Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. PLN (Persero) di Indonesia Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusaha tenaga listrik tersebut berkembang untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV.NIGM yang memperluas usahanya dari hanya dibidang gas kebidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja. Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPUPLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak dibidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. 2.2 Sejarah Berdirinya PLN (Persero) UIWS2JB Adapun sejarah berdirinya PT. PLN (Persero) UIWS2JB terdiri dari beberapa periode: A. Periode I (1924-1942) Pada tahun 1924 telah berdiri Perusahaan Swasta Belanda yang mengelolah kelistrikan dikota Palembang yaitu: Nederland Indisehe Gas Electriciteits Maatschapij yang di singkat menjadi NV, NIGEM yang memiliki mesin pembangkit yang mulai dioperasikan pada tahun 1927. Perusahaan ini mempunyai anak perusahaan di Tanjung Karang yang berdiri pada tahun 1927 dan mulai dioperasikan 1929. 5
Politeknik Negeri Sriwijaya
6
Mesin pembangkit tenaga listrik yang dimiliki adalah SLM WINTHER TOUR 4 DN sebanyak 2 (dua) unit dengan gaya terpasang 180 KW kemudian ditambah dengan mesin KIM WHITETOUR 6 DN daya terpasang 400 KW yang mulai dioperasikan tahun 1939. Lahat tahun 1931, Muara Enim tahun 1931, Baturaja dan Bengkulu tahun 1931, (berdasarkan data-data tanah yang dimiliki perusahaan tersebut). Sebelum pecah perang dunia II NV NIGEM berubah menjadi NV. Overzeeche Gas En Electricitiest Maatszchapij yang disingkat NV OGEM. Daerah kerjanya tidak berubah (pusat perusahaannya berada di Amsterdam Belanda).
B. Periode 11(1942-1945) Pada masa pecahnya Perang Dunia II, dimana tentara jepang banyak mendapat kemenangan dalam peperangan di Asia, termasuk Indonesia dapat dikuasai Jepang. Dengan demikian perusahaan listrik kota Palembang dikuasai pula oleh Jepang dan diberi nama Denky Kyoky.Denky Kyoky tidak bertahan lama sebab Jepang menyerah ketika kota Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh Sekutu. Selama dikuasai Jepang, kelistrikan didaerah Sumatera Bagian Selatan tidak mengalami perkembangan kecuali Tanjung Karang dimana sentral pembangkit listrik yang diledakkan Belanda dapat diperbaiki oleh Jepang. Belanda kembali masuk ke Indonesia dan Perusahaan listrik Denky Kyoky diserahkan kepada Belanda dengan nama NV OGEM. C. Periode III (1945-1959) Setelah Indonesia merdeka dan berdaulat penuh sejak tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih menguasai dan mengelolah listrik (NV OGEM). Pada tanggal 27 Desember 1958 tentang nasionalisasi perusahaan milik Belanda termasuk NV OGEM diambil alih oleh Republic Indonesia yang dikelolah oleh P3LG (Pemerintah Indonesia dan Langsung Dibawah Pengawas Listrik dan Gas) Sumatera Selatan yang diatur dalam PP no. 16 Tahun 1959, kemudian (DPUT) berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Politeknik Negeri Sriwijaya
7
Pekerjaan Umum dan Tenaga Nomor, Ment.16/4/10 tanggal 16 Juni 1959 yaitu dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara Djakarta (PLND).
D. Periode IV (1965) Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum pada tahun 1965 diadakan perubahan daerah kerja PLN Exploitasi II, yaitu meliputi Sumatera Selatan, Lampung dan Jambi, sedangkan Riau diarahkan kepada PLN Eksploitasi XIV yang berkedudukan di Sumatera Barat.Listrik di daerah jambi setelah dinasionalisasikan dikelola oleh Kotapradja Jambi. E. Periode V (1972) Untuk lebih memantapkan operasional PLN maka tahun 1972 Pemerintah Republik Indonesia menertibkan Peraturan Pemerintahan Nomor 18 Tahun 1972 yang menegaskan nama perusahaan listrik menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) yang masih dibawah naungan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Sehubungan PP No. 18/1972 diadakan perubahan suasana kerja dimana PLN Eksploitasi II diubah menjadi PLN Eksploitasi IV wilayah kerja yang sama. F. Periode VI (1975-Juli 1994) Nama PLN Eksploitasi VI inipun tidak bertahan lama dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan tenaga kerja Nomor : 013/prt/1975 Tanggal 9 September yang mengubah PLN Eksploitasi XI menjadi PLN wilayah IV dengan wilayah berkedudukan di Palembang dan satuan kerjanya terdiri dari : PLN Cabang Palembang, PLN Cabang Tanjung Karang, PLN Cabang Bengkulu, PLN Jambi, PLN Cabang Pandan dan PLN Sektor Keramasan. Kebutuhan listrik dimasyarakat terus meningkat, hal ini juga memacu PLN untuk meningkatkan dirinya. Hal ini terbukti dan tambahnya satuan-satuan kerja PLN Wilayah IV yaitu : PLN Cabang Bangka, Sektor Bukit Asam, Unit Pengaturan Beban Sistem Sumatera Selatan dan terakhir adalah PLN Sektor Bandar Lampung.
Politeknik Negeri Sriwijaya
8
G. Periode VII (1996-2000) Berdasarkan surat keputusan
Direksi
PT.
PLN
Nomor
:
179.K/10231/DIR 1996 tentang organisasi dan tap kerja PT. PLN Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Selatan, sebagai tindak dan surat keputusan Direksi PT. PLN Nomor : 010.K.023/DIR/1995 tentang organisasi
dan
tata
kerja
PT.
PLN,
maka
perlu
dibentuknya
pengorganisasian unit bisnis operasional. Untuk melaksanakan tugas pokok kegiatan perencanaan perusahaan dan pengembangan sarana untuk penyediaan listrik, pembangkit dan penyaluran Sumatera bagian Selatan mempunyai fungsi sebagai sistem pelaksanaan kostruksi perusahaan, pembekalan, penyediaan daya listrik, serta pengolahan sumber daya manusia, keuangan dan administrasi. Berdasarkan surat keputusan Direksi PT. PLN Nomor : 022.K.023/95. Maka PT. PLN Wilayah IV dibagi atas : 1. PT. PLN Wilayah IV Bukit Keramasan 2. PT. PLN Wilayah IV Unit Pengatur Beban 3. PT. PLN Wilayah IV Sektor Bukit Asam 4. PT. PLN Wilayah IV Sektor Bandar Lampung Yang dibawahi PT. PLN Pembangkit dan Penyaluran Sumatera bagian Selatan. Dengan adanya pengambil alih tersebut maka PT. PLN Wilayah I Sumatera Selatan membawahi tujuh Cabang unit, yaitu: 1. PT. PLN Wilayah IV Cabang Palembang 2. PT. PLN Wilayah IV Cabang Tanjung Karang 3. PT. PLN Wilayah IV Cabang Jambi 4. PT. PLN Wilayah IV Cabang Bengkulu 5. PT. PLN Wilayah IV Cabang Lahat 6. PT. PLN Wilayah IV Cabang Tanjung Pandan 7. PT. PLN Wilayah IV Cabang Bangka. H. Periode VIII (2000-Sekarang) Setelah menjadi PT. PLN Wilayah IV ubah nama menjadi PT. PLN (Persero) UIW, namun unit bisnis ini tetap membawahi tujuh cabang unit sebelumnya. Pada tahun 2002, berdasarkan surat keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor:089.K/010/DIR/2002 hal perubahan pengorganisasian Unit Bisnis dilingkungan PT. PLN (Persero) bahwa, dengan telah dibentuknya Unit Bisnis kelistrikan baru diwilayah kerja Propinsi Riau,
Politeknik Negeri Sriwijaya
9
Bangka Belitung, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan
Kalimantan
Timur
maka
perlu
ditetapkan
perubahan
perngorganisasian Unit Bisnis di lingkungan PT. PLN (Persero). Pada keputusan ini, PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu, Bangka Belitung dan Lampung (UB-SJB21) berubah nama menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (S2JB). Kemudian PT. PLN (Persero) Wilayah S2JB ini meliputi empat cabang. 2.3 Visi, Misi, Motto dan Logo Perusahaan 2.3.1
2.3.2
Visi Perusahaan Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani. Misi Perusahaan 1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
2.3.3
2.3.4
Motto Perusahaan Electricity For a Better Life (Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik. Logo Perusahaan
Politeknik Negeri Sriwijaya
10
a. Bidang Persegi Panjang Vertikal Melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Warna kuning menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala b. Petir atau Kilat Melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT. PLN (Persero). Warna merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia
c. Tiga Gelombang Mengartikan gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama ynag di geluti perusahaan yaitu pembangkit, penyaluran dan distribusi yang seiring berjalan 2.3.5
Nilai-Nilai PT. PLN (Persero) UIW S2JB UP3 Palembang ULP Ampera. Nilai-nilai perusahaan PT. PLN (Persero) yang dapat digunakan sebagai prinsip dalam menjalankan roda organisasi antara lain: a. Jujur
Politeknik Negeri Sriwijaya
b. c. d. e.
11
Integrasi Peduli Pembelajaran Teladan
2.4. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Seperti diketahui bahwa struktur organisasi merupakan salah satu sraana dlam menjalankan pekerjaan secara efektif dan efisien. Sehingga untuk itu diperlukn pembagian fungsu dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas dari masingmasing personil dan bagian. Dengan terkoordinirkan setiap personil dan bagian dalam perusahaan maka akan tercapai tujuan dengan cepat dan mudah. PLN UIWS2JB Palembang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Tugas dan taggung jawab masing-masing personil dan bagian yaitu :
Manager Cabang Bertugas merumuskan sasaran, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan pembangkitan, pendistribusian, dan pemasaran tenaga listrik berikut pemabngunanna serta mengkoordinasikan sasaran dari bagian komersial, keuangan serata SDM& ADM sesuai dengan kebijakan
atau kebijaksanaan PLN serta membawahi Ranting dan Rayon. Asisten Manager - Asisten Manager Distribusi, membawahi : Ahli Teknik Muda Perencanaan DistribusiA Ahli Teknik Muda Konstruksi Distribusi Supervisor Operasi Distribusi Supervisor Pemeliharaan Distribusi - Asisten Manager Pemasaran Distribusi, membawahi : Ahli Teknik Muda Riset Pasar Ahli Teknik Muda Kebutuhan Tenaga Listrik - Asisten Manager Komersial , mambawahi : Ahli Teknik Muda Pelayanan Pelanggan Ahli Teknik Muda Cater Ahli Teknik Muda Penagihan Supervisor Cater Supervisor TU Langganan Supervisor Sistem Informasi - Asisten Manager Keuangan, membawahi : Supervisor Pengendalian Anggaran dan Keuangan Supervisor Pengendalian Pendapatan Supervisor Akuntansi
Politeknik Negeri Sriwijaya
-
-
12
Asisten Manager SDM & ADM, membawahi : Ahli Teknik Muda Komunikasi Ahli Teknik Muda Hukum Supervisor SDM Supervisor Sekretariat Supervisor Perbekalan Asisten Manager Proteksi dan Pengukuran, membawahi : Ahli Teknik Muda Rele dan Proteksi Ahli Teknik Muda Tera Supervisor Prakitan alat pengukur dan pembatas (APP) Supervisor Automatic Meter Reading (AMR) Supervisor Pemakaian Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL)
Adapun pembagian tugas pokok asisten manager distribusi adalah mengkoordinir, memberi petunjuk dan mengarahkan bawahan di lingkungan distribusi. 1. Ahli Teknik Muda Perencanaan Distribusi Mempunyai tugas pokok mengatur penyusunan
rencana
kerja,
pemeliharaan dan pemantauan, memperbaharui data atau informasi jaringan distribusi sehingga dapat menunjang target atau sasaran yang telah ditetapkan 2. Ahli Teknik Muda Konstruksi Distribusi Mempunyai tugas pokok untuk mengkoordinir, memberi petunjuk san mengarahkan bawahannya dilingkungan konstruksi distribusi serta melakukan perluasan konstruksi jaringan guna meningkatkan keandalan sistem yang berkaitan dengan kontinuitas penyaluran tenaga listrik kepada pelanggan. 3. Supervisor Operasi Distribusi Mempunyai tugas pokok untuk mengatur dan mengarahkan pelaksanaan manuver jaringan yang berkaitan dengan pemasangan gardu, modifikasi dan perluasan jaringan agar keandalan pendistribusian tenaga listrik dapat tetap terjaga 4. Supervisor Pemeliharaan Distribusi Mempunyai tugas okok untuk menyusun rencanaa kegiatan, membagi tugas,membimbing bawahan, mengevaluasi hasil kerja bawahan serta melakukan pemeliharaan dan perbaikan gangguang jaringan distribusi guna meningkatkan kontinuitas dan keandalan jaringan.
Politeknik Negeri Sriwijaya
13
5. Manager ULP Bertanggung jawab dan mengawasi kinerja SPV dalam penyelanggaraan fungsi masing-masing, seperti pelayanan kepada pelanggan, sistem pelayanan,peningkatan pemasangan,pembacaan meter,kepemilikan dan pengelolaan alat pengukur dan pembatas atau APP penagigan dan administrasi serta keuangan untuk target kinerja perusahaan termasuk penerimaan piutang dan kepuasan pelanggan. Tugas Pokok : 1. Menetapkan rencana kerja dan anggaran 2. Menyusun konsep kebijakan teknis berdasarkan target perusahaan dengan berpedoman pada ketentun PT.PLN pusat. 3. Memberi petunjuk kepada supervisor layanan pelanggan serta supervisor administrasi dan Supervisor teknik. 4. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai kewajiban dan tanggung jawab pokok. 6. Supervisor Administrasi Bertanggung jawab atas penyusuna anggaran, pengelolaan keuangan dan akuntansi, penyelanggaraan kesekretariatan dan rumah tangga kantor, pengelolaan SDM dan penyelanggaraan kegiatan kehumasan. Tugas pokok : 1. Menyusun rencana anggaran biaya dan pendapatan, dan laporan keuangan 2. Mengelola dan mengembangkan SDM sesuai kompetisinya 3. Mengendalikan penggunaan sumber daya 4. Mengelola kesekretariatan, rumah tangga kantor, administrasi hukum dan kehumasan. 5. Melaksanakan transaksi
dengan
kewenangannya. 6. Melaksanakan pengelolaan
pihak
keuangan,
ketiga baik
sesuai
dengan
pengeluaran
dan
pemasukan serta pajak sesuai prosedur. 7. Analyst Kerja Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan lerja, system manajemen kerja, perencanaan investasi, dan pengembangan aplikasi system informasi untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang memiliki efisiensi, mutu dan keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksana kerja. Tugas pokok:
Politeknik Negeri Sriwijaya
14
1. Menyusun sistem manajemen kinerja unit-unit kerja. 2. Menyusun dan mengelola manajemen umum. 3. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. 4. Mengawasi barang-barang yang ada digudang perusahaan. 8. Supervisor Teknik Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyusunan rencana dan plaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Operasi Dsitribusi dan Pengendalian Konstruksi Distribusi yang meliputi survei, operasi jaringan distribusi, perencanaan kebutuhan material dan pemasangan (trafo,JTR,SR & APP), pengendalian konstruksi, pengelolaan data aset jaringan distribusi, sesuai dengan ketenuan yang telah ditetapkan perusahaan. Tugas Pokok : 1. Melaksanakan pemeliharaan jarungan distribusi tegangan menengah, transformator serta jaringan tegangan rendah. 2. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan kontrak kerja sama pelayanan gangguan dan pemeliharaan serta kontrak kerja lainnya 3. Menyusun rencana kebutuhan material dan mengendalikan kebutuhan material pemeliharaan dan material PDP 4. Mengusulkan pemegang/penanggung jawab tang segel operasi Distribusi,
pelayanan
gangguan,
penertiban,
pemutuan
dan
penyambungan, pemeliharaan serta konstruksi. 9. Bagian Pelayanan Pelanggan Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan kepada pelanggan melalui pengembangan inovasi sistem pelayanan, peningkatan pelayanan, untuk meningkatkan pelayanan dalam rangka pencapaian target kinerja perushaan dan kepuasan pelanggan. Tugas pokok: 1. Menyusun pola operasional pelayanan pelanggan guna menjamin 2. 3. 4. 5.
kepuasan pelanggan dan memonitor pelaksanaannya. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pelanggan Bertanggung jawab atas pembukuan pelanggan. Melaksanakan proses administrasi tindak lanjut penyelesaian P2TL Menyiapkan laporan pelayanan dan program pemasaran seperti sarling
dan pendirian stand. 6. Bertanggung jawab terhadap data Induk langganan (DIL) 7. Menyiapkan dokumen-dokumen pasang baru, migrasi dan permohonan lain seperti perintah kerja, berita acata, SIP, Surat perjanjian jual beli
Politeknik Negeri Sriwijaya
15
tenaga listrik pelanggan baik melalui call center 123 atau datang langsung ke perusahan 8. Bertanggung jawab atas mutasi perubahan data langganan (PDL) 9. Mengupayakan peningkatan pemasaran dan memonitor usaha peningkatan penjualan (TL) pendapatan. 10. Bagian Penagihan Bertanggung jawab atas penyelanggeraan dan pengendealian kegiatan penagihan, pelayanan pembayaran rekening serta penekanan piutang pelanggan menuju tingkat nol (0) rupiah dan (0) lembar. Tugas pokok : 1. Menyusun pola penagihan rekening yang memudahkan pelanggan dan memonitor pelaksanaannya. 2. Bertanggung jawab atas pelayanan pembayaran rekening bulan bejalan maupun tunggakan, piutang ragu-ragu usulan oenghapusan, koreksi rekening, restitui, dll 3. Melakukan evaluasi kegiatan penagihan untuk menemukan metode yang efektif dan efisien. 4. Membuat laporan kegiatan penagihan secara berkala 5. Menyiapkan proses administrasi atas sanksi piutang pelanggan 6. Menyelenggarakan, mengendalikan proses pembuatan, pendistribusian rekening dn pemahasan atau pembinaan payment point. 11. Bagian Distribusi Bertanggung jawab atas tersusunnya strategi, standarisasi dan penerapan system pengelolaan jaringan distribusi serta penerapan manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan untuk mendukung upaya pengusaha tenaga listrik yang memiliki efisiensi, mutu dan kendala yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja. Tugas pokok : 1. Bertanggung jawab atas data pengukuran tegangan dan beban 2. Bertanggung jawab atas survei jaringan untuk perluasan 3. Pengendalian operasi jaringan dan piket 4. Melaksanakan dan mengendalikan P2TL 5. Menyiapkan SOP untuk pengoperasian jaringan dan gardu distribusi 6. Mengendalikan pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan jaringan dan gardu distribusi 7. Bertanggung jawab atas pelaksanaan survei data teknik untuk penyambungan baru dan perubahan daya
Politeknik Negeri Sriwijaya
16
12. Bagian Alat Pengukur Pembatas Bertanggung jawab atas terlaksananya perencanaan penyambungan baru, mutusan sementara dan bongkar rampung sesuai target kinerja pengusahaan dan kepuasan pelanggan serta mengganti kwh yang rusak. Tugas pokok : 1. Merencanakan perubahaan daya, pemutusan sementara, dan bongkar rampung. 2. Bertanggung jawab atas pemeliharaan alat ukur dan MCB. 3. Merencanakan kebutuhan material untuk penyambungan baru 4. Mengganti kwh yang rusak. 13. Bagian Penertiban Pemakaian tenaga Listrik (P2TL) Bertanggung jawab atas pelaksanaan penertiban ar=tas kecurangan atau pencurian listrik maupun penyambungan listrik ilegal (P2TL), menentukan target perasi P2TL dan mengkoordinir MDI dan kwh penyulang.
2.5 Ruang Lingkup Usaha PT PLN (Persero) UIW S2JB UP3 palembang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penjualasan jasa tenaga listrik. Dalam ruang lingkup usaha ini dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : 1. Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik, pelayanan pelanggan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit dan jarungan distribusi teanaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor induk untuk menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung pelayanan , mutu dan keandalan pasokan yang memenuhi kebutuhan pelanggan, serta melakukan pembinaan, dan pemberdayaan unit asuhan dibawahnya. 2. Unit Layanan Pelanggan (ULP) Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik. Pelayanan pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit dan jaringan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola yang baik berdasarkankebijakan kantor induk untuk menghasilkan
Politeknik Negeri Sriwijaya
17
pendapatan perusahaan yang didukung pelayanan, serta melakukan pembinaan dan pemberdayaan unit asuhan dibawahnya.
Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan Rayon Ampera
Politeknik Negeri Sriwijaya
18
MANAGER SUGIHARTO 7604033B Spv. PA ILHAM HIJRAH M 8404037B
Spv. TE RUBIANSAH 7804024B
Spv. TEKNIK ARI PURWANTO 8204009B
STAFF MIFTA AYU 90112155Z
STAFF PUTRI FITRIA 9817106SEY
STAFF M. AGUS WIJAYA 9616051BY
STAFF META YULINDA 9213342ZY
STAFF STAFF ROBI DWI SATRIA 9817089SEY
STAFF MUHAIMIN 9112003BY
STAFF AGAM ADISURYA 6389079B STAFF HELMI TUSTAT 8304030B3
STAFF PURWANTO 7193315B
Spv. K3 SLAMET 6993325B
Politeknik Negeri Sriwijaya
19
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 KwH Meter 1 Phasa Prabayar KWH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya pemakaian daya energy listrik oleh konsumen. KwH meter dapat menggunakan sistem satu fasa atau tiga fasa. KwH meter juga terbagi menjadi dua macam, yaitu KwH meter analog dan KwH meter digital (prabayar). Kwh meter prabayar adalah jenis kwh meter yang menggunakan system computer dalam operasinya dengan aplikasi mikroprosessor dan dilengkapi Contact Relay di dalam meter yang berfungsi memutuskan arus listrik dan keamanannya lebih terjamin KwH meter prabayar juga melakukan pengukuran pemakaian daya listrik dengan sensor arus listrik pada sisi kabel phasa dan netralnya. Arus phasa yang masuk ke instalasi rumah harus sama dengan arus netral yang keluar. Jika terjadi perbedaan atau jika hanya salah satu pengantar saja (netral atau phasa) yang mengalirkan arus listrik, maka alarm pada KwH akan berbunyi. Alarm juga berbunyi ketika pengawatan atau penyambungan kabel tidak sesuai. Penggunaan KwH meter ini berbeda dengan KwH meter analog. Jika pada KwH meter analog pelanggan membayar setelah menggunakan tenaga listrik, sehingga tagihan listrik membengkak karena penggunaan yang tidak terkendali. untuk KwH meter prabayar pelanggan bisa mengontrol penggunaan listrik sesuai pulsa yang ada dan bisa ditambah dengan membeli token menggunakan kartu prabayar. 3.2 Prinsip kerja KWH meter 1 phasa Penggunaan daya di Indonesia menggunakan satuan kilowatt hour. Bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus, piringan aluminium, magnet tetap dan gear mekanik yang mencatat jumlah
Politeknik Negeri Sriwijaya
20
perputaran piringan aluminium. Apabila meter dihubungkan ke daya satu phasa maka piringan mendapat torsi yang dapat membuatnya berputar seperti motor dengan tingkat kepresisian yang tinggi. Berikut diberikan gambar konstruksi KWh meter analog tipe induksi.
Dari gambar tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa arus beban I menghasilkan fluks bolakbalik Φc, yang melewati piringan aluminium dan menginduksinya, sehingga menimbulkan tegangan. Kumparan tegangan Bp juga mengasilkan fluks bolak-balik Φp yang memintas arus If. Karena itu piringan mendapat gaya, dan resultan dari torsi membuat piringan berputar. Torsi ini sebanding dengan fluks Φp dan arus IF serta harga cosinus dari sudut antaranya. Karena Φp dan IF sebanding dengan tegangan E dan arus beban I, maka torsi motor sebanding dengan EI cos θ, yaitu daya aktif yang diberikan ke beban. Karena itu kecepatan putaran piringan sebanding dengan daya aktif yang terpakai. Semakin besar daya yang terpakai, kecepatan piringan semakin besar, demikian pula sebaliknya. Secara umum perhitungan untuk daya listrik dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu : Daya kompleks
: S(VA) = V.I
Daya reaktif
: Q(VAR) = V.I sin φ
Daya aktif
: P(Watt) = V.I cos φ
Hubungan dari ketiga daya diatas , yang terukur pada KWH meter adalah daya aktif, yang dapat dituliskan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : S=V.I
Politeknik Negeri Sriwijaya
21
3.3 KWH Meter Digital KWh-meter digital merupakan suatu alat pengukuran yang memiliki fungsi utama sama seperti kWh-meter analog yakni mengukur jumlah pemakaian energi atau jumlah pemakaian daya dalam satuan waktu. Jika pada kWh-meter analog bekerja berdasarkan induksi, kWh-meter digital bekerja berdasarkan program yang dirancang pada mikroprosesor yang terdapat di dalam piranti kWhmeter digital tersebut. Tegangan dan arus yang diterima oleh kWh-meter digital ini akan dibaca terpisah. Tegangan yang masuk akan dibaca dan kemudian akan diteruskan ke dalam suatu mikrokontroler. Arus yang dibaca juga akan diteruskan ke dalam mikrokontroler. Di dalam mikrokontroler sudah di atur suatu program untuk mengolah tegangan dan arus yang masuk menjadi suatu besaran. Besaran yang dimaksud adalah daya aktif dan energi. Sehingga dengan kWh-meter digital ini dapat dibaca jumlah pemakaian energi yang terpakai 3.4 Fitur-fitur pada kwh meter : Sebelum membahas bagian komponen-komponen kwh meter prabayar lebih dalam lagi, kita harus mengetahui bagian-bagian luar dari kwh meter prabayar. Karena bagian ini sangat mudah dikenal dan secara signifikan bisa membedakan antara satu type dengan type yang lain. Sebagai contoh pada gambar berikut :
Politeknik Negeri Sriwijaya
22
Keterangan gambar kwh meter prabayar : 1. Nameplate Informasi umum untuk mengetahui nomor meter, daya maksimal 2. LED Hijau dan Merah Informasi untuk mengetahui status light normal kredit dan dibawah normal kredit 3. LED Merah / Indicator tarif Informasi untuk mengetahui ketika pulsa hamper habis 4. Data Burst / Port Komunikasi Infrared Digunakan oleh petugas PLN untuk mendownload data yang tersimpan di dalam memory kwh meter 5. LCD Berfungsi untuk menampilkan berbagai informasi pada kwh meteran 6. Papan tombol Tombol-tombol yang digunakan untuk melakukan perintah dengan memasukan kode tertentu pada kwh meteran 7. Terminal blok Tempat penyambunga pengawatan alat ukur dan pembatas 8. Terminal cover Untuk melindungi pengawatan dari berbagai gangguan, penutup di beri segel yang hanya dapat dibuka oleh petugas PLN 3.5 MCB (Miniature Circuit Breaker) MCB adalah alat pengaman arus lebih. MCB memproteksi arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya hubung singkat. Dengan demikian, MCB adalah saklar otomatis yang bekerja dengan sistem panas atau bimetal yang apabila arus yang masuk ke kumparan melebihi arus maksimalnya, MCB akan trip atau memutus sirkit secara otomatis. Penggunaan MCB sebagai pembatas diatur dalam Standar PLN (SPLN) nomor 108 tahun 1993. Tabel 3.5.1 Tabel Pemakaian MCB 1 Phasa Daya yang digunakan konsumen
MCB yang digunakan
450 VA
2A
Politeknik Negeri Sriwijaya
23
900 VA
4A
1300 VA
6A
2200 VA
10 A
3500 VA
16 A
4400 VA
20 A
5500 VA
25 A
7700 VA
35 A
11 KVA
50 A
Tabel 3.5.2 Tabel Pemakaian MCB 3 Phasa
Daya yang digunakan konsumen
MCB yang digunakan
3900 VA 6600 VA 10600 VA 13200 VA 16500 VA 23000 VA 33000 VA
6A 10 A 16 A 20 A 25 A 35 A 50 A
3.6 CT (Current Transformers) CT (Current Transformers) atau trafo arus adalah trafo yang menghasilkan arus di sekunder dimana besarnya sesuai dengan rasio dari arus primernya. CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh konduktor kawat tembaga. CT terdiri dari dua macam, yaitu CTTR yang digunakan untuk pemakaian daya konsumen tegangan rendah, dan CTTM yang dipakai untuk pemakaian daya konsumen tegangan menengah.
Politeknik Negeri Sriwijaya
24
Gambar 3.8 Trafo Arus Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya
ratusan
ampere dari arus yang mengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Disamping untuk pengukuran arus, trafo arus juga digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan relay proteksi. 3.7 Persiapan Pelaksanaan Pemasangan Berikut adalah peralatan yang perlu disiapkan sebelum melakukan pemasangan APP : 1. Siapkan diagram satu garis atau diagram pengawatan APP TR 2. Siapkan peralatan K3, alat bantu dan peralatan komunikasi 3. Siapkan alat perkakas pemasangan : o
Tang kombinasi
o
Tang potong
o
Tang kupas kabel
o
Obeng plus dan minus dengan beberapa ukuran
o
Bor tangan
o
Palu
o
paku
4. Siapkan material/komponen sesuai dengan jenis APP yang akan dikerjakan, antara lain : o
Kotak APP
Politeknik Negeri Sriwijaya
o
Meter KwH
o
MCB
o
Terminal Blok
o
Kabel NYAF
o
Saluran kabel/pipa fleksibel
o
Label kawat
o
Tutup pelindung
o
Peralatan kecil lainnya
25
3.8 Pemasangan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) Pemasangan APP dilakukan dalam rangka penyambungan pelanggan baru atau perubahan daya (PB/PD) atau penggantian APP yang rusak/tidak berfungsi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan APP adalah : a. APP harus dipasang pada dinding dengan permukaan tegak lurus, baik depan, belakang, kiri dan kanan, dengan sudut penyimpangan tidak lebih dari 3° dan tinggi pemasangan dari titik pandang register ke permukaan tanah ± 1,5 meter sesuai dengan SPLN D3.003:2008 dan SPLN 56-31:1996. b. APP dipasang di bagian depan persil pelanggan pada tempat yang mudah untuk dilihat, diperiksa dan aman terhadap gangguan, kecuali untuk meter terpusat. Meter energi harus dipasang ditempat yang terlindung dari sengatan matahari dan air hujan secara langsung. c. Bila meter energi dipasang pada dinding bagian luar bangunan, dengan memperhitungkan kemiringan jatuh air hujan 45°. d. Lokasi meter energi harus dihindarkan dari tempat-tempat yang banyak debu, berasap, mengandung gas kimia yang korosif dan suhu melebihi standar maksimum ketahanan meter energi. e. Untuk APP yang dipasang pada bangunan ditepi pantai, harus diberi perlindungan yang memadai sehingga APP terlindung dari efek eksternal
Politeknik Negeri Sriwijaya
26
yang dapat mempengaruhinya. Sebaiknya kotak APP terbuat dari bahan aluminium atau fiber. f. Untuk APP yang dilengkapi dengan alat komunikasi, letak pemasangan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak berada pada area blank spot. g. Untuk APP pengukuran tidak langsung, selain dilakukan penyegelan harus dipasang gembok atau kunci elektronik di kotak APP dan atau di pintu gardu beton. Kunci gembok atau kunci elektronik dikelola dengan baik oleh petugas PLN. h. Penempatan meter energi pelanggan TT diatur sedemikian rupa sehingga drop tegangan dari terminal sekunder PT sampai ke meter harus lebih kecil dari 1%. i. Untuk pemasangan APP TR, sambungan SL (Sambungan Layanan) ke JTR harus menggunakan joint press. j. Pemasangan APP harus berdasarkan Surat Perintah Kerja yang ditandatangani oleh pejabat berwenang. 3.9 Diagram Pengawatan KWH Meter Prabayar Diagram pengawatan KwH meter prabayar yang benar : 3.9.1 Berikut adalah pengawatan kwh meter prabayar yang benar
Politeknik Negeri Sriwijaya
27
G
ambar 3.10 Diagram Pengawatan KwH Meter Prabayar Warna hitam adalah penghantar phasa, warna biru adalah penghantar netral dan warna hijau adalah grounding.
Pada instalasi terdapat ground di meter dan ground di PHB
Politeknik Negeri Sriwijaya
28
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 SOP Pemasangan KWH Meter Prabayar SOP Penggantian KWH meter 1. Mendapat laporan dari pelanggan KWH melalui APKT/ ONLINE/ CALL CENTER 2. Petugas gangguan mengecek ke lapangan 3. Mencetak DIL (Data Induk Langganan) dari AP2T 4. Persiapan material (KWH) dari gudang 5. Proses by system AP2T (Aplikasi Pelayanan Pusat Terpadu) - Pengaduan pelanggan - Tindakan pengaduan - (pra) aktivasi no meter - (pra) cetak token - petugas membawa Berita Acara kelapangan - mencatat sisa pulsa, SBL (sambung langsung) kelapangan - membawa pulang B.A - Ketika ada sisa pulsa, entri PDL sisa KWH : 1. Mengisi kolom KWH sisa LPB 2. Cetak APP 3. Tanggal pasang - Mengambil no. agenda ke PDL - Aktivasi - Cetak token 5. Persiapan tool set 6. Proses penggantian meter di lapangan
4.2 Cara Pemasangan KWH Meter Prabayar
Politeknik Negeri Sriwijaya
29
Langkah-langkah pemasangan APP : 1.
Pasang plat OK pada dinding dengan 3 buah paku yang disediakan.
2.
Pasang KwH meter pada plat OK dengan cara mengaitkan bagian atas meter pada kaitan yang ada pada plat OK.
3.
Baut sisi kanan dan kiri KwH meter ke plat OK dengan sekrup yang disediakan.
4.
memasang MCB pada kwh
5.
Lakukan pengawatan pada terminal blok.
6.
Pasang penutup (cover) MCB.
7.
Lakukan pemeriksaan pemasangan
8.
Pasang segel ke semua titik penyegelannya
9.
Buat berita acara pemasangan.
10.
Memasukkan kode CT pada kwh
Politeknik Negeri Sriwijaya
30