ASUHAN KEPERWATAN PADA TN. X DENGAN CA PARU DI RUANG G. RSUD X
A. PENGKAJIAN 1. Biodata : Pasien Nama
: Tn. X
Umur
: 50 th
Agama
: Islam
Pendidikan
: Sarjana
Pekerjaan
: PNS
Status Pernikahan
: Menikah
Alamat
: Btn. Taborong Permai
Tanggal Masuk RS
: 05 July 2017
Diagnosa Medis
: Ca. Paru
2. Keluhan utama : Sesak napas dan nyeri dada 3. Riwayat Kesehatan : a.
Riwayat Penyakit Sekarang : Klien masuk ke Rumah Sakit tanggal 5 July 2017 akibat mengalami penyakit Ca. Paru. Klien datang ke RS Pelamonia diantar oleh keluarganya melalui IGD, pada tanggal 5 July 2017, dengan keluhan sesak napas, nyeri dada, batuk, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, dan cepat letih.
b. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan atau obat-obatan, hanya saja tidak terlalu suka sayuran. + 1 tahun yang lalu klien pernah terkena penyakit bronkitis sampai diopname. Klien pernah mengalami kecelakaan motor namun tidak fatal. Keluarga klien mengatakan bahwa klien hampir setiap hari mengkonsumsi daging, jarang makan sayur, dan klien mempunyai riwayat peminum / alkohol dan merokok, klien biasa merokok kurang lebih 1 bungkus rokok perharinya, klien mulai merokok sejak umur 18 tahun. c.
Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga klien menjelaskan anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan yang umumnya menyerang, seperti DM, Asma, Hipertensi. 1
4. Basic Promoting physiology of Health 1. Aktifitas dan latihan Pekerjaan Tn. A yaitu seorang PNS dan waktu luangnya diisi dengan beristirahat di rumah sambil merokok dan berkumpul bersama keluarga. Klien jarang berolahraga. Saat sakit, klien hanya bisa berbaring di tempat tidur, aktifitas terbatas, dan klien dibantu oleh keluarganya. 2. Tidur dan istirahat Sebelum sakit lama tidur klien 7-8 jam/hari, hanya dipergunakan untuk tidur malam karena klien jarang sekali tidur siang dan tidak ada gangguan dalam tidur. Saat sakit lama tidur klien hanya 5 jam dengan tidur siang selama 1 jam. Klien kadang-kadang kesulitan tidur di rumah sakit karena sesak dan nyeri dada yang dialami klien saat bernapas, klien tampak lemah, gelisah dan terlihat pucat. 3. Kenyamanan dan nyeri Klien merasakan nyeri pada dada dalam 2 bulan belakangan ini. Nyeri akan lebih terasa menyakitkan jika beraktifitas dan akan berkurang saat klien beristirahat. 4. Nutrisi Sebelum sakit, frekuensi makan Tn. A tidak teratur dikarenakan kesibukan jam kerja yang mengakibatkan sering telat makan. Berat badan klien 66 kg. Berat badan dalam 1 bulan terakhir turun drastis menjadi 55 kg. Jenis makanan yang paling sering dikonsumsi klien yaitu daging dan makanan cepat saji (sate & gulai). Klien tidak suka sayuran, dan tidak memiliki pantangan terhadap makanan apapun. Saat sakit, klien hanya mengkonsumsi nasi lembek, sayuran hijau, buah tapi jarang habis karena klien mual, tidak nafsu makan, & klien tidak makan yang pedas & berminyak.. 5. Cairan, elektrolit, dan asam basa Sebelum sakit frekuensi minum klien 7-8 gelas/hari. Saat sakit, frekuensi minum klien + 2-3 gelas/hari. Turgor kulit tidak elastis. Klien mendapat support IV Line jenis RL 20 tetes/menit 6. Oksigenasi Klien mengalami sesak, nyeri dada saat bernafas, klien batuk, klien merokok kurang lebih 1 bungkus per harinya. 7. Eliminasi fekal/bowel Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari di pagi hari. Feses berwani kuning, konsistensi padat, berbau khas, warna kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan. Saat sakit, klien kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru 1x selama dirawat di RS, feses berwarna kehitaman, konsistensi keras. 2
8. Eliminasi urin Frekuensi BAK klien 5x sehari. Klien mengalami perubahan pola berkemih. Klien tidak menggunakan kateter, kebutuhan pemenuhan ADL dengan bantuan keluarga. 9. Sensori, persepsi, dan kognitif Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut sensori, persepsi, dan kognitif 5. Pemeriksaan Fisik Head To Toe a.
Keadaan Umum Kesadaran klien composmentis, Vital Sign TD 130/90 mmHg, Nadi 112x/menit, Respirasi 36x/menit, Suhu 390 C
b. Aktivitas/ istirahat Gejala : Ketidakmampuan melakukan aktifitas kebiasaan secara rutin, sesak nafas karna melakukan aktifitas. Tanda: Pasien lesu c.
Sirkulasi Gejala : Terdapat sindrom vena kava superior (cubbing finger), terjadi aritmia, Takikardi, Jari tabuh.
d. Integritas Ego Gejala : perasaan takut, menolak kondisi yang berat atau potensial keganasan Tanda : kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang – ulang e.
Eliminasi Gejala : di area yang hilang timbul (ketidakseimbangan hormonal karsinoma sel kecil), peningkatan sekresi jumlah urin.
f.
Makanan / Cairan Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan makanan, kesulitan menelan, haus atau peningkatan masukan cairan. Tanda : kurus, kerempeng atau penampilan kurang bobot, edema wajah atau leher, dada, punggung ( obstruksi vena kava), edema wajah atau periordital ( ketikaseimbangan hormonal, kalsinoma sel kecil )
g. Nyeri Gejala : Nyeri dada(tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu pada tahap lanjut) dimana dapat atau tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi, nyeri bahu atau tangan
3
( khususnya pada sel besar atau adenokalsioma), nyeri tulang atau sendi: erosi kapilago sekunder terhadap peningkatan hormone pertumbuhan ( sel besar atau adenokarsinoma), nyeri abdomen hilang timbul. h. Pernafasan Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan produksi sputum, napas pendek, pekerja yang terpajan polutan, debu industry, serak, paralisis pita suara, riwayat merokok Tanda : Dipsnea, meningkat dengan kerja, peningkatan fremitus taktil(menunjukan konsuladisasi), krekels atau mengik pada inspirasi/ekspirasi(gangguan aliran udara), krekels atau mengik menetap, penyimpanan trakeal (area yang mengalami lesi), hemoptisis i.
Keamanan Tanda : Demam mungkin ada(sel besar atau adenokarsinoma), kemerahan, kulit pucat(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
j.
Seksualitas Tanda
:
Dinekomastia(perubahan
horman
neopplastik,
karsinoma
sel
besar),
Amenorea/Impoten(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil) k. Penyuluhan/pembelajaran Gejala : Faktor resiko keluarga:kanker atau khususnya paru, tuberculosis,kegagalan untuk membaik. Pertimbangan Rencana Pemulangan: DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 11hari, bantu transportasi, pengobatan, tindakan, perawatan diri pemeliharaan rumah. Analisa Data NO 1.
DATA DS:
-
ETIOLOGI
MASALAH
Massa pada mediastinum
Ketidakefektifan pola
Klien mengungkapkan sesak saat ber-nafas dan dada terasa
nafas Menekan rongga paru
berat. Penurunan ekspansi paru DO : -
Keadaan umum agak lemah.
-
Suara nafas menghilang pada
Pengembangan paru terbatas
dada anterior. -
Pada perkusi dada terdengar
Klien sesak
4
redup. -
Respirasi 36 x/mnt, cepat dan dangkal.
2.
DS : -
Pasien mengelu sesak dan
Obstruksi jalan nafas oleh
Gangguan pertukaran
sekresi dan spasme
gas
nyeri saat bernafas
bronkus
DO : -
Gelisah,
-
Nilai GDA tidak normal,
-
Perubahan TTV
3.
Kerusakan alveoli
Bronkiektasis/Aktelektasis
S: -Mengeluh sakit disertai
Intrapulmoner Metastatik
rasa nyeri yang menetap
Gangguan Rasa nyaman (Nyeri)
O: - Pasien tampak gelisah - Wajahya terlihat pucat
Adanya Invasi kanker ke
- Tanda vital : TD: 130/90
pleura, atau dinding dada.
mmHg, Nadi : 120 x / m, Suhu : 39 , RR: 36 x/m.
4.
DS : -
Mengatakan
Sesak Psikologis nafsu
makan
kurang dari kebutuhan
menurun dan terasa mual
Mual
DO: -
Penurunan berat badan,(BB sebelumnya
Anoreksia
66kg,setelah
masuk RS BB 55Kg) -
Perubahan nutrisi
Lemas, 5
-
Porsi
makan
tidak
habis,makan hanya 2 - 4 sendok
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2.
Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli atau ke bagian utama paru, perubahan membran alveoli
3.
Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan invasi kanker ke pleura, atau dinding dada.
4.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan Anoreksia
C. INTERVENSI KEPERAWATAN Tgl No
TUJUAN & KH
INTERVENSI
RASIONAL
dx 1.
Setelah di lakukan 1. Kaji
frekuensi, 1. Untuk
tindakan
kedalaman pernafasan dan frekuensi
keperawatan 1x24
ekspansi dada.
mengetahui &
kedalan
pernafasan
karena
kedalamam
pernafasan
pola nafas klien
bervariasi
tergantung
efektif dengan KH:
derajat gagal nafas.
jam di
harapkan
- Klien
2. Auskultasi bunyi nafas, 2. Perubahan bunyi nafas
mengungkapkan
dan catat adanya bunyi menunjukan
sesak
berkurang/ nafas tambahan.
tidak sesak.
3. Observasi
pola
obstruksi
sekunder batuk 3. Kongesti
alveolar
- Respirasi dalam dan karakter secret
mengakibatkan
batas normal.
kering/iritatif
- Tidak
4. Berikan
pada
klien 4. Posisi
batuk
membantu
menggunakan otot posisi semi fowler.
memaksimalkan ekspansi
bantu pernafasan
paru
6
dan
menurunkan
upaya pernafasan 5. Memaksimalkan 5. Kolaborasi
dalam pernafasan
dan
pemberian oksigen
menurunkan kerja nafas.
tambahan.
6. Memberikan
6. Berikan
humidifikasi kelembaban
tambahan.
membran
pada
mukosa
membantu
dan
pengenceran
secret
2.
Setelah dilakukan 1. Kaji tindakan
frekluensi
dan 1. Berguna
kedalaman pernafasan.
dalam
evaluasi derajat distress
keperawatan 2x24
pernafasan dan kronisnya
diharapkan pasien
prosespenyakit.
menunjukkan
2. Area
yang
perbaikan ventilasi 2. Auskultasi paru untuk terventilasi dan
yang adanya bunyi tambahan
adekuat
tak adanya bunyi nafas. 3. Menunjukan
danPertukaran gas 3. Observasi
ferfusi
efektif.dengan
daerah akral dan sianosis (
KH:
daun telinga, bibir, lidah
hipoksemia sistemik.
bingung dan membran lidah )
dan gelisah
4. Lakukan tindakan untuk 4. Jalan
- TTV normal
memperbaiki jalan nafas.
- Tidak sesak - Nilai
dapat
oksigenasi penurunan bunyi nafas dan diidentifikasikan dengan
jaringan
- Tidak
tak
nafas
lengket/kolaps menurunkan
GDA
normal
jumlah
alveoli
yang berfungsi
Secara
negatif
mempengaruhi 5. Tinggikan
pertukaran gas.
kepala/tempat tidur sesuai 5. Meningkatkan dengan kebutuhan.
ekspansi dada maksimal, membuat mudah bernafas
7
meningkatkan 6. Kaji TTV
kenyamanan. 6.
Takikardia, disritmia
dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung 7. 7. Monitor GDA
PaCO2
meningkat,
biasanya dan
menurun
PaO2
sehingga
hipoksia terjadi derajat lebih besar/kecil. 8. 8. Berikan
Dapat
o2 tambahan memperbaiki/mencegah
sesuai dengan indikasi hasil buruknya hipoksia. GDA. 3
Seteh di lakukan 1.
Tanyakan
tindakan
tentang
keperawatan
karaktersitik nyeri
selama 1x24 Nyeri
nyeri,
pasien 1.
Tentukan evaluasi
jam
kanker
dalam
gejala
nyeri
yang
dapat
melibatkan visera, saraf
hilang/
atau jaringan tulang
berkurang dengan 2. KH:
Membantu
Buat skala nyeri 0-10 2.
rentang intensitasnya
Penggunaan
skala
rentang membantu pasien
-
TTV normal
dalam
-
Klien nampak
mengkaji tingkat nyeri
rileks. -
Klien
3.
Observasi tanda-tanda 3.
dapat vital
Klien
berpartisi aktivitas.
mengetahui
Penurunan tekanan darah
tidur. -
Untuk
: peningkatan nadi dan dapat
pernafasan
dalam 4. dan
Kaji pernyataan verbal 4. non
verbal
pasien.
Ketidaksesuaian
nyeri antara verbal dan non verbal menunjukan.derajat nyeri
8
5. 5.
Evaluasi
Memberikan
obat
keefektifan berdasarkan aturan.
pemberian obat 6.
Berikan
tindakan 6.
Meningkatkan
kenyamanan, ubah posisi, relaksasi dan pengalihan dll. 7.
perhatian.. Berikan
lingkungan 7.
tenang. 8.
Penurunan
stress,
menghemat energy
Kolaborasi:
Berikan 8.
analgesik rutin s/d indikasi.
Mempertahankan
kadar obat, menghindari puncak periode nyeri
4.
Setelah di lakukan 1.
Catat
ststus
nutrisi 1. Berguna
dalam
tindakan
pasien pada penerimaan, mengidentifikasi derajat
keperawatan
catat turgor kulit, berat kurang
sselama
2x
jamNutrisi
24 badan
2.
Dengan KH:
tentang
Berat
Berikan
intervensi
penjelasan pentingnya 2. Meningkatkan
bergizi
makan.
menjalankan
pola 3.
dan
kepatuhan
Menunjukan
perubahan
dan pilihan
badan makanan yang adekuat dan pengetahuan
bertambah dan. -
derajat menentukan
klien kekurangan berat badan
terpenuhi.
-
dan
nutrisi
Pastikan
pola
untuk program
diet diet sesuai atura
pasien yang disukai/tidak 3. Pertimbangan disukai
keinginan individu dapat memperbaiki
4.
Awasi
diet.
pemasukan/pengeluaran
4. Mengukur kefektifan
dan berat badan secara nutrisi periodic 5.
dan
cairan.
Dorong
klien
makan diet TKTP 9
masukan
untuk 5. Peningkatan
dukungan
6.
Pertahankan
mulut
pemenuhan
kebutuhan
dan
kebutuhan
higiene pertahanan tubuh 6. Akumulasi makanan
di
partikel mulut
menambah
rasa
ketidaknyamanan
pada
mulut dan menurunkan 7.
Kolaborasi
dengan nafsu makan
Ahli gizi dalam pemberian 7. Meninkatkan makanan
kemampuan
asupan
sesuai
dengan
kemampuan klien
10