Bab I Cardiomegali.docx

  • Uploaded by: Septy Oktaviany
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Cardiomegali.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,199
  • Pages: 11
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Kardiomegali sendiri sering dikaitkan dengan gangguan medis seperti tekanan darah tinggi, gagal jantung kongestif dan anemia jangka panjang, penyakit Jaringan Ikat dan lain sebagainya. Beberapa orang dengan Kardiomegali biasanya asimtomatik atau mereka tidak menderita gejala apapun. Namun, kebanyakan orang yang menderita Kardiomegali ditandai gejala seperti kesulitan pernapas, sesak napas dan pusing. Dalam beberapa kasus, penderita mungkin tiba-tiba menderita aritmia jantung atau kontraksi otot jantung yang abnormal. Beberapa tanda-tanda lainnya termasuk batuk terus-menerus dan mengalami peradangan pada tungkai bawah. Dan untuk mendiagnosis Kardiomegali ini biasanya melibatkan serangkaian tes medis seperti

penggunaan sinar-X, Magnetic Resonance

Imaging (MRI), komputerisasi

Tomography (CT) Scan dan pemeriksaan darah. Pemeriksaan melalui tes darah bertujuan untuk menilai tingkat hemoglobin dan memeriksa trombosit dan sel darah. Pencitraan membantu menilai kondisi jantung. Tes elektrokardiogram juga dapat dilakukan untuk memeriksa impuls listrik di jantung. Pengobatan untuk kardiomegali ini bertujuan mengobati kondisi yang mendasari di balik penyakit dan mengurangi tekanan berlebihan pada otot jantung. Jika Kardiomegali disebabkan oleh tekanan darah tinggi, beta blockers, angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor dan diuretik dapat digunakan untuk mengurangi tingkat tekanan. Obat-obatan ini juga dapat mengobati beberapa masalah kesehatan seperti retensi air, peradangan dan meningkatkan fungsi jantung. Jika katup rusak adalah penyebab dari pembesaran jantung, pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki kondisi tersebut. Katup yang rusak diganti dengan katup buatan. Aritmia jantung dapat disembuhkan dengan menanamkan alat pacu jantung atau defibrilator cardioverter. Jika semua obat dan metode pengobatan gagal membawa perbaikan, penggantian jantung keseluruhan mungkin menjadi satu-satunya solusi. Oleh karena itu sebelum anda divonis menderita kardiomegali ini maka cara yang terbaik adalah melakukan pencegahan dini dengan berolahraga secara teratur dan dengan

membuat beberapa modifikasi diet dan gaya hidup yang lebih sehat (menghindari makanan berlemak sama sekali, hindari merokok dan minum alkohol).

B. TUJUAN Tujuan umum : - Agar mahasiswa dapat memahami mengenai pembesaran jantung (Cardiomegali) Tujuan Khusus : - Mengetahui Definisi tentang Penyakit Cardiomegali - Mengetahui Tanda dan Gejala tentang Penyakit Cardiomegali - Mengetahui Etiologi tentang Penyakit Cardiomegali - Mengetahui Patofisologi tentang Penyakit Cardiomegali - Mengetahui Pemeriksaan tentang Penyakit Cardiomegali - Mengetahui Komplikasi tentang Penyakit Cardiomegali - Mengetahui Penatalaksanaan Penyakit Cardiomegali - Mengetahui pemeriksaan preop maupun postop - Mengetahui Asuhan Keperawatan dengan Cardiomegali

BAB II TINJAUAN TEORITIS 1.1 Definisi Kardiomegali adalah sebuah keadaan anatomis (struktur organ) di mana besarnya jantung lebih besar dari ukuran jantung normal, yakni lebih besar dari 55% besar rongga dada. pada Kardiomegali salah satu atau lebih dari 4 ruangan jantung membesar. Namun umumnya kardiomegali diakibatkan oleh pembesaran bilik jantung kiri (ventrikel kardia sinistra) Pada kardiomegali dapat oto-ototnya yang membesar atau rongganya yang membesar, manapun itu semua adalah adaptasi jantung utnuk menghaapi perubahan dalam tuntutan kerjanya. Kardiomegali adalah suatu kondisi yang di tandai oleh pembesaran jantung, baik karena otot jantung menebal atau ruang jantung membesar, biasanya akibat jantung harus terus menerus bekerja lebih keras dari normal, seperti yang terjadi dengan tekanan darah tinggi.

1.2 Tanda dan Gejala a. Nafas pendek b. Pening atau pusing c. Ketidak normalan denyut jantung (aritmia) d. Pembengkakan (edema) e. Batuk f. Nyeri dada g. Sesak nafas Sebagian orang dengan pembesaran jatung seringkali tidak mengalami gejala apapun namun sebagian lagi mungkin merasakan gejala. gejala yang behubungan dengan jantung selalu harus di anggap dengan dianggap serius. maka, jika merasakan gejala berhubungan dengan jantung harus segera menghubungi dokter. cara terbaik untuk mengetahui adanya pemeriksaan jantung yaitu dengan tes ekokardiografi atau dengan ultrasonografi.

1.3 Etiologi Penyebabnya ada banyak sekali, hampir semua keadaan yang memaksa jantung untuk bekerja lebih keras dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada otot jantung sehingga jantung akan membesar. Logikanya adalah misalnya pada binaragawan, otot-ototnya membesar karena seringnya mereka melakukan aktivitas beban tinggi. Jantung juga demikian. Penyebab yang terbanyak: a. Penyakit Jantung Hipertensi Pada keadaan ini terdapat tekanan darah yang tinggi sehingga jantung dipaksa kerja ekstra keras memompa melawan gradien tekanan darah perifer anda yang tinggi. b. Penyakit Jantung Koroner Pada keadaan ini sebagian pembuluh darah jantung (koroner) yang memberikan pasokan oksigen dan nutrisi ke jantung terganggu Sehingga otot-otot jantung berusaha bekerja lebih keras dari biasanya menggantikan sebagian otot jantung yang lemah atau mati karena kekurangan pasokan darah. c. Kardiomiopati (diabetes, infeksi) Yakni penyakit yang mengakibatkan gangguan atau kerusakan langsung pada otototot jantung. Hal ini dapat bersifat bawaan atau karena penyakit metabolisme seperti diabetes atau karena infeksi. Akibatnya otot jantung harus kerja ekstra untuk menjaga pasokan darah tetap lancar. d. Penyakit Katup Jantung Di jantung ada 4 katup yang mengatur darah yang keluar masuk jantung. Apabila salah satu atau lebih dari katup ini mengalami gangguan seperti misalnya menyempit (stenosis) atau bocor (regurgitasi), akan mengakibatkan gangguan pada curah jantung (kemampuan jantung untuk memopa jantung dengan volume tertentu secara teratur). Akibatnya jantung juga perlu kerja ekstra keras untuk menutupi kebocoran atau kekurangan darah yang dipompanya. e. Penyakit Paru Kronis Mengapa penyakit paru kronis juga bisa menyebabkan kardiomegali? Karena pada penyakit paru kronis dapat timbul keadaan di mana terjadi perubahan sedemikian rupa pada struktur jaringan paru sehingga darah menjadi lebih sulit untuk melewati paru-paru yang kita kenal dengan nama"HIPERTENSI PULMONAL". Karena itu bilik jantung kanan yang memompa darah ke paru-paru perlu kerja ekstra keras, sehingga tidak seperti kebanyakan

kardiomegali bukan bilik kiri yang membesar tapi bilik kanan, tapi jika sudah berat bahkan bilik kiri pun akan ikut membesar. Kardiomegali itu sering kali disertai dengan keadaan gagal jantung. Oleh karena itu kardiomegali seringkali menunjukkan bahwa jantung telah lama mengalami kegagalan fungsi yang sudah berlangsung cukup lama dan berat. Selain itu kardiomegali cenderung membuat jantung mudah terkena penyakit jantung koroner karena jantung yang besar perlu pasokan darah dan oksigen yang besar sedangkan pasokan darah belum tentu lancar. Kardiomegali berpotensi berbahaya tapi yang lebih berbahaya adalah penyakit yang menyebabkannya, karena seringkali timbul gejala-gejala klinis lain yang berpotensi fatal seperti gagal jantung dan stroke. Kardiomegali disebabkan oleh keadaan yang memaksa jantung untuk bekerja lebih keras. biasanya karena ada gangguan tertentu pada jantung atau sistem peredaran darah. Penyebab kardiomegali antara lain sebagai berikut : 1)

Stres

2)

Anemia

3)

Kelainan pada kelenjar tiroid

4)

Pernah mengalami serangan jantug

5)

Memiliki penyakit jantung turunan

6)

Kondtsi jantung bawaan (cacat jantung kongenital)

7)

Arimia (kelainan ritme jantung)

8)

Penyakit otot jantung (kardiomiopati)

9)

Tubuh kelebihan zat besi (hemochromatosis)

10)

Pulmonary hypertension (tekanan darah tinggi pada pembuluh darah yang

menghubungkan jantung dan paru-paru) 11) Kelainan yang mempengaruhi jantung, seperti amiloidosis. amiloid

adalah kondisi

dimana protein tidak normal beredar di darah dan dapat menumpuk di jantung mengganggu fungsi jantung. apabila amiloid tertumpuk di jantung akan menyebabkan membesar.

1.4 Patofisologi Pada jantung normal, jantung mampu memenuhi kebutuhan tubuh untuk menjalankan metabolisme secara wajar. Pada keadaan dimana metabolisme meningkat seperti: pada waktu kita sedang bekerja keras, berolahraga yang memeras keringat, beraktifitas yang melebihi kebiasaan, maka jantung akan melakukan kompensasi dengan meningkatkan frekuensi denyut

jantung. Selanjutnya apabila metabolisme tubuh kembali normal, maka jantung pun akan kembali ke keadaan normal. Namun pada jantung yang sudah kardiomegali, berolahraga berat justru akan memperparah kondisi jantungnya. Penyebab kardiomegali kemungkinan bukan karena dulunya suka olahraga lalu terjadi kardiomegali, tetapi mungkin penyebab yang lain (baca di atas penyebab kardiomegali)

1.5 Pemeriksaan No 1.

2.

Pemerksaan

Tujuan

Tes darah rutin (hematokrit, Hb, Melihat apakah ada faktor lain yang leukosit, trombosit)

menyebabkan peningkatan TD.

Glukosa darah (puasa)

Untuk

memperkirakan

diabetes

melitus dan intolerensi glukosa. 3.

Kolesterol total serum, kolesterol Membatu

memperkirakan

resiko

LDL dan KML serum, trigliserida kardiovaskuler di masa depan. serum puasa) 4.

Asam urat serum, kreatin serum, Dapat menunjukkan keadaan ginjal, kalium serum, urinalisis (uji cari baik sebagai penyebab atau (jarang) celup serta sendimen urin)

dapat di anggap hipertensi adrenal (sekunder).

5.

Elektrokardiogram

Untuk menetapkan adanyahipertropi ventrikel dan kardomegali.

6.

Funduskopi

Untuk melihat adanya papiledema.

1.6 Komplikasi Risiko dari komplikasi pembesaran jantung tergantung dari bagian mana di jantung yang mengalami pembesaran serta penyebab dasarnya. komplikasi yang muncul bisa meliputi gagal jantung, pembengkuan darah, serangan jantung serta kematian mendadak.

1.7 Penatalaksanaan 1). Non farmakologi a.

Menghindari faktor risiko

b. Pada pasien dengan BB kelebihan dianjurkan untuk menurukan BB c.

Latihan fisik

d. Menurunkan asupan garam e.

Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran serta menurunkan asupan lemak

2). Farmakologi Terapi dimulai serta betahap dan target tekanan darah dicapai secara progresif dalam beberapa minggu. dianjurkan menggunakan obat masa kerja panjang (24 jam) dengan memberikan sekali sehari. pemakaian obat kombinasi tergantungtekanan darah awal dan ada tidaknya komplikasi. 3). Pencegahan Ada beberapa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi pembesaran jantung antara lain sebagai berikut : a.

Berhenti merokok

b. Turunkan berat badan c.

Diet rendah garam

d. Kendalikan kincing manis e.

Menjaga tekanan darah

f.

Melakukan olahraga yang sesuai dengan fisik dan mempertahankan BB normal

g. Hindari alkohol h. Menjaga waktu tidur i.

Batasi asupan kolestrol

j.

Makan makanansehat rendah lemak, kaya vitamin dan mineral

4). Progonosis Quo at vitam

: mlm

Quo at funtionam : mlm

Hipertensi esensial akan diderita pasien seumur hidup, pengobatan diberikan untuk memperlaambat laju penyakit dan mencegah terjadi komplikasi. adanya komplikasi (kerusakan organ target) maka akan memperburuk prognosis pasien.

1.8 Pemeriksaan yang dilakukan Preop maupun Postop a. Pemeriksaan darah perifer lengkap Tes darah ini dilakukan untuk memeriksa kesehatan Anda secara keseluruhan dan mendeteksi berbagai gangguan yang ada, misalnya terjadi anemia (menurunnya kadar hemoglobin) dan infeksi (meningkatkan leukosit alias sel darah putih). Tes ini bisa dilakukan sebelum maupun sesudah operasi. Ada beberapa komponen darah yang akan dilihat dalam tes ini dilansir dalam laman MayoClinic, yakni:     

Sel darah merah yang membantu membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Sel darah putih yang melawan infeksi. Hemoglobin, protein pembawa oksigen yang ada di dalam sel darah merah. Hematokrit, yakni proporsi dari jumlah sel darah merah dengan komponen cair lainnya di dalam darah. Platelet atau yang dikenal dengan trombosit yang berfungsi melakukan pembekuan darah.

b. Memeriksa kesehatan jantung dengan elektokardiografi (EKG/ rekam jantung) Tes ini dapat memperlihatkan aktivitas listrik jantung yang biasanya dilakukan sebelum operasi. Dari tes ini bisa dilihat irama jantungnya apakah normal atau tidak misalnya aritmia atau disritmia. Selain itu, EKG juga membantu menemukan adanya kerusakan otot di jantung, membantu menemukan penyebab nyeri dada, denyut jantung berdebar-debar (palpitasi), dan murmur jantung. c. Scan sinar-X xinar-X dapat membantu mendiagnosis penyebab sesak napas, nyeri dada, batuk, dan demam tertentu. Sinar-X juga bisa melihat ada tidaknya kelainan jantung, pernapasan, dan paru-paru. Dari hasil rontgen sinar-X ini juga bisa dilihat kondisi tulang dan jaringan di sekitarnya tanpa melakukan tindakan yang invasif. Sinar-X bisa digunakan sebelum maupun sesudah operasi dilakukan. d. Urinalisis Urinalisis atau yang sering disebut dengan tes urine adalah tes yang dilakukan untuk menganalisis urine yang keluar dari tubuh. Dengan dilakukan tes ini maka dapat diperkirakan kondisi ginjal dan kandung kemih. Apakah ada tanda-tanda infeksi di ginjal atau kandung kemih, atau apakah ada masalah yang memerlukan perawatan di ginjal atau kandung kemih. Tes urine ini juga dapat menemukan ada tidaknya obat-obatan terlarang yang dikonsumsi tubuh sebelum melakukan operasi. Tes urine ini sendiri pada dasarnya akan ada 3 bagian, yakni 

Pengujian urine dalam bentuk visual, misalnya melihat warna dan kejernihan urine





Pengujian urine dengan mikroskop untuk melihat hal-hal yang tidak bisa terdeteksi oleh mata. Misalnya terdapat hasil eritrosit di urine (menunjukan adanya darah dalam urine), bakteri dalam urine (menunjukan adanya infeksi dalam saluran kemih), dan kristal (menunjukan adanya batu di saluran kemih). Dipstick test. Dipstick test adalah sebuah tes dengan menggunakan stik plastik tipis yang akan dicelupkan ke dalam urine untuk mengecek pH urine, kandungan protein dalam urine, gula, sel darah putih, bilirubin, dan juga darah di dalam urine.

Dengan kondisi urine tersebut, maka dapat dilihat lebih dahulu apa yang terjadi di tubuh Anda sebelum operasi benar-benar dimulai.

e. Tes pembekuan darah Pada tes pembekuan darah yang akan dinilai adalah PT dan APTT. Tes ini biasanya dilakukan sebelum operasi untuk memastikan apakah darah mudah atau susah membeku. Hal ini akan membantu pada saat operasi. Jika darah mudah membeku, maka kemungkinan kehilangan darah saat operasi kecil, sedangkan jika darah sulit membeku maka darah akan terus keluar saat operasi sehingga Anda mungkin saja banyak kehilangan darah. f. MRI (Magnetic Resonance Imaging) MRI adalah salah satu tes yang non-invasif (tindakan tanpa melukai kulit seperti disuntik atau disayat). MRI adalah tes yang menggunakan magnet kuat, gelombang radio, dan komputer untuk bisa memberikan gambar mendetail di dalam tubuh Anda. Tidak seperti sinar-X dan CT scan, MRI tidak menggunakan radiasi. MRI membantu dokter mendiagnosis penyakit atau cedera, dan memantau seberapa baik respon tubuh Anda setelah dilakukan perawatan. MRI ini dapat dilakukan di berbagai bagian tubuh Anda. Dari melihat otak dan sumsum tulang belakang, kondisi jantung dan pembuluh darah, tulang dan sendi, dan organ-organ tubuh lainnya. Maka itu, MRI bisa diperlukan baik sebelum prosedur operasi mapun setelah operasi dilakukan untuk memantau kembali hasilnya. Pasien yang melakukan MRI harus berbaring di tempat tidur selama pemeriksaan. g. Endoskopi Endoskopi adalah alat untuk melihat kondisi dalam tubuh baik sebelum operasi maupun setelah operasi. Endoskopi ini digunakan untuk memeriksa bagian saluran pencernaan. Endoskopi dilakukan dengan memasukan tabung kecil bercahaya dan dengan kamera yang masuk ke dalam saluran pencernaan. Biasanya alat endoskopi ini akan dimasukkan dalam mulut dan terus menyusuri saluran pencernaan untuk melihat kondisi di sepanjang saluran pencernaaan. Sembari alat masuk ke dalam tubuh, kamera pada tabung akan menangkap gambar yang disajikan dalam monitor TV berwarna.

Perlu diingat, pemeriksaan sebelum dan sesudah operasi di atas tidak semuanya dilakukan rutin pada setiap tindakan operasi. Pemeriksaan itu dipilih berdasarkan operasi apa yang akan Anda jalankan. Terutama pemeriksaan MRI dan endoskopi, keduanya akan dilakukan jika memang menunjang keperluan operasi saja.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

Related Documents

Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72
Bab-i-bab-v.doc
May 2020 71
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 67
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 65
Bab I-bab Iii.docx
November 2019 88

More Documents from "Nara Nur Gazerock"

Bab I Cardiomegali.docx
November 2019 0
Dokumen.docx
May 2020 0
Biji Pala-1.docx
April 2020 2