Bab 3 Bismillah New.docx

  • Uploaded by: asyikin aja
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 3 Bismillah New.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 925
  • Pages: 6
BAB III METODE PENGELOLAAN KASUS 3.1 Desain Pengelolaan Kasus Desain penerapan prosedur pada penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan dengan meneliti suatu permasalahan melalui studi kasus yang terdiri dari unit tunggal dengan pokok pertanyaan berkenaan dengan “How” atau “Why”. Unit tunggal dapat berarti suatu orang atau sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah (Natoatmodjo, 2010). Studi kasus (Case Study) adalah suatu model penelitian kualitatif yang terperinci tentang individu atau suatu unit social tertentu selama kurun waktu tertentu. Secara lebih dalam, study kasus merupakan suatu model yang bersifat kontemporer (berbatas waktu). Studi kasus adalah study yang mengeksplorasikan suatu masalah atau fenomena dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas atau individu (Herdiansyah, 2012)

3.2 Batasan Istilah Sumbatan jalan nafas merupakan gangguan pada jalan nafas yang dapat diatasi namun jarang terjadi dan berpotensi menimbulkan kematian bila tidak mendapatkan penatalaksanaan yang benar. Orang yang tidak sadarkan diri mudah mengalami sumbatan jalan nafas baik yang disebabkan oleh sebab intrinsic (lidah) ataupun ekstrinsik (bendaasing). Penatalaksanaan yang baik merupakan kunci untuk mencegah kematian akibat sumbatan jalan nafas. Kasus sumbatan jalan nafas pada dewasa umumnya terjadi pada saat makan, sedangkan pada bayi atau anak keadaan tersebut terjadi pada saat makan atau sedang bermain walaupun sudah diawasi oleh orang tua atau pengesuh anak. Pengenalan sumbatan jalan nafas karena benda asing merupakan kunci utama kesuksesan penatalaksanaan, maka penolong harus bias membedakan tersebut dengan pingsan, serangan jantung, kejang atau kondisi lainnya yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan mendadak, sianosis atau penurunan kesadaran. Sumbatan yang disebabkan oleh bendaasing bias bersifat ringan atau berat, tergantung dari seberapa besar sumbatan yang terjadi. Bila penolong menjumpai penderita memberikan tanda – tanda sumbatan jalan nafas yang berat, maka pertolongan harus segera dilakukan. Tanda –tanda sumbatan jalan nafas yang terganggu antara lain adalah pertukaran udara yang tidak adekuat serta diikuti dengan kesulitan bernafas yang meningkat seperti batuk tanpa suara, sianosis atau

tidak bias berbicara. Kadangkala penderita memperagakan cekikan di lehernya untuk memperlihatkan tanda universal tercekik. Segera tanyakan kepada penderita apakah dia tersedak, bila penderita menjawab dengan anggukan berarti penderita mengalami sumbatan jalan nafas yang berat. 3.3 Subyek Pengelolaan Kasus Subyek penerapan prosedur ini adalah 2 orang pasien yang mengalami masalah obstruksi jalan nafas dengan suara gurgling di ruang IGD RSUD R Syamsudin, S.H Kota Sukabumi. 3.3.1 Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penerapan, criteria inklusi dalam penerapan ini adalah 1) 2 orang pasien yang mengalami sumbatan jalan nafas akibat cairan di Ruang IGD RSUD R Syamsudin, S.H Kota Sukabumi. 2) Keluarga pasien yang kooperatif (mampu memberikan informed consent). 3.3.2 Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah criteria atau ciri – cirri anggota populasi yang tidak bias dijadikan sebagai sempel penelitian, criteria eksklusi dalam penerapan ini adalah : 1) Pada pasien sumbatan jalan nafas akibat pangkal lidah jatuh kebelakang. 2) Pasien yang pernah menjadi subyek pada penelitian sebelumnya.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat atau lokasi yang digunakan untuk melakukan

penelitian

pada

suatu

kasus

tertentu

(Notoadmojo,

2010).

Penyelenggaraan penerapan ini dilakukan di Ruang IGD RSUD R Syamsudin, S.H Kota Sukabumi. Waktu untuk studi penerapan ini yaitu pada bulan Maret – Juni 2019. 3.5 Pengumpulan Data 3.5.1 Metode Pengumpulan Data. Pengumpulan data adalah proses pengumpulan atau pengukuran informasi mengenai variabel – variabel yang diamati. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara membandingkan prosedur suctioning yang dilakukan di IGD RSUD R Syamsudin, S.H Kota Sukabumi dengan prosedur secara teori. 3.5.2 Langkat Pengumpulan Data. 1) Menjelaskan maksud, tujuan dan waktu penelitian kepada kepala ruangan atau perawat penanggung jawab ditempat penelitian dan meminta persetujuan untuk melibatkan subyek penelitian. 2) Meminta kepada keluarga atau penanggung jawab untuk menandatangani lembar informed consent sebagai bukti persetujuan penerapan mewakili subyek. 3) Melakukan teknik suction. 4) Membandingkan prosedur yang dilakukan dengan konsep suctioning. 5) Setelah berhasil melakukan penerapan teknik pemasangan suctioning, dilakukan evaluasi gambaran status kegawatdaruratan gangguan jalan nafas. 6) Melakukan pengelolaan data. 7) Menyajikan hasil pengelolaan data atau hasil penerapan dalam bentuk table dan narasi.

3.6 Uji Keabsahan Data Uji

keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data atau

informasi yang diperoleh sehingga dapat menghasilkan data ontetik atau memiliki validasi yang tinggi. Uji keabsahan data diperoleh dengan cara membandingkan dengan teori suction. 3.7 Analisa Data. Pengelolaan data dilakukan untuk mengidentifikasi gambaran status gangguan jalan nafas yang diterapkan dengan teknik pemasangan suctioning pada pasien gawat darurat. 3.8 EtikaPenelitian 3.8.1 Informed Consent (Persetujuan Menjadi Klien) Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tersebut diberikan sebelum penilaian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya, jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien (alimul,2013)

3.8.2 Anonymity (Tanpa Nama) Anonymity adalah untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak mencantumkan nama pada pengolahan data penelitian. Tetapi hanya memberikan nomer dan kode tertentu. Dalam pengelolaan kasus ini penulis melakukan studi kasus kepada kedua subyek, seperti kepada kedua subyek tersebut pemberian nama hanya menggunakan inisial, no rekam medic dan yang lainnya menggunakan nomer dan k ode tertentu (Ridwan, 2016). 3.8.3 Confidentially (Kerahasiaan). Confidentially adalah keamanan informasi menjamin bahwa hanya mereka yang memiliki hak yang boleh mengakses informasi tertentu pernyataan yang menjamin kerahasiaan akan identitas dan data yang diberikan oleh subyek peneliti. Dalam pengelolaan kasus ini penulis melakukan studi kasus kepada kedua subyek. Studi kasus yang dilakukan kepada kedua subyek yaitu penulis merahasiakan identitas kepada public, tidak memberitahukan identitas dan masalah yang dialami oleh pasien tersebut.

Related Documents

Bab 3 Bismillah New.docx
December 2019 8
Bismillah Bab 3..docx
December 2019 13
Bismillah Bab 2.docx
December 2019 12
Bismillah Bab 2.docx
June 2020 8
Bab 1 Bismillah A.docx
December 2019 13
Bismillah Bab 2.docx
June 2020 9

More Documents from "shinta ayu lestari"

Bab 3 Bismillah New.docx
December 2019 8
May 2020 32
Dsi U Bih
June 2020 22
Ryan Air
April 2020 20