Acara 1.docx

  • Uploaded by: nia
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Acara 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,476
  • Pages: 20
UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

: F 121 16 094

1. TUJUAN PRAKTIKUM 

Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami seperti apa melakukan analisis ukuran butir pada batuan sedimen



Untuk mengetahui proses-proses geologi yang berperan dalam pembentukan dan deposisi sedimen tersebut berdasarkan variasi ukuran butir

2. DASAR TEORI Analisa granulometri adalah merupakan suatu metoda analisa yang menggunakan ukuran butir sebagai materi analisa. Analisa ini umum digunakan dalam bidang keilmuan yang berhubungan dengan tanah atau sedimen. Dalam analisa ini tercakup beberapa hal yang biasa dilakukan seperti pengukuran rata-rata, pengukuran sorting atau standar deviasi, pengukuran skewness dan kurtosis. Masing-masing pengukuran tersebut mempunyai rumus-rumus yang berbeda dan mempunyai batasan-batasan untuk menggambarkan keadaan dari butiran yang diamati atau dianalisa. Batasan-batasan tersebut biasa disebut dengan verbal limit. Analisa granulometri dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan metode grafis dan metode statistik, dimana metode grafis memuat berbagai macam grafik yang mencerminkan penyebaran besar butir, hubungan dinamika aliran dan cara transportasi sedimen klastik, sedangkan metode statistik menghasilkan nilai rata-rata, deviasi standar, kepencengan dan keruncingan kurva. Pada metode anilisis granulometri, biasanya di gunakan empat parameter statistik yaitu rata-rata (Quartil), pemilihan (sortasi/standar deviasi), kepencengan (skewness), dan kurtosis. Sortasi adalah tingkat keseragaman suatu butir. Sortasi (Standar Deviasi) dapat menunjukkan batas ukuran butir atau keanekaragaman ukuran butir, tipe dan karakteristik serta lamanya waktu sedimentasi dari suatu populasi sedimen (Folk, 1968 dalam R.P koesoemadinata)). Menurut (Friedman dan Sanders, 1978 dalam R.P koesoemadinata)), sortasi atau pemilahan adalah penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata. Sortasi dikatakan baik jika batuan sedimen mempunyai penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata pendek. Sebaliknya apabila sedimen mempunyai penyebaran ukuran butir terhadap rata-rata ukuran butir panjang disebut sortasi jelek.

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

: F 121 16 094

Berdasarkan hasil perhitungan, (Folk) a. So = <0,35 terpilah sangat baik b. So = 0,35 – 0, 50 terpilah baik c. So = 0,50 – 1,00 terpilah sedang d. So = 1,00 – 2,00 terpilah buruk e. So = 2,00 – 4,00 terpilah sangat buruk f. So = >4,00 terpilah sangat buruk sekali Sedangkan kepencengan adalah suatu nilai statistic yang memperlihatkan kisaran penyebaran butiran dari nilai rata-rata nya. Menurut Folk (1962), jika kepencengan memiliki nilai negatif atau nol maka batuan sediment itu terendapkan di daerah pantai namun apabila kepencengan bernilai positif maka batuan sedimen tersebut merupakan endapan di daerah sungai Ukuran butir rata-rata mencerminkan secara umum seberapa besar butiran dimaksud dan berkaitan erat dengan dinamika transportasi dan deposisi, terutama terkait dengan energi dari media pembawa butiran yang bersangkutan. Besarnya hitungan menurut (Folk) : a. Sk = - 1,00 – - 0,30 : very negatif skewness b. Sk = -0,30 – - 0,10 : negatif skewness c. Sk = -0,10 –0,10 : nearly simetrical d. Sk = 0,10 – 0,30 : positif skewness e. Sk = 0,30 –1,00 : very positif Kurtosis adalah nilai statistik yang menunjukan derajat kemancungan suatu penyebaran normal, semua sifat tersebut digunakan untuk mendeskripsi distribusi frekuensi. Besarnya hitungan menurut (Folk) : Kc = <0,67 : very platykurtik Kc = 0,67 – 0,90 : platykurtik Kc = 0,90 – 1,11 : mesokurtik Kc = 1,11 – 1,50 : leptokurtik Kc = 1,50 – 3,00 : very leptokurtik Kc = >3,00 : extremly leptokurtic

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

: F 121 16 094

Langkah kerja. 1. Buat tabel perhitungan persentase data dan kumulatif dari data yang ada. 2. Buat histogram dari persentase data berat. 3. Buat kurva persentase kumulatif data berat dan grain size. 4. Tentukan nilai P5, P16, P25, P50, P75, P84, P95. 5. Buat perhitungan Analisis Ukuran Butir menggunakan metode inman, folk dan ward. 6. Buat tabel perhitungan menggunakan metode moment. 7. Buat perhitungan analisis ukuran butir menggunakan metode moment Alat dan Bahan 1. Penggaris, 2. Kertas secukupnya. 3. Polpen 4. Kalkulator. 5. Kurva persentase kumulatif.

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

: F 121 16 094

3. PEMBAHASAN Soal 1 Grain size class (ᶲ)

Weight (grams)

Weight (%)

Kumulatif (%)

-2

1,4

3,2

3,2

-1

1,9

4,2

7,39

0

2,4

5,3

12,65

1

3,7

8,2

20,89

2

5,9

13,1

33,94

3

6,9

15,4

49,31

4

7,9

17,6

66,90

5

6,9

15,3

82,18

6

4,7

10,5

92,65

7

2,0

4,4

97,02

8

1,3

3,0

100,00

Total

44,9

100,0

20.0 18.0 16.0

Weight (%)

14.0 12.0 10.0 8.0

6.0 4.0 2.0 0.0 -2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Grain size class (ᶲ)

Gambar 1.1 Representasi grafis data distribusi ukuran butir dengan menggunakan Histogram

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

: F 121 16 094

Cumulative Frequency Weight (%)

100.0 y = 12.095e0.3353x

10.0

1.0 -4

-2

0

2

4

6

8

10

Grain size class (ᶲ)

Gambar 1.2. Kurva kumulatif dengan koordinat persen aritmetik (smoothing) dan kurva kumulatif dengan nilai persen probabilitas (skala log, grafik dengan persamaan garis lurus) Pada grafik di atas, kita dapat lihat bahwa terdapat sub-populasi dalam distribusi ukuran butir. Sub-populasi tersebut dapat kita simpulkan terdapat cara transportasi yang berbeda selama terjadinya pengendapan, hanya jumlah yang sangat kecil dari wash load dapat terendapkan pada lapisan sehingga membuat jumlahnya sangat kecil dari sedimen tersebut, sub-populasi berukuran kasar merupakan contact dan saltation load. Sisa distribusi biasanya membentuk proporsi terbesar, adalah intermitten suspension load. Interpretasi dari grafik yang ada pada sub-populasi memberi penafsiran berupa keterdapatan 2 jenis arus yang mengangkut sedimen. Ukuran butir “Y” adalah sedimen yang berukuran kasar sekitar -1 mm yang mungkin terangkut secara suspense. Dengan arus kuat sehingga dapat mengangkut -1 mm partikel dalam suspense. Jika arus kuat maka ukuran butir yang dapat terangkut lebih besar dalam sedimen. Butiran “Y” kondisi hidrolik di perlukan untuk dapat memulai bergerak secara suspense. Kondisi ini adalah “threshold for suspension”.

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

: F 121 16 094

Perhitungan Y = 12,095e0,3353y : 12,095 X = 0,3353 5 -2,634

16

25

50

75

0,834

2,165

4,232

84

5,441

5,779

Metode Inman Mean =

𝑝16+𝑝84

SKW =

2

= 3,306 (Medium Sand)

STD=

𝑝84−𝑝16

𝑝16+𝑝84−2𝑝50 𝑝84−𝑝16

= -0,374 (very coarse-skewed) 𝑘𝑢𝑟𝑡𝑜𝑠𝑖𝑠 =

2

= 2,472 (Very Poorly sorted)

(𝑝95 − 𝑝5) − (𝑝84 − 𝑝16) 𝑝84 − 𝑝16

= 0,77 (platykurtic)

Metode Folk & Ward Mean =

𝑝16+𝑝50+𝑝84

SKW =

3

=3,61 (Very Fine Sand) STD=

𝑝84−𝑝16 4

+

𝑝95−𝑝5 6,6

= 2,56 (Very Poorly sorted)

𝑝16+𝑝84−2𝑝50 2(𝑝84−𝑝16)

+

(𝑝5+𝑝95)−2𝑝50 2(𝑝95−𝑝5)

= 1,734 (Very Fine-skewed) 𝑘𝑢𝑟𝑡𝑜𝑠𝑖𝑠 =

𝑝95 − 𝑝5 2,44(𝑝75 − 𝑝25)

= 1,09 (Mesokuritic)

95 6,146

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

: F 121 16 094

Mean merupakan nilai rata-rata ukuran butir, nilai yang di dapatkan yaitu 3,61 ϴ, dalam klasifikasi baku ukran butir sedimen dan ukuran ayakan (mesh) yang di pakai menurut US Standard (Pettijohn et al, 1972) yaitu termasuk Very Find Sand. Standard deviasi menunjukan penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata (Darlan, 1996 dalam Sya’rani,2006) atau tingkat keseragaman butir. Nilai yang di dapatkan yaitu 2,56 tergolong dalam Very poorly sorted, di mana tingkat keseragaman butirnya buruk, memiliki gradasi Baik. Penggolongan ini sesuai dengan pengklasifikasian nilai sortasi berdasarkan standar deviasi menurut Folk and Ward (1977). Skewness yang di dapatkan yaitu 1,734 termasuk dalam golongan Very Find Skewed, di mana ukuran partikelnya sangat miring kearah kanan yang memiliki partikel yang halus. Penggolongan ini sesuai dengan pengklasifikasian nilai skeweness menurut Folk and Ward (1977). Kurtosis merupakan nilai yang menunjukan kepuncakan kurva. Nilai yang didapatkan adalah 1,09 termasuk dalam Mesokuritic.

Gambar 1.3 Segitiga Shepard

Berdasarkan pengelompokan pada masing-masing presentase yang paling mendominasi adalah sand dengan presentase paling besar yaitu 63 %. Dan hasil presentase yang ada di masukan dalam segitiga Shepard dengan menarik garis berdasarkan presentase masingmasing material dan dapat diklasifikasikan dari ukuran butir yang ada material ini termasuk silty sand.

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

: F 121 16 094

Soal 2 Grain size class (ᶲ) -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

Weight (grams) 1,3 1,8 2,2 3,4 5,4 8,1 9,1 7,8 4,9 2,2

Weight (%) 2,82 3,87 4,71 7,18 11,39 16,97 19,16 16,43 10,38 4,62

Kumulatif (%) 2,8 6,7 11,4 18,6 30,0 46,9 66,1 82,5 92,9 97,5

1,2 47,6

2,48 100

100,0

4 Total

25.00

Weight (%)

20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 -1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Grain size class (ᶲ)

Gambar 2.1 Representasi grafis data distribusi ukuran butir dengan menggunakan Histogram

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

: F 121 16 094

Cumulative Frequency Weight (%)

100.0 y = 10.888e0.7026x

10.0

1.0 -2

-1

0

1

2

3

4

5

Grain size class (ᶲ)

Gambar 2.2. Kurva kumulatif dengan koordinat persen aritmetik (smoothing) dan kurva kumulatif dengan nilai persen probabilitas (skala log, grafik dengan persamaan garis lurus) Pada grafik di atas, kita dapat lihat bahwa terdapat sub-populasi dalam distribusi ukuran butir. Sub-populasi tersebut dapat kita simpulkan terdapat cara transportasi yang berbeda selama terjadinya pengendapan, hanya jumlah yang sangat kecil dari wash load dapat terendapkan pada lapisan sehingga membuat jumlahnya sangat kecil dari sedimen tersebut, sub-populasi berukuran kasar merupakan contact dan saltation load. Sisa distribusi biasanya membentuk proporsi terbesar, adalah intermitten suspension load. Interpretasi dari grafik yang ada pada sub-populasi memberi penafsiran berupa keterdapatan 2 jenis arus yang mengangkut sedimen. Ukuran butir “Y” adalah sedimen yang berukuran kasar sekitar -1 mm yang mungkin terangkut secara suspense. Dengan arus kuat sehingga dapat mengangkut -1 mm partikel dalam suspense. Jika arus kuat maka ukuran butir yang dapat terangkut lebih besar dalam sedimen. Butiran “Y” kondisi hidrolik di perlukan untuk dapat memulai bergerak secara suspense. Kondisi ini adalah “threshold for suspension”.

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

: F 121 16 094

Perhitungan Y = 10,888e0,7026x :10,888 X = 0,7026 5 -1,107

16 0,547

25 1.183

50 2,169

75 2,746

84 2,907

Metode Inman Mean =

𝑝16+𝑝84

SKW =

2

= 1,727 (Medium Sand)

STD=

𝑝84−𝑝16

𝑝16+𝑝84−2𝑝50

= -0,37 (very coarse-skewed) 𝑘𝑢𝑟𝑡𝑜𝑠𝑖𝑠 =

2

= 1,18 (Poorly sorted )

𝑝84−𝑝16

(𝑝95 − 𝑝5) − (𝑝84 − 𝑝16) 𝑝84 − 𝑝16

= 1,1 (Mesokurtic)

Metode Folk & Ward Mean =

𝑝16+𝑝50+𝑝84

SKW =

3

= 1,87 (Medium Sand) STD=

𝑝84−𝑝16 4

+

𝑝95−𝑝5 6,6

= 1,22 (Poorly sorted)

𝑝16+𝑝84−2𝑝50 2(𝑝84−𝑝16)

+

(𝑝5+𝑝95)−2𝑝50 2(𝑝95−𝑝5)

= -0,46 ( Very Coarse-skewned) 𝑘𝑢𝑟𝑡𝑜𝑠𝑖𝑠 =

𝑝95 − 𝑝5 2,44(𝑝75 − 𝑝25)

=1.09 (Mesokurtic)

95 3,083

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

: F 121 16 094

Mean merupakan nilai rata-rata ukuran butir, nilai yang di dapatkan yaitu 1,87 ϴ, dalam klasifikasi baku ukran butir sedimen dan ukuran ayakan (mesh) yang di pakai menurut US Standard (Pettijohn et al, 1972) yaitu termasuk Medium sand. Standard deviasi menunjukan penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata (Darlan, 1996 dalam Sya’rani,2006) atau tingkat keseragaman butir. Nilai yang di dapatkan yaitu 1,22 tergolong dalam Poorly sorted, di mana tingkat keseragaman butirnya sedang. Penggolongan ini sesuai dengan pengklasifikasian nilai sortasi berdasarkan standar deviasi menurut Folk and Ward (1977). Skewness yang di dapatkan yaitu -0,46 termasuk dalam golongan very coarse-skewned, di mana ukuran partikelnya sangat miring kearah kiri yang memiliki partikel kasar. Penggolongan ini sesuai dengan pengklasifikasian nilai skeweness menurut Folk and Ward (1977). Kurtosis merupakan nilai yang menunjukan kepuncakan kurva. Nilai yang didapatkan adalah 1,09 tergolong dalam Mesokurtic

Gambar 1.3 Segitiga Shepard

Berdasarkan pengelompokan pada masing-masing presentase yang paling mendominasi adalah sand dengan presentase paling besar yaitu 100 %. Dan hasil presentase yang ada di masukan dalam segitiga Shepard dengan menarik garis berdasarkan presentase masingmasing material dan dapat diklasifikasikan dari ukuran butir yang ada material ini termasuk sand.

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

: F 121 16 094

Soal 3 Grain size class (ᶲ) -4 3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Total

Weight (grams) 1,2 1,8 2,3 10,3 12,7 13,5 10,2 9,1 5,5 3,2 1,1 1,39 1,15 73,5

Weight (%) 1,69 2,50 3,16 14,05 17,27 18,36 13,87 12,38 7,44 4,38 1,46 1,89 1,56 100

Kumulatif (%) 1,69 4,19 7,34 21,39 38,66 57,02 70,90 83,27 90,71 95,09 96,55 98,44 100

20.00 18.00

Weight (%)

16.00 14.00 12.00 10.00

8.00 6.00

4.00 2.00

0.00 -4

3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

Grain size class (ᶲ)

Gambar 1.1 Representasi grafis data distribusi ukuran butir dengan menggunakan Histogram

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

: F 121 16 094

Cumulative Frequency Weight (%)

100.00 y = 17.186e0.3377x

10.00

1.00 -6

-4

-2

0

2

4

6

8

Grain size class (ᶲ)

Gambar 1.2. Kurva kumulatif dengan koordinat persen aritmetik (smoothing) dan kurva kumulatif dengan nilai persen probabilitas (skala log, grafik dengan persamaan garis lurus) Pada grafik di atas, kita dapat lihat bahwa terdapat sub-populasi dalam distribusi ukuran butir. Sub-populasi tersebut dapat kita simpulkan terdapat cara transportasi yang berbeda selama terjadinya pengendapan, hanya jumlah yang sangat kecil dari wash load dapat terendapkan pada lapisan sehingga membuat jumlahnya sangat kecil dari sedimen tersebut, sub-populasi berukuran kasar merupakan contact dan saltation load. Sisa distribusi biasanya membentuk proporsi terbesar, adalah intermitten suspension load. Interpretasi dari grafik yang ada pada sub-populasi memberi penafsiran berupa keterdapatan 2 jenis arus yang mengangkut sedimen. Ukuran butir “Y” adalah sedimen yang berukuran kasar sekitar -1 mm yang mungkin terangkut secara suspense. Dengan arus kuat sehingga dapat mengangkut -1 mm partikel dalam suspense. Jika arus kuat maka ukuran butir yang dapat terangkut lebih besar dalam sedimen. Butiran “Y” kondisi hidrolik di perlukan untuk dapat memulai bergerak secara suspense. Kondisi ini adalah “threshold for suspension”.

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

: F 121 16 094

Perhitungan Y = 17,186e0,3377y :17,186 X = 0,3377 5 -3,656

16 -0,211

25 1.109

50 3,162

75 4,363

84 4,69

Metode Inman Mean =

𝑝16+𝑝84

SKW =

2

= 2,239 (Medium Sand)

STD=

𝑝84−𝑝16

𝑝16+𝑝84−2𝑝50 𝑝84−𝑝16

= -0,37 (ver y coarse-skewed) 𝑘𝑢𝑟𝑡𝑜𝑠𝑖𝑠 =

2

= 2,4 (Very poorly sorted )

(𝑝95 − 𝑝5) − (𝑝84 − 𝑝16) 𝑝84 − 𝑝16

= 0,77 (platykurtic)

Metode Folk & Ward Mean =

𝑝16+𝑝50+𝑝84

SKW =

3

= 2,54 (Fine Sand) STD=

𝑝84−𝑝16 4

+

𝑝95−𝑝5 6,6

= 2,54 (Very poorly sorted)

𝑝16+𝑝84−2𝑝50 2(𝑝84−𝑝16)

+

(𝑝5+𝑝95)−2𝑝50 2(𝑝95−𝑝5)

= 0,66 ( Very Fine-skewned) 𝑘𝑢𝑟𝑡𝑜𝑠𝑖𝑠 =

𝑝95 − 𝑝5 2,44(𝑝75 − 𝑝25)

=1.10 (Mesokurtic)

95 5,063

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

: F 121 16 094

Mean merupakan nilai rata-rata ukuran butir, nilai yang di dapatkan yaitu 2,54 ϴ, dalam klasifikasi baku ukran butir sedimen dan ukuran ayakan (mesh) yang di pakai menurut US Standard (Pettijohn et al, 1972) yaitu termasuk Fine sand. Standard deviasi menunjukan penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata (Darlan, 1996 dalam Sya’rani,2006) atau tingkat keseragaman butir. Nilai yang di dapatkan yaitu 2,54 tergolong dalam very poorly sorted, di mana tingkat keseragaman butirnya sedang, memiliki gradasi jelek. Penggolongan ini sesuai dengan pengklasifikasian nilai sortasi berdasarkan standar deviasi menurut Folk and Ward (1977). Skewness yang di dapatkan yaitu 0,66 termasuk dalam golongan Very Fine-skewned, di mana kecondongannya simetris yang menunjukan antara ukuran butir yang halus simetris mengarah kekanan. Penggolongan ini sesuai dengan pengklasifikasian nilai skeweness menurut Folk and Ward (1977). Kurtosis merupakan nilai yang menunjukan kepuncakan kurva. Nilai yang didapatkan yaitu 1.10 tergolong dalam Mesokurtic.

Gambar 1.3 Segitiga Shepard

Berdasarkan pengelompokan pada masing-masing presentase yang paling mendominasi adalah sand dengan presentase paling besar yaitu 63 %. Dan hasil presentase yang ada di masukan dalam segitiga Shepard dengan menarik garis berdasarkan presentase masingmasing material dan dapat diklasifikasikan dari ukuran butir yang ada material ini termasuk silty sand.

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

: F 121 16 094

Soal 4

Weight (%)

Grain size class (ᶲ) -2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8 Total

Weight (grams) 0,94 1,03 1,77 2,56 2,32 1,73 2,15 3,26 4,28 5,05 5,48 5,42 4,92 4,1 3,04 2,02 1,82 2,51 2,51 1,56 1 59,47

Weight (%) 1,58 1,73 2,98 4,30 3,90 2,91 3,62 5,48 7,20 8,49 9,21 9,11 8,27 6,89 5,11 3,40 3,06 4,22 4,22 2,62 1,68 100

Kumulatif (%) 1,58 3,31 6,29 10,59 14,49 17,40 21,02 26,50 33,70 42,19 51,40 60,52 68,79 75,69 80,80 84,19 87,25 91,47 95,70 98,32 100,00

10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8

Grain size class (ᶲ)

Gambar 1.1 Representasi grafis data distribusi ukuran butir dengan menggunakan Histogram

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

: F 121 16 094

Cumulative Frequency Weight (%)

100.00 y = 11.117e0.358x

10.00

1.00 -4

-2

0

2

4

6

8

10

Grain size class (ᶲ)

Gambar 1.2. Kurva kumulatif dengan koordinat persen aritmetik (smoothing) dan kurva kumulatif dengan nilai persen probabilitas (skala log, grafik dengan persamaan garis lurus) Pada grafik di atas, kita dapat lihat bahwa terdapat sub-populasi dalam distribusi ukuran butir. Sub-populasi tersebut dapat kita simpulkan terdapat cara transportasi yang berbeda selama terjadinya pengendapan, hanya jumlah yang sangat kecil dari wash load dapat terendapkan pada lapisan sehingga membuat jumlahnya sangat kecil dari sedimen tersebut, sub-populasi berukuran kasar merupakan contact dan saltation load. Sisa distribusi biasanya membentuk proporsi terbesar, adalah intermitten suspension load. Interpretasi dari grafik yang ada pada sub-populasi memberi penafsiran berupa keterdapatan 2 jenis arus yang mengangkut sedimen. Ukuran butir “Y” adalah sedimen yang berukuran kasar sekitar -1 mm yang mungkin terangkut secara suspense. Dengan arus kuat sehingga dapat mengangkut -1 mm partikel dalam suspense. Jika arus kuat maka ukuran butir yang dapat terangkut lebih besar dalam sedimen. Butiran “Y” kondisi hidrolik di perlukan untuk dapat memulai bergerak secara suspense. Kondisi ini adalah “threshold for suspension”.

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

: F 121 16 094

Perhitungan Y = 11,117e0,358x : 11,117 0,358 5

16

25

50

75

84

95

-2,231

1,01

2,26

4,19

5,332

5,649

5,99

Metode Inman Mean =

𝑝16+𝑝84

SKW =

2

=3,3 (Fine Sand)

STD=

𝑝16+𝑝84−2𝑝50 𝑝84−𝑝16

= -0,58 (very coarse-skewed)

𝑝84−𝑝16

𝑘𝑢𝑟𝑡𝑜𝑠𝑖𝑠 =

2

= 2,3 (Very poorly sorted)

(𝑝95 − 𝑝5) − (𝑝84 − 𝑝16) 𝑝84 − 𝑝16

= 0,76 (Mesokurtic)

Metode Folk & Ward Mean =

𝑝16+𝑝50+𝑝84

SKW =

3

=3,6 (Fine Sand) STD=

𝑝84−𝑝16 4

+

𝑝16+𝑝84−2𝑝50 2(𝑝84−𝑝16)

+

(𝑝5+𝑝95)−2𝑝50 2(𝑝95−𝑝5)

= -0,44 ( very coarse-skewed)

𝑝95−𝑝5 6,6

=2,4 (Very Poorly sorted)

𝑘𝑢𝑟𝑡𝑜𝑠𝑖𝑠 =

𝑝95 − 𝑝5 2,44(𝑝75 − 𝑝25)

= 1,1 (leptokurtic)

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

: F 121 16 094

Mean merupakan nilai rata-rata ukuran butir, nilai yang di dapatkan yaitu 3,6 ϴ, dalam klasifikasi baku ukran butir sedimen dan ukuran ayakan (mesh) yang di pakai menurut US Standard (Pettijohn et al, 1972) yaitu termasuk Fine Sand. Standard deviasi menunjukan penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata (Darlan, 1996 dalam Sya’rani,2006) atau tingkat keseragaman butir. Nilai yang di dapatkan yaitu 2,4 tergolong dalam very poorly sorted, di mana tingkat keseragaman butirnya sedang, memiliki gradasi jelek. Penggolongan ini sesuai dengan pengklasifikasian nilai sortasi berdasarkan standar deviasi menurut Folk and Ward (1977). Skewness yang di dapatkan yaitu -0,44 termasuk dalam golongan very coarse-skewed, di mana ukuran partikelnya sangat miring kearah kiri

yang memiliki partikel kasar. Penggolongan ini sesuai dengan

pengklasifikasian nilai skeweness menurut Folk and Ward (1977). Kurtosis merupakan nilai yang menunjukan kepuncakan kurva. Nilai yang didapatkan adalah 1,1 tergolong dalam leptokurtic

Gambar 1.3 Segitiga Shepard

Berdasarkan pengelompokan pada masing-masing presentase yang paling mendominasi adalah sand dengan presentase paling besar yaitu 100 %. Dan hasil presentase yang ada di masukan dalam segitiga Shepard dengan menarik garis berdasarkan presentase masingmasing material dan dapat diklasifikasikan dari ukuran butir yang ada material ini termasuk sand.

UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Acara 1 : Analisis Ukuran Butir (Granulometri)

Nama : RAHMAWATI DALLE Nim

: F 121 16 094

Related Documents

Berita Acara
October 2019 75
Acara I.docx
May 2020 31
Susunan Acara
August 2019 60
Acara Olahraga.xlsx
April 2020 16
Berita Acara
June 2020 42
Acara I.docx
October 2019 22

More Documents from "Rizca Febry Tiana"