BAB I KONSEP TEORI MEDIK A. Konsep Medik 1. Definisi Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit) adalah Pendarahan yang terjadi karena adanya kelainan pada proses pembekuan darah sang ibu, sehingga darah tetap mengalir.
2. Etiologi Pada periode post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan platelet biasanya tidak menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini bergantung pada kontraksi uterus untuk mencegah perdarahan. Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjendalan darah memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan. Kelainan pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partun sekunder atau perdarahan eksaserbasi dari sebab lain, terutama trauma. Abnormalitas dapat muncul sebelum persalinan atau didapat saat persalinan. Trombositopenia dapat berhubungan dengan penyakit sebelumnya, seperti ITP atau sindroma HELLP sekunder, solusio plasenta, DIC atau sepsis. Abnormalitas platelet dapat saja terjadi, tetapi hal ini jarang. Sebagian besar merupakan penyakit sebelumnya, walaupun sering tak terdiagnosis. Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum persalinan yang berupa hipofibrinogenemia familial, dapat saja terjadi, tetapi abnormalitas yang didapat biasanya yang menjadi masalah. Hal ini dapat berupa DIC yang berhubungan dengan solusio plasenta, sindroma HELLP, IUFD, emboli air ketuban dan sepsis. Kadar fibrinogen meningkat pada saat hamil, sehingga kadar fibrinogen pada kisaran normal seperti pada wanita yang tidak hamil harus mendapat perhatian. Selain itu, koagulopati dilusional dapat terjadi setelah perdarahan post partum masif yang mendapat resusiatsi cairan kristaloid dan transfusi PRC.
1
DIC, yaitu gangguan mekanisme pembekuan darah yang umumnya disebabkan oleh hipo atau afibrinigenemia atau pembekuan intravascular merata (Disseminated Intravaskular Coagulation). DIC juga dapat berkembang dari syok yang ditunjukkan oleh hipoperfusi jaringan, yang menyebabkan kerusakan dan pelepasan tromboplastin jaringan. Pada kasus ini terdapat peningkatan kadar D-dimer dan penurunan fibrinogen yang tajam, serta pemanjangan waktu trombin (thrombin time).
3. Patofisiologi Kelainan koagulasi generalisata ini dianggap sebagai akibat dari lepasnya substansi – substansi serupa tromboplastin yang berasal dari produk konsepsi ke dalam sirkulasi darah ibu atau akibat aktivasi factor XII oleh endotoksin. Setelah itu mulailah serangkaian reaksi berantai yang mengaktifkan mekanisme pembekuan darah, pembentukan dan pengendapan fibrin dan, sebagai konsekuensinya, aktivasi sistem fibrinolitik yang normalnya sebagai proteksi. Gangguan patofisiologi yang kompleks ini menjadi suatu lingkaran setan yang muncul sebagai diathesis perdarahan klinis dengan berubah – ubahnya hasil rangkaian tes pembekuan darah sehingga membingungkan.
4. Manifestasi Klinis a. Perdarahan berlangsung terus b. Merembes dari tempat tusukan (Chapman, 2006)
5. Komplikasi Komplikasi-komplikasi obstetric yang diketahui berhubungan dengan DIC (Koagulasi Intravaskuler Diseminata) : a. Sepesi oleh kuman gram negative, terutama yang menyertai dengan abortus septic b. Syok berat c. Pemberian cairan hipertonik ke dalam uterus (Schward, 2000)
2
6. Penanganan/Pengobatan Pasien perlu dirawat bila secara klinis ada gangguan pembekuaan darah atau dari serangkaian pemeriksaan laboratorium diperlihatkan adanaya kemunduran fungsi pemebekuan darah secara progresif. Nilai normal
Kehamilan
DIC
Hitung trombosit
Sama
Lebih rendah
150.000-400.000/mm3 Waktu protombin yang cepat Memendek
Memanjang
75-125% Memendek
Memanjang
Memendek
Memanjang
300-600 mg%
Menurun
Produk-produk pecahan fibrin
Negative
Dapat diukur
Pengukuran faktor V 75-125%
Sama
Menurun
Pengukuran faktor VII
Mungkin meningkat
Menurun
Waktu protomboplastin parsial 30-45% Waktu thrombin 10-15 detik Pengukuran fibrinogen (atau titer) 200-400 mg%
50-200% Tujuan utama pengobatan adalah menghilngkan sumber material serupa tromboplastin, tetapi evalusai produk konsepsi akan mendatangkan resiko perdarahan vaginal atau bedah. Dengan alasan inilah, proses pembekuaan normal harus dipulihkan lebih dahulu sebelum melakukan persalinan operatif. a. Pemberian faktor-faktor pembekuan b. Menghambat proses patofisiologi dengan antikoagulasi heparin samapi faktorfaktor pembekuan pulih kembali
3
Cara pengobatan yang akan dipilih tergantung kepada ancaman jiwa pasien segera akibat perdarahan yang aktif pada saat diagnosis ditegakkan atau akibat persalinan yang akan segera terjadi. 1. Bila dicurigai ada perdarahan aktif dari uterus dari persalinan operatif, harus diberikan pengobtan sebagai terjadi : a. Monitor tanda-tanda vital secara kontiyu termasuk pengukuran tekanan vena sentral dan mempertahankan produksi urin b. Berikan oksigen melalui masker c. Mengatasi syok dengan segera adalah penting, bila memungkinkan dengan darah lengkap segar. d. Pemberian faktor-faktor pembekuan : pengobatan denga plasma beku segar lebih disukai daripada dengan preparat depot fibrinogen (pooled fibrinogen) komersial karena dapat memperkecil resiko penularan hepatitis, pengantian volume tambahan, serta tersediannya aneka macam faktor-faktor pembekuaan. Setiap liter plasma beku segar dapat diharapkan mengandung 2-3 g fibrinogen. Karena kira-kira diperlukan 2-6 g fibrinogen, bila hal tidak dapat disediakan dengan perparat tersebut (baik karena tidak tersedia atau karena masalah-masalah hipervolema) dapat dipakai fibrinogen depot komersial. Masalah utama yang berkaitan dengan pengantian fibrinogen dengan menggunakan salah satu preparat tersebut di atas adlah waktu psruhnya yang singkat kalkau ada banyak trombhin dan timbunan fibrin intravaskuler lebih lanjut. Dengan alasan inilah, preparat-preparat tersebut hanya boleh digunakan untuk segera mengendalikan perdarahan sebelum persalina ndan pertama bila persalinan harus dilaksankan dengan operasi seksio sesaria. Dengan demikian prosedur pengobatan seperti di atas serta melakukan pengosongan uterus, biasanya akan terjadi perbaikan spontan pembekuan darahnya, sehingga tidak diperhatikan terapi lebih lanjut.
4
2. Bila tidak ada perdarahan uterus dan persalinannya dapat ditunda (yaitu, sindrom janin mati yang tertinggal dalam uterus tetapi jelas tidak ada soluiso plasenta), tindakan sebagai berikut dilakukan : a. Heparinisasi : 100 IU/kg setiap 4 jam, atau 600 IU/kg/24 jamdenga infuse kontiu Pemberian heparin dihentikan setelah terjadi perbaikan faktor-faktor pembekuan kedalam batas normal, dan hanya dalam keadaan inilah persalinan boleh dilaksanakan. b. Terapi fibrinogen jarang dilakukan jika sekiranya diindikasikan pada pasien obstetric selalu karena DIC dan akan berhenti sendiri setelah pengobtan primer. Kita harus selalu ingat bahwa keberadaan fibrinolisis merupakan suatu respons protektifterhadap koagulasi intravaskuler. (Schward, 2000)
5
BAB II KONSEP TEORI KEPERAWATAN B. Konsep Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengkajian data Tempat pengkajian Tanggal Jam b. Data Subyektif 1. Biodata 2. Keluhan utama 3. Riwayat Kesehatan yang lalu 4. Riwayat penyakit keluarga - Nutrisi - Eliminasi BAK BAB - Istirahat/tidur - Aktifitas - Personal Hygiene 5. Psikososial dan Spiritual - Psikologis - Sosial - Budaya - Spiritual
6
c. Data Obyektif 1. Pemeriksaan Umum - KU - Kesadaran - TTV - Nadi - Suhu - RR 2. Pemeriksaan Khusus - Inspeksi Muka
: pucat, terlihat cemas dan lemah
Mata
: konjungtiva pucat
Mulut
: pucat, ada perdarahan gusi
Leher
: simetris, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Ketiak
: tidak ada luka, tidak ada benjolan
Dada
: simetris, tidak ada benjolan, pergerakan nafas simetris.
Payudara
: simetris,
hypervaskularisasi,
hyperpigmentasi
mammae Perut
: Tidak ada luka bekas operasi
Genetalia
: Tidak ada tanda-tanda infeksi
Ekstremitas
: atas : simetris, tonus bagus, turgor bagus,
bawah : simetris, tonus bagus, turgor bagus - Palpasi Payudara
: Simetris
Perut
: perut lembek, nyeri tekan abdomen bawah.
Ekstremitas
: oedema (-)
- Auskultasi Dada
: wheezing (-), ronchi (-)
Perut
: bising usus (+)
- Perkusi Reflek patella : +/+ 7
areola
d. Pemeriksaan Penunjang -
laboratorium
: HB 7%
-
Trombosit
: 100.000 /mm3
2. Diagnose a. Cemas terhadap keadaannya b. Potensial : Anemia berkelanjutan, Syok hemoragic, Sepsis, Kematian. 3. Intervensi a. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga R/ Klien dan keluarga mengetahui kondisi klien b. Pasang infuse RL R/ untuk mengganti cairan yang hilang dan mencegah syok hipovolemik c. Temukan penyebab perdarahan R/ untuk sesegera mungkin menghentikan perdarahan d. Hentikan perdarahan sesuai causa R/ mencegah kehilangan darah lebih banyak e. Ambil sampel darah klien untuk dilakukan pemeriksaan darah R/ untuk mengetahui HB dan golongan darah klien f. Berikan antibiotika R/ untuk mencegah dan mengobati infeksi g. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi R/ mengembalikan kondisi klien, mempercepat kesembuhan luka h. Anjurkan klien untuk banyak minum. R/ untuk mengganti cairan yang hilang dan mencegah dehidrasi. i. Observasi perdarahan dan TTV R/ untuk mengetahui adanya perdarahan lanjutan dan sebagai parameter keadaan klien j. Rujuk jika tindakan tidak berhasil R/ mencegah keadaan yang lebih parah pada klien
8
k. Lakukan dokumentasi yang lengkap dan akurat R/ untuk bukti otentik suatu tindakan
4. Evaluasi S : Klien mengatakan -
darah yang keluar sudah tidak sebanyak tadi
-
perutnya terasa mulas
-
Klien sudah bisa kencing walau masih sedikit
O : jumlah darah ± 300 cc, perut teraba keras, tidak ada tana-tanda infeksi maupun syok, vesika urinaria kosong, klien tidak terpasang kateter, klien sudah bisa kencing spontan walau masih sedikit-sedikit, masih terpasang infuse dengan tetesan 20 tetes/menit. TTV : TD 120/80 mmHg Nadi 80 x/menit RR 20 x/menit Suhu 37ºC A : Ny. “S” Usia 25 tahun P10001 3 jam XXX dengan Disseminated Intravaskular Coagulation keadaan umum membaik. P : -
Observasi : KU, TTV, Vesika Urinaria, jumlah darah, warna, bau, konsistensi.
-
Lakukan perawatan selanjutnya
-
Berikan KIE tentang penyakitnya.
-
Anjurkan klien untuk kontrol 3 hari setelah pulang.
9
DAFTAR PUSTAKA Angsar, M. D., 1999, Perlukaan Alat-alat Genital dalam Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Komite Medik RSUP dr. Sardjito, 2000, Perdarahan Post Partum dalam Standar Pelayanan Medis RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta: Penerbit Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Manuaba, Ida Bagus Gede. 1999. Operasi Kebidanan, Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Dokter Umum. Jakarta : EGC. Manuaba, Ida Bagus Gede. 2001. Kapita Selecta Penatalaksanaan Rutin Obstetri, Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC. Mochtar, R., Lutan, D. (ed),1998, Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Pilliterri, Adelle. 2001. Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC. Rayburn, W. F., Carey, J. C., 2001, Obstetri & Ginekologi, Jakarta: Penerbit Widya Medika Saifuddin, A. B., Adriaansz, G., Wiknjosastro, G., H., Waspodo, G. (ed), 2002,Perdarahan Setelah Bayi Lahir dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta: JNPKKR – POGI bekerjasama dengan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Sefe Motherhood. 2001. Modul Hemoragi Post Partum. Jakarta : EGC. Smith,
J.
R.,
Brennan,
B.
http://www.emedicine.com
10
G.,
2004, Postpartum
Hemorrhage,