Austria Refugees 1.docx

  • Uploaded by: Nurfadilah Yusuf
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Austria Refugees 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 679
  • Pages: 3
Austria adalah negara kecil di bagian Tengah Eropa yang hanya memiliki jumlah penduduk sekitar 8,4 juta jiwa, Austria masuk kedalam organisasi Uni Eropa pada tanggal 1 januari 1995 dan masuk anggota PBB sejak tahun 1955. Austria negara dengan sistem demokrasi representatif parlementer yang terdiri dari sembilan negara federal, dan menjadi salah satu negara Eropa yang mendeklarasikan kenetralannya. Latar belakang masalah Menurut seorang pengamat Timur Tengah dari The Middle East Insitute, Zuhairi Misrawi, salah satu alasan utama "kekeringan" ini adalah konflik geopolitik yang terjadi di negara-negara timur tengah. Di Timur Tengah, selalu ada konflik Sunni-Syiah. Para imigran yang kini bergerak menuju Eropa, sebenarnya hijrah untuk menghindari kekejaman rezim Syiah. Kebanyakan, para imigran adalah mereka yang menyelamatkan diri dari perang sipil dan teror di negaranya. "Mereka juga menghindar dari konflik bersenjata di Timur Tengah. Keamanan yang semakin memburuk menjadikan mereka nekat untuk berimigrasi ke Eropa. Serta berkenyamuknya (ISIS) yang tak terkendalikan ini semua yang menjadi pemicu krisis pengungsi di Eropa. Mengapa mereka memilih untuk berimigrasi ke Eropa? Karna mereka menginginkan kehidupan yang lebih baik dan mereka melihat bahwa Eropa sebagai tempat yang damai dan makmur. Ini sangat berbanding terbalik dengan negara mereka. Austria negara di Eropa yang menerima adanya imigran di negaranya, Austria digunakan sebagai negara transit utama bagi para imigran yang ingin menuju ke Balkan Barat, Jerman dan Skandinavia oleh karenanya Austria membuka lebar pintu negaranya bagi para imigran yang datang dari timur tengah baik itu yang hanya lewat ataupun juga yang singgah menjadi imigran dan pencari suaka disana. Akan tetapi karena merasa kewalahan oleh krisis imigran yang semakin hari semakin bertambah dan terlalu banyaknya permintaan suaka khususnya tahun 2015 sekitar 90.000 permintaan, akhirnya Austria mengeluarkan batasan jumlah bagi para pengungsi dan pencari suaka tersebut pada januari 2016, sebagian besar dari mereka berasal dari warga Afghanistan, Suriah dan Irak yang melakukan imigrasi karena adanya perang, krisis kemanusian,dan krisis kemiskinan di negaranya.

Austria mengeluarkan undang-undang baru yang membatasi hak suaka yang akan memungkinkan pihak berwenang untuk mengusir sebagian besar migran di perbatasan jika keadaan darurat. Undang-undang, ini semakin di tunjukan dengan kesiapan dari Austria untuk membangun pagar lebih jauh di sekitar perbatasan. Undang-undang, yang disahkan ini, memungkinkan pemerintah Austria untuk menyatakan keadaan darurat atas imigran jika dianggap negara itu tidak memiliki kapasitas untuk menerima dan mengintegrasikan jumlah orang yang ingin masuk. Undang-undang itu disahkan ketika pihak berwenang Austria mengumumkan bahwa mereka membuat persiapan untuk dapat mendirikan pagar setinggi 370 meter di Brenner Pass di perbatasan dengan Italia serta pagar di dua penyeberangan perbatasan ke Hungaria. Sampai akhirnya pemerintah Austria mengatakan tidak akan menandatagani perjanjian global terbaru PBB tentang migrasi. Karena adanya kekhawatiran pada kedaulatan nasional jika menandatangai perjanjian internasional tersebut selain itu ketakutan akan meningkatnya migrasi legal dan ilegal di dunia. Perjanjian yang secara resmi dikenal sebagai, ‘Global Compact for Safe, Orderly and Regular Migration’ menjadi awal baru dari keputusan Austria. Adapun sikap yang diambil oleh peimpin Uni Eropa mengenai kasus imigran, yaitu mereka setuju untuk berbagi tanggung jawab menangani masalah imigran yang terus datang ke benua Eropa dalam KTT 29 Juni, Ini karena tingginya rasa kemanusian di Eropa sendiri, dengan cara membagi pengungsi kesetiap negara secara sukarela. Karena ada beberapa negara yang sudah sangat kelebihan oleh imigran (italia) disusul oleh yunani dan spanyol. 3 poin penting yang dikeluarkan UE: 1. Mendirikan pusat imigran di UE (menyerukan negara-negara Eropa untuk membangun pusat pengawasan untuk memproses status suaka migran, (ditolak akan dikembalikan, diterima akan di transfer ke UE) inilah yang banyak di tentang karena tidak ada negara yang sukarela menjadi pusat Imigran). 2. Menyediakan tempat imigran ditampung (tidakpasti), walaupun UE akan bekerja sama dengan Lembaga Pengungsi dan Migrasi PBB. 3. UE akan melakukan reformasi mengenai kebijakan suaka (membagi beban pencari suaka di seluruh Blok UE).

Solusi yang dikeluarkan oleh Austria terhadap pengungsi, seperti yang dikatakan oleh Kanselir Austria Sebastian Kurz bahwa kami telah bersedia menjadi kawasan perlindungan, zona aman dan sebagai pusat pendaratan untuk para pengungsi sebelum mereka mendapatkan negara tujuan. Sebagaiamana kita ketahui bahwa para pengungsi mayoritas memilih Jerman sebagai negara tujuan. Dan sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Jerman. Pemerintah Austria bersedia untuk menampung mereka sebelum melanjutkan perjalanan ke Jerman.

Related Documents

Austria Refugees 1.docx
November 2019 8
Refugees
November 2019 18
Austria
August 2019 39
Austria
May 2020 33
Austria
November 2019 37
Austria
June 2020 24

More Documents from ""