Asuhan Kebidanan Dg Puting Susu Terbenam

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Kebidanan Dg Puting Susu Terbenam as PDF for free.

More details

  • Words: 3,420
  • Pages: 25
1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui memberi anak awal terbaik dari hidupnya. Diperkirakan dari satu juta anak meninggal tiap tahunnya akibat diare, penyakit saluran nafas, dan infeksi lainnya karena mereka tidak menyusui secara memadai. Ada lebih banyak lagi anak yang menderita penyakit yang tidak perlu diderita jika mereka disusui. Menyusui juga membantu melindungi kesehatan ibu (Pelatihan konseling menyusui Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007). Organisasi Kesehatan Dunia ( World Health Organization ) dan UNICEF merekomendasikan menyusui eksklusif sejak lahir selama 6 bulan pertama hidup anak, dan tetap di susui bersama pemberian makanan pendamping ASI yang cukup sampai usia 2 tahun atau lebih. Namun sebagian besar di banyak Negara mulai memberi bayi makan dan minum buatan sebelum 6 bulan, dan banyak yang berhenti menyusui yang sebelum anak berumur 2 tahun. alasan untuk ini adalah ibu yakin dirinya tidak cukup ASI atau dikarenakan putting susu ibu yang tidak menonjol. ( Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007 ). Yang sangat memprihatinkan, ketidakpedulian akan pentingnya ASI ini juga ditunjukkan oleh institusi kesehatan. Hasil survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada tahun 2008-2009, terhadap bagian persalinan dari 46 institusi kesehatan (44 swasta dan 2 negeri) diketahui bahwa semua responden (100 1

2

%) memberikan susu formula kepada bayi yang baru lahir. Dengan alasan, karena putingnya belum menonjol sehingga ASI nya tidak keluar atau kalaupun keluar hanya sedikit sehingga perlu tambahan (Warta Konsumen, April 2009). Sedang di Rumah Sakit Umum Palembang BARI selama kami dinas disana hanya terdapat 3 orang ibu yang menggunakan ASI dan yang lainnya menggunakan susu formula dengan alasan yang sama yaitu ASI belum keluar dan puting belum menonjol. Dari Latar Belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul “ ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “ Y “ NIFAS DENGAN PERAWATAN PUTING SUSU TERBENAM di Ruangan

DENGAN

Kebidanan Rumah

Sakit Umum Palembang Bari.

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Agar puting susu ibu menjadi sedikit menonjol dan ASI dapat keluar dengan baik sehingga bayi dapat ASI tanpa menggunakan susu formula.

1.2.2

Tujuan Khusus 1.Dapat mengidentifikasi masalah yang akan timbul pada Ny. “ Y “ di Ruang Kebidanan. 2.Dapat menjaga agar kesehatan Ny. “ Y “ dan bayi baik fisik maupun psikologis. 3.Dapat melaksanakan sekrining yang konfrehensif, mendeteksi masalah, mengobati komplikasi pada Ny. “ Y “ maupun bayinya. 4.Dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada Ny. “ Y “ tentang perawatan kesehatan dini, nutrisi, menyusui, pemberian imunisasi, perawatan bayi sehat.

3

1.3. Waktu Pengambilan kasus ini dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2009, pukul: 09.00 wib di Ruangan Instalansi Kebidanan RSUD Palembang BARI.

1.4. Tempat Pengkajian dan Asuhan Kebidanan Pada Ny.” Y ” dengan putting susu terbenam dilakukan di Ruangan Kebidanan RSUD Palembang BARI.

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil RSUD Palembang BARI 2.1.1 Sejarah Berdirinya RSUD Palembang BARI RSUD

Palembang

BARI

di

bangun

dengan

nama

Poliklinik/Puskesmas Pasca Usaha dari tahun 1986 sampai dengan April 1995 dengan mulalui dan dibangunnya poliklinik-poliklinik, kantor dan alat-alat yang masih sangat sederhana mulai tanggal 19 Juni 1995 di resmikan menjadi RSUD

Palembang

BARI

dengan

1326/Menkes/Kes/SK/IX/1997,Tanggal

10

SK

November

Depkes 1997

Nomor ditetapkan

menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Tipe C dan Pada tahun 2009 menjadi Rumah Sakit Tipe B dengan status milik Pemda Kota Palembang.

2.1.2

Tujuan

a. Tujuan Umum Profil RSUD Palembang BARI tahun 2007 ini bertujuan untuk memberikan gambaran kesehatan yang dicapai RSUD Palembang BARI yang dapat digunakan dalam peningkatan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna, serta untuk mengevaluasi hasil dan perencanaan kesehatan RSUD Palembang BARI yang akan datang. b. Tujuan Khusus Profil ini sebagai: a. Mendapatkan gambaran tentang penyelenggaraan upaya kesehatan, hambatan dan permasalahan, disebabkan oleh sumber daya, pengelola program ataupun oleh karena pengaruh lingkungan.

4

5

b. Sebagai wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai system pencatatan

dan pelaporan yang ada di RSUD

Palembang BARI. c. Sebagai alat untuk memacu penyempurnaan system pencatatan dan pelaporan kesehatan RSUD Palembang BARI.

2.1.3

Sejarah Pemegang Jabatan Direktur

Nama-nama Dokter/ Diretur RSUD Palembang BARI sejak di resmikan: a. Tahun 1986 s/d 1995 : dr. Jane Lidya Titahelu, sebagai Kepala Poliklinik/ Puskesmas Pasca Usaha b. Tanggal 1 Juli 1995 s/d Juli 2000 : dr. H. Eddy Zarkaty Monasir, SpOG sebagai direktur RSUD Palembang BARI. c. Bulan Juli 2000 s/d November 2000 Pelaksana Tugas : dr. H.Daclan Abbas, SpB. d. Tanggal 14 Novenber 2000 s/d sekarang : dr. Hj. Indah Puspita, H.A, MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.

2.1.4

Lokasi RSUD Palembang BARI Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI terletak di Kecamatan

Seberang Ulu I Jalan Panca Usaha No.1 Kelurahan 5 Ulu Darat. Bangunan berada ± 800 Meter dari jalan Raya Jurusan Kertapati, tepi jalan masih rawarawa yang tersebar dengan rumah-rumah penduduk yang kurang teratur. Sejak Januari tahun 2001 di bangun jalan alretnatif dari jalan Jakabaring menuju RSUD Palembang

BARI yang bisa langsung ke kantor KOPRI Koto

Palembang dan PDAM. Areal RSUD Palembang BARI luasnya ± 45.605 Meter, hampir 100% merupakan rawa-rawa yang kedalaman airnya mencapai 50-150cm, keadaan ini mempengaruhi perkembangan Rumah Sakit, karena untuk pembangunannya harus didahului dengan penimbunan dan juga sulit dalam menjaga kebersihanya. Dari luas tanah yang ± 4,5 Ha ditimbun ± 40%

6

dan diatasnya sudah dibangun beberapa gedung meningkatkan pelayanan kesehatan.

2.1.5

Dasar Hukum RSUD Palembang BARI dalam membentuk pelayanan terhadap

masyarakat dilindungi oleh UU Hukum sebagai dasar untuk melaksanakan tugas, meliputi: a. UU No.23 Menkes tahun 1992 tentang pokok kesehatan b. Keputusan Mentri Kesehatan RI No.1306/Menteri/SK/XI/1997 tanggal 10 November 1997 tentang penetapan kelas RSUD Palembang BARI menjadi kelas C c. Keputusan Wali kota Palembang No.50 tahun 2001 tentang biaya pelayanan

RSUD

Palembang

BARI

dengan

SK

Walikota

No.234/Kes/2001 tentang pembagian Hasil pungutan biaya pelayanan Kesehatan. d. UU No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah. e. Program Pembangunan Daerah (Rroperda)Kota Palembang2001-2005

2.1.6

Fasilitas Pelayanan Untuk sementara ini RSUD Palembang BARI membina daerah

Seberang Ulu dan menerima rujukan dari 9 Puskesmas Induk, 12 Puskesmas Pembantu serta Dokter dan Bidan Praktek Swasta. Selain itu RSUD Palembang BARI juga menerima rujunkan dari Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin mengingat transportasi lebih cepat ke RSUD Palembang BARI dari pada RSUD Kayu Agung dan Prabumulih maupun Sekayu.

7

Dalam memberikan pelayanan kesehatan RSUD Palembang BARI mempunyai layanan sebagai berikut: a. Instalasi Rawat Jalan 1) Poliklinik Spesialis Bedah 2) Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam 3) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan 4) Poliklinik Spesialis Anak 5) Poliklinik Spesialis Mata 6) Poliklinik Spsialis THT 7) Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin 8) Poliklinik Gigi 9) Poliklinik Rehabilitas Medik 10) Poliklinik Psikologi 11) Poliklinik Akupuntur 12) Poliklinik Jantung 13) Poliklinik Jiwa b. Instalasi Gawat Darurat c. Instalasi Rawat Inap 1) Instalasi

rawat inap umum yang meliputi perawatan laki-laki dan

perempuan 2) Instalasi rawat inap Kebidanan dan Penyakit Kandungan 3) Instalasi Rawat Inap Penyakit Anak 4) Instalasi Rawat Inap VIP 5) Instalasi Rawat Inap Neonatus 6) Instalasi Rawat Inap Bedah 7) Instalasi Rawat Inap ICU d. Pelayanan Penunjang 1) Instalasi Laboratorium Klinik 2) Instalasi Radiologi

8

3) Instalasi Farmasi (Apotek) 4) Instalasi Bedah Sentral dan Recovery Room (RR) 5) Instalasi Gizi 6) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit e. Instalasi Bedah Sentral f. Pelayanan Transportasi 1) Mobil Ambulance 3 Unit 2) Mobil Jenazah 1 Unit 3) Mobil Operasional 1 Unit

2.1.7

Kemudahan-kemudahan RSUD Palembang BARI

a. Pelayanan gawat darurat 24 jam. b. Poliklinik pelayanan poli spesialis (dilayani langsung oleh dokter spesialis). c. Pelayanan rawat inap tanpa uang muka.

2.1.8

Kepegawaian dan Ketenagakerjaan RSUD Palembang BARI dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya

ditunjang dengan SDM yang tenaga baik PNS maupun honor dengan kontrak kerja.

2.2 Tinjauan Teori 2.2.1 Masa Nifas 2.2.1.1 Definisi Masa Nifas Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu dan pemulihan alat-alat kandungan berlangsung selama 3 bulan(Prawiroharjo, Sarwono. 2007)

9

Masa yang dimulai setelah partus selesai dan berakhir setalah kira-kira 6 minggu tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan(Prawiroharjo, Sarwono. 2002) Masa yang berlangsung selama 6 minggu, atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya

alat

kandungan

pada keadaan

yang

normal(Manuaba, Ida Bagus Gde,1998)

2.2.1.2 Tahapan Masa Nifas a. 6-8 jam setelah persalinan b. 6 hari setalah persalinan c. 2 minggu setelah persalinan d. 6 minggu setelah persalinan

2.2.1.3 Tinggi Fundus Uterus dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi Involusi

Tinggi Fundus Uteri

Berat Uterus

Bayi lahir

Setinggi pusat

1000 gram

Plasenta lahir

2 jari bawah pusat

750 gram

1 minggu

Pertengahan pusat sympisis 500 gram

2 minggu

Tidak teraba diatas

350 gram

6 minggu

sympisis

50

gram

8 minggu

Bertambah kecil, normal

30

gram

2.2.1.4 Lochea Selama Masa Nifas a. Lochea rubra

: Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, selama 2 hari pasca persalinan.

b. Lochea Sanguinolenta

: Berwarna merah kuning berisih darah dan lendir, hari ke-3 sampai 7.

10

c. Lochea Serosa

: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, hari ke 7-14.

d. Lochea Alba

: Cairan putih, setelah 2 minggu.

e. Lochea Purulenta

: Terjadi infeksi, keluar caiaran seperti nanah berbau busuk.

2.2.2

Puting Susu Terbenam

2.2.2.1 Definisi puting susu terbenam Puting susu terbenam adalah puting susu yang tidak dapat menonjol dan cenderung masuk kedalam, sehingga ASI tidak dapat keluar dengan lancar ( http://www.pdfcoke.com/doc/16308578/Leaflet-Perawatan-Payudara)

2.2.2.2 Penyebab putting susu terbenam a. Kurangnya perawatan payudara sejak dini b. Kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan payudara 2.2.2.3 Penyebab yang sering terjadi a. Faktor menyusui: 1. Penyusuan yang tertunda. 2. Perlekatan yang tidak baik. 3. Penyusuan yang jarang atau dilakukan dalam waktu singkat. 4. Tidak menyusui pada malam hari. 5. Pemberian botol atau empeng. 6. Pemberian minuman lain selain ASI. b. Faktor psikologis ibu: 1. Kurang percaya diri 2. Ibu khawatir / terlalu stres 3. Ibu terlalu lelah 4. Ibu tidak suka menyusui 5. Ibu mengalami baby blues

11

2.2.2.4 Penyebab yang jarang terjadi a. Kondisi fisik ibu: 1. Penggunaan pil kontrasepsi, obat diuretik (untuk peningkatan pengeluaran urin) 2. Kehamilan berikutnya semasa menyusui 3. Kekurangan gizi yang cukup berat 4. Ibu minum minuman yang mengandung alkohol, atau merokok 5. Tersisanya jaringan plasenta dalam rahim 6. Payudara yang kurang berkembangan. b. Kondisi bayi: 1. Bayi sakit. 2. Bayi memiliki kelainan, seperti bibir sumbing sehingga bayi menjadi sulit menghisap.

2.2.2.5 Cara perawatan puting susu terbenam a. Menggunakan alat suntik

12

b. Memerah ASI 1. Letakkan jari dan ibu jari di tiap sisi areola dan tekan ke dalam kea rah dinding dada 2. Tekan di belakang puting dan areola di antara ibu jari dan jari telunjuk 3. Tekan dari samping untuk mengosongkan semua bagian

13

c. Menggunakan pompa payudara Cara memakai pompa payudara : 1. Pasang batang penghisap di dalam silinder bagian luar. 2. Pastikan bahwa tutup karetnya dalam kondisi baik. 3. Pasang corong pada puting. 4. Pastikan seluruh keliling corong menyentuh kulit, untuk menciptakan keadaan hampa udara.

14

5. Tarik silinder luar ke bawah. Puting akan tersedot ke dalam corong. 6. Kembalikan silinder luar ke posisi semula, dan kemudian tarik ke bawah lagi. Bila ASI berhenti mengalir, lepaskan ruang hampa udara, Luang ASI ke luar silinder, dan kemudian ulangi prosedur.

2.2.2.6 Perawatan payudara di kamar bersalin Payudara dibersihkan dengan air bersih. Bayi baru lahir dibersihkan, tali pusat dirawat, lendir dalam mulut dan saluran pernafasan diisap, mata jangan ditetesi dulu dengan nitrate argenti, setelah tindakan ini selesai mulut bayi dihadapkan ke puting susu atau IMD.

15

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN PERAWATAN PUTING SUSU TERBENAM

Tanggal Pengkajian

: 25 Agustus 2009

Pukul : 09.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF I. Biodata Nama pasien : Ny.Yeni

Nama suami

: Tn. Ariansyah

Umur

Umur

: 23 tahun

Suku/bangsa : Indonesia

Suku/bangsa

: Indonesia

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Buruh

Alamat

: Jl. Ki. kemas Rindo No. 07 Rt. 28 Kertapati Palembang

: 22 tahun

II. Keluhan utama : Pada tanggal 25 Agustus 2009, pukul : 09.00 wib Ibu masuk ruangan Nifas, Ibu mengaku sudah melahirkan secara normal 3 jam yang lalu anak pertama ditolong oleh Bidan Hermi di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Palembang Bari dan ibu merasa keadaannya baik, mengeluh belum keluar ASI karena puting susunya terbenam.

III. Data kebidanan a. Haid Menarche : 14 tahun

Teratur/tidak

: Teratur

Siklus

Sifat darah

: Encer

: 28 hari

15

16

Lamanya : 7

hari

Disminorhoe

: Tidak pernan

Banyaknya: 2x ganti pembalut b. Status perkawinan Kawin

: Ya

Usia kawin pertama

: 21 tahun

Lamanya dengan suami sekarang : 1

tahun

c. riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

no

1

Tanggal

Umur

Jenis

partus

kehamilan

persalinan

25-8-09

Aterm

Spontan

Penolong

Penyulit

Bidan

-

Nifas

keadaan anak JK

PB

BB

Pr

48 cm

2800 gr

Baik

B. DATA OBJEKTIF I. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : Baik

RR

: 20

Kesadaran

: Composmentis

Temp

: 36,5 ºc

TD

: 110/70 mmHg

Tb

: 155 cm

Nadi

: 82

Bb

: 51

x/m

x/m

kg

2. Pemeriksaan obstetri a. Inspeksi 1. Kepala Rambut

: Bersih tidak ada ketombe

Muka

: Tidak ada cloasmagravidarum

Mata

: Konjungtiva merah, sklera putih

Hidung

: Tiadak ada polip

Mulut

: Tidak ada sariawan dan caries

17

2. Leher Kelenjar tyroid

: Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid

Tumor

: Tidak ada

3. Payudara Pembesaran

: Simetris, terlihat kencang

Puting

: Terbenam kanan dan kiri

Areola

: Hyperpigmentasi

Colostrum

: Belum keluar ( - )

4. Perut Pembesaran

: Simetris

Linea

: Nigra

Striae

: Livide

Kelainan

: Tidak ada

5. Genetalia externa Labia mayora/minora

: Tidak ada kelainan

Kelenjar bartholini

: Tidak ada kelainan

Pengeluaran vagina Jenis

: Lokhea rubra

Warna

: Merah segar

Bau

: Amis

6. Perenium Utuh

: Utuh

Episiotomi

: Tidak ada

Anastesi

: Tidak ada

Jahitan dengan jelujur

: Tidak ada

b.Palpasi Payudara

: Teraba kencang karena ASI belum keluar

Tinggi Fundus Uteri

: Pertengahan antara pusat dan sympisis

18

Kontraksi uterus

: Baik

Konsistensi

: Bulat keras

3. Pemeriksaan penunjang a. Darah Hb

: 11 gr %

Gol. Darah

:B

b. Urine Protein

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Glukosa

: Tidak dilakukan pemeriksaan

C. ASSESMENT Diagnosa

: P1 A0, post partum hari ke-2 dengan puting susu terbenam

Masalah

: ibu mengeluh belum keluar ASI

Kebutuhan

: - KIE tentang psikologi ibu menyusui - KIE tentang perawatan puting susu terbenam

D. PLANNING 1. Beri informasi tentang keadaan ibu Memberi tahu tentang keadaan ibu bahwa dalam keadaan sehat dengan hasil pemeriksaan TD: 110/70 mmHg, N: 82 x/m, RR: 20 x/m, Temp: 36,5 ºc. 2. Ajarkan ibu tentang perawatan payudara Menganjurkan ibu tetap menyusui bayinya agar puting susu lama-kelamaan akan menonjol dan ASI akan keluar. 3. Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya yaitu menjaga kemaluannya agar tetap kering dan bila habis BAB atau BAK hendaknya dilap dengan tisu atau kain yang kering.

19

4. Anjurkan kepada ibu untuk minum yang banyak makan - makanan yang mengandung gizi seimbang. Menganjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang banyak mengandung vitamin seperti buah-buahan dan sayuran hijau supaya ASI dapat diproduksi dengan baik. 5. Teknik menyusui dengan puting susu terbenam a. Membangun rasa percaya diri ibu dengan rasa sabar dan ketekunan ibu dapat berhasil bahwa payudara ibu akan membaik dan melunak di minggu pertama atau kedua setelah kelahiran. b. Menjelaskan bahwa bayi menyusu dari payudara bukan dari puting dan bayi perlu memasukkan sebagian besar areola dan jaringan di belakangnya ke dalam mulut bayi. Sewaktu bayi menyusu, bayi akan menarik payudara dan puting ibu kearah luar c. Membantu ibu sebanyak mungkin melakukan kontak kulit, dan membiarkan bayinya mengeksplorasi payudara dan biarkan bayi melekat sendiri pada payudara kapan pun ia mau. d. Bantu ibu membantu posisi bayi dan bayi tidak bisa melekat sendiri dengan baik, Bantu ibunya mengatur posisi sehingga bayi bisa melekat lebih baik. e. Membantu ibu mencoba beberapa posisi berbeda memeluk bayi dengan berbagai posisi dapat mempermudah bayi untuk melekat. Misalnya, ibu merasakan bahwa posisi di bawah lengan lebih membantu.

Tanggal Pengkajian : 26 Agustus 2009

Pukul : 08.30 WIB

B. DATA SUBJEKTIF Pada hari ke-3 ibu sudah merasa senang karena air susunya sudah keluar dan puting susu ibu mulai sedikit menonjol

20

C. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Fisik KU

: Baik

Nadi

: 80 x/m

Kesadaran : Composmentis

RR

: 22 x/menit

TD

Temp : 36o C

: 120/70 mmHg

2. Pemeriksaan Obstetrik Pembesaran payudara : simetris, Sedikit lembek Puting susu

: sedikit menonjol

Colostrum

: sudah keluar

D. ASSESMENT Diagnosa

: P1Ao, post partum hari ke-3 dengan puting susu sudah sedikit menonjol

Masalah

: Ibu mengeluh ASI kurang lancar keluar

Kebutuhan : - KIE tentang keadaan ibu a. KIE tentang makanan yang bergizi b. KIE tentang perawatan payudara

E. PLANNING 1. Beri informasi tentang keadaan ibu Memberi tahu tentang keadaan ibu bahwa dalam keadaan sehat dengan hasil pemeriksaan TD: 120/70 mmHg, N: 80 x/m, RR: 22 x/m, Temp: 36 ºC 2. Beri informasi tentang makanan yang bergizi Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi serta mengandung protein dan vitamin serta memperbanyak minum air putih, agar produksi ASI menjadi lancar dan ibu tidak kekurangan cairan ( dehidrasi ).

21

3. Ajarkan kepada ibu tentang perawatan payudara Mengajarkan kepada ibu tentang perawatan payudara yang baik dan benar agar ASI semakin keluar dengan lancar dan bayi dapat menyusui dengan baik sehingga rasa khawatir ibu hilang.

22

BAB IV PEMBAHASAN

Puting susu terbenam adalah puting susu yang tidak dapat menonjol dan cenderung masuk kedalam, sehingga ASI tidak dapat keluar dengan lancer Setelah mengikuti perkembangan kasus pada ibu nifas di Ruang Kebidanan RSUD Palembang BARI, dengan melalui pendekatan manajemen kebidanan dan pemahaman tinjauan teoritis maka dapat ditegakkan diagnosa Ny.” Y “ P1 A0 post partum hari ke-2 dengan puting susu terbenam. Sesuai dengan hasil

pemeriksaan

yang dilakukan

yakni

kesadaran

composmentis, keadaan umum baik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82 x/m, pernafasan 20 x/m, dan tinggi badan 155 cm. Pada pemeriksaan payudara didapat bahwa puting susu ibu terbenam dan pada pemeriksaan genetalia ibu mengeluarkan jenis secret lochea rubra, warna merah segar dan berbau amis. Setelah itu pemeriksaan perinium utuh tidak ada episiotomi dan pada palpasi tinggi fundus uturi ibu pertengahan antara pusat dan sympisis. kontraksi uterus baik dan konsistensi bulat keras, aerta pemeriksaan penunjang laboratorium seperti darah yaitu Hb 11 gr %, golongan darah B dan pada urine protein dan glukosa negatif, yang lain tidak dilakukan pemeriksaan karena dianamnesa ibu tidak mempunyai riwayat penyakit seperti DM, hipertensi dan riwayat SC. Pada hari ke-2 puting susu ibu masih terbenam dan ASI belum juga keluar dan dilakukan perawatan payudara supaya ASI dapat keluar. Pada pengkajian hari ke-3 air susu ibu sudah keluar dan puting susu ibu sudah sedikit menonjol serta dilakukan tatalaksana puting susu terbenam dengan baik agar air susu dapat keluar lebih lancar lagi dan puting susu ibu menonjol lebih sempurna.

22

23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Puting susu terbenam adalah puting susu yang tidak dapat menonjol dan cenderung masuk kedalam, sehingga ASI tidak dapat keluar dengan lancar a. Setelah dilakukan pengkajian maka dapat ditegakkan diagnosa Ny. “ Y “ P1 A0 post partum hari ke-2 dengan Puting susu terbenam dan akan membuat sulitnya ASI akan keluar. b. Ibu dalam keadaan sehat – sehat saja sesuai dengan hasil yang didapat yaitu tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82 x/m, pernafasan 20 x/m dan tidak ada ditemukannya tanda-tanda bahaya masa nifas. c. Ibu telah diberikan obat –obatan yaitu Amoxicillin, tramadol, dan B19 sesuai dengan jadwal yang ditentukan dan bayi dalam keadaan sehat – sehat saja. d. Ibu mengerti dan telah melaksanakan apa yang dijelaskan dan dianjurkan oleh bidan yaitu menjaga kebersihan dirinya, mencoba menyusui bayinya agar ada rangsangan supaya payudara mengeluarkan ASI setelah dihisap oleh bayi. e. Setelah dilakukan pengkajian ulang pada Ny. Y pada hari ke-3 dalam keadaan sehat dan air susu sudah sedikit keluar dan puting susu agak menonjol.

5.2. Saran 5.2.1. Bagi pihak RSUD Palembang Bari Diharapkan bagi pihak Rumah Sakit dan petugas kesehatan, khususnya Bidan yang berada diruang nifas untuk dapat berpartisipasi memberikan dukungan kepada ibu agar ibu tetap menyusui bayinya walaupun puting susunya terbenam.

23

24

5.2.2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan makalah ini dapat menjadi sumber acuan untuk dapat membimbing mahasiswi Budi Mulia Palembang jurusan kebidanan dalam melaksanakan asuhan pada ibu nifas yang bermasalah sesuai teori maupun praktek.

5.2.3. Bagi Mahasiswa Diharapkan agar lebih meningkatkan kemampuan mahasiswa Akbid Budi Mulia Palembang dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan puting susu terbenam sesuai prosedur yang ada dan yang telah ditetapkan

25

DAFTAR PUSTAKA Brinch, J.:Menyusui bayi dengan baik dan berhasil. Ayah Bunda, gaya Favorit Press. Depkes RI.2007.Pelatihan Konseling Menyusui.Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat Lawrence, R.A.: Breast feeding. A guide for the medical profession. Second Edition. The CV Mosby Company, Toronto, 1985. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Tridasa Printer Roberte, W., Vermeersch, Williams (Editor): Nutrition and lactation. Third Edition. Times Mirror Mosby College Publishing, Toronto, 1985 Sinopsis Obstetri.2002 http://www.menkokesra.go.id/content/view/4368/39/ http://www.pdfcoke.com/doc/16308578/Leaflet-Perawatan-Payudara http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/abstrak/JIrianto2.pdf www.google.com www.yahoo.com

Related Documents