Bab 2 Informasi Geologi

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 2 Informasi Geologi as PDF for free.

More details

  • Words: 1,414
  • Pages: 12
BAB II INFORMASI GEOLOGI 2.1.

Fisiografi Daerah Prospek Fisiografi Pulau Sangihe didominasi oleh kumpulan gunung, dan yang

paling menonjol berupa stratovulkanik besar Gunung Awu yang terletak di pertengahan sampai ujung bagian utara pulau. Gunung ini menjulang setinggi lebih dari 1300m, yang secara periodik aktif dan telah terjadi erupsi mayor pada tahun 1966. Aktifitas erupsi kecil terjadi pada tahun 2004. Di daerah ini terdapat topografi yang berundulasi, lahan /tanah sisa-sisa aktifitas gunung api, serta memiliki ketinggian yang bervariasi dari ketinggian sea level sampai ketinggian sekitar 350m.

Figure 2.1. Location of Sangihe Island and Sangihe Project. (map from Microsoft MapPoint).

Figure 2.2. Southern part of Sangihe Island showing the outline of the Sangihe Gold-Copper project tenement. Villages shown as red squares.

2.2.

Penelitian Terdahulu Aktivitas eksplorasi mineral tercatat pertama kali dilakukan di pulau ini

oleh PT Meares Soputan Mining sejak tahun 1986, dalam kerja samanya dengan Muswellbrook Energy and Minerals Ltd (Australia), berupa kegiatan pengambilan sampel

sedimen, penyelidikan batuan serpihan dan survey magnetic dan IP

(Induced Polarization) di bagian Selatan Pulau Sangihe. Tujuannya untuk mencari beberapa cadangan copper-gold, gold , penambangan aluviall secara liar. Kemudia Perusahaan Mushellbrook melakukan pemboran di daerah Taware yang bertujuan untuk mencari mineralisasi Cu-Au porphyry diorite-hosted di daerah prospek tersebut. Pada tahun 1989 di desa Binebase, Bawone dan Salurang pun dilakukan eksplorasi berupa pengeboran uji target juga dilakukan penyelidikan untuk mencari mineralisasi emas daerah prospek Binebas dan Bawone. Di tahun 1994 Aurora Gold of Australia melimpahkan kepada Asthon sebagai operator pembangunan infrastruktur dan kegiatan eksplorasi prospek CuAu porphyry di Taware dalam kerjasama yang merupakan kerjasama yang penuh resiko yakni dengan Bre-X mineral Canada. Diikuti pelimpahan area CoW oleh Aurora dan kerjasama dengan Indonesia Bre-X dan kerjasama dilanjutkan untuk eksplorasi daerah prospek Taware dibawah CoW pada tahun 1997. Lalu CoW di suspense oleh Departemen Pertambangan dan Energi yang diikuti kebangkrutan Bre-X pada tahun 1997. Catatan kegiatan eksplorasi lainnya di daerah ini dilakukan oleh PT. Kristalin Eka Lestari pada tahun 2006 yang memperoleh autorisasi lisensi pada area Binebas-Bawone-Salurng. 2.3.

Geologi Regional Daerah Prospek Pulau Sangihe merupakan bagian dari sabuk pulau Sangihe yang terletak

di ujung utara sebelah ujung Timur laut bagian Utara Sulawesi sampai selatantengah Mindanao di Filipina. Sabuknya terletak di dekat derah Barat lempeng Eurasia dan bagian barat zona subduksi lempeng kecil Lautan Molucca di bawah sabuk sepanjang East Sangihe Trench (lihat Gambar 2.3.).

Figure 2.3. Tectonic map of Sangihe and adjacent islands (from EAS and modified after Hamilton, 1979, 1988).

Geologi Pulau Sangihe didominasi oleh batuan intrusi yang setidaknya berasal dari empat gunung api dari selatan-tenggara menuju utara-barat laut. Kedua gunung api ini, yang tidak aktif adalah tamako dan yang aktif adalah pegunungan Awu. Gunung api Taware paling selatan, diperkirakan terdapat lembah Taware yang pernah direkonstruksi oleh Garwin (1990). Bentuk gunung api ini telah tererosi dalam, singkapan intrusi dangkal, mengandung material diorite dari gunung Taware dan sekelilingnya terdapat dike. Gunung api yang ke empat, yang membentang antara Tamako dan Awu, didefinisikan sebagai bagian dari kawah disekitar kota Tahuna dan membentuk pelabuhan alam.

Di bagian selatan pulau yang komposisi batuan vulkanik dan banyak sekali intrusi yang menjajar berupa calc-alkaline sampai calcic. Berbeda dengan batuan yang terdapat di bagian utaranya, dimana gunung api Tahuna dan Awu memiliki komposisi batuan intermediet dan acidic. Struktur regional yang menonjol mengarah ke barat dan membelah area yang berada di gunung api. Mineralisasi emas dan emas-tembaga yang berada di pulau Sangihe terbentuk di dalam rangkaian endapan mineral yang terbentang dari Acupan, Antamok, dan Lepanto di Filipina sampai ke rangkaian endapan-endapan yang berada di Sulawesi bagian utara : Lanut(>1M oz Au) dan Toka Tindung (1.7M oz Au) system epitermal sulfide tinggi, sedimen mesel yang membawa sumber emas (2M oz Au), endapan Cu-Au porphyry Tombulilato (~4M oz Au) dan cadangan emas epitermal Gunung Pani (~1M oz Au).

Figure 2.4. Geological map of southern Sangihe Island (after Garwin 1990). (Datum: WGS84). Mineral prospects shown as red stars.

2.4.

Geologi lokal Daerah Survey

2.4.1. Alterasi dan Mineralisasi Fase alterasi-mineralisasi terjadi setelah terbentuknya Formasi Pintareng. Ini terbukti dari hasil di lapangan yang menunjukan adanya pengaruh alterasi pada batuan, yakni alterasi dengan pengaruh yang lemah sampai dengan pengaruh alterasi yang besar. Pada dasarnya proses alterasi di daerah ini diklasifikasikan atas alterasi silica dan clay, dan proes ini berkembang dan terbentuk bersama dengan kontak batuan tuff crystal Andesitic dan umumnya hanya seperti alterasi selvage yang terdapat dalam host rocknya. Batuan silicified pervasive terdiri dari silika calcedonic, bertekstur vuggy (alterasi tuff crystal andesitic) dan tekstur massif cairan hidrotermal siliceous (urat/lets). Sedangkan Alterasi clay didominasi oleh kaolinite dan dickite minor illite pada bagian atasnya dan bodi silica berbentuk lingkaran. Kemudian alterasi sevlage terdapat pada batuan intrusi yang ditafsirkan sebagai klorit minor illite-smectite. Walaupun silica vuggy (berupa produk larutan asam) akan tetapi berbeda dengan kehadiran alterasinya

akan tetapi

bagaimanapun hanya ada ketersediaan atau malah tidak ada sama sekali keterdapatn alunit dan sulfur native. Endapat larutan asam yang disebut sebagai kristobalit dan alunit juga tidak terbukti dalam observasi data core. .

Proses mineralisasi multiphase ini diketahui dalam observasi core logging.

Fase awalnya berupa sebaran pirit yang terdapat dalam sisa-sisa silica vuggy dan altersasi clay yang umumnya hanya berupa mineralisai intense minor(2-5%). Ketika deformasi setelah alterasi, batuan yang teralterasi

menjadi retak dan

hancur dan terkontinyuasi oleh sulfide dan berasosiasi dengan barit dan mineralisasi emas sebagai infilling dan atau replacemenet. Aresenopirit minor dan enargit juga ditemukan dalam mineralisasi yang kaya akan kandungan sulfida.

Karena

keterbatasan

dalam

data

bor,

ini

menjadi

sulit

dalam

pengindentifiksi altersi atau badan mineralisasinya. Akan tetapi berdasarkan data bor yang terbaru dari Ashton drilling, dan diinterpretasikan kembali oleh Ashton IP dipole-dipole zona alterasi dan mineralisasi yang terbawa dalam andesit crystal tuff yang terbentang sampai NW-SE daerah tersebut dan dibatasi oleh perbedaan litologi hornblende-biotite andesite phorphyritic yang terdapat di NE dan sebagian juga terdapat intrusi breksi yang berada di bagian SW . 2.4.2. Prospek Binebas Batuan tertua di area ini adalah tuff dan andesit porphyritik dari formasi Binebas yang dilapisi oleh andesit dan berasosiasi dengan batuan vulkanik klastik formasi Malisang. Struktur dominan di area berada di utara-barat laut berupa sesar dan kekar yang berada di Daerah Bawone dengan benuk silang-berpotongan (Gambar 2.5). Telah dilakukan pekerjaan di Binebas ditandai dengan dicirikannya empat lokasi dari zona timur-timurlaut sampai timurlaut mineralisasi emas dengan memperkrakan seluruh dimensinya 50 m sampai 100m x 500m (gambar 6). Pada perluasan zona emas ke timur laut di batasi oleh garis pantai dan zona utamanya terlihat sampai kearah barat daya. Ada dua tipe mineralisai emas yakni sulfida dan oksidasi terdapat pada daerah binebas. Pemboran yang dilakukan oleh EAS mengindikasikan bahwa zona oksidasi bisa terdapat sampai pada ketebalan 60 m yang secara tiba-tiba berubah menjadi mineralisasi sulfide. Penggolongan emas dalam zona oksidasi umumnya lebih dari 1 g/t seperti yang telah diinterpretasikan lebih dalam pada penampang drilling. Pada level yang lebih dalam mineralisasi emas pada daerah prospek Binebas itu erat kaitannya dengan zona alterasi pervasive silica-pyrite-barit dan breksian. Breksi umumnya terdiri dari + 10mm kuarsa +barite-rich clasts. Garis penampang dari zona emas utama, berdasarkan data bor dari EAS, mengidikasikan bahwa proses mineralisasi pada penempang ini,berbentuk vertical

sampai sub-vertical pada lapisan atas dimana proses oksidasi sangat berperan (gambar 7)

Figure 2.5. Simplified geology of the the Binebas-Bowone-Salurang area. Datum: WGS84. UTM 51N (After Bautista et al, 1998)

Datum:WG 84. UTM Zone 51N

Figure 2. 6. Distribution of gold mineralized zones (yellow) at the Binebas prospect showing location and traces of EAS drillholes and section A-A’. (Plan from EAS internal report).

Figure 2.7 Schematic cross section A-A’. Location of cross section is shown in Figure 6. EAS and Ashton drillholes are prefixed BID and BO respectively. (Figure from EAS inernal report.)

2.4.3. Prospek Bowone Berdasarkan hasil data drill dari daerah prospek mineralisasi emas bowone diinterpretasikan bahwa terjadi proses mineralisasi vertical sampai kemiringan yang sangat curam, tubuh nya berbentuk tablar dengan panjang strike 300 m pada arah northwest dan maksimum lebarnya sekitar 75 m (Gambar 2.8 dan 2.9). Mineralisasi emas terbawa dalam zona breksi dalam batuan yang teralterasi oleh pyrite+kuarsa+barite. Breksi berbentuk angular sampai kuarsa sub-

angular dan silfida- rich clast yang berwarna abu-abu sampai abu-abu kehijauan. Pyrite juga banyak terdapat dalam alterasi mineral yang diikuti oleh kuarsa, clay, barite dan marcasite serta alunite (berdasarkan analisis XRD . Raudsepp dan Pani, 2008). Jumlah tembaga yang signifikan mencapai 2.81 % yang umumnya berasosiasi dengan emas, seng, timah, arsenic dan perak dengan jenis anomalinya adalah moderately anomalous. Tubuh mineralisasi utama pada daerah prospek Bowone menunjukkan terzonasi dengan stockworks dan breksian dikelilingi oleh selvage alterasi lempung+pirit+barit (gambar 2.9)

Figure 2.9. Schematic cross sections through the main zone of mineralization at the Bowone prospect (from EAS internal report)

Related Documents

Bab I Geologi
June 2020 11
Bab Geologi Reginal
August 2019 21
Geologi
October 2019 60
Geologi Dasar X 2
October 2019 17