BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perilaku seksual adalah perilaku yang timbul karena adanya dorongan seksual atau kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku seperti berfantasi, pegangan tangan, berciuman, berpelukan sampai dengan melakukan hubungan seksual (Kusmiran, 2013). Penduduk remaja adalah bagian dari penduduk dunia dan memiliki sumbangan teramat besar bagi perkembangan dunia. Remaja dan berbagai permasalahannya menjadi perhatian dunia dan dijadikan isu utama dalam Peringatan Hari Kependudukan Dunia yang jatuh pada 11 Juli 2013. Menurut WHO sebanyak 11-13 % remaja yang meninggal akibat melakukan aborsi dengan cara tidak aman. Pada tahun 2012 depertement kesehatan Amerika serikat mengeluarkan data resmi yang menunjukan terdapat 39 kehamilan yang tidak diinginkan dari 100 wanita diantaranya berusia 15-19 tahun di USA setiap tahunnya 500.000 ribu remaja hamil diluar nikah, diantaranya 70 % hamil diluar nikah. Dalam sebuah laporan di majalah Gatra dijelaskan tingkat perilaku seks pranikah di Indonesia merupakan tertinggi di Asia Tenggara, yakni mencapai 2 juta kasus dari jumlah kasus di Negara-negara Asean yang mencapai 4,2 juta kasus per tahun.
1
2
Berdasarkan data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia 10 - 24 tahun sudah mencapai sekitar 64 juta atau 27,6 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah remaja yang besar merupakan potensi yang besar bagi kemajuan bangsa, namun jika tidak dibina dengan baik atau dibiarkan saja berkembang ke arah yang negatif dan akan menjadi beban bagi negara. Penelitian-penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa mayoritas remaja melakukan hubungan seksual pertama kali saat di bangku SMA dan pada usia sekitar 15-18 tahun. Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012 komponen Kesehatan Reproduksi Remaja (SDKI 2012 KRR), bahwa secara nasional terjadi peningkatan angka remaja yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah dibandingkan dengan data hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2010. Hasil survei SDKI 2012 KRR menunjukkan bahwa sekitar 9,3% atau sekitar 3,7 juta remaja menyatakan pernah melakukan hubungan seksual pranikah, sedangkan hasil SKRRI 2011 hanya sekitar 7% atau sekitar 3 juta remaja. Sehingga selama periode tahun 2010 sampai 2012 terjadi peningkatan kasus remaja yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah sebanyak 2,3%. Pernyataan Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Julianto Witjaksono yang dirilis pada tanggal 12 Agustus 2014 yang mengatakan jumlah remaja yang melakukan hubungan seks di luar nikah mengalami tren peningkatan.
3
Berdasarkan catatan lembaganya, Julianto mengatakan 46 persen remaja indonesia berusia 15-19 tahun sudah berhubungan seks Pranikah . Data Sensus Nasional bahkan menunjukkan 48-51 persen perempuan hamil adalah remaja (BKKBN,2013). Berdasarkan Ditjen PP & PL Kemenkes RI, secara kumulatif Berdasarkan penelitian BKKBN (2010) bahwa remaja yang melakukan hubungan seks pranikah di Maluku sebesar 52%. Banyak remaja yang terjerumus dalam perilaku seksual yang tidak sehat disebabkan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sehat. Menurut Sarwono (2010) pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih sangat rendah dibuktikan 83,7% remaja kurang memahami kesehatan reproduksi dan hanya 3,6% yang tahu pentingnya kesehatan reproduksi. Begitu juga menurut Dadang (2010) yang mengatakan bahwa terbatasnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi sering kali mengarah pada perilaku seksual yang tidak sehat, dan perilaku seksual yang tidak sehat disebabkan oleh banyak faktor. Hasil penelitian Seotjiningsih (2010) menunjukkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah hubungan orangtua emaja, tekanan negatif teman sebaya, pemahaman tingkat agama (religiusitas), dan eksposur media pornografi memiliki pengaruh yang signifikan baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seksual pranikah remaja.
4
Ambon merupakan kota pendidikan yang menjadi tujuan remaja dari daerah lain khususnya dari indonesia timur
untuk dapat mengecap
pendidikan di kota ini. Seiring dengan perkembangan jaman, kota Ambon telah mengalami pergeseran nilai-nilai perilaku seksual remaja dan mengalami fenomena meningkatnya kenakalan remaja yang salah satunya adalah kenakalan perilaku seks pranikah. Hal ini ditandai dengan banyaknya ditemukan pasangan remaja dengan seragam sekolah yang berkeliaran dengan pacarnya selepas pulang sekolah bahkan tidak jarang Polisi Pamong Praja menangkap pasangan remaja dengan seragam sekolah yang berkeliaran atau nongkrong di luar area sekolah pada saat jam-jam belajar. Salah satu bukti perilaku seksual remaja dapat dilihat dari kejadian di kota Ambon , yang terjadi pada Januari 2015 lalu ada 2 orang remaja putri masing-masing berumur 16 tahun dan 17 tahun yang ditinggal kekasihnya setelah hamil membuat pengaduan ke polres pulau ambon dan pulau-pulau lease(Ambon Ekspres, 15 Januari 2015). Dari hasil survei pendahuluan pada bulan Januari tahun 2016 di SMA 11 Ambon terhadap 10 orang siswa (laki-laki 4 orang dan perempuan 6 orang) ditemukan 8 orang (80%) mengatakan bahwa ciuman sudah hal yang biasa bahkan 2 orang (20%) mengaku sudah pernah melakukan petting.Dari 8 orang yang mengatakan ciuman hal yang sudah biasa 5 orang diantaranya tidak mendapat pengawasan dari orangtua dikarenakan tidak tinggal bersama orangtua (anak kos), sedangkan 3 orang lagi tinggal bersama orangtua tetapi
5
mereka mengaku kurang mendapat perhatian dari orangtua dikarenakan kesibukan orangtuanya. Dua orang yang sudah melakukan petting, salah satunya mengaku orangtuanya sudah bercerai dan terinspirasi melakukan hal itu karena sering menonton video porno dari handphone sedangkan yang satu lagi mengaku melakukan pettingkarena dirayu pacarnya. Pengetahuan remaja tentang perilaku seks pranikah pada umumnya baik (80%), hanya 20% yang tidak mengetahui dampak buruk dari perilaku seks pranikah, sementara untuk ketaatan beragama hanya 40 % remaja mengaku rajin mengikuti kegiatan keagamaan (Salsabila, 2011). Dari penelitian tersebut juga diperoleh (97,7%) remaja menyatakan tidak setuju dengan pergaulan bebas, 100% tidak bersedia melakukann seks pranikah karena takut dosa, (64, 5%) dengan alasan dilarang agama (87,3%) dengan alasan melanggar norma/ adat masyarakat dengn alasan takut terkena penyakit menular seksual dan 80, 3% dengan alasan takut hamil. Dengan angka kejadian perilaku seks pranikah pada remaja maka penulis tertarik mengambil judul ini untuk di teliti. Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan ketika melakukan survey di MAN 1 Ambon provinsi Maluku dengan melakukan metode pendekatan kuantitatif dengan melakukan wawancara kepada remaja siswasiswi di kantin sekolah, 10 diantara nya belum melakukan ciuman basah, pelukan, dan 5 di antaranya sudah melakukan ciuman tangan, 3 diantaranya sudah berpelukan maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian ini
6
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja di MAN 1 Ambon provinsi maluku. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja di MAN 1 Ambon Provinsi Maluku’’ C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja di MAN 1 Ambon Provinsi Maluku 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui distribusi frekuensi perilaku seks pranikah pada di MAN 1 Kota Ambon Provinsi Maluku Tahun 2016 b. Mengetahui distribusi frekusensi berdasarkan, sumber informasi (media) di MAN 1 Kota Ambon Provinsi Maluku Tahun 2016 c. Mengetahui hubungan sumber informasi (media)
di MAN 1 Kota
Ambon Provinsi Maluku Tahun 2016 d. Mengetahui hubungan pemahaman di MAN 1 Kota Ambon Provinsi Maluku Tahun 2016.
7
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja sehingga dapat memberikan kurikulum tambahan mengenai reproduksi sehat bagi instansi sekolah
MAN 1
Ambon Provinsi Maluku 2. Bagi Responden Penelitian ini digunakan sebagai informasi awal kesehatan reproduksi penting dan perilaku seks pranikah mempunyai dampak negatif untuk menuju masa depan yang cerah. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan keterampilan penulis dalam melakukan penelitian dan penyusunan KTI. 4. Bagi institusi Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dan lingkungan pendidikan lainnya, sebagai sumber informasi, dan menambahkan referensi bacaan di perpustakaan sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan dengan penelitian lain.