BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009). Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi danbalita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dankualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin, 2009). Oleh karena itu penulis membuat makalah ini dengan judul “Perumahan dan Permukiman”.
1.2. RUMUSAN MASALAH 1. Pengertian Rumah Sehat 2. Pengertian Perumahan dan Permukiman 3. Tujuan Perumahan dan Permukiman 4. Persyaratan Permukiman
Makalah Perumahan dan Permukiman | 1
1.3. TUJUAN MAKALAH 1. Untuk Mengetahui Pengertian Rumah Sehat 2. Untuk Mengetahui Pengertian Perumahan dan Permukiman 3. Untuk Mengetahui Tujuan Perumahan dan Permukiman 4. Untuk Mengetahui Persyaratan Permukiman
1.4. MANFAAT MAKALAH 1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai rumah sehat dan fungsinya bagi manusia. 2. Sebagai bahan rujukan dalam mempelajari komponen dan saranan sanitasi perumahan dan permukinan yang sehat. 3. Sebagai bahan tambahan bagi mahasiswa lain dalam mempelajari standar dan persyaratan perumahan dan permukiman yang sehat.
Makalah Perumahan dan Permukiman | 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. RUMAH SEHAT A. Pengertian Rumah Sehat Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan,2001). Menurut UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Menurut John F.C Turner, 1972, dalam bukunya Freedom To Build mengatakan, “Rumah adalah bagian yang utuh dari permukiman, dan bukan hasil fisik sekali jadi semata, melainkan merupakan suatu proses yang terus berkembang
dan terkait dengan mobilitas sosial ekonomi
penghuninya dalam suatu kurun waktu. Yang terpenting dari rumah adalah dampak terhadap penghuni, bukan wujud atau standar fisiknya. Selanjutnya dikatakan bahwa interaksi antara rumah dan penghuni adalah apa yang diberikan rumah kepada penghuni serta apa yang dilakukan penghuni terhadap rumah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia. Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor-faktor yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007).
Makalah Perumahan dan Permukiman | 3
Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna fisik, rohani maupun social (Sanropie, 1991).
B. Fungsi Rumah Fungsi rumah bagi manusia adalah : 1. Sebagai
tempat
untuk
melepaskan
lelah,
beristirahat
setelah
penatmelasanakan kewajiban sehari-hari. 2. Sebagai
tempat
untuk
bergaul
dengan
keluarga
atau
membina
rasakekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada. 3. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datangmengancam. 4. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini. 5. Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berhargayang dimiliki, yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.
C. Komponen Rumah 1. Lantai Lantai harus cukup kuat untuk manahan beban di atasnya. Bahan untuk lantai biasanya digunakan ubin,kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-syarat tidak licin, stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata dan mudah dibersihkan, yang terdiri dari: a. Lantai tanah stabilitas Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah,pasir, semen, dan kapur,seperti tanah tercampur kapur dan semen, dan untuk mencegahmasuknya air kedalam rumah sebaiknya lantai dinaikkan 20 cm daripermukaan tanah. b. Lantai papan Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasanan lantai adalah : Makalah Perumahan dan Permukiman | 4
1) Sekurang-kurangnya 60 cm diatas tanah dan ruang bawah tanahharus ada aliran air yang baik. 2) Lantai
harus
disusun
dengan
rapi
dan
rapat
satu
samalain,sehingga tidak ada lubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa bertepuk. Lebih baik jika lantai seperti ini dilapisi dengan perlak atau kampal plastik ini juga berfungsi sebagai penahan kelembaban yang naik dari dikolong rumah. 3) Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap serta untuk konstruksi diatasnya agar digunakan lantai kayu yang telah dikeringkan dan diawetkan. c. Lantai ubin Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan perumahan karena : Lantai ubin murah/tahan lama, dapat mudah dibersihkan dan tidak dapat mudah dirusak rayap. 2. Dinding Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain : a. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban tekanan angin, dan bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya. b. Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air sekurang-kurangnya 15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai bangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas, sehingga dinding tembok terhindar dari basah dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut. c. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m dapat diberi susunan batu tersusun tegak diatas batu, batu tersusun tegak diatas lubang harus dipasang balok lantai dari beton bertulang atau kayu awet. d. Untuk memperkuat berdirinya tembok ½ bata digunakan rangka pengkaku yang terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas 12 meter. Makalah Perumahan dan Permukiman | 5
3. Langit-langit Dibawah kerangka atap/ kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang disebut langit-langit yang tujuannya antara lain: a. Untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga agar tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih. b. Untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan tetesan air hujan yang menembus melalui celah-celah atap. c. Untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat sehingga panas atas tidak mudah menjalar kedalam ruangan dibawahnya. Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik adalah : a. Langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap. b. Langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyangga dengan konstruksi bebas tikus. c. Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 dari permukaan lantai. d. Langit-langit kasaunya miring sekurang-kurangnya mempunyai tinggi rumah 2,40 m,dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah titik kurang dari 1,75m. e. Ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan sekurangkurangnya sampai 2,40 m. 4. Atap Secara umum konstruksi atap harus didasarkan kepada perhitungan yang teliti dan dapat dipertanggung jawabkan kecuali untuk atap yang sederhana tidak disyaratkan adanya perhitungan-perhitungan. Maksud utama dari pemasangan atap adalah untuk melindungi bagian-bagian dalam bangunan serta penghuninya terhadap panas dan hujan, oleh karena itu harus dipilih penutup atap yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Rapat air serta padat dan Letaknya tidak mudah bergeser. b. Tidak mudah terbakar dan bobotnya ringan dan tahan lama.
Makalah Perumahan dan Permukiman | 6
Bentuk atap yang biasa digunakan ialah bentuk atap datar dari konstruksi beton bertulang dan bidang atap miring dari genteng, sirap, seng gelombang atau asbes semen gelombang. Pada bidang atap miring mendaki paling banyak digunakan penutup/atap genteng karena harga rumah dan cukup awet. 5. Pembagian Ruangan Telah dikemukakan dalam persyaratan rumah sehat, bahwa rumah sehat harus mempunyai cukup banyak ruangan-ruangan seperti : ruang duduk/ruang makan, kamar tidur, kamar mandi, jamban, dapur, tempat cuci pakaian, tempat berekreasi dan tempat beristirahat, dengan tujuan agar setiap penghuninya merasa nikmat dan merasa betah tinggal dirumah tersebut. Adapun syarat-syarat pembagian ruangan yang baik adalah sebagai berikut : a. Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur kepala keluarga (suami istri) dengan kamar tidur anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, terutama anak-anak yang sudah dewasa. b. Memilih tata ruangan yang baik, agar memudahkan komunikasi dan perhubungan antara ruangan didalam rumah dan juga menjamin kebebasan dan kerahasiaan pribadi masing-masing terpenuhi. c. Tersedianya jumlah kamar atau ruangan kediaman yang cukup dengan luas lantai sekurang-kurangnya 6 m2 agar dapat memenuhi kebutuhan penghuninya untuk melakukan kegiatan kehidupan. d. Bila ruang duduk digabung dengan ruang tidur, maka luas lantai tidak boleh kurang dari 11 m untuk 1 orang, 14 m bila digunakan 2 orang, dalam hal ini harus dipisah. e. Dapur 1) Luas dapur minimal 14 m dan lebar minimal 1,5 m 2) Bila penghuni tersebut lebih dari 2 orang, luas dapur tidak boleh kurang dari 3 m
Makalah Perumahan dan Permukiman | 7
3) Di dapur harus tersedia alat-alat pengolahan makanan, alatalatmasak, tempat cuci peralatan dan air bersih. 4) Didapur harus tersedia tempat penyimpanan bahan makanan. Atau makanan yang siap disajikan yang dapat mencegah pengotoran makanan oleh lalat, debu dan lain-lain dan mencegah sinar matahari langsung. f. Kamar Mandi dan jamban keluarga 1) Setiap kamar mandi dan jamban paling sedikit salah satu dari dindingnya yang berlubang ventilasi berhubungan dengan udara luar. Bila tidak harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis untuk mengeluarkan udara dari kamar mandi dan jamban tersebut, sehingga tidak mengotori ruangan lain. 2) Pada setiap kamar mandi harus bersih untuk mandi yang cukup jumlahnya. 3) Jamban harus berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dari 7orang bila jamban tersebut terpisah dari kamar mandi. 6. Ventilasi Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan dan pengeluaran udara kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan manusia pada suatu ruangan kediaman yang tertutup atau kurang ventilasi.Pengaruh-pengaruh buruk itu ialah (Sanropie, dkk, 1989) : a. Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman. b. Bertambahnya kadar asam karbon (CO2) dari pernafasan manusia. c. Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia. d. Suhu udara dalam ruangan naik karena panas yang dikeluarkan oleh badan manusia. e. Kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan air dan kulit pernafasan manusia.
Makalah Perumahan dan Permukiman | 8
7. Pencahayaan Menurut Sanropie, dkk (1989) dalam Mukono (2000) bahwa cahaya yang cukup kuat untuk penerangan didalam rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan cahaya alam.
a. Pencahayaan alam Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari kedalam ruangan melalui jendela, celah-celah atau bagian ruangan yang terbuka. Sinar sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohonpohon maupun tembok pagar yang tinggi. Kebutuhan standar cahaya alam yang memenuhi syarat kesehatan untuk kamar keluarga dan kamar tidur menurut WHO 60-120 Lux. b. Pencahayaan buatan Penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih system penerangan dengan suatu pertimbangan hendaknya penerangan tersebut dapat menumbuhkan suasana rumah yang lebih menyenangkan. Lampu Flouresen (neon) sebagai sumber cahaya dapat memenuhi kebutuhan penerangan karena pada penerangan yang relatif
rendah
mampu
menghasilkan cahaya yang baik bila dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar. Bila ingin menggunakan lampu pijar sebaiknya dipilih yang warna putih dengan dikombinasikan beberapa lampu neon.
D. Sarana Sanitasi Rumah 1. Penyediaan Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang syaratnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum yang berasal dari penyediaan air minum (DepKes RI, 2002).
Makalah Perumahan dan Permukiman | 9
Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bagi penghuni rumah untuk digunakan bagi penghuni rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari.Yang perlu diperhatikan antara lain : a. Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septik tank, tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meter. b. Pada sumur gali sedalam 3 meter dari permukaan tanah dibuat kedap air, yaitu dilengkapi dengan cincin dan bibir sumur. c. Penampungan air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal air atau perpipaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara rutin. 2. Penggunaan Jamban Pembuangan tinja manusia yang terinfeksi yang dilaksanakan secara
tidak
menyebabkan
layak
tanpa
terjadinya
memenuhi
pencemaran
persyaratan tanah
dan
sanitasi
dapat
sumber-sumber
penyediaan air. Disamping itu, juga akan dapat memberi kesempatan bagi lalat-lalat dari species tertentu untuk bertelur, bersarang, makan bahan tersebut, serta membawa infeksi, menarik hewan ternak, tikus serta serangga lain yang dapat menyebarkan tinja dan kadang-kadang menimbulkan bau yang tidak dapat ditolerir. Atas dasar hal tersebut, maka perlu dilakukan penanganan pembungan
tinja
yang
memenuhi
persyaratan
sanitasi.
Tujuan
dilakukannya pembuangan tinja secara saniter adalah untuk menampung serta mengisolir tinja sedemikian rupa sehingga dapat tercegah terjadinya hubungan langsung maupun tidak langsung antara tinja dengan manusia, dan dapat dicegah terjadinya penularan faecal borne diseases dari penderita kepada orang yang sehat, maupun pencemaran lingkungan pada umumnya. Adapun persyaratan sarana pembuangan tinja yang baik dan memenuhi syarat kesehatan adalah : a. Tidak terjadi kontaminasi pada tanah permukaan. Makalah Perumahan dan Permukiman | 10
b. Tidak terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin masuk kemata air atau sumur. c. Tidak terjadi kontaminasi pada air permukaan. d. Excreta tidak dapat dijangkau oleh lalat atau kuman. e. Tidak terjadi penanganan Excreta segar. Apabila tidak dapat dihindarkan, harus ditekan seminimal mungkin. f. Harus bebas dari bau serta kondisi yang tidak sedap. g. Metode yang digunakan harus sederhana serta murah dalam pembangunan dan penyelenggaraannya. 3. Sarana Pembuangan Sampah Pembuangan sampah adalah kegiatan menyingkirkan sampah dengan metode tertentu dengan tujuan agar sampah tidak lagi mengganggu kesehatan lingkungan atau kesehatan masyarakat. Ada dua istilah yang harus dibedakan dalam lingkup pembuangan sampah solid waste (pembuangan sampah saja) dan final disposal (pembuangan akhir). (Sarudji. D, 2006). Pembuangan sampah yang berada di tingkat pemukiman yang perlu diperhatikan adalah : a. Penyimpanan setempat (onsite storage) Penyimpanan
sampah
setempat
harus
menjamin
tidak
bersarangnya tikus, lalat dan binatang pengganggu lainnya serta tidak menimbulkan bau. Oleh karena itu persyaratan kontainer sampah harus mendapatkan perhatian. b. Pengumpulan sampah Terjaminnya kebersihan lingkungan pemukiman dari sampah juga tergantung pada pengumpulan sampah yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah atau oleh pengurus kampung atau pihak pengelola apabila dikelola oleh suatu real estate misalnya. Keberlanjutan dan keteraturan pengambilan sampah ke tempat pengumpulan merupakan jaminan bagi kebersihan lingkungan pemukiman.Sampah terutama yang mudah membusuk (garbage) merupakan sumber makanan lalat dan tikus. Lalat Makalah Perumahan dan Permukiman | 11
merupakan salah satu vector penyakit terutama penyakit saluran pencernaan seperti Thypusabdominalis, Cholera. Diare dan Dysentri. (Sarudji, 2006) 4. Pembuangan Air Limbah Air limbah adalah air yang tidak bersih mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia ataupun hewan, dan lazimnya karena hasil perbuatan manusia. Sumber air limbah yang lazim dikenal adalah : a. Berasal dari rumah tangga misalnya air, dari kamar mandi, dapur. b. Berasal dari perusahaan misalnya dari hotel, restoran, kolam renang. c. Berasal dari industri seperti dari pabrik baja, pabrik tinta dan pabrik cat berasal dari sumber lainnya seperti air tinja yang tercampur air comberan, dan lain sebagainya.
E. Standar Rumah Sehat Menurut Depkes RI (2002), ada beberapa prinsip standar rumah sehat.Prinsip ini dapat dibedakan atas dua bagian : 1. Yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan, terdiri atas : a. Perlindungan terhadap penyakit menular, melalui pengadaan air minum, sistem sanitasi, pembuangan sampah, saluran air, kebersihan personal dan domestik, penyiapan makanan yang aman dengan struktur rumah yang aman dengan memberi perlindungan. b. Perlindungan terhadap trauma/benturan, keracunan dan penyakit kronis dengan memberikan perhatian pada struktur rumah, polusi udara rumah, polusi udara dalam rumah, keamanan dari bahaya kimia dan perhatian pada penggunaan rumah sebagai tempat bekerja. c. Stress psikologi dan sosial melalui ruang yang adekuat, mengurangi privasi, nyaman, memberi rasa aman pada individu, keluarga dan akses pada rekreasi dan sarana komunitas pada perlindungan terhadap bunyi. Makalah Perumahan dan Permukiman | 12
2. Berkaitan dengan kegiatan melindungi dan meningkatkan kesehatan terdiri atas : a. Informasi dan nasehat tentang rumah sehat dilakukan oleh petugas kesehatan umumnya dan kelompok masyarakat melalui berbagai saluran media dan kampanye. b. Kebijakan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan harus mendukung penggunaan tanah dan sumber daya perumahan untuk memaksimalkan aspek fisik, mental dan sosial. c. Pembangunan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan dan hunian harus didasarkan pada proses perencanaan, formulasi dan pelaksanaan kebijakan publik dan pemberian pelayanan dengan kerjasama intersektoral dalam manajemen dan perencanaan pembangunan, perencanaan perkotaan dan penggunaan tanah, standar rumah, disain, dan konstruksi rumah, pengadaan pelayanan bagi masyarakat dan monitoring serta analisis situasi secara terus-menerus. d. Pendidikan pada masyarakat profesional, petugas kesehatan, perencanaan dan penentuan kebijakan akan pengadaan dan penggunaan rumah sebagai sarana peningkatan kesehatan. e. Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tingkat melalui kegiatan mandiri diantara keluarga dan perkampungan. Menurut Depkes RI (2002), indikator rumah yang dinilai adalah komponen rumah yang terdiri dari : langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, dapur dan pencahayaan dan aspek perilaku. Aspek perilaku penghuni adalah pembukaan jendela kamar tidur, pembukaan jendela ruang keluarga, pembersihan rumah dan halaman. F. Persyaratan Rumah Sehat Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam Residential Environment dari WHO (1974) antara lain : 1. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istrahat. Makalah Perumahan dan Permukiman | 13
2. Mempunyai tenpat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan kamar mandi. 3. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran. 4. Bebas dari bahan bangunan berbahaya. 5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular. 6. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan permukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/ 1999 meliputi dua aspek yaitu : 1. Lingkungan perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara,kebisingan dan getaran, kualitas tanah, kualitas air tanah, saranan dan prasarana lingkungan, binatang penular penyakit dan penghijauan. 2. Rumah tinggal yang terdiri dari bahan bangunan, komponen dan penataan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular (vektor) penyakit, air, sarana penyimpanan makanan, limbah, dan kepadatan huniaan ruang tidur. Adapun persyaratan kesehatan lingkungan sehat menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/ 1999 sebagai berikut : 1. Lokasi a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya. b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang. c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur pendaratan penerbangan.
Makalah Perumahan dan Permukiman | 14
2. Kualitas udara a. Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut : 1) Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi 2) Gas SO2 maksimum 0,10 ppm 3) Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari. 3. Kebisingan dan getaran a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A; b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik. 4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg d. Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg 5. Prasarana dan sarana lingkungan a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan. e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan. f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan.
Makalah Perumahan dan Permukiman | 15
g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya. h. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya. i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
6. Vektor penyakit a. Indeks lalat harus memenuhi syarat b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%. 7. Penghijauan Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
2.2. PENGERTIAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN A. Pengertian Perumahan Menurut UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, perumahan berada dan merupakan bagian dari permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan (pasal 1 ayat 2). Pembangunan perumahan diyakini juga mampu mendorong lebih dari seratus macam kegiatan industri yang berkaitan dengan bidang perumahan dan permukiman (Sumber: Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana Permukiman). B. Pengertian Permukiman Pengertian dasar permukiman dalam UU No.1 tahun 2011 adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Makalah Perumahan dan Permukiman | 16
Permukiman merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dari deretan lima kebutuhan hidup manusia pangan, sandang, permukiman, pendidikan dan kesehatan, nampak bahwa permukiman menempati posisi yang sentral, dengan demikian peningkatan permukiman akan meningkatkan pula kualitas hidup. Saat ini manusia bermukim bukan sekedar sebagai tempat berteduh, namun lebih dari itu mencakup rumah dan segala fasilitasnya seperti persediaan air minum, penerangan, transportasi, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Pengertian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sumaatmadja (1988) sebagai berikut: “Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi segala sarana dan prasarana yang menunjang kehidupannya yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan”. Lingkungan permukiman merupakan suatu sistem yang terdiri dari lima elemen, yaitu (K. Basset dan John R. Short, 1980, dalam Kurniasih) : 1. Nature (unsur alami), mencakup sumber-sumber daya alam seperti topografi, hidrologi, tanah, iklim, maupun unsur hayati yaitu vegetasi dan fauna. 2. Man (manusia sebagai individu), mencakup segala kebutuhan pribadinya seperti biologis, emosional, nilai-nilai moral, perasaan, dan perepsinya. 3. Society (masyarakat), adanya manusia sebagai kelompok masyarakat. 4. Shells (tempat), dimana mansia sebagai individu maupun kelompok melangsungkan kegiatan atau melaksanakan kehidupan. 5. Network (jaringan), merupakan sistem alami maupun buatan manusia, yang menunjang berfungsinya lingkungan permukiman tersebut seperti jalan, air bersih, listrik, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada dasarya suatu permukiman terdiri dari isi (contents) yaitu manusia, baik secara individual maupun dalam masyarakat dan wadah yaitu lingkungan fisik permukiman lingkungan fisik permukiman yang merupakan wadah bagi kehidupan manusia dan merupakan pengejawantahan dari tata nilai, sistem sosial, dan budaya masyarakat yang
Makalah Perumahan dan Permukiman | 17
membentuk suatu komunitas sebagai bagian dari lingkungan permukiman tersebut.
2.3. TUJUAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman, dalam Pasal I menyebutkan bahwa rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, sedangkan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur. Asas dari penataan perumahan dan permukiman berlandaskan pada asas manfaat, adil dan merata, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri, keterjangkauan, dan kelestarian lingkungan hidup (Bab II Pasal 3). Sedangkan dalam Pasal 4 menyebutkan bahwa penataan perumahan dan permukiman bertujuan untuk: 1. Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 2. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. 3. Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional. 4. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial , budaya, dan bidangbidang lain. Pemenuhan kebutuhan permukiman diwujudkan melalui pembangunan kawasan permukiman skala besar yang terencana secara menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan yang bertahap (Bab IV Pasal 18). Pembangunan kawasan permukiman tersebut ditujukan untuk menciptakan kawasan permukiman yang tersusun atas satuanMakalah Perumahan dan Permukiman | 18
satuan lingkungan permukiman dan mengintegrasikan secara terpadu dan meningkatkan kualitas lingkungan perumahan yang telah ada di dalam atau di sekitarnya, yang dihubungkan oleh jaringan transportasi sesuai dengan kebutuhan dengan kawasan lain yang memberikan berbagai pelayanan dan kesempatan kerja. Pembangunan perumahan dan permukiman diselenggarakan berdasarkan rencana tata ruang wilayah perkotaan dan rencana tata ruang wilayah bukan perkotaan yang menyeluruh
dan
terpadu
yang
ditetapkan
olch
pemerintah
daerah
dengan
mepertimbangkan berbagai aspek yang terkait serta rencana, program, dan prioritas pembangunan perumahan dan permukiman.
2.4. PERSYARATAN PERMUKIMAN Dalam penentuan lokasi suatu permukiman, perlu adanya suatu kriteria atau persyaratan untuk menjadikan suatu lokasi sebagai lokasi permukiman. Kriteria tersebut antara lain: 1. Tersedianya lahan yang cukup bagi pembangunan lingkungan dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial. 2. Bebas dari pencemaran air, pencemaran udara dan kebisingan, baik yang berasal dari sumber daya buatan atau dari sumber daya alam (gas beracun, sumber air beracun, dsb). 3. Terjamin tercapainya tingkat kualitas lingkungan hidup yang sehat bagi pembinaan individu dan masyarakat penghuni. 4. Kondisi tanahnya bebas banjir dan memiliki kemiringan tanah 0-15 %, sehingga dapat dibuat sistem saluran air hujan (drainase) yang baik serta memiliki daya dukung yang memungkinkan untuk dibangun perumahan. 5. Adanya kepastian hukum bagi masyarakat penghuni terhadap tanah dan bangunan diatasnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu : a. Lokasinya harus strategis dan tidak terganggu oleh kegiatan lainnya.
Makalah Perumahan dan Permukiman | 19
b. Mempunyai akses terhadap pusat-pusat pelayanan, seperti pelayanan kesehatan, perdagangan, dan pendidikan. c. Mempunyai fasilitas drainase, yang dapat mengalirkan air hujan dengan cepat dan tidak sampai menimbulkan genangan air. d. Mempunyai fasilitas penyediaan air bersih, berupa jaringan distribusi yang siap untuk disalurkan ke masing-masing rumah. e. Dilengkapi dengan fasilitas pembuangan air kotor, yang dapat dibuat dengan sistem individual yaitu tanki septik dan lapangan rembesan, ataupun tanki septik komunal. f. Permukiman harus dilayani oleh fasilitas pembuangan sampah secara teratur agar lingkungan permukiman tetap nyaman. g. Dilengkapi dengan fasilitas umum, seperti taman bermain untuk anak, lapangan atau taman, tempat beribadah, pendidikan dan kesehatan sesuai dengan skala besarnya permukiman tersebut. h. Dilayani oleh jaringan listrik dan telepon. (Sumber: “Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun” Departemen PU) Hal yang sama mengenai persyaratan lokasi permukiman juga dijelaskan dalam Joseph De Chiara dalam Standar Perencanaan Tapak, 1994, dimana yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan perumahan tapak untuk perumahan apabila ingin dicapai pembangunan dan pemeliharaan yang sehat, antara lain: 1. Sifat Khas Fisis Tapak yang Penting a. Kondisi tanah dan bawah tanah Kondisi bawah tanah dan harus sesuai dengan untuk pekerjaan galian dan persiapan, peletakan jaringan utilitas serta pelandaian dan penanaman, memberikan daya dukung yang baik untuk penghematan konstruksi bangunan yang akan dibangun. Untuk menghemat konstruksi, sebaiknya lapisan bawa tanah tidak mengandung batuan keras atau rintangan lain untk efisiensi galian utilitas pondasi atau kolong bangunan. b. Air tanah dan drainase Makalah Perumahan dan Permukiman | 20
Muka air tanah yang relatif rendah untuk untuk melingdungi bangunan dari genangan pada kolong bangunan dan gangguan air selokan, tidak adanya rawa, dan kelandaian lereng yang cukup memungkinkan penyaluran curah hujan permukaan normal dan kelancaran aliran air selokan. c. Keterbebasan dari banjir permukaan Daerah pembangunan harus terbebas dari bahaya banjir permukaan yang disebabkan oleh sungai, danau atau air pasang. d. Kesesuaian penapakan bangunan yang akan direncanakan Lahan tidak boleh terlalu curam demi kebaikan kelandaian dalam kaitannya dengan kostruksi hunian. Tapak bangunan tidak boleh mempunyai ketinggian melebihi kemampuan jangkuan air untuk keperluan rumah tangga dan penangulangan kebakaran. e. Kesesuaian untuk akses dan sirkulasi Topografi harus memungkinkan pencapaian yang baik oleh kendaraan maupun pejalan kaki, ke dan di dalam tapak. Topografi juga harus memungkinkan pelandaian yang sesuai dengan standar yang ada. f. Kesesuaian untuk pembangunan ruang terbuka Lahan untuk halaman pribadi, tempat bermain dan taman lingkungan harus memungkinkan pelandaian dan pembangunan yang sesuai dengan spesifikasi. g. Keterbatasan dari bahaya kecelakaan topografi Daerah yang akan dibangun hendaknya bebas dari kondisi topografi yang dapat menyebabkan kecelakaan, seperti galian, lubang yang menganga, dan garis pantai yang berbahaya. 2. Ketersediaan Pelayanan Saniter dan Perlindungan a. Persediaan air dan pembuangan air selokan saniter Sistem persediaan air dan pembuangan harus dipandang sebagai pelayanan saniter jangka panjang dan bukan hanya sekedar instalasi fisis. Penyetujuan dini dari pihak berwenang dibidang Makalah Perumahan dan Permukiman | 21
kesehatan
merupakan
prasyarat
untuk
pembuatan
fasilitas
pembuangan air kotor pada tapak dan untuk usulan pengembangan jaringan air maupun selokan yang akan melayani tapak tersebut. b. Pembuangan sampah Apabila pelayanan sampah kota dapat diadakan, maka pemilihan tapak yang menyangkut hal ini tidak akan menemui masala. Tetapi kebutuhan fasilitas pengolahan sampah pada tapak atau di sekitas tapak untuk penguburan, pembakaran dan proses kimiawi memerlukan upaya penelaahan untuk pengalaman. Masalah yang utama adalah pemisahan lahan untuk pembuangan, penghindaran bau-bauan yang disebar oleh angin serta penggunaan metode pembuangan untuk mencegah bersarangnya tikus dan pembiakan serangga. c. Listrik, bahan bakar dan komunikasi Listrik sangat penting untuk setiap rumah, tetapi karena pelayanan
listrik
biasanya
dapat
diperluas
untuk
suatu
pembangunan dan dapat dibangkitkan apabila diperlukan maka listrik jarang menimbulkanmaslah dalam pemilihan tapak. Gas tidak dianggap sebagai utilitas yang penting. Apabila keperluan gas berada di luar jangkauan jaringan pelayanan, maka tabung gas bertekanan tinggi yang mudah diangkut dapat digunakan. Pelayanan telepon, seperti listrik dapat diperluas untuk tapak yang memerlukannya. d. Pengamanan oleh polisi dan penyelamat kebakaran Kelayakan
perlindungan
oleh
polisi
tidak
begitu
terpengaruh oleh lokasi, tetapi seperti halnya perlindungan terhadap kebakaran, apabila letak tempatnya terisolir maka segi pembiayaan harus diperhitungkan.
Makalah Perumahan dan Permukiman | 22
3. Keterbatasan Dari Bahaya dan Gangguan Setempat a. Bahaya kecelakaan Bahaya utama kecelakaan utama adalah tabarakan dengan kendaraan bermotor lainnya, bahaya api dan ledakan, jatuh, dan tenggelam. Penyebab tabrakan adalah lalu lintas jalan dan jalan kereta api serta musibah pendaratan pesawat terbang di dekat jalur pendaratan. b. Kebisingan dan getaran Kebisingan
yang berlebihan, kadang-kadang disertai
getaran biasanya dihasilkan oleh jalan kereta api, bandar udara, lalu lintas, industri berat, peluit kapal, dan sebagainya. Perumahan tidak boleh terletak pada tapak yang terus menerus dilanda kebisingan yang tidak terkendali, terutama di malam hari. c. Bau-bauan, asap dan debu Sumber bau-bauan yang tidak sedap biasanya adalah: 1) Pabrik,
industri,
terutama
rumah
potong
hewan,
penyamakan kulit dan pabrik yang menghasilkan produk dari binatang; industri karet, kimia dan pupuk, pewarnaan atau pencucian tekstil; pabrik kertas, sabun dan cat; dan pabrik gas. 2) Tempat pembuangan sampah, terutama apabila proses pemusnahan melibatkan pembakaran. 3) Sungai yang dikotori air selokan, atau instalasi pengolahan tinja yang tidak berjalan dengan sempurna. 4) Peternakan, terutama babi dan kambing, terutama apabila dipelihara secara berdesak-desakan dan dalam keadaan kotor. 5) Asap lalu lintas kendaraan bermotor dan kereta api dengan bahan bakar batubara. Sumber asap dan debu yang sering dijumpai
adalah
industri,
jalur
kereta
api,
tempat
pembuangan dan kebakaran sampah. Debu juga berasal dari Makalah Perumahan dan Permukiman | 23
lahan terbuka seperti lahan kosong, perkebunan yang tidak ditanami, tempat rekreasi yang tak terurus dan daerah berdebu yang luas. (Dirangkum dari: Joseph De Chiara; Lee E. Koppelman. Standar Perencanaan Tapak. 1994. Hal: 91-95) Adapun pemilihan lokasi permukiman di dasarkan pada berbagai faktor antara lain: 1. Faktor Kemudahan Faktor yang dimaksud adalah kemudahan dalam menjangkau suatu tempat. Faktor ini perlu diperhatikan, sebab akan berpengaruh terhadap biaya transportasi dan lamanya perjalanan bagi penghuni untuk bepergian. Faktor kemudahan pada suatu permukiman dapat berupa jalan penghubung atau masuk, yaitu jalan yang menghubungkan jalan masuk dengan jaringan jalan umum menuju pusat kota. 2. Utilitas Utilitas
adalah
kelengkapan
fasilitas
yang
terdapat
pada
perumahan, antara lain listrik, air minum, saluran pembuangan. 3. Faktor Status Tanah Tanah mempunyai fungsi sosial ekonomi. Dalam pengaturan hak atas tanah dan ruang pemanfaatanya harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat, status tanah mempunyai peranan penting bagi kelangsungan penghuni karena memberikan kepastian hukum atas tanah yang menjadi haknya. 4. Faktor Penggunaan Tanah Daerah perumahaan sedapat mungkin tidak menggunakan lahan yang produktif dan menghindari daerah-daerah yang sudah terbangun. Dengan demikian penggunaan lahan tersebut akan lebih efektif dan saling mendukung dengan kegiatan lainnya. 5. Faktor Kemungkinan Perluasan Diharapkan daerah perumahan mampu menampung aktivitasaktivitas yang sudah sulit sulit dikembangkan di pusat kota, dengan Makalah Perumahan dan Permukiman | 24
demikian kawasan permukiman tidak berdiri sendiri dan tidak lepas dari sistem kotanya. 6. Faktor Pusat Pelayanan Lokasi perumahan yang baik adalah lokasi yang memudahkan atau dapat menjangkau semua tempat karena tersedia macam-macam pelayanan, baik yang bersifat sosial maupun bersifat ekonomi. 7. Faktor Efek Samping yang Mungkin Terjadi Efek samping yang dimaksud adalah efek negatif yang mungkin timbul dengan di bangunnya permukiman.
Makalah Perumahan dan Permukiman | 25
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN Rumah
sehat
adalah
tempat
berlindung
atau
bernaung
dan
tempat
untuk beristrahat sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristrahat dan berlindung, tetapi juga sebagai sarana untuk memperbaiki kesehatan. Untuk itu rumah harus memenuhi syarat syarat kesehatan. Rumah sehat tidak harus mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus memenuhi syarat syarat kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang sederhana jika memenuhi syarat syarat kesehatan juga dapat dikatakan rumah sehat. Sebuah rumah yang sehat harus memenuhi saranan sanitasi rumah, seperti penyediaan air bersih, penggunaan jamban, sarana pembuangan sampah dan pembuangan air limbah. Ada dua standar rumah sehat yaitu yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan dan yang berkaitan dengan kegiatan melindungi dan meningkatkan kesehatan. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan, sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Tujuan dari penataan perumahan dan permukiman sendiri yaitu memenuhi kebutuhan rumah, peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak, memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional, menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial , budaya, dan bidang-bidang lain. Adapun persyaratan permukinan yaitu tersedianya lahan yang cukup bagi pembangunan lingkungan, bebas dari pencemaran air, kualitas lingkungan hidup yang sehat, kondisi tanahnya bebas banjir dan memiliki kemiringan tanah 0-15 %, dan adanya kepastian hukum bagi masyarakat penghuni terhadap tanah dan bangunan diatasnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Makalah Perumahan dan Permukiman | 26
3.2. SARAN 1. Sebaiknya sebuah rumah memiliki ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. 2. Seharusnya rumah yang sehat tidak hanya dapat dijadikan sebagai tempat berlindung, bernaung dan tempat untuk beristirahat, tetapi juga dapat menumbuhkan kehidupan yang sempurna fisik, rohani maupun sosial bagi penghuninya. 3. Persyaratan perumahan dan permukiman harus terpenuhi dan terus ditingkatkan, karena perumahan merupakan salah satu bagian sentral kebutuhan hidup manusia, dengan peningkatan permukiman akan meningkatkan pula kualitas hidup. 4. Diharapkan perumahan dan permukiman bukan sekedar sebagai tempat berteduh, namun lebih dari itu mencakup rumah dan segala fasilitasnya seperti persediaan air minum, penerangan, transportasi, pendidikan, kesehatan dan lainnya.
Makalah Perumahan dan Permukiman | 27
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pdfcoke.com/doc/100184351/perumahan-dan-permukiman#pdfcoke
Makalah Perumahan dan Permukiman | 28