26
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1
Gambaran Umum Wilayah 3.1.1 Sejarah Perusahaan Kabupaten Sanggau merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang sedang menggiatkan usaha pertambangan dibidang
bauksit.
Sejak
tahun
2009-2013
PT.ANTAM
Tbk
melaksanakan proyek pengembangan tambang bauksit Tayan, guna mempersiapkan
unit bisnis bauksit yang diharapkan mampu
memberikan supply kepada PT.Indonesia Chemical Alumina dan ekspor ore ke luar negeri sesuai permintaan konsumen. PT. ANTAM Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Bauksit secara resmi beroperasi mulai 1Oktober
2013
dengan
Surat
Keputusan
Direksi
Nomor
243a.K/0251/Dat/2013. PT.
ANTAM
Tbk
merupakan
salah
satu
perusahaan
pertambangan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) yang melakukan kegiatan eksplorasi dan ekploitasi mineral logam di Indonesia yang berada di Kecamatan Tayan Hilir, Toba, meliau Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat . Atas Peraturan pemerintah No. 89 Tahun 1961, Lembaran Negara RI Tahun 1962 No. 113 didirikan Prusahaan Negara Tambang Bauksit Indonesia, dimana Tim Perencanaan dan Penambangan Bauksit Tayan di tetap kan oleh Direksi pada tanggal 11 Mei 2009 dan 26
27
berlaku mulai dari 1 Mei 2009 dengan Keputusan Direksi Nomor 120a.K/702/Sat/2009/ Kuasa Pertambangan Eksploitasi KW 98PP0183 Tayan, mencakup area seluas 24.360 Ha dan berakhir pada tahun 2033. Pada 1998, status JP yang diberikan ditingkatkan dan eksplorasi menjadi eksploitasi. Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan oleh PT.ANTAM Tbk area tersebut memiliki potensi cadangan bauksit tercuci sebesar 63.553.366 WMT WBx dengan kadar rata-rata TAL2O3 47, 81% dan R-SiO2 3,5%. Penambangan dilakukan dengan metode tambang terbuka open cast mining yang akan menghasilkan produk bauksit tercuci rata-rata sebesar 852.000 WMT WBx/Tahun. Dengan perkiraan umur tambang akan berlangsung selama ±50 Tahun PT. ANTAM telah mulai melakukan eksplorasi pada tahun 2009. Pembebasan Lahan dan land clearing
serta proses
penambangan dimulai dari tahun 2009. Tambang bauksit Tayan mulai melakukan produksi sejak 2011 dibawah proyek penambangan bauksit Tayan dengan hasilnya 32.784 WMT. Saat ini PT. ANTAM Tbk UBPB telah memiliki AMDAL terpadu yang mengintegrasikan kegiatan penambangan dan pabrik pengolahan alumina dengan surat persetujuan dari Bupati Sanggau No. 660.1/312/DP2DL-D tanggal 24 Agustus 2007. Kemudian sesuai peraturan yang berlaku (UU No.4/2009 tentang pertambangan
28
minerba) maka dilakukan penyusunan kuasa pertambangan eksploitasi menjadi izin usaha pertambangan operasi produksi. Hal ini terealisasi dengan dikeluarkannya keputusan SK Gubernur Kalimantan Barat No.15/Distamben/2015 tentang penciutan suatu wilayah izin usaha pertambangan operasi produksi atas keputusan bupati Senggau No.02 tahun 2010 tentang persetujuan penyusunan kuasa pertambangan eksplorasi menjai izin usaha pertambangan operasi produksi PT.ANTAM Tbk seluas 34.360 Ha . 3.1.2 Struktur Organisasi Struktur organisasi PT ANTAM Tbk UBPB Tayan terdiri dari 6 department
masing masing dipimpin seorang manager yang
membawahi 12 devisi masing masing dipimpin oleh asistent manager. Masing masing manager bertangungjawab keada General Manager , kecuali mining manager dan quality control manager bertanggung jawab pada vice presiden. Department tempat penelitian yaitu mining department yang terdiri 3 devisi, mine plan & mine development, mine operation, engineering & maintenance.
29
STRUKTUR ORGANISASI PT. ANTAM TBK UNIT BISNIS PERTAMBANGAN BAUKSIT
30
3.2
Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi PT.ANTAM Tbk , Tayan Hilir terletak di kabupaten Sanggau yang merupakan salah satu daerah yang ditengah dan berada dibagian utara Provinsi Kalimantan Barat. Secara administrasi, wilayah IUP Operasi Produksi No. 02/2010/SGU terletak di 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Tayan Hilir, Toba dan Meliau, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Kota Tayan berada di tepi Sungai Kapuas yang terletak ± 100 km sebelah Timur Kota Pontianak. Luas wilayah IUP Operasi Produksi yang dimiliki adalah 36,410 Ha.
Dilihat dari letak geografisnya Kabupaten
Sanggau terletak diantara 01º10’00” LU - 00º35’00” LS dan 109º45’00” BB - 111º11’00” BT. Adapun Rute melewati jalur udara dan dilanjutkan dengan jalur darat menggunakan kendaraan mobil dan dapat dapat juga dengan jalur darat saja menggunakan kendaraan mobil yang harus dilalui menuju lokasi Penelititian Skripsi antara lain: Dengan jalur udara dan darat dari Kota Palangka Raya ke Kota Pontianak ditempuh dengan waktu ±1 jam 30 menit, dari Kota Pontianak ke Dusun Piasak Desa Pedalaman Kec. Tayan Hilir Kab. Senggau ditempuh dengan waktu ±2 jam 30 menit. Jadi total waktu yang ditempuh adalah ±4 jam. Sedangkan jika melalui jalur darat langsung mengunakan mobil, dari Kota Palangka Raya ke Kota Pontianak dapat ditempuh dengan waktu ±24 jam 45 menit.
31
Gambar 3.1 Lokasi kesampaian daerah
3.3
Keadaan Iklim dan Curah Hujan Iklim dan curah hujan di wilayah penelitian sama halnya dengan wilayah Indonesia pada umumnya, iklim tropis dengan dua musim, musim hujan dan musim kemarau, Indonesia dilalui garis khatulistiwa yang membuat pembagian musim terbagi pada dua musim, musim penghujan ditempat penelitian dimulai dari bulan November sampai dengan Juni dan musim kemarau dimulai dari bulan Juli sampai Oktober. PT ANTAM Tbk UBPB Tayan melakukan kerja sama dengan PT ICA ( Indonesia Chemical Alumina) dalam pengukuran data curah hujan yang
32
berlokasi di PT ICA.
Jarak titik pengukuran dari lokasi tambang PT
ANTAM Tbk UBPB Tayan adalah 500 meter. Tabel 3.1 Curah Hujan Tahun 2017 Curah Hujan NO Bulan (mm/bulan) 1 Januari 12,2 2 Februari 28,7 3 Maret 14,9 4 April 22,7 5 Mei 13,6 6 Juni 17,8 7 Juli 13,3 8 Agustus 20,2 9 September 14,0 10 Oktober 16,1 11 November 23,1 12 Desember 16,3 Maksimal 28 Minimal 12,2 Rata-Rata 17,73 Sumber : PT ANTAM Tbk UBP Tayan, 2018
3.4 Kondisi Geologi 3.4.1 Kondisi Geologi Regional 3.4.1.1 Fisiografi Berdasarkan peta geologi regional
lembar Sanggau dan
Sintang yang disusun oleh Heriyanto.et al (1993) PT.ANTAM Tbk UBPB Tayan berada pada Cekungan Melawi yang terletak di
33
bagian
Barat Kalimantan. Secara umum batuan penyusun
Cekungan Melawi terdiri atas batuan-batuan berumur Tersier dan Kuarter yang dialasi oleh batuan dasar Pra Tersier. 3.4 .1.2 Statigrafi Kerangka geologi regional daerah penyelidikan dapat dilihat dalam lembar peta Nangataman dan Nangapinoh, skala 1 : 250,000, terbitan P3G Tahun 1987. Batuan tertua hingga termuda dapat diketahui sebagai berikut: 1.
Batuan Metamorf Pinoh (PmP) Merupakan batuan tertua berumur Paleozoikum di daerah penyelidikan ini, terdiri dari kuarsa-muskovit, fillit, basalt, hornfels,
meta
tufa,
dan
metasedimen.
Setempat
mengandung andalusit, kordierit, biotit, silimanit, dan garnet dalam jumlah sedikit. 2.
Batuan Volkanik Menunuk (Jkm) Batuan Volkanik Menunuk berumur Jura sampai Kapur Awal, terdiri dari tufa, batu lempung berlapis tipis berwarna abu-abu tua sampai coklat.
3.
Batuan Intrusif (Kapur) terdiri dari : a) Tonalit Sepauk (KS), Terdiri dari tonalit dan granodiorit, hornblende-biotit, dan diorit dalam jumlah sedikit, granit, monzodiorit, dan kuarsa-diorit.
34
b) Intrusi Granit Laur (Ki), Terdiri dari monzodiorit biotit, hornblende, sienogranit dalam jumlah yang sangat sedikit, dan granodiorit hornblende-biotit. c) Granit Sukadana (Ksu), Terdiri
dari
granit-biotit,
feldspar-granit,
dan
monzogranit. d) Gabro Biwa (Kb), Terdiri dari gabro-olivin, norit-olivin, dan norit-augit berbutir halus sampai sedang. 4.
Batuan Volkanik Kerabai (Kkv) Terbentuk pada periode Kapur Akhir sampai Paleosen Awal, terdiri dari andesit dan basalt, tufa, aglomerat, beberapa lava serta batupasir berukuran kerikil. Akhir proses pengendapan aktivitas gunung api, diendapkan batuan yang termasuk Formasi Ingar (Ti), terdiri dari batulempung gamping dengan perselingan batupasir tipis.
5.
Formasi Dangkan (Ted) Terdiri dari konglomerat yang terdiri atas beberapa mineral, seperti litos dan arenit umumnya saling bersilangan satu dengan lainnya.
6.
Serpih Silat (Tesi)
35
Serpih Silat diendapkan pada periode Eosen Akhir, terdiri dari serpih karbonat dengan sisipan batupasir tipis. 7.
Formasi Payak Berumur Oligosen, terdiri dari batupasir berlapis tebal, setempat
tufaan,
dan
batulempung
berisi
moluska. Formasi Payak terletak tidak selaras
fosil-fosil di atas
Serpih Silat. 8.
Formasi Tebidah (Tot), Terdiri dari selang-seling batupasir dengan lempung, batulempung pada bagian bawah dan setempat mengandung lapisan tipis batubara.
9.
Batupasir Sekayam (Tos), Batupasir Sekayam terdiri dari batupasir berlapis tebal sampai pejal dengan perselingan batulempung, terletak tidak selaras di atas Formasi Tebidah.
10. Batuan Intrusi Sintang, Terdiri dari andesit, dasit, riolit, kuarsa diorit, granodiorit, dan granit berbutir halus berupa sill. 11. Batuan Termuda (Qs, Qat, dan Qa) terbentuk dari rombakan batuan yang lebih tua, terdiri dari batupasir, lempung, dan lempung organik.
36
3.4.2 Kondisi Geologi Daerah Penelitian 3.4.2.1 Geomarfologi Secara morfologi daerah penyebaran bauksit di Kabupaten Sanggau terdiri dari perbukitan bergelombang lemah-sedang dan perbukitan tinggi sehingga memungkin kan terdapatnya bahan galian sperti mineral bauksit. 1.
Dataran Aluvial Dataran aluvial memiliki ketinggian 10-50 m di atas permukaan laut, menempati sekitar aliran sungai, rawa, dan lembah antar bukit dengan kemiringan lereng kurang dari 15º
2.
Perbukitan bergelombang lemah-sedang Satuan
marfologi
ini
ditempati
oleh
bukti-bukti
kemiringan lereng 15º sampai 40º dengan ketingguan bukit bervariasi 25m sampai 140 m diatas permukaan laut. Perbukitan ini dikelili oleh rawa rawa pada kaki bukitnya, dimana rawa-rawa tersebut apabila mongering ditanami jenis tanaman musiman seperti manggis, langsat, pisang dan lain-lain. 3.
Perbukitan tinggi
37
Pada umumnya disusun oleh instrusi yang relatif segar. Perbukitan terjal memiliki ketinggian 140-770 m di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng lebih dari 40º
3.4.2.2 Struktur Geologi Sebagian besar daerah penyelidikan berupa dataran dan perbukitan bergelombang dengan stadium dewasa-tua. Dalam tahap stadium tersebut, sangat sulit menemukan indikasi struktur sekunder akibat tektonik. Geologi regional daerah tersebut didominasi batuan beku diorit yang merupakan bagian dari Batholit Schwaner sebagai daerah yang stabil sejak periode Cretaceous. Daerah penyelidikan termasuk paparan daerah
yang stabil,
sehingga struktur tidak
berkembang di daerah ini.
3.4.2.3 Statigrafi Urutan batuan tertua hingga termuda adalah sebagai berikut : 1.
Batuan metamorf merupakan batuan tertua yang terdiri dari batuan metasedimen dan batuan metavolkanik (kuarsa-skis).
Berdasarkan
karakteristik
fisik
dan
distribusi di lapangan, batuan metamorf ini termasuk
38
dalam Formasi Batuan Metamorf Pinoh (PmP) yang berumur Palezoikum sampai Mesozoikum. 2.
Batuan metasedimen dan metavolkanik diterobos oleh batuan beku gabro, yang dicirikan warna abu-abu kehitaman hingga hitam, mempunyai tekstur porfiritik sampai porfiroafanitik. Berdasarkan karakteristik fisik, gabro merupakan batuan intrusif yang merupakan anggota Formasi Gabro Biwa (Kb), berumur Kapur Awal sampai Kapur Akhir.
3.
Batuan gabro ini diterobos oleh batuan diorit yang dicirikan warna abu-abu hingga abu-abu cerah, dengan tekstur
apopiritik
berbutir
sedang
sampai
kasar.
Komposisi mineralnya adalah feldspar, piroksen, kuarsa, dan biotit. Berdasarkan ciri-ciri fisik dan distribusi, batuan diorit ini merupakan anggota Formasi Tonalit Sepauk (Ks) yang berumur Kapur Awal sampai Kapur Akhir. 4.
Batuan termuda di daerah penyelidikan adalah endapan aluvial yang terdiri dari batulempung dan batupasir yang mengandung
bahan
organik,
dimana
proses
pengendapannya masih berlangsung sampai saat ini.
39
3.5
Ruang Lingkup Penelitian Didalam menjawab permasalahan pada rumusan masalah, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dan kuantitatif. Ruang lingkup penelitian pada skripsi ini yaitu pada pembuatan rancangan tambang yang meliputi pembuatan rancangan pit, dan teknis penambangan.
3.6
Metode Penelitian Metode Penelitian dalam skripsi ini adalah : 1.
Metode observasi Metode observasi dilakukan untuk melakukan pengumpulan dengan cara melakukan pengukuran langsung dilapangan terhadap geometri jenjang dan teknis alat berat yang digunakan dalam kegiatan penambangan.
2.
Metode literature Metode litaratur dilakukan dengan mengumpulkan bahan pustaka yang relevan dan berhubungan dengan skripsi baik berupa referensi dari perusahaan maupun penelitian langsung.
3.
Pengelompokan data Selanjutnya data yang diperoleh dari obeservasi observasi dan literatur dikelompokkan menjadi data sekunder dan data primer.
40
3.7
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data triagulasi dan teknik dokumen. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data yaitu: a. Data Primer
Data geometri jenjang pit yaitu, tinggi jenjang, lebar jenjang dan sudut kemiringan jenjang.
Data teknis kegiatan penambangan dan dokumentasi lapangan.
b. Data Sekunder
3.8
Data log bor
Data topografi awal area penelitian
Data target produksi bauksit
Data geologi struktur
Blok Model
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif dan kuantitatif. dimana merupakan metode deskriptif meruapakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan
objek
sesuai
aktual
dilapangan
dan
menggambarkan secara sistematis obejek yang diteliti secara tepat.
41
Sedangkan metode kuantitatif adalahpenelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian bagian dan fenomena serta hubungan hubungannya. Adapun pengolahan data yang dilakukan yaitu :
Membuat sayatan penampang blok model lokasi pit 7B dengan softwere surpac 6.3
Melakukan pembatasan luasan lokasi pit yang akan dirancang sesuai data blok model sumberdaya dan topografi daerah penelitian yang disesuaikan dengan target produksi dari perusahaan mengunakan sofwere surpac 6.3
Membuat desain rancangan pit penambangan
sesuai dengan target
produksi dan menghitung jumlah mine recovery perbulan mengunakan sofwere surpac 6.3
Menghitung tonase bijih tertambang sesuai dengan rancangan pit dengan sofwere surpac 6.3
3.9
Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pengambilan dan pengelolaan data penelitian tugas akhir adalah : 1. Alat Pelindung Diri (APD) 2. Buku tulis 3. Alat tulis 4. Kamera digital 5. Kalkulator
42
6. Laptop 7. Kamera 8. Meteran 3.10 Bagan Alir Bagan Alir dalam melakukan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2
43
Perancangan PitTambang Bauksit
Rumusan Masalah 1. Bagaimana membuat rancangan pit penambangan ? 2. Berapa jumlah tonase bauksit tertambang berdasarkan rancangan pit ?
Studi Literatur Observasi Lapangan Pengambilan Data
Data Primer :
Geometri Jenjang Dokumentasi
Data Sekunder : Data log bor Data topografi awal area penelitian Data target produksi bauksit Data geologi struktur Blok Model
Pengolahan Data : Membuat sayatan penampang blok model lokasi pit 7B Membuat desain rancangan pit penambangan sesuai dengan target produksi dan menghitung jumlah mine recovery perbulan mengunakan sofwere surpac 6.3 Menghitung tonase bijih tertambang sesuai dengan rancangan
pit dengan sofwere surpac 6.3
Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar 3.2 Bagan alir penelitian
44
3.11 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.11.1
Tempat Pelaksanaan Adapun tempat pelaksanaan penelitian Skripsi ini adalah Perancangan Pit Tambang Bauksit Pada PT. ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Bauksit Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat.
3.11.2
Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian ini adalah selama 2 bulan dari 2 Februari sampai 4 april 2018. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
45 19
Tabel 3.2 Waktu Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
November
Kegiatan
No
1
2 3 4
Desember 1
2 3 4
Januari
Februari
Maret
April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
2
3
Mei 4
Juni
1 2 3 4 1
2
Juli 3
4
1 2
Penentuan Judul Proposal Skripsi Pengajuan Proposal Skripsi Konsultasi Proposal Skripsi Observasi Lapangan Pengambilan Data Konsultasi Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi Perbaikan Proposal Skripsi Pembuatan Hasil Skripsi Konsultasi Hasil Skripsi
No 10 11 12 13
Kegiatan
Konsultasi Hasil Skripsi Seminar Hasil Skripsi Perbaikan Hasil skripsi Sidang Akhir Skripsi
Agustus 1
2
3
September 4
1
2
3
Oktober 4
1
2
3
November 4
1
2
3
Desember 4
1
2
3
4
3 4
19
19
19