Laporan Penyuluhan Gunung Kidul.docx

  • Uploaded by: Saleh
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Penyuluhan Gunung Kidul.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,341
  • Pages: 15
LAPORAN PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN MEMBANGUN KOMITMEN (OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN) DI KECAMATAN PLAYEN, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DIY

Dosen: Ir. Totok Sevenek M., MP

Disusun Oleh: Kelompok 8 ANITA SARI

: 05.1.4.15.0568

DIRJA SITEPU

: 05.1.4.15.0572

INDIKA PRAMESTA SARA

: 05.1.4.15.0579

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN YOGYAKARTA 2017

PELAKSANAAN

A. Waktu Penyuluhan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 23 Mei 2017, waktu pemberangkatan pukul 07.00 WIB – 13.30 WIB waktu pulang. Penyuluhan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan dimulai sekitar pukul 11.00 WIB – 12.00 WIB.

B. Tempat Penyuluhan dilaksanakan di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

C. Peserta Peserta yaitu 10 petani perwakilan dari kelompok tani Tegal Sari di daerah Gunung Kidul.

D. Metode Metode yang digunakan adalah: 1. Ceramah 2. Diskusi

E. Alat Bantu: 1. Kertas koran 2. Papan singkap 3. Spidol 4. Leaflet

HASIL PENYULUHAN

A. PEMBUKAAN 1. Kemampuan membuka pertemuan Teori: Pembukaan memegang peranan penting sebagai pencair suasana karena dalam 5 menit pertama akan menentukan tertarik atau tidaknya audiens. Pembukaan yang baik yaitu yang singkat dan mudah dipahami oleh audiens. Dalam

membuka

penyuluhan,

usahakan

mampu

untuk

mencairkan suasana karena pada awal-awal, sasaran masih memiliki fokus untuk mendengarkan. Jadi, pembuka memiliki peran penting dalam kegiatan penyuluhan. Langkah-langkah dalam membuka penyuluhan yaitu: Salam, Penghormatan, Perkenalan, Pengenalan maksud dan tujuan (latar belakang). Fakta : Kelompok kami sudah melakukan urutan pembukaan sesuai dengan teori, yaitu salam, penghormatan, perkenalan, pengenalan maksud dan tujuan (latar belakang). Hanya saja, pada bagian latar belakang terlalu berbelit-belit dan membutuhkan waktu lama. Pembukaan dan materi pada bab pertama dipandu dengan satu orang, sehingga batas antara pembukaan dan bagian inti tidak terlihat jelas karena pada bagian latar belakang terlalu panjang. Solusi : 1. Perlu dibuat batas-batas waktu pada poin-poin yang akan disampaikan sehingga waktu yang digunakan efektif. 2. Menjelaskan latar belakang dengan singkat dan efisien. 3. Memberi batas yang jelas pada akhiran pembukaan sebelum masuk ke materi penyuluhan.

2. Penggunaan media & audio visual Teori : Diperlukan media dan audiovisual supaya audiens lebih tertarik dalam menggambarkan atau mengimajinasikan pesan yang dimaksud oleh penyuluh. Selain itu, media dan audiovisual dapat mengurangi distorsi dalam pengiriman pesan kepada audiens. Untuk

optimalisasi

pekarangan

dapat

digunakan

media

sesungguhnya, misalnya pot/tempat vertikultur. Pada audiovisual yaitu dengan memperlihatkan contoh video optimalisasi lahan pekarangan. Fakta : Untuk penggunaan media, kelompok kami membawa alat peraga yaitu paralon (vertikultur) dan folder sebagai alat bantu penyuluhan. Namun, belum menggunakan audiovisual. Petani sudah cukup antusias untuk melihat alat peraga yang kami bawa, karena untuk materi optimalisasi lingkungan pekarangan, petani belum mengetahui/mengenal metode/alat bantu yang kami suluhkan, misalnya: vertikultur dan tabulampot.maka dari itu, media folder tidak kami keluarkan pada akhir penyuluhan, namun ketika hampir mendekati akhir, dimana materi yang sedang dibahas yaitu contoh metode dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya. Solusi : Kami memang telah membawa media sesungguhnya yaitu paralon untuk vertikultur, namun hal tersebut belum cukup mewakili banyaknya alat yang dibutuhkan dalam pemanfaatan pekarangan, misalnya

media

tabulampot,

contoh

tanaman

dengan

metode

vertikultur/tabulampot. Hal tersebut dikarenakan kurangnya alat peraga. Maka, diharapkan dalam kegiatan penyuluhan selanjutnya alat peraga yang akan dijelaskan harus benar-benar lengkap/tersedia, supaya petani lebih mudah dalam memvisualisasikan. Selain itu diperlukan audiovisual sebagai alat bantu selain media karena sasaran masih banyak yang belum tahu tentang optimalisasi lingkungan pekarangan.

3. Menyampaikan tujuan pokok penyuluhan Teori : Menjelaskan bahwa tujuan menyuluh adalah sebagai praktik penyuluhan dalam rangka membangun komitmen petani untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan.

Fakta : Kelompok kami menjelaskan berkali-kali (menegaskan) maksud dan tujuan dalam penyuluhan di Gunung Kidul, dan itu sudah cukup baik, namun kami menyampaikan tujuan pokok penyuluhan ditambahi dengan latar belakang yang terlalu panjang (tujuan mengambil tema pemanfaatan lingkungan pekarangan) sehingga pada penyampaian tujuan kurang efektif. Solusi : Dalam penyuluhan yang perlu ditegaskan adalah maksud dan tujuan, sehingga hal ini perlu ditekankan kepada petani dalam pembukaan. Namun, perhatikan juga maksud dan tujuan yang disampaikan kepada petani apakah sudah cukup atau belum. Karena mengulang/terlalu menekan pada maksud dan tujuan ketika menyuluh dapat membuatj jenuh audiens. Jangan lupa untuk mengecek waktu yang sudah ditentukan supaya pembicarannya fokus pada maksud dan tujuan.

B. INTI 4. Penggunaan metode Teori : Metode merupakan cara yang dilakukan penyuluh dalam menyampaikan pesan kepada sasaran agar sasaran dapat membangun komitmen. Metode yang digunakan untuk menyuluh adalah metode yang mampu membangun komitmen petani, disesuaikan dengan situasi dan kondisi petani. Tidak ada suatu batasan atau aturan yang tegas dalam pemilihan metode penyuluhan. Pada dasarnya untuk sesuatu keadaan, waktu dan tempat tertentu, setiap metode penyuluhan bisa dipakai. Setelah penyuluh pertanian menentukan alternatif metode penyuluhan, barulah ia pikirkan dengan matang apakah metode-metode itu dapat dilaksanakan dan cocok dengan keadaaan lapangan maupun sasaran. Fakta : Kegiatan penyuluhan kami menggunakan metode diskusi dengan disisipi ceramah. Menurut kami diskusi dan ceramah sudah cukup efektif dengan pertimbangan maksud dan tujuan yaitu membangun komitmen, serta diskusi petani terhadap permasalahan serta pengalaman mereka. Namun, mereka masih belum memiliki pengalaman yang lebih tentang optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan. Solusi : Sebelum

memilih

metode

penyuluhan

harus

diperhatikan

beberapa hal sebagai berikut : 1. Metode penyuluhan yang dipilih harus dapat mengembangkan swakarsa dan swadaya tani 2. Metode tersebut mampu menyampaikan materi yang akan diberikan kepada petani 3. Metode yang terpilih lebih efisien 4. Memungkinan seluruh peserta berpartisipasi.

5. Penguasaan materi Teori : Penyuluh yang akan melakukan penyuluhan harus menguasai semua materi yang akan disampaikan dan juga materi tambahan lainnya apabila semisal ada petani yang bertanya. Jika ada petani yang bertanya namun penyuluh belum mengetahui jawabannya, penyuluh harus pintarpintar mencari jawaban yang tepat karena dapat mempengaruhi penilaian petani terhadap penyuluh nantinya. Fakta : Kelompok kami sudah cukup baik dalam penguasaan materi optimalisasi

pemanfaatan

pekarangan.

Dalam

penjelasan

materi

sebenarnya kami sudah berurutan, namun ada beberapa petani yang suka bertanya di luar materi, maka materi terkadang kembali diulang. Indikator bagi kelompok kami sudah menguasai materi yaitu dengan mampunya kelompok kami menjawab pertanyaan dari petani, baik yang termasuk optimalisasi pemanfaatan pekarangan maupun materi pertanian secara umum. Hanya saja kami belum menggunakan waktu secara efektif. Solusi : Sebelum melakukan penyuluhan hal-hal yang dapat dilakukan supaya penyuluh bisa menguasai materi yaitu: 1. Survei daerah yang akan digunakan untuk melakukan penyuluhan, mulai dari kondisi lahan, komoditas yang ditanam hingga latar belakang petani setempat. 2. Cari referensi materi baik di buku maupun di internet, atau dapat bertanya kepada penyuluh senior yang lebih berpengalaman pada daerah tersebut.

6. Kemampuan membandingkan Teori : Membandingkan merupakan kunci utama dalam membangun komitmen. Pada proses membandingkan harus disampaikan secara verbal maupun ditulis dengan cara menggali gagasan petani. Ketika membandingkan, petani diharapkan sudah paham tentang materi yang dibawakan penyuluh karena dalam membandingkan sudah ada penilaian hal mana yang dapat menguntungkan dan hal mana yang dapat merugikan petani. Fakta : Kelompok kami tidak menuliskan perbandingan materi hanya disampaikan secara verbal namun berulang-ulang. Kami melakukan diskusi tentang perbandingan pemanfaatan lahan dan yang tidak memanfaatkan lahan, namun belum ada petani yang memiliki pengalaman dalam memanfaatkan lahan, maka perbandingan dilakukan dengan menggali gagasan petani sepengetahuan mereka, dipandu oleh kelompok kami. Solusi : Untuk mempertegas tujuan, sebaiknya perbandingan ditulis supaya petani dapat memberi nilai mana yang lebih menguntungkan bagi mereka. Hal ini penting dalam membentuk sikap apakah mereka mau berkomitmen atau tidak. Perlu diperhatikan dalam konteks membandingkan, jangan sampai petani hanya memberikan gagasan yang meniru dari penyuluhan sebelumnya. Usahakan gagasan dalam membandingkan tersebut adalah buah dari pikiran petani.

7. Kemampuan melogikakan Teori : Melogikakan

berarti

memahamkan

kepada

petani

dengan

melakukan analisis sederhana yang dapat digunakan untuk berpikir petani. Untuk melogikan diperlukan sisipan analogi, analisis data, dan contoh/bukti nyata, supaya dapat diterima oleh logika petani.

Fakta : Pada kegiatan penyuluhan di Gunung Kidul, kelompok kami tidak menggunakan analogi dan analisis, hanya beberapa contoh sederhana. Hal ini disebabkan materi analisis optimalisasi pemanfaatan lahan tidak dicantumkan. Solusi : Kelompok

kami

perlu

melakukan

koreksi

pada

bagian

melogikakan petani dan mempelajari tentang analogi lebih lanjut karena analogi akan lebih memudahkan dalam melogikakan petani. Solusi dalam penyelesaian masalah ini yaitu: 1. Perlu dilakukan analisis keuntungan dalam pemanfaatan lahan pekarangan. 2. Perlu diberi gambaran/contoh/bukti nyata figur dalam pemanfaatan lahan pekarangan.

8. Kemampuan memproyeksikan Teori : Memproyeksikan artinya petani telah memiliki pandangan ke depan akan apa yang akan dilakukannya setelah dilaksanakan penyuluhan. Petani dapat melaksanakan apa yang kita sampaikan kedepannya. Sudah ada bayangan seperti apa yang akan dilakukan terutama setelah diperlihatkan contoh alat peraga dan juga setelah diberikan folder.

Fakta : Petani sudah mulai berfikir dan banyak bertanya terkait dengan alat peraga yang diperlihatkan dan juga sudah ada gambaran bagi petani setelah membaca dan melihat folder. Petani mulai sadar bahwa dengan baranhg bekas seperti ember pecah, plastik dapat digunakan untuk media tanman dalam memanfaatkan pekarangan. Solusi : Kita selaku komunikator harus lebih

banyak menyiapkan alat

peraga misalnya vertikutur, tabulampot, agar petani lebih jelas dalam memberikan pandangan kedepannya. Selain itu, kita harus aktif menanyakan kepada petani mengenai pendapat mereka tentang pemanfaatan lahan pekarangan dalam jangka 510 tahun lagi, baik itu antisipasi yang diperlukan, Jadi mereka memiliki gambaran atau prediksi mengenai manfaat atau perkembangan (bila sudah) apa yang dapat mereka lakukan dan peroleh.

9. Kemampuan menggugah emosi Teori : Menggugah emosi yaitu penyuluh mampu menyentuh hati petani, sehingga tidak hanya logika mereka saja, namun hati petani juga tergerak untuk melakukannya. Menggugah emosi melibatkan perasaan petani. Menggugah emosi dapat berarti menyadarkan petani tentang hal penting yang kurang mereka sadari. Menggugah emosi dapat dilakukan dengan mengajak, mengimbau, merangsang,

menganjurka

dan

optimalisasi lingkungan pekarangan.

membangkitkan

petani

tentang

Fakta : Dalam prakteknya, petani sedikit demi sedikit sudah mulai tergugah emosinya setelah diberitahu menfaat dari pemanfaatan pekarangan. Ini terbukti dari beberapa di antara merke yang mulai menyadari bahwa optimalisasi lingkungan pekarangan dapat dilakukan dengan mulai memanfaatkan limbah rumah tangga yang berada di sekitar rumah dan plastik yang biasanya langsung dibuang/dibakar oleh petani.

Solusi Solusi supaya penyuuh lebih menggugah emosi petani yaitu: 1. Komunikator memberikan cerita inspirasi, motivasi yang menggugah petani agar petani mau berkomitmen dalam materi yang kita sampaikan yang menimbulkan penyadaran diri, misalnya dampak untuk diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. 2. Agar lebih menggugah emosi, sebaiknya komunikator memberikan bukti nyata seperti foto foto atau video yang real tentang pemanfaatan lahan pekarangan.

10. Kemampuan mendorong diskusi secara aktif Teori Penyuluh dapat mendorong diskusi secara aktif yaitu dapat berupa petani secara inisiatif bertanya langsung kepada penyuluh atas buah pemikiran mereka sendiri dan atau petani secara inisiatif saling mengemukakan pendapat antara petani yang satu dengan lainnya dan berbagi pengalaman mereka.

Fakta Petani di daerah Gunung Kidul ada beberapa yang aktif (terutama Bapak-bapak) dan ada pula yang kurang aktif. Ada petani tertentu yang selalu bertanya meskipun terkadang di luar materi. Beberapa petani juga ada yang saling memberikan pendapat mengenai pengalaman mereka. Namun ada beberapa audiens terutama Ibu-Ibu yang memang pada dasarnya kurang aktif. Selain itu ada juga petani yang terlihat acuh dan menanggapi sekenanya. Solusi Solusi untuk beberapa macam audiens: 1. Dalam menyikapi petani yang aktif bertanya namun di luar materi, sebaiknya kita tetap menjawab pertanyaan mereka namun secara singkat

supaya

tidak

berlarut-larut,

masing-masing

penyuluh

meluruskan kembali topiknya. 2. Bagi, audiens yang kurang aktif dapat diatasi dengan cara menanyakan secara langsung kepada audiens yang bersangkutan supaya audiens tersebut dapat mengemukakan pendapatannya. 3. Bagi petani yang menjawab dengan sekenanya lebih baik jika kita menyisipkan motivasi yang dapat menggugah emosi mereka atau melakukan pendekatan kepada orang terdekatnya untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi audiens tersebut.

11. Kemampuan memahami dan menjawab pertanyaan Teori : Penyuluh harus mampu memahamkan kepada petani tentang materi yang disampaikannya, sehingga pemahaman petani nantinya dapat diukur dari bagaimana petani menjawab pertanyaan dari penyuluh, dan jawaban dari petani sudah sesuai dengan yang dimaksud penyuluh atau belum. Jika petani di dalam menjawab pertanyaan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan penyuluh, maka dapat dikatakan bahwa petani tersebut sudah paham.

Fakta : Ada beberapa petani yang terlihat sudah cukup paham dilihat dari jawaban mereka, selain itu penilain petani sendiri terhadap perbandingan-perbandingan

antara

lahan

pekarangan

yang

dimanfaatkan dan juga yang belum dimanfaatkan, namun ada juga yang masih kurang paham dilihat dari kekurangtertarikan mereka. Namun pemahaman petani tidak hanya dapat diukur dengan satu kali pertemuan, butuh praktik langsung dari mereka. Solusi : Dalam memahamkan petani yang perlu dilakukan adalah menggali informasi dari petani, disitu kita dapat melihat apakah petani meniru jawaban tersebut dari orang lain/sumber lain atau petani mengemukakan sendiri jawabannya berdasarkan pemikiran kritis mereka. Jika mereka masih menggunakan ‘kata Bapak ini’ ‘kata penyuluh itu’ berarti petani masih belum paham. Pemahaman petani dapat ditemukan setelah mereka dapat memberikan penilaian sendiri, kita dapat memancing dengan pertanyaan yang menanyakan sumber pengetahuan petani.

C. PENUTUP 12. Kemampuan menyimpulkan hasil Teori : Penyuluh meminta petani menyampaikan kesimpulan dari keseluruhan materi yang telah disampaikan. Dengan

menyimpulkan,

dapat

dilihat

bagaimana

petani

mengemukakan pendapat dari awal hingga akhir, hal ini berkaitan dengan memperhatikan atau tidaknya petani ketika sedang dilakukan penyuluhan.

Fakta : Dengan panduan kelompok kami, petani menyimpulkan materi tentang optimalisasi pemanfaatan pekarangan. Petani turut berperan aktif dalam menyimpulkan materi yang telah disampaikan. Kesimpulan yang mereka simpulkan yaitu terutama manfaat atau keuntungan dan cara-cara yang dapat mereka lakukan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan pekarangan. Solusi : 1. Ketika menyuluh, penyuluh sebaiknya mencatat kalimat-kalimat atau perkataan penting dan menegaskannya untuk ditampilkan kepada petani (baik dengan peta singkap maupun dengan aplikasi presentasi) sehingga petani akan lebih mudah dalam mengingat materi yang penting karena kunci dari kesimpulan yaitu materimateri inti yang disampaikan oleh penyuluh. 2. Berikan simulasi/gambar/bagan/ilustrasi yang menarik perhatian petani dan minta petani untuk menyimpulkan maksud dari ilustrasi tersebut.

13. Kemampuan membangun komitmen Teori : Membangun komitmen artinya petani mau berkomitmen atau melaksanakan janji pada dirinya sendiri untuk mengoptimalkan lahan pekarangan sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Membangun dapat diukur dengan sikap petani setelah kegiatan penyuluhan berlangsung, apakah petani mau melaksanakan apa yang telah disuluhkan atau tidak.

Fakta : Kelompok kami pada awalnya ingin membangun komitmen tentang optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan, namun petani di daerah

Gunung

Kidul

kebanyakan

belum

mengetahui

tentang

pemanfaatan apa saja yang dapat dilakukan di pekarangan. Jadi, kelompok kami menjelaskan beberapa metode dalam pemanfaatan lahan. Hasil yang didapat setelah ditanyakan kepada mereka yaitu mereka antusias dan tertarik untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan. Solusi : 1. Kelompok kami perlu belajar lagi tentang membangun komitmen kepada petani karena membangun komitmen kepada petani itu tidak bisa dilakukan hanya dengan satu kali penyuluhan. 2. Perlunya

pendampingan

membuktikan

bahwa

bagi

petani

oleh

mereka

sudah

berkomitmen

optimalisasi lahan pekarang atau belum.

penyuluh

untuk terhadap

Related Documents


More Documents from "poppy ayu"

Global Warming
May 2020 30
Dulceata De Zmeura-capsuni
October 2019 15
Protein
June 2020 23
Bab 1 (2)caca.docx
November 2019 18