlukan perhatian dan bimbingan supaya tidak terjadi hambatan maupun akibatakibat yang negatif bagi msa depan remaja. Dengan menjalani perkembangan sosial dan berkesempatan bergaul yang baik disertai bimbingan dari oranag-orang terdekat, diharapkan terbentuk tingkah laku sosial yang bertanggung jawab. c. Perkembangan Kepribadian Pada masa remaja, labilnya emosi erat hubungannya dengan keadaan hormonal di dalam diri mereka. Hal ini sering dilihat dari letupan emosi yang terwujud dalam ledakan amarah, sensitifitas, kesuraman suasana hati yang kadang-kadang bisa menyesatkan

mereka menyebabkan rasa ingin tahu dan dorongan untuk mencari tahu tersalur melalui eksperimen dan eksplorasi yang bisa konstruktif dan berguna juga destruktif. d. Perkembangan intelektual Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja . kemampuan untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Psikolog prancis dan Jean Piaget menentukan bahwa masa remaja adalah awal tahap pikiran formal operasional, yang mungkin dapat dirincikan sebagai pemikiran yang melibatkan logika pengurangan / deduksi e.

Perkembangan Seksual Perubahan fisik terjadi pada masa pubertas bertanggung jawab atas munculnya dorongan seks masih di persulit dengan banyaknya tabu sisoal, sekaligus juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksual. Terlepas dari keterlibatan mereka dalam aktifitas seksual, beberapa remaja tidak tertarik pada atau tahu tentang metode keluarga berencana atau gejala-gejalan Penyakit Menular Seksual. (PMS)

f. Perkembangan emosional Psikologi Amerika G.Stainly Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa stress emosional, yang timbul dari perubahan fifik yang cepat dan luas yang terjadi sebelum pubertas. (10) 2.

Seks Pranikah Untuk menghindari seks pra nikah peran orang tua dalam tumbuh kembang remaja sangatlah penting, antara lain orang tua harus bisa menjadi sahabat remaja. Agar hubungan orang tua denagn remaja terjallin dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah remaja dengan baik dan tuntas, diperlukan komunikasi yang baik dan efektif. Kehamilan remaja yang disebabkan oleh seks pra nikah bahkan sudah terbukti resiko terhadap ibu dan janinnya. Risiko tersebut adalah disproporsi ( ketidak sesuaian ukuran) janin, pendarahan, prematurilas, cacat

bawaan janin, dan lain-lain. Selain hamil, timbulnya penyakit menular seksual remaja juga perlu di cermati. Penyakit tersebut ditularkan oleh perilaku seks yang tidak aman atau tidak sehat. Misalnya , remaja remaja yang sering berganti-ganti pasangan atau berhubungan dengan pasangan yang menderita penyakit kelamin. Selain akan membawa cacat kepada bayi, penyakit menular seksual yang menyerang usia remaja juga dapat mengakibatkan penyakit kronis dan gangguan kesuburan di masa mendatang. (11) Perilaku seks bebas tidak aman di kalangan remaja dan banyak menimbulkan dampak negatif, baik pada remaja putra maupun putri. Biasanya dampak negatif atau akibat buruk dari perilaku seks bebas tidak aman tersebut lebih berat dirasakan remaja putri ketimbang remaja putra. Sering kali remaja berperilaku seks beresiko karena tidak punya cukup pengetahuan mengenai akibatnya. Berikut beberapa bahaya utama akibat seks pra nikah dan seks bebas. a. Menciptakan kenangan buruk. Apabila seseorang terbukti telah melakiukan hubungan seks bebas maka secara moral pelaku di hantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar pelaku pun turut menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat. b. Mengakibatkan kehamilan. Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila di lakukan pada masa subur, kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental yang luar biasa. Kehamilan yang di anggap “kecelakaan” ini mengakibatkan kesusahan dan mala petaka bagi pelaku bahkan keturunannya. c. Menggugurkan kandungan (Aborsi) dan pembunuhan bayi. Aborsi merupakan tibdakan medis yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi mengakibatkan kemandulan bahkan kanker rahim. Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak aman , karena dapat mengakibatkan kematian. d. Penyebaran penyakit . penyakit kelamin atau menular melalui pasangan bahkan keturunannya. Penyebaran melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan.

Hubungan seks sati kali saja dapat menularkan penyakit bila di lakukan dengan orang yang tertularsalah satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui seks bebas adalah virus HIV/AIDS e. Timbul rasa ketagihan f. Kehamilan terjadi jika ada pertemuan sel telur pihak wanita dan spermatozoa pihak pria. Dan hal itu biasanya di dahului dengan hubungan seks. Kehamilan pada remaja sering di sebabkan ketidak tahuan dan tidaksadarnya remaja terhadap proses kehamilan. Kehamilan yang tidak di inginkan (KTD) sangat membahayakan ibu maupun anak. Ada faktor yang mempengaruhi,yaitu (11) a. Faktor psikis ibu yang berusia remaja umumnya belum siap untuk hamil, apalagi melahirkan. Keadaan psikis tidak menentu dan akan berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan bayi maupun ibu. Dalam persalinan, keadan psikis akan mengakibatkan rasa nyeri dan kuat serta berakibat adanya penyulitan. b. Faktor sosial ekonomi Pasangan suami istri yang masih remaja rata-rata mempunyai tingkat ekonomi yang masih rendah serta pendidikan yang kurang, sehingga perhatian terhadap gizi ibu maupun janinnya tidak sebagai mana mestinya. Keadaan ibu menjadi kurang gizi dan kurang darah, yang akana mempengaruhi kandungannya. Pengaruh tersebut antara lain dapat terjadi keguguran, berat bayi lahir randah dan bayi mati dalam kandungan. c. Faktor alat reproduksi dan panggul Pada usia remaja, rahimnya belum sempurna bentuknya karena belum cukiup umur, panggulnya juga belum cukup lebar untuk persalunan. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan janin terganggu dan pada persalinan akan mengalami kesulitan.

d. Faktor penyakit yang menyertai Permasalah yang timbul pada kehamilan usia remaja antara lain kurang gizi, kurang darah, keracuna kehamilan dan kejang, yang kesemuanya akan berpengaruh pada kandungan dan pada proses persalinannya.(11) 3. Kesehatan reproduksi Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan nukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya. Pengetian lain dari kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sitem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondidi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta di bentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan keluarga dengan mayarakat dan lingkungan. Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.(12) a. Pengetahuan yang harus di miliki remaja 1. Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi. 2. Pengaruh sosial media terhadap perilaku seksual 3. Kekerasan seksual dan bagaimana mengahindarinya 4. Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi

serta

5. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif b. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Sampai saat ini, kebutuhan remaja akan informasi, pendidikan dan pelayanan tentang kesehatan reproduksi masih belum dipenuhi dengan baik.(12) c. Sistem Reproduksi Manusia Reproduksi pada manusia terjadi secara seksual di mana keturunan di hasilkan melalui proses yang melibatkan sel kelamin, pada manusia terjadi reproduksi biseksual. Proses ini di mulai dengan bertemunya sel mani dari pria dengan sel telur dari wanita. d. Proses Reproduksi Manusia Proses reproduksi manusia yaitu proses keturunan manusia yang meliputi beberapa tahapan berikut: 1. Pembuahan (konsepsi) Adalah pertemuan sel mani yang di pancarkan dari liang senggama dalam rahim dengan sel telur. 2. Nidasi atau bersarangnya hasil konsepsi dalam rahim Adalah peristiwa dimana hasil konsepsi bersarang dalam dinding rahim, yang terjadi kira-kira enam hari setelah konsepsi dan pertanda di mulai kehamilan. 3. Perkembangan janin dalam Kandungan Pada manusia terdapat 46 kromosom atau pembawa sifat, terdiri atas 4 buah kromosom autosom dan dua buah kromosom kelamin. Pada proses pembuahan, terjadi penggabungan antara 23 kromosom sperma dengan sel telur. Dalam sperma berisi kromosom kelamin (sex chro berupa kromosom x dan y, sedangkan dalam sel telur hanya ada satu kromosom x. Dengan demikian, hasil penggabungan tersebut berupa kromosom xx dan xy.

4. Persalinan atau Kelahiran manusia baru Adalah peristiwa yang berakhir dengan keluarnya bayi cukup bulan dari tubuh ibu. (13) e. Pola Reproduksi Sehat Manusia Pola sehat manusia adalah pola reproduksi keturunan yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan jasmani, rohani dan sosial. Untuk mencapai pola reproduksi yang sehat, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Reproduksi terjadi dalam ikatan perkawinan 2. Reproduksi terjadi pada masa reproduksi sehat pasangan suami-istri yang bersngkutan (bagi wanita usia antara 2030 tahun) 3. Reproduksi terjadi karena memang di inginkan oleh pasangan suami-istri yang bersangkutan. (13) f. Kehamilan dan kontrasepsi Salah satu tugas seorang wanita adalah mengembangkan keturunan, yaitu hamil, melahirkan, merawat bayi serta membesarkan sampai menjadi manusia dewasa. Oleh karena itu dalam di masa kehamilan persalinan serta setelah persalinan Proses kehamilan bisa terjadi apabila hubungan seksual terjadi pada saat wanita sedang masa subur, sehingga sel telur yang di lepaskan bertemu dengan sprema dan dapat menghasilkan pembuahan dengan bentuknya zygote(janin) Adapun tanda-tanda kehamilan meliputi: 1. Tidak datang bulan ( haid) 2. Pusing dan mual muntah di pagi hari 3. Buah dada membesar dan mulai memproduksi air susu. 4. Daerah puting susu terlihat agak gelap 5. Perut ibu membesar sesuai usia kehamilan

Menstruasi adalah keluarnya darah dari vagina karena luruhnya lapisan dinding rahim yang banyak mengandung pembuluh darah.peristiwa itu terjadi setiap bulan yang berlangsung kurang lebih dari 3-7 hari.jarak satu haid ke haid berikutnya di sebut siklus haid, yang biasanya berlangsung 28 hari. 4. Penyakit menular seks Penyakit menular seksual (PMS adalah infeksi akibat bakteri atau virus yang ditularkan melalui kontak seksual dari hubungan persetetubuhan (vagina atau dubur)oral dan alat bantu seks yang dipakai beramai-ramai seperti vibrator. Virus dan bakteri tersebut masuk ke dalam sistem tubuh,ditularkan oleh salah satu pasangan yang telah tertular dari pasangan lain lalu menularkan lagi ke pasangan lain yang menyukai perselingkuhan seksual dengan banyak orang. Aktifitas persetubuhan di maksud adalah aktivitas seksual pasangan pria-wanita, pria-pria (homo seksual), wanita-wanita ( lesbian) Penderita PMS dalam waktu singkat atau lama, banyak yang tudak menyadari bahwa yang bersangkutan telah menularkan bakteri dan virus ke orang lain bahkan membawa masukdalam keluarganya, yakni menulari pasangan hidupnya, isteri ataupun suaminya. 2 Biasanya penikmat eks bebas,baik pria/wanita, lajang ( ramaja/dewasa), suami/istri petualang, hanya terobsesi memperoleh kenikmatan sesaat dan menjadi tertekan di kemudian hari setelah mengetahui dirinya membawa bakter atau virus, dari yang ringan (infeksi biasa), moderat (akut) yang berulang sampai berat akibat virus seperti Hepatitis B, hepatitis C bahkan HIV/AIDs. Infeksi penyakit PMS di golongkan dalam bagian : a. Bersifat Sementara dan Sembuh Penyebab PMS yang tergolong point 1 ini di sebabkan oleh bakteri. Dalam teori ilmu kedokteran, bakteri dapat di musnahkan/di sembuhkan dengan pemberian obat antibiotik, baik oral atau injeksi pada

dosis dan jangka waktu tertentu, namun demikian, belakangan banyak bakteri yang resisten (kebal) terhadap antibiotika yang di berikan sehingga untuk membunuh tuntas bakteri tersebut di perlukan uji resistensi bakteri terhadap sederetan antibiotika yang ada, melalui uji darah untuk di temukan jenis antibiotika dan dosisnya yang tepat. b. Bersifat menetap dan Mengancam Jiwa PMS jenis ini di sebabkan oleh virus dan tidak dapat di sembuhkan. Sampai kini, virus tidak dapat di matikan, namun di lumpuhkan, di tangani dengan obat-obat antivirus agar koloninya tidak mampu berbiak sehingga melemahkan sistem pertahan tubuh pasiennya. Bila sistem pertahanan tubuh melemah, bakteri yang menyerng mudah menginfeksi secara sistemik yang akhirnya mengancam jiwa penderitanya. Dengan demikian, bukan virus yang mematikan penderita, namun infeksi bakteri yang masuk ke tubuh karena system pertahanan tubuh di lemahkan oleh virus sehunga tidak mampu membunuh bakteri yang masuk. Bila penyebaran bakternya meluas, obat obat yang di berikan tidak mampu menolong. Perlu di ketahui obat juga membawa efek samping yang juga ikut melemahkan system organ penting tubuh kita. a. Pencegahan PMS Cara palimg efektif untuk penyebaran penyakit menular seksual adalah dengan cara mengenal dengan detail PENYEBAB dan RESIKO AKIBAT ,yang di timbulkannya sehingga masing masing dapat disiplin: 1. Berhubungan seksual secara ekslusif dengan pasangan resminya. 2. Disiplin menggunakan kondom dan jangan terpengaruh secara emosional atau percaya begitu saja terhadap pasangan yang tidak di mkenalnya yang mnjamin bahwa dirinya bersih. Namun

demikian pemakaian KONDOM tidak 100% menjamin tidak tertular PMS 3. Tidak melakukan aktivitas seksual oral dengan pasangan baru. Dalam hal ini, PMS pada pria terdiri dari tiga kategori utama: 1. PMS yang berhubungan dengan lesi genital(Chandcroid, HSV/Herpes simplex Virus, LGV/Lymphrogranuloma venerium/LGV,sifilis,HPV/Human Papiloma Virus) 2. PMS

yang

berkaitan

dengan

uretritis

(uretriris,

Chlamydia, Gonomoe (Radang saluran kencing) 3. PMS sistemik (melibatkan sistem organ tubuh)- seperti misalnya : HIV/AIDs, Hepatitis B, Hepatitis C, HHV-8. 4. Serangga, kutu, Tungau (ectoparasitic, Scabies/kudis) C. Pendidikan Seks 1. Pengertian Pengertian

seks

dapat

diartikan

sebagai

penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin dan sebagainya pendidikan seks bisa juga di artikan sebagai seks play yang hanya perlu di berikan kepada orang dewasa. Pendidikan seks bukan hanya mengenai penerangan seks dalam arti heterosexual, dan bukan semata-mata menyangkut masalah biologis atau fisiologis, melainkan juga meliputi psikologis, di bedakan antara sex intruction yaitu penerangan mengenai anatomi, mengenai biologi dari reproduksi, pembinaan keluarga dan metode kontrasepsi serta education in sexuality meliputi bidang-bidang etika, mloral, fisikologi,

ekonomi, dan menyebabkan promiscuity ( pergaulan dengan siapa saja ) serta hubungan-hubungan seks yang menyimpang.(15) Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994). Secara umum pendidikan seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual dan aspek aspek kesehatan , kejiwaan dan kemasyarakatan. Masalah pendidikan sksual yang di berikan sepatutnya berkaitan dengan norma-noema yang berlaku di masyarakat, apa yang dilarang, apa yang di lazimkan dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan aturan yang berlaku di masyarakat.(14) Pendidikan seksual merupakan cara pelajaran atau pendidikan yang dapat menolong muda mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seksual. Dengan demikian pendidikan seksual ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar. Menurut Singgih, D. Gunarsa, penyampaian materi pendidikan seksual ini seharusnya di berikan sejak dini semenjak anak sudah mulai bertanya tentang perbedaan kelamin antara dirinya dan orang lain, berkesinambungan dan bertahap, di sesuaikan dengan kebutuhan dan umur anak serta daya tamgkap anak (dalam

psikologi

praktis,

anak,

remaja

dan

keluarga,1991). Dalam hal ini pendidikan seksual idealnya di berikan pertama kali oleh orang tuanya di rumah, mengingat yang paling tahu keadaan anak adalah orang tuanya sendiri. Tetapi sayangnya di Indonesia tidak semua orang tua mau terbukakepada anaknya terhadap di

dalam membicarakan permasalahan seksual. Selain itu tingkat sosial ekonomi maupun tingkat pendidikan yang heterogen di indonesia menyebabkan ada orang tua yang mau dan mampu memberikan penerangan tentang seks tetapi lebih banyak yang tidak mampu dan tidak memahami permasalahan tersebut. Dalam hal ini maka sebenarnya peran dunia pendidikan sangatlah besar. Pendidikan seks jangan di artikan sebagai mengajarkan bagaimana berhubungan, kata Dr. Raditya, akan tetapi pemberian

materi

kesehehatan

reproduksi

secara

keseluruan. Jenis kedalaman materinya di sesuaikan dengan usia. Materi yang di berikan di mulai dengan di jelaskan

anatomi

dan

fungsi

alat

reproduksi,

perkembangan fifik dan menmtal remaja, definisi seks dan seksualitas, kesehatan seksual hubungan seks, kehamilan dan pencegahan kehamilan(alat kontrasepsi). Menurut dokter yang juga aktif di RS Pantai Indah Kapuk, klimik Wira Medika dari klinik Keluarga Berencana ini, pemberian materi pendidikan seks teesebut juga di sertai dengan pendidikan dan penghayatan agama yang kuat. Di Amerika, materi pendidikan seks di berikan oleh orang tua secara langsung. Dengan iklim yang sangat terbuka, mereka mendiskusikan materi pendidikan seks dengan sang anak. Cara ini di nilai lebih baik ketimbang anak mencari pengetahuan seks mandiri melalui media internet atau majalah. Penyampaian materi pendidikan seks, sebaiknya di berikan oleh tim pendidik teman sebaya atau di sebut dengan peer educator. Bentuk praktis pendidikan seks, menurut Arief Rahman, meliputi pemberian nama nama yang berbeda untuk laki laki dan untuk perempuan. Secara kultural dan

agama, ada nama untuk laki-laki dan untuk perempuan.an baju laki-laki dan perempuan yang dibedakan juga merupakan pendidikan seks. Ketajaman seksualitas, seorang anak di mulai dari bajunya. Bahkan warna bajunya. Misalnya warna pink untuk perempuan dan warna biru untuk laki-laki. Contoh lain misalnya bahan pakaian. Menjelang akil baligh, yang di sebut jati diri seksual makin tampak sebab secara biologis akan terjadi perubahan perubahan fisik. Pada tahap ini jangan sampai anak laki-laki dan anak peremouan dianggap sama di dalam segala hal. Aksesoris baju pada usia akil balig juga bertambah. Pada anak perempuan, misalnya mulai mengenakan bra juga mulai mengenal pembalut. Pendidikan seks merupakan upaya menyeluruh, keluarga, pendidikan formal seperti di sekolah-sekolah umum, materi pendidikan seks di berikan pada semua mata pelajaran. Jadi, kata Arief Rahman, tidak harus di dalam bentuk mata ajaran khusus. Mata pelajaran biologi menceritakan pendidikan

temtang jasmani

alat akan

reproduksi. menekankan

Pelajaran perbedaan

pertandingan olah raga dan untuk perempuan. Jika lakilaki harus bermain volley ball 5 set, maka perempuan hanya 3 set. Di dalam bahasa indonesia, di berikan ceritacerita tentang perbedaan peran laki-laki dan perempuan. Tentu saja tidak mudah untuk mendPt pendidikan seks yang intregral dan bermutu. Banyak tantanganya yang paling berat adalah kebocoran-kebocoran sistem nilai dari luar (Barat). Hal tersebut menyebabkan anak remaja mencontoh gaya hidup barat yang cenderung memiuaskan diri. Waria dan homoseks di klaim sebagai hak asasi, menurut pendidikan yang hu,oris ini, kalau

nilai-nilai barat seperti itu dikembangkan di negara kita, akan hancurlah negara kita. (15) 2. Pendidikan Seks Dalam Keluarga Persoalan seksualitas manusia sangat komplek, khususnya mengenai perilaku seksual seseoramg karena banyak sekali faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhannya. Bimbingan dan keteladanan pergaulan,

orang

tua,

kehidupan

terutama

pada

masa

adolesensi berperan bersama secara

keluarga,

pubertas

dan

menentukan.

Tanpa pegangan tata susila dan moralitas yang kuat dari seorang akan sangat mudah tergoyahkan. Seks adalah bagian dari kehidupan manusia, yang akan menimbulkan masalah apa bila tidak di kendalikan dan diatur baik. Orang tua sering kali mengatakan bahwa pada jaman dahulu tidak di kenal dengan istilah pendidikn seks. Hal ini di sebabkan oleh adanya anggapan bahwa pembicaraan mengenai masalah seks secara terbuka merupakan sesuatu yang tidak biasa, tabu bahkan mungkin di anggap porno.pendidikan seks sering kali di anggap sebagai informasi sekaligus stimulasi(rangsangan) sehingga anak lebih berani melakukan kebiasaan-kebiasaan yang kiurang baik di bidang seks. Berlawanan

dengan

pendapat

diatas,

sekelompok ahli yang lebih menitik beratklan peranan pelajar sebagai sesuatu yang menentukan kelakuan manusia, beranggapan bahwa masalah seks dapat diatasi melaui proses pembiasaan yang bertahap, atau dengan kata lain pendidikan seks

adalah penting, apalagi dengan perkenbangan dan perubahan kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan seks harus dianggap sebagai bagian dari proses proses pendidikan pada umunya. Dengan demikian mwmppunyai tujuan-tujuan untuk memperkuat

dasar-dasar

pengetahuan

dan

pengembangan kepribadian. Melalui pendidikan seks, berkurangnya ketegangan yang timbul karena menganggap seks adalah sesuatu yang keingintahuan dan

menakutkan

serta

akan

mengurangi

keingintahuan yang berlebihan dengan harapan keinginan untuk berpetualang dalam kegiatan seks juga akan berkurang.(15)

banyak komplikasi yang sering timbul menyebabkan kesakitan dan kematian baik ibu maupun bayi, maka di tekankan perlunya mengadakan pemeriksaan teratur dan continue selama kehamilan. Usaha tersebut akan berhasil apap bila di mulai terlebih dulu dengan upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan para remaja calon ayah dan ibu dengan membantu mereka dan memberikan pengertian tentang hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.(13)

Related Documents

Bab I Dan Bab Ii
December 2019 60
Bab I,ii,iii.pdf
June 2020 18
Bab I Ii Ii.docx
November 2019 25
Bab I, Ii, Iii.docx
June 2020 20

More Documents from ""