Ayam Bakar Madu.doc

  • Uploaded by: Nia Veronica
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ayam Bakar Madu.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 658
  • Pages: 3
Nama

:Nabila aristia citra

Kelas

:7F

No.absen :25 KESEHATAN YANG TAK TERJAGA

Pukul 05.15 aku bangun pagi. Aku merapikan tempat tidurku. Lalu, aku ke kamar mandi untuk cuci muka sekaligus berwudhu. Aku menjalankan sholat subuh. Aku menyiapkan seragam sekolah. Lalu, mandi. Sebelum mandi aku tidak lupa gosok gigi. Aku memakai seragamku.Aku telah siap sekolah, tinggal menunggu adikku dan ayahku. Aku menunggu di teras sambil membaca buku sekilas.Ayahku tiba di depan rumah. “Sudah sarapan belum?” tanya ayahku saat dia menghampiriku.“Sudah,” jawabku setengah menipu. maksudku ‘sudah kenyang’. Ayahku masuk ke rumah. Beberapa menit kemudian, adikku keluar pintu yang sebelumnya ada ayahku di depannya.“Ayo kak, kita berangkat!” ajak adikku. Aku memasukkan bukuku ke dalam tas dan mengikuti langkah adikku. Aku dan adikku berangkat dengan ayah pakai motor.Ayahku menurunkan adikku dulu di SMP 1. Lalu, menurunkan aku di sekolahku, SMA 1. Ayahku pergi meninggalkan sekolahku sedangkan aku menuju ke kelasku, XII IS 5. Aku duduk di tempat yang kosong. ‘Siapa cepat, dia dapat’. Itulah yang terjadi di kelasku. Siapa yang cepat tiba di kelas maka dia akan mendapatkan tempat duduk yang dia mau. Tet tet tet!!! suara bel pelajaran dimulai. Siswa-siswi berhamburan ke luar kelas menuju lapangan dengan membawa topi. Hari ini hari senin, jadi kami anggota SMA 1 melaksanakan upacara.Selesai upacara, kami kembali ke kelas. Di dalam kelas, berbagai macam yang dilakukan di kelas maupun di luar kelas. “Ke kantin yuk, Put!” ajak salah satu temanku. “Tidak, maaf ya,” jawabku singkat. Aku minum air yang kubawa dengan botolku. Pelajaran pertama dimulai. Tet tet tet!!! bel istirahat berbunyi. Bu guru menutup pelajaran, “Sekian dari saya. Bila ada salah, saya minta maaf. Assalamu’alaikum.” “Walaikumsalam Wr.Wb.” jawab kami serentak. Siswa-siswi berhamburan istirahat. Aku membuka bekalku yang kubawa dari rumah dan memakannya. Tet tet tet!!! bel istirahat kedua dibunyikan. Di antara kami yang muslim pergi ke masjid sekolah untuk menjalankan sholat dhuhur. Sedangkan aku dan ketiga temanku menunggu giliran kedua. Setelah selesai sholat dhuhur, aku dan teman-temanku mulai pelajaran lagi hingga tidak terasa bel pulang sekolah berbunyi. Kami sesama kalas XII tidak langsung pulang karena akan ada les setengah jam lagi. Setengah jam ini aku habiskan bersama teman-temanku. “Putri, ke kantin yuk!” ajak temanku.

“Ayo,” balasku. Aku dan kedua temanku pergi ke kantin. Aku membeli 2 minuman manis soalnya dari semalam tenggorokanku sakit dan ingin yang manis-manis. Jam pelajaran les pertama dimulai. Ditengah-tengah les… “Hujan, Put. Montorku kehujanan,” kata teman sebelahku. “Iya, sudah hujan,” jawabku. Les hari ini selesai. Aku menggendong tasku di punggungku. “Nanti saja pulangnya, Put.” saran temanku. “Nanti kalau ditunggu,” jawabku dengan pelan yang mungkin tidak bisa didengar oleh temanku itu. Di depan sekolah, aku mencari batang hidung ibuku. Aku menemukan dia meneduh di teras sekolah. ibuku memakai jas lebar. “Nanti saja pulangnya, setelah terang,” kataku. “Sekarang saja,” kata ibuku. “Lewat sana atau sini?” tanya ibuku sambil menunjuk ke arah kanan dan kiri. “Lewat sana saja,” jawabku ke arah kanan. “Lewat sini saja, sana banjir,” saran ibuku. “Ya sudah,” kataku mengiyakan. Di sepanjang jalan, aku kepercikan air hujan hingga sepatu dan seragamku basah.Sampai di rumah, aku langsung ganti baju dan menjemur seragam di dalm rumah. Di luar masih saja hujan turun. Malam harinya, aku menjadi pilek. esok harinya, aku tidak berangkat sekolah. Aku juga tidak membuat surat izin atau meminta teman untuk membuatkanku surat izin tidak masuk sekolah. Aku tidak berangkat sekolah selama 3 hari tanpa surat izin. entah kenapa, aku tidak mempedulikan itu. Mungkin aku yang tidak mau saja kali. Sebenarnya, hari terakhir tidak berangkat sekolah mau sekolah. Tapi, tidak jadi. Hari itu juga, ayahku memarahiku kalau sakitku ini gara-gara diriku sendiri “Makanya kalau ayahmu ini bicara diidengarkan. Sebelum tidur makan dulu, kalau mau berangkat sekolah sarapan dulu. Di sekolah ya jajanlah. Sekolah terlambat tidak apa-apa. Yang penting dolan dengan teman-teman. bla bla bla…” itulah yang dikatakan olehnya .Sekitar jam setengah delapan, ibuku mendapat SMS dari temanku. Temanku itu bertanya tentang keadaanku. Teman sekelasku ingin menjengukku. Tapi aku bilang ke ibuku ‘tidak usah’ maka ibuku SMS dengan temanku untuk tidak menjengukku.

Related Documents

Ayam Bakar Madu.docx
April 2020 25
Ayam Bakar Padang
October 2019 47
Aneka Ayam Bakar
October 2019 30
Ayam Bakar Madu.doc
May 2020 25
Ayam Bakar Kalasan
June 2020 24

More Documents from ""