Bab I Dan Bab 2.docx

  • Uploaded by: Tince Simarmata
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Dan Bab 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,564
  • Pages: 18
BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, yang mengarah kepada terwujudnya generasi penerus yang bermutu. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan upaya

peningkatan

kualitas

dan

kehidupan

manusia.

Peningkatan

dan

pengembangan tersebut dapat terwujud apabila ada perbaikan dan peningkatan kesejahteraan mulai dari unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari suatu sistem sosial yang ada di masyarakat. Sebagai satuan terkecil, keluarga merupakan miniatur dan embrio berbagai unsur sistem sosial manusia. Suasana keluarga yang kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang baik karena dalam keluargalah seluruh anggota keluarga belajar berbagai dasar kehidupan masyarakat. Untuk itu, perlu adanya suatu pembinaan bagi keluarga oleh tenaga kesehatan. Dalam rangka membentuk petugas kesehatan yang terampil dalam upaya promotif dan preventif dengan secara langsung terjun ke masyarakat, Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan

Fakultas

Kedokteran

Universitas

HKBP

Nommensen

menyelenggarakan kegiatan kepaniteraan senior klinik (KKS) diPuskesmas Patumbak.

1

1.2.

Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarga di masyarakat dan untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS)

di

Departemen

Ilmu

Kesehatan

Masyarakat/Ilmu

Kedokteran

Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen. 1.2.2. Tujuan Khusus 1.

Untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat di Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

2.

Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi keluarga di Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

3.

Untuk memberikan promosi kesehatan pada keluarga Bapak Dimson Tarigan di Desa Amplas Kecamata Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

1.3.

Manfaat Laporan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis

dan pembaca khususnya pengetahuan mengenai kondisi kesehatan masyarakat dan kegiatan promosi kesehatan di Desa Amplas sebagai suatu penggerak upaya yang sama di kelurahan lainnya.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

Keluarga Kata keluarga berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu kawula dan warga

dimana kawula berarti hamba dan warga berarti anggota. Menurut Ahmadi (2003), keluarga merupakan unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Mnurut Friedman (2003), keluarga merupakan suatu kelompok terdiri dari dua individu atau lebih yang memiliki hubungan darah maupun tidak dan membentuk keluarga yang memiliki fungsinya masing-masing. Fungsi keluarga adalah afektif (internal keluarga), sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan pemeliharaan kesehatan. Adapun tahap perkembangan keluarga terdiri dari: 1.

Tahap I pasangan baru atau keluarga baru: membangun perkawinan yang saling memuaskan,

emnghubungkan jaringan persaudaraan secara

harmonis, keluarga berencana. 2.

Tahap II keluarga dengan “child bearing” (kelahiran anak pertama): membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap, rekonsiliasi

3

tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga besar dnegan menambah peran-peran orang tua, kakek, dan nenek. 3.

Tahap III keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool): memenuhi

kebutuhan

anggota

keluarga,

mensosialisasikan

anak,

mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain, mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga. 4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with school children) mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan daya intelektual, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. 5.

Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers): menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewassa dan semakin mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak.

6.

Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center families): memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga

baru

yang

didapatkan

melalui

perkawinan

anak-anak.

Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami ataupun istri. 7.

Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families): menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubunganhubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan perkawinan.

8.

Tahap VIII keluarga lanjut usia: mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,

menyesuaikan

terhadap

pendapatan

yang

menurun,

mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap 4

kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar generasi, meneruskan untuk memahami ekstensi mereka.

2.2. Pembinaan Keluarga Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan dalam hal ini mewujudkan perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi, atau berbagai kemungkinan atas sesuatu guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik

(KBBI, 2002).

Sasaran

upaya pembinaan

kesehatan

keluargaadalah keluarga itu sendiri sebagai suatu kesatuan dari tiap individu atau anggota keluarga tersebut atau yang disebut sebagai sistem keluarga. Sistem keluarga merupakan sistem yang kompleks, yang memerlukan adaptasi, interaksi, proses pengambilan keputusan dan kelanjutan pertumbuhan yang terdiri dari: 1.

Input yang meliputi anggota keluarga; organisasi keluarga; sarana dan prasarana dalam keluarga; dana.

2.

Proses yang meliputi perencanaan dan pengorganisasian keluarga; peran ayah sebagai suami, sebagai ayah dari anak-anaknya, sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota masyarakat; peran ibu sebagai istri, sebagai ibu dari anak-anaknya, pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik, kadang-kadang ditambah sebagai pencari nafkah, anggota masyarakat dan lain-lain; peran anak dalam melaksanakan tugastugas/peran psiko-sosial sesuai dengan perkembangan fisik dan mental berdasarkan usianya; kegiatan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan hidup masing-masing anggota keluarga; pengawasan keluarga.

3.

Output yang meliputi tujuan yang hendak dicapai oleh keluarga tersebut.

Keluarga yang membutuhkan pembinaan adalah terutama keluarga pra sejahtera dan sejahtera tahap I. Pembinaan keluarga dapat dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah demi rumah secara berkala dalam hal promosi kesehatan. Pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada upaya menumbuhkan 5

kemampuan keluarga itu sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan dengan dukungan dan bimbingan tenaga profesional menuju terwujudnya kehidupan keluarga yang sehat. Juga kesehatan keluarga diselenggarakan untuk mewujudkan keluarga sehat, kecil, bahagia, dan sejahtera. Kunjungan rumah adalah kedatangan petugas kesehatan ke rumah pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien atau memberikan pertolongan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien. Yang dilakukan saat kunjungan adalah observasi keadaan rumah, kegiatan anggota keluarga, identifikasi masalah kesehatan, pelayanan kesehatan, serta pencatatan dan pelaporan. Pelayanan kesehatan meliputi kegiatan upaya-upaya antara lain: 1. Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan dalam kesehatan, PHBS, diet seimbang, pembinaan mental, dan menanamkan sikap akan pentingnya skrining kesehatan. 2. Upaya preventif dapat berupa kegiatan penyuluhan akan program penanggulangan penyakit menular dan tidak menular yang membutuhkan partisipasi masyarakat dan kegiatan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur. 3. Upaya kuratif berupa pelayanan kesehatan dasar dan spesifikasi melalui sistem rujukan. Upaya rehabilitatif berupa kegiatan penyuluhan dan mengembalikan rasa percaya diri pada penderita suatu penyakit, nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita, dan perawatan fisioterapi

1 2

BAB III

IDENTITAS KELUARGA BINAAN

6

3

Identitas Keluarga Binaan

Keluarga yang akan dibina dalam Keluarga Binaan ini adalah keluarga Bapak Dimson Tarigan. Keluarga Bapak Dimson merupakan satu keluarga yang terdiri atas Bapak Dimson (33tahun), istrinya Mortika ( 30tahun), Anaknya Ambosius (8tahun), dan Marcel (3tahun). Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan pertama (29 November 2016) Anggota Keluarga Nama

Dimson Tarigan

Umur

33 tahun

Alamat

Dsn I Desa Amplas

Agama

katolik

Pendidikan

SD

Pekerjaan

Petani

Status

Menikah

Keterangan

Kepala Keluarga

Anggota Keluarga Nama

Mortika Sinurat

Umur

30 Tahun

Alamat

Dsn I Desa Amplas

Agama

Katolik

Pendidikan

SD

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga

Status

Menikah

Istri

Anggota Keluarga Nama

Ambosius Tarigan

Umur

8 Tahun

Alamat

Dsn I Desa Amplas

Agama

Katolik

Pendidikan

SD

Anak

7

Pekerjaan

Siswa

Status

Belum Menikah

Anggota Keluarga Nama

Marcel Tarigan

Umur

3 tahun

Alamat

Dsn I Desa Amplas

Agama

Katolik

Pendidikan

-

Pekerjaan

-

Status

Belum Menikah

Anak

Keluarga Bapak Dimson secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar keluarga sebagai berikut : Bapak Dimson

Ambosius

Ibu Mortika

Marcel

: Perempuan : Laki-laki

8

1.1

DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA Data kesehatan, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan

(Tanggal 8 Desember 2016): No

Nama Anggota

Usia

Keluarga 1

Dimson

33

BB

TB

(kg)

(cm)

60

170

Keluhan

Nyeri Tengkuk

Status

TD

Ket

gizi

(mmHg)

Cukup

130/80

-

Cukup

140/90

-

Batuk-batuk 2

Mortika

30

64

158

Batuk-batuk Asam Lambung

3

Ambosius

8

-

Cukup

-

4

Marcel

3

-

Cukup

-

1.2

KONDISI FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA KELUARGA

1.2.1 Keadaan Lingkungan Keluarga bapak Dimson tinggal di Jalan Dusun I Desa Amplas, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang. Tempat tinggal tersebut merupakan tempat tinggal tetap keluarga bapak Dimson sejak menikah.Bangunan rumah beratapkan Seng dan tidak memiliki plavon, lantai terbuat dari Semen dengan permukaan yang tidak rata dan dinding rumah terbuat dari bahan-bahan yang terdiri dari batu bata, triplek dan anyaman bambu (tepas) yang belum di plester dan belum di cat. Rumah ini terdiri atas ruang tamu, dua kamar tidur, dapur dan 1 kamar mandi. Bagian depan rumah ini adalah ruang tamu, dimana pada ruang tamu terdapat, meja kecil untuk meletakkan TV kecil, dispenser, lemari tempat menyimpan barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi, tempat tidur, dan terdapat satu buah jendela yang tidak dibuka dan ditutup dengan

9

menggunakan karton yang tidak layak di pakai. Rumah Bapak Dimson ini memiliki satu kamar tidur dengan ukuran kamar tidak terlalu besar dimana keadaan satu kamar tidur. Pada ruangan yang dibelakang terdapat , rak sepatu, tempat tidur, dan satu buah lemari. Pada kamar tidur masingmasing terbuat dari kayu dan anyaman bambu (tepas). Lantai kamar tidur terbuat dari semen dengan permukaan yang tidak rata. Di setiap kamar tidur tidak memiliki jendela. Keluarga bapak Dimson tidur menggunakan kasur dan memakai kelambu. Pada bagian belakang Rumah Bapak Dimson terdapat dapur yang digunakan untuk memasak makanan dan kamar mandi dengan jarak yang berdekatan. Pada bagian belakang ini terdapat kompor gas, meja untuk meletakkan alat-alat memasak dengan keadaan yang sangat berantakan, rak untuk meletakkan alat-alat makanan, lemari untuk menyimpan barangbarang, meja makan, dan pada dapur ini banyak terdapat barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi. Pada bagian belakang ini juga digunakan sebagai tempat untuk menyimpan rak sepatu. Dinding dapur terbuat dari anyaman bambu (tepas). Pada dapur juga terdapat barang-barang bekas yang tidak dipakai lagi. Kamar mandi Bapak Dimson berada satu lokasi dengan dapur yang memiliki jarak yang berdekatan dengan tempat untuk memasak. Kamar mandi memiliki atap berupa seng dan dinding kamar mandi terbuat dari anyaman bambu (tepas) dan batu bata. Pada kamar mandi Bapak Daud terdapat air sumur bor untuk mandi, peralatan makan dan kamar mandi ini tidak memiliki jamban. Air yang digunakan berasal dari sumur bor dengan kondisi air yang keruh. Pada bagian belakang rumah pak Dimson terdapat tumpukan plastik dan karung yang berantakan,yang berdekatan dengan dua kandang babi yang sangat kotor dan berbau. Pada bagian samping rumah bapak Dimson digunakan untuk menjemur pakaian dan keadaan lingkungan tidak bersih. Hal ini dapat 10

dinilai dari banyaknya tumpukan karung, plastik, dan kandang yang sudah tidak dipakai lagi. Sumber air minum yang digunakan keluarga Bapak Dimson menggunakan air yang sudah ditampung dari sumur bor dan dimasak.

Denah rumah Bapak Dimson:

Belakang Rumah

S a m p i n g

R u m a h

Kandang Kandang Babi Babi

Kamar Mandi

Dapur

RUANGAN TAMU Kamar Tidur 11

Depan Rumah Dokumentasi rumah Bapak Dimson :

1.2.2 Sosial Ekonomi Bapak Dimson sebagai kepala keluarga, dan yang bekerja dalam keluarga tersebut Mortika, Ambosius, Dan Marcel. Bapak Dimson merupakan petani dan peternak. Dana Bertani yang didapat setiap bulan nya Rp.500.000 s.d. 1.000.000 bulan. Pengahasilan dari beternak setiap bulannya tidak menentu jadi tidak bisa di perkirakan, penghasilan istri tidak ada sebab istri hanya sebagai ibu rumah tangga. 1.2.3 Budaya Keluarga bapak Dimson di lingkungan rumahnya biasa-biasa saja. Mayoritas agama di lingkungan keluarga bapak Daud beragama katolik dan mayoritas bersuku batak. Masing-masing masyarakat setempat membersihkan lingkungannya sendiri. Istri bapak Dimson mengatakan bahwa dilingkungan tempat mereka tinggal tidak pernah dilakukannya

12

gotong royong oleh masyarakat atau warga setempat dan masih kurangnya kesadaran masyarakat tersebut akan kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat di lingkungan tempat tinggal mereka.

1.3

MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN

1.3.1 Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama dan kedua terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam keluarga bapak Dimson tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut: No

1.

Anggota

Masalah

Kemungkinan Penyebab Masalah

Keluarga

Kesehatan

Kesehatan

Bapak Dimson

Nyeri

-

Tengkuk, Batuk-batuk

Ket

Merokok sudah sejak lama dan kirakira 1 /2 bungkus setiap harinya

-

Udara yang tercemar asap dan debu yang banyak

-

Penyakit darah tinggi yang dimiliki

-

Tidak pernah mengontrol dan mengobati darah tinggi yang dimiliki

2.

Ibu Mortika

Asam

-

Pengetahuan kurang

-

Keadaan kondisi rumah

-

Udara yang tercemar asap dan debu

Lambung, Batuk-batuk

yang banyak -

Suka mengkonsumsi garam yang berlebihan

-

Tingkat pengetahuan yang kurang

13

Anak 1:

3.

4.

Ambosius

-

-

Anak II :

-

-

Marcel

Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalahmasalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga bapak Dimson tersebut di atas terkait dengan determinan kesehatan yang ada yaitu aspek biologis/genetic, lingkungan, aspek

perilaku/gaya

hidup, dan aspek

pelayanan kesehatan, dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bapak Dimson Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama disebabkan oleh aspek perilaku dan lingkungan. 2. Ibu Mortika Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama disebabkan oleh aspek perilaku dan lingkungan

Dari kunjungan tersebut. Pembina mulai mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga Bapak Dimson yang diperoleh melalui kunjungan kerumah pasien. Dari kunjungan rumah pertama tersebut mulai diperoleh masalah kesehatan masing-masing anggota keluarga dan memperkirakan rencana upaya intervensi yang akan dilakukan.

1.3.2 Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan No.

Anggota

Masalah

Rencana Upaya

Keluarga

Kesehatan

Intervensi

Ket

Anggota Keluarga 1.

Bapak

Nyeri Tengkuk,

 Penyuluhan tentang PHBS (Perilaku

14

Dimson

Batuk-batuk

Hidup Bersih dan Sehat)  Penyuluhan tentang bahaya rokok bagi kesehatan dan menyarankan untuk mengurangi merokok  Penyuluhan

tentang

penyakit

hipertensi dan penggobatannya.  Menyarankan untuk memeriksakan diri

ke

puskesmas

untuk

pengontrolan penyakit darah tinggi  Menyarankan untuk teratur minum obat tensi setiap hari dan menjaga pola makanan  Menyarankan

untuk

memakai

masker pada saat pergi keluar  Menyarankan agar keluarga ini rajin untuk membuka jendela  Menyarankan

agar

rajin

membersihkan rumah terkhususnya kamar

2.

Ibu Mortika

Asam Lambung, Batuk-batuk

 Penyuluhan tentang bahaya rokok bagi kesehatan dan menyarankan untuk mengurangi merokok  Penyuluhan

tentang

penyakit

hipertensi dan penggobatannya.  Menyarankan untuk memeriksakan diri

ke

puskesmas

untuk

pengontrolan penyakit darah tinggi  Menyarankan untuk teratur minum obat tensi setiap hari dan menjaga

15

pola makanan  Penyuluhan tentang Efek Samping makanan yang berbahan pengawet  Menyarankan agar makan dengan teratur  Memberikan penyuluhan mengenai makanan

yang

tidak

boleh

dikonsumsi terlalu banyak  Menyarankan untuk memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit bila terjadi masalah kesehatan

1.3.3 Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga bapak Dimson bila terdapat anggota keluarga yang mengalami sakit adalah mencari pengobatan ke bidan-bidan yang dekat dengan tempat tinggal atau ke puskesmas terdekat. Bagi bapak Dimson dan Ibu Mortika agar mau mengurangi jumlah rokok perhari. Bapak Dimson dan Ibu Mortika agar mau minum obat dan mengontrol darah tingginya. Ibu Mortika agar merubah perilaku untuk lebih teratur makan dan mengurangi mengonsumsi makanan yang terlampau pedas.

1.4

MASALAH PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA BINAAN

1.4.1 Identifikasi Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan terhadap keluarga binaan yang dibina ditemukan juga beberapa masalah indikator keluarga sehat, yaitu:

16

Indikator Perilaku Sehat

No

Nama

Umur

Per-

ASI

Timbang

Air

Cuci

Gunakan

Berantas

Mak

salinan

Eks-

balita

Bersih

Tangan

Jamban

Jentik

buah

Klusif

sayu



1.

Dimson

33 thn

X

X

X

X

X



2.

Mortika

30 thn

X





X





X



3.

Ambosius

8 thn

X

X

X

X





X



4.

Marcel

3 thn

X

X

X

X √



X



X

17

X

18

Related Documents

Bab I Dan Bab Ii
December 2019 60
Bab I Dan Bab Ii.docx
December 2019 52
Bab I Dan Bab Ii.docx
June 2020 30
Bab I Dan Bab Ii.docx
December 2019 49
Bab I Dan Ii.docx
April 2020 29
Bab I Dan V.docx
June 2020 28

More Documents from "Maghfirah"