JUDUL: PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNING BERBANTUAN GADGET DAN KERJA KELOMPOK UNTUK MEMBANDINGKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA SISWA KELAS X MIPA I DAN KELAS IPS 2 SMA NEGERI I JETIS TAHUN PELAJARAN 2018/2019 PADA MATERI MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN Nama: Romualdus Paulus Sogen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam dunia pendidikan telah mengubah sistem pembelajaran konvensional menjadi sistem pembelajaran modern,
menuntut
untuk
melakukan
inovasi
dalam
penyampaian
pembelajaran. Tantangan inilah yang membuat perubahan yang terjadi dalam lingkungan belajar dan turut membantu pergerakan proses pembelajaran, khususnya dalam pelajaran fisika. Fisika mempelajari fenomena- fenomena yang terjadi di alam, sehingga pembelajaran fisika memerlukan media peraga atau alat penunjang, sumber belajar dan metode pembelajaran untuk memudahkan memahami fenomena- fenomena alam yang terjadi. Hal ini menyebabkan betapa pentingnya pelajaran fisika bagi kehidupan. Oleh karena itu, guru di sekolah harus sanggup memunculkan daya pikat terhadap siswa dengan cara menampilkan metode pembelajaran yang tepat demi meningkatkan motivasi dan ketercapaian hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan motivasi merupakan modal awal seorang siswa untuk dapat terus memberikan sinyal positif terhadap proses pembelajaran yang sedang dijalaninya. Sedangkan hasil
belajar siswa merupakan suatu perubahan yang diperoleh setelah melewati proses pembelajaran. Berdasarkan pengalaman peneliti bahwa kondisi riil yang sering muncul di masyarakat pada umumnya, dan pada siswa khususnya, terkesan bahwa pelajaran fisika yang diajarkan di sekolah merupakan sesuatu yang menakutkan, sulit dimengerti karena banyak rumus dan hitung-hitungan, sehingga akan berdampak pada rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah apakah hasil belajar fisika rendah disebabkan karena materi pelajaran fisika sulit atau karena keterbatasan guru dalam mengelola pembelajaran. Menanggapi fenomena di atas, maka ditawarkan suatu metode pembelajaran alternatif yaitu model Blended Learning. Blended Learning sendiri bukanlah hal asing lagi dalam dunia pendidikan, khususnya terkait dengan pembelajaran abad ke-21 yang cepat sekali mengalami perubahan. Pergeseran paradigma pembelajaran abad ini lebih menjadi akibat dari meningkatnya intensitas penggunaan teknologi dan informasi. Berkaitan dengan hal itu, penggunaan sumber belajar pada Blended Learning tidak terbatas pada satu sumber, karena Blended Learning merupakan perpaduan dari dua metode yaitu metode tradisonal dan metode online (Graham 2006). Dengan dimanfaatkannya Blended Learning, peserta didik tidak hanya memperoleh informasi dari guru atau buku refrensi, tetapi juga dari internet yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Pembelajaran menggunakan sistem Blended memberikan siswa lebih banyak kesempatan untuk meningkatkan berbagai pilihan model pembelajaran yang dilakukan dengan media yang berbeda dan waktu yang fleksibel. Secara khusus, teknologi yang digunakan dalam metode blended salah satunya melibatkan pembelajaran online. Komunikasi secara online bagaimanapun bisa memngkinkan untuk memberikan berbagai bentuk interaksi yang lebih
reflektif dari hanya interaksi yang dilakukan di dalam kelas. Kelebihan media online dibandingkan yang lain adalah media memungkinkan para siswa yang tinggal berjauhan untuk tetap berinteraksi baik secara synchronous maupun asynchronous dimana memberikan fleksibilitas dan kenyamanan selama berlangsungnya interaksi baik antar siswa maupun siswa dengan pengajar (Dwiyogo, 2018: 100). Kerja sama juga menjadi satu poin utama dalam pembelajaran berbasis Blended Learning. Kerja sama dapat menjadi penguat dalam pembelajaran yang dapat membantu para siswa dimana para siswa tersebut dinaungi dalam suatu proses belajar. Para siswa mendapatkan keuntungan dari kerja sama dalam kelompok belajar ini, tidak peduli mereka mempunyai kemampuan yang rendah, biasa saja maupun tinggi (Susman, 1998). Dengan adanya kerja sama selain menciptakan interaksi sosial, lebih jauh sesama teman bisa saling mengontrol. Tujuannya agar semua siswa bisa mengambil peran dalam menyelesaikan materi yang dipelajari. Dalam model ini juga siswa yang kurang mampu dibantu belajar oleh teman- teman sendiri yang lebih mampu dalam satu kelompok. Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan sukar memahami materi pelajaran sehingga ia akan malas belajar. Selain siswa tidak menguasai materi, bahkan mereka menghindari pelajaran, mengabaikan tugas, sehingga terjadi penurunan nilai belajar dan prestasi belajar yang. Menurut Sunardi (2009), apabila kondisi siswa diasumsikan wajar, artinya faktor kesehatan, fasilitas, lingkungan, dan sebagainya tidak menemui masalah, maka hambatan yang ditemui siswa dalam belajar fisika dapat didefinisikan sebagai berikut: (1) hambatan yang berkaitan dengan minat, (2) hambatan yang berkaitan dengan motivasi, (3) hambatan yang berkaitan dengan cara siswa belajar, (4) hambatan yang berkaitan dengan cara guru mengajar. Sardiman (2007: 27) menyatakan bahwa hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi
dari dalam diri siswa menurut Slavin adalah dengan menggunakan variasi metode penyajian yang menarik (Anni, 2009). Hal ini diperkuat dengan pendapat Sylvester yang mengungkapkan bahwa motivasi yang kuat dan pengajaran yang bagus bisa membantu untuk meningkatkan ranah- ranah kecerdasan yang lemah walaupun tidak akan sekuat ranah- ranah yang sejak awal berlevel tinggi (Jasmine: 2007). Berkaitan dengan hal tersebut di atas, SMA Negeri I Jetis merupakan salah satu sekolah negeri yang sudah dilengkapi dengan laboratorium dan akses internet. Tujuan pihak sekolah membangun akses internet lengkap dengan fasilitasnya adalah agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar. Jadi para peserta didik akan lebih mudah mengakses materi- materi pelajaran yang tidak diperoleh dari guru. Selain itu, peserta didik akan lebih semangat dalam belajar karena menggunakan produk hasil perkembangan IPTEK. Di SMA Negeri I Jetis, pada kelas X IPS terdapat kelas lintas peminatan yaitu fisika. Sehingga, peneliti tertarik untuk melihat perbedaan motivasi dan hasil belajar antara kelas IPS lintas minat dengan kelas MIPA. Berdasarkan pengalaman yang telah dijabarkan di atas tentang pentingnya pemanfaatan internet dalam pembelajaran untuk mengakses informasi, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Blended Learning Berbantuan Gadget dan Kerja Kelompok untuk Membandingkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika pada Siswa Kelas X MIPA I dan X IPS 2 SMA Negeri I Jetis Tahun Pelajaran 2018/2019 pada Materi Momentum, Implus dan Tumbukan”. Dengan diterapkan Blended Learning dalam pembelajaran fisika, diharapkan mampu memberikan motivasi dan hasil belajar peserta didik yang tinggi terhadap materi yang diajarkan di kelas.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan beberapa masalah,
yaitu : 1. Apakah pembelajaran berbasis Blended Learning berbantuan gadget dan kerja kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa? 2. Apakah pembelajaran berbasis Blended Learning berbantuan gadget dan kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa? 3. Apakah ada perbedaan motivasi dan hasil belajar antara siswa kelas X MIPA 1 dan kelas X IPS 2?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui : 1. Peningkattan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran berbasis Blended Learning berbantuan gadget dan kerja kelompok. 2. Peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran berbasis Blended Learning berbantuan gadget dan kerja kelompok. 4. Perbedaan motivasi dan hasil belajar antara siswa kelas X MIPA 1 dan kelas X IPS 2.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi sekolah Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran keadaan hasil prestasi belajar siswa dengan memadukan pembelajaran face to face dan penggunaan teknologi gadget sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Manfaat bagi pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap upaya meningkatan hasil belajar fisika siswa melalui motivasi belajar dengan menggunakan metode Blended Learning berbantuan gadget dan
kerja kelompok sehingga siswa mapu menggunakan teknologi ke arah yang positif.
3. Manfaat bagi penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman serta pertimbangan dalam upaya meningkatkan hasil belajar fisika siswa ditinjau dari motivasi belajar dengan bantuan tutorial teman sebaya agar siswa lebih terkontrol dalam penggunaan teknologi.