Audit Manajemen Keuangan.docx

  • Uploaded by: Risna Hartiana
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Audit Manajemen Keuangan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,980
  • Pages: 13
TUGAS AUDIT OPERASIONAL

DI SUSUN OLEH : Akuntansi Malam2 Semester 5 Kelompok 6

1. Afrianingsih 2. Arvina Larasati 3. Risna Hartiana 4. Saskia Geraldine 5. Siti Kholifah 6. Yessy Yulianty 7. Wahyuni Riantika

16622116 16622118 16622145 16622147 16622149 16622150 16622153

DOSEN PENGAJAR Masyitah As Sahara,S.E.,M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG

TAHUN 2018 FUNGSI KEUANGAN Fungsi keuangan merupakan fungsi yang paling penting dari suatu bisnis. Fungsi keuangan terkoneksi secara erat dengan fungsi produksi, pemasaran, dan aktivitas-aktivitas yang lain. Ketidakhadiran fungsi keuangan dapat menyebabkan semua aktivitas terhenti. Fungsi keuangan yang terkelola dengan baik dapat mendukung fungsi produksi, pemasaran, aktivitas penelitian, dan pengembangan sumber daya manusia. Ketika keputusan melibatkan uang, itu adalah keputusan keuangan dalam bisnis perusahaan, seperti : 1. Penjualan kredit akan memunculkan tagihan kepada pelanggan yang pada saat realisasi pembayarannya akan meningkatkan kas yang dimiliki perusahaan. 2. Mempekerjakan tenaga kerja menimbulkan konsekuensi pembayaran gaji dan upah kepada karyawan yang pembayarannya mengakibatkan terjadinya arus kas keluar. 3. Pembelian fasilitas produksi dan peralatan operasi lainnya yang dilakukan secara kredit memunculkan kewajiban yang pada saat realisasi pembayarannya mengakibatkan terjadinya arus kas keluar. 4. Penerimaan pinjaman dari kreditor pada awalnya menyebabkan terjadinya aruskas masuk dan pada saat pembayaran kewajiban tersebut saat jatuh tempo, menimbulkan terjadinya arus kas keluar. Kita dapat mengklasifikasikan fungsi atau keputusan keuangan ke dalam empat kelompok besar, yaitu : 1. 2. 3. 4.

Keputusan investasi atau bauran aset jangka panjang. Keputusan pembiayaan atau bauran (struktur) modal. Keputusan likuiditas atau bauran aset-aset jangka pendek. Keputusan dividen atau keputusan pengalokasian laba perusahaan.

Pengelolaan secara ekonomis atas sumberdaya keuangan menyangkut pengorbanan (biaya modal) yang minimal atas bauran sumber pendanaan (struktur modal) yang dipilih. Penilaian secara komprehensif terhadap kebijakan dan keputusan keuangan dapat dilakukan melalui audit atas manajemen (tata kelola) keuangan perusahaan. Apakah audit ini perlu dilakukan tersendiri? Apakah tidak terjadi tumpang tindah dengan audit atas laporan keuangan yang telah dilakukan, baik oleh auditor internal maupun eksternal. Audit manajemen keuangan lebih menekankan pada tata kelola yang baik atas keuangan (good finance governance) di mana ketepatan keputusan dan kebijakan keuangan dalam mengelola sumber daya keuangan perusahaan menjadi objek utama penilaiannya.

PENGERTIAN AUDIT MANAJEMEN KEUANGAN Secara umum, audit manajemen keuangan dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa sumberdaya keuangan yang dimiliki perusahaan telah dikelola secara ekonomis, efisien, dan efektif dalam mencapai tujuannya sehingga mampu mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Audit manajemen keuangan adalah analisis dan penilaian yang dilakukan secara sistematis, periodik, dan terdokumentasi terhadap pengambilan keputusan serta segala kebijakan dalam pengelolaan sumber daya keuangan perusahaan

TUJUAN DAN MANFAAT AUDIT Ada beberapa tujuan yang dapat dicipai melalui audit manajemen keuangan, yaitu meliputi sebagai berikut : 1. Menilai ketepatan strategi dan kebijakan keuangan yang ditetapkan perusahaan, baik kebijakan investasi operasi, maupun kebijakan pendanaan. 2. Menilai apakah dokumentasi peraturan, pemantauan dan pelaporan manajemen keuangan telah memadai sebagai elemen-elemen penting dalam kerangka kerja manajemen keuangan termasuk perencanaan/penganggaran, kebijakan pengembangan keuangan, akuntansi dan pelaporan keuangan, pemantauan (monitoring), akuntabilitas, dan pengendalian serta penilaian terhadap pendapat an dan beban. 3. Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas tata kelola keuangan perusahaan, baik aktivitas investasi, operasi maupun aktivitas pendanaan apakah telah sesuai strategi dan kebijakan keuangan yang telah ditetapkan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil audit ini adalah : 1. Deskripsi tentang ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas tata kelola keuangan perusahaan saat ini. 2. Kekurangan-kekurangan yang masih memerlukan perbaikan dalam tata kelola keuangan perusahaan. 3. Diperolehnya umpan balik untuk pencegahan terjadinya kerugian karena kurang baiknya tata kelola keuangan perusahaan.

RUANG LINGKUP AUDIT Secara lebih detail, ruang lingkup audit keuangan meliputi :

1. Ketepatan posisi organisasi manajemen keuangan dalam struktur organisasiperusahaan. Dan kapabilitas sumber daya manusia pada organisasi depertemen keuangan. 2. Penetapan tugas, wewenang, dan tanggungjawab pada setiap fungsi keuangan. 3. Prosedur dan pedoman tata kelola keuangan perusahaan. 4. Ketepatan keputusan dan kebijakan keuangna yang ditetapkan perushaan. 5. Tata kelola manajemen keuangan perusahaan.

PENDEKATAN DAN METODOLOGI Beberapa pendekatan yang sesuai dengan audit manajemen keuangan antara lain: 1. Pengujian terhadap ketepatan kebijakan tata kelola keuangan. 2. Penilaian keselarasan tujuan dan program-program manajemen keuangan dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. 3. Penilaian terhadap ekonomisasi, efesiensi, dab efektivitas pelaksanaan program-program manajemen keuangan. Beberapa teknik pengumpulan data yang sesuai meliputi: 1. Review terhadapn dokumen-dokumen penting. 2. Wawancara terhadap beberapa personel kunci. 3. Audit di lokasi (observasi).

Sementara analisis dan penilaian terhadap temuan-temuan audit dilakukan dengan cara menghubungkan kondisi yang terjadi dengan kriteria dan penyebabnya serta analisis terhadap akibatnya. Tujuan dan Fungsi Manajemen keuangan 1. Mendapatkan Dana yang Tepat dalam Jumlah yang Memadai Tujuan utama dari fungsi keuangan adalah untuk menilai kebutuhan dan perolehan dana bagi perusahaan secara tepat. Kebutuhan dana bagi perusahaan harus terpenuhi secara baik, secara kualitas, waktu, dan melalui cara yang paling ekonomis. Dana dapat

diperoleh perusahaan dari berbagai sumber sesuia dengan karakteristik dasar dan profil risiko dari perusahaan tersebut. 2. Penggunaan Dana dengan tepat Mendapatkan dana adalah sesuatu yang sangat penting. Tetapi menggunakan dana dengan tepat menjadi lebih penting. Tanpa penggunaan dana secara tepat (efektif dan efisien), perusahaan tidak dapat menikmati penghasilan. Penggunaan dana secara tidak tepat menyebabkan tidak maksimalnya kontribusi dana yang dimiliki, karena terjadi potensi manfaat yang hilang. 3. Meningkatkan Profitabilitas Keuntungan adalah tujuan terpenting dari seluruh aktivitas bisnis perusahaan. Perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan tersebut. Jika dana dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, maka profitabilitas meningkat.

4. Memaksimalkan Nilai Perusahaan Tujuan terakhir dari fungsi keuangan perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang merefleksikan maksimal kesejahteraan para pemegang sahamnya. Nilai perusahaan merefleksikan besarnya hak pemilik yang terbentuk dari akumulasi laba dan setoran pemiliknya kepada perusahaan. Auditor harus mempertimbangkan risiko-risiko seperti ini: 1. Aturan, wewenang, dan tanggung jawab khusus dalam manajemen keuangan tidak secara jelas didokumentasikan dan dikomunikasikan.

2. Manajemen senior tidak menerima informasi keuangan yang akurat dan tepat waktu sebagai dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan kalkulasi biaya dan progres dari masing-masing bagian dalam pencapaian tujuan strategisnya. 3. Kebijakan dan prosedur manajemen keuangan tidak stabil dan/atau tidak secara konsisten diikuti atau dimonitor kantor pusat, cabang dan unit-unit operasional. 4. Struktur organisasi yang efektif berkaitan dengan tata kelola manajemen keuangan tidak ditetapkan dan/atau tidak dikomunikasikan dengan tepat. Audit Organisasi Manajemen Keuangan Pencapaian tujuan fungsi keuangan dalam perusahaan sangat tergantung pada efektivitas organisasi manajemen keuangan. Keleluasan seseorang chief financial officer membuat kebijakan dan mengambil keputusan dalam pengelolaan keuangan perusahaan tergantung pada batasan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Agar bisa menjadi pedoman dalam beraktivitas dan memberikan kepastian bagi yang melaksanakan, standar

dan prosedur harus memuat standar tentang pelaksanaan aktivitas,

standar keberhasilan, dokumentasi dan pelaporan serta dapat menjadi dasar penilaian perestasi bagi yang melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Untuk memberikan arah dalam aktivitasnya, manajemen keuangan harus secara tegas merumuskan tujuannya dalam mencapai keberhasilan perusahaan secara keseluruhan. Sebagai pedomana beraktivitas bagi seluruh individu dan kelompok, tujuan tersebut harus dijabarkan lebih lanjut dalam program-program dan rencana kegiatan untuk mencapai tujuannya.

Audit atas Keputusan Investasi

Aspek penting dari keputusan investasi jangka panjang adalah pengalokasian modal dalam investasi yang akan menghasilkan manfaat di masa depan. Rencana investasi seharusnya mempertinbangkan risiko yang dihadapinya, sebab manfaat masa depan penuh dengan ketidakpastian. Analisi keputusan investasi modal baru ( termasuk juga divestasi ) melibatkan berbagai permasalahan strategi yang harus dipercahkan manajemen. Pilihan investasi dilakukukan

harus

mencerminkan

dukungan

pada

strategi

perusahaan,

deengan

mempertimbangkan : (1) konrisi ekonomi uang diperkirakan , (2) prospek perusahaan atau industri dimana perusahaan tersebut beroperasi dan (3) posisi persaing yang dihadapi perusahaan. Setiap keputusan investasi harus secara tegas mendeskipsikan : 1) apa yang ingin di capai melalui investasi ini ; 2) hakikat dari pilihan investasi yang diambil ; 3) estimasi biaya dan manfaat masa depan ; 4) arus kas tambahan sebagai konsekuensi dari pilihan investasi tersebut. Empat unsur penting yang harus di perhatikan dalam keputusan investasi adalah : Jumlah investasi bersih yang dikeluarkan Potensi keuntungan ( arus kas masuk operasi bersih ) yang diperoleh Periode waktu investasi untuk menghasilkan keuntungan ( umur ekonomis investasi ), Pemulihan modal pada akhir umur investasi ( nilai akhir). Analisis keputusan investasi harus didasarkan pada dampak perubahan ( increment) yang terjadi dari investasi tersebut. Analisis hanya berpedoman pada arus kas yang terjadi , sehingga semua transaksi akuntansi atas investaso tersebut yang hanya melibatkan arus kas tidak relevan untuk tujuan analisis ini.

Untuk menghitung besarnya dana yang dibutuhkan untuk suatu investasi, dana investasi yang relevan untuk diperhitungkan adalah besarnya tambahan dana yang sesungguhnya dibutuhkan. Jika investasi tersebut berkaitan dengan penghentian investasi yang lain , maka tambahan dana yang relevan diperhitungkan adalah kebutuhan dana investasi dikurangi dengan dana masuk dari perhentian investasi yang lain ( jika ada ) Dalam menghitung besarnya pendapatan yang mungkin diperoleh dari investasi ini , hilangnya pendapatan dari penghentian investasi yang lain juga harus dipertimbangkan . Pendapatan investasi yang relevan dalam keputusan ini adalah pendapatan investasi baru dikurangi dengan pendapatan yang hilang karena dihentikannya investasi yang lain. Biaya – biaya operasional dari suatu investasi hanya mempertimbangkan biaya tambahan yang terjadi atas keberadaaan investasi tersebut. Biaya biaya yang tetap sama sebelum dan sesudah investasi dilakukan , tidak relevan untuk analisis ini. Berbagai metode penilaian dapat digunakan untuk menilai kelayakan investasi sebelum diputuskan untuk dilaksanakan . Metode metode tersebut meliputi: (1) periode pengembalian atau payback period, (2) net present value , (3) imbal investasi atau return on investment , (4) tingkat imbal hasil internal atau internal rate of return.

AUDIT ATAS KEPUTUSAN OPERASI Kebijakan operasional menyangkut penggunaan secara optimal sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk memuaskan pelanggannya. Suatu rencana bisnis yang lengkap dapat menjadi panduan dalam menjabarkan rencana operasi yang akan dilakukan dalam periode tertentu, yang menyangkut rencana penjualan, rencana kebutuhan sumber daya, rencana penggunaannya dan dari mana sumber daya tersebut akan dipenuhi. Dari rencana bisnis ini kemudian perusahaan dapat membuat laporan keuangann performa yang dapat mencerminkan kinerja yang akan dicapai di masa yang akan datang. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan pendapatan dari beban yang membentuk laba.

1. Siapkan laporan keuangan bulanan, gunakan untuk menganalisis kinerja dan bandingkan bisnis dengan rata-rata industri. 2. Pahami keuntungan yang bisa diperoleh dari setiap barang dan/jasa yang di jual. 3. Konsentrasi pada peningkatan penjualan yang sangat menguntungkan pada barang dan/ atau jasa. 4. Jangan memberikan diskonto pada produk yang marginnya rendah. 5. Jangan memberikan diskonto pada produk yang sangat menguntungkan kecuali diskonto tersebut mendorong peningkatan penjualan dengan keuntungan minimal sama. 6. Identifikasi pengeluaran-pengeluaran penting yang menjaga jalannya usaha, jangan dipotong biaya ini. 7. Lakukan review terhadap proses bisnis untuk melihat beberapa beban yang bisa dihilangkan secara penuh. 8. Review rencana penurunan staf. 9. Pertahanan karyawan yang potensial, ingat pengganti karyawan itu berbiaya mahal. Manajemen modal kerja melibatkan dua keputusan penting menyangkut : i) tingkat optimal investasi dalam aset lancar, dan ii) perpaduan yang sesuai antara pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pendanaan aset lancar.

JUMLAH OPTIMAL ASET LANCAR Dua pertimbangan penting yang mempengaruhi penentuan jumlah aset lancar yang harus disediakan perusahaan adalah : 1) tingkat output yang akan dicapai, dan 2) tingkat laba (ROI) yang diharapkan dan penggunaan aset lancar tersebut. Manajemen yang konservarif cenderung menetapkan aset lancar yang lebih tinggi di atas kebutuhan operasional untuk menghindari resioko, sehingga kalau dilihat dari imbal hasil atas investasi (ROI) yang diperoleh, cara operasi seperti ini memberikan tingkat pengembalian yang rendah. Manajemen yang cenderung progresif akan menentukan tingkat aset lancar yang sangat rendah dalam rangka meningkatkan kemampuannya memperoleh laba. Cara penentuan aset lancar seperti ini cenderung memiliki resiko yang tinggi, karena jika tingkat likuiditas tidak memadai, akhirnya perusahaan akan tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, baik dalam rangka operasional maupun menutup pemenuhan kewajiban kepada pemasok. Kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas dan berbanding lurus dengan resiko yang menyertainya. Tingkat likuiditas yang terlalu tinggi menunjukkan tidak optimalnya penggunaan sumber daya sehinggan perusahaan tidak berada dalam tingkat produktivitas yang tinggi (karena adanya likuiditas yang mengaggur) dan hal ini dapat membebani kemampuan menghasilkan laba. Sementara tingkat likuiditas yang terlalu rendah memungkinkan untuk memanfaatkan sumber daya tersebut secara efisien yang dapat mendorong kemampuan perusahaan menghasilkan laba, tetapi pada tingkat likuiditas ini perusahaan

berhadapan dengan berbagai risiko, baik yang berkaitan dengan terhambatnya operasi karena kekurangan sumber daya maupun tertundanya penyelesaian kewajiban kepada kreditor-kreditor jangka pendek. Manajemen modal kerja melakukan mengelolaan dengan baik terhadap aset-aset lancar yang merupakan bagian dari modal kerja tersebut, meliput: i) manajemen kas, ii) manajemen piutang, dan iii) manajemen persediaan. MANAJEMEN KAS Kas menyangkut pngelolaan secara efektif dan efisien sumber-sumber dan penggunaan kas. Laporan kas harian sangat membantu manajemen mengatur pemenuhan kebutuhan kas dalam operasional perusahaan dan memanfaatkan kelebihan kas jangka pendek untuk menghindari inefisiensi. Manajemen harus mampu menghubungkan dengan tepat antara ketersediaan dan kebutuhan kas harian dan menentukan tingkat saldo kas optimal yang harus dipertahankan dalam mengamankan usaha untuk mendapatkan laba dan menghindari resiko kegagalan pemenuhan kewajiban kepada para pemasok.

Hal ini membuutuhkan perencanaan kas yang akurat dan pengendaliannya secara konsisten. Optimisasi penggunaan kas dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk memaksimalkan kontribusi kas dalam pencapaian laba perusahaan. Cara yang umum dilakukan adalah dengan i) mempercepat penerimaan kas, ii) memperlambat pembayaran, dan iii) menginvestasikan sisa kas yang belum digunakan pada investasi yang mudah laku (marketable), dengan dasar pertimbangan manfaat yang diperoleh lebih besar dari pengorbanan (biaya) yang terjadi. Beberapa kebijakan lain yang daoat diambil dalam mengendalikan jumlah kas yang tepat antara lain: 1. 2. 3. 4.

Siapkan rencana arus kas secara regular; Tingkatkan kas melalui penjualan, tapi bukan penjualan produk di bawah harga; Hanya membayar komisi penjualan pada saat penjualan sudah diterima pembayarannya; Jangan sembunyikan permasalahan dari bank, sampaikan lebih awal jika perusahaan membutuhkan tambahan dana atau mengalami masalah arus kas.

Manajemen Piutang Piutang merupakan bagian dari strategi peningkatan pendapatan perusahaan. Trade off antara manfaat dan beban harus menjadi dasar dalam setiap kebijakan pemberian piutang kepada pelanggan. Kebijakan penagihan dan pemberian kredit mencakup lima keputusan penting agar tercapai trade off laba dan risiko yang menguntungkan. Kelima keputusan tersebut meliputi: (1) kualitas nasabah (pelanggan) yang diterima, (2) jangka waktu kredit, (3) ukuran diskonto kas yang diberikan, (4) hal-hal khusus, dan (5) tingkat biaya penagihan. Beberapa kebijakan yang bias diambil untuk mengendalikan piutang antara lain:

1. Lakukan komunikasi secara regular dengan pelanggan, terutama pelanggan yang memiliki utang kepada perusahaan; 2. Buat analisis umur piutang; 3. Negosiasikan pembasyaran periodic jika hal tersebut dapat membantu untuk menyelesaikan piutang kepada pelanggan yang telah melewati waktu jatuh tempo; 4. Sebelum memberikan penjualan kredit kepada pelanggan, lakukan analisis kredit dan sepakati jangka waktu yang tepat untuk pemberian kredit atas penjualan; 5. Dorong pelanggan melakukan pembayaran segera agar dengan memberikan beberapa keuntungan seperti potongan penjualan.

Manajemen Persediaan Pengelolaan persediaan harus didasari prinsip-prinsip ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas dalam memuaskan pelanggannya. Persediaan yang dimiliki perusahaan mengikat sejumlah sumber daya keuangan, yang menyebabkan hilangnya kesempatan dari sumber daya tersebut untuk memberikan penghasilan dari penggunaan yang lain. Efisiensi dalam manajemen persediaan menyangkut strategi penentuan jumlah maksimum dan minimum persediaan, penyaluran, dan pengendalian persediaan. Beberapa kebijakan pengelolaan persediaan berikut ini bisa dijadikan referensi dalam manajemen persediaan yang ekonomis, efisien, dan efektif. 1. Setiap pembelian harus berdasarkan permintaan dari unit penjualan. 2. Tentukan batas maksimal dan diatas minimal persediaan. 3. Pertahanlan jumlah persediaan yang tepat untuk mengamankan pasokan kepada pelanggan. 4. Identifikasi persediaan termasuk kategori slow moving dan dead stock, usahakan dijual walaupun dengan harga di bawah harga normal. 5. Lakukan negosiasi dengan pemasok untuk mendapatkan kepastian pasokan dalam jumlah yang fleksibel. 6. Lakukan penghitungan fisik persediaan secara periodic untuk menentukan fisik persediaan yang benar dan menemukan persediaan yang tidak sesuai dengan standar kualitas (rusak, kadaluwarsa, dll.

Audit atas Keputusan Pendanaan Kebijakan Pendanaan Keputusan pendanaan (financial policy) menyangkut pemenuhan kebutuhan dana bagi perusahaan dan pemilihan sumber-sumber pendanaannya. Kebijakan pendanaan berkaitan

dengan pemilihan sumber pendanaan yang paling ekonomis (biaya modal yang paling kecil dari berbagai alternative yang ada) untuk memenuhi kebutuhan dana bagi perusahaan, baik untuk aktivitas operasi maupun investasi. Kebutuhan Dana Secara umum kebutuhan dana bagi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. kebutuhan dana jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan operasional (modal kerja perusahaan) 2. kebutuhan jangka panjang (investasi) untuk pengembangan perusahaan. Untuk menganalisis sumber-sumber dana jangka pendek, analis harus menelusuri biaya dari setiap dana dengan menggunakan teknik analisis yang tepat. Anailis sumber dana jangka panjang berhubungan dengan analisis struktur modal. Sumber Dana Dalam keputusan pendanaan perusahaan harus mampu memilih (menentukan) sumber pendanaan yang paling ekonomis (dengan biaya paling rendah tanpa mengabaikan dasar pertimbangan lainnya). Secara umum, sumber dana dapat dikelompokkan menjadi dua, sesuai dengan tujuan penggunaannya, yaitu sumber dana jangka pendek dan sumber dana jangka panjang. Sumber dana jangka pendek dapat berupa utang usaha dari pemasok, utang wesel, pinjaman bank jangka pendek dan sumber pendanaan jangka pendek lainnya. Sementara sumber dana jangka panjang meliputi utang jangka panjang (obligasi), saham preferen, saham biasa, leasing, pinjaman bank jangka panjang dan sumber pendanaan jangka panjang lainnya. Pertimbangan dalam Memilih Sumber Dana Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sumber dana meliputi: (1) biaya incremental, (2) fleksibilitas, (3) waktu, (4) pengendalian, dan (5) kemungkinan risiko. Fleksibilitas dalam pimilihan alternatif sumber dana berkaitan dengan rentang pilihan pendanaan masa depan setelah suatu alternative dipilih.

Aspek pengendalian menyangkut bagaimana menjaga kepentingan pemegang saham untuk memiliki kendali atas perusahaan penerbit saham tersebut. Setiap penerbitan saham baru, akan mendiludi kepemilikan pemegang saham sebelumnya karena akan terjadi perubahan proporsi kepemilikan dan laba perusahaan, yang dapat menggeser hak pengendaliannya, pengendalian juga menjadi permasalahan dalam pilihan pembiayaan konvertibel, dimana konversi obligasi dan saham preferen akan menambah saham biasa dan menyebabkan terjadinya dilusi atas kepemilikan pemegang saham lama. Pemilihan alternatif pendanaan harus secara cermat mempertimbangkan kelima aspek di atas dan menguji dukungan atau penolakan sebagai masukan dalam penentuan pilihan alternatif sumber pendanaan. Pilihan yang terbaik adalah sumber pendanaan yang biayanya paling murah, paling fleksibel, risikonya paling rendah, bisa diterima dari aspek pengendalian dan diterbitkan pada saat yang tepat. Audit atas Kebijakan Dividen Kebijakan dividen berhubungan dengan keputusan tentang apakah perusahaan akan membagikan dividen kepada pemegang sahamnya atau tidak, berapa besar laba didistribusikan kepada pemegang saham dan berapa besar ditahan untuk mendanai berbagai kebutuhan berkaitan dengan ekspandi dan pengembangan perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. Perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pembagian dividen kepada pemegang sahamnya. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Tingkat likuiditas perusahaan 2. Rencana ekspansi 3. Ketentuan-ketentuan yang membatasi pembagian dividen

Related Documents

Audit Manajemen
May 2020 5
Audit
April 2020 45
Audit
October 2019 72

More Documents from ""

2119-3976-1-sm.pdf
November 2019 31
Pengumuman.pdf
October 2019 19
Resume Satu.docx
May 2020 15